Anda di halaman 1dari 14

NARKOTIKA

Definisi Narkotika: narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) atau narkotik, psikotropika, dan zat
adiktif (NAPZA) adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang
(pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi.
Narkotika menurut UU RI No. 22/ 1997, yaitu obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
-Jaid. Februari. Pengertian narkoba. Sub website informasi dan edukasi Narkoba Humas BNN.
http://dedihumas.bnn.go.id/archives/read_profile/ [26/9/2014 11:46]

Sedangkan yang dimaksud ketergantungan narkotika menurut UU tersebut adalah gejala dorongan untuk
menggunakan narkotika secara terus menerus, toleransi dan gejala putus narkotika apabila penggunaan
dihentikan. http://www.ut.ac.id/html/suplemen/peki4422/bag%203.htm

Jenis dan dampak narkotika
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. Penjelasan
mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai berikut:
1. Narkotika
Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah Zat yang bisa
menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan memasukkan kedalam tubuh.
Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau
timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam dunia medis
bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan,
menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.
Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan
ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.
Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.
Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.

2. Psikotropika
Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki khasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4 kelompok adalah :
Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk
pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.
Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan
dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.
Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan
dan penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.

3. Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan
ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :
Rokok
Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup akan
dapat memabukkan (Alifia, 2008). Demikianlah jenis-jenis narkoba, untuk selanjutnya faktor-faktor
penyebab penyalahgunaan narkotika.
1. Ganja (Mariyuana, Cimeng, Gelek, Hasis)
Tanaman semak / perdu yang tumbuh secara liar di hutan yang mana daun, bunga, dan biji
kanabis berfungsi untuk relaksan dan mengatasi keracunan ringan (intoksikasi ringan).
Zat getah ganja / THC (delta-9 tetra hidrocannabinol) yang kering bernama hasis, sedangkan jika
dicairkan menjadi minyak kanabasis. Minyak tersebut sering digunakan sebagai campuran rokok
atau lintingan tembakau yang disebut sebagai cimenk, cimeng, cimenx, joint, spleft, dan
sebagainya.
Ganja dikenal dapat memicu psikosis, terutama bagimereka yang memiliki latar belakang (gen).
Ganja juga bisa memicu dan mencampuradukkan antara kecemasan dan depresi
Gejala yang ditimbulkan dari penggunaan ganja: Rasa senang dan bahagia, Santai dan lemah,
Acuh tak acuh, Mata merah, Nafsu makan meningkat, Mulut kering, Pengendalian diri dan
konsentrasi kurang, Depresi dan sering menguap/mengantuk.
Dampak: Motivasi rendah & susah dikendalikan, depresi & paranoid, gangguan persepsi &
berpikir; sulit konsentrasi; gerakan lambat
2. Opium (Heroine, Morfin)
Berasal dari kata opium, jus dari bunga opium. Opium disaripatikan dari opium poppy (papaver
somniferum) dan disuling untuk membuat morfin, kodein, dan heroin. Opium digunakan berabad-
abad sebagai penghilang rasa sakit (mencegah batuk, diare, dll).
Gejala yang ditimbulkan dari penggunaan opiate:
Perasaan tenang dan bahagia, Acuh tak acuh (apatis), Malas bergerak, Mengantuk, Rasa mual,
Bicara cadel, Pupil mata mengecil (melebar jika overdosis), Gangguan perhatian/daya ingat.
Dampak&gejala Heroin:
Dampak: detak jantung lemah & sesak napas, kerusakan paru-paru, ginjal & hati, dapat
menularkan virus HIV A,B, D dan infeksi lainnya, sulit konsentrasi, penurunan kesadaran
Gejala: sulit tidur, mata & hidung berarir, mudah marah & gelisah, tremor & kram tubuh,
menggigil & berkeringat, diare & muntah. Jika overdosis bisa menyebabkan kematian karena
pusat pernapasan di otak tertekan & lumpuh.
3. Amfetamin (shabu, ekstasi)
Ecstasy (methylen dioxy methamphetamine)/MDMA adalah salah satu jenis narkoba yang di buat
secara ilegal di sebuah laboratorium dalam bentuk tablet. Ekstasi akan mendorong tubuh untuk
melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum dari kekuatan tubuh itu sendiri.
Kekurangan cairan tubuh dapat terjadi sebagai akibat dari pengerahan tenaga yang tinggi dan
lama, yang sering menyebabkan kematian.
Gejala-gejala dari penggunaan amfetamin: Kewaspadaan meningkat, Bergairah, Rasa
senang/bahagia, Pupil mata melebar, Denyut nadi dan tekanan darah meningkat, Susah
tidur/insomnia, Hilang nafsu maka.

