Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BAHAN



Disusun oleh :

FEBRIANTO PARULIAN SITUMORANG
21010113140236
Kelas D

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013

2

LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa dibawah ini :

NAMA : FEBRIANTO PARULIAN SITUMORANG
NIM : 21010113140236
Telah menyelesaikan laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi dan telah di periksa serta
disahkan pada :

Hari :
Tanggal :





Mengetahui,
Dosen Pembimbing





Ir.Han Ay Lie, M.Eng
NIP. 19561109 1985 03 2002
3

KATA PENGANTAR

Saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
karuniat-Nya Laporan Praktium Teknologi Bahan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan Praktikum ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah
Teknologi Bahan yang harus dilaksanakan untuk dapat mengikuti ujian mata kuliah
Teknologi Bahan.
Dalam proses pembuatan laporan praktikum ini saya mendapatkan bimbingan dari
berbagai pihak. Maka dari itu, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Ir.Han Ay Lie, M.Eng selaku Dosen Pembimbing Teknologi Bahan.
2. Bapak Ir. Moga Narayudha, SP1 selaku Dosen Pembimbing Teknologi Bahan.
3. Ibu Ir. Frida Kistiani selaku Dosen Pembimbing Teknologi Bahan
4. Berbagai pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan praktikum
Teknologi Bahan.

Saya menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari
itu, sangat saya harapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, sehingga untuk
laporan berikutnya saya dapat memperbaiki kesalahan saya.
Sebagai penutup,saya sangat berharap laporan ini berguna bagi saya dan pembaca secara khusus
bagi perkembangan dan kemajuan almamater kita yang kita cintai

Semarang, Oktober 2013





Penulis
4

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................................................ 2
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... 3
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 4
BAB 1 ...................................................................................................................................................... 6
BERAT JENIS SEMEN......................................................................................................................... 6
KONSISTENSI NORMAL dan WAKTU IKAT AWAL....10
BAB 2....15
KANDUNGAN LUMPUR dan KANDUNGAN ORGANIK..15
ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS19
MENGHITUNG KADAR AIR..25
MENGHITUNG BERAT ISI AGREGAT HALUS DAN SSD.....28
MENGHITUNG BERAT JENIS31
BAB 3................................................................................................................................................34
MENGHITUNG KADAR AIR..37
MENGHITUNG BERAT ISI..40
MENGHITUNG BERAT JENIS..40
LAMPIRAN..
ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR...43
LAMPIRAN..
IMPACT TEST.47
LAMPIRAN..


BAB 4.49
PEMBUATAN BETON DAN MORTAR BETON.49
FAKTOR AIR SEMEN dan SLUMP...52
5

HAMMER TEST.................................................................................................................. .................57
LAMPIRAN.
BAB 5....60
PENGUJIAN TARIK BAJA60
LAMPIRAN.
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................63





















6


BAB I
PERCOBAAN SEMEN PORTLAND
BERAT JENIS SEMEN

1. Alat dan Bahan
Semen Portland
Kerosin / minyak tanah bebas air
Air dengan suhu 20 C
Timbangan
Termometer
Le Chatelir Flash
Mangkuk Porselin
Corong kaca
Sedotan

2. Tujuan
a) Dapat menentukan berat jenis semen
b) Dapat memahami proses dan peralatan yg digunakan pada saat percobaan
berlangsung

3. Proses Percobaan
a) Mengisi botol Le Chatelir Flash dengan kerosin sampai skala 1 dan untuk
percobaan kedua pada skala 18
b) Mamasukkan botol Le Chatelir pada mangkuk porselin yang berisi air es dengan
suhu 20 C
7

c) Setelah itu, kerosin akan mengalami penurunan maka kerosin harus ditambah
sampai skala tidak berubah dari keadaan semula
d) Setelah suhu pada mangkuk porselin sama dengan suhu cairan dalam botol yaitu
20 C, maka bacalah skala pada botol ( V
1
)
e) Untuk percobaan kedua sama seperti percobaan pertama, maka akan diketahui
skala pada botol ( V
2
)
f) Untuk skala 1 masukkan semen sebanyak 64 gram sedikit demi sedikit dan secara
perlahan kedalam botol, usahakan semen tidak menempel pada dinding botol
g) Sedangkan untuk skala 18 masukkan semen sebanyak 15 gram ke dalam botol
h) Setelah itu, putar botol secara perlahan dengan posisi miring sampai gelembung
udara tidak timbul pada permukaan cairan
i) Hitunglah berat jenis semen dengan rumus:
Berat jenis semen = berat semen
( V
2
- V
1
) x d
Ket : V
1
= skala setelah suhu disesuaikan pada percobaan pertama
V
2
= skala setelah suhu disesuaikan pada percobaan kedua
d = berat isi air


4. Hasil Percobaan
Merek semen : semen gresik
Suhu air : 20
o
C
Suhu ruangan :30
o
C

a) Bahan percobaan Skala I
Berat Semen GRESIK = 64 gram
Pembacaan skala I (V1) = 1 ml
Pembacaan skala II (V2) = 22 ml
BJ Semen =
64
(21)
x 1
8

=
64
(221)
x 1
=3.05 gr/ml



b) Bahan percobaan Skala II
Berat Semen GRESIK = 15 gram
Pembacaan skala I (V1) = 18 ml
Pembacaan skala II (V2) = 22,9 ml
BJ Semen =
15
(21)
x 1
=
15
(22,918)
x 1
=3.06 gr/ml

c) Selisih Percobaan I dan II
3,06 3,05 = 0,01 gr/ml
d) Berat Jenis Rata-Rata
3,05+3,06
2
= 3,055 gr/ml
*Catatan :
1. Berat jenis semen yang baik adalah 3-3,2
2. Hasil skala I dan II selisih yang di ijinkan 0,01

5. Syarat dan Ketentuan
a) Suhu harus sesuai dengan yang ditentukan
b) Semen tidak boleh sampai menempel pada dinding botol
c) Berdasarkan SNI 15-2049-2004 berat jenis semen portland yang disyaratkan
berkisar 3 gr/ml 3,2 gr/ml.
9

d) Berdasarkan ASTM C-188 berat jenis semen portland yang disyaratkan berkisar
3,15 gr/ml.
e) Selisih skala I dan II yang dijinkan adalah 0,01 gr/ml
f) Tidak boleh ada gelembung udara pada botol


6. Kesimpulan
a) Dari percobaan diatas dapat diketahui berat jenis dari semen gresik, dan menurut
percobaan semen gresik memenuhi semua persyaratan yaitu sebesar 3.055 gr/ml
7. Saran
a) Ketelitian dalam membaca dan mengukur skala pada botol harus diperhatikan
karena sangat berpengaruh untuk mementukan suatu benda uji apakah memenuhi
syarat atau tidak
b) Pada saat memasukkan semen pada botol sebaiknya menggunakan corong dan
sedotan agar semen langsung masuk dan tidak menempel pada dinding
botol,karena jika ada yang menempel pada botol,maka perhitungan tidak akan
akurat.
8. Lampiran
Gambar botol Le Chatelier

10



PERCOBAAN SEMEN
UJI KOSISTENSI NORMAL dan WAKTU PENGIKATAN AWAL
SEMEN

1. Alat dan Bahan
Timbangan
Termometer
Mangkuk porselin dan penumbuk
Cincin ebonit
Gelas ukur 100 cc
Alat vicat berserta jarumnya
Plat kaca ukuran 15x15x0.5 cm
Sendok
Semen
Air
Minyak / pelumas

2. Tujuan
a) Dapat menghitung prosentase air yang dibutuhkan untuk kosistensi normal semen
b) Dapat menentukan waktu ikat awal semen
c) Dapat memahami proses percobaan

