Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Percobaan 5
IDENTIFIKASI KUALITATIF LIPID

Disusun oleh
Nama : Cinderi Maura Restu
NPM : 10060312009
Shift / Kelompok : A / 2
Tanggal Praktikum : 04 Maret 2014
Tanggal Laporan : 11 Maret 2014
Asisten : Citra Annisa R.



LABORATORIUM KIMIA TERPADU B
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2014
Percobaan 5
Identifikasi Kualitatif Lipid
I. Tujuan :
Untuk dapat memahami metode identifikasi lipid.
II. Prinsip :
Uji kelarutan : berdasarkan ada atau tidaknya sisa lemak dalam pelarut.
Uji Akrolefin : berdasarkan dehidrasi gliserol oleh KHSO

anhidrat yang
membentuk aldehid tak jenuh yang memiliki bau khas tak sedap yaitu
akrolefin.
Uji Lieberman-Burchard untuk kolesterol : berdasarkan aktivasi kompleks
senyawa lemak yang diikuti oleh agregasi beberapa molekul terkonyugasi.
III. Teori Dasar :
Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam
alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti
suatu hidrokarbon atau dietil eter. Lipid adalah senyawa yang merupakan ester
dari asam lemak dengan gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain.
Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter, aseton,
kloroform, dan benzene.
Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari
beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang
dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Asam lemak, Lemak, dan
Fosfolipid. (Salirawati et al,2007).
Lemak dan minyak adalah trgliserida atau trigliserol. Kedua istilah ini
berarti triester dari gliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat
sebarang: pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair.
Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida
dalam tumbuhan cenderung berupa minyak. (Fessenden & Fessenden, 1982).
Peranan lipid secara Biologi, yaitu diantaranya:
Komponen struktur membran
Lapisan pada beberapa jasad
Bentuk energi cadangan
Komponen permukaan sel yang berperan dalam interaksi antar sel dengan
senyawa kimia dari luar sel.
Komponen dalam proses pengangkutan melalui membran (transpor
membran).
Uji kualitatif lipid diantaranya:
a. Uji kelarutan lipid
Uji kelarutan lipid terdiri dari anlisis kelarutan lipid maupun derivat lipid
terhadap berbagai macam pelarut. Dalam uji kelarutan lipid ditentukan oleh sifat
kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan kedalam pelarut polar, maka hasilnya
lipid tersebut tidak akan larut. Hal ini terjadi karena lipid memiliki sifat nonpolar
sehingga hanya akan larut dalam pelarut yang nonpolar.
b. Uji Akrolefin
Uji akrolefin terjadi karena adanya dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas
atau dalam lemak/minyak yang menghasilkan aldehid akrilat atau akrolefin.
Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO
4
) yang
akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi kedalam bentuk aldehid
tidak jenuh/akrolefin (CH
2
=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar
dan ditandai dengan asap putih.

c. Uji Lieberman-Burchard
Uji Lieberman-Burchard merupakan uji kuantitatif untuk kolesterol.
Prinsip uji Lieberman-Burchard ini mengidentifikasi adanya kolesterol dengan
penambahan asam sulfat kedalam campuran. Mekanisme yang terjadi dalam uji
ini adalah ketika kolesterol teroksidasi membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini
dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan
warna hijau (hasil yang positif). Rekasi positif pada uji ini ditandai dengan adanya
perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-ungu dan
akhirnya menjadi hijau tua.
IV. Alat dan Bahan :
a. Uji kelarutan:
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung rekasi, kertas
saring, dan gelas ukur.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air, alkohol dingin,
alkohol panas, kloroform, dan minyak.
b. Uji Akrolefin:
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah olive oil, gliserol, asam
palmitat, dan KHSO
4
.
c. Uji Lieberman-Burchard untuk kolesterol:
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, dan pipet
tetes.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah kolesterol, kloroform,
asam asetat (CH
3
COOH), dan asam sulfat pekat (H
2
SO
4
).

V. Prosedur :
a. Uji Kelarutan
Disediakan 4 buah tabung reaksi. Kedalam tabung I, dimasukkan 2 mL air.
Kedalam tabung II, dimasukkan 2 mL alkohol dingin. Kedalam tabung III,
dimasukkan 2 mL alkohol panas. Kedalam tabung IV, dimasukkan 2 mL
kloroform. Kedalam tiap tabung tersebut ditambahkan 0,2 mL minyak, dan
dikocok dengan hati-hati. Kemudian, diambil 2-3 tetes dari masing-masing tabung
tersebut dan diteteskan pada kertas saring.
b. Uji Akrolefin
Disediakan 3 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Kedalam masing-
masing tabung tersebut dimasukkan 10 tetes olive oil, gliserol atau sedikit asam
palmitat. Kemudian, ditambahkan kedalam masing-masing tabung tersebut
sejumlah sama volume KHSO
4
, lalu dipanaskna pelan-pelan diatas api.
Diperhatikan bau akrolefin yang menusuk hidung, dan dibedakan dengan bau
SO
4
.
c. Uji Lieberman-Burchard untuk kolesterol
Sedikit kolesterol dilarutkan kedalam kloroform hingga larut seluruhnya.
Ditambahkan 10 tetes asam asetat (CH
3
COOH) anhidrit dan dua tetes asam sulfat
(H2SO4) pekat. Dikocok perlahan-lahan dan dibiarkan beberapa menit.
Kemudian, diperhatikan perubahan warna yang terjadi.