Shabu shabu:Ice, Ubas, Methamphetamine
Dampak: gangguan fungsi hati, ginjal dan urat syaraf, perilaku, abnormal, mudah bingung,
berkhayal & berhalusinasi, mudah cemas & marah
Gejala: timbul rasa gelisah, cemas, depresi & marah, susah tidur, pernafasan menjadi pendek,
jantung berdebar, hilang nafsu makan.
4. Kokaine (Crack, Daun koka, Pasta koka)
Kokain adalah salah satu zat adiktif yang sering disalahgunakan. Kokain merupakan alkaloid
yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan,
dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk
mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan, stamina, mengurangi
kelelahan, rasa lapar dan untuk memberikan efek euforia.
Kokain adalah bubuk kristal putih yang didapat dari ekstraksi serta isolasi daun coca
(erythoroxylon coca) yang dapat menjadi perangsang pada sambungan syaraf dengan cara / teknik
diminum dengan mencampurnya dengan minuman, dihisap seperti rokok, disuntik ke pembuluh
darah, dihirup dari hidung dengan pipa kecil, dan beragam metode lainnya.
Gejala yang ditimbulkan dari penggunaan kokain:
Gelisah dan denyut nadi meningkat, Euforia/rasa gembira berlebihan, Banyak bicara dan
kewaspadaan meningkat, Kejang dan tekanan darah meningkat, Berkeringat dan mudah
berkelahi, Penyumbatan pembuluh darah, Distonia (kekakuan otot leher)
Dampak: memicu serangan jantung, stroke & gagal ginjal, perilaku agresif, gemetar berlebihan,
pandangan kabur, halusinasi
Gejala: mudah marah, depresi, cemas & gelisah, kehilangan gairah untuk melakukan sesuatu.
http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2014/03/24/jenis-jenis-narkoba-dan-dampaknya-
642994.html
http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2014/03/10/929/pengertian-narkoba
http://indonesiaindonesia.com/f/46699-jenis-narkotika-disalahgunakan-dipakai/
Dampak narkoba terhadap kesehatan
Pengaruh narkoba secara umum ada tiga:
1. Depresan
-menekan ataumemperlambat fungsi system saraf pusat sehingga dapat mengurangi aktivitas fungsional
tubuh.
-dapat membuat pemakai merasa tenang, memberikan rasa melambung tinggi, memberi rasa bahagia dan
bahkanmembuatnya tertidur atau tidak sadarkan diri
2. Stimulan
-merangsang systemsaraf pusat danmeningkatkan kegairahan (segar dan bersemangat) dan kesadaran.
-Obat ini dapat bekerja mengurangi rasa kantuk karena lelah, mengurangi nafsu makan, mempercepat
detak jantung, tekanan darah dan pernafasan.
3. Halusinogen
-dapat mengubah rangsangan indera yang jelas serta merubah perasaan dan pikiran sehingga
menimbulkan kesan palsu atau halusinasi.
Overdosis (OD) Narkoba:
-Terjadi apabila tubuh mengabsorbsi obat lebih dari ambang batas kemampuannya (lethal doses)
-akibat proses toleransi tubuh terhadap obat yang terjadi terus menerus
-Gejalanya:
1. Penurunan kesadaran
2. Frekuensi pernafasan kurang dari 12 kali per menit
3. Pupil miosis
4. Riwayat pemakaian morfin atau heroin mempunyai ciri yang khas yakni tanda bekas jarum suntik
http://muslim.or.id/bahasan-utama-2/narkoba-dalam-pandangan-kesehatan.html
Dampak Psikologis Akibat Penyalahgunaan Narkoba antara lain:
Emosi yang tidak terkendali, kecenderungan untuk selalu berbohong, kurang memiliki tanggung jawab,
hubungan dengan keluarga, guru dan teman serta lingkungannya terganggu, cenderung menghindar
kontak komunikasi dengan orang lain, merasa dikucilkan atau menarik diri dari lingkungan, tidak peduli
dengan nilai atau norma yang ada, cenderung melakukan tindak pidana, kekerasan, pencurian dan
mengganggu ketertiban umum.
Penggunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang akan menyebabkan gangguan mental dan
perilaku, sehingga mengakibatkan terganggunya sistem neuro-transmitter pada susunan saraf pusat di
otak. Gangguan pada sistem neuro-transmitter akan mengakibatkan tergangunya fungsi kognitif (alam
pikiran), afektif (alam perasaan, mood, atau emosi), psikomotor (perilaku), dan aspek sosial.
Penyembuhan
Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif
Kuratif (pengobatan)
Ditujukan kepada para penguna narkoba. tujuannya adalah untuk mengobati ketergantungan dan
menyembuhkan penyakit, sebagai akibat dari pemakai narkoba, sekaligus menghentikan pemakaian
narkoba. tidak sembarangan orang boleh mengobati narkoba. Pengobatan harus dilakukan oleh dokter
yang mempelajari narkoba secara khusus.
Bentuk kegiatan kuratif.
Penghentian pemakaian narkoba.
Penggobatan gangguan kesehatan akibat penghentian dan pemakaian narkoba.
Penggobatan terhadap organ tubuh akibat penggunaan narkoba.
Penggobatan terhadap penyakit yang masuk bersama narkoba (penyakit tidak langsung yang
disebabkan oleh narkoba) seperti : HIV/AIDS, hepatitis B/C, sifilis, pnemonia, dan lain lain.
4. Rehabilitatif
Upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan kepada pemakai narkoba yang sudah
menjalanin program kuratif. Tujuanya agar ia tidak memakai lagi dan bebas dari penyakit ikutan yang
disebabkan oleh bekas pemakai narkoba, Pemakai narkoba dapat mengalami penyakit ikutan berupa:
Kerusakan fisik (syaraf, otak, darah, jantng, paru-paru, ginjal, hati dan lain-lain).
Kerusakan mental, perubahan karakter ke arah negatif .
Penyakit- penyakit ikutan.
5. Represif
Program penindakan terhadap produsen, bandar, pengedar, dan pemakai berdasarkan hukum. Program ini
merupakan program instasi pemerintah yang berkewajiban mengawasi dan mengendalikan produksi
maupun distribusi semua zat yang tergolong narkoba (Martono, 2006).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19888/4/Chapter%20II.pdf
http://e-pharm.depkes.go.id/front/pdf/UU352009.pdf