3. Proses Percobaan
3.1 Percobaan Kosistensi Normal Semen
a) Memeriksa dan menyetel peralatan yang dibutuhkan
b) Setel alat vicat sehingga strip menunjukan posisi 0 mm
11

c) Cincin ebonit diberi pelumas atau minyak agar semen tidak menepel pada cincin
ebonit
d) Setelah itu cincin ebonit diletakkan pada plat kaca dengan diameter kecil diatas
dan diameter besar dibawah.
e) Timbanglah semen sebanyak 300 gram
f) Letakkan semen pada mangkuk porselin lalu tuangkan air sebanyak x % dari
semen ( air diukur dengan gelas ukur )
g) Aduk semen dengan air selama 3 menit, hingga terbentuk pasta semen
h) Kutuk ketuk cincin ebonit agar menghilang rongga udara pada pasta
i) Ratakan permukaan cincin ebonit dengan sendok, lalu letakkan pada alat vicat
j) Gunakan jarum berdiameter 10 mm, kemudian lepaskan jarum secara bebas
dengan titik awal 0
k) Jarum menembus pasta semen, catat penurunan pada detik ke 30 setelah jarum
dilepaskan
l) Kosistensi normal didapat pada penurunan 10 mm
m) Ulangi percobaan sehingga didapatkan kosistensi normal
n) Catatlah data yang dibutuhkan dan gambarkan grafiknya










12



4. Hasil Percobaan

NO.
PERCOBAAN
BERAT
SEMEN
(gr)
AIR
(%)
PENURUNAN
JARUM
(mm)
SUHU
(
O
C)

KETERANGAN
1 300 gr 28 % 7 30 SEMEN GRESIK
2 300 gr 29 % 8 30 SEMEN GRESIK
3 300 gr 30 % 10 30 SEMEN GRESIK




Grafik Analisa Konsistensi Normal Semen Portland









y = 0,000x
2
- 0,202x + 34,8
R = 0,990
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165
P
e
n
u
r
u
n
a
n

J
a
r
u
m

(
m
m
)
Waktu (menit)
13

4.1 Percobaan Pengikatan Awal Semen
a) Siapkan alat vicat dengan jarum berdiameter 1 mm
b) Letakkan cincin ebonit yang sudah terisi pasta semen pada alat vicat
c) Lepaskan jarum pada 15 menit pertama dan catat penurunannya
d) Lepaskan jarum pada 15 menit kedua pada titik yang lain dan catat
penurunannya
e) Jarak antara tiap titik 5 10 mm dari tepi cincin ebonit
f) Waktu pengikatan awal dari semen diperoleh jika penurunan mencapai 25
mm, dilakukan dengan cara membuat besarnya penurunan (mm) dipakai
sebagai sumbu Y (ordinat), grafik sumbu X/Y dari pengikatan awal
dimana untuk penurunan (menit) dipakai sebagai sumbu X (absis)
g) Setiap menjatuhkan jarum pada 30 detik pertama catat penurunan dan
suhu kamarnya dan seterusnya

Tabel Analisa Konsistensi Normal Semen Portland

No. Percobaan Waktu
Penurunan
(menit)
Penurunan
(mm)
Suhu
(C)
Keterangan
1. 15 32 30 Semen Gresik
2. 30 29 30 Semen Gresik
3. 45 25 30 Semen Gresik
4. 60 23 30 Semen Gresik
5. 75 21 30 Semen Gresik
6. 90 19 30 Semen Gresik
7. 105 15 30 Semen Gresik
8. 120 11 30 Semen Gresik
9. 135 10 30 Semen Gresik
10. 150 8 30 Semen Gresik





14

Grafik Analisa Pengikatan Semen Portland


5. Kesimpulan
a) Dari Percobaan diatas konsisten normal Semen Gresik didapatdenganmenambahkan air
30% dariberat semen tersebutdengansuhuruangan 30
o
C.
6. Lampiran

y = 5000x
2
- 2750x + 385
R = 1
0
2
4
6
8
10
12
20% 22% 24% 26% 28% 30% 32%
P
e
n
u
r
u
n
a
n

j
a
r
u
m

(
m
m
)
Presentase air (%)
15

BAB II
PERCOBAAN AGREGAT HALUS
KANDUNGAN LUMPUR dan KANDUNGAN ZAT ORGANIK

1. Alat dan Bahan
Pasir Kering yang sudah di oven
Timbangan dengan ketelitian 1 gram
Gelas ukur 250 cc, 2 buah
NaOH 3 %
Air
Bejana gelas, 2 buah

2. Tujuan
a) Dapat menentukan kandungan lumpur dan zat organik pada pasir
b) Dapat menjelaskan proses percobaan

3. Proses Percobaan
3.1 Kandungan Lumpur dengan Cara Kocokan
a) Masukkan pasir sebanyak 130 cc kedalam gelas ukur
b) Kemudian masukkan air sampai meresap ke dalam pasir sebanyak 200 cc
c) Tutuplah gelas ukur dengan plastik
d) Lalu kocok gelas ukur selama 30 menit, saat mengocok pasir tidak boleh
menempel pada satu sisi.
e) Tunggu percobaan selama 5 jam
f) Setelah itu, ukurlah tinggi pasir dan tinggi lumpur


16

3.2 Kandungan Zat Organik
a) Masukkan pasir sebanyak 130 cc kedalam gelas ukur
b) Kemudian masukkan NaOH 3 % sampai meresap ke dalam pasir sebanyak
200 cc
c) Tutuplah gelas ukur dengan plastik, usahakan yang kencang agar tidak
tumpah saat dikocok
d) Lalu kocok gelas ukur selama 30 menit, saat mengocok pasir tidak boleh
menempel pada satu sisi. Pasir harus berpindah dari satu sisi ke sisi yang
lain.
e) Tunggu percobaan selama 24 jam
f) Setelah itu, ukurlah tinggi pasir dan lumpur serta amatilah warna NaOH
pada gelas ukur
3.2 Kandungan Lumpur dengan Cara Cucian
a) Timbanglah pasir kering sebanyak 200 gram
b) Masukkan pasir kering kedalam 2 bejana gelas yang masing masing di
masukkan pasir kering sebanyak 100 gram
c) Kemudian cucilah pasir dalam bejana dengan air sampai warna air
menjadi bening
d) Keringkan air dengan oven sampai pasir kering merata
e) Timbanglah pasir yang sudah dioven
f) Setelah itu, hitunglah selisih pasir sebelum dan setelah di cuci, hasilnya
merupakan kandungan lumpur yang ada pada pasir.

4. Hasil Percobaan
Pemeriksaan Pasir
4.1 Sistem Kocokan
a) Tinggi Pasir + lumpur = 123 cc
b) Tinggi Pasir = 118 cc _
c) Tinggi Lumpur = 5 cc
4.2 Kotoran Organik
a) Tinggi Pasir + lumpur = 124.5 cc
17

b) Tinggi Pasir = 120 cc _
c) Tinggi Lumpur = 4.5 cc
d) Warna NaOH = warna kuning (keruh)

4.3 Sistem Pencucuian
Percobaan 1
a) Berat Pasir mula-mula = 100 gram
b) Berat setelah dicuci = 88 gram _
Berat Lumpur = 12 gram
Percobaan 2
a) Berat Pasir mula-mula = 100 gram
b) Berat setelah dicuci = 87 gram _
Berat Lumpur = 13 gram

Berat Rata-rata =12+13 x 100% = 0.125 %
2
5. Syarat dan Ketentuan
a) Pasir harus berpindah dari satu sisi ke sisi yg lain
b) Ukuran pasir, air, dan NaOH harus tepat
c) Mencuci pasir sesuai dengan aturan yg benar
d) Pasir setelah di cuci harus segera dikeringkan untuk di timbang

6. Kesimpulan
a) Menurut percobaan diatas, kita dapat menentukan jumlah besarnya lumpur yang
terdapat pada pasir / agregat halus



18

7. Saran
a) Pada saat menutup gelas ukur, usahakan tutuplah dengan rapat agar air dan pasir
tidak tumpah
b) Pada saat mengocok tidak boleh menepel pada satu sisi karena air/NaOH tidak
akan meresap pada pasir
c) Pada saat mencuci pasir, usahakan air cucian berubah warna menjadi bening

