DIKTAT PENDIDIKAN DASAR ASTACALA ASTACALA PERHIMPUNAN MAHASISWA PECINTA ALAM STT TELKOM BANDUNG
Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA
! Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA KODE ETIK PECINTA ALAM Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa Pecinta Alam Indonesia adalah (sebagian) bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, Bangsa, dan Tanah Air Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa Pecinta Alam adalah sebagian dari makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah Yang Maha Kuasa Sesuai dengan hakekat diatas, kami dengan kesadaran menyatakan : 1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya 3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah air 4. Menghormati Tata Kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya 5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara Pecinta Alam sesuai dengan Azas Pecinta Alam 6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah air 7. Selesai Disyahkan bersama dalam Gladian Nasional ke-4 Ujung Pandang, 1974 " Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA IKRAR ASTACALA 1. Percaya dan taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Mengabdi pada Bangsa dan Tanah Air 3. Menjunjung tinggi nama baik ASTACALA dan institusi 4. Memelihara alam beserta isinya Disyahkan di Bandung Januari 1995 # Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rakhmat-Nya diktat Pendidikan Dasar Astacala 2002 ini bisa kami selesaikan. Diktat Pendidikan Dasar Astacala ini kami susun dari berbagai sumber, baik yang berupa buku, ataupun pengalaman-pengalaman yang diperoleh oleh anggota Astacala selama melaksanakan perjalanan. Dari segi isi materi, diktat ini mengalami beberapa penambahan dan pengurangan. Adapun tujuan dari perubahan ini yaitu mempermudah siswa Pendidikan Dasar dan orang yang membaca diktat ini memahami isi dari tiap materi yang diberikan sehingga bisa mengurangi kesalahan penafsiran yang mungkin terjadi. Diktat ini tidak bisa memberikan pengetahuan yang cukup dan memadai bagi siswa Pendidikan Dasar Astacala guna berpetualang di alam bebas. Hanya dengan latihan yang kontinyu buku ini dapat terasa manfaatnya. Terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil hingga selesainya penyusunan diktat ini. Terakhir kalinya, kami sampaikan kepada para siswa Pendidikan Dasar Astacala , semoga dapat menyelesaikan dengan baik semua tahapan yang harus dijalani selama mengikuti Pendidikan Dasar Astacala, dan tetap berpegang teguh pada tujuan anda bergabung dengan kami. Badan Diklat Astacala $ Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA DAFTAR ISI Kode Etik Pecinta Alam Se-Indonesia ....................... 3 Ikrar ASTACALA ................................................... 4 Kata Pengantar ................................................... 5 Daftar isi ............................................................ 6 Perencanaan Perjalanan ........................................ 7 Peralatan dan Perlengkapan Perjalanan .................... 10 Iklim Medan ....................................................... 18 Navigasi Darat ..................................................... 24 Kesehatan perjalanan ........................................... 33 Ilmu Penaksiran ................................................... 42 Botani dan Zoologi praktis ..................................... 48 Komunikasi Lapangan ............................................ 53 Survival ............................................................. 56 Search and Rescue .............................................. 64 Teknik Pemanjatan ............................................... 71 Caving ............................................................... 77 Olah Raga Arus deras ........................................... 82 Teknik Penyeberangan .......................................... 95 Fotografi ........................................................... 99 Jurnalistik Alam bebas .......................................... 106 Laporan Perjalanan .............................................. 110 Lingkunganm hidup .............................................. 112 Analisa vegetasi .................................................. 116 Lampiran % Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Hasrat untuk berpetualang di alam terbuka menyebabkan para penggiatnya melakukan berbagai kegiatan petualangan dan perjalanan, mulai dari pendakian gunung, penyusuran pantai, pengarungan sungai berarus deras, sampai dengan perjalanan `besar yang sering disebut ekspedisi. Berbagai tujuan melandasi perjalanan tersebut, mulai perjalanan eksplorasi, survei, maupun hanya sekedar jalan-jalan. Semua jenis perjalanan tersebut memerlukan persiapan yang baik, mengingat kondisi alam yang apabila tidak dapat kita atasi dengan baik akan membawa kita pada keadaan yang membahayakan jiwa. Namun sebaliknya, jika bermacam rintangan dapat kita atasi, maka akan memberikan semacam kenikmatan dan kepuasan berpetualang. Dalam upaya mengatasi kondisi alam yang selalu berubah itu, sebelum melakukan suatu perjalanan kita wajib melakukan perencanaan yang matang. Bagaimana kira-kira medan yang akan kita hadapi, bagaimana cuacanya, bagaimana cara mengatasinya, apa yang akan kita makan disana, segalanya harus dipikirkan masak-masak. Perencanaan perjalanan yang matang akan membantu kita mengatasi segala macam hambatan yang mungkin timbul. KEMAMPUAN BAGI PENGGIAT ALAM TERBUKA Banyak kecelakaan yang terjadi dalam kegiatan alam terbuka (KAT) yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh penggiatnya. Sesungguhnya hal ini dapat dihindari dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkegiatan dialam terbuka sehingga mempunyai kemampuan yang memadai. Collin mortlock, seorang pakar pendidikan alam terbuka mengkategorikan kemampuan yang diperlukan oleh para penggiat di alam terbuka sbb: 1. Kemampuan teknis, yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan serta efisiensi penggunaan perlengkapan. 2. Kemampuan kebugaran, mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, kebugaran jantung dan sirkulasinya, serta kemampuan pengkondisian tubuh terhadap tekanan lingkungan alam. 3. Kemampuan kemanusiawian, yaitu pengembangan sikap positif kesegala aspek untuk meningkatkan kemampuan. Hal ini mencakup determinasi, percaya diri, kesabaran, konsentrasi, analisis diri, kemandirian, serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin. 4. Kemampuan pemahaman lingkungan, yaitu pengembangan PERENCANAAN PERJALANAN & Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA kewaspadaan terhadap bahaya dari lingkungan yang spesifik. Keempat kemampuan tersebut tidak mudah untuk dikuasai dengan baik. Namun perlu diingat bahwa penguasaan kemampuan tersebut sangat diperlukan dalam berkegiatan dialam terbuka. Konsep keempat kemampuan itu mungkin lebih sederhana kalau kita kaitkan langsung dengan kegiatan kita mempersiapkan diri untuk melakukan kegiatan di alam terbuka seperti perjalanan pendakian gunung. TAHAPAN PERENCANAAN PERJALANAN Adapun tahap - tahap perencanaan perjalanan adalah sebagai berikut : 1. Pembekalan kemampuan memilih, mengatur, serta menggunakan peralatan, perlengkapan dan perbekalan selama perjalanan seperti kemampuan teknis menggunakan peta dan kompas, kemampuan ber bivak, membuat api, dsb. 2. Pembekalan kemampuan fisik yang prima. Untuk itu diperlukan latihan fisik yang bisa menjaga dan meningkatkan kebugaran. 3. Pembekalan mental sehingga siap untuk menghadapi tantangan dan kegiatan berat dialam. Kekuatan mental ini hanya dapat ditumbuhkan dari dalam diri sendiri. 4. Pembekalan pemahaman yang baik terhadap kondisi alam yang akan dihadapi. Mencakup bagaimana memilih waktu berkegiatan yang tepat disesuaikan dengan kondisi alam dan lingkungan. FAKTOR PERENCANAAN PERJALANAN 1 Faktor Alam Mencakup pemahaman mengenai lokasi tujuan, medan yang akan ditempuh, iklim di daerah yang akan dituju, dan hal lain yang berkaitan dengan lingkungan. Pengantisipasian hal ini adalah dengan melakukan studi literatur yang baik, analisis peta, pengumpulan informasi dari pemerintah setempat. 2 Faktor Peserta Merupakan hal yang berhubungan dengan personil peserta perjalanan, mencakup pemilihan personil, leader, hierarki, diskripsi kerja dan tanggung jawab masing-masing, serta kemampuan setiap peserta perjalanan. 3 Faktor Penyelenggaraan Mencakup faktor teknis, non teknis, serta semi teknis. Faktor teknis Berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan. Beberapa hal yang termasuk didalamnya yaitu penyiapan kemampuan personil, skenario dan sistem operasi, sistem pendokumentasian, ' Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA serta hal yang berkaitan dengan masalah safety. Faktor non teknis Daya dukung operasi yang tidak berhubungan dengan tingkat kesulitan medan. Mencakup masalah administrasi organisasi dan pendukung operasi global. Faktor semi teknis Faktor ini hanya terdapat dalam ekspedisi-ekspedisi besar dan kompleks. Berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan tapi bersifat non teknis. Misalnya masalah komunikasi, base camp team, advance-team, take in & out team, rescue team, dsb. PERENCANAAN KEGIATAN Kegiatan akan dapat berjalan dengan baik apabila mulai dari awal suatu kegiatan telah direncanakan baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Suatu rencana yang baik akan membagi kegiatan tersebut menjadi sejumlah tahapan yang mengacu pada waktu yang tersedia dan cakupan pekerjaan. Keterlambatan dapat terjadi karena harus menunggu selesainya tahapan dan ketidak tahuan kapan pekerjaan lain dapat dimulai. Rencana kegiatan tersebut dapat bervareasi tergantung bentuk kegiatan yang akan dilakukan. Gambaran diatas tidak menunjukkan waktu, karena hanya menekankan pada gambaran kerjanya. Setelah rencana kerja tersebut dibuat baru kemudian dapat dibuat skedul waktu (time skedul) untuk kegiatan tersebut. Untuk suatu perjalanan yag telah sering kita dan tidak terlalu rumit lakukan, tahapan-tahapan diatas secara otomatis kita lakukan.
Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA
Selain ketrampilan dan pengetahuan tentang hidup di alam bebas yang baik, untuk menjamin kenyamanan dan keamanan kita dalam melakukan kegiatan di alam bebas diperlukan pula peralatan dan perbekalan yang baik. Karena tujuan dari setiap perjalanan adalah dapat kembali ke rumah dalam keadaan sehat wal afiat maka kita tidak boleh membiarkan ada peluang sedikitpun bagi bahaya yang akan timbul. Bila kita akan menuju suatu tempat, maka kita harus mengetahui dengan baik tentang cara mencapai tempat tersebut, bagaimana keadaan lingkungan/alam yang akan kita hadapi serta kebiasaan yang berlaku di daerah tersebut. Pengetahuan tentang kebiasaan penduduk daerah tersebut sangat perlu agar kita memperoleh penerimaan yang baik dari penduduk setempat. Hal ini akan kita perlukan karena orang terdekat yang bisa memberikan pertolongan nilai kita mendapat kesulitan adalah penduduk setempat. Informasi tentang hal-hal tersebut dapat kita peroleh dari orang-orang yang pernah mengunjungi daerah tersebut atau dari literatur-literatur yang ada. PERALATAN Peralatan yang baik akan sangat membantu kita dalam melakukan kegiatan alam terbuka dan kita akan dapat selalu dalam keadaan sehat untuk melakukan aktivitas karena kita melakukan kegiatan di alam bebas bukan untuk menyiksa diri. Prinsip dalam pemilihan peralatan yang akan kita bawa adalah sebagai berikut : semua barang yang kita butuhkan ada dalam tas kita dan tidak ada peralatan yang tidak kita butuhkan dalam tas kita. Secara umum peralatan dapat kita bagi menjadi : Peralatan dasar, yaitu peralatan yang selalu kita perlukan setiap saat seperti pakaian, peralatan memasak dan makan/minum peralatan MCK dan perlengkapan pribadi. Peralatan khusus, yaitu peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan medan perjalanan atau tujuan perjalanan apakah untuk penelitian, dokumentasi, pemanjatan tebing dan sebagainya. Peralatan tambahan, yang bisa dibawa atau tidak dan lebih kepada hal-hal kenyamanan. PERALATAN DAN PERBEKALAN PERJALANAN
Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA
PERALATAN DASAR Yang akan dibahas disini adalah peralatan untuk medan gunung hutan. SEPATU Sepatu yang baik mempunyai syarat-syarat sebagai berikut : Terbuat dari bahan yang kuat (misal : kulit) namun tidak menyakiti kaki pemakainya Melindungi kaki sampai mata kaki untuk mencegah bahaya terkilir Nyaman dipakai, karena itu pakailah sepatu yang telah dikenal oleh kaki anda/bukan pinjaman Bentuk sol bawah dapat menggigit ke segala arah agar pemakainya tidak mudah tergelincir Sepatu lapangan ABRI cukup baik dengan beberapa modifikasi seperti memberi lubang dibagian sampingnya untuk ventilasi udara dan mengeluarkan air yang terperangkap didalamnya dan diberi alas tambahan sehngga lebih lunak. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kaki dan sepatu adalah : Untuk mencegah lecet, mungkin kita perlu memberi plester pada bagian-bagian kaki yang bergesekan dengan sepatu. Jagalah kebersihan kaki dan kaus kaki dengan mengusahakan agar kita selalu memakai kaus kaki yang kering. Jangan mengeringkan sepatu pada panas yang ekstrim karena akan mengakibatkan sepatu menjadi kaku dan kulit sepatu pecah- pecah. Rajin-rajinlah menyemir sepatu agar kulit sepatu anda selalu dalam keadaan lembut sehingga nyaman dipakai. Gunakanlah sepatu yang tidak terlalu sempit atau lebih longgar (dengan memperhatikan kaos kaki yang digunakan). KAUS KAKI Kaus kaki berguna untuk melindungi kulit kaki dari gesekan langsung dengan sepatu dan menjaga agar kaki selalu dalam keadaan hangat. Kaus kaki yang baik akan dapat menjaga kaki kita dapat bernafas. Kaus kaki yang terbuat dari katun atau wool akan sangat baik untuk memenuhi syarat-syarat di atas. Ketebalan kaus kaki yang akan kita gunakan tentunya disesuaikan dengan medan yang akan dilalui, demikian pula panjangnya kaus kaki. Akan sangat berguna bila kita membawa lebih dari satu pasang kaus kaki karena bila melakukan
Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA
perjalanan dengan kaus kaki yang basah maka kaki akan mudah lecet. Untuk lebih nyaman, gunakan dua lapis kaus kaki. Bagian dalam kita gunakan kaus kaki yang terbuat dari bahan katun yang lembut dan bagian luarnya kaus kaki yang lebih tebal. CELANA LAPANGAN Karena kegiatan berjalan adalah kegiatan utama dalam melakukan perjalanan di medan gunung hutan maka celana lapangan yang baik harus dapat menjamin bahwa gerakan yang dilakukan tidak menyiksa diri kita. Celana lapangan yang baik mempunyai syarat sbb : Terbuat dari bahan katun yang lembut namun kuat. Celana yang terbuat dari bahan jeans sangat tidak dianjurkan karena bila basah akan menjadi sangat berat dan tidak mudah kering. Sedangkan celana yang terbuat dari katun selain menyerap keringat juga mudah kering. Desain celana memberikan ruang gerak yang leluasa bagi kaki kita. Hal ini dapat diperoleh dengan memberi lipatan pada bagian lutut dan ukuran pipa celana yang tidak terlalu sempit. bAgian pantat celana terdiri dari dua lapis karena bagian ini pal- ing mudah sobek. Jahitan celana juga harus kuat. Celana yang baik mempunyai saku yang cukup. Bila tidak ada sakunya maka tidak akan berguna namun bila terlalu banyak saku akan sangat mengganggu. Saku celana sebaiknya mempunyai penutup agar isi di dalamnya tidak mudah keluar. BAJU LAPANGAN Prinsip baju lapangan sama dengan celana lapangan yaitu terbuat dari bahan yang nyaman dipakai, menyerap keringat, mudah kering namun cukup kuat. Sebaiknya baju lapangan yang digunakan berlengan panjang karena akan berguna untuk melindungi dari sengatan matahari, duri tanaman, atau udara dingin. Jumlah pakaian (baju dan celana) yang dibawa dalam perjalanan disesuaikan dengan medan yang dilalui dan lamanya perjalanan. Jangan pernah membiarkan diri anda memakai pakaian basah karena hal ini akan sangat membahayakan. Bawalah pakaian ganti/cadangan yang cukup. TOPI LAPANGAN Topi lapangan berguna untuk melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat ranting/duri tumbuhan, melindungi dari curahan hujan ataupun panas matahari terutama kepala bagian belakang. Topi yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat, biasanya katun, dan akan ! Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA sangat baik bila diberi lubang ventilasi udara. Ada beberapa topi lapangan yang bisa digunakan sesuai medan dan keperluannya. Untuk medan gunung hutan sebaiknya menggunakan topi rimba. Sedangkan untuk medan padang rumput atau pantai kita dapat menggunakan topi yang lebih lebar seperti topi cowboy. Bila memakai topi yang terlalu lebar pada perjalanan gunung hutan hanya akan mengganggu pergerakan. SARUNG TANGAN Kegunaan sarung tangan disini adalah untuk melindungi tangan saat menyibak semak duri atau saat menggunakan golok tebas. Karena itu sarung tangan sebaiknya terbuat dari kulit yang pas dengan ukuran tangan namun tidak terlalu kaku agar tidak mengganggu gerakan tangan kita. IKAT PINGGANG Kegunaan ikat pinggang selain agar celana tidak melorot juga untuk menaruh benda-benda yang kita butuhkan dengan cepat seperti pisau pinggang, golok tebas air minum atau peralatan P3K. Dengan demikian ikat pinggang yang kita gunakan harus terbuat dari bahan yang kuat seperti kulit atau bahan lain yang kuat. Perhatikan bagian kepala ikat pinggang terutama jahitan antara ikat pinggang dengan tali ikat pinggang, bagian ini biasanya yang paling rentan terhadap kelapukan. Tali ikat pinggang yang terlalu kecil atau terlalu besar akan sangat mengganggu. RANSEL Ransel berguna untuk membawa segala peralatan yang kita butuhkan, karena itu kita harus menghindari ransel sebagai beban tambahan. Dengan kata lain kita harus memilih ransel yang kuat namun ringan. Selain itu ransel juga harus terbuat dari bahan water proof. Perhatian lebih sebaiknya diberikan pada bagian jahitan ransel tersebut apakah kuat atau tidak. Ada beberapa jenis ransel yaitu ransel dengan rangka dalam dan ransel dengan rangka luar. Ransel dengan rangka luar lebih cocok untuk medan terbuka seperti padang rumput atau pantai. Untuk medan gunung hutan, rangka dalam akan lebih cocok karena bila menggunakan rangka luar akan mengganggu pergerakan bila menyangkut pada ranting pohon. Rangka ransel ini akan berguna untuk membagi beban agar merata keseluruh tubuh. " Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Kapasitas ransel yang dipilih disesuaikan dengan jumlah barang yang akan dibawa. Kantung-kantung tambahan yang ada pada ransel lebih bersifat praktis dan selera pribadi masing-masing. Ransel yang baik adalah yang nyaman dipakai walaupun membawa beban berat. Kenyamanan ransel dapat diberikan dengan pemberian bahan yang cukup lunak dan lembut dibagian yang bersentuhan dengan punggung, sabuk ransel dan tali penyandang yang dapat diatur. Carilah kombinasi penyetelan yang paling nyaman untuk anda agar beban yang berat tidak terasa terlalu berat. Saat ini dipasaran banyak beredar bermacam-macam jenis dan merek ransel. Jangan terlalu terpaku dengan harga yang mahal karena belum tentu ransel yang lebih murah lebih buruk dari ransel yang mahal. Untuk memilih ransel yang paling sesuai dengan kebutuhan harus teliti memilihnya. Untuk perjalanan-perjalanan tertentu mungkin kita perlu membawa daypack bila kita melakukan perpindahan-perpindahan singkat (misal: penelitian, dokumentasi). PERALATAN NAVIGASI Peralatan navigasi bisa diibaratkan sebagai mata kita untuk mengetahui lokasi tempat kita berada. Alat navigasi terdiri dari: kompas,peta, busur derajat/protaktor, pinsil/bolpoin dan sebagainya. Penjelasan lebih lanjut lihat materi navigasi darat. PERALATAN MASAK Peralatan masak terdiri dari : Kompor lapangan Bahan bakar Tempat memasak Wadah air Pematik/pembuat api Sendok garpu Ada bermacam-macam kompor lapangan yang tersedia dipasaran. Yang paling umum saat ini adalah kompor parafin dan kompor gas. Sedangkan yang relatif baru adalah kompor dengan bahan bakar spirtus. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Kompor dengan bahan bakar parafin ringkas bentuknya. Namun tidak tahan pada badai angin kencang. Kompor gas menghasilkan panas yang lebih baik dibanding kompor parafin namun sangat riskan. Sering terjadi tabung gas meledak karena selang tersumbat. Kompor dengan bahan bakar spirtus tidak terpengaruh oleh angin dan panas yang dihasilkan lebih baik dibanding parafin dan gas. Namun bahan bakar gb. kompor parafin # Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA yang diperlukan mempunyai volume yang lebih besar dari parafin. Tempat masak yang biasa digunakan adalah misting yag bias dipakai oleh kalangan ABRI/ militer. Ada dua macam bentuk misting yaitu kotak dan bulat sesuai selera anda. Ada bermacam-macam wadah air, bool air mineral, vedples, maupun jerigen. Yang harus diperhatikan adalah, wadah air sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan dan mempunyai penutup yang rapat. Pemantik api atau korek api banyak macamnya, ada yang berbentuk batang, dengan bahan bakar gas ataupun minyak. Kita harus selalu menjaga agar korek api kita dalam keadaan kering. Caranya, untuk korek api dengan bahan bakar minyak atau gas kita bungkus dengan kantung plastik agar batu pemantik tidak terkena air. Sedangkan untuk korek api batang, kita dapat memindahkan / menukar wadah korek dengan tabung film yang kedap air. LAMPU SENTER Lampu senter harus disertakan dan baterai cadangan. Gnakan lampu senter dungan kualitas cahaya yang baik, bentuknya ringkas dan tidak boros. Bila sedang tidak digunakan, untuk mencegah agar senter tidak menyala secara tidak sengaja, kita dapat mensiasati dengan membalik salah satu baterai atau memberi isolasi pada salah satu kutub baterai. Untuk penerangan malam hari dalam waktu yang lama kita dapat menggunakan lilin. PISAU Pisau berguna untuk membantu dalam memasak dan membuat api unggun. Beberapa jenis pisau yang dapat kita bawa adalah : Golok tebas Pisau pinggang Pisau saku multiguna Pisau harus terbuat dari bahan yang baik seperti baja, ukurannya sesuai dan mempunyai sarung pelindung. Ada beberapa jenis pisau seperti pi sau bowi e, pi sau l empar, pi sau skinner(pengulit) dan sebagainya. Pisau yang baik biasanya berasal dari swiss. $ Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA PERALATAN TIDUR Peralatan tidur yang disarankan : Sepasang pakaian tidur Kauskaki tebal Matras Sleeping bag Sarung tangan Kupluk/balaklava Ponco PELUIT Peluit yang baik adalah peluit whistle/ pramuka karena bunyinya stabil tidak tergantung kekuatan meniup. PERALATAN KHUSUS Peralatan kusus berkaitan dengan medan dan tujuan perjalanan. Bila akan mengadakan kegiatan pendakian tebing harus membawa tali static dan dinamic, harnes, dsb. Bila akan mengadakan arung sungai kita harus membawa peralatan pengarungan. Untuk kegiatan dokumentasi kita harus menyiapkan peralatan dokumentasi. PERALATAN TAMBAHAN Peralatan ini tiadak harus dibawa namun untuk kenyamanan ada baiknya disertakan : Putis, Pembalut betis agar otot-ototnya tetap fit Gaiter, Melindungi kaki dari pacet, duri, dan mencegah sepatu kemasukan pasir Kelambu, Melindungi dari nyamuk dan lebah Semir sepatu SURVIVAL KIT Adalah peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat/kondisi sur- vival. Isinya antara lain : Alat menjahit Alat sol Tali sepatu cadangan Korek api Gunting kecil Perlengkapan P3K Alat pancing % Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Alat jerat Dsb PACKING Kenyamanan dalam membawa beban selain ditentukan oleh struktur ransel yang bai k juga di pengaruhi penyusunan barang saat mengemasnya. Yang perlu diperhatikan antara lain : Kelompokkan barang-barang sesuai dengan kebutuhan dan bungkus dengan kantong plastik yang baik terutama pakaian ganti, peralatan navigasi, dsb. Tempatkan barang-barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan punggung. Barang yang seti ap saat diperlukan ditempatkan di atas. PERBEKALAN Harus mempunyai kandungan gizi, itamin, dan kalori sesuai kebutuhan tubuh. Tidak asing bagi tubuh atau mulut Mudah memasaknya Tahan lama Jenis dan rasa yang vareatif Susunan menu yang baik & Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA IKLIM MEDAN IKLIM DAN CUACA Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Cuaca adalah keadaan suhu atau udara di suatu tempat pada saat tertentu dalam waktu yang singkat. Jadi cuaca dapat berubah-ubah dan iklim relatif tetap untuk jangka waktu enam bulan sekali (untuk wilayah tropis). IKLIM LAUT 1.Daerah tropis dan Sub-tropis, sampai lintang bumi 40 (LU dan LS), dengan sifat-sifat : Rata-rata suhu tahunan tidak terlalu tinggi Amplitudo suhu harian kecil Terdapat banyak hujan lebat dan awan 2.Daerah Sedang Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil Banyak awan dan hujan terutama pada musim dingin, hujan berupa hujan rintik-rintik Pergantian musim tidak terjadi seketika IKLIM DARAT (KONTINENTAL) 1.Daerah tropis atau Sub-tropis Amplitudo harian sangat besar Amplitudo tahunan kecil Sedikit hujan dan disertai angin taufan 2.Daerah Sedang Rata-rata suhu pada musim panas tinggi Rata-rata suhu pada musim dingin rendah Amplitudo suhu tahunan besar Amplitudo suhu harian besar, pada siang hari terik dan malam hari sangat dingin Jarang terjadi hujan, terutama pada musim panas IKLIM DIDAERAH TINGGI Sifat dari iklim tergantung dari bentuk dataran di daerah masing- masing. 1.Iklim Tanah Tinggi ' Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Terdapat didaerah dataran tinggi Amplitudo harian dan tahunan besar Udara kering dan kelembapan udara sangat rendah Jarang terjadi hujan 2.Iklim Gunung Terdapat pada puncak gunung Amplitudo suhu harian dan tahunan lebih kecil dibandingkan pada daerah dengan iklim Tanah Tinggi Sering terjadi hujan, terutama pada daerah gunung terpaan angin, terkadang terdapat salju. IKLIM MUSON (MUSIM) Angin berganti arah tiap setengah tahun sekali, dan hujan jatuh pada musim panas. Permukaan bumi dapat pula dibagi menjadi beberapa daerah iklim menurut meteorologis di daerah tersebut (menurut temperatur, tekanan udara, angin dan turunnya hujan).Karakter daerah iklim tersebut mudah dikenali dari tumbuhan yang ada. DAERAH IKLIM Daerah ini dibagi menjadi: a. Daerah iklim Hujan Tropika dengan hutan Tropika Pada daerah ini sebenarnya tidak terdapat musim tertentu karena hampir setiap saat selalu turun hujan (minimal 6 cm pada bulan terkering). Sifat iklim ini basah dan memiliki karakter seperti ilkim laut yang memiliki amplitudo temperatur yang kecil. b. Daerah Iklim Sabana Mempunyai musim kemarau yang nyata karena pengaruh angin musim. c. Daerah Iklim Sedang Mempunyai pergantian musim yang teratur dalam setahun. Bertiup angin barat dan kadang-kadang disertai angin ribut. d. Daerah Angin Kutub Daerah ini terbagi menjadi atas: Iklim tundra - memiliki suhu rata-rata 10 derajat C pada musim terpanas. Iklim Salju - rata-rata 0 derajat C, iklim ini terdapat pada pegunungan yang sangat tinggi. Garis batas salju di daerah ilkim kutub tertentu terdapat di permukaan laut. e. Daerah Iklim Sub Tropika Terdapat didaerah tropika dan iklim sedang tetapi batasanya
Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA
tidak dapat ditentukn dengan jelas. Daerah ini terbagi menjadi: Daerah Gurun Pasir - merupakan daerah yang jarang terjadi hujan Daerah Iklim Steppa - merupakan daerah yang jarang terjadi hujan tetapi masih terdapat tumbuhan Daerah sub-tropika terdapat pada 20 - 40 derajat garis Lintang (LU dan LS). Daerah ini juga dapat dianggap sebagai daerah dengan iklim sedang, dengan pembagian daerah sebagai berikut: Iklim daerah Boreal - Iklim sedang dan temperatur rata-rata terdingin -3 derajat C. Iklim Sedang yang Basah - Menerima hujan sepanjang tahun Iklim Sub - Tropis - Musim panas kering atau Iklim laut tengah Iklim sub-Tropika - Musim dingin kering atau Iklim Tiongkok CIRI KHAS MEDAN Hutan Primer Jarak pandang tergantung dari kerapatan tumbuhan yang ada, berkisar antara 5 sampai dengan 70 meter.Hutan Primer memiliki pohon dewasa yang berumur sekitar 100 tahun dan tumbuh di daerah hutan yang masih asli dan belum dijelajahi oleh manusia.Pucuk-pucuk pohon tersebut membentuk tajuk (kanopi) yang rapat dan tingginya lebih dari 30 meter. Hal tersebut menyebabkan sedikitnya cahaya pada bagian bawahnya dan terdapat semak belukar yang rapat. Hutan Sekunder Merupaka bekas hutan pimer yang sudah dieksploitasi dan telah dibiarkan menjadi hutan kembali. Terdapat banyak belukar yang sulit ditembus karena kurangnya gambaran medan, tetapi dapat ditembus dengan bantuan kompas. Fauna yang tinggal didaerah ini bervariasi, didasarnya terdapat reptil, diatas perdu terdapat burung ang beraneka ragam dan diatas pohon sering terdapat kera. Hutan Homogen Merupakan hutan yang hanya terdiri dari satu jenis tanaman saja. Hutan heterogen Merupakan hutan yang terdiri dari bermacam-macam tanaman. Savana Merupakan padang rumput yang diselingi oleh perdu, daerah ini
Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA
merupakan daerah peralihan dari stepa ke hutan. Dan stepa itu merupakan padang rumput di daerah sedang yang akan hijau pada musim penghujan dan renggas pada musim kemarau. Sungai Bagian melintang dari profil sungai disebut profil melintang sungai dan searah sungai disebut profil memanjang. Banyak air yang melewati profil yang memanjang disebut kapasitas sungai.Pada tempat yang lurus air pada bagian tengah permukaan sungai alirannya tercepat, disebut benang arus atau garis arus. Profil memanjang sungai dapat dibagi menjadi : Bagian Hulu Kemiringan sungai besar, arus air kencang dan tenaga erosi kuat. Bagian Tengah Sungai Kemiringan sungai semakin kurang sehingga tenaga erosi dan transportasi juga berkurang.Lereng sungai berubah kearah kotak. Erosi mulai kearah samping. Bagian Hilir Kemiringan sungai mendekati nol. Arus air sabgat kecil, erosi hampir tidak ada, banyak terdapat sedimen, air keruh, kadang- kadang terdapat beting atau pulau ditengah sungai. Arah berkelok- kelok kadang-kadang berganti aliran pada waktu banjir sehingga mempunyaai muara baru. Pantai dan Laut Garis pantai merupakan garis yang menujkukkan tinggi air pasang rata-rata antara laut dan darat. Pantai merupakan bagian darat yang terdekat dengan laut. Pesisir adalah daerah yang tergenang air laut pada saat pasang dan kering ketika pasang surut. Sebagian besar lautan umumnya kedalamannya kurang dari 200 meter. Nama bagian ini adalah laut dangkal. Bagian ini menjadi batasan antara daratan dan lautan dan disebut paparan (shelf). Paparan sebenarnya termasuk Kontinental. Lebar paparan tidak akan sama di suatu tempat.. Lautan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : Laut Ingresi Terjadi karena gerakan-gerakan tektonik, terlebih-lebih gerakan vertikal yang menyebabkan terdapatnya daerah yang turun. Umumnya laut ingresi merupakan laut dalam. Laut Transgresi Terjadi karena terdapatnya daratan yang turun sehinggan daerah ini digenagi air laut atau air laut sendiri yang naik.
Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA
Rawa Rawa dapat dibagi menurut asal kejadiannya / tempatnya yaitu; rawa pantai, rawa pegunungan, rawa dataran rendah / sungai. Terjadinya rawa disebabkan oleh: Genangan air yang tidak terbuang karena kedaan alam sekitarnya Hutan primer yang dibuka yang menyebabkan air tidak tertahan lagi oleh pepohonan yang dapat menyebabkan erosi dan banjir. Pertemuan air laut dan air sungai Pendangkalan yang disebabkan oleh peristiwa alam, selanjutnya terisi air. GEOLOGI UMUM Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi, pegunungan, daratan serta sejarah kehidupan dan urutan dimasa lampau, kini, dan masa yang akan datang. Beberapa istilah umum yang sering digunakan dalam geologi : Atmosfera : selubung udara yang menylimuti hidrosfera dan litosfera Hidrosfera : Selaput air yang menutupi dan meresap ke dalam litosfera Litosfera : Selaput pagar yang terdiri dari bebatuan Beberapa jenis bebatuan : Batuan Beku Berasal dari lelehan pijar bersuhu tinggi yang berasal dari perut bumi (magma) mempunyai sifat yang keras, kompak dan berbentuk kristal Batuan Sedimen Berasal dari endapan bahan rombakan atau lautan dari batuan terdahulu. Pemanasan menyebabkan endapan menjadi keras dan kompak Batuan Metamorf Berasal dari perubahan batuan lain akibat temperatur dan tekanan. Bentuk batuan ini berlapis-lapis dan banyak rekahan serta pori- pori. Gunung Api Lava : bahan yang keluar dari bumi berupa lelehan pijar dari batuan yang panas. Lahar Panas :lava yang keluar pada saat tejadi letusan gunung berapi ! Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Lahar Dingin :Terjadi bila setelah letusan terjadi hujan dan hasil letusan terbawa dalam jumlah yang besar. Exhalasi :Gas dan uap saat letusan gunung berapi (fumarol- Hcl, Solfatar-SO2, H2S, Mofet-C02, Nitrogen, dan lain-lain) Awan Panas dan Debu Vulkanik: berupa awan panas yang keluar akibat letusan gunung berapi yang terdiri dari debu-debu vulkanik Tsunami : gelombang panas yang besar akibat letusan gunung berapi atau gempa bumi di dalam laut Bahaya pada pendakian gunung yang masih aktif antara lain ; Batuan mudah longsor pada daerah sekitar puncak Terdapat gas-gas beracun pada daerah-daerah tertentu Bila tiba-tiba aktif, kemungkinan ancaman lava, lahar dan awan panas. Hidrologi Air dari kedudukannya dapat dibagi menjadi: air meteorit (hujan) air permukaan (sungai, danau, laut dan rawa) air dalam tanah (air terjepit, air bebas, sungai dalam tanah pada daerah gamping) Pada air tanah perbandingan air yang masuk ke dalam tanah untuk daerah lembab sekitar 50 % dan pada daerah kering 100%, sehinggan di daerah lembab akan lebih banyak terdapat air. Didalam tanah, air terdapat didalam rongga-rongga batuan, pori- pori batuan, dan tanah. Air cenderung terdapat didaerah rendah, mengalir mengikuti topografi dan bergabung dengan mata air lain dan membentuk sungai. Bila aliran tersebut didaerah dataran atau cekungan yang khas maka akan membentuk rawa. " Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA NAVIGASI DARAT Navigasi darat merupakan teknik menentukan posisi dan arah lintasan di peta maupun pada medan sebenarnya (khususnya di daratan). Keahlian ini sangat mutlak dimiliki oleh penggemar kegiatan alam terbuka karena akan memudahkan perjalanan kita ke daerah yang khususnya belum kita kenal sama sekali Disamping itu, keahlian ini sangat berguna dalam usaha pencarian korban kecelakaan tersesat atau bencana alam Untuk itu dibutuhkan pemahaman kompas dan peta serta teknik penggunaannya PETA DARAT Hakekat Peta Peta adalah gambaran permukaan bumi diatas bidang datar dalam ukuran diperkecil yang kebenaranya dapat dipertanggung jawabkan secara visual atau matematis yang menyajikan informasi tentang bumi Macam Peta Secara menyeluruh peta dapat digolongkan berdasarkan skala/kedar tujuan penggunaan cakupan daerah proyeksi gambar tanda dan simbol peta kecocokan informasi tingkat ketelitian survei proses terjadinya dan isi/ informasinya Dari sudut pandang isi/informasi yang dimuat suatu peta terdapat 2 jenis peta berdasar golongan ini, yakni : Peta topografi Peta tematik Peta topografi inilah yang kita gunakan dalam kegiatan navigasi darat. PETA TOPOGRAFI UMUM Topografi merupakan gabungan kata topos yang berarti tempat dan graphi yangg berarti menggambar yang berasal dari bahasa yunani kuno Jadi peta topografi berarti peta yang menggambarkan posisi mendatar dan posisi tegak dari semua benda yang membentuk atau berada di permukaan # Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA bumi. Isinya terdiri dari 4 ciri, yakni : relief (ketinggian), perairan (seperti Sungai danau), Tumbuhan ( Hutan ,semak, kelapa) dan hasil budaya manusia (jalan raya, bangunan, jembatan). Peta ini biasa di sebut peta umum karena isinya yang lebih lengkap. Adalah gambaran pengganti yang mewakili bagian medan, benda medan atau tanda medan sehingga dapat dibayangkan keadaan medan sesungguhnya secara tepat dan jelas. Berdasar warnanya, tanda peta mempunyai arti sebagai berikut : Hitam berarti Benda-benda buatan manusia Biru berarti medan yang berhubungan dengan air Merah berarti benda buatan manusia yang dibuat dari bahan batu Coklat berarti begian bentuk medan (ketinggian) Hijau berarti perumahan, tumbuhan, perkampungan, dan sebagainya. Menurut bentuknya tanda peta terdiri atas: Titik, yang menyatakan lokasi atau tempat seperti letak kota, letak titik ketinggian. Garis, yang menyatakan bentuk-bentuk yang berwujud garis, seperti garis pantai, batas hutan, jalan, dan lain-lain. Gambar , yang menyatkan bentuk garis berpola yang menyatakan tumbuhan misal. Luas, yang menyatakan begian medan atau benda medan yang berbentuk daerah. Huruf, yang bisa berupa singkatan huruf depan Keterangan tepi peta Judul peta pada margin atas tengah, yang di ambil dari salah satu nama Geografi atau tempat yeng terbesar/terkenal dari daerah pada peta tersebut. Nama daerah yang dipetakan pada margin atas kiri , yang diambil dari nama daerah tingkat I (tergantung pada versi peta) Nomor helai peta pada margin atas kanan. Petujuk letak peta pada margin bawah kiri, yang menunjukan letak peta tersebut dari peta keseluruhan Pembagian daerah pada mergin bawah kanan yang menjelaskan pembagian daerah dari propinsi hingga kecamatan. Utara pada margin bawah kiri , yang menunjukan utara peta, utara megnetis, serta utara sebenarnya. Legenda pada margin bawah tengah yang menyajikan keterangan/penjeklasan arti simbol yang ada. $ Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA ARAH PETA Untuk mengetahui arah peta yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta dengan cara memperhatikan arah huruf-huruf tulisan pada peta yang juga berarti arah utara peta. Pada tanda-tanda peta juga terdapat penunjuk arah utara peta, utara sebenarnya serta utara magnetis Utara sebenarnya (US) adalah arah ke kutub utara bumi yang dilalui oleh garis bujur/meridian. Utara magnetis (UM) adalah arah kekutub utara megnet yang ditunjukan oleh jarum kompas Utara Grid (UG/UP) adalah garis utara yang ditunjukan oleh garis vertikal pada peta yang juga disebut Utara Peta. Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari tahun ke tahun yang menyebabkan terjadinya variasi magnetis. Untuk tujuan praktis variasi magnetis dan iktilaf (Penyimpangan arah utara) dapat kita abaikan. Tetapi untuk kepentingan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi, kondisi diatas harus ikut kita perhitungkan juga Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara peta, yang terjadi karena perataan jarak paralel geris bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang di gambarkan pada peta, atau sudut antara US dan UP. Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara megnetis. IM kebarat apabila ujung jarum kompas ada di sebelah barat US Sebaliknya IM ketimur apabila ujung jarum kompas ada di sebelah timur US Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara peta dengan utara magnetis Variasi Magnetis, adalah perubahan/ pergeseran sudut utara megnetis dari waktu ke waktu. Pergeseran positif menunjukan pergeseran kearah timur sedang negatif berarti pergeseran kearah barat. SKALA Skala atau kedar adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak mendatar di medan. Terdapat 2 jenis skala pada peta, yakni skala angka dan skala garis. Untuk skala angka, perbandinagan langsung ditunjukan dalam satuan yang sama (cm) sedang pada skala garis terdapat beberapa ruas garis yang masing-masing menunjukan jarak tertentu (km). Kontur Adalah garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama. Sifat dari kontur adalah : % Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Pebedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan dalam satuan meter. Kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali pada kawah/depresi Antar kontur tidak akan saling berpotongan Kontur yang menjorok kedalam merupakan lembahan dan bisa terdapat sungai Kontur yang menjorok keluar merupakan punggungan. Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari perbedaan tinggi antara 2 buah kontur berurut. Makin rapat kontur menunjukan daerah yang makin terjal/curam. Mengenal Tanda Medan Disamping legenda sebagai pengenal tanda medan, bentukan- bentukan alam yang cukup mencolok dan mudah dikenali dapat kita pergunakan juga sebagai tanda medan. Tanda medan harus kita ketahui dan kita cocokan pada peta sebelum kita memulai pengembaraan. Tanda Medan yang cukup mudah untuh di amati dapat berupa : Puncakan gunung atau bukit dan bentukan-bentukan tonjolan lain yang cukup ekstrim, Punggungan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf U menjorok menjauhi puncak lembahan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf V menjorok mendekati puncak. Saddle, daerah pertemuan 2 ketinggian Belokan kujalan sungai jembatan ujung jalan Garis batas pantai muara sungai, tanjung, dan teluk yang mudah kita kenali Masih banyak tanda medan yang dapat kita kenali dan kita cocokan dengan keadaan di alamnya. Jam terbang akan sangat menambah pengetahuan tentang tanda medan ini. Selain peta, peralatan Navigasi darat lainya antara lain : KOMPAS Adalah alat penunjuk arah, yakni arah utara maknetis bumi yang di sebabkan oleh sifat kemagnetisannya karena sifat ini maka jauhkan kompas terutama pada saat mempergunakannya dari pengaruh benda=benda yang terbuat dari baja atau besi, karena akan menyebabkan penunjuk yang salah pada jarumnya Bagian-bagian Kompas Secara garis besar, kompas terdiri dari : Badan, tempat komponen lain berada dan terlindungi Jarum, yang selalu menunjukan arah utara magnetis bumi Skala penunjuk, Menunjukan Pembagian derajat/mil sebagai sistem & Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA satuan arah mata angin. Jenis Kompas Terdapat banyak jenis kompas yang ada yang dapat kita pergunakan dalam perjalanan secara garis besarnya dapat kita bedakan sebagai berikut : Kompas orienterring untuk tujuan praktis tetapi mempunyai akurasi yang kurang baik. Sering disebut sebagai kompas Silva (nama merk) Kompas bidik membutuhkan peralatan navigasi lain untuk kelengkapanya, tetapi akurasinya sangat tinggi. Kompas bidik ini dapat kita bedakan berdasar kaca pembacanya : kompas lensa, kompas Prismatik, kompas Optik kompas orienteering Cara Pemakain Kompas Dalam pemakainya, usahakan dalam keadaan Horisontal dengan arah garis utara megnetis bumi. Hindarkan bende-benda yang terbuat dari besi/baja agar tidak terjadi penyimpangan dalam penunjukan jarum kompas. Busur derajat atau Protaktor Busur derajat atau protaktor terdapat beberapa bentuk derajat yang dapat kita gunakan yakni lingkaran setengah lingkaran segi empat dari bujur sangkar, tetapi untuk kepraktisan dan kelengkapannya, protaktor lebih menjanjikan, karena disamping pembagian arah mata angin dalam derajat dan mil juga tersedia skala pengukuran panjang dan tali pusat untuk memperpanjang pengikiran dan pempermudah perhitungan azimuth dan back azimuth. Peralatan-peralatan pendukung lainnya seperti penggaris altimeter untuk membentu menentukan ketinggian dan peralatan tercanggih untuk menentukan posisi secara langsung dengan menggunakan ' Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA bantuan satelit yakni GPS (Global Positioning System) Menentukan Koordinat Koordinat adalah kedudukan sesuatu pada peta, yang merupakan pertemuan garis tegak dan mendatar dari suatu lembaran peta topografi. Sistem koordinat yang resmi ada dua macam : Koordinat Geografis, sering disebut sistem Garis Bujur dan Lintang. Sumbu yang digunakan adalah garis Bujur ( Bujur barat dan Timur) yang tegak lurus terhadap Khatulistiwa dan garis lintang (lintang Utara dan Selatan) yang sejajar dengan khatulistiwa. Koordinat ini dinyatakan dalam satuan menit, derajat, dan detik Koordinat Grid, dalam sistem ini kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap titik acuan (Grid). Untuk wilayah Indonesia titik acuan nol terdapat di sebelah barat Jakarta pada 60 derajat LU dan 98 derajat BT (tergantung versi peta) . Cara pembacaanya selalu dari barat ke timur (kiri ke kanan) kemudian dari Selatan ke Utara ( bawah ke atas). Sistem ini dapat di bagi beberapa cara pembacaan yaitu 4 angka, 6 angka, 8 angka, dst. AZIMUTH DAN BACK AZIMUTH Azimut didefinisikan sebagai sudut horisontal yang diukur searah jarum jam dari garis dasar atau secara ringkasnya sudut dari suatu titik terhadap arah utara pengamat. Karena ada tiga jenis arah utara (UP, UM, US) maka azimut juga terdapat 3 jenis berdasarkan ketiga arah utara tersebut, yaitu Azimut Peta azimut Magnetis, dan azimut sebenarnya, Untuk membuat lintasan tetap berada pada satu garis lurus, kita dapat berjalan dari suatu titik ke titik lain dengan sudut kompas tetap(potong kompas), dapat menggunakan teknik back azimut. Back azimut adalah sudut arah dari suatu garis dilihat menurut arah kebalikannya. Langkah-langkah potong kompas : Tentukan titik awal dan akhir perjalanan, plot di peta, tarik garis ! Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA lurus dan hitung sudut kompasnya serta sudut back azimutnya. Bidikkan kompas sesuai sudut antara titik awal dan titik akhir Bila memakai kompas orienteering, putar gelang sampai tanda (huruf N) pada kompas sebidang dengan jarum berwarna merah. Pada kompas bidik prinsipnya sama. Bidikan kompas kembali kebelakang sesuai sudut back azimut dari tanda medan tersebut untuk mengecek apakah kita masih berada pada lintasan yang diingikan. ORIENTASI PETA Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya. Untuk keperluan ini kita perlu mengetahui tanda-tanda medan yang ada di lokasi dan mencocokanya dengan kontur yang ada di peta. Untuk keperluan praktis utara kompas (magnetis) dapat kita anggap sejajar dengan utara sebenarnya tanpa memperhitungkan deklinasinya. Langkah-langkah orientasi pada peta : Cari tempat yang terbuka untuk melihat tanda-tanda medan yang mencolok (dapat dikenali) Letakan peta pada bidang datar Samakan utara peta dengan utara kompas, sehingga peta sesuai dengan bentang alam yang ada. Cari tanda-tanda medan dilokasi dan himpitkan dengan tanda medan yang ada di peta ( seperti jalan raya, sungai,dll) Tanpa memperhitungkan deklinasinya, letakan kompas sedemikian rupa sehingga sumbu pokok kompas terletak diatas garis batas lembar kiri atau kanan peta dan kita putar peta beserta kompasnya sampai jarum kompas terletek satu garis dengan garis peta tersebut. RESECTION Digunakan untuk mengetahui posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang kita kenal. Tidak semua tanda medan harus kita bidik, seperti ketika kita sedang berada di tepi ! Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA sungai lainnya yang di bidik. Langkah-langkah resection : Lakukan orientasi peta Tentukan minimal dua tanda medan dilapangan dan kita ukur azimut dan back azimutnya. Sudut antara tempat kita dengan dua tanda medan tersebut minimal 30 derajat maksimal 150 derajat Tarik garis back azimut dari kedua titik medan itu sehingga terjadi perpotongan antara keduanya. Perpotongan tersebut adalah kedudukan kita di peta. IINTERSECTION Cara ini digunakan untuk mengetahui atau untuk menentukan posisi suatu titik atau benda di medan pada peta dengan menggunakan posi si B sudah di cari t erl ebi h dahul u posi si A sudah di cari t erl ebi h dahul u poi nt yang di cari ! Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA dua atau lebih tanda medan. Langkah-langkahnya : Lakukan orientasi peta dan resection untuk menentukan posisi kita dititik A. Bidik obyek dari titk A tersebut, catat azimut dan back azimutnya Bergerak ke posisi lain dan melakukan orientasi serta resection untuk menentukan posisi kita di B. Bidik obyek dari titk B tersebut, catat azimut dan back azimutnya Perpotongan azimut dari titik A dan B tersebut adalah letak obyek yang kita inginkan di peta. MENTUKAN ARAH TANPA KOMPAS Dengan tanda-tanda alam misalnya : Kuburan Islam selalu menghadap ke utara Masjid selalu menghadap ke kiblat Bagian tumbuhan yang berlumut tebal menunjukan arah timur karena sinar matahari belum terik pada pagi hari Dengan menggunakan jam tangan Hanya dapat digunakan untuk daerah yang jauh dari khatulistiwa (minimal 23 derajat LU atau LS). Daerah sebelah utara khatulistiwa : Jarum pendek diarahkan ke matahari, arah antara jarum pendek dan angka 12 menunjukan arah selatan. Daerah sebelah selatan Khatulistiwa : arahkan angka 12 ke matahari. Arah antara angka 12 dan jarum pendek menunjukan arah utara. Dengan menggunakan Bintang Bintang selatan (Zuider Kruis), bila kita menghubungkan bintang- bintang yang terjauh satu sama lain lalu kita tarik garis khayal sampai memotong tepi langit,maka titik pertemuan itu adalah pertemuan itu adalah selatan. Bintang Biduk, apabila dihubungkan bintang-bintang ini akan membentuk gambar biduk. Garis yang ditarik dari bintang yang letaknya segaris akan menunjukan arah utara. Rasi bintang Crux (bitang salib/Gubuk Penceng), perpanjangan garis diagonal yang memotong horison dari tempat kita adalah arah selatan. Arah bulan, bintang, dan Matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat. !! Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA KESEHATAN PERJALANAN Dalam perjalanan, kesehatan merupakan komponen utama yang harus kita perhatikan baik secara individu maupun secara kelompok. Kesehatan ini tidak hanya pada saat perjalanan saja tetapi harus kita nikmati pula setelah perjalanan. Untuk tujuan itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan perjalanan kita yakni : 1. Persiapan fisik Diluar peralatan dan perlengkapan, fisik dan kesegaran jasmani membutuhkan persiapan yang tak kalah pentingnya. Fisik yang baik tidak bisa dicapai dalam waktu yang singkat tetapi harus dengan latihan yang teratur dan kontinyu. Dasar yang paling penting bagi pendaki gunung adalah tenaga aerobik, sebab kegiatannya sangat dipengaruhi oleh suplai oksigen melalui peredaran darah ke otot-otot badan. Oleh karena itu harus dilakukan latihan-latihan aerobik secara teratur seperti lari atau bersepeda. Selain aerobik, kekuatan dan ketahanan otot juga perlu dilatih. Otot-otot itu adalah otot bahu, punggung, pinggang, dan kaki. Hal ini dapat dilatih dengan menggunakan beban seperti mengangkat barbel dan sejenisnya. 2. Persiapan Mental Meskipun mental seseorang akan terbentuk dengan sendirinya dan sudah bawaan lahir, tetapi pengembangannya dapat dilakukan secara perlahan-lahan dalam waktu yang panjang, yang salah satunya dengan meningkatkan latihan fisik. Keseimbangan antara faktor fisik dan mental harus selalu kita usahakan baik dalam perjalanan maupun kehidupan sehari-hari. Khusus untuk alam bebas kita harus percaya pada kemampuan kita untuk menangani segala hal. Motivasi yang baik dapat juga meningkatkan mental. Mendorong motivasi seseorang merupakan hal yang cukup susah, karena kita harus tahu segala hal mengenai pribadi, pembawaan, sifat dan kegemaran orang tersebut. Hal ini harus kita lakukan secara hati-hati dan perlahan-lahan sehingga tidak menyinggung perasaan yang menimbulkan antipati dan mematikan motivasi. 3. Daya Tahan Tubuh Daya tahan tubuh ini sangat dipengaruhi beberapa faktor antara !" Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA lain : a. Kebutuhan oksigen Oksigen merupakan komponen yang sangat penting bagi proses penyediaan energi dalam tubuh yang diolah dari makanan. Seringkali harus kita lakukan aklimatisasi untuk menyesuaikan kemampuan tubuh dengan kadar oksigen disuatu tempat. b. Kebutuhan cairan Dalam kondisi normal manusia tidak dapat hidup tanpa air. Manusia dapat hidup 3 hari tanpa air, tetapi dapat pula mencapai 8 hari dalam suhu 20 sampai 30 derajat. c. Makanan Untuk aktifitas alam terbuka jumlah kalori yang diperlukan seseorang adalah 2500 s/d 3500 kalori per hari. Sumber makanan yang dapat kita peroleh untuk kondisi di atas adalah karbohidrat, lemak, dan protein; dengan komposisi 75% karbohidrat dan 25% lemak. d. Suhu lingkungan Suhu lingkungan sangat mempengaruhi daya taha tubuh, karena akan berpengaruh langsung pada kondisi tubuh yang akan dapat menyebabkan kematian pada suhu dingin dan kejang-panas atau kematian pada suhu panas. Suhu tubuh manusia lebih mudah menyesuaikan pada suhu panas daripada suhu dingin, karena suhu lingkungan yang rendah mengakibatkan kalori yang diperlukan oleh tubuh lebih besar untuk mempertahankan suhu tubuh tetap nor- mal. POKOK-POKOK P3K a. Jangan panik bukan berarti lamban dalam bertindak, tetapi tetap tenang sehingga dapat bekerja secara efektif. b. Perhatikan pernafasan korban, langkah-langkah yang harus dilakukan : bebaskan jalan pernafasan berikan nafas buatan bila korban tidak bernafas lakukan resusi jantung dan paru-paru jika denyut nadi tidak ada c. Hentikan perdarahan yang terjadi dengan jalan tekan kuat-kuat tempat perdarahan dengan kasa dan sapu tangan lalu ikat. Letakkan bagian yang mengalami pendarahan lebih tinggi dari bagian yang lain. Bila perlu ikat dengan torniquet. d. Perhatikan tanda-tanda shock dan patah tulang. e. Jangan berikan makanan dan minuman pada korban yang tak sadar. f. Jangan terburu-buru memindahkan korban kecuali bila keadaan korban tidak memungkinkan ( korban kebakaran ). !# Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Obat dan Peralatan a. Obat-obatan Obat penghilang rasa sakit dan demam seperti aspirin, paracetamol, dll Obat sakit perut seperti new diatab, oralit, trisulfa, dll Obat keracunan seperti Norit Obat anti alergi seperti CTM Obat anti malaria seperti pil kina Obat flu dan batuk Obat tetes mata Alkohol Salep luka bakar Obat gosok seperti balsam, minyak kayu putih Krim pelindung kulit seperti Pabanox, Sunscream Krim anti memar seperti trombophop Chlor ethyl spray Obat luka baru seperti Bethadine Dll b. Peralatan Buku petunjuk P3K Mitella (pembalut segitiga) Plester Kasa steril dan kapas Perban Gunting, pinset, pisau kecil Cotton bud, jarum kecil dan peniti Lampu senter Dll MENGATASI HENTI NAPAS DAN HENTI JANTUNG Ada beberapa kemungkinan mengapa orang tidak bernafas: Jalan nafas tersumbat misal karena muntah dan pendarahan Jalan napas membengkak misal karena keracunan gas Kelumpuhan alat pernapasan msal karena terkena aliran listrik atau keracunan Cara mengatasinya adalah : Bebaskan jalan napas. Baringkan korban telentang, kepala dimiringkan, buka mulut dan ambil sumbatan yang ada didalamnya dengan 2 jari. Buka jalan napas yang selebar-lebarnya dengan cara mendorong dahi ke belakang sehingga posisi leher menjadi lurus atau dengan memberi bantalan di bawah bahu tetapi jangan dibawah kepala karena leher akan tertekuk. Berikan napas buatan dari mulut ke mulut. Buka mulut kita lebar- !$ Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA lebar dan tempelkan pada mulut korban, pijit hidung korban dan hembuskan napas ke dalam saluran napas penderita bila dada korban mengembang berarti udara telah mencapai rongga paru- paru, lepaskan bibir anda supaya terjadi pelepasan udara secara pasif dari paru-paru. Lakukan hal serupa sampai 12 kali untuk orang dewasa dan 20 kali untuk anak-anak. Cara resusi jantung dan paru-paru : Baringkan korban telentang dengan alas datar dan cukup keras, dorong dahi ke atas sehingga leher menjadi lurus. Cari ujung dada iga bagian depan (2 jari diatas ujung dada) lakukan pijat jantung. Letakkan pangkal telapak tangan di daerah tersebut dan telapak tangan yang lain menumpang pada tangan utama tetapi siku dalam kondisi lurus, tekan secara menghentak dan kendurkan secara perlahan-lahan. Ulangi cara tersebut sampai korban bernapas. Hal itu harus kita kombinaikan dengan pernapasan buatan dengan komposisi 2 kali napas buatan kemudian 15 kali pijat jantung. GANGGUAN UMUM Adalah terganggunya fungsi seluruh tubuh akibat suatu kecelakaan. Macam gangguan umum : 1. Lena Penyebab berkurangnya peredaran darah ke otak yang disebabkan oleh emosi yang hebat, rasa nyeri, keadaan lemah setelah sakit, terlampau banyak mengeluarkan tenaga dalam kondisi perut kosong, Gejala yang timbul pada korban seperti : Pusing, telinga berdenging, mual, mata berkunang-kunang, keluar keringat dingin, dan denyut nadi lemah. Pertolongan : Tidurkan telentang korban dan kepala agak rendah, longgarkan pakaian dan usahakan korban menghirup udara segar. Kemudian beri selimut agar badan segar kembali. Setelah korban sadar dan dapat minum beri kopi hangat atau sedikit anggur. 2. Gugat ( Shock) Disebabkan karena jumlah darah yang beredar dalam pembuluh darah sangat kurang dan merupakan kelanjutan dari lena. Gejala yang timbul pada korban : Seperti gejala pada lena, yang banyak disebabkan oleh pendarahan (ke luar maupun ke dalam) dan luka bakar yang cukup luas sehingga korban pingsan. Pertolongan : Baringkan korban di tempat yang segar udaranya dengan kepala !% Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA lebih rendah dari kaki (kecuali jika ada luka di kepala), tenangkan korban dan hentikan pendarahan yang terjadi dan secepatnya dibawa ke Rumah sakit. 3. Pingsan Kondisi dimana fungsi otak terganggu sedemikian rupa sehingga korban tidak sadarkan diri. Gejala yang timbul : Tidak menyahut jika dipanggil, tidak bereaksi saat diberi rangsangan, biasanya korban terbaring tidak bergerak tetapi pernapasan dan denyut nadi ada. Pertolongan : Baringkan korban di tempat teduh dan segar, miringkan kepala korban supaya korban muntah, longgarkan pakaiannya dan selimuti agar tidak kedinginan, dan scepatnya bawa korban ke RS untuk mendapat pertolongan lebih lanjut. 4. Mati Suri Adalah keadaan lanjut dari pingsan dimana pernapasan tidak nampak, denyut nadi hilang, biji mata melebar dan tidak bereaksi terhadap penyinaran, muka pucat agak kebiruan. Pertolongan : Baringkan korban telentang, dan longgarkan pakaian korban; hilangkan segala barang yang dapat menyumbat pernapasan kemudian lakukan pernapasan buatan atau kalau perlu pijat jantung. Segera hubungi dokter untuk penanggulangan lebih lanjut. 5. Penyakit Pegunungan Sering disebut Mountain Sickness yang diakibatkan makin berkurangnya kadar oksigen pada daerah yang tinggi yang akan mempengaruhi aktivitas pendaki karena kekurangan suplai oksigen atau hipoksia. Gejala : Korban pusing, letih, rasa kantuk yang hebat, mual, pucat, sesak napas, kemudian tubuh menjadi panas, perasaan gelisah, telinga berdenging, dan sukar tidur. Pertolongan : Beri istirahat yang cukup sehari atau dua hari, bila tidak ada perubahan bawa korban ke tempat yang lebih rendah. 6. Gangguan Setempat Adalah kecelakaan yang terasa sakit pada bagian tubuh yang terkena. Macam gangguan setempat : 1. Luka Dapat terjadi dimana saja dan disebabkan oleh benda tumpul atau tajam. !& Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Macam-macam luka : Luka iris Luka tusuk Luka memar Luka robek Pertolongan yang harus diberikan dengan menghentikan perdarahan mencegah infeksi dan kerusakan lebih lanjut dengan cara-cara yang mudah dan cepat. 2. Luka gigitan ular Untuk jenis ulat Colubridae (ular belang, sendok/kobra), tanda- tanda gigitannya tidak begitu jelas tetapi langsung mempengaruhi susunan saraf. Biasanya disertai sesak napas dan luka gigitan tudak terasa tetapi sangat mematikan. Untuk jenis ular Viperidae (ular puspa, ular tanah), tanda-tandanya gigitannya akan menimbulkan bercak darah diseluruh tubuh disertai batuk dan kencing darah karena mempengaruhi sistemperedaran darah. Luka gigitannnya terasa nyeri dan bengkak. Berdasarkan tipe gigi bisa, ular dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu : Aglypha : tidak mempunyai gigi bisa, seperti sanca Phistoglypha : mempunyai gigi bisa dibelakang, misalnya ular cincin emas Proteroglypha : mempunyai gigi bisa didepan yang efektif untuk menyalurkan bisa Solenoglipha : mempunyai gigi bisa di depan dan dapat dilipat. Umumnya gigi bisa dapat dilipat. Macam-macam bisa : Neurotoksin : menyerang saraf dan bersifat bertentangan dengan transmisi jaringan syarag. Menybabkan kelumpuhan pada alat pernafasan dan rusaknya jeringan otak. Hemotoksin : menyerang darah dan sistem peredarannya, menguraikan protein, menyebabkan sel darah rusak. Kardiotoksin : menyerang otot jantung Miktotoksin : menyerang cairan tubuh Pertolongan : Baringkan korban, letakkan bagian yang digigit lebih rendah dari jantung, kurangi aktivitas korban untuk mencegah penyebaran bisa. Kenakan torniquet di atas luka gigitan dan kendurkan 15 sampai 30 detik, perbesar luka gigitan dengan pisau steril dan isap luka untuk mengeluarkan bisa dari darah (mulut penolong tidak boleh ada luka). Tutup luka dengan kasa steril dan beri betadine kemudian dibalut. Bawa ke RS terdekat. Khusus luka gigitan serangga (kalajengking, kelabang, laba-laba, dll) pertolongan yang dilakukan adalah : Olesi luka dengan amonia atau kapur sirih, kompres dengan es !' Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA atau soda kue (untuk gigitan kalajengking) dan cuci dengan anti septik. Oleskan balsam/obat gosok untuk mengurangi rasa sakit dan segera dibawa ke RS. 3. Sengatan Binatang Pertolongan : Ambil sengat yang tertinggal, cuci bekas sengatan dengan air garam kemudian air hangat beberapa kali. Untuk ubur-ubur dengan alkohol, amoniak atau dengan aseton. Oleskan obat gosok untuk mengurangi rasa sakit. 4. Patah tulang Macam patah tulang : terbuka (tulang menonjol keluar dan berhubungan langsung dengan udara luar) dan tertutup. Tanda-tanda patah tulang : sakit pada bagian yang patah bila tersentuh atau digerakkan, tidak bisa digerakkan, sekitar luka bengkak dan kebiruan atau tulang mencuat keluar. Pertolongan : Pada luka tertutup tidak perlu membuka pakaian yang menutupi seperti pada patah tulang terbuka. Bila terjadi perdarahan lakukan perawatan, lakukan pembidaian yang ditentukan, dan segera bawa ke RS. Syarat pembidaian : Panjang bidai cukup untuk luka Bidai harus pipih, lembut, dan empuk Ikatan cukup jumlahnya dan tidak terlalu ketat atau longgar Ikatan dilakukan pada atas dan bawah luka 5. Pendarahan Cara menghentikan pendarahan : Tekan ditempat pendarahan dengan setumpuk kasa steril atau kain bersih dilipat tebal, tutup daerah luka dan tekan, segera bawa ke RS. Selama itu angkat bagian yang terluka lebih tinggi dari letak jantung. Tekan pada tempat-tempat tertentu, seperti pangkal pembuluh nadi yang terluka. Tekan dengan torniquet Torniquet adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah dibawahnya terhenti. Caranya : Buat ikatan pada anggota tubuh yang cidera Selipkan batang kayu dibawah ikatan tersebut Kencangkan dengan memutar kayu tersebut Agar kedudukan kayu tidak berubah, ikat ujung satunya Torniquet hanya dilakukan pada luka pendarahan hebat, kendurkan selama 30 detiktiap 10 menit. 6. Terkilir Disebabkan adanya hentakan yang keras terhadap sebuah sendi dengan arah yang salah sehingga jaringan pengikat antara tulang " Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA rusak dan menimbulkan pendarahan yang menggumpal dibawah kulit, menyebabkan pembengkakan. Pertolongan : Kompres bagian yang terluka dengan es selama 30 menit dan balut dengan pembalut elastis atau mitella. 7. Keracunan a. Racun yang ditelan Makanan. Tindakan utama adalah dengan mengusahakan makanan yang ditelan keluar dengan menekan langit-langit tenggorokannya dengan jari. Kemudian beri norit atau arang yang telah ditumbuk dan dilarutkan ke air. Alkohol. Usahakan agar muntah dan bilas lambung dengan soda kue (1 sendok teh dalam segelas air) tiap jam. Dapat pula diberikan kopi pekat. Obat. Usahakan korban muntah dan beri kopi pekat. Bilas lambung dengan usu atau soda kue, rangsang supaya korban muntah. Bila racun termakan lebih dari 3 jam pembilasan lambung tidak boleh dilakukan apabila racunnya bersifat korosif seperti korosif sepert asam, basa keras, bensin dan minyak tanah. b. Racun yang terisap Pertolongannya : singkirkan korban dari tempat keracunan ke tempat berudara segar dan berikan pernapasan buatan. c. Racun melalui kulit Pertolongannya : lepas pakaian yang terkena racun dan bilas kulit dengan air mengalir. Teknik membalut dan evakuasi 1. Teknik membalut a. Membalut dengan mitella Mitella terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang 90 cm. Cara-cara membalut dengan mitella lihat gambar (lampiran) b. Membalut dengan Pembalut Pita Cara-cara membalut dengan Pembalut Pita lihat gambar (lampiran) 2. Teknik Evakuasi a. Jarak dekat Apabila korban tidak menunjukkan tanda-tanda patah tulang leher, tulang belakang, tulang tengkorak, dan gegar otak; maka korban dapat ditarik. b. Melalui lorong sempit Apabila korban pingsan dan harus kita bawa keluar dari terowong atau lorong, ikat tangan korban dan gantungkan pada leher penolong, penolong merangkak. " Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA c. Dengan selimut : Digunakan untuk mengusung korban yang pingsan sebagai ganti tandu. d. Korban yang sadar tetapi tidak bisa jalan sendiri dapat kita usung. e. Korban yang memerlukan sedikit bantuan karena korban mampu berjalan sendiri sehingga tidak memerlukan bantuan. " Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA ILMU PENAKSIRAN Dalam suatu perjalanan terkadang kita dihadapkan pada suatu keadan yang mengharuskan kita menaksir atau memperkirakan terlebih dahulu kondisi medan yang akan dihadapi. Maksudnya agar ketika melewati medan tersebut kita lebih siap dan tidak terjebak dalam kesulitan. Misalnya sebelum menyeberangi sungai, harus ditaksir lebar, kedalaman, serta kecepatan arus sungai tersebut. Atau sebelum mendaki tebing harus ditaksir tingginya agar dapat dipersiapkan dan diperkirakan panjang tali ataupun peralatan lain yang dibutuhkan. Hasil penaksiran yang didapat tidak tepat benar. Semakin cermat dalam proses penksiran akan semakin teliti hasil penaksirannya. Untuk mempermudah penaksiran sebaiknya kita mengetahui sebanyak mungkin segala sesuatu yang dapat dijadikan standar pengukuran, seperti : a. Bagian-bagian tubuh sendiri : Panjang rentang tangan Panjang jengkal jari Lebar langkah kaki Panjang telapak kaki Tinggi badan (jongkok, berdiri) Kecepatan jalan, setengah berlari, dan berlari Berat badan Dan lain-lain b. Benda-benda yang dibawa dalam perjalanan ukuran syal Sabuk Dan lain-lain c. Hal-hal lainnya yang dijadian standar Jarak tiang listrik Jarak tiang telepon Jarak tanaman karet Jarak tanaman khas yang ditanam penduduk Dan lain-lain Yang lebih baik adalah selalu membawa alat ukurstandar. Jika ini terlupa atau tak dapat disediakan bisa juga digunakan bagian-bagiab tubuh, karena selalu terbawa dan sudah dihapal. TEKNIK PENAKSIRAN Menaksir Lebar Sungai a. Lebar Sungai Tenang atau Danau "! Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Jatuhkan benda berat (misal batu) ke air di tepi sungai, tandai dengan titik A Tentukan titik C di seberang dan titik B yan sudah ditentukan bila riak pertama sudah sampai di C. Pada saat pertama riak menyentuh C (ke arah depan/seberang sungai) pada saat itu pula (dalam arah samping dari gerak riak pertama tadi) titik B terletak Ukur jarak A ke B Lebar sungai sama denga jarak AB b. Lebar Sungai Berarus Dapat diukur dengan cara di atas Dapat pula diukur dengan bantuan topi, yaitu : Atur posisi topi sehingga dapat melihat titik di seberang sungai tepat di ujung topi (titik D) Putar kepala tanpa merubah kemiringan kepala dan topi sehingga titik D pada topi seolah-olah berhimpit dengan satu titik di tepi sungai (titik B) Ukur jarak A (tempat kita berdiri) ke titik B Jarak AB sama dengan lebar sungai A C B D l l A B "" Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA c. Lebar Sungai dengan Bantuan Kacu Segitiga Tentukan titik A (tempat kita berada) dan titik X (di seberang sungai) Buat sudut kacu sama dengan 45 derajat dengan cara membagi sudut menjadi dua Jalan dari A ke titik yang lokasinya dapat melihat X dengan sudut 45 derajat\ukur jarak A-B Jarak AB sama dengan lebar sungai d. Lebar Sungai dengan Ilmu Ukur Segitiga Tentukan titi A Tentukan titik X Berjalan sepanjang pinggir sungai (lurus) sejauh AB (bebas jauhnya) dan tandai titik B Berjala lagi sejauh BC, jarak BC = AB dan segaris lurus Berjalan tegak lurus terhadap sungai dari titik C dimana titik tersebut segaris terhadap B dan X Ukur panjang CD Lebar sungai sama dengan CD e. Menaksir Dalam Sungai Di daerah hulu penampang dasar sungai cenderung berbentuk huruf V. cara mengukur kedalamannya adalah : Ambil galah yan cukup panjang Masukkan galah tersebut ke dalam sungai A B X 45 A X B C D "# Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Usahakan galah tegak lurus terhadap permukaan sungai Usahakan pengukuran pada bagian tengah sungai Lakukan pengukuran di beberapa tempat Karena pada hulu sungai penampang dasar sungai cenderung berbentuk huruf V, maka kedalaman di beberapa tempat dalam arah melebar adalah tidak sama. Selainitu di bagian tengah sungai yang dalam akan menyulitkan pengukuran. Sungai di daerah hilir atau muara cenderung berbentuk huruf U, maka cara mengukurnya sama seperti di atas tetapi cukup pada satu titik saja. Secara praktis kedalaman sungai dapat ditaksir dari keadaan permukaan sungai. Bila permukaan sungai beriak-riak pada sungai yang cukup lebar diperkirakan kedalaman sungai tersebut sekitar satu meter. Sebaliknya bila permukaan tersebut tenang, diperkirakan kedalamannya lebih dari dua meter. f. Menaksir Kecepatan Arus Sungai Cara I : Letakkan benda terapung di sungai (sembarang tempat) Sekitar 15 meter dari titik peletakan, tandai tempat tersebut (titik A) Mulailah berjalan mengikuti benda tadi sambi l menghitung waktu yang diperlukan untuk sampai di suatu tempat yang dirasakan cukup (tandai dengan titik B) Ukur jarak AB Arus sungai sama dengan jarak AB dibagi waktu Cara II : Letakkan benda terapung di sungai (sembarang tempat), tandai Sekitar 15 meter dari titik peletakan, tandai tempat tersebut Mulailah berjalan mengikuti benda tadi dengan kecepatan yang A B "$ Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA dapat diperkirakan sambil menghitung waktu yang diperlukan untuk sampai di suatu tempat yang dirasakan cukup (sekitar lima puluh langkah). Tandai tempat berhenti sebagai titik B Tandai letak benda di sungai sebagai titik X Ukur jarak AB dan AX Arus sungai sama dengan jarak (AB/AX) x kecepatan langkah. Catatan : Benda terapung yang dihanyutkan sebisa mungkin mendekati bagian tengah sungai. Kecepatan terbesar pada sungai lurus adalah bagian tengahnya dan terkecil adalah pada bagian tepi g. Menaksir Tinggi Menaksir tinggi pohon dengan bayangan : Kita berdiri disamping pohon yang akan diukur (tandai dengan titik A) Perhatikan ujung bayangan badan kita (tandai dengan titik B) dan ujung bayangan pohon (tandai dengan titik C) Ukur AB dan AC Tinggi pohon = (AC/AB) x tinggi badan Menaksir tinggi pohon atau tebing dengan dua orang Pengamatan pertama dalam posisi jongkok menghadapi pohon atau tebing Pengamat kedua berdiri antara tebing dan pengamat pertama (tandai dengan titik B) Pengamat pertama menyesuaikana posisinya hingga puncak tebing/pohon dengan kepala pengamat ke dua berada dalam satu garis lurus (tandai dengan titik A) Tandai titik yang segaris dengan titik A dan B pada dasar tebing dengan titik C Ukur jarak AC dan AB Tinggi tebing = (AC/AB) x (tinggi pengamat kedua - tinggi pengamat pertama) + tinggi pengamat pertama) t T A B C "% Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA h. Menaksir Waktu Dapat menggunakan Naismiths Rule yangmerupakan cara klasik dalam memperkirakan waktu tempuh. Menurut aturan ini, kecepatan rata-rata orang berjalan di medan datar adalah 5 km/ jam dan setiap kenaikan 300 meter ditambah 0,5 jam. Sedangkan kecepatan turun untuk setiap 300 meter dengan waktu tempuh 5 km/jam + 10 menit i. Menaksir Jarak Dalam operasi SAR seringkai harus memperkirakan jarak benda yang terlihat, misalnya benda milik survivor. Untuk memperkirakan jarak tersebut bisa dipergunakan tabel berikut : Cermin survival : 1,6 - 3,2 km Asap putih : 19,2 km Cahaya senter dua baterai malam hari : 3,2 km Catatan : Objek tampak dari ketinggian 150 meter. j. Menaksir Cuaca Tanda-tanda cuaca untuk melakukan penaksiran : Merah pada malam hari pertanda cuaca baik Merah pad pagi hari pertanda akan turun hujan Kuning pada saat matahari tenggelam pertanda angin Kuning pucat pada saat matahari tenggelam pertanda akan turun hujan Embun dan kabut pada pagi-pagi benar pertandaa cuaca akan baik Awan halus pertanda cuaca bagus Awan terbatas pertanda angin t1 A B C t2 "& Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA BOTANI DAN ZOOLOGI BOTANI DAN ZOOLOGI PRAKTIS Mempelajari botani dan zoologi praktis dianggap penting untuk mengenal jenis tumbuhan dan hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan darurat (survival foot) atau obat-obatan. Selain itu kita dapat mengenal jenis tumbuhtumbuhan dan hewan yang harus dijauhi karena beracun, berbisa atau dapat mengancam keselamatan jiwa. BOTANI Cara menguji makanan yang belum dikenal : 1 Periksa secara teliti. PAstikan bahwa tanaman tersebut tidak kotor/ berlumpur atau dimakan cacing. Bebrapa tanaman ketika tua berubah menjadi racun karena adanya zat kimia 2 Cium. Remas/hancurkan sebagian kecil dari tanaman tersebut. Jika baunya seperti almond yang pahit atau buah persik (bau busuk), maka buang. 3 Iritasi kulit. gosokkan sedikit atau tekan beberapa air/getah tanaman tersebut ke bagian tubuh yang lembut atau lunak (seperti lengan antara ketiak dan siku). Jika ada iritasi, buang. 4 Bibir, mulut, lidah. Jika tidak ada reaksi pada langkah 3, lanjutkan dengan langkah berikut : letakkan sedikit sample tanaman pada bibir letakkan sedikit sample tanaman pada sudut mulut letakkan sedikit sample tanaman pada bagian atas lidah letakkan sedikit sample tanaman pada bagian bawah lidah kunyah sedikit sample Tunggu hingga 5 menit untuk setiap langkah no 4 diatas. Jika ada iritasi/ketidaknyamannan, BUANG ! 5 Makan dalam jumlah yang sedikit, dan tunggu sekitar 5 jam. Selama masa 5 jam ini, jangan makan atau minum makanan yang lain. Tumbuhan yang dapat dimakan Bagian yang dapat dimakan yang dapat meberikan energi yang cukup adalah umbi (umbi akar atau umbi batang), buah, biji dan daun. Ciri tumbuhan yang dapat dimakan : Bagian tumbuhan yang masih muda Tumbuhan yang tidak mengandung getah Tumbuhan yang tidak berbulu Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap "' Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Tumbuhan yang dimakan oleh mamalia Catatan : beberapa ciri tumbuhan yang dapat dimakan diatas, semuanya tidak pasri benar Langkah-langkah yang perlu dilakukan bila akan memakan tumbuhan Makan tumbuhan yang sudah dikenal Makan jangan hanya satu jenis tumbuhan Sebaiknya jangan makan buahnya yang berwarna mencolok, karena menngandung racun alkaloid Cara memakan pertama dengan mengoleskan sedikit ke bibir dan di tunggu reaksinya.Bila tidak terasa aneh (panas, pahit, gatal) berarti cukup aman. Yang paling baik adalah dengan terlebih dahulu memasak bagian tumbuhan yang akan dimakan. Contoh tumbuhan yang dapat di makan : Umbi di dalam tanah : talas, kentang, bengkoang, paku tanah Bagian batangnya : umbut muda pisang, sagu, begonia Buah : kelapa, arbei, konyal, buah rotan Biji : padi, jagung, rumput teki Bunga : turi, pisang Daun : rasa mala, melinjo, babadotan, pohpohan, pakis Tumbuhan obat Dapat dikelompokkan menjadi dua: 1. Dimakan atau di minum contoh : Bratawali (Anamitra Coccullus) tumbuhan merayap. Terdapat dihutan, kampung. Batangnya di rebus, rasanya pahit. Kegunaan : untuk anti demam, malaria, pembersih luka, penambah nafsu makan. Kejibeling/ngokilo (Strobillatesses) tumbuhan semak dihutan. Daunnya dimasak untuk obat pinggang dan infeksi/keracunan pada pencernaan. Sembung/sembung manis (Blumen alsmifira). Jenis rumputan, terdapat pada padang rumput yang banyak angin. Daunnya diseduh dengan air panas dapat digunakan untuk sakit panas dan sakit perut. 2. Tumbuhan obat luar untuk luka Getah pohon kamboja untuk menghilangkan bengkak. Gosok getah pada bagian yang bengkak, biarkan 24 jam, bersihkan dengan minyak kelapa kemudian air hangat. Air rebus bratawali untuk mencuci luka, juga air batang pohon randu. Daun Sambiloto atau daun Ploso di tumbuk halus untuk anti # Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA sengatan kalajengking. Tumbuhan berguna lainnya a. Tumbuhan penyimpan air seperti : tumbuhan beruas (bambu, rotan), tumbuhan merambat, kantong semar, kaktus, batang pisang, dll. b. Tumbuhan pembuat atap/pelindung : daun nipah, aren, sagu, daun pisang, dll. c. Tumbuhan pengusir ular dan serangga lainnya : lemo. d. Indikator air bersih : tespong, selada air. Tumbuhan beracun Getah pohon paku putih dapat menyebabkan kebutaan Getah pohon rengas, ingas/semplop, sangat berbahaya sebab merusak jaringan Getah jambu monyet menyebabkan gatal-gatal Buah aren mentah menyebabkan gatal-gatal Kecubung Rarawean dapat menyebabkan gatal dan pedih Daun fulus menyebabkan gatal dan panas Si cantik beracun (Poisson Ivy) menyebabkan gatal-gatal Bila kita menemukan jamur di hutan, sebaiknya jangan di makan karena sulit membedakan yang dapat dimakan atau tidak. Selain itu kadar kalori jamur sangat rendah karena tubuh jamur banyak mengandung air. Pedoman umum yang dapat digunakan untuk menentukan jamur yang dapat dimakan : tidak berwarna mencolok tidak bercahaya tidak memiliki gelang pada tangkainya tidak berbau tidak memberi efek hitam jika disentuh benda-benda perak Pedoman seperti itu sebenarnya kadang sangat berbahaya. Banyak jamur yang memiliki ciri-ciri diatas justru mengandung racun. Contoh : Amanita Phalloder, Amanita Verna, Amanita Virosayang berwarna putih bersih memiliki racun mematikan. Ketiga jamur tersebut jika dimakan setelah 30 menit kemudian akan mengakibatkan perut sakit sekali. Bila tidak segera diatasi, 6-8 jam kemudian akan menemui ajal. # Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA "jangan makan dalam jumlah yang banyak satu jenis tanaman pada satu waktu, dan jika ingin memakannya, maka mulailah dari bagian yang segar dan ambil beberapa lagi untuk dimasak, kemudian makan sedikit demi sedikit" "jangan berasumsi bahwa karena burung, hewan mamlia atau serangga memakan beberapa jenis tanaman, hal ini berarti tanaman tersebut dapat dimakan oleh manusia. Kera adalah salah satu contoh , tetapi tidak menjamin bahwa tanaman yang dimakan oleh kera dapat dimakan oleh manusia" ZOOLOGI Sebagian besar hewan, pada prinsipnya adapat dimakan. Kesulitannya adalah bagaimana cara mendapatkannya. Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang habitat dan tingkah laku hewan tersebut. Untuk menangkap hewan diperlukan suatu keberanian dalam mengambil keputusan. Misalnya hewan selalu mencari air untuk keperluannya sehari-hari. Bila kita ingin mendapatkan berbagai macam hewan, harus menuju sumber air. Dalam hal ini kita akan dihadapkan pada suatu masalah. Bila didekat sumber air banyak hewan, berarti banyak hewan berbahaya pula bagi kita. 1. Habitat hewan Habitat bisa diartikan sebagai tempat mahluk hidup tinggal. Misalnya ikan banyak dijumpai di air. Habitat yan paling banyak hewannya adalah laut dangkal dan pantai. Semakin tinggi permukaan tanah, jenis hewan akan semakin sedukit. Jika kita tersesat di gunung dan ingin mencari makanan (hewan), jangan terus naik ke puncak, lebih baik turun, kemungkinan besar akan menemukan berbagai jenis hewan. 2. Perilaku hewan Perilaku jenis hewan adalah khas. Kapan kita mudah menangkap suatu hewan, kapan kita harus menghindarinya. Pada musim kawin,hewan-hewan biasanya kurang peka terhadap sekelilingnya. Saat seperti itu yang baik untuk menangkapnya. Burung-burung pindah dari daerah dingin ke daerah panas, ikan salem berpindah tempat dari laut ke sungai untuk bertelur. Ular yang menjaga telur atau anaknya bertambah ganas. 