REKAM MEDIS
Rekam Medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan oleh dokter dan tenaga
kesehatan lainnya kepada pasien dalam rangka penyembuhan pasien, rekam medis mencatumkan nilai
administrasi, legal, finansial, riset, edukasi, dokumen, akurat, informatif dan dapat dipertanggung
jawabkan Rekam Medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik.
Penyelenggaraan Rekam Medis dengan menggunakan teknologi informasi elektronik diatur lebih lanjut
dengan peraturan tersendiri.
Rekam medis merupakan berkas/dokumen penting bagi setiap instansi rumah sakit. Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2008:1), rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang rekam
medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang ber isikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana
pelayanan kesehatan. Sedangkan menurut Huffman dalam Fajri (2008:5) rekam medis adalah fakta yang
berkaitan dengan keadaan pasien, riwayat penyakit dan pengobatan masa lalu serta saat ini yang ditulis
oleh profesi kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien tersebut. Dengan melihat ketiga
pengertian di atas dapat dikatakan bahwa suatu berkas rekam medis mempunyai arti yang lebih luas
daripada hanya sekedar catatan biasa, karena didalam catatan tersebut sudah memuat segala informasi
menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan dasar untuk menentukan tindakan lebih lanjut kepada
pasien.\
Kepemilikan rekam medis.
1. Milik rumah sakit atau tenaga kesehatan(sarana pelayanan kesehatan):
a. Sebagai penaggungjawab integritas dan kesinambungan pelayanan.
b. Sebagai tanda bukti rumah sakit terhadap segala upaya dalam penyembuhan pasien
c. Rumah sakit memegang berkas rekam medis asli.
Direktur RS bertanggungjawab atas:
a. Hilangnya, rusak, atau pemalsuan rekam medis
b. Penggunaan oleh badan atau orang yang tidak berhak
2. Milik pasien, pasien memiliki hak legal maupun moral atas isi rekam medis. Rekam medis adalah milik
pasien yang harus dijaga kerahasiaannya.
3. Milik umum, pihak ketiga boleh memiliki (asuransi, pengadilan, dsb). Semua informasi yang
terkandung dalam rekam medis adalah rahasia oleh karena itu, pemaparan isi rekam medis harus seijin
pasien, kecuali:
1. Keperluan hukum
2. Rujukan ke pelayanan lain untuk kepentingan pasien/keluarganya.
3. Evaluasi pelayanan di institusi sendiri
4. Riset/edukasi
5. Kontrak badan atau organisasi pelayanan.
Pengambilan Rekam Medis
Pengeluaran:
Ketentuan pokok yang harus ditaati di tempat penyimpanan adalah :
- Rekam medis tidak boleh keluar dari ruangan reka medis, tanpa tanda keluar/kartu permintaan.
- Apabila rekam medis dipinjam, wajib dikembalikan dalam keadaan baik dan tepat waktunya.
- Seharusnya setiap rekam medis kembali lagi keraknya pada setiap akhir kerja pada hari yang
bersamaan.
- Rekam medis tidak di benarkan diambil dari rumah sakit, kecuali atas perintah pengadilan.
- Permintaan rutin terhadap rekam medis yang datang dari poliklinik, dari dokter yang melakukan
riset, harus diajukan kebagian rekam medis setiap hari pada jam yang telah ditentukan. Petugas harus
menulis dengan benar dan jelas nama pasien dan nomor rekam medisnya.
Rekam Medis yang Tidak Aktif
Patokan utama untuk menentukan rekam medis aktif atau tidak aktif adalah besarnya ruangan yang
tersedia untuk menyimpan rekam medis yang baru. Suatu rumah sakit menentukan 5 tahun adalah batas
umur untuk rekam medis aktif, sedangkan di rumah sakit lain rekam medis yang berumur 2 tahun sudah
dinyatakan tidak aktif, karena sangat terbatasnya ruang penyimpanan.
Retensi atau lamanya penyimpanan rekam medis diatur berdasarkan Surat Keputusan Nomor :
YM.00.03.3.3683 tanggal 16 Agustus 1991 tentang jadwal retensi/lama penyimpanan rekam medis.