8.Lampiran

Gambar Sistem Kocokan








19




PERCOBAAN SARINGAN AGREGAT HALUS

1. Alat dan Bahan
Pasir
Oven
Timbangan keelitian 1 gram
Satu set saringan untuk agregat halus
Mesin pengguncang saringan
Stopwatch

2. Tujuan
a) Dapat membuat grafik atau diagram pembagian butir agregat halus
b) Dapat menentukan modulus kehalusan agregat halus
c) Dapat memahami proses percobaan

3. Proses Percobaan
a) Timbanglah pasir sebanyak 1 kg
b) Mengecek saringan dalam keadaan kosong dan bersih
c) Menyusun saringan sesuai urutan
d) Goyangkan saringan menggunakan mesin selama 10 menit
e) Setelah itu, diamkan selama 5 menit agar debu bisa mengendap
f) Timbanglah sisa pasir pada masing masing saringan
g) Hitunglah pada tabel dan ulangi percobaan sebanyak 2 kali



20



4. Hasil Percobaan

DIAMETER
SARINGAN
(mm)
SISA DI ATAS SARINGAN JUMLAH
SISA
KOMULATIF
(%)
JUMLAH
YANG
LOLOS
(%)
Saringan I
(Gram )
Saringan II (
Gram )
Rata rata
Gram %
9.52 1000 1000 1000 100
4.76 48 50 49 4.9 4.9 95.1
2.36 81 78 79.5 7.95 12.85 87.15
1.18 109 111 110 11 23.85 76.15
0.6 154 153 153.5 15.35 39.2 60.8
0.25 322 319 320.5 32.05 71.25 28.75
0.15 150 155 152.5 15.25 86.5 13.5
0.074 63 53 58 5.8 92.3 7.7
0 70 77 73.5 7.35 99.65 0.35
Jumlah 997 996 996.5 99.65

Modulus kehalusan butir (FM)=

100

4,9 + 12,85 +23,85 + 39,2 + 71,25 +86,5
100


=
238,55,
100


= 2,3855




21





5. Syarat dan Ketentuan
Menurut SK SNI M-08-1989-F
Analisis saringan agregat ialah penentuan persentase berat butiran agregat yang lolos dari
satu set saringan kemudian angka- angka persentase digambarkan pada grafik pembagian
butir.
Menurut PBI 1971N.I-2 (pasal 3.3 AGREGAT HALUS (PASIR)) dan PUBI 1970 N.I-3
(pasal 14 PASIR), disebutkanbahwa :
1. Pasir halus terdiri dari butiran ayakan yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak
dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal 3.5 ayat (1) yakni berturut turut 3,15
mm, 16 mm, 8 mm, 4 mm, 2 mm, 1 mm, 0,5 mm, 0,25 mm harus memenuhi syarat-sarat
sebagai berikut :
a. Sisa di atas ayakan diameter 4 mm, minimal 2 % berat
b. Sisa di atas ayakan diameter 1 mm, minimal 10 % berat
c. Sisa di atas ayakan diameter 0,25 mm, harus berkisar antara 80% samapai 95% berat
d. Untuk pasir modulus halus butir antara 2,50-3,80
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan
petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan
Tabel Syarat saringan agregat halus
SISA DI ATAS SYARAT HASIL
KESIMPULAN
SARINGAN PBI 1971 PERCOBAAN
4 mm min 2 % berat 4,9% Memenuhi
1 mm
min 10 %
berat
23,85% Memenuhi
0,25 mm
antara 80 - 90
%
71,25% Tidak Memenuhi

22

2. Kehilanganberatmaksimal 1 %
Prosentase kehilangan berat =
1000
3
x 100 % = 0,3 %
3. Pasir halus terdiri dari butiran yang tajam dan keras serta sifatnya kekal, artinya tidak
pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari, kelembapan, hujan dan
perubahan suhu udara.
4. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %, (maksudnya bagian yang lolos
melalui saringan 0,074 mm); apabila kadar lumpur pada pasir melebihi 5 %, maka pasir
harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan bangunan.
Menurut ASTM C-33-95 syarat mutu agregat halus adalah
Tabel Syarat mutu agregat halus C-33-95
Ukuran Lubang
Ayakan (mm)
Persen Lolos
Kumulatif
9.5 100
4.75 95-100
2.36 80-100
1.18 50-85
0.6 25-60
0.3 10-30
0.15 2-10

Menurut SII.0052, modulus halus butir 1,5 sampai 3,8
Menurut ASTM C-33, modulus halus butir 2,3 sampai 3,1


23

6.KESIMPULAN
1. Modulus kehalusan pasir adalah 2,38 dan diklasifikasikan dalam jenis pasir sedang
menurut PBI 1971 N.I-2,yaitu pasir dengan modulus kehalusan 2,0 2,4. Dan umunya
agregat halus memiliki FM sekitar 1,5-3,8
2. Pasir ini memiliki butiran ayakan yang beraneka ragam besarnya, karena telah memenuhi
persyaratan sisa pasir di atas ayakan menurut PBI 1971.
3. Pasir Muntilan sebagai bahan percobaan,dapat dipergunakan sebagai agregat dalam
pencampuran beton.





7.Saran
a) Usahakan kondisi saringan bersih dan kosong, agar tidak mempengaruhi berat
agregat halus
b) Menggunakan timbangan dengan teliti, apabila tidak teliti dapat mengubah nilai
yang ada pada tabel kehalusan agregat
c) Untuk menjaga mutu pasir baik kandungan fisik maupun kimiannya agar tetap
stabil,sebaiknya pasir disimpan di tempat yang tidak lembab atau kering.
d) Untuk pasir dengan gradasi halus ,dapat digunakan untuk dasar paving blok(untuk
meratakan tanah)atau pasir tersebut dicampur dengan mutu pasir yang bagus
hingga menaikkan mutu pasir yang memenuhi standar PBI 1971 N.1-2.







24

8.Lampiran
Mesin vibrator
Gambar grafik analisa saringan agregat halus



25

PERCOBAAN MENGHITUNG KADAR AIR ASLI dan
KADAR AIR SSD
1. Alat dan Bahan
Agregat halus
500 gr asli
500 gr SSD = SSD adalah campuran pasir kering yang sudah dioven dan
pasir basah atau pasir biasa
Oven
Timbangan ketelitian 1 gram
Cawan

2. Tujuan
a) Dapat menentukan kadar air dalam pasir asli maupun SSD
b) Dapat memahami proses percobaan

3. Proses Percobaan
3.1 Menghitung kadar air pada agregat halus asli
a) Timbanglah pasir sebanyak 500 gram
b) Keringkan pasir menggunakan oven selama 24 jam
c) Ulangi sebanyak 2 kali percobaan
d) Hitunglah rata rata berat pasir setelah di oven
e) Setelah itu, hitunglah selisih berat pasir sebelum dan sesudah di oven.
Selisih itu merupakan berat air yang terkandung dalam pasir asli
f) Menghitung kadar air asli dengan rumus:
Kadar air asli = Berat Air pasir asli x 100%
Berat pasir asli


26

3.2 Menghitung kadar air pada agregat halus SSD
a) Campurlah pasir kering dan pasir basah sebanyak 500 gram hingga
menjadi SSD
b) Keringkan SSD tersebut pada oven selama 24 jam
c) Ulangi sebanyak 2 kali percobaan
d) Hitunglah rata rata berat pasir setelah dioven
e) Setelah itu, hitunglah selisih berat pasir sebelum dan sesudah di oven.
Selisih itu merupakan berat air yang terkandung dalam pasir SSD
f) Menghitung kadar air SSD dengan rumus:
Kadar air SSD = Berat Air pasir SSD x 100%
Berat pasir asli

4. Hasil Percobaan
Kadar Air Asli
Berat contoh (1) = 500 gram (2) = 500 gram
Berat kering (1) = 490 gram (2) = 487 gram
Berat kering rata-rata = 488.5 gram
Berat air = 11.5 gram
Kadar Air Asli = 11.5 x 100 % = 2.3 %
500
Kadar Air SSD
Berat contoh (1) = 500 gram (2) = 500 gram
Berat kering (1) = 496 gram (2) = 498 gram
Berat kering rata-rata = 497 gram
Berat air = 3 gram
Kadar Air SSD = 3 x 100 % = 0.6 %
500