3. Binatang Berbahaya Antara lain : Nyamuk Malaria Lalat Dayak/Lalat kerbau (besarnya dua kali lalat biasa). # Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Terdapat dihutanKalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Bekas gigitannya bengkak dan bisa infeksi Lebah berbahaya jika tersengat, dalam jumlah yang besar dapat dimatikan. Kelabang, Kalajengking. Bekas gigitannya bengkak, oleskan tembakau, Daun samilito, amonia. Pacet, Lintah. Untuk melepaskannya siram dengan air tembakau. Berbagai jenis ular. Umumnya berbagai jenis ular berbisa dapat diketahui fisiknya yakni : Bentuk kepala segitiga, leher relatif kecil, terdapat lekukan mata dan lubang hidung dan mempunyai gigi yang berbisa. Serpentes (Ophidia) Di Indonesia diperkirakan terdapat 400 jenis ular. 110 diantaranya termasuk jenis yang berbisa. Ular berbisa tersebut kebanyakan hidup dipantai atau di laut, bersifat pasif dan jarang mengigit. Sedang yang hidup di darat sekitar 35 jenis. Populasi ular berbisa ini sangat lambat, sehingga ular tersebut banyak dikategorikan langka (jarang ditemukan), meskipun mempnyai kemampuan berkembang biak sangat besar. Ada yang dapat bertelur sampai puluhan butir, tetapi setelah mengalami beberapa tahap yang bertahan sedikit sekali. 4. Binatang yang Berguna Hampir semua binatang mamalia dan burung dapat dimakan dagingnya. Ular, Kadal, Kura-kura dapat dimakan. Lebah dapat diambil larva dan madunya. Cacing dan siput hutan dapat dimakan. Jika kita mendengar ada orang yang mati di gigit ular, jangan langsung menuduh si ular penyebabnya. Karena kita tahu ular menggigit hanya untuk membela diri. Banyak kasus yang terjadi justru karena rasa takut yang berlebihan dari korban ketika melihat ular didekatnya. Rasa takut inilah yang biasanya menyebabkan kematian karena fungsi jantung yang tidak bekerja. Data dari Yoshokara Kawamura (1972) menunjukkan jumlah kasus gigitan ular sangat rendah.Ular banyak menggigit pada bulan Mei, paling sedikit bulan Oktober #! Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain sangat vital untuk dikuasai dalam berkegiatan di alam terbuka. Hal ini akan sangat terasa apabila kita berada dalam kondisi sur- vival dimana kita harus mampu memberikan isyarat untuk memberitahukan atau meminta pertolongan pada seorang yang mungkin dapat memberikan pertolongan pada kita. Dalam materi ini akan diterangkan beberapa cara berkomunikasi yang praktis yang akan berguna langsung dalam berkegiatan alam terbuka, yaitu : Semaphore Morse Komunikasi Radio Cara lain dalam keadaan darurat SEMAPHORE Semaphore adalah suatu isyarat untuk menyampaikan berita dengan menggunakan sepasang bendera. Jarak terjauh yang masih dapat dijangkau sepanjang mata memandang. Untuk bendera semaphore menggunakan warna yang mencolok mata sehingga akan mudah dibedakan dengan benda lain. Tetapi pada masa sekarang hal ini sudah jarang bahkan hampir tidak pernah dipergunakan walaupun kadang-kadang berguna untuk keadaan darurat. ( Keterangan kode semaphore terlampir ) MORSE Morse adalah salah satu bentuk komunikasi yang berupa kode kombinasi suatu bentuk panjang dan pendek yang mewakili semua huruf, angka, dan tanda baca. Alat yang dipergunakan untuk mengirim morse : Peluit Peluit yang dipergunakan adalah peluit whistle/peluit pramuka karena peluit jenis ini menghasilkan bunyi yang tidak dipengaruhi oleh tekanan udara. Isyarat tanda titik dengan tiupan peluit pendek dan tanda strip dengan tiupan peluit panjang. Cahaya Cahaya yang terbaik adalah cahaya lampu senter yan ditutup dengan kain merah atau jingga karena intensitas warnanya paling bisa dilihat dan tidak menyilaukan mata. Tanda titik dinyatakan dengan penyinaran sekejap dan tanda strip dengan tiupan peluit panjang. KOMUNIKASI LAPANGAN #" Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Asap Asap sangat sulit digunakan karena harus dijaga intensitasnya agar jelas bisa terbaca. Biasa digunakan oleh suku bangsa Indian. Peralatan Elektronik Telah digunakan secara luas pada waktu alat telegraf masih dipakai. Sistem pernyataan tanda sama seperti pada peluit. PROSEDUR KOMUNIKASI ( Keterangan : kode morse terlampir ) KOMUNIKASI RADIO Komunikasi radio saat ini memegang peranan sangat penting, yang dimaksud dengan menggunakan peralatan elektronik adalah seperti : Handy Talky (HT) untuk jarak pendek Citizen Band (CB) untuk jarak pendek Pesawat Single Side Band (SSB) untuk jarak jauh Pesawat pengirim-penerima Frequency Modulation (FM) untuk jarak menengah Keunggulan komunikasi radio dengan komunikasi lainnya adalah : daya jangkau yang lebih jauh serta penggunaan yang secara sekaligus oleh beberapa pihak secara bersama-sama. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi radio agar dapat memberikan manfaat yang optimal adalah : Mengetahui beberapa gelombang emergency didaerah sekitar (Polisi, SAR, Ambulance, dan lain sebagainya) Pengirim Penerima Pemberitahuan kirim berita (NK) Siap menerima (K) Belum siap menerima (Q) Ulangi lagi tanda (NK) tiga kali. Tunggu sejenak. Kirim berita huruf perhuruf. Bila selesai satu kata, kirim tanda pemisah kata. Kirim tanda (E) bila kata dimengerti Kirim tanda (IMI) bila kata minta diulang Mulai kata baru dan seterusnya Berita selesai kirim tanda (AR) Bila dimengerti kirim tanda (R) Kirim tanda (AR) tiga kali SELESAI ## Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Hindarkan peralatan komunikasi dari benda-benda yang mungkin dapat merusak peralatan tersebut Sediakan baterai cadangan dan sesuaikan dengan rencana lamanya perjalanan Selalu melakukan komunikasi ke Base Camp atau pihak lain dan memberikan laporan posisi dan keadaan kita. KOMUNIKASI KEADAAN DARURAT a. Tanda dengan Asap atau Api Adalah cara yang paling sederhana untuk memberitahukan kedudukan dengan api yang besar dan terang sehingga mudah terlihat pada malam hari atau asap yang tebal dan menggumpal pada siang hari. Tetapi hindarkan jangan sampai membakar hutan. b. Cermin Survival Cermin survival adalah sebuah cermin dua sisi yang berbentuk empat persegi panjang yang terbuat dari logam yang mempunyai dua lubang, satu ditengah dan satu dipinggir. Cara penggunaan : 1. Pegang cermin kira-kira 10 cm didepan wajah 2. Intip objek yang dituju melewati lubang tengah cermin sehingga sinar yang melewati lubang cermin jatuh diwajah 3. Usahakan kondisi ini terus berlangsung dengan tetap mengntip objek yang dituju. Misalkan pesawat terbang atau kapal laut. 4. Pada saat itu objek akan menerima kilatan/pantulan sinar cermin tesebut Pada cuaca terang tanda ini dapat terlihat hingga jarak 15 kilo- meter. Apabila cermin yang dimaksud tidak ada dapat digunakan potongan kaleng bekas makanan seperti sarden atau kornet. c. Kain Digunakan untuk memberikan isyarat dari darat ke udara, dapat dibuat dari kain putih, oranye, atau warna lain yang mencolok, mudah terlihat dan dibentuk sedemikian rupa sehingga memiliki arti yang telah disepakati bersama. d. Isyarat Tubuh Merupakan teknik lain komunikasi dari darat keudara dengan gerakan-gerakan tubuh yang mempunyai arti tertentu. e. Flare Digunakan khusus untuk operasi penyelamatan di gunung JENIS KODE KEADAAN DARURAT SOS (diulang-ulang) SOS merupakan singkatan Save Our Soul (Selamatkan jiwa kami), digunakan untuk memberitahukan suatu keadaan darurat #$ Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA MAY DAY Biasanya istilah ini dipergunakan pada penerbangan, untuk memberitahukan suatu keadaan darurat/kecelakaan di udara atau di darat (setelah mendarat) dan segera membutuhkan pertolongan SECURITY Kode ini berarti akan dilanjutkan pesan/berita mengenai keamanan, cuaca, atau bencana alam PAN Kode ini berarti akan dilanjutkan pesan/berita mengenai keadaan- keadaan darurat #% Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA SURVIVAL Survival adalah suatu usaha untuk mempertahankan hidup pada keadaan yang tidak memungkinkan.Tentu saja keadaan survival ini adalah suatu keadaan yang tidak kita inginkan.Jadi survival sifatnya adalah dalam keadaan terpaksa. Sebab-sebab terjadinya survival: 1. Keadaan alam (cuaca,keadaan medan) 2. Keadaan makhluk lain disekitar kita(binatang,tumbuhan) 3. Keadaan diri sendir (mental,fisik,kesehatan) Menurut versinya survival dibagi dalam tiga bagian: a. Versi militer Dalam Versi ini dikenal adanya SERE (survive,evasion, Resistance and escape) b. Versi petugas khusus Misalnya : Pilot, nahkoda kapal dan petugas jagawana c. Versi avounturir Misalnya : pendaki gunung, penempuh rimba, pemburu dan lain- lain Berdasarkan jenis medannya, survival dibagi atas : 1. Survival darat, meliputi : a. Survival dipadang pasir (Desert survival) b. Survival digunung dan dihutan (jungle survival) c. Survival disalju (Artick/antartick survival) 2. Survival perarian, meliputi : a. Survival dilaut (Sea survival) b. Survival disungai atau rawa (Swamp/river survival ) Dalam melaksanakan survival ini ada beberapa hal yang dibutuhkan : a. Sikap mental,(mental yang mendukung survival) Seorang survival harus mempunyai sbb: Berdoa demi keselamatan Semangat untuk tetap hidup Kepercayaan diri Mengguakan akal sehat atau dapat berfikir sehat Disiplin dan perecanaan yang matang Kemampuan belajar dari penglaman Pengetahuan tentang alam yang akan dijadikan sebagai tempat kegiatan alam bebas. #& Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA b. Pengetahuan Seorang survivor harus mempunyai pengetahuan yang cukupterutama pengetahuan yang berhubungan erat dengan teknik survival seperti: Pengetahuan membuat trap maupun alat perlindungan Pengetahuan mendapatkan air Pengetahuan cara mendapatkan dan membuat api Pengetahuan orientasi medan Pengetahuan cara mengatasdi gangguan binatang Pengetahuan cara mencari pertolongan c. Pengalaman da latihan d. peralatan Langkah-langkah yang biasa dilakukan dalam melaksanakan survival adalah : 1. mengkoordinasikan anggota jika berkelompok) 2. melakukan pertolongan pertama 3. melihat kemampuan dan keadaan anggota 4. mengadakan orientasi medan mengetahui posisi secara tepat atau perkiraan mengetahui kemungkinan pemukiman penduduk mengetahui jalan keluar secara tepat atau perkiraan 5. mengadakan penjatahan makanan 6. membuat rencana penjatahan makanan 7. berusaha menyambung komuikasi denga luar 8. membuat jejak dan mencari perhatian 9. mendapatkan / mencari pertolongan Keadan-keadan yang membahayakan dalam survival : 1. ketegangan dan panik 2. karena sengatan sinar matahari : kelelahan panas (heast exaustion) kejang panas sangat panas karena sengatan penyakit (demam disentri) 3. kemerosotan mental 4. bahaya binatang buas 5. keracunan, gejalanya : pusing dan muntah perasaan nyeri dan kejang-kejang perut kadang-kadang mencret jika keracunan sudah berat akan pingsan 6. keletihan yang amat sangat 7. kelaparan 8. kedinginan yang bisa menyebabkan hypothermia #' Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Tanda-tanda hypothermia : Karena merasa dingin dan badan menggigil, reaksi posisi tubuh mendekat kan tangan dan kaki kedada atau melipat tubuh Nampak bibir dan ujung jari serta telinga dingin dan membiru Bagi yang telahparah, gejalanya yaitu saat ia bicara tidak tentu atau ngelantur Cara terbaik mengatasi hypothermia : Mengganti energi melalui metabolisme tubuh,yaitu dengan menjaga agar tetap makan Membuat perlindungan (shelter) Membuat api unggun yang berguna untuk menghangatkan badan,penerangan, pengusir binatang buas dan isyarat 1. Membuat tempat perlindungan (shelter) Maksud membuat bivak adalah untuk melindungi diri dari pengaruh alam,seperti panas dingin,angin dan hujan.Perlindungan ini bisa dibuat dari bahan yang dibawa (misal ponco) atau dari alam langsung (misal dedaunan,ranting dsb). Beberapa syarat yang harus diperhatikan apabila membuat bivak, yaitu : 1. jangan membuat bivak ditempat yang merupakan jalannya air atau mungkin akan banjir pada waktu hujan 2. diatas bivak hendaknya tidak ada pohon atau cabang yan mati sehingga akan membahayakan kalau ranting atau cabang pohon yang mati menipa bivak 3. jangan membuatnya disekitar semak-semak yang mungkin erupakan sarang binatang, 4. jangan ditempat yang terkena gangguan alam secara langsung, misal ditempat berhembusnya angin secara langsung Pembuatan bivak dari bahan yang dibawa, misalnya dapat dari ponco atau plastik. Kegunaan ponco sangat banyak selain untuk jas hujan juga dapat digunakan untuk membuat bivak begitupun dengan plastik selain buat alas tidur juga dapat digunakan buat menampung air, ukuran plastik yang layak adalah 2 x 2 meter atau 2 x 1,5 meter. Membuat bivak dari alam langsung bisa dibuat dari ranting dedaunan, ijuk, rumbia daun palm daun pisang dsb. Yang penting bahan tersbut cukup kuat untuk menahan hujan, dingin atau panas. Bentuk lain yang bisa dimanfaat kan dari alam adalah gua, lekukan tebing atau batu yang cukup dalam, lubang dari tanah dan sebagainya. Jika memilih gua harus diperhatikan hal-hal dibawah ini : gua tersebut bukan tempat sarang binatang buas gua tersebut tidak mengandung racun, cara mengetahuinya adalah dengan memakai obor jika obor tetap menyala maka gua tida mengandung racun. $ Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Membuat perangkap (trap) Membuat perangkap merupakan ketrampila yang sangat diperlukan bagi mereka yang gemar berolah raga dialam bebas. Pembuatan trap ini sangat penting sekali bagi survivor, apabila sudah kehabisan bahan makanan. Walaupun mudah pembuatan trap juga harus dilatih setiap saat. Macam-macam perangkap : perangkap model menggantung (hanging snare) perangkap tali sederhana perangkap lubang penjerat perangkap menimpa kombinasi perangkap lubang dan menimpa alat-alat yang dibutuhkan : pisau tali/kawat kayu, dll Pada pembuatan trap ini perlu mempelajari dan membaca tanda jejak. Gunanya : mengetahui binatang dan kehidupan disuatu daerah mengetahui apakah suatu daerah dilalui manusia atau binatang tertentu. Untuk mencari jalan keluar apabila tersesat dalam perjalanan. Dari tanda-tanda alam dapat diketahui apakah manusia atau hewan melalui daerah tersebut atau tidak. Hal ini dapat diketahui dari : Kotoran yang tersisa Pohon kecil atau ranting patah atau terinjak atau putus Lumpur atau tanah yang tercecer diatas rerumputan Sisa makanan yang ditinggalkan oleh hewan dan manusia seperti tulang belulang,biji-bijian, kertas dan plastik dll. Binatang yang berkelompok jadi kacau, tidak beraturan dan ribut. Membaca jejak alami dapat dialkukan dari bekas injakan kaki,tebasan,bunyi-bunyian dan keadaan sekeliling yang mendukung. Pemanfaatan dan pencarian air Air merupakan kebutuhan yang sangat esensial bagi manusia.Apalagi bagi orang yang mengadakan gerak yang lama da berat, seperti para pendaki gunung. Kebutuhan air secara normal bagi manusia adalah sebanyak dua liter. Sedangkan paling minimum ialah sebanyak 0,25 liter. Tanpa air biasanya orang bisa bertahan hidup dua atau tiga hari. $ Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Dilihat dari keadaannya air dibagi menjadi : 1. Air yang harus dibersihkan terlebih dahulu 2. Air yang tak perlu dibersihkan Contoh air yang tak perlu dibersihkan terlebih dahulu : Lubang air (biasanya bercampur dengan lumpur, daun, ranting- ranting dsb). Pembersihannya dengan cara diendapkan. Air yang menggenang, pembersihannya dengan menyaring,misalnya menggunakan syal,kaos dll. Menggali air dipantai dengan kedalaman 7 meter diatas air pasang. Biasanya air bersih berada diatas air yang asin. Contoh air yang tak perlu dimurnikan lagi : Air hujan Tanaman rambat dan rotan Air sungai dan mata air yang bersih Tanaman penampung air,misal kantong semar Air kelapa Pada dasar batang bambu Akar gantung Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan air bagi survivor adalah : 1. Apabila melakukan survival dilaut dan terapung, usahakan tidak mabuk laut, karena akan menyebabkan dehidrasi 2. Melakukan survival dipantai atau dilaut bila kekurangan air lalu memanfaatkan air laut untuk diminum sangat berbahaya, karena air laut akan meningkatkan dehidrasi dan penguapan air dari tubuh. 3. Kebiasaan merokok bagi survivor akan menyebabkan kehausan dan kekeringan tengorokan. 4. Meminum air seni sangat berbahaya, kecuali sangat terpaksa sekali 5. Kebiasaan minum alkohol akan menyebabkan mual dan haus bagi survivor,juga akan menghilangkan akal sehat dan rasional 6. Dalam mengatur makanan harus diseimbangkan dengan persediaan air 7. Untuk mengatasi rasa haus usahakan agar mulut tetap basah dan lembab dengan cara menelan air liur ataupun mengulum air liur.atau pun mengulum kancing baju 8. Untuk mengatur dan mengirit air minum,sebelumnya rongga mulut dan tenggorokan dibasahi air secara perlahan, kemudian air dapat diminum langsung 9. Disiplin dan ketat dalam penggunaan air $ Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Berikut ini ditunjukan cara membuat tempat dan penampungan air serta memperolehnya dari penguapan tanah. Pemanfaatan dan pencarian makanan Survivor dapat bertahan tanpa makanan maksimal dua minggu. Hal ini dibandingkan dengan tanpaair sama sekali.untuk selalu mengganjal perut hendaknya survivor selalu memakan apa saja walaupun sedikit, karena energi dari makanan ini digunakan untuk menggerakan badan Menurut sumbernya makanan dapat diperoleh dari : 1. Makanan berasal dari hewan 2. Makanan berasal dari tumbuhan Beberapa bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan makanan, antara lain : Batangnya, misal : pohon pisang, pakis, palm, sagu. Daunnya,misal : selada air, daun singkong, melinjo dll Akar/umbinya misal : ubi jalar,talas dll Buahnya, misal : arbei, markisa hutan, dll Dapat dimakan seluruh bagiannya misal : jamur merang Patokan umum dalam memakan tumbuhan dari alam : 1. Perhatikan apakah hewan sekiar memakan tumbuhan tersebut, misal apa yang dimakan kera bisa dimakan oleh mausia 2. Hindari dan berhati-hati dengan tumbuhan yang warnanya mencolok, juga buah yang berwarna mencolok 3. Hindari tanaman yang mengeluarkan getah berwarna putih atau $! Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA seperti sabun, kecuali sudah yakin tidak beracun, seperti sawo, lengkeng, buah pepaya. 4. Tanaman yang akan dimakan dicoba dulu dengan mengoleskan pada kulit tangan atau dicicipi sedikit. Bila terasa gatal atau menyengat sebaiknya jangan dimakan 5. Hindari akanan yang rasanya tidak enak yang juga terasa pahit atau masam 6. Perlu juga memakan makanan yang beraneka jenis. Tujuannya satu jenis racun tidak terakumulasi dan dengan berbagai macam jenis, racunnya akan saling menetralkan. Memasak dan cara membuat api Tujuan memasak bagi survivor adalah : 1. Mengadakan netralisasi bahan makanan dari kemungkinan penyakit atau keracunan 2. Membuat makanan mudah dicerna dan di kunyah 3. Untuk memanfaatkan air dari daun atau akar suatu tanaman (misalnya untuk ramuan obat) 4. Untuk dilakuka sekedarnya aja misalnya menghangatkan Cara memasak sederhana : 1. Membuat kompor sederhana Kaleng diisi dengan pasir yang bercampur garam dapur Tambahkan minyak tanah sampai kepermukaan kaleng 2. Memasak nasi dalam kelapa 3. Memasak nasi atau air dalam bambu Teknik membuat api 1. Cara memantik, yaitu dengan menggesekan atau membenturkan 2. Gergaji api (fire saw) 3. Fire thong ( tali kulit untuk api) 4. Busur dan anak panah Membuat alat bantu survival Berbagai alat bantu survival adalah: 1. Membuat tali dari sabut atau kulit kelapa 2. Membuat alat memancing dengan peniti, kawat logam 3. Pembuatan bambu sebagai : Kentongan untuk tanda/isyarat rakit $" Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA SEARCH AND RESCUE Kegiatan SAR bertujuan untuk mencari dan menolong, secara efektif dan efisien, jiwa manusia dan sesuatu yang berharga yang berada dalam keadaan mengkhawatirkan (distress). dalam kegiatannya, pelaksanaan SAR, berpegang pada prinsip cepat, cermat, dan cekatan (3C). Hal ini berarti 1. Anggota unit SAR harus dapat berpikir dan bertindak cepat sesaat setelah mendengar berita kecelakaan atau kehilangan 2. Anggota unit SAR harus dapat membuat strategi dengan cermat, dengan persiapan dan perhitungan yang matang dan terkoordinasi 3. Anggota unit SAR harus dapat melaksanakan strategi yang telah dibuat dengan cekatan dengan teknik yang terlatih dan berdisiplin tinggi ORGANISASI SAR YANG ADA DI INDONESIA BASARI (Badan SAR Indonesia) BASARI terdiri dari enam orang menteri, yaitu : 1. Menteri Keuangan 2. Menteri Pertahanan dan keamanan 3. Menteri Dalam Negeri 4. Menteri Luar Negeri 5. Menteri Sosial 6. Menteri Perhubungan BASARI akan berperan dalam operasi SAR dengan skala yang sangat besar BASARNAS (Badan SAR Nasional) Basarnas terkoordinasi dibawah menteri perhubungan. Basarnas selaku lembaga pelaksana tingkat pusat yang mempunyai tugas pokok membina dan mengkoordinasikan semua usaha dan kegiatan SAR sesuai dengan peraturan SAR nasional maupun internasional. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Basarnas mempunyai fungsi menyusun kebijaksanaan teknis, membina, dan mengkoordinasikan pengendalian operasi, menilai dan evaluasi, menyusun rencana dan program serta melakukan hubungan kerja sama. Kantor Koordinasi Rescue (KKR) KKR bertugas menyelengarakan suatu aparat koordinasi guna mengkoordinasikan semua unsur SAR dan fasilitas SAR serta kegiatan lanjutan di dalam wilayah tanggung jawabnya. Untuk wilayah $# Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA tanggungjawab SAR Indonesia dibagi menjadi empat wilayah KKR, yaitu: 1. KKR Wil. I di Jakarta 2. KKR Wil. II di surabaya 3. KKR Wil. III di Ujung Pandang 4. KKR Wil. IV di Biak Sub Koordinasi Rescue (SKR) SKR bertugas untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan penggunaan fasilitas Sar, sarana/material dan personil di daerah tanggung jawabnya. ORGANISASI MISI SAR Organisasi Misi SAR berdir sendiri yang dibentuk untuk menanggulangi suatu operasi SAR. Dibawah ini menjelaskan organisasi misi SAR sesuai dengan tingkatannya. 1. SAR Coordinator (SC) SC biasanya dijabat oleh orang yang berpengaruh dan memiliki jabatan yang tinggi di pemerintah daerah, tempat berlangsungnya operasi SAR. Bagi daerah yang terdapat kantor KKR/SKR, Sc dijabat oleh Kabasarnas, sedangkan bagi yang tidak terdapat kantor KKR/SKR. Kabasranas mendelegasikan kepada gubernur Kepala Daerah Tk. I 2. SAR Mission Coordinator (SMC) SMC dijabat oleh orang yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang tinggi serta pengalaman tertentu dan telah mendapat persetujuan Kabasarnas. 