Pemusnahan rekam medis mengacu kepada Surat Edaran Dirjen Yan.Med Nomor HK.00.05.001.60 tahun
1995 tentang petunjuk teknis pengadaan formulir rekam medis dan pemusnahan berkas rekam medis di
rumah sakit. Berikut ini adalah jadwal retensi/lamanya penyimpanan rekam medis.
Sumber-sumber yang mengikat:
Peraturan pemerintah No. 10 Tahun 1966 Tanggal 21 Mei 1966 mengenai Wajib Simpan Rahasia
Kedokteran. Bila ada diantara petugas RS membocorkan rahasia pasien dapat dikenakan sanksi antara
lain:
KUHP 1365 sampai dengan 1367: barang siapa yang sengaja membuka suatu rahasia yang ia wajib
menyimpannya oleh karena jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dulu, dihukum
dengan hukuman selama-lamanya 9 bulan atau denda sebanyak-banyaknya enam ratus rupiah uang lama.
Rekam medis melindungi minat hukum (legal interest) pasien, rumah sakit, dan dokter serta staff rumah
sakit bila ketiga belah pihak melengkapi kewajibannya masing-masing terhadap berkas rekam medis.
Dasar hukum rekam medis di Indonesia.
1) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 269/ MENKES/ PER/ III/ 2008 tentang
rekam medis
2) Peraturan pemerintah No. 10 Tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran.
3) Peraturan pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
4) Keputusan menteri kesehatan No. 034 / Birhub / 1972 tentang Perencanaan dan Pemeliharaan
Rumah Sakit di mana rumah sakit diwajibkan:
a. Mempunyai dan merawat statistik yang up to date.
b. Membina rekam medis yang berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan.
5) Peraturan menteri kesehatan No. 749a / Menkes / Per / xii / 89 tentang Rekam Medis
TUJUAN & MANFAAT REKAM MEDIS
Kegunaan Rekam Medis di Rumah Sakit yaitu berupa aspek administrasi, aspek medis, aspek hukum,
aspek keuangan, aspek penelitian. Laporan rumah sakit meliputi : Laporan internal Rumah Sakit
(disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit), Laporan eksternal Rumah Sakit yang dilaporkan pada
Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Provinsi serta Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Periode pelayanan eksternal yaitu bulanan, tri bulanan dan tahunan.
Menurut International Federation Health Organization (1992:2), rekam medis disimpan dengan tujuan:
1. Fungsi komunikasi
Rekam medis disimpan untuk komonikasi diantara dua orang yang
bertanggungjawab terhadap kesehatan pasien untuk kebutuhan pasien
saat ini dan yang akan datang.
2. Kesehatan pasien yang berkesinambungan
Rekam medis dihasilkan atau dibuat untuk penyembuhan pasien setiap
waktu dan sesegera mungkin.
3. Evaluasi kesehatan pasien
Rekam medis merupakan salah satu mekanisme yang memungkinkan
evaluasi terhadap standar penyembuhan yang telah diberikan.
4. Rekaman bersejarah
Rekam medis merupakan contoh yang menggambarkan tipe dan
metode pengobatan yang dilakukan pada waktu tertentu.
5. Medikolegal
Rekam medis merupakan bukti dari opini yang yang bersifat prasangka
menegnai kondisi, sejarah dan prognosi pasien.
6. Tujuan statistik
Rekam medis dapat digunakan untuk menghitung jumlah penyakit,
prosedur pembedahan dan insiden yang ditemukan setelah pengobatan
khusus.
7. Tujuan penelitian dan pendidikan
Rekam medis di waktu yang akan datang dapat digunakan dalam
penelitian kesehatan.
Berdasarkan aspek diatas maka rekam medis mempunyai nilai kegunaan
yang sangat luas, yaitu:
1. Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien
2. Bahan pembuktian dalam hukum
3. Bahan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan
4. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan
5. Bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan
6. Fungsi komunikasi
7. Kesehatan pasien yang berkesinambungan
8. Rekaman bersejarah.