27

5. Syarat dan Ketentuan
5.1 Syarat dan ketentuan kadar air pada pasir asli dan pasir SSD (sesuai PBI 1971
N.I-2) sebesar maksimal 6%
5.2 Syarat dan ketentuan berat isi gembur dan padat pada pasir asli dan pasir SSD
(sesuai PBI 1971 N.I-2) sebesar maksimal 1,30 kg/dm
3

5.3 Menurut SK SNI M-11-1989-F
Kadar air agregat adalah besarnya perbandingan antara berat air yang dikandungagregat dengan agregat
dalam keadaan kering, dinyatakan dalam persen.
6. Kesimpulan
Dari hasilpercobaankadar air agregathalusaslidanagregathalus SSD diperolehkesimpulan :
6.1 Kadar air agregat halus asli pada percobaan adalah 2,3 %.
6.2 Kadar air agregat halus SSD pada percobaan adalah 0,6 %.
7. Saran
a) Menggunakan timbangan dengan teliti, apabila tidak teliti dapat mengubah nilai
yang ada pada lembar data
b) Pengunaan air dalam membuat campuran spesi harus disesuaikan dengan kadar
air yang terkandung dalam agregat tersebut sehingga campuran spesi tersebut
tidak teralu kering atau pun basah .
8. Lampiran
Gambar Silinder Besi

28



PERCOBAAN MENGHITUNG BERAT ISI AGREGAT HALUS ASLI dan
AGREGAT HALUS SSD
1. Alat dan Bahan
Agregat halus
Oven
Timbangan dengan ketelitian 1 gram
Silinder berlubang
Batang besi

2. Tujuan
a) Dapat menghitung berat isi pada agregat halus asli dan agregat halus SSD
b) Dapat memahami proses percobaan

3. Proses Percobaan
3.1 Menghitung berat isi pada agregat halus asli
a) Timbanglah silinder berlubang
b) Masukkan pasir / agregat halus asli kedalam silinder berlubang
c) Untuk gembur hanya di ratakan saja, lalu timbang beratnya, berat isi
gembur itu = berat silinder yang diisi pasir asli berat silinder kosong
d) Sedangkan untuk yang padat, pertama-tama isi silinder berlubang 1/3
bagian lalu dipukul-pukul sebanyak 25 kali, lalu ditambah 1/3 bagian
menjadi 2/3 bagian setelah itu dipukul-pukul sebanyak 25 kali, yang
terakhir penuhi bagian selinder lalu dipukul-pukul sebanyak 25 kali,
kemudian ratakan silinder berlubang.
e) Timbang silinder berlubang, berat isi padat = berat silinder yang diisi pasir
asli yang dipadatkan berat silinder kosong
29



3.2 Menghitung berat isi pada agregat halus SSD
a) Timbanglah silinder berlubang
b) Campurkan pasir kering dengan pasir basah sehingga terbentuk campuran
SSD
c) Masukkan pasir / agregat halus SSD kedalam silinder berlubang
d) Untuk gembur hanya di ratakan saja, lalu timbang beratnya, berat isi
gembur itu = berat silinder yang diisi pasir SSD berat silinder kosong
e) Sedangkan untuk yang padat, pertama-tama isi silinder berlubang 1/3
bagian lalu dipukul-pukul sebanyak 25 kali, lalu ditambah 1/3 bagian
menjadi 2/3 bagian setelah itu dipukul-pukul sebanyak 25 kali, yang
terakhir penuhi bagian selinder lalu dipukul-pukul sebanyak 25 kali,
kemudian ratakan silinder berlubang.
f) Timbang silinder berlubang, berat isi padat = berat silinder yang diisi pasir
SSD yang dipadatkan berat silinder kosong

4. Hasil Percobaan
Berat Isi Asli
a) Gembur = 4387 gram / 2941.67 cm
3
= 1.4913 kg/dm
3

b) Padat = 5182 gram / 2941.67 cm
3
= 1.7615 kg/dm
3


Berat Isi SSD
a) Gembur = 4926 gram / 2941.67 cm
3
= 1.6745 kg/dm
3

b) Padat = 5132 gram / 2941.67 cm
3
= 1.7445 kg/dm
3


5. Syarat dan Ketentuan
a) Mengitung berat agregat dengan teliti
30

b) Menggunakan agregat basah dan kering
c) Menghitung berat pasir dalam silinder

6. Kesimpulan
a) Menurut percobaan diatas, kita dapat menghitung berapa berat isi yang
terkandung dalam agregat halus
7. Saran
a) Menggunakan timbangan dengan teliti, apabila tidak teliti dapat mengubah nilai
yang ada pada lembar data
8. Gambar







Gambar Pasir Padat
31



PERCOBAAN MENGHITUNG BERAT JENIS AGREGAT HALUS ASLI dan
AGREGAT HALUS SSD
1. Alat dan Bahan
Agregat halus/pasir setelah dioven
Timbangan
Bejana gelas
Cawan
Kerucut terpancung dan penumbuk
Air bersih

2. Tujuan
a) Dapat menghitung berat jenis agregat halus asli dan agregat halus SSD
b) Dapat memahami proses percobaan
3. Proses Percobaan
3.1 Menghitung berat jenis agregat halus asli
a) Timbanglah pasir kering sebanyak 500 gram
b) Timbanglah air dalam bejana gelas sebanyak 500 ml
c) Ulangi percobaan sebanyak 2 kali, dan hitunglah rata - ratanya
d) Masukkan pasir kering kedalam bejana gelas, lalu masukkan air sampai
ukuran air dalam bejana gelas menunjukan angka 500 ml
e) Timbanglah berat pasir asli dalam berjana gelas yang berisi air
f) Ulangi percobaan sebanyak 2 kali, dan hitunglah rata - ratanya
g) Lalu hitunglah berat jenis asli
= Berat pasir asli kering
( berat rata-rata air + berat pasir asli + berat rata-rata pasir dalam air )
32



3.2 Menghitung berat jenis agregat halus SSD
a) Campurlah pasir kering dengan pasir basah sehingga membentuk
campuran SSD
b) Timbanglah pasir SSD sebanyak 500 gram
c) Timbanglah air dalam bejana gelas sebanyak 500 ml
d) Ulangi percobaan sebanyak 2 kali, dan hitunglah rata - ratanya
e) Masukkan pasir SSD kedalam bejana gelas, lalu masukkan air sampai
ukuran air dalam bejana gelas menunjukan angka 500 ml
f) Timbanglah berat pasir SSD dalam berjana gelas yang berisi air
g) Ulangi percobaan sebanyak 2 kali, dan hitunglah rata - ratanya
h) Lalu hitunglah berat jenis asli
= Berat pasir SSD
(berat rata-rata air+berat pasir SSD+berat rata-rata pasir dalam air )

4. Hasil Percobaan
Berat Jenis Asli
a) Berat contoh (1) = 500 gram (2) = 500 gram (A) rata-rata = 500 gram
b) Berat Air (1) = 485 gram (2) = 485 gram (B) rata-rata = 485 gram
c) Berat dalam air (1) = 802 gram (2) = 801 gram (C) rata-rata = 801.5 gram
Berat Jenis Asli = A = 2.7247 gram

Berat Jenis SSD
a) Berat contoh (1) = 500 gram (2) = 500 gram (A)rata-rata = 500 gram
b) Berat Air (1) = 459 gram (2) = 466 gram (B)rata-rata = 462.5 gram
c) Berat dalam air (1) = 777 gram (2) = 779 gram (C)rata-rata = 155.6 gram
Berat Jenis Asli = A = 0.6196 gram
(B+A-C)
33