3. On Scene Commander (OSC) Di tiap lokasi musibah, Satuan Tugas SAR dipimpin oleh OSC, beberapa OSC dibawah kendali seorang SMC. OSC sering diterapkan pada lokasi atau daerah yang memiliki dua buah gunung dalam satu area. 4. SAR Rescue Unit (SRU) SRU merupakan Satgas SAR yang terdiri ats Tim Sar, pesawat, dan Kapal. Definisi-definisi Initial Location (lokasi antara), yaitu : a. aerospace position b. parachute opening position c. Surface Position d. Underwater Position e. Datum dan Drift datum Datum Adalah kemungkinan lokasi dari search object melalui koreksi dari $$ Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA drift pada banyak arah gerakan yang penting selama misi berlangsung. Drift adalah gerakan terarah dari search object yang disebabkan oleh faktor alam seperti angin, aliram sungai dll. 1. Datum Point adalah titik yang dinyatakan bila posisi antara search object yang diketahui 2. Datum Line adalah garis yang menghubungkan dua atau lebih datum 3. Datum Areal adalah lokasi search object diperkirakan. Ini paling dibutuhkan bila posisi antara dan jalur lintasan tak dapat diketahui 4. Sistem SAR Sistem SAR terdiri dari lima tahapan SAR dan didukung oleh lima komponen pendukung.. Sistem SAR diaktifkan bila diterima informasi munculnya keadaan darurat atau ketika tidak lagi diharapkan pertolongan. TAHAPAN SAR 1. Tahap Kekhawatiran (Awarness Stage) Adalah tahapan dimana suatu keadaan darurat di duga kan muncul termasuk penerimaan informasi keadaan darurat 2. Tahap Kesiagaan (Initial Action Stage) Adalah persiapan untul menyiagakan fasilitas SAR dan untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas, antara lain : Mengevaluasi dan mengklasifikasikan informasi yang didapat Menyiapkan fasilitas SAR Pencarian awal dengan komunikasi (Precom) Perluasan pencarian dengan komunikasi (Excom) 3. Tahap Perencanaan (Planning Stage) Pada tahap perencanaan ini, dituntut suatu perencanaan yang efektif. Pelaksanaannya adalah daerah gerak yang merupakan daerah pencarian Tahap perencanaan pencarian (Search Planning Event) Ada empat tahap pencarian yang berurutan, yaitu : 1 Menghitung / memperkirakan Datum atau Most Probable Position 2 menentukan luas area pencarian (Search Are) 3 Menentukan pencakupan daerah yang diinginkan (Area Cover- age) 4 Mengembangkan perencanaan pencarian yang mungkin dilaksanakan dengan menggunakan unit pencari (SRU) Urutan perencanaan pencarian (Search Planning Sequence) Secara umum urutan pencarian adalah sebagai berikut : Menentukan posisi kejadian darurat dan mempertimbangkan pengaruh angin, arus air, dan hal-hal lain yang mungkin $% Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA berpengaruh terhadap gerakan korban sejak waktu kecelakaan terjadi, sampai tibanya unit pencari di tempat kejadian Menentukan luas area pencarian untuk kemungkinan kesalahan perhitungan dari faktor-faktor yang terpengaruh pada survivor Memilih pola pencarian terbaik yang akan digunakan. Dalam hal ini yang sesuai dengan situasi dan kondisi saat kejadian kecelakaan tersebut Tipe dari search target yang dicari, dipertimbangkan jarak target minimum untuk dapat dideteksi oleh alat sensor unit pencari. Lebar penyapuan dan jarak alur (search track) harus diperhitungkan dan ditentukan untuk perkiraan kemampuan pendeteksian (prob- ability of detection) Jumlah SRU yang tersedia dan keterbatasan pada faktor-faktor lain juga diperhitungkan bila dianggap perlu untukmengembangkan perencanaan pencarian agar dapat melengkapi atau mengatasi suatu keadaan tertentu yang mungkin muncul. Tingkatan perencanaan pencarian (Degree of Search Planning) Secara umum tingkatan ini membutuhkan pertimbanangan : 1. Keadaan lingkungan dan ketetapan laporan posisi insiden 2. Bisa tidaknya unit SAR yang terlatih/tersedia terpakai 3. Waktu yang terlewat sejak terjadinya kecelakaan Perhitungan Perencanaan Pencarian (Search Planning Compu- tation) Lokasi Insiden SAR (SAR Incident Location) tiga situasi yang mungkin timbul dan perlu diperhitungkan untuk menentukan lokasi dari insiden, yaitu : 1. posisi diketahui 2. jalan lintasan diketahui 3. area diketahui Langkah-langkah perhitungan perencanaan pencarian Langkah dimulai dengan menentukan datum berdasarkan laporansuatu insien SAR, bisa berupa posisi, jalur lintasan, atau daerah. Langkah berikutnya adalah koreksi draft. Tahap Operasi (Operation Search) Yang termasuk tahapan ini adalah : Fasilitas SAR bergerak ke lokasi kejadian Melakukan tanda-tanda yang ditemui dan diperkirakan ditinggalkan oleh survivor (Detection Mode) Mengikuti jejak atau tanda-tanda yang ditinggalkan survivor (Tracking Mode) $& Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Menolong, menyelamatkan dan mengevakuasi korban (Evacua- tion Mode) Mengadakan briefing kepada SRU Mengirim/menberangkatkan fasilitas SAR Adapun Operasi SAR dapat berupa : 1. Operasi pencari tanpa operasi pertolongan. Hal ini karena korban tidak dapat ditemukan 2. Operasi pertolongan tanpa pencarian karena posisi diketahui 3. Operasi pencarian dan pertolongan Pada pelaksanaan operasi SAR, ada tahapan kegiatan yang harus dilakukan. Untuk operasi pencarian dikenal delapan tahap, yaitu : 1. briefing pencarian 2. pemberangkatan SRU 3. Perjalanan SRU menuju area pencarian 4. pelaksanaan pencarian 5. bila saat menemukan sasaran 6. kapan saat yang perlu untuk mengganti SRU 7. penarikan SRU ke pangkalan 8. briefing ulang SRU Tahap Akhir Misi (Mission Conclussion stage) Yang termasuk tahapan ini adalah Evaluasi kejadian Pengembangan unsur-unsur kepada satuannya masing-masing Penyiagaan kembali POLA-POLA PENCARIAN Setelah lokasi dan luas search area ditentukan, suatu pencarian yang sistematis terhadap target haruslah direncanakan. Pemilihan pola-pola pencarian bergantung pada beberapa faktor antara lain : ketepatan datum, luas area, SRU yang tersedia dan fasilitas SRU, kondisi dan cuaca medan search area, besar /ukuran search object 1. Confinement Mode Adalah suatu cara pencarian dengan cara menetapkan garis batas pencarian untuk mengurung orang yang hilang agar berada dalam lokasi pencarian. Dalam praktek, cara ini sulit diterapkan dari segi teknisnya sehingga pemecahannya dilakukan dengan metode : a. Trail Block. Tim kecil ini dikirim untuk memblokir jalan setapak yang keluar masuk search area b. Road Block. Sama seperti Trail Block, hanay saja yang diblokir adalah jalan yang cukup besar c. Look Out. Satu orang atau satu tim ditempatkan di lokasi strategis $' Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA dan memungkinkan untuk melihat bebas ke arah pencarian. Ditempatkan di perbatasan search area d. Camp In Ini sama saja denggan look out, hanya saja ditempatkan didalam search area, bukan diperbatasan. Biasanya mudah dijangkau oleh tim pencari e. String Line. cara ini memakan waktu yang lama, tetapi sangat efektif yaitu membuat pagar dar tali dengan keterangan pada tali tentang lokasi base camp atau camp in 2. Detection Mode Pemeriksaan daerah yang dicurigai oleh SRU dengan cara menyapu a. Tipe I search. Tujuan tipe ini adalah memeriksa dengan segera area spesifik yang sangat memungkinkan. Biasanya dilakukan hanay pada tahap awal pencarian dan dilakukan oleh tim yang mampu bergerak cepat b. Tipe II search. Sasaran tipe ini adalah mencari dengan cepat pada seluruh area. Dilakukan ditahap awal pencarian dan jika diduga waktu bertahan hidup survivor sangat sempit c. Tipe III search. Tipe pencarian ini adalah pencarian dengan tingkat kecermatan tinggi. Dilakukan bila tipe II gagal dan sudah diperoleh bukti yang lebih pasti tentang lokasi hilangnya survivor. 3 regu dalam penyapuan sejajar menggunakan kompas sebagai pengontol gerak search base cont oh marker unt uk st ri ng l i ne Team 1 Team 2 Team 3 Met ode Ti pe I I % Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Komponen Pendukung SAR Organisasi : Merupakan struktur organisasi SAR meliputi aspek pengertian unsur koordinasi, komando dan pengendalian, kewenangan, lingkup penegasan dan tanggung jawab Fasilitas : Adalah komponen berupa unsur, peralatan, perlengkapan, serta fasilitas pendukung lainnya yang dapat digunakan dalam operasi misi SAR. Komunikasi : Dalam kegiatan SAR komunikasi merupakan sarana untuk melakukan fungsi deteksi terjadinya suatu musibah, fungsi komando dan pengendalian operasi. Perawatan Gawat Darurat (Emergency Care) : Berupa penyediaan fasilitas perawatan yang bersifat sementara termasuk memberi dukungan terhadap korban di tempat kejadian Dokumentasi : Berupa pendataan laporan dari kegiatan, analisis serta data-data yang akan menunjang operasi SAR dan sebagai pengembangan untuk operasi berikutnya. Sikap Mental Selama Pencarian Sangatlah perlu untuk mengingat bahwa dalam pencarian, kita mencari orang yang hilang dan membutuhkan pertolongan. Karenanya harus selalu dikembangkan sikap cermat pada daerah yag disapu dan juga memperhatikan tempat yang mungkin dijadikan survivor untuk tempat berlindung, seperti dibalik batang-batang pohon, atau batu-batu besar. Hal ini tentu saja mendatangkan kebosanan. Karena itu sikap sabar juga harus selalu dipegang teguh. % Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA TEKNIK PEMANJATAN Pendahuluan Pada dasarnya climbing adalah suatu teknik memanjat tebing batu atau es dengan memanfaatkan cacat batuan dan es pada tebing tersebut. Secara garis besar ada dua macam jenis climbing yakni : 1. Rock climbing : pemanjatan pada tebing batu atau karang. 2. Snow and ice climbing : pemanjatan pada tebing es dan salju dimana diperlukan peralatan khusus seperti ice axe, ice screw, crampon, dll. Dalam uraian ini hanya rock climbing yang akan dibicarakan lebih lanjut. PERALATAN PEMANJATAN 1. Tali (Rope) Fungsi utama tali adalah sebagai pengaman apabila pemanjat terjatuh. Panjang standar tali yang biasa digunakan adalah 50 m, yang memungkinkan leader (pemanjat pertama) dan belayer (pengaman) masih dapat saling berkomunikasi. Tali yang digunakan dalam rock climbing terdiri dari dua macam, yakni : Hawserlaid dan kernmantel. Hawserlaid terdiri dari serat - serat sintetis halus yang dipilin menjadi tiga bagian dengan daya lentur mencapai 40 % sedang kermantel terdiri dari dua bagian inti dan jaket dengan kelenturan sampai 20 %. Berdasarkan kemampuan lenturnya, ada dua macam kernmantel, yakni : Statik rope, kelenturan 2 - 5 % pada berat maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku, umumnya berwarna putih atau hijau digunakan untuk rappelling. Dynamic rope, kelenturan 5 - 20 % pada berat maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan berwarna mencolok. Yang berhubungan erat dengan tali pada pendakian adalah penggunaan simpul. Simpul yang digunakan harus mudah dibuat, cepat untuk dikuasai, aman, kuat, dan mudah dibuka kembali. 2. Carabiner Yang baik adalah yang terbuat dari alumunium alloy yang ringan tapi mempunyai kekuatan tinggi. UIAA (Union Internationale des Assosiations dalpinime) memberikan ketentuan untuk carabiner yang % Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA aman harus mampu menahan beban 2200 kg pada saat pintu tertutup dan 1200 kg pada saat pintu terbuka pada posisi poros yang panjang. Sedangkan pada posisi poros pendek mampu menahan beban 600 kg. Ada dua jenis carabiner, yakni screw gate (kunci berulir) dan non screw gate. 3. Slink Terbuat dari tabular webbing atau dari prusik yang berfungsi sebagai penghubung, pengaman pada anchor, mengurangi gaya gesek dengan memperpanjang point, dan mengurangi gerakan yang akan menambah beban. 4. Runner Sling yang pada kedua ujungnya telah diberi tambahan carabiner. 5. Ascender Bekerja dengan sistem menjepit tali ketika mendapatkan beban dan membuka apabila dinaikkan, digunakan untuk menaiki tebing melalui seutas tali. Beberapa merk ascender a.l : Clog, Jumar dan Petzl. 6. Harness Alat pengaman yang terikat pada pinggang pemanjat. Berfungsi menahan beban tubuh pemanjat ketika terjatuh supaya beban terdistribusi ke tali dan tidak mematahkan pinggang. Terdapat dua jenis harness : seat harness dan full body harness. 7. Sepatu Sebagai pengaman kaki pada saat pemanjatan. Ada dua jenis sepatu yang digunakan, yaitu : sepatu yang lentur untuk pijakan di celah - celah dan sepatu yang "kejur yang digunakan pada tebing yang mempunyai banyak tonjolan atau tangga-tangga kecil. 8. Anchor Poin yang dipakai sebagai penahan beban. Ada dua macam anchor : 1. Natural anchor, dapat berupa pohon besar, tonjolan batu, lubang-lubang di tebing dan lain-lain. 2. Artificial anchor, yakni anchor buatan yang ditempatkan atau dipasang pada tebing seperti chock, piton, bolt, friend, dll. %! Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA 9. Palu Bagian ekornya berbentuk baji atau runcing untuk membersihkan dinding dan mencokel atau melepas piton. Fungsi utama palu adalah untuk memasang anchor. Peralatan pendukung yang lain adalah helm, bor, sarung tangan, tangga gantung, serbuk magnesium, friend, heksentrik, bor dll. TEKNIK PEMANJATAN Pada dasarnya merupakan cara menempatkan tubuh sedemikian rupa sehingga cukup stabil, memberikan peluang bergerak, dan bertahan lama. Teknik-teknik pemanjatan ada beberapa macam, antara lain : 1. Face climbing, yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih ada tonjolan atau rongga yang memadai untuk pijakan kaki dan pegangan tangan. 2. Friction / slab climbing, teknik yang mengandalkan gaya gesek sebagai gaya penumpu yang biasa dilakukan pada tebing yang tidak terlalu vertikal. 3. Fissure climbing, teknik yang memanfaatkan celah batuan dengan mempergunakan anggota badan sebagai pasak. Teknik-teknik yang dikenal adalah : Jamming, untuk celah yang tidak terlalu lebar, jari-jari tangan dan kaki dapat kita masukkan atau kita selipkan pada celah tersebut. Chimneying, teknik memanjat pada celah vertikal yang cukup lebar sehingga badan dapat masuk diantaranya dan punggung di salah stu sisi tebing, kaki menempel pada sisi tebing depan dan belakang, kedua tangan demikian pula. Bersamaan kedua tangan dan kaki mendorong ke atas dan menahan berat badan. Bridging, teknik pemanjatan pada celah vertikal yang lebih lebar dengan posisi badan mengangkang, kaki sebagai tumpuan dibantu tangan yang berfungsi sebagai penjaga keseimbangan. Lay back, teknik memanjat pada celah vertikal, jari tangan mengait pada tepi celah dengan punggung miring sedemikian rupa menempatkan kedua kaki pada tepi celah yang berlawanan. Tangan menarik kebelakang dan kaki mendorong kebelakang kemudan bergerak naik silih berganti. Hand traverse, teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping. Hal ini dilakukan bila tempat pegangan yang ideal sangat minim dan pemanjatan vertikal sudah tidak memungkinkan lagi. Mantelselv, teknik memanjat tonjolan-tonjolan keras (teras- teras kecil) yang letaknya agak tinggi namun dapat diandalkan %" Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA untuk tempat berdiri dan kedua tangan dipergunakan untuk menarik berat badan dibantu dengan pergerakan kaki. Klasifikasi Panjat Tebing 1. Free Climbing Teknik memanjat tebing dengan menggunakan alat-alat hanya untuk pengaman saja, tidak langsung mempengaruhi geakan pemanjat, yang sebaiknya dilakukan oleh dua orang. Pemanjat naik secara bergiliran leader (membuat jalur) dan belayer (pengaman). 2. Free Soloing Merupakan bagian dari free climbing, tetapi pendaki menghadapi segala resiko seorang diri yang dalam pergerakannya tidak memerlukan bantuan peralatan pengaman. Untuk melakukan hal ini seorang pemanjat harus benar-benar mengetahui segala bentuk rintangan atau bentuk pergerakan yang akan dilakukan pada rute yang akan dilaluinya. Bahkan kadang-kadang harus dihafalkan dahulu segala gerakan baik tumpuan atau pegangan, sehingga hal ini biasanya dilakukan pada rute yang pernah dilalui. 3. Artifical Climbing Adalah pemanjatan tebing dengan bantuan peralatan tambahan, karena sering sekali dihadapi medan yang kurang atau tidak sama sekali memberikan tumpuan atau peluang gerak yang memadai misalnya ada medan yang blank. Biasanya pendakian ini dilakukan secara berkelompok dengan pembagian tugas yang jelas antara leader dan belayer. SISTEM PENDAKIAN Ada dua macam sistem pendakian, yaitu : 1. Himalayan Style Sistem pendakian yang biasanya dengan rute yang panjang sehingga untuk mencapai sasaran (puncak) diperlukan waktu yang lama. Pendakian tipe ini biasanya terdiri atas beberapa kelompok dan tempat-tempat peristirahatan. Sehingga dengan berhasilnya satu orang dari seluruh tim, berarti pendakian ini sudah berhasil untuk seluruh tim. 2. Alpine Style Sistem ini banyak dikembangkan di pegunungan-pegnungan Eropa dan memakan waktu yang lebih pendek. Tujuannya semua pendaki harus mencapai puncak dan baru dianggap berhasil. %# Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA TEKNIK TURUN / RAPPELING Prinsip rappeling adalah sebagai berikut : 1. Menggunakan tali rappel sebagai jalur lintasan dan tempat bergantung. 2. Menggunakan gaya berat badan dan gaya tolak kaki pada tebing sebagai pendorong gerak turun. 3. Menggunakan salah satu tangan untuk keseimbangan dan tangan lainnya untuk mengatur kecepatan turun. Macam-macam dan variasi teknik rappeling adalah sbb : Body rappel Menggunakan peralatan tali saja, yang dibelitkan sedemikian rupa pada badan. Brakebar rappel Menggunakan sling/tali tubuh, carabiner, tali dan brakebar. Modifikasi lain dari brakebar adalah descender. Sling rappel Menggunakan sling, carabiner dan tali dengan jenis simpul Italian hitch. Cara ini paling banyak digunakan. Arm rappel / Hesti Menggunakan tali yang dibelitkan pada kedua tangan melewati bagian belakang badan. Dipergunakan untuk tebing yang tidak terlalu curam. Dalam rappeling usahakan posisi badan harus tegak lurus pada tebing dan jangan terlalu cepat turun. Sebelum mulai turun sebaiknya dilakukan : 1. Periksa dulu Anchornya. 2. Pastikan tidak ada simpul pada sepanjang tali yang akan dgunakan. 3. Sebelum sampai ketepi tebing hendaknya tali sudah terpasang dan pastikan tali sampai ke bawah. 4. Pastikan pakaian tidak tersangkut carabiner atau peralatan lainnya. CLIMBING CALL (Aba-aba pendakian) climbing when youre ready (belayer kepada leader bahwa belayer telah siap). Climbing (leader kepada belayer bahwa pemanjatan telah dimulai). OK (jawaban belayer). Take in (leader kepada belayer, tali terlalu kendur minta dikencangkan). Slack (leader kepada belayer, tali terlalu kencang minta dikendurkan). Rock (leader kepada belayer, peringatan ada batu jatuh). Fall (leader kepada belayer, leader akan jatuh). %$ Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA PROSEDUR PENDAKIAN Tahapan-tahapan suatu pendakian hendaknya dimulai dengan langkah-langkah sbb : 1 Mengamati lintasan dan memikirkan teknik yang akan dipakai. 2 Menyelipkan perlengkapan yang diperlukan 3 a.Untuk leader, perlengkapan teknis diatur sedemikian rupa agar mudah untuk diambil dan tidak mengganggu pergerakan. b. Untuk belayer, memasang anchor dan merapikan alat-alat serta mengamankan leader bila terjatuh. 4 Bila belayer dan leader sudah siap memulai pendakian, segera memberi aba-aba pendakian. 5 Bila leader telah sampai pada satu pitch (tali habis), ia harus memasang anchor. 6 Leader yang sudah memasag anchor di atas selanjutnya berfungsi sebagai belayer, untuk mengamankan pendaki berikutnya. %% Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA CAVING Speleologi berasal dari kata Yunani, Spalion (gua) dan Logos (ilmu).Sehingga dapat diartikan speleologi adalah ilmu yang mempelajari gua beserta ilmu dan lingkungannya. Menurut IUS (Interna-ti onal Uni on Of Spel eol ogy), yang berkedudukan di Wina Austria : " Gua adalah setiap ruangan bawah tanah yang dapat dimasuki or- ang Gua memiliki sifat yang khas dalam mengatur suhu udara di dalamnya, yaitu sangat stabilnya suhu udara yang ada. Menurut catatan yang ada, penelusuran gua dimulai oleh John Beaumont, ahli bedah dari Somerset, England (1674). Ia adalah seorang ahli tambang dan geologi amatir. Orang yang paling berjasa mendeskripsikan gua adalah Baron Johan Valsavor dari Slovenia. Ia mengunjungi 70 gua, membuat peta, sketsa dan melahirkan empat buku setebal 2800 halaman. Untuk wisata gua pertama kali tercatat tahun 1818, ketika Kaisar Habsbrug Prancis I dari Austria meninjau gua Adelsberg (sekarang bernama gua Postojna) terletak di Yugoslavia. Sedangkan di Indo- nesia, faktor mistik dan magis masih melekat erat di gua-gua. baik sebagai tempat pemujaan, sesaji maupun bertapa. Bahkan sering dianggap sebagai tempat tinggal makhluk !! Dalam penelusuran gua sangat ditekankan suatu etika yang harus dipegang teguh oleh para penelusur dan hal ini sudah menjadi motto NSS (National Speleological Society). Etika tersebut yaitu : Take Nothing But Picture (Tidak mengambil sesuatu kecuali foto) Leave Nothing But Footprints (Tidak meninggalkan sesuatu kecuali jejak kaki) Kill Nothing But Time (Tidak membunuh sesuatu kecuali waktu) ILMU YANG BERKAITAN DENGAN SPELEOLOGI 1. Geomorfologi Adalah keadaan permukaan daerah kawasan gua merupakan suatu bentang alam yang khas. Khususnya di daerah karst, adanya bukit karst yang berbentuk cone karst, tower karst maupun bentuk morfologi lain seperti dolina, ovala, cockpit, sungai, maupun bentuk -bentuk lain yang merupakan ciri kawasan karst yang mengalami proses pelarutan. 2. Klimatologi Keadaan iklim suatu daerah mempunyai pengaruh terhadap lingkungan gua, baik itu flora dan fauna, maupun bentuk fisik gua. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan suhu, tekanan, curah hujan yang ada di daerah tersebut. %& Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA 3. Hidrologi Merupakan cabang ilmu yang berkaitan dengan mempelajari proses terbentuknya lorong gua yang disebabkan oleh aliran air baik secara fisik maupun kimiawi. Selain itu, proses terbentuknya ornamen gua seperti stalaktit, stalakmit, canopy, gourdam, dll, endapan dalam gua,sungai bawah tanah, yang kesemuanya itu merupakan bagian dari proses terbentuknya gua. 4. Geologi Bagi ahli geologi, gua sangat menarik. Mempelajari bagaimana terbentuknya batuan karbonat atau gamping, batuan vulkanik, dan metamorfosa. Juga mempelajari tentang Tektonik, seperti pelipatan, pengangkatan dan pergeseran. 5. Biologi Ekosistem yang berada di dalam sebuah gua sangatlah unik. Keunikan ini terjadi karena tidak pernahnya cahaya yang masuk ke gua, perubahan suhu yang sangat kecil, dan masih banyak faktor yang lain. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi di permukaan yang boleh dibilang selalu mendapat cahaya. 6. Arkeologi dan Paleomologi Nilai arkeologi dari suatu gua bisa terlihat karena adanya suatu peninggalan jaman purba yang masih bisa kita saksikan di dalam gua tersebut seperti lukisan di dinding dan peninggalan lainnya seperti kapak batu, patung, dan barang pecah belah. Gua yang memiliki nilai arkeologi contohnya ada di : Maros, Leang-leang, Sumpang Bita, di Sulawesi Selatan. Fak-fak Irian Jaya Kalimantan Tengah, dan Flores Selain ke-6 ilmu id atas, masih banyak cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan penelusuran gua seperti antropologi, PERALATAN Peralatan Pribadi 1. Helm Helm untuk kegiatan caving berbeda dengan helm untuk rafting, climbing, atau olah raga lainnya. Tapi prinsipnya sama yaitu untuk melindungi kepala dari benturan benda keras. Untuk caving, helm ini pada bagian depannya dilengkapi dengan lampu penerangan. 2. Alat penerangan Alat ini sangat vital untuk digunakan mengingat kondisi di dalam gua selalu gelap.Dianjurkan untuk membawa minimal tiga buah alat penerangan yang %' Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA berbeda cara penggunaanya. Contoh alat penerangan yang biasa dipakai : Boom, senter, dan lilin. 3. Pakaian Untuk pakaian, sangat dianjurkan memakai pakaian yang menutup seluruh badan dari kaki sampai leher, dan terbuat dari bahan yang cepat kering jika basah. Hal ini mengingat kebanyakan kondisi gua yang selalu dalam keadaan basah. 4. Sepatu Sepatu sangat dianjurkan dipakai dalam caving. Diutamakan yang tidak menyerap air (sepatu dari bahan karet), dan memiliki sol yang kuat. Sepatu sangat penting mengingat kondisi dasar gua yang kebanyakan berupa batuan yang runcing dan tajam 5. Pelampung Banyak digunakan pada penelusuran gua yang berupa sungai bawah tanah. 6. Sarung Tangan Digunakan untuk melindungi tangan dari gesekan dengan tali dan dinding gua /batu yang tajam dan kasar. 7. SRT (Single Rope Technic) Terdiri dari : a Seat harness b Ascender c Descender d Millon Rapide e Chest harness f Cows tail g Foot lopp Peralatan Kelompok 1. Tali Tali yang digunakan sama dengan yang digunakan pada tebing, tapi lebih baik menggunakan jenis static rope. 2. Ladders Ladder atau tangga tali, biasanya terbuat dari kawat baja, atau dari tali . Digunakan pada pitch pendek dengan bentuk lintasan overhang. 3. Padding Digunakan untuk melindungi tali dari gesekan. Terbuat dari bahan terpal yang kuat terhadap gesekan. 