RAHASIA MEDIS
(PP No.10 tahun 1966) Rahasia kedokteran adalah segala sesuatu yang harus dirahasiakan mengenai apa
yang diketahui dan didapatkan selama menjalani praktek lapangan kedokteran, baik yang menyangkut
masa sekarang maupun yang sudah lampau, baik pasien yang masih hidup maupun yang sudah
meninggal.
Rahasia Pekerjaan:
Segala sesuatu yang diketahui dan harus dirahasiakan berdasarkan lafal sumpah yang diucapkan pada
waktu menerima gelar seorang dokter.
Rahasia Jabatan:
Diketahui dan dilaksanakan berdasarkan lafal sumpah yang diucapkan pada waktu diangkat sbg pegawai
negri.
Peraturan
1. PP No. 26 tahun 1960 tentang lafal sumpah dokter
Saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena
pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter
2. Menurut PP No. 10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia dokter.
Membuka Rahasia Kedokteran
Pendirian yang mutlak
mutlak (absolut) berpendapat bahwa rahasia jabatan atau pekerjaan harus dipegang teguh tanpa ada
alternatif lain apapun konsekuensinya
Pendirian yang nisbi atau relative
Golongan nisbi atau relatif pada dewasa ini merupakan teori yang terbanyak diikuti dan dapat dikatakan
diikuti umum
teori ini dalam praktek sering sekali mendatangkan
konflik moril dan kesulitan-kesulitan lain dalam
masalah yang kompleks