5. Syarat dan Ketentuan
a) Mengitung berat agregat dengan teliti
b) Menggunakan agregat basah dan kering
c) Menghitung berat pasir dalam air
6. Kesimpulan
a) Menurut percobaan diatas, kita dapat menghitung berapa berat jenis yang
terkandung dalam agregat halus
7. Saran
a) Menggunakan timbangan dengan teliti, apabila tidak teliti dapat mengubah nilai
yang ada pada lembar data
b) Harus diperhatikan pada saat menuangkan pasir pada air, air harus dibagi menjadi
2 agar tumpah, dan ukuran pasir dan air harus tepat
8. Lampiran





Gambar Pasir Dalam Air Gambar SSD
34

BAB III
PERCOBAANBAAN AGREGAT KASAR
PERCOBAAN KADAR AIR AGREGAT KASAR
1. Alat dan Bahan
Timbangan
Oven
Cawan
Agregat kasar

2. Tujuan
a) Dapat menentukan kadar air dalam kerikil asli maupun SSD
b) Dapat memahami proses percobaan

3. Proses Percobaan
3.1 Menghitung kadar air pada agregat kasar asli
a) Timbanglah kerikil sebanyak 500 gram
b) Keringkan kerikil menggunakan oven selama 24 jam
c) Ulangi sebanyak 2 kali percobaan
d) Hitunglah rata rata berat kerikil setelah di oven
e) Setelah itu, hitunglah selisih berat kerikil sebelum dan sesudah di oven.
Selisih itu merupakan berat air yang terkandung dalam kerikil asli
f) Menghitung kadar air asli dengan rumus:
Kadar air asli = Berat Air kerikil asli x 100%
Berat kerikil asli




35

3.2 Menghitung kadar air pada agregat kasar SSD
a) Campurlah kerikil kering dan kerikil basah sebanyak 500 gram hingga
menjadi SSD
b) Keringkan SSD tersebut pada oven selama 24 jam
c) Ulangi sebanyak 2 kali percobaan
d) Hitunglah rata rata berat kerikil setelah dioven
e) Setelah itu, hitunglah selisih berat kerikil sebelum dan sesudah di oven.
Selisih itu merupakan berat air yang terkandung dalam pasir SSD
f) Menghitung kadar air SSD dengan rumus:
Kadar air SSD = Berat Air kerikil SSD x 100%
Berat kerikil asli

4 Hasil Percobaan
Kadar Air Asli
Berat contoh (1) = 500 gram (2) = 500 gram
Berat kering (1) = 497 gram (2) = 496 gram
Berat kering rata-rata = 496.5 gram
Berat air = 3.5 gram
Kadar Air Asli = 3.5 x 100 % = 0.7 %
500

Kadar Air SSD
Berat contoh (1) = 500 gram (2) = 500 gram
Berat kering (1) = 492 gram (2) = 494 gram
Berat kering rata-rata = 493 gram
Berat air = 7 gram
Kadar Air SSD = 7 x 100 % = 1.4 %
500

36

5 Syarat dan Ketentuan
a) Mengitung berat agregat dengan teliti
b) Menggunakan agregat basah dan kering
6 Kesimpulan
a) Menurut percobaan diatas, kita dapat menghitung berapa kadar air yang
terkandung dalam agregat kasar
7 Saran
a) Percobaan ini dilakukan terlebih dahulu karena membutuhkan waktu yang lama
dalam proses pengeringan
b) Menggunakan timbangan dengan teliti, apabila tidak teliti dapat mengubah nilai
yang ada pada lembar data
8 Lampiran








Gambar Penyucian Sebelum Di Oven
37

PERCOBAAN MENGHITUNG BERAT ISI AGREGAT KASAR
ASLI dan AGREGAT KASAR SSD
1. Alat dan Bahan
Agregat kasar
Oven
Timbangan dengan ketelitian 1 gram
Silinder berlubang
Batang besi

2. Tujuan
a) Dapat menghitung berat isi pada agregat kasar asli dan agregat kasar SSD
b) Dapat memahami proses percobaan

3. Proses Percobaan
3.1 Menghitung berat isi pada agregat kasar asli
a) Timbanglah silinder berlubang
b) Masukkan kerikil / agregat kasar asli kedalam silinder berlubang
c) Untuk gembur hanya di ratakan saja, lalu timbang beratnya, berat isi
gembur itu = berat silinder yang diisi asli asli berat silinder kosong
d) Sedangkan untuk yang padat, pertama-tama isi silinder berlubang 1/3
bagian lalu dipukul-pukul sebanyak 25 kali, lalu ditambah 1/3 bagian
menjadi 2/3 bagian setelah itu dipukul-pukul sebanyak 25 kali, yang
terakhir penuhi bagian selinder lalu dipukul-pukul sebanyak 25 kali,
kemudian ratakan silinder berlubang.
e) Timbang silinder berlubang, berat isi padat = berat silinder yang diisi
kerikil asli yang dipadatkan berat silinder kosong


38

3.2 Menghitung berat isi pada agregat kasar SSD
a) Timbanglah silinder berlubang
b) Campurkan kerikil kering dengan kerikil basah sehingga terbentuk
campuran SSD
c) Masukkan kerikil / agregat kasar SSD kedalam silinder berlubang
d) Untuk gembur hanya di ratakan saja, lalu timbang beratnya, berat isi
gembur itu = berat silinder yang diisi kerikil SSD berat silinder kosong
e) Sedangkan untuk yang padat, pertama-tama isi silinder berlubang 1/3
bagian lalu dipukul-pukul sebanyak 25 kali, lalu ditambah 1/3 bagian
menjadi 2/3 bagian setelah itu dipukul-pukul sebanyak 25 kali, yang
terakhir penuhi bagian selinder lalu dipukul-pukul sebanyak 25 kali,
kemudian ratakan silinder berlubang.
f) Timbang silinder berlubang, berat isi padat = berat silinder yang diisi
kerikil SSD yang dipadatkan berat silinder kosong

4 Hasil Percobaan
Berat Isi Asli
a) Gembur = 4006.9 gram / 2941.67 cm
3
= 1.362 kg/dm
3

b) Padat = 4560.1 gram / 2941.67 cm
3
= 1.550 kg/dm
3


Berat Isi SSD
a) Gembur = 4247 gram / 2941.67 cm
3
= 1.444 kg/dm
3

b) Padat = 4630 gram / 2941.67 cm
3
= 1.5739 kg/dm
3


5 Syarat dan Ketentuan
a) Mengitung berat agregat dengan teliti
b) Menggunakan agregat basah dan kering
c) Menghitung berat kerikil dalam silinder

39

6 Kesimpulan
a) Menurut percobaan diatas, kita dapat menghitung berapa berat isi yang
terkandung dalam agregat kasar
7 Saran
a) Menggunakan timbangan dengan teliti, apabila tidak teliti dapat mengubah nilai
yang ada pada lembar data
8 Gambar





Kerikil Pada Silinder Berlubang
40

PERCOBAAN MENGHITUNG BERAT JENIS AGREGAT
KASAR ASLI dan AGREGAT KASAR SSD
1. Alat dan Bahan
Agregat kasar/kerikil setelah dioven
Timbangan
ember
Cawan
Kain penyerap
Air bersih

2. Tujuan
a) Dapat menghitung berat jenis agregat kasar asli dan agregat kasar SSD
b) Dapat memahami proses percobaan

3. Proses Percobaan
3.1 Menghitung berat jenis agregat kasar asli
a) Timbanglah kerikil kering sebanyak 500 gram
b) Masukkan kerikil kedalam ember yang berisi air
c) Timbanglah berat kerikil dalam air
d) Ulangi percobaan sebanyak 2 kali, dan hitunglah rata - ratanya
e) Lalu hitunglah berat jenis asli
= Berat kerikil asli kering
( berat isi kerikil asli )

3.2 Menghitung berat jenis agregat halus SSD
a) Campurlah kerikil kering dengan pasir basah sehingga membentuk
campuran SSD
41

b) Timbanglah pasir SSD sebanyak 500 gram
c) Timbanglah air dalam bejana gelas sebanyak 500 ml
d) Masukkan kerikil kedalam ember yang berisi air
e) Timbanglah berat kerikil dalam air
f) Ulangi percobaan sebanyak 2 kali, dan hitunglah rata - ratanya
g) Lalu hitunglah berat jenis SSD
= Berat kerikil SSD kering
( berat isi kerikil SSD )