4. Peralatan lain Webbing Carabiner Pengaman untuk tambatan Hammer & Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Pulley PEMETAAN Pemetaan gua sangat penting untuk dilaksanakan. Gua yang sudah terpetakan akan memudahkan para penelusur selanjutnya untuk menyusuri gua tersebut. Misal untuk peenlitian, SAR, maupun untuk sekedar penyusuran biasa. Peralatan Pita ukur / meteran Gunakan meteran yang terbuat dari karet/plastik, ketelitian sampai Centimeter, dan panjang sejauh mungkin ( 30 m). Kompas Gunakan kompas yang simpel seperti kompas orienteering. Kalau mau lebih teliti gunakan kompas bidik. Clinometer Digunakan untuk mengukur sudut kemiringan terhadap bidang datar Lembar catatan / Buku Digunakan untuk mencatat data yang diambil selama pemetaan. Gunakan kertas yang tahan air, seperti kertas minyak. Pensil Penghapus Kelengkapan Peta Hal - hal yang harus diperhatikan dan dicatat selama pemetaan diantaranya : Nama gua. Usahakan sesuai dengan nama yang diberikan oleh penduduk setempat. Grade peta. Digunakan untuk menunjukkan ketelitian daripada pemetaan. Lokasi Gua. Arah utara peta. Skala peta Cross section. Menggambarkan penampang melintang lorong gua sesuai skala. Simbol -simbol. Digunakan untuk menggambarkan keadaan / bentukan dari gua yang spesifik seperti runtuhan, sungai, dan danau. BAHAYA Bahaya yang kemungkinan datang di dalam gua sangat banyak. Sebagian besar merupakan faktor dari alam. Diantaranya : 1. terpeleset atau jatuh & Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA 2. tenggelam 3. tersesat 4. kedinginan 5. runtuhan atap atau dinding gua 6. hewan buas seperti hariamau, ular, kalajengking 7. keracunan gas seperti CO2 8. bahaya teknis yang disebabkan human error seperti kemampuan personil yang kurang, peralatan tidak bekerja baik ataupun rusak. & Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA OLAH RAGA ARUS DERAS ORAD atau yang kita kenal dengan arung jeram merupakan suatu aktivitas pengarungan sungai berjeram/riam dengan menggunakan perahu karet, kayak, atau canoe serta dayung sebagai pengayuh. Aktivitas yang akhir-akhir ini semakin menarik minat para pemkai baik dari kalangan pecinta alam maupun kalangan umum, sebenarnya mempunyai potensi kecelakaan yang paling tinggi dalam dunia olahraga. Tapi apabila dikerjakan dengan prosedur, pengetahuan, dan keahlian memadai akan berubah menjadi kegiatan yang sangat menarik dan menantang. Keahlian dan kemampuan mengarungi sungai dengan benar sangat bergantung kepada frekuensi latihan dan jam terbang mengarungi sungai itu sendiri. Kalau untuk menjadi pengarung yang handal selain syarat diatas, juga dibutuhkan pemahaman dan penguasaan keadaan darurat yang terjadi di sungai dan tindakan penanggulangannya (safety and rescue). Selain itu pemahaman tentang sungai baik proses pembentukan, sifat-sifat, dan bentukan lain yang ada di sepanjang sungai harus kita kuasai pula untuk meningkatkan kenyamanan pengarungan sungai yang kita lakukan. Dan yang tak kalah penting harus kita selalu ingat adalah ketika pengarungan sungai, baik yang berhubungan dengan alam sekitar sungai, budaya, dan kehidupan sosial masyarakat sepanjang sungai yang kita arungi. SUNGAI Pengetahuan yang lebih mendalam tentang pembentukan sungai tidak akan kita bahas di sini karena hal itu sangat luas dan dapat siswa ketahui dalam ilmu geomorfologi lebih lanjut, tetapi hal-hal yang berkaitan lebih lanjut akan kita uraikan di sini akan bermanfaat dalam pengarungan sungai. Debit Sungai Adalah besarnya aliran sungai per satuan waktu. Besar kecilnya debit sungai sangat penting kita ketahui, karena hal ini berhubungan langsung dengan pengarungan sungai yang akan kita lakukan. Besar kecilnya debit sungai ini dipengaruhi oleh : 1. Volume air Volume air adalah banyaknya/isi air yang kita hitung dalam tiga dimensi satuan pengukuran (meter3). Cara praktis dapat kita ketahui dengan melihat tinggi permukaan air dan disesuaikan dengan lebar &! Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA sungai, atau dengan meminta informasi pada dinas perairan setempat, sehingga dapat kita pastikan apakah sungai tersebut layak atau tidak untuk kita arungi dan waktu yang tempat untuk pengarungan yang aman. 2. Kemiringan Sungai Kemiringan atau gradient sungai berpengaruh terhadap tingkat kecepatan aliran sungai, yang menunjukkan nilai rata-rtata penurunan sungai sepanjang jarak tertentu (m atau km). Sungai dengan kemiringan sampai dengan 15 m/km mempunyai aliran yang pelan dan mudah untuk diarungi, sedangkan diatas 40 m/km alirannya cepat dan berbahaya untuk diarungi. Arus Sungai Adalah arah yang dituju aliran air yang disebabkan perbedaan tinggi. Kecepatan aliran tergantung pada gradient dan ukuran sungai. Dengan volume yang sama, ukuran sungai yang lebih sempit atau gradient yang lebih besar akan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sungai yang memiliki ukuran yang lebih lebar atau gradient yang lebih kecil. Selain air, sungai juga dipenuhi oleh materi air, misal batuan yang memiliki komposisi terbesar. Keberadaan batu ini sangat mempengaruhi aliran air yang ada dan menyebabkan air terbelah dan membentuk suatu alur menyerupai huruf V. Sedangkan macam-macam arus yang ada adalah : 1. Arus utama (mainstream) Merupakan arus yang paling besar jika semua arus dibagi menjadi beberapa aliran dan merupakan bagian yang palingmudah dikenali. Dengan kondisi ini arus utama memiliki kekuatan yang paling besar dan terlihat berupa lidah yang paling besar. Pada sungai yang lurus, arus utama biasanya terletak di bagian tengah dan pada belokan sungai arus ini berada pada sisi luar sungai &" Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA yang disebabkan adanya gaya sentrifugal. Dalam pengarungan sungai, arus utama ini biasanya dipilih sebagai jalur utama karena arusnya yang paling cepat dan besar yang akan mempercepat lagi perahu. 2. Gelombang berdiri (Standing Wave) Biasa terda[pat pada akhir lidah air. Gelombang ini terjadi karena benturan arus kuat di permukaan dengan artus lambat yang mengalir datar di bawahnya yang menyebabkan air naik membentuk gelombang ke atas secara tetap. Bentukan ini berangkai dari yang terbesar sampai yang terkecil. Gelombang dengan tinggi 3 meter disebut hay- stack. Gelombang dengan puncak yang curam dan terpecah dibagian puncaknya memiliki daya balik yang tinggi dan sangat berbahaya, sedangkan yang meimiliki puncak yang relatif datar/tumpul merupakan jalur yang aman. 3. Arus balik(Reversal) reversal hydroulic &# Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Adanya perubahan bidang jatuh yang cukup drastis menyebabkan arus berputar ke atas yang biasa kita sebut hole. Bidang jatuh yang cukup vertikal akan menyebabkan arus putar dari bawah dengan daya putar yang lebih kuat dari yang biasa yang disebut Hydrolic. Pada dasar sungai yang cukup terjal tetapi dasarnya ynag tiba-tiba landai menyebabkan arus kuat tertahan dan berbalik membentuk putaran di atasnya yang disebut Back Curling. Semua arus jenis ini menyebabkan perahu terhenti bahkan jika cukup besar akan menyebabkan perahu terbaik atau tersedot ke dalam. Lebih baik menghindari arus ini, tetapi jika sudah terlanjur usahakan perahu dalam kondisi lurus dan dayung maju dalamdalam agar mencapai arus maju di dalam sungai sehingga dapat segera keluar dari arus balik tersebut. 4. Arus Eddy's Biasa terbentuk dibalik batu atau tikungan dimana air berhenti dan berbalik arah ke hulu membentuk suatu pusaran.putaran yang cukup kuat akan menjadi putaran turbulensi yang berbahaya karena back curling &$ Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA dapat menyebabkan perahu berputar-putar dan terbalik, tapi untuk arus yang tidak kuat, arus ini sangat bermanfaat untuk tempat istirahat, tempat penyelamatan, dan tempat untuk mengamati jalur di depan sebelum menentukan manuver berikutnya. Bentukan-Bentukan Lain Adalah material lain selain air yang terdapat di sepanjang sungai, yakni : 1. Batuan (rock, boulder) Letak batuan yang tidak teratur menimbulkan variasi aliran pada sungai yang membutuhkan kemampuan manuver untuk melaluinya. Batu yang cukup besar dan menyembul keluar permukaan dapat menyebabkan perahu tersangkut (Wrapped). 2. Undercut Terdapat di tikungan sungai karena terkikisnya dinding sungai hingga membentuk suatu rongga. Dalam rongga yang cukup besar akan menyebabkan arus berpusar yang menyebabkan benda yang masuk ke dalamnya sulit untuk muncul lagi. 3. Hambatan (Strainer) Adalah rintangan yang berupa pohon tumbang di atas aliran sungai yang akan menyebabkan perahu tersangkut. 4. Penyempitan Sungai (Contriction, bottleneck) Arus akan mengalir cepat pada daerah ini, sehingga laju perahu menjadi bertambah cepat dari yang kita kehendaki dan akan menyulitkan pengarungan. 5. Pendangkalan Sungai (Shallows) Sungai yang dangkal biasa terjadi karena pelebaran sungai sehingga perahu tidak bisa lewat karena perahu akan tersangkut dasar sungai. 6. Reruntuhan batu /tebing JERAM Jeram Adalah bagian aliran sungai yang beraliran cepat diantara batuan atau hambatan yang membentuk turbulensi atau arus balik, merupakan bagian yang sulit untuk dilewati tetapi disinilah letak tantangan dalam pengarungan sungai. Jeram terbentuk dari perubahan kecepatan dan arah aliran, perbedaan gradient, serta bentukan dasar sungai, perubahan lebar sungai, dan perubahan vol- ume air. Variasi dari kompionen-komponen di atas menyebabkan terbentuknya skala/tingkat kesulitan (grade) jeram. Ada dua sistem yang dipakai dalam arung jeram ini, yakni skala western dari 1 -10 yang diperkenalkan oleh Doc Marston penguasa Grand Canyon dan skala internasional dari I - IV seperti tabel (lampiran). &% Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA PERALATAN DAN PERLENGKAPAN Perlengkapan Pribadi 1. Pelampung Selain daya apung yang sesuai dengan tubuh kita, kenyamanan saat dipergunakan merupakan syarat && Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA pelampung yang dapat kita ergunakan. Komposisi pelampung yang baik adalah yang berisi gabus tebal dan bagian belakang pelampung yang lebih tipis dari bagian depan sehingga jika kita terjatuh di air dan pingsan, akan berada dalam kondisi terlentang. Di samping itu terdapat pelindung kepala bagian belakang yakni kerah pada bagian belakang atas pelampung. 2. Pakaian Pakaian yang tidak berat saat basah dan memberikan ruang gerak yang leluasa sangat cocok untuk dipergunakan. Usahakan yang berlengan panjang untuk melindingi kulit untuk melindungi kulit dari sengatan sinar matahari. 3. Alas kaki Melindungi telapak kaki dari kemungkinan lecet atau terluka. Sepatu kanvas atau parasit yang tidak mengganggu saat kita berenang dapat dipergunakan. 4. Helm Melindungi kepala dari benturan dengan benda keras terutama saat terlempar dari perahu. Pilih yang ringan, tahan pecah, dan tidak mengganggu pandangan mata dan pendengaran serta pas ukurannya. 5. Survival Kit Terdiri dari korek api, pisau lipat, dan perlengkapan survival lainnya. Lebih baik jika kita kemas dalam tas pinggang sehingga mudah kita sandang. Untuk seorang kapten/leader bisa ditambah dengan pull- ing/katrol, carabiner, peluit, tali prusik, dan anchor artificial. 6. karabiner 7. prusik 8. pisau Peralatan Kelompok 1. Perahu Secara garis besar dibagi menjadi tiga jenis : Perahu Karet ( Raft) Terbentuk dari tabung udara yang terbuat dari karet yang bersekat yang membentuk sel/ruang terpisah yang apabila terkadi bocor pada satu sel; tidak berpengaruh ke sel yang lain. Jenis yang ada seperti : - Riverboat yang dibuat khusus untuk mengarungi sungai - Cataraft yangh berbentuk seperti potlot - LCR (Landing Craft Rubber) yang berbentuk seperti tapal kuda dengan tempat dudukan mesin yang biasa digunakan marinir dalam misi pendaratan &' Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Canoe Berbentuk lancip, terbuka, dan ukurannya lebih besar dari kayak yang dikendalikan oleh satu atau dua orang dengan kaki melipat ke bawah tempat duduk. Kayak (Decked Boat) Berbentuk lancip pada bagian depan dan belakangnya, tertutup digunakan oleh satu orang dengan dayung dua bilah atau dua orang dengan dayung satu bilah. 2. Dayung Sebagai al at pengayuh terbuat dari bahan yang kuat tetapi ringan dan usahakan berwarna mencolok dan lentur. Bahan yang cukup baik adalah plastik, selain itu dapat juga kayu, fiberglass, serta kombinasi kayu dengan aluminium atau fiberglass. Untuk pengarungan sungai dengan perahu karet terdapat dua jenis dayung yakni : - Paddle - Oar 3. Pompa Bahan yang bagus terbuat dari plastik karena ringan. Ada pompa injak dan pompa tangan. Pompa ini harus selalu ada dalam setiap pengarungan. 4. Tali Disamping sebagai penambat perahu dan pembalik perahu (flip line) juga sangat berfungsi sebagai alat penyelamatan. Untuk tali penyelamatan (throwing bag) ini, biasanya terbuat dari kernmantel statis yang dikemas dalam sebuah kantong sepanjang ' Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA tiga puluh sampai empat puluh meter. 5. Ember Untuk perahu yang belum mempergunakan sitem self-bailing, ember sangat vital untuk membuang air yang masuk ke dalam perahu. Bahan dari plastik atau karet dan berwarna mencolok sangat cocok untuk kegiatan ini. 6. Alat Reparasi Digunakan untuk penanggulangan kebocoran pada perahu atau pompa. Alat perekat/lem, alat jahit, karet bekas, serta beberapa kunci pas dapat kita pergunakan untuk keperluan reparasi. 7. Dry Pack Seperti carrier yang terbuat dari bahan anti air dengan kapasitas yang diselesaikan lama perjalanan yang melindungi makanan dan pakaian serta peralatan lain yang tidak boleh basah. 8. Peta Digunakan terutama pada sungai yang baru pertama kali kita arungi, untuk mengetahui kondisi sungai sehingga kita menyusun rencana manuver dan perjalanan yang aman. 9. Perlengkapan P3K Disesuaikan dengan jumlah awak, lama pengarungan, dan hal-hal yang mungkin terjadi sepanjang sungai. 10. Perlengkapan Tambahan Untuk pengarungan yang memakan jangka waktu yang cukup lama dapat ditambahkan peralatan komunikasi, peralatan camping, dan yang sesuai dengan kebutuhan tambahan. TEKNIK DASAR PENGARUNGAN SUNGAI Keterampilan mengarungi sungai tidak hanya memerlukan waktu yang panjang, tetapi juga dibutuhkan kemampuan pemahaman segala teknik pengarungan sungai serta kemampuan penyelamatan dan pertolongan (safety and rescue). Jadi pada dasarnya kombinasi pengetahuan teoritis dan jam terbang. Scouting Adalah pengamatan awal terhadap jeram yang belum dikenal sebelum mengarunginya bisa dilakukan di atas perahu atau dari tepian sungai, yang meliputi : ' Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA 1 Pengamatan suatu jeram dari beberapa sudut pandang 1 Analisis tingkat kesulitan jeram, mencariu jalur teraman, dan kemungkinan terjadi trouble 1 Memformulasikan rencana yang direncanakan termasuk jalur yang disepakati, jalur cadangan, manuver yang akan digunakan, dan persiapan tim rescue apabila dibutuhkan 1 Pelaksanaan Untuk tingkat pemula, scouting ini sangat bijaksana untuk selalu dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tidak ada kata `haram untuk melakukan lining atau portadging apabila jeram tersebut memang tidak bisa dilewati. Lining adalah menuntun perahu lewat tepi sungai, sedangkan portadging adalah mengangkat perahu lewat darat. Teknik Mendayung 1. Teknik Oar Karena telah dilengkapi dengan rangka untuk tempat duduk dan pegangan dayung di tengah, maka cara duduknya sesuai kondisi di perahu. Sedangkan teknik mendayungnya hanya maju (forward stroke) dan mundur (backstroke). Untuk membelokkan perahu dapat dengan kombinasi dayung kanan maju dan kiri mundur atau sebaliknya. 2. Teknik Paddle Ada dua macam cara duduk dalam tekni ini yaitu teknik cowboy style, yakni posisi menunggang kuda, kaki pendayung menjepit tabung perahu sehingga salah satu kaki berada di luar perahu, tetapi rawan terhadap benturan dengan batu/dinding sungai. Cara lain adalah seperti perempuan membonceng sepeda motor, kedua kaki ke dalam bagian dalam perahu. Untuk cara mendayung, disamping cara dayung maju dan mundur, ada juga dayung tarik (draw stroke) dengan menancapkan dayung jauh dan ditarik ke arah perahu, dayung tolak (pry srtoke) kebalikan datung tarik, serta dayung pancung (crossbow draw) oleh pendayung depan dengan dayung tarik dari sisi depan memotong moncong perahu. Aba-Aba Dibutuhkan salah seorang yang bertindak sebagai kapten/pimpinan yang mempunyai otoritas untuk mengambil keputusan, menyatukan tindakan seluruh awak, serta memberi aba-aba. Kapten tidak mensyaratkan status tertentu, dia merupakan awak perahu yang untuk sementara bertanggungjawab mengendalikan perahu melalui instruksi maupun tidak. Untuk keseragaman seluruh awak, harus ada komando yang jelas dan singkat. Yang sering kita pergunakan adalah : ' Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA 1 Maju, yang berarti semua dayung maju 1 Mundur, berati semua dayung mundur 1 Belok kanan, yang berarti pendayung sebelah kiri dayung maju, sedangkan sebelah kanan dayung mundur 1 Belok Kiri, yang berarti pendayung kanan dayung maju, sedangkan sebelah kiri dayung mundur 1 Tarik Kanan, yang berarti pendayung kanan dayung tarik, pendayung kiri dayung tolak 1 Tarik Kiri, yang berarti pendayung kiri dayung tarik, pendayung kanan dayung tolak 1 Pindah Kanan, pendayung sebelah kiri berpindah ke kanan 1 Pindah Kiri, pendayung sebelah kanan berpindah ke kiri 1 Stop, semua pendayung berhenti mendayung Manuver Perahu 1. Ferry Merupakan manuver dasar dalam melewati arus dengan menghadapkan perahu dalam posisi 450 terhadap arus utama 2. Pivot dan Back Pivot Teknik memutar perahu dengan cepat saat memasuki riam dengan haluan menghadap ke hilir (pivot) atau haluan menghadap ke hulu (back pivot) 3. Portegee Merupakan manuver yang dipergunakan para pelaut portugis dengan mengarahkan perahu langsung ke sasaran yang dituju. Ini membutuhkan kekuatan merengkuh dayung yang sangat kuat. 4. Keluar dan Masuk ke Eddies Yang harus diperhatikan adalah kecepatan dan sudut masuk perahu. Besar sudut dan kecepatan perahu harus disesuaikan dengan besar kecilnya eddies dan kecepatan arus. Safety/Keselamatan Untuk menjaga keselamatan seluruh awak, maka safety prosedur yang ada harus kita upayakan sedini mungkin, yang meliputi : 1. Penggunaan peralatan stand ar 2. Penguasaan dan pemahaman teknik-teknik dan pengetahuan tentang ORAD 3. Persiapan fisik dan mental 4. Mengetahui batas kemampuan Tetapi meskipun kita telah mengupayakan hal tersebut secara maksimal, kita tetap harus mempersiapkan diri menghadapi keadaan darurat, seperti : '! Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA 1. Terlempat dari Perahu Jika terjadi usahakan berteriak agar diketahui oleh awak lainnya sehingga dapatdiusahakan pertolongan secepatnya dan apabila mungkin diusahakan jangan melepas dayung agar dapat memperpanjang jangkauan dan dapat dipergunakan sebagai alat bantu renang. Apabila ternyata jauh dari jangkauan usahakan jangan panik dan melihat situasi serta berenang ke arah tepi sungai atau perahu. Cara berenang yang benar yakni dengan posisi terlentang dan kaki berada di depan kita seolah-olah kita dapat melihat ujung kaki kita. Apabilka masuk ke dalam sebuah hole, usahakan berenang ke arah samping atau masuk ke dasar sungai dan sekalian mengikuti arus bawah ke depan. 2. Menabrak Batu (Boom) Jika tidak dapat dihindarkan, biarkan perahu moncongnya tetap mengarah ke batu sehingga perahu akan terhenti sesaat dan berputar mengikuti arus di sekitar batu dan usahakan awak tetap dalam kondisi mendayung serta penumpang bagian belakang pindah ke tengah agar tidak terpental dan perahu tidak terbalik atau tersangkut pada batu tersebut. 3. Perahu Terbalik Usahakan segera menjangkau ke arah perahu dan naik lewat buritan dan membalikkannya sebelum bahaya lain menunggu di depan. Apabila terjebak dalam perahu usahakan segera keluar untuk menghindari benturan batu. Apabila tidak memungkinkan untuk membalik, maka kendalikan perahu dalam kondisi terbalik dan tunggu sampai kita dapati daerah yang tenag dan memungkinkan untuk membalikkan perahu. 4. Menempel Batu (Wrapped) Saat perahu bagian tengah menabrak perahu usahakan secepatnya seluruh awak berpindah ke tempat dimana paling dekat dengan batu untuk menghindari terjadinya wrapped. Apabila terjadi wrapped usahakan segera naik ke atas batu dan berenang ke pinggir untuk '" Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA melepas perahu yang melekat di batu tersebut. Teknik terbaru adalah `z-drag, yakni teknik melepaskan perahu dengan membuat bentuk tali menyerupai huruf z dengan bantuan carabiner dan pulley. Penyelamatan Ditujukan untuk penyelamatan diri sendiri atau teman kita. Disamping itu bisa ditujukan ke perahu atau awak perahu. 1. Penyelamatan dengan tali Digunakan jika ada awak perahu yang terlempar dari perahu dan hanyut terbawa arus, yan dilakukan dari darat dengan cara meempar tali (throwing bag). Sebelum melempar tali usahakan agar korban mengetahui tali itu dilempar untuk penyelamatannya, dengan posisi pelempar pada 45 derajat dari korban sehingga dengan dorongan arus posisi korban berada di depan pelempar. Untuk posisi korban dalam memegang tali rescue seperti gambar berikut. 2. Penyelamatan perahu Apabila terjadi wrapped maka teknik `z-drag seperti di atas dapat kita pakai, tetapi apabila ada awak yang terjepit perahu, maka penanggulangan secepat mungkin dibutuhkan untuk penyelamatan nyawa awak, yakni dengan mengurangi tekanan udara perahu dengan cara merobek perahu sehingga awak perahu yang terjepit dapat segera keluar dari himpitan. '# Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Kemampuan untuk menyebrang, khususnya dalam penyeberangan sungai harus dimiliki oleh seong yang gemar dalam melakukan kegiatan alam terbuka, seperti perjalanan menelusuri sungai, pantai atau menjelajahi hutan rawa. Suatu saat kita akan dihadapkan pada keadaan yang mengharuskan kita untuk menyeberangi sungai. Teknik penyeberangan sungai dapat dibagi menjadi beberapa bagian : TEKNIK PENYEBERANGAN SUNGAI TANPA ALAT Di daerah pegunungan dapat terjadi perubahan keadaan air sungai yang sangat cepat. Hujan dapat mengakibatkan sungai kecil sekalipun seketika menjadi sungai yang mempunyai arus deras dan tingkat yang berbahaya. Dalam penyeberangan ini terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan : Awasi keadaan temp[at penyeberangan sebanyak mungkin sebelum memilih tempat penyeberangan. Pada sungai yang bermuara ke danau, lebih mudah menyeberang TEKNIK PENYEBERANGAN Tekni k Penyeber angan Sungai Penyeberangan Basah Penyeberangan Keri ng Dengan Al at Tanpa Al at Menyeberang Bi asa Renang survi val Berenang dengan t al i Dengan rent angan t al i Dengan raki t / perahu Dengan Rent angan t al i '$ Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA dekat dengan muara. Jangan mencoba kuatnya arus tanpa pengamanan dari tepi sungai. Jangan membelaki sungai karena arus dapat menyebabkan hilangnya keseimbangan. Pastikan satu kaki telah menempati posisi yang baik sebelum melangkahkan kaki yang lain, dan jangan berjalan dengan menyilangkan kaki. pada sungai yang berarus deras dan dalam, hendaknya berjalan serong mengikuti arus sungai. jangan menyeberang dengan cara melompat dari satu batu ke batu yang lain. Hal ini dapat menyebabkan tergelincir tang beakibat kecelakaan fatal. Ransel ditempatkan setinggi-tingginya di punggung. Hal ini untuk menjaga keseimbangan. Jangan melepaskan sepatu dalam menyeberang, walaupun pada sungai kecil. Hati-hati dalam penyeberangan, apabila terdapat anggota kelomkpok yang tidak bisa berenang. Salah satu cara yang aman dalam menyeberang sungai adalah sebagai berikut : Orang pertama melangkah ke air dibantu orang kedua. Orang kedua berada di belakang orang peartama dibantu orang ketiga dan seterusnya. Orang pertama melangkah, orutan kejadian (1) diulang lagi. Untuk arus deras, kelompok lebih baik bergerak sebagai satu kesatuan. TEKNIK PENYEBERANGAN SUNGAI TANPA ALAT Dipergunakan bila melibatkan banyak orang dalam kelompok yang melakukan perjalanan, dan telah direncanakan dulu sebelum melakukan perjalanan. 1. Penyeberangan Basah Disebut penyeberangan basah jika sebagian atau seluruh tubuh penyeberang masuk ke dalam air. Renang Survival Dasar dari renang ini adalah kemampuan dan kelincahan kita bermain di air. Kita dapat mempergunakan peralatan yang kita bawa misalnya tas carrier, ponco, atau tempat air sebagi pelampung. '% Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Berenang dengan menggunakan tali Cara yang umum dopakai adalah : B yang mula-mula menyeberang. B mengikatkan diri ke tali, kemudian menyeberang serong ke arah arus yang menghadap ke hulu. B menyeberang dibantu tali yang menghubung A dan C. Jika B kehilangan keseimbangan, B ditarik ke tepi oleh C dan A. Sesampainya B di seberang, B melepaskan ikatan tali dari tubuh kemudian C mengikatkan tali ke tubuhnya dan menyeberang dengan bantuan tali yang dihubungkan antara B dan A. Bila C kehilangan keseimbangan, dia akan ditarik oleh B yang berada lebih hilir. Demikian seterusnya sampai orang terakhir menyeberang dengan cara yang sama. Menyeberang dengan Rentangan Tali Memakai Rentangan tali sebagi alat bantu pada penyeberangan basah biasanya sudah dipersiapkan terlebih dahulu. cara yang dipakai adalah : Cari sebuah ancor yang tidak bergerak. Seberangkan tali dengan mengikatkan tali pada orang pertama dan tali dipergunakan sebagai belay. Pada seberang sungai, tali dikatkan dengan menggunakan simpul kambing pada satu sisi lainnya menggunakan simpul pangkal. Untuk meregangkan tali gunakan prusik. Bentangan tali harus miring searah aliran sungai. Penyeberangan dapat dimuali dengan menggeserkan badan dan berpegangan pada rentangan tali. badan yang dikatkan pada tali dengan menggunakan cincin kait (carabiner) sebagai alat pengaman pada penyeberangan. Kesulitan yang timbul pada penyeberangan basah relatif sedikit, dan pada umumnya jika menggunakan tali sebagai sarana penyeberangan basah adalah begaimana cara membawa ujung tali ke seberang sungai, namun yang teropenting adalah melaksanakan dengan tenang. A C hul u hilir B A C hul u hi l i r B '& Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA 2. Penyeberangan kering Disebut penyeberangan kering jika seluruh bagian tubuh penyeberang berada di atas permukaan sungai. Menggunakan Rakit / perahu. jika sungai yang akan diseberangi terlalu lebar dan dalam yang pal- ing aman adalah dengan menggunakan rakit. Sungai-sungai di pulau Jawa cenderung mudah diperoleh rakit atau perahu. Menggunakan rentangan tali Digunakan bila sungai yang diseberangi terdapat celah sempit dan dalam. tetapi cara ini jarang digunakandalam suatu perjalanan. Beberapa contoh penyeberangan dengan menggunakan tali adalah sebagai berikut : Dengan menggunakan rentangan tali Prinsip pemasangan dan simpul yang dipakai sama dengan penyeberangan basah dengan mengunakan tali. Cara yang ditempuh adalah m,erayap pada tali diatas tali atau menggantung pada tali. Tali tubuh dikaitkan pada tali untuk menjaga penyeberang jika jatuh. Dengan dua rentangan tali Dengan menggunakan dua rentangan tali lebih mudah bergerak. Tli yang satu untuk injakan dan tali yang kedua untuk pegangan tangan dan ikatan Dengan tiga rentangan tali Sama dengan membuat jembatan darurat,bersifat permanen dan sering digunakan secara terus-menerus. Ketiga tali tersebut dihubungkan dengan menggunakan tali ayng lebih kecil yang dianyam dengan posisi tali rentangan aalah satu tali sebagai injakan dan dua tali sebagai pegangan yang tingginya sejajar dan berada di atas tali pertama. Anyaman dibuat antara tali terbawah dengan masing-masing tali diatas. '' Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA FOTOGRAFI Fotografi secara harfiah merupakan gabungan kata foto dan grafi yang masing-masing bermakna cahaya dan menulis , jadi fotografi dapat diartikan sebagai menulis atau melukis dengan menggunakan cahaya. Cahaya merupakan komponen utama dalam fotografi, tanpa cahaya mustahil fotografi dapat berlangsung Dalam fotografi tercakup serangkaian kegiatan yakni memotret, mencuci film, mencetak foto , dan membesarkannya. Seluruh kegiatan diatas dapat dikerjakan secara individual dan manual, namun juga dapat juga hanya sebagian saja yang harus dikerjakan secara individual dan manual, karena sebagian telah dikerjakan secara profesional oleh perusahaan `perfilman. Memotret Disamping kamera , film dan peralatan pendukung lainnya kegiatan memotret membutuhkan satu bakat / talenta seni tersendiri dan / atau pengalaman / jam terbang yang tinggi untuk mendapatkan sesuatu yang bisa dinikmati. Talenta seni tidak bisa dikesampingkan karena kegiatan memotret tidak jauh beda dengan kegiatan-kegiatan bernafas seni lainnnya, terutama melukis, hanya saja bahan baku yang digunakan disini adalah cahaya. Jadi talenta dapat disebut suatu kemutlakan dalam kegiatan ini. Penguasaan kamera, membaca momen, pencahayaan , pengaturan komposisi tidak bisa diperoleh dari talenta saja. Pengetahuan fotografi dan pengalaman/jam terbang memotret merupakan unsur utama terciptanya karya-karya agung dalam fotografi . Jadi talenta harus berjalan seiring dengan pengetahuan dan pengalaman / jam terbang memotret. Mencuci Film Setelah film melewati proses pemotretan yang menyinari film dengan pantulan cahaya dari objek yang diharapkan, pada film akan terbentuk suatu bayangan objek tersebut. Bayangan itu ada tetapi tidak tampak (laten) sebelum melewati proses pencucian dengan menggunkan cairan khusus pencuci film. Setelah itu film yang dicuci akan menjadi klise, yang pada film negatif hitam putih akan muncul warna yang terbalik dari warna objek sebenarnya, pada film negatif berwarna akan muncul warna komplemen dari warna yang ada pada objeknya dimana warna langit menjadi kuning dan rumput menjadi merah.dan pada film positif warna akan sama seperti warna objeknya.
Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA
KAMERA Kamera merupakan peralatan utama dalam fotografi, khususnya memotret atau mengambil gambar objek yang diinginkan . Tidak sedikit jenis kamera yang ada dan kini era baru kamera digital sudah populer dan sangat mempermudah dan memungkinkan penangkapan lebih banyak momen yang sebelumnya tidak mungkin tertangkap oleh kamera era sebelumnya. Demikian juga penggunaan media penyimpanan gambar dalam bentuk disc dan proses pencetakan film menggunakan komputer dan komponen canggih saat ini. Berdasarkan ukuran film yang digunakan kamera dapat digolongkan dalam beberapa jenis yaitu : 1. Kamera Format Kecil (Small format) , termasuk didalamnya : Kamera 110 , menggunakan film dengan ukuran 13 x 17 mm, yang sudah terpacking dalam sebuah cartridge yang sudah disesuaikan dengan ukuran kameranya Kamera 126, menggunakan film dengan ukuran 26 x 26 , yang juga sudah terpacking dalam cartidge. Kamera 35 mm (120), atau kamera standar yang paling populer digunakan baik di kalangan amatir maupun profesional. Kamera ini mempergunakan film dengan ukuran 24 x 36 mm 2. Kamera format sedang (medium format), sering disebut kamera 120 dengan ukuran film berkisar antara 6 x 6 cm, 6 x 7 cm, dengan diagonalnya 84 mm dan sebuah ukuran diantaranya. For- mat kamera dan film ini sering digunakan para profesional dalam berbagai kepentingan pemotretan periklanan. 3. Kamera format besar (large format), menggunakan film ukuran 4 x 5 inchi dengan diagonalnya 162,5 mm Berdasar teknologi yang dipergunakan , kamera dapat dikategorikan dalam tiap kategori besar yaitu : 1. Kamera Manual, masih menggunakan teknologi mekanis dimana segala sesuatunya belum tergantung pada batery sebagaii daya penggerak kopmponenkomponennya. Didalamnya termasuk kamera semi otomatis yang merupakan gabungan teknologi mekanik dan elektronik. 2. Kamera Otomatis , menggunakan batere sebagai penggerak seluruh komponennya/ 3. Kamera Digital , mengunakan teknologi digital dalam proses penyimpanan gambar dan media penyimpanan yang telah menggunakan disc. Berdasarkan jumlah reflektor yang dipergunakan , kamera dapat digolongkan menjadi : 1. Kamera range finder , diantaranya adalah kamera yang populer dengan sebutan pocket camera .Disamping view finder yang
Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA
terpisah dengan lensanya , kamera pocket ini hanya digunakan untuk kebutuhan pembuatan foto yang cepat dan sederhana, sesederhana fasilitas yang disediakan. 2. Kamera Releks Lensa Tunggal (Single Lens Reflektor - SLR), menggunakan satu lensa dimana bayangan dari objek yang hendak diambil gambarnya jatuh pada satu cermin yang merefleksikan ke view finder . Agar bayangan objek tidak terlihat terbalik , digunakan suatu pentaprisma sebagai pembalik bayangan sebelum mencapai view finder. 3. Kamera Refleks Lensa Kembar (Double Lens Reflektor - DLR), menggunakan dua buah lensa tersusun dimana antara fungsi pengambil cahaya pantulan objek yang akan menimbulkan bayangan pada klise terpisah dengan fungsi pengamat objek (view finder). Disini akan muncul efek paralaks yakni perbedaaan pengamatan objek dengan hasil bayangan objek yang terjadi pada klise, terutama pada pemotretan jarak dekat (close-up) Namun apapun jenis dan merk kamera, inti dasar fungsi dari komponennya tidka jauh berbeda .Dan untuk mengetahui komponen- komponen dalam kamera beserta fungsinya akan dicontohkan pada kamera SLR yang pada umumnya memiliki komponen dasar sebagai berikut : 1. Lensa, mempunyai fungsi utama sebagai pintu msuk cahaya dari pantulan sinar objek yang hendak diambil gambarnya 2. Speed shuter , bertugas mengatur dan mengontrol jumlah serta lamanya cahaya yang masuk ke film 3. Focal Plane (tabir film), menentukan kecepatan penyinaran film 4. Diafragma , bertugas mengatur ukuran lubang yang menentukan jumlah cahaya yang akan masuk. 5. Speed shuter release , tombol pelepas speed shuter / rana. 6. Depth of Field (Skala ruang tajam ) , skala penunjuk batas-batas ketajaman objek yang diinginkan. 7. View Finder (Jendela Pengamat), pada intinya lubang / jendela untuk mengamati objek yang akan diambil 8. Film Advance Lever ( Tuas pengokang film ) 9. Film Speed Dial gelang pengatur kecepatan film (ASA/ISO/BS/ DIN) yang akan dipergunakan. 10. Self Timer, komponen penangguh waktu pelepasan rana. 11. Film Rewind Crank , tuas penggulung balik film yang sudah terpakai 12. Hot Shoe, sepatu tempat dudukan lampu kilat 13. Light Meter Switch, tombol pengatu banyaknya cahaya yang dibutuhkan 14. Flash Contacts, terminal sinkronisasi lampu klilat 15. Lens Auto-manual Switch , kunci pelepas rana
Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA
FILM Film merupakan media perekam dan penyimpan objek yang kita potret.Setelah cahaya melalui lensa yang telah diatur jumlah dan lamanya sesuai yang dibutuhkan seperti yang ditunjukkan oleh light meter , cahaya yang berasal dari pantulan objek akan memberikan bayangan `laten pada film . Apabila cahaya yang msauk berlebih , film akan mengalami over exposure atau bahan terbakar, dan saat cahaya yang masuk kurang dari yang sebenarnya, film akan menjadi under exposure. Film terbuat dari bahan kimia (perak halida atau perak bromida ) yang sangat peka terhadap cahaya, ditunjukkan dalam skala ISO/ ASA/BS atau DIN,yang mampu merekam objek dalam bentuk bayangan `laten. Bayangan ini baru terlihat setelah film mengalami proses pencucian terlebih dahulu. Film dapat dikategorikan dalam berapa jenis seperti spesifikasi dibawah ini : Berdaasr klise yang disediakan, film terdiri dari film positif dan negatif baik berwarna maupun hitam putih Berdasar ukurannya, film terdiri dari format kecil (small format), medium dan besar (large) Berdasar tingkat kepekaannya, film terdiri dari film kepekaan rendah (ASA/ISO/BS dibawah 64), kepekaan sedang (ASA/ISO/BS 160 - 800) dan kepekaan sangat tinggi (ASA/ISO/BS diatas 800) Khusus untuk film berwarna, berdasar cahaya yang akan digunakan untuk menyinari objek , film berwarna terdiri dari daylight film(untuk cahaya matahari) dan tungsten light film (untuk cahaya lampu ) . Pada film tungsten sendiri masih dapat dikategorikan dalam dua kelompok yakni cahaya lampu tipe A (3400 - 3500 K) dan cahaya lampu tipe B (3200 K) Selain film yang telah disebutkan diatas media penyimpan gambar objek yang dipakai dalam dunia fotografi digital ialah disc (floopy disc / disket , hard disc dan CD). Peralatan Pendukung Disamping kamera dan film . peralatan pendukung lainnya yang akan membantu mempermudah proses fotografi antara lain : 1. Lensa , meskipun merupakan salah satu bagian dari kamera , lensa dapat dikategorikan sebagai peralatan pendukung fotografi. Lensa sangat berpengaruh terhadap hasil foto yang akan kita dpatkan , terutama pengaruh depth of field yang secara teknis terjadi dengan pemakaian suatu kamera. Skala ruang tajam akan semakin besar dengan semakin kecilnya diafragma dan semakin panjangnya titik api suatu lensa. ! Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Menurut jenisnya, lensa dapat dibagi menjadi : Lensa normal , adalah lensa standar kamera yang umumnya mempunyai panjang titik api 50 mm. Lensa Wide Angle atau sudut lebar, mempunyai sudut pandang yang sangat lebar dengan ukuran panjang titik api yang biasanya dibawah 35 mm. Digunakan pada pemandangan, interior ruangan dan kebutuhan sudut pandang lebar lainnya. Lensa Tele, mempunyai panjang titik api yang besar (diatas 70 mm) dan mempunyai sudut pandang sempit. Lensa tele ini mampu mendekatkan objek yang sangat jauh dan sangat bagus untuk foto close-up dan kegiatan para paparazi. Lensa Zoom, memiliki lebih dari satu titik api sehingga kita tidak perlu repot mengganti-ganti lensa pada satu kamera pada kegunaan yang berbeda. Lensa Makro / Mikro mempunyai kemampuan pembesaran objek yang akan dipotret. Biasa digunakan untuk pemotretan close-up objek kecil seperti serangga , bunga dsb. Lensa Fish Eye atau mata ikan , memiliki karakteristik yang sama dengan mata ikan sehingga sudut pandangnya bisa sangat lebar (mendekati 360 derajat), membuat foto yang dihasilkan melengkung. Pada sebuah lensa bisa diperoleh banyak informasi tentang lensa yang bersangkutan , seperti : a Identitas lensa, berisi informasi merk/jenis/nama perusahaan pembuat / negara pembuat b Kekuatan lensa, ditentukan oleh perbandingan garis tengah lensa dengan panjang titik api. Biasanya ditunjukkan dengan angka perbandingan. c Panjang titik api , menyatakan panjang titik api yang dimiliki lensa dalam satuan milimeter d Diameter lensa, ditunjukkan untuk kepentingan aksesoris lensa seperti filter e Nomor Lensa, menunjukkan nomor seri suatu lensa f Lampu Kilat g Filter h Tripod atau kaki tiga i Cable Release j Peralatan pembersih kamera dan lensa , seperti tissue khusus pembersih lensa dan sikat bulu unta k Tas kamera " Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Teknik Dasar Fotografi Tidak sedikit teknik yang telah dikembangkan dalam dunia fotografi sejalan dengan perkembangan ilmu penngetahuan dan teknologi sekarang ini. Namun dasar yang harus dimiliki sebelum terjun ke dunia ini, adalah : 1. pengetahuan kamera, mengenal kamera secara mendalam baik dari segi teknis maupun fungsional 2. penguasaan sifat lensa, sehubungan dengan jenis lensa yang bervariasi dan mempunyai karakteristik dan sifat masing-masing, penguasaan lensa sanagt menentukan hasil akan kita dapat. Kita harus tahu betul kapan menggunakan lensa normal, lensa tele, lensa sudut lebar dan sebagainya sesuai dengan objek yang akan klita abadika gambarnya. 3. penguasaan sifat cahaya dan pencahayaan, khususnyacahaya matahari yang selalu berubah dari waktu kewaktu baik intensitas, warna dan arahnya. Karena sifat mata manusia yang sangat adaptif, sehingga perubahan tersebut kurang kasat mataaa, namun kamera akan melihat hal lain dengan apa yang nampak pada mata kita. Untuk itu sifat cahaya harus dikuasai dari waktu ke waktu dengan banyak pengambilan gambar pada semua waktu. 4. momen dan komposisi, kesempatan hanya dating satu kali untuk itulah insting seorang fotografer diuji untuk mengambik keputusan secara cepaat dan tepat apakaah suatu objek layak unutk diambil atau tidak. Berlatih dan memperbanyakjam terbang akan sangat membantu meningkatkan kemampuan membaca momen seorang fotografer. Demikian juga dengan komposisi gambar yang kita inginkan dengan pemngambilan sudut pandannnng tertentu pada pencahayaan tertentu suatu susnan yang kacau akan berubah menjadi suatu yang harmonis yang tepat. Keduanya berhubungan dengan kemampuan dan bakat yang harus terus menerus dilatih. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penentuan komposisi gambar adalah : subjek yang kita harapkan, jarak yang sesuai format vertical-hori- zontal ayau tang lain, laytar baik depan maupun belakang yang kita inginklan, apakah semuanya sudah proposional dan menghidupkan gambar yang akan diabadikan. Teknik lain dalam memotret maupun dalam proses pencetakkannya sudah merambah ke system digitalisasi dengan menggunakan seperangkat computer dan softwarenya yang kini semakin mempermudah rekayasa gambar yang diinginkan. Teknik lain yang dapat dipelajari antara lain : # Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA 1. planning, teknik memotret untuk menghentikan objek yang bergerak dengan mengikutkan arah gerak kamera searah gerak dan kecepatan objek 2. bracheting, teknik pemotretan ulang satu objek dengan besar pencahayaan yang berbeda. 3. kroping, proses pembuangan bagian foto yang tidak diharapkan 4. sandwich, teknik penggabungan 2 foto (biasanya slide) dengan bagian emulsi saling berhadapan dan salah satunya dalam kondisi overe-exposure 5. tusir, teknik melukis foto 6. multipoint, teknik penggabungan lebih dari 2 negatif menjadi sebuah foto yang saling melengkapi 7. solarisasi,penyinaran kembali foto setelah diproses dalam larutan pengembang (development) 8. dodging, penyinaran foto paa suatu lokasi sdemikioan sehingga lokasi lain akan terekam putih. 9. double tape 10. hard coloring 11. proyeksi slide ke kanvas 12. membakar slide 13. kolase 14. menggores kertas foto 15. dan lain-lain $ Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA JURNALISTIK ALAM BEBAS Jurnalistik alam bebas belum begitu berkembang di Indonesia. Ini ditandai dengan kurangnya media yang membahas dunia alam bebas dengan terinci. Baru kira-kira awal tahun 90-an atau akhir tahun 80- an. Dimana saat itu banyak klub pecinta alam yang merasa perlu hadirnya media tulis untuk mengabarkan kegiatan alam bebas. Maka saat itu muncullah berbagai media/majalah yang berbau kegiatan alam bebas. Salah satunya adalah Trans yang merupakan majalah FPTI yang bayak menyoroti kegiatan panjat tebing. Astacala mencoba membuat media sejenis yang menulis tentang alam bebas terutama kegiatan Astacala. Dengan tujuan untuk menuliskan kegiatan alam bebas secara jujur dan forum diskusi sesama anggota atau sebagai media komunikasi antar anggota, media ini terbit setiap builannya dengan nama BIVAK. Menyadari kekuatan yang ada dibalik kegiatan jurnalistik ini, Badan DIKLAT Astacala mencoba untuk mengembangkan hal ini. Dan diharapkan jurnalistik alama bebasa ini dapat berkembang secara berkesinambungan dan menjadi bibit untuk pembentukan media jurnalistik alam bebas di Astacala secara permanen. Banyak aspek yang terkait dengan dunia jurnalistik alam bebas seperti teknik meliput berita, cara menulis laporan, desain media cetak, sirkulasi dan lainnya. Tapi pada kesempatan ii akan dijelaskan hanya pada teknik meliput berita dan cara menulis laporan. Pada diktat ini akan dicoba menerangkan mengenai klasifikasi tulisan kegiatan alam bebas, kaidah penulisan, kaidah penulisan berita/ reportase. Essay/feature dan laporan perjalanan serta tip praktis tentang menulis itu sendiri. Pada umumnya tulisan kegiatan alam bebas sama dengan jenis tulisan yang lain. Yang membedakan hanyalah isi tulisannya. Jenis tulisan jurnalistik alam bebas dapat dibagi menjadi 3 garais besar, yaitu : Berita / reportase Feature / essay Laporan perjalanan Pembagian ini tentu saja bukan hal yang mutlak karena sangat susah memilah-milah jenis tulisan yang belakangan menjadi tidak mempunyai ciri yang pasti. Berita / Reportase Cirri utama jenis tulisa ini adalah fakta, karena memang bereisi tulisan tentang suatu kejaadian yang lengkap. Maksudnya, bila seorang % Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA terlibat dalam sebuah kejadian maka apa yang ia ketahui kebanyakan dilihat dari sudut pandang diri sendiri. Dengan kata lain ia tidak mengetahui kejadian secara proporsional, karena berita yang ia baca telah dilengkapi baik dari segi narasumber, latar belakanga maupun data. Sehingga pengetauan akan suatu kejadian atau peristiwa tersebutmenjadi lebih lengkap. Tentang pentingnya kelengkapan fakta atau sumber lain ada contoh klasik,y aitu legenda gunung tangkuban perahu. Gunung ini katanya berasal dari perahu yang dibalikkan oleh Sangkuriang, bisa jadi cerita ini dikarang oleh penduduk Bandung tempo dulu, karena gunung itu hanya akan terlihat seperti perahu yang terbalik jika dilihat dari bandung setelah gunung iut meletus, sebelumnya berbentuk kerucut. Dapat ditarik kesimpulan bahwa secara iseng, pengarang cerita asal usul gunung tersebut tidal melakukan observasi yang menyeluruh sebelum memuat ceritanya. Ada beberapa point yang harus diperhatikan dalam membuat tulisan yaitu : 1. kadar berita ada jenis berita yang sifatnya harian, mingguan atau bulanan. Masing-masing berita ini memiliki ciri tersendiri. Berita harian biasanya akan basi jika dibaca keesokan harinya, Karena berita yang ada selalu diperbaharui. Unsur yang menonjol adalah kesegaran dalam menyampaikan berita sehingga mungkin analisa yang ada kurang dalam. Berita mingguan merupakan berita harian yang sudah diperdalam sehingga isinya kaya akan analisis dan lenglap. Berita bulanan dapat disebut sebagai berita abadi karena berisi berita yang bersifat universal. Beberapa jenis ini hampir tidak mengenal kata basi karena dapat dinikmati kapan pun. Yang banyak menggunakan format ini adalah majalah hobi, profesi, dan hal-hal khusus. Jurnalistik alam bebas tampaknya cocok dengan format bulanan. 2. mendapatkan berita mendapatkan berita yang berdasarkan fakta membutuhkan ketrampilan tersendiri. Karena itu sebelum memulai berburu berita haruslah diperiksa segala sesuatunya. Seperti buku catatan, alat tulis, tape recorder, dan tak kalah penting adalah kartu identitas yang menunjukkan sikap bertanggung jawab pencari berita. Ada beberap teknik mencari berita, yaitu : wawancara dengan pelaku atau orang yang berkepentingan dan ahli dalam masalah tersebut. Hal yan dapat dilakukan dengan cegat langsung ataupun melalui janji terlebih dahulu observasi dan investigasi adalah cara mancari fakta yang dilakukan seperti permainan detektif. Ini biasa dilakukan karena & Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA sumber berita yang ada tidak mau buka mulut. Bisa saja pencari berita berpurapura dan menyamar untuk mendapat kasak-kusuk mencari berita. Riset kepustakaan, sanagt diperlukan untuk menambah wawasa agar tulisan menjadi tajam. Hal ini juga harus dilakuakn sesbelum wawancara, agar pencari berita tidak tampak kurang pergaulan di hadapan sumber berita karena memang tidak mungkin bagi sumber berita untuk menceritakan semua istilah yang dipakainya secara khusus. 3. menulis laporan setelah sumber diwawancarai dan data-data dikumpulkan, pekerjaan akhir adalah menulisnya. Tulisan dalam laporan ini akan menunjukkan pemahamnan penulis terhadap suatu masalah. Karena pada tulisan inilah logika dan persepsi dipaparkan. Umumnya senuah laporan berita harus memenuhi beberaepa criteria seperti : pendeskripsian masalah denga baik, laporan harus dapat menjawab 5 W dan 1 H (what, when, who, where, whay dan how), janhgan lupa pada akurasi terutama jika laporan menunjuka pada angka (umur, ketinggian , jumlah dan lain-lain) kemudian lakukan check dan recheck. Demikian juga sudut pandang harus jelas dan konsisten. Secara umum seorang penulis berita dituntut untuk mampu menggambarkan sebuah berita secara makro, cermat detil dan padat dalam penulisan laporannya. Feature / Essay Pada dasarnya feature adalah berita juga, hanya ia merupakan gaya penulisan yang khas, menyentuh, pemakain bahasa yang elastis dengan pendekatan interest, menggunakan naluri. Tulisan feature biasanya ditemui lebih mendalam. Karena dilatar belakangi dengan pencarian berita yang lengkap. Hal ini banyak dijumpai dalam majalah mingguan seperti Tempo. Feature biasanya juga disebut sebagai sebuah gaya menulis dengan menganggap bahwa feature adalah cara atau taktik untuk menyampaikan informasi kepada pembaca maka kita akan mamemperoleh banyak keuntungan. Karena feature yang seperti ini akan memiliki berbagai kemungkinan yakni bisa bernilai berita, memiliki informasi yang kaya dan lebih enak dibaca. Dengan memahami bahwa feature adalah gaya penilisan, selanjutnya akan memudahkan kita untuk menghasilkan feature sebagai sebuah produk. Artinya laporan yang berbentuk feature yang nilai beritanya tidak ada tetapi sangat berharga karena memiliki informasi yang ' Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA berguna bagi orang banyak. Yang harus dilakukan adalah mulai menulisnya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan : 1. tulisan harus dilandasi dengan niat baik untuk berkomunikasi dengan permbaca. Jika kemudian penulis menggunakan istilah- istilah asing yang rumit, ia sebaiknya mengakui dirinya termasuk golongan orang-orang minder. 2. sebelum memulai menulis sebaiknya penulis mengetahui benar tentang masalah yang akan ditulisnya, jangan kemudian menulis tentang asyiknya panjat tebing, istilah runner saja diartikan sebagai pel;ari. Pemahaman tentang masalah yang akan ditulis dapat diperoleh dari riset kepustakaan atau bertanya kepada orang yang ahli. 3. memilih angle (sudut poandang) dan lead (unsure pemikat). Dari masalah yang akan ditulis, tidak perlu seluruh informasi yang ada ditulis semuanya karena pembaca justru akan pusing karena tidak pernah bisa mengerti apa yang ingin kita sampaikan. Mungkin hanya 50 % saja yang akan diterjemahkan menjadi tulisan dan disampaikan kepada pembaca. Untuk mewnyelamatkan diri dari kekonyolan tersebut ada baiknya dipilih angle dari tulisan. Seperti seorang fotografer, penulis pun perlu memiliki kepandaian mengatur sudut pandang atas suatu masalah. Angle akan membuat penulis konsisten dengan niat awal bahwa ingin berkomunikasi dengan baik. Angle diterapkan melalui outline atau kerangka tulisan yang membuat tulisan menjadi runtut baik secara isi maupun logika. Sedangkan lead, unsur pemikat akan membuat pembaca akan tersirap lalu masuk ke dalam cerita atau tulisan. Untuk menentukan lead ini perlu kepekaan dan kecerdasan prima.
Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA
LAPORAN PERJALANAN Laporan perjalanan disini bukanlah laporan perjalanan yang ada di dalam majalah. Laporan perjalanan disini cenderung bersifat ilmiah sehingga isinya lebih teknis dan detail. Laporan perjalanan ini harus dapat dipertanggungkjawabkan didepan anggota siding kalau perlu. Untuk dapat membuat laporan perjalanan yang baik dan komunikatif diperlukan kemampuan dasar menulis dan juga pelaksanaan perjalanan yang rapi. Selanjutnya rencana perjalanan yang matang, kerjasama yang kompak dan tujuan perjalanan yang jelas merupakan unsur- unsur yang penting dalam sebuah perjalanan. Untuk dapat merekam kejadian dalam sebuah perjalanan dibutuhkan alat perekam seperti buku perjalanan, tape recorder dan kamera video. Mungkin awalnya akan sangat membosankan jika harus terus menerus dalam melakukan peerjalanan apalagi perjalanan panjang. Tapi manfaat tulisan sealama perjalanan terasa dalam menyusun laporan. Dan dengan sendirinya laporan akan berguna bagi orang yang akan pergi ke tempat yang dimaksud. Berikut ini contoh format laporan perjalan yang biasa diterapkan oleh Astacala : A. Bagian depan Halaman judul Kata paeangantar yang berisi : 1. maksud dan penulisan laporan 2. ucapan terimaa kasih 3. lain-lain yang sekiranya perlu Daftar isi B. Pendahuluan Pendahuluan perisi : Umum atau latar belakang berisi proses kegiatan secara umum Maksud dan tujuan berisi maksud dari kegiatan tersebut dan tujuan kegiatan secara detail Waktu dan tempat kegiatan dan dipaparkan secara detail mengenai lokasi berlangsungnya kegiatan tersebut. Batasan masalah dan perumusan masalah C. Inti laporan Inti laporan berisi : Kronologis perjalanan, disini dijelaskan mengenai jalannya kegiatan mulai dari pra kegiatan sampai pasca kegitan (detail tanggal dan waktunya)
Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA
Hambatan di perjalanan, berisi penjelasan menhgenai kesulitan- kesulitan yang dihadapi saat perjalanan dan hal-hal yang menyebabkan perjalanan tidak sesuai dengan scenario operasi. Hal penting lainnya, berisi penjelasan mengenai hal-hal penting yang perlu diperhatikan D. Penutup Penutup berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi point-point oenting yang didapat dari perjalanan tersebut Sarana berisi masukan untuk perbaikan kegiatan serupa yang akan dilajutkan berikutnya. E. Lampiran Lampiran berisi Jalur transportasi Sekilas medan operasi skenario operasi Logistik dan peralatan Jalur perjalanan Anggaran belanja dan pendapatan Susunan panitia dan peserta Bahasa Laporan Perjalanan 1. menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam arti tata bahasa, gaya bahasa dan ejaan bahasa Indoneia yang baik dan benar sesuai dengan aturan yang berlaku 2. menggunakan kalimat yang cermat, tepata, ringkas dan manusiawi Cermat artinya : setiap bagian kalimat mempunyai kaitan yang benar dengan bagian lainnya menempatkan bagian-bagian yang dihubungkan secara bersama-sama memberikan penjelasan pada kata-kata yang mengandung ambiguitas (interpretasi lebih dari satu) Tepat artinya isi kalimat tidak menyimpang ari materi laporan. Ringkas artinya tidak bertele-tele dalam mengungkapkan isi kalimat Manusiawi artinya menggunakan kalimat yang mudah dibaca, kalimat yang panjang hanya digunakan jika kalimat pendek tidak dapat mewakili. 3. sedapat mungkin menggunakan bahasa Indonesia, istilah asing digunakan dengan memakai tanda kutip, digaris bawah atau cetak miring
Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA
LINGKUNGAN HIDUP Pengertian Lingkungan Hidup Dalam pengertian formalnya, ruang yang ditempati suatu mahluk hidup dengan benda hidup dan benda tak hidup di dalamnya disebut sebagai lingkungan hidup. Benda hidup didalamnya dikenal mahluk hidup biotik seperti manusia, tumbuhan, binatang atau jasad renik lainnya. Sedangkan mahluk tak hidup dikenal sebagai mahluk abiotik. Sehingga timbul pengertian lainnya dari lingkungan hidup yaitu totalitas faktor-faktor, faktor biotik dan faktor abiotik, yang diantaranya mereka berada dalam keadaan hubungan timbal balik. Sedangkan dalam bahasa hukum di Indonesia, lingkungan hidup didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya. Sedangkan ilmu tentang hubungan timbal balik mahluk hidup dengan lingkungan hidupnya atau hubungan antara faktor-faktor biotik dan abiotik dikenal sebagi ekologi. Kata ekologi ini berasal dari bahasa Yunani yaitu "oikos yang berarti rumah dan "logos yang berarti ilmu/pembahasan/pengkajian. Sehingga oleh seorang pakar ilmu hayat, Ernest Haekel (1860) diartikan secara harfiah sebagai ilmu tentang mahluk hidup di rumahnya atau ilmu tentang rumah tangga mahluk hidup atau pengkajian organisme di "rumah, dan lingkungan aslinya. Ada lagi suatu terminologi yang dikenal dengan ekosistem, sebagai konsep sentral dalam ekologi. Ekosistem ini dapat diartikan sebagai sistem ekologi yang didalamnya terjadi hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya seperti manusia dengan sesamanya dan antara faktor-faktor lingkungan itu sendiri yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu tertentu. Dan apabila hubungan timbal balik tadi dilihat dari sudut dan kepentingan manusia, dikenal dengan istilah Antroposentris untuk mewakilinya. Masalah Lingkungan Bila kita berbicara mengenai masalah lingkungan maka yang kita hadapi adalah permasalahan dari dasar laut hingga puncak gunung, dari mulai daerah kutub hingga daerah tropis. Namun dalam tukisan ini akan dijelaskan secara sekilas mengenai permasalahan lingkungan di sekitar kita. ! Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Ada baiknya penjelasan ini kita awali dari laut yang katanya 70 % bumi ini merupakan laut. Di laut ini salah satu permasalahan yang kita dengar adalah rusaknya terumbu karang di dasar laut atau pengunaan bahan peledak untuk menangkap ikan. Ada sebuah cerita yang cukup menarik yang terjadi di kepulauan Derawan Kalimantan Timur. Di daerah itu banyak kapal-kapal asing yang datang untuk menerima penjualan ikan krapu. Awalnya penduduk yang bermata pencaharian nelayan mulai mengarahkan mata pencahariannya pada penangkapan ikan krapu karena nilai ekonomisnya. Memang mata pencaharian ikan krapu ini dapat meningkatkan tingkat kehidupan nelayan tadi, namun ada masalah yang timbul akibat kegiatan ini. Dalam menangkap ikan krapu dipergunakan sebuah bumbung (sejenis perangkap) di dasar laut. Permasalahannya untuk membuat perangkap ini nelayan menyelam ke dasar laut dengan membawa linggis. Dengan linggis ini nelayan memecahkan karang untuk dijadikan pemberat perangkap. Sebuah bentuk perusakan lingkungan telah terjadi. Dipantai pun telah terjadi kerusakan lingkungan seperti penurunan jumlah kawasan hutan bakau atau mangrove. Mungkin bagi orang awam kerusakan hutan bakau in kurang berarti namun sesungguhnya banyak fungsi perlindungan seperti perlindunganpnatai terhadap erosi pantaiakibat air laut atau abrasi pantai,mencegah intrusi air laut, penahan angin, tempat habitat burung, kepiting, udang ikan yang berarti sumber pencarian nelayan dan banyak lagi. Penyebab kerusakan hutan mangrove ini akibat penggunaan kayu bakar yang berlebihan, sebagai tambak udang, pencemaran minyak seperti di pulau Rambutan. Setelah kita mengamati bagian pantai mari kita lihat sejenak keadaan sekeliling kota dimana kita tinggal yang sudah sedemikian saratnya dengan permasalahan lingkingan. Ada masalah polusi udara karena asap kendaraan dan pabrik, ada pencemaran limbah industri dari rumah tangga dan banyak sekali permasalahan lainnya yang memerlukan pencegahan dan penanganan yang serius. Setelah kita mengamati sekeliling kita mari kita tinjau alam bebas seperti gunung dan hutan. Permasalahan yang sering kita alami adalah penebangan liar, kebakaran hutan, tanah longsor, sampah yang menumpuk disepanjang jalur pendakian dan menyusutnya flora dan fauna karena perburuan. Mungkin yang diungkapkan masih sangat sedikit bila dibandingkan dengan permasalahan sesungguhnya, namun permasahan ini dapat kita simpulkan bahwa perlu dialakukan suatu bentuk pencegahan dan penanganan msalah lingkungan yang ada agar alam tetap dapat terjaga lestari. " Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Peran serta Pecinta Alam dalam Pelestarian Lingkungan Menurut hukum perundangan yang berlaku di Indonesia (UULH pasal 19), keberadaan pecinta alam dapat diakui sebagai bentuk Lembaga Swadaya masyarakat yang bersifat hobi. Namun bila kita pandang muali dari diri kita sendiri, mungkin akan terjadi bentuk dialog seperti berikut ini.: bila seorang yang mengaku pecinta alam ditanyakan apa saja pengalamannya selam ini, kemungkinan orang tersebut akan menceritakanbahgaimana ia berada dalam suatu keadaan dalam sebuah perjalanan, sukanya, dukanya, keadaan daerahnya. Mungkin pula ia akan menjelaskan masyarakatnya, kebudayaannya, permasalahan yang dihadapi daerah tersebut dan banyak lagi lainnya. Semua hal itu dapat diamati dan ditangkap sema perjalanan. Dari hal inilah kita dapat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut mengenai keadaan suatu daerah misalnya masalah daerah tersebut atau sikap dan pandangan dari seseorang yang menceritakan permasalahan tersebut. Sebenarnya bila kita renungi lebih jauh, maka kita dapat melihat suatu bentuk kepedulian, entah itu sedikit atau banyak mengenai lingkungan dimana pecinta alam ini melakukan kegiatannya. Dan akan lebih baik lagi apabila setelah dilakukan sebuah perjalanan, timbul suatu bentuk kegiatan yang berorientasikan lingkungan hidup. Namun bgi yang belum mampu melakukan paling tidak didalam hatinya akan timbul rasa cinta dan peduli pada lingkungan, kapanpun dan dimanapun ia melakukan kegiatan di alam bebas. Kegiatan Yang Berorientasi Lingkungan Hidup Dalam kegiatan sehari-hari mungkinpertanyaan yang timbul adalah : "saya ingin ikut kegiatan yang berorientasi lingkungan, tapi seperti apa bentuknya ?. Sebenarnya banyak kegiatan berorientasi lingkungan yang dapat kta lakukan. Misalnya saja pengamatan burung. Kegiatan ini dikuti oleh banyak kalangan yang berbeda mulai dari pelajar sampai pekerja. Bentuk pengamatan burung ini mungkin akan terasa sepele bagi sebagian orang karena ada unsure rekreasinya, namun dibalik semua kegiatan ini merupakan suatu bentuk kepedlian masyarakat pada fauna burung. Dengan bentuk pendataan yang baik tentang fauna burung ini, akan memudahkan pemantauan burung-burung ini. Bagi pecinta alam yang menyenangi kegiatan menyalam, bentuk kegiatan yang dapat dilakukan antara lain adalah mengamati terumbu karang dengan suatu metoda tertentu. Bentuk kegiatan ini dilakukan misalnya sebagai pertimbangan untuk kebijakan pengembangan suatu daerah tersebut. # Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Atau bagi rekan-rekan yang suka keluar masuk hutan dapat melakukan pendataan tentang vegetasi flora dan fauna yang ada di daerah yang dikunjungi selain melakukan ekspedisi. Bentuk kegiatan yang lain misalnya bersih pantai, penyebaran tentang kebersihan lingkungan, atau penyuluhan atau demo sehari tentang lingkungan, misalnya sati jam tanpa kendaraan bermotor. Perlu diingat bahwa dalam mengadakan suatu bentuk kegiatan hendaknya kegiatan ini merupakan suatu rangkaian jangka panjang yang di rancang dengan bai k dan di l aksanakan secara berkesinambungan dan terasa langsung bagi lingkungan yang dituju serta melibatkan masyarakat di daerah dimana dilakukan kegiatan tersebut agar timbul rasa memiliki atas hasil kegiatan. $ Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA ANALISA VEGETASI Alam beserta isinya merupakan ciptaan Tuhan yang besar, sebagai manusia kita tidak dapat menciptakannya, tetapi hanya memanfaatkannya. Tetapi pemanfaatan itu harus seimbang dengan pertumbuhan alam pada umumnya dan sumber daya hayati pada khususnya. Analisis vegetasi merupakan cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh- tumbuhan. Metoda analisis vegetasi banyak ragamnya, antara lain : 1. Cara petak tunggal 2. Cara petak berganda 3. Cara jalur (transek) 4. Cara garis berpetak 5. Cara tanpa berpetak 6. Cara Bitterlich 7. Cara kuadran (Point Quarter Methode) 8. Cara berpasangan (Random Pair Methode) Pada diktat ini akan dibicarakan cara kuadran (Point Quarter Methode) karena cara ini merupakan cara paling sederhana serta cara Garis berpetak yang lebih inovatif. KRITERIA TUMBUHAN Untuk analisis vegetasi, tumbuhan dibagi menjadi beberapa kriteria yang berdasarkan akan tinggi pohon maupun diameter tumbuhan, yaitu : 1. Seeding : tinggi < 0,5 meter 2. Sampling : tinggi 0,5 - 2 meter 3. Poles : tinggi > 2 meter dan diameter < 0,15 meter 4. Pohon/dominan : tinggi . 2 meter dan diameter > 0,15 meter Penyebaran tumbuhan ada tiga mmacam yaitu : Penyebaran secara acak Penyebaran secara sistematis Penyebaran secara semisistematis Dan karena adanya pebedaan penyebaran tersebut makadalam mengambil sampling untuk analisa vegetasi juga ada tiga macam yaitu : % Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Pengambilan sampling secara acak Pengambilan sampling secara sistematik Pengambilan sampling secara semi sistematik Cara sampling yang digunakan dalam analisis vegetasi hutan adalah sistematik sampling, bahkan proporsive samplingpun boleh digunakan pada keadaan tertentu, karena random sampling secara floristic ekologis hanya mungkin digunakan apabila lapangan dan vegetasinya homogen, sedangkan hutan hujan tropis adalah heterogen dengan jumlah jenis vegetasi sampai 300. sebelum melakukan analisa vegetasi, kita harus menghitung luas minimun daerah yang kita ambil samplenya. Luas minimum ini adalah luas daerah dimana kita akan melakukan analisa vegetasi. Dan luas minimum inilah yang dapatmewakili luasan daerah/wilayah yang ingin kita ketahui vegetasinya. Untuk mencari luas minmum, pertama kali pada suatu wilayah yang akan kita teliti, kita mebuat petak yang tidak perlu terlalu besar dan kita mencatat semua tumbuhan yang ada, setelah itu kita membuat petak lagi yang luasnya 2 kalinya (petak yang tadi masuk didalamnya), jika masih ada penembahan jenis tumbuhan maka lakukan membuat petak yang 2 kalinya lagi sampai tidak ada penambahan jenis tumbuhan. & Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Setelah didapat datanya, lalu kita membuat grafiknya. Misalkan saja luas wilayahnya 400m2, maka yang digambar adalah 10 % dari 400 yaitu 4, dan untuk sumbu y nya misalkan saja didapat 10 jenis tumbuhan (pada petak terakhir tang dibuat sudah tidak ada penambahan jenis tumbuhan lagi ), maka yang digambar di grafik adalah 10 % dari 20 yaitu 2 maka titik A ada pada titik (4,2), lalu dibuat garis R dari (0,0) yang melalui titik A (4,2), setelah itu buat garis yang sejajar garis R yang menyinggung kurva P (kurva dari data jenis tumbuhan yang didapat dan luas nya). Titik singgung antara kurva p dan garis yang sejajar dengan garis R itulah yang menjadi luas minimum. Sumbu X menyatakan 10 % dari luas daerah/ petak Sumbu Y menyatakan 10 % dari jenis tanaman yang didapat L merupakan luas minimum Tapi jika metode ini digunakan pada luasan daerah yang cukup luas dan memiliki jenis tumbuhan yang sangat banyak, hal ini akan cukup menyulitkan, jadi unruk mencari luas minimumnya biasanya langsung diambil 10 % dari luas wilayah yang akan kita teliti. CARA KUADRAN Cara pengambilan Data 1. Buat garis kompas 2. Tentukan titik pengamatan (plot) 3. Buat garis silang yang tegak lurus sehingga terbentuk empat daerah (kuadran) 4. Pilih pohon terdekat dari plot untuk masing-masing kuadran sesuai dengan criteria tumbuhan (pohon/dominan, poles, dan sampling). 5. Ukur diameternya 6. Ukur jaraknya dari plot ' Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA Cara ini untuk tumbuhan jenis pohon/dominan dan poles CARA GARIS BERPETAK Cara ini merupakan modifikasi dari cara petak ganda atau transek. Cara pengambilan data : 1. Buat garis kompas 2. Buat petak ukuran Untuk Seedling 2 x 2 meter Untuk Sampling 5 x 5 meter Untuk Poles 10 x 10 meter Untuk dominan 20 x 20 meter 3. Catat nama tumbuhan dan diameternya sesuai dengan diameter (khusus untuk dominan dan poles) 4. Catat tempatnya (ordinatnya) terhadap plot PARAMETER Setelah data-data terkumpul dapat dihitung parameter-parameter sebagai berikut : 1. KERAPATAN ( DENSITY) Banyaknya individu dari suatu jenis pohon dan tumbuhan lain yang besarnya dapat dihitung. Secara kualitatif dibedakan menjadi : jarang tedapat, kadang-kadang terdapat, seringkali terdapat, dan banyak sekalim terdapat. Jumlah individu yang dinyatakan dalam satuan ruang disebut kerapatan, yang umumnya dinyatakan sebagai jumlah individu atau biomas populasi persatuan areal atau volume. I IV II III Gb 1. Pengamatan cara kuadran Plot Kuadran jenis/Nama pohon Jarak (m) Diameter (cm) Tabel hasil pengamatan cara kuadran
Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA
2. DOMINASI (DOMINANCE) Dominasi dapat diartikan sebagai penguasaan dari suatu jenis terdapat jenis lain, sehingga dapat dinyatakan dalam besaran : Banyaknya individu dan kerapatan Persen penutupan dan luas bidang dasar (LBD/ Basal Area-BA) Biomas Indeks nilai penting (Important Value Index-IVI) Pertimbangan menggunakan LBD merupakan hal termudah dan cepat, yaitu dengan melakukan pengukuran diameter pohon pada ketinggian setinggi dada. 3. FREKUENSI Frekuensi merupakan ukuran dari uniformalitas atau regulitas terdapatnya suatu jenis. Frekuensi memberikan gambaran bagaimana pola penyebaran suatu jenis. Hal ini menunjukan daya penyebaran dan adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan. Menurut Raunkiser dalam Shukla dan Chandel (1977) frekuensi dibagi menjadi lima kelas berdasarkan prosentasenya, yaitu : Kelas A dengan frekuensi 1 - 20 % Kelas B dengan frekuensi 21 - 40 % Kelas C dengan frekuensi 41 - 60 % Kelas D dengan frekuensi 61 - 80 % Kelas E dengan frekuensi 81 - 100 % 4. INDEKS NILAI PENTING Merupakan gambaran lengkap mengenai karakter sosiologi suatu spesies dalm komunitas. Nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai kerapatan relatif, dominasi relatif, dan frekuensi relatif, sehinggha jumlah maksimalnya 300 % 5. LUAS CONTOH MINIMAL DAN CARA SAMPLING Pelaksanaan analisis vegetasi untuk kawasan yang luas tidaklah mungkin untuk dilaksanakan pengamatan secara menyeluruh dengan alasan efisiensi, sehingga diusahakan melakukan pengamatan dengan luasan sesempit mungkin, namun dapat mewakili kawasan. PENUTUP Praktek analisis vegetasi sangat ditunjang oleh kemampuan mengenal jenis tumbuhan (nama). Kelemahan ini dapat diperkecil dengan mengajak pengenal pohon atau dengan membuat herbarium maupun foto yang nantinya dapat dirunut dengan buku pedoman atau ditanyakan ke ahli/pengenal pohon setempat ataupun langsung berhubungan dengan Lembaga Biologi Nasional Bogor. Analisis vegetasi dapat dilanjutkan untuk menentukan indeks keragaman, indeks kesamaan, indeks asosiasi, kesetiaan dan lain-
Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA
lain. Yang dapat memberikan banyak informasi dalam pengolahan suatu kawasan/penilaian suatu kawasan. Data penunjang seperti tinggi tempat, pH tanah, struktur dan tekstur, warna tanah dan lain-lain, diperlukan untuk membantu dalam menginterprestasikan hasil analisa.
Diktat Pendidikan Dasar ASTACALA
ASTACALA PERHIMPUNAN MAHASISWA PECINTA ALAM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELKOM Sekretariat : Gedung Student Centre Kampus STT Telkom Jl.Telekomunikasi, Dayeuh Kolot, Bandung 40257 Ie|p. 022-754108 Fe:cwcI 218