KUHP pasal 48
Tidak boleh dihukum barangsiapa melakukan perbuatan karena terdorong oleh daya paksa
KUHP Pasal 50
Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan kepentingan undang-undang, tidak dipidana
KUHP Pasal 51
Tidak boleh dihukum barangsiapa melakukan perbuatan atau menjalankan perintah jabatan yang
diberikan pembesar yang berhak

Terpaksa:
Melindungi kepentingan umum, orang yg tdk bersalah, pasien yg mempercayai rahasianya, dokter sendiri.

1. Sanksi pidana
a. KUHP Pasal 112
Barangsiapa dengan sengaja mengumumkan surat-surat, berita-berita atau keterangan-keterangan yang
diketahuinya bahwa harus dirahasiakan untuk kepentingan Negara atau dengan sengaja memberitahukan
atau memberikannya kepada Negara asing, kepada seorang raja atau suku bangsa, diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
b. KUHP Pasal 322
1) Barangsiapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan atau
pekerjaannya yang sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan
bulan atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah
2) Jika kejahatan dilakukan pada seorang tertentu maka perbuatannya itu hanya dapat dituntut atas
pengaduan orang tersebut
2. Sanksi perdata
a. KUH Perdata Pasal 1365
Setiap perbuatan yang melanggar hukum yang berakibat kerugian bagi orang lain, mewajibkan orang
yang karena kesalahannya mengakibatkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.
b. KUH Perdata Pasal 1366
c. KUH Perdata Pasal 1367
3. Sanksi Administratif
undang-undang No.6 tahun 1963 pasal 11
4. Sanksi Sosial

http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/regulasi/pp/PP-No-10%20Tahun-1966.pdf

HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER DAN PASIEN
Undang-undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal 50 dan 51, Hak dan Kewajiban
Dokter
Hak
Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi dan
standar operasional prosedur
Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur
Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya
Menerima imbalan jasa
Kewajiban
Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur serta
kebutuhan medis
Apabila tidak tersedia alat kesehatan atau tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan/pengobatan, bisa merujuk pasien ke dokter/sarana kesehatan lain yang mempunyai
kemampuan lebih baik.
Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan setelah pasien itu
meninggal dunia
Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain
yang mampu melakukannya
Mengikuti perkembangan ilmu kedokteran
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal 50 dan 51, Hak dan Kewajiban
Pasien
Hak
Mendapatkan penjelasan lengkap tentang rencana tindakan medis yang akan dilakukan dokter
Bisa meminta pendapat dokter lain (second opinion)
Mendapat pelayanan medis sesuai dengan kebutuhan
Bisa menolak tindakan medis yang akan dilakukan dokter bila ada keraguan
Bisa mendapat informasi rekam medis
Kewajiban
Memberikan informasi yang lengkap, jujur dan dipahami tentang masalah kesehatannya
Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter
Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan
Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang prima
(http://www.rshs.or.id/edukasi/hak-dan-kewajiban/) Di Akses pada tanggal September 28, 2014 (00:12
WIB)
Kewajiban dokter dalam merahasiakan informasi pasien
Mengenai pengertian rahasia kedokteran itu sendiri, diatur dalam
pasal 1 dan pasal 2 peraturan pemerintah No. 10 Tahun 1966 tentang Wajib
Simpan Rahasia Kedokteran yang berbunyi :
4
Pasal 1:

Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu
yang diketahui oleh orang tersebut dalam pasal 3 (tenaga kesehatan,
mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan
pemeriksaan, pengobatan dan atau pera
watan, dan orang lain yang
ditetapkan oleh menteri kesehatan) pada waktu atau selama
melakukan pekerjaannya

Pasal 2:

Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang
yang tersebut dalam pasal 3, kecuali apabila suatu peraturan lain
yang sederajat atau lebih tinggi dari pada peraturan pemerintah ini
menentukan lain
.
Kewajiban para pejabat medis untuk merahasiakan hal-hal yang
diketahui karena jabatannya atau pekerjaannya berpijak pada norma-norma
susila, dan pada hakikatnya hal tersebut merupakan kewajiban moral.
Sumpah dokter berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun
1960 Tentang Lafal Sumpah Dokter
selanjutnya disebut PP No. 26 Tahun
1960 sebagai berikut :
5
Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena
pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter
Rahasia kedokteran berkaitan erat dengan hak asasi manusia, seperti
tertulis dalam United Nation Declaration of Human Right pada tahun 1984
yang intinya menyatakan:
Setiap manusia berhak dihargai, diakui, dihormati sebagai
manusiadan diperlakukan secara manusiawi, sesuia dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
AMANAH MENJAGA RAHASIA DAN LARANGAN MENGKONSUMSI NARKOTIKA
Pandangan agama terhadap narkotika
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapat keberuntungan. (QS Al-Maidah : 90)

Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu
lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan
sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).(QS Al-Maidah : 91)
Sabda Rasulullah SAW yang artinya : Jauhilah olehmu minuman keras ( NARKOBA ) karena ia awal
dari segala bentuk kejahatan . ( HR. Al-Hakim ).Hadis tersebut di atas, menyerukan kepada kita untuk
menjauhi NARKOBA, karena selain berbahaya bagi diri si penggunanya, juga dapat menyeret kepada
kejahatan-kejahatan yang lainnya, seperti berzina, mencuri, membunuh dan lain sebagainya. Jika orang
telah kecanduan NARKOBA, maka lambat laun bisikan syetan lah yang akan cenderung diikutinya.
Sebagaimana disinggung dalam hadis berikut :
Seorang hamba Allah tetap dalam suatu kelapangan karena agamanya, selama ia tidak minum-minuman
keras. Akan tetapi bila ia minum-minuman keras, maka Allah akan menggoyahkan tabirnya, sehingga
syetan menjadi kawannya, jadi pendengarnya, jadi penglihatannya, jadi kakinya. Kemudia ia dibawa
syetan kepada setiap kejahatan dan ia dipalingkan diri dari setiap kebaikan. ( HR. Thabrani ).
Alamsyah Saban Miru, M.Th.I. http://sulsel.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=13593

Pandangan agama terhadap kerahasiaan (amanah)
1. Imam Al-Qurthubin rahimahullah menjelaskan bahwa amanah meliputi semua aspek agama
2. Non-muslim pun cenderung kepada orang yang amanah
3. Sifat amanah tidak ada bandingannya di dunia
4. Amanah adalah sifat para rasul
5. Musuh-musuh Rasulullah mengakui sifat amanah pada diri beliau
6. Pengkhianatan yang paling keji adalah yang dilakukan para pemimpin dan pembesar.
7. Diantara gambaran amanah:
a. Amanah dalam musyawarah
b. Amanah dalam jihad, tanpa menipu dan khianat
c. Amanah yang tidak ikut perang dalam menjaga harta para pejung
d. Amanah menjaga rahasia majelis
e. Amanah dalam bekerja.
Mahmud Muhammad al-Khazandar http://d1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/single/id_amanah.pdf

Dokter diberi amanah terhadap kehidupan dan kehormatan seseorang, sehingga dia harus menunaikan
amanah tersebut dengan cara yang benar. Allah Taala berfiman menggambarkan sifat orang-orang yang
beriman,


Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janjinya (Al Mukminun:8).
Diriwayatkan dari sahabat Anas radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,


Tunaikanlah amanah pada orang yang memberikan amanah kepadamu dan janganlah mengkhianati
orang yang mengkhianatimu (H.R. Tirmidzi, shahih)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang berkhianat terhadap orang yag mengkhianati kita, maka
bagaimana lagi terhadap orang yang mempercayakan jiwa dan kehormatannya kepada kita?
Termasuk bagian dari amanah adalah menasehati orang yang berkonsultasi kepada Anda, berlaku jujur
kepada orang-orang yang mempercayai Anda, dan melakukan yang terbaik dalam pekerjaan Anda.

Anda mungkin juga menyukai