4. Hasil Percobaan
Berat Jenis Asli
a) Berat contoh (1) = 500 gram (2) = 500 gram (A) rata-rata = 500 gram
b) Berat dalam air (1) = 316.5 gram(2) = 315.7gram(B)rata-rata = 316.5gram
c) Isi contoh (C) = ( A B ) = 183.75 gram
Berat Jenis Asli = A = 2.721 gram
( C )
Berat Jenis SSD
a) Berat contoh (1) = 500 gram (2) = 500 gram (A) rata-rata = 500 gram
b) Berat dalam air (1) = 311 gram (2) = 309 gram (B) rata-rata = 310 gram
c) Isi contoh (C) = ( A B ) = 190 gram
Berat Jenis Asli = A = 2.631 gram
( C )

5. Syarat dan Ketentuan
a) Mengitung berat agregat dengan teliti
b) Menggunakan agregat basah dan kering
c) Menghitung berat kerikil dalam air

42

6. Kesimpulan
a) Menurut percobaan diatas, kita dapat menghitung berapa berat jenis yang
terkandung dalam agregat kasar
7. Saran
a) Menggunakan timbangan dengan teliti, apabila tidak teliti dapat mengubah nilai
yang ada pada lembar data
b) Harus diperhatikan pada saat menghitng kerikil dalam air
8. Lampiran
















43

PERCOBAAN SARINGAN AGREGAT KASAR

1. Alat dan Bahan
kerikil
Oven
Timbangan keelitian 1 gram
Satu set saringan untuk agregat kasar
Stopwatch

2. Tujuan
a) Dapat membuat grafik atau diagram pembagian butir agregat kasar
b) Dapat menentukan modulus kehalusan agregat kasar
c) Dapat memahami proses percobaan

3. Proses Percobaan
a) Timbanglah pasir sebanyak 1 kg
b) Mengecek saringan dalam keadaan kosong dan bersih
c) Menyusun saringan sesuai urutan
d) Goyangkan saringan menggunakan selama 15 menit
e) Setelah itu, diamkan selama 5 menit agar debu bisa mengendap
f) Timbanglah sisa pasir pada masing masing saringan
g) Hitunglah pada tabel dan ulangi percobaan sebanyak 2 kali





44

4. Hasil Percobaan




Diameter SISA DIATAS SARINGAN
Jumlah
Sisa
Jumlah Yang

SARINGAN
Saringan
I
Saringan
II
Rata - rata Komulatif Lolos

(mm) ( Gram ) ( Gram ) Gram % % %

63,5

50,8

38,1 0 0 0

100

25,4 439 656 541,5 10,97000

10,9700

89,0300

19,1 2556 2068 2312

46,34000

57,3100

42,6900

12,7 912 1659 1285,5

25,76000

83,0700

16,9300

9,5 896 418 657

13,16000

96,2300

3,7700

4,75 132 143 137,5

2,75000

98,9800

1,0200

2,36 57,7 0,7 29,2

0,59000

99,5700

0,4300

1,18 0,3 0,5 0,4

0,00800

99,5780

0,4220

0,6 1,2 0,4 0,8

0,01600

99,5940

0,4060

0,25 0,5 1 0,75

0,01500

99,6090

0,3910

0,15 1 0,7 0,85

0,01700

99,6260

0,3740

0,075 1 0,3 0,65

0,01300

99,6390

0,3610

0,00 0,3 3,1 1,7

0,03400

99,6730
32,7000%

Jumlah 4997 4950,7 4967,85

3,4430








45

Modulus Kehalusan Butir (FM)


SISA
DIATAS
SARINGAN
SYARAT PBI 1971
HASIL
PERCOBAAN
KESIMPULAN
4 mm min 2 % berat 98.98 Memenuhi
1 mm min 10 % berat 99.57 Memenuhi
0.25 mm antara (80 - 90) % 99.919 Tidak Memenuhi

5. Syarat dan Ketentuan
a) Menyusun saringan agregat halus sesuai dengan urutan
b) Besar agregat halus harus sesuai dengan ukuran
c) Menghitung berat agregat halus pada saringan harus benar dan teliti
d) Angka yang ada pada tabel data harus berdekatan, dan tidak boleh terlampau jauh
bedanya
e) Menghasilkan 0 %
6. Kesimpulan
a) Menurut percobaan diatas, kita dapat menentukan dan menghitung modulus
kehalusan butir agregat kasar
b) Dan dapat menentukan agregat kasar yang memenuhi syarat dan yang tidak
memenuhi syarat
7. Saran
a) Usahakan kondisi saringan bersih dan kosong, agar tidak mempengaruhi berat
agregat kasar
b) Menggunakan timbangan dengan teliti, apabila tidak teliti dapat mengubah nilai
yang ada pada tabel kehalusan agregat
8. Gambar
46

















Gambar Alat Saringan Proses Penyaringan Agregat Kasar
47

PERCOBAAN IMPACT TEST
1. Alat dan Bahan
Satu set alat impact test yang dilengapi dengan penumbuk seberat 15 lbs ( 15 x
0.45 kg = 6.75 kg ) dengan tinggi jatuh 12 inc ( 12 x 2.54 = 30.48 30 cm )
Saringan no 12
Timbangan
Agregat kasar yang lewat saringan dan tertahan 3/8 sebanyak 50 x berat
jenisnya ( sesuai dengan hasil praktikum sebelumnya )

2. Tujuan
a) Dapat menentukan kekuatan agregat kasar akibat tumbukan
b) Dapat memahami proses percobaan

3. Proses Percobaan
a) Masukkan benda uji kedalam impact test seberat 50 x berat jenis ( B1 )
b) Jatuhkan alat penumbuk setinggi 30 cm sebanyak 10 kali tumbukan
c) Setelah ditumbuk benda uji disaring dengan saringan dan ditimbang beratnya
yang lolos saringan tersebut ( B2 )
d) Kekuatan agregat sama dengan selisih berat dibagi berat semula ( B1 ) kali 100 %

4. Hasil Percobaan


No.
Berat
contoh(GRAM)
Berat Tertahan
Saringan
No.12(gram)
Berat Lolos(gram)





1 136,05 117 19


2 136,05 114 20


KETAHANAN AGREGAT TERHADAP IMPACT TEST (%)


1 13,96545388


2 14,70047777

48



5. Lampiran










Alat Impact Test Proses Impact Test
49

BAB IV
PERCOBAAN PEMBUATAN BETON dan MORTAR BETON
1. Alat dan Bahan
Semen gresik 4L ( 4951 gram )
Pasir
Kerikil
Beton dengan perbandingan :
semen : pasir : kerikil = 3/2 : 5/2 : 7/2
mortar beton dengan perbandingan:
semen : pasir = 1 : 3
Kerucut abrams
Sekop
Batang besi
Alat pengukur
Cetakan 15x15x15 cm ( untuk beton )
Cetakan 5x5x5 cm ( untuk mortar beton )
2. Tujuan
a) Dapat membuat beton dan mortar beton
b) Dapat memahami proses percobaan
3. Proses Percobaan
3.1 Membuat Beton
a) Menghitung berapa jumlah pasir dan kerikil yang dibutuhkan
Caranya :
Semen = jumlah semen semen = jumlah semen
Pasir jumlah pasir kerikil = jumlah kerikil
3/2 = 4 L 3/2 = 4 L
5/2 x 7/2 x
x = 6.67 L x = 9.33 L
50

b) Menghitung berat air, jika diketahui FAS ( Faktor Air Semen ) untuk
beton = 0.45
Caranya :
Berat air = FAS x berat semen
= 0.45 x 4951
= 2227.95 gram
c) Setelah menghitung semua ukuran, campurlah pasir, semen, kerikil dan air
sesuai dengan ukuran
d) Aduklah campuran hingga merata menggunakan sekop
e) Masukkan bahan kedalam kerucut abrams
f) Pertama tama masukkan 1/3 bagian kerucut abrams kemudian pukul-
pukul sebanyak 25 kali dengan batang besi, lalu masukkan lagi 1/3 bagian
menjadi 2/3 bagian kemudian pukul-pukul sebanyak 25 kali, yang terakhir
masukkan campuran ke dalam kerucut abrams hingga penuh kemudian
pukul-pukul sebanyak 25 kali lalu ratakan ujung kerucut abrams
g) Diamkan selama 30 detik, lalu kerucut abrams diangkat keatas secara
vertikal.
h) Setelah diangkat, ukurlah selisih tinggi cetakan dengan tinggi hasil yg
dicetak dari berbagai sisi
i) Setelah itu hasil cetakan dihancurkan / diratakan, kemudian masukkan
campuran kedalam cetakan 15x15x15 cm
j) Diamkan selama 1 hari / 24 jam setelah itu angkat dari cetakan


3.2 Membuat mortar beton
a) Timbanglah semen sebanyak 300 gram dan pasir sebanyak 900 gram
b) FAS untuk mortar beton adalah 0.55
c) Berat air = FAS x berat semen
= 0.55 x 300
= 165 gram
51

d) Setelah menghtung ukuran yang dibutuhkan, camurkan pasir, semen dan
air sesuai ukuran
e) Masukkan campuran kedalam cetakan ukuran 5x5x5 cm
f) Pertama tama masukkan bagian dari cetakan kemudian dipukul-pukul
sebanyak 32 kali dengan ukuran pemukul persegi 2.5x2.5 cm
g) Kemudian masukkan bagian lagi kemudian pukul-pukul sebanyak 32
kali kemudian ratakan
h) Diamkan cetakan selama 1 hari atau 24 jam setelah itu diangkat dari
cetakan.
4. Hasil Percobaan
PEMERIKSAAN KUAT TEKAN MORTAR
No
Luas
Penampang
(cm)
Berat
(gram)
Tanggal
Pembuatan
Tanggal
Pengujian
Kuat
Tekan
(ton)
Kokoh Tekan
(kg/cm)
1 25 270 10 okt 2013 16 okt 2013 2 80
2 25 270 11 okt 2013 17 okt 2013 4 160
3 25 280 12 okt 2013 18 okt 2013 2.5 100

catatan: PC Semen Gresik 300 gram

Pasir 900 gram

Campuran Spesi semen : pasir = 1:3









52

FAKTOR AIR SEMEN DAN NILAI SLUMP
1. Alat dan Bahan
Kerucut Abrams dan perlengkapannya
Stop Watch
Compression Test Machine
Loyang pencampur
Cetok, cangkul / sekop
Penggaris
Semen Gresik
Pasir
Kerikil
Air

2. Tujuan
a) Besarnya Faktor Air Semen.
b) Mengukur dan menentukan besarnya nilai slump.
c) Menentukan hubungan FAS dengan nilai slump.


3. Proses Percobaan

3.1 Faktor Air Semen dan Slump test

a) Mengambil semen, pasir, dan krikil dengan perbandingan 3/2 : 5/2 : 7/2 ( Faktor
Air Semen = 0,45 )
b) Menimbang masing-masing berat bahan dalam gram. Selanjutnya menghitung air
untuk campuran beton dengan perhitungan x berat semen (gram) dikali FAS
dengan hasil volume air (ml).
c) Memasukkan semen, pasir. Kerikil, dan air kemudian aduk hingga menjadi
adonan yang homogen.
d) Mengolesi bagian dalam kerucut abrams dengan pelumas.
e) Memasukkan adonan ke dalam kerucut abrams secara bertahap sebanyak 3
lapisan. Setiap lapisan diratakan dengan batang baja sebanyak 25 kali tusukan
hingga terisi penuh.
53

f) Mengangkat kerucut Abrams secara vertikal. Kemudian menghitung penurunan
tinggi puncak cetakkan adonan di 3 titik yang berbeda selama 30 detik.
g) Dari hasil percobaan tersebut dapat dihitung rata-rata nilai slumpnya yang
menunjukkan kekentalan campuran beton.

3.2 Kuat tekan kokoh beton
a. Menyiapka cetakkan beton berbentuk kubus ukuran 15 x 15 x15 cm Yang bagian
dalamnya telah diolesi pelumas.
b. Memasukkan adonan beton ke dalam cetakkan secara bertahap sebanyak 3
lapisan. Setiap lapisan diratakan dengan batang baja sebanyak 25 tusuk.
c. Meratakan bagian atas cetakkan kemudian cetakkan dibiarkan selama 24 jam.
d. Merendam cetakkan beton dalam air selama 24 jam.
e. Mengangkat cetakkan beton lalu dikeringkan setelah kering diuji dengan
Compression Apparatus Machine untuk mengukur nilai kuat tekan beton.

4. Hasil Percobaan

Data Percobaan
Campuran benda uji
Seemen : Pasir : Krikil = 3/2 : 5/2 : 7/2 = ( 4 : 6,67 : 9,33 ) Liter
Jumlah air = FAS x Berat Semen
= 0,45 x 4951
= 2227,95 ml
Pengukuran nilai slump
Dari data yang diambil nilai slump = 4,5 cm, 5 cm, 5,5 cm untuk 30 detik
pertama.

Maka rata-rata slump =
4,5+5+5,5
3

= 5 cm

Pengujian kuat tekan kokoh beton

54

5. Syarat dan Ketentuan

a) Kekentalan adukan beton harus disesuaikan dengan cara transport, pemadatan, jenis
konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan tulang.
b) Kekentalan tergantung dari beberapa faktor, antara lain : jumlah dan jenis semen, nilai
FAS, jenis dan susunan butiran dari agregat dan penggunaan bahan adiktif.

Berikut ini tabel yang ditunjukkan dalam PBI 1971 N.I-2 mengenai jumlah semen
minimum dari nilai FAS maksimum
Jumlah semen
min / m
3
beton
Jumlah nilai
FAS maksimal
* Beton di dalam ruang bangunan
a. Keadaan keliling non korosif 275 kg 0,6
b. Keadaan keliling korosif
disebabkan oleh kondensasi /
uap korosif
325 kg 0,52
* Beton diluar ruang bangunan
a. Tidak terlindung dari hujan dan
terik matahari langsung
325 kg 0,60
b. Terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung
275 kg 0,60
* Beton yang masuk kedalam tanah
a. Mengalami keadaan basah dan
kering berganti-ganti
302 kg 0,55
b. Mendapat pengaruh suffat
alkali dari tanah atau air tanah
375 kg 0,52
* Beton yang kontinu berhubungan
dengan air

a. Air tawar 275 kg 0,57
b. Air laut 375 kg 0,52


Posisi penempatan beton dalam
konstruksi
Slump
maksimum (cm)
Slump
minimum (cm)
a. Dinding, plat pondasi, pondasi
telapak bertulang
12,5 5,0
b. Pondasi telapak tidak bertulang
kaison, konstruksi bawah tanah
9,0 2,5
55

c. Plat, balok kolom, dinding 15,0 7,5
d. Pengerasan jalan 7,5 5,0
e. Pembetonan massal 7,5 2,5
Tabel IV-B. 3. Slump beton.
S =
1
2 ) (

n
bm bi
n
i


Keterangan :
S = Standard deviasi
bi = kekuatan tekan beton masing-masing benda uji (kg/cm
2
)
bm = kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm
2
)
bm = bi / n
n = jumlah benda uji yang diperiksa
Isi pekerjaan Deviasi standard (kg/cm
2
)
Sebutan
Volume beton
(m
3
)
Baik sekali Baik
Dapat
diterima
* kecil < 1000 45 55 55 65 65 85
* sedang 1000 3000 35 45 45 55 35 75
* besar > 3000 25 35 35 45 45 65
Tabel IV-B. 4. Nilai standard deviasi terhadap isi pekerjaan beton:
bk = bm 1,64 S

Untuk mengetahui mutu dan kelas beton dapat ditunjukkan dalam tabel dibawah ini
sesuai PBI 1971 mengenai kelas dan mutu beton sebagai berikut :
Kelas Mutu Kg/cm Kg/cm Tujuan
Pengawasan
Agregat Kuat tekan
I BO Non struktur Ringan Tanpa
B 1 125 125 Struktur Sedang Tanpa
II K 125 125 200 Struktur Ketat Kontinu
56

K 175 175 250 Struktur Ketat Kontinu
K 225 225 300 Struktur Ketat Kontinu
III K
>225
>225 >300 Struktur Ketat Kontinu
Tabel IV-B. 5. Kelas dan mutu beton
Umur beton (hari) 3 7 14 21 28 90 365
PC biasa 0,4 0,65 0,88 0,95 1 1,2 1,33
PC dengan kekuatan
awal tinggi
0,55 0,75 0,90 0,95 1 1,15 1,2
Tabel IV-B. 6. Perbandingan kuat beton sesuai umur beton
6. Lampiran




Slump Test
57

HUMMER TEST

1. Tabel hasil percobaan pembacaan hammer test (Sudut Hammer 90
o
)
No
Nilai
Rebound
Faktor
koreksi
Nilai
Rebound
terkoreksi
Ekivalensi nilai
rebound f'c
(MPA)
Rata-
rata f'c
(Mpa)
Aktual
Rata-
rata 1
titik
1
44 2,5 46,5 52,55
50,57
48,18
44 2,5 46,5 52,55
42 2,6 44,6 49,98
44 2,5 46,5 52,55
46 2,4 48,4 56,16
44 2,5 46,5 52,55
42 2,6 44,6 48,98
40 2,7 42,7 45,43
40 2,7 42,7 45,43
2
44 2,5 46,5 52,55
50,19
40 2,7 42,7 45,43
42 2,6 44,6 49,98
48 2,3 50,3 59,77
40 2,7 42,7 45,43
45 2,45 47,45 54,35
39 2,74 41,74 43,65
43 2,55 45,5 50,75
43 2,55 45,55 50,75
3
38 2,78 40,78 41,98
45,88
38 2,78 40,78 41,98
37 2,82 39,82 40,18
42 2,6 44,6 49,98
44 2,5 46,5 52,55
42 2,6 44,6 49,98
41 2,65 43,65 47,24
40 2,7 42,7 45,43
39 2,74 41,74 43,65
4
42 2,6 44,6 49,98
45,98
42 2,6 44,6 49,98
38 2,78 40,78 41,98
38 2,78 40,78 41,98
58

42 2,6 44,6 49,98
40 2,7 42,7 45,43
39 2,74 41,74 43,65
40 2,7 42,7 45,43
40 2,7 42,7 45,43
5
34 2,94 36,94 35,19
48,08
38 2,78 40,78 41,98
36 2,86 38,86 38,02
36 2,86 38,86 38,02
37 2,82 39,82 40,18
36 2,86 38,86 38,02
38 2,78 40,78 41,98
40 2,7 42,7 45,43
38 2,78 40,78 41,98

2. Tabel hasil percobaan pembacaan hammer test (Sudut Hammer 0
o
)
No
Nilai
Rebound
Faktor
koreksi
Nilai
Rebound
terkoreksi
Ekivalensi nilai
rebound f'c
(MPA)
Rata-
rata f'c
(Mpa)
Aktual
Rata-
rata 1
titik
6
48 -3,26 44,74 49,23
44,36
39,11
44 -3,58 40,42 41,29
44 -3,58 40,42 41,29
44 -3,58 40,42 41,29
46 -3,42 42,58 45,2
46 -3,42 42,58 45,2
44 -3,58 40,42 41,29
48 -3,26 44,74 49,23
46 -3,42 42,58 45,2
7
42 -3,74 38,26 37,44
37,66
43 -3,66 39,34 39,31
42 -3,74 38,26 37,44
42 -3,74 38,26 37,44
43 -3,66 39,34 39,31
42 -3,74 38,26 37,44
44 -3,58 40,42 41,29
39 -3,98 35,02 31,83
42 -3,74 38,26 37,44
8 46 -3,42 42,58 45,2 42,43
59

49 -3,18 45,82 51,26
42 -3,74 38,26 37,44
46 -3,42 42,58 45,2
46 -3,42 42,58 45,2
42 -3,74 38,26 37,44
48 -3,26 44,74 49,23
42 -3,74 38,26 37,44
40 -3,9 36,1 33,52
9
36 -4,22 31,88 26,69
38,5
48 -3,26 44,74 49,23
46 -3,42 42,58 45,2
44 -3,58 40,42 41,29
44 -3,58 40,42 41,29
46 -3,42 42,58 45,2
36 -4,22 31,88 26,69
40 -3,9 36,1 33,52
42 -3,74 38,26 37,44
10
40 -3,9 36,1 33,52
32,6
39 -3,98 35,02 31,83
34 -4,38 29,62 33,68
40 -3,9 36,1 33,,52
40 -3,9 36,1 33,52
40 -3,9 36,1 33,52
34 -4,38 29,62 33,68
40 -3,9 36,1 33,52
36 -4,22 31,88 26,69



BAB V
PERCOBAAN BAJA
1. Alat dan Bahan
Timbangan
Selotip
60

Penggaris
Mesin uji tarik
Batang baja polos

2. Tujuan
a) Dapat memahami dan menghitung berpa daya tarik baja

3. Proses Percobaan
a) Batang baja diukur (sekitar 300-400 mm) dan ditimbang.
b) Tetapkan panjang ukur, l
0
= 10 x de
c) Tandai batang baja yang telah ditimbang dan diukur pada kedua ujungnyadengan
selotip, sedemikian hingga l
0
tepat sama dengan 10 kali diameternya.
d) Jepit batang baja yang telah disiapkan tersebut tepat pada bagian yang telah ditandai
pada kedua ujungnya.
e) Bebani (tarik) batang baja yang telah dijepit dan kemudian catat beban yang
mengakibatkan batang tersebut leleh atau putus. (Biasanya pada alat mesin uji tarik
telah dilengkapi dengan alat pembuat grafik hubungan antara beban dengan
perpanjangan berdasarkan skala tertentu).Tariklah benda uji dengan kecepatan tarik 1
kg/mm
2
tiap detik dan amati kenaikan beban dan kenaikan panjang yang terjadi sampai
benda uji putus.
f) Batang baja yang putus disambung dan diukur panjangnya sebagai panjang setelah
putus (l
1
).



NO Kode
Benda
Uji
Dimensi
Pengujian
(mm)
Lo
(mm)
Lu
(mm)
Perpanjangan
(%)
Fyield
(kN)
Fmax
(kN)

yield
(N/mm
2
)

max
(N/mm
2
)
61

4
. Hasil Percobaan






5 . Syarat dan Ketentuan
Mutu menurut N.I.-2



Mutu



Sebutan
Tegangan leleh
karakteristik ( au) atau
tegangan karakteristik
yang memberikan
regangan tetap 0,2% (
0,2
)
(kg/cm
2
)
U 22 Baja Lunak 2200
U 24 Baja Lunak 2400
U 32 Baja Sedang 3200
U 39 Baja Keras 3900
U 48 Baja Keras 4800

6. Pembahasan
a. Perpanjangan = L / L
o
x 100% = 40/80 x 100 % = 50 %
b. A = d
2
=
3,14 11,66 11,66
4
= 106,72 mm
2

c.
yield
= Fy/A = 41500 / 106,72 = 388,86 N/mm
2

d.
max
= Fmax / A = 60000 / 106,72 =562,21 N/mm
2



1 12 11,66 80 40 50 % 41,5 60 388,86 140,548
62



7. Kesimpulan
Dalampercobaan kali ini didapatkan
yield
= 388,86 N/mm
2
atau
yield
= 562,21 N/mm
2

sehingga menurut N.I. 2 termasuk didalam mutu U 32.

8. Lampiran





Uji Tarik Baja
63









Tabel Tarik Baja
Cad Tarik Baja
64

DAFTAR PUSTAKA
PBI 1971 N.I.-2
SNI 03-4269-1996
PBI 1971
SK SNI 14-1989-F
M LUTFI

Anda mungkin juga menyukai