VI. Hasil Pengamatan :
a. Uji Kelarutan
No. Perlakuan Pengamatan Dokumentasi
1. Tabung I; 2 mL
aquadest + 0,2
mL minyak
Bening, ada cincin kuning
diatas permukaan.

2. Tabung II;
Alkohol dingin +
0,2 mL minyak
Ada gumpalan minyak
didasar tabung.
3. Tabung III; 2 mL
alkohol panas +
0,2 mL minyak
Ada gumpalan minyak
didasar tabung. Warna larutan
bening.
4. Tabung IV; 2 mL
kloroform + 0,2
mL minyak
Bening kekuningan.
5. Diuji 2 tetes dari
tabung I-IV
dengan kertas
saring
Tabung I; ada noda (+++),
Tabug II; tidak ada noda,
Tabung III; ada noda sedikit
(+), Tabung IV; ada noda
(++). Noda pada tabung lebih
terlihat jelas dibanding noda
pada tabung IV.




b. Uji Akrolefin:
No. Perlakuan Pengamatan Dokumentasi
1. Tabung I; Olive oil
+ KHSO
4

Terdapat 2 fase;
atasminyak (kuning)
bawahbening.

2. Tabung II; Asam
Palmitat + KHSO
4

Terdapat 2 fase;
atasputih pekat,
bawahbening.
3. Tabung III;
Gliserol + KHSO
4

Larutan tetap bening.
4. Setelah
pemanasan.
Tabung I; tidak berbau,
tetap 2 fase. Tabung II;
warna keruh, tidak berbau
ada lempengan putih.
Tabung III; bening, bau
asam menyengat.


c. Uji Lieberman-Burchard untuk kolesterol:
No. Perlakuan Pengamatan Dokumentasi
1. Kloroform + kolesterol Bening, tidak berwarna.

2. Ditambahkan asam
asetat anhidrit dan
asam sulfat.
Tetap bening, tidak
berwarna.
3. Setelah pengocokan. Warna tetap bening.
4. Setelah didiamkan. Warna tetap bening.


VII. Pembahasan :
a. Uji kelarutan
Uji kelarutan dari lipid berfungsi untuk mengecek larut atau tidaknya lipid
dalam suatu pelarut. Pada percobaan yang telah dilakukan, tabung 1 yang berisi
air dan minyak, menimbulkan 2 fase yang tidak saling bercampur. Fase atas
adalah minyak dan fase bawah adalah air. Ketidakcampuran ini menunjukkan
bahwa lipid pada minyak bersifat tidak larut air (nonpolar). Setelah diteteskan
pada kertas saring, campuran air dan minyak tadi meninggalkan noda. Adanya
noda pada kertas saring ini menunjukkan bahwa lipid pada minyak tersebut tidak
larut dalam pelarut air.
Tabung 2 yang berisi alkohol panas dan minyak, dan tabung 3 yang berisi
alkohol dingin dan minyak, masing-masing menimbulkan gumpalan minyak
didasar tabung. Ini menunjukkan bahwa lipid pada minyak bersifat sedikit larut
dalam alkohol. Alkohol bersifat semipolar, sehingga sisi nonpolar dari alkohol
dapat berikatan dengan minyak dan menjadi larut. Sedangkan sisi polar alkohol
tidak bisa berikatan dengan minyak dan sebagian minyak menjadi tidak larut.
Setelah diteteskan pada kertas saring, terdapat sedikit noda pada tabung yang
berisi alkohol dingin. Hal ini terjadi karena alkohol dengan suhu dingin lebih
bersifat nonpolar dibanding alkohol yang bersuhu panas. Karena salah satu faktor
kelarutan adalah dengan adanya pemanasan yang akan membuat alkohol panas
lebih bersifat polar dibandingkan dengan alkohol dingin.
Tabung 4 yang berisi kloroform dan minyak, menimbulkan larutan yang
bening tidak berwarna. Ini menunjukkan bahwa lipid pada minyak dapat larut
dalam pelarut kloroform. Pelarut kloroform merupakan pelarut organik yang
bersifat nonpolar. Tetapi, ketika diteteskan pada kertas saring, menimbulkan noda.
Seharusnya, ketika diteteskan pada kertas saring, campuran minyak dan kloroform
tidak menimbulkan noda.
b. Uji Akrolein
Uji Akrolein merupakan uji yang berdasarkan pada dehidrasi gliserol oleh
KHSO
4
anhidrat yang membentuk aldehid tak jenuh yang memliki bau khas tak
sedap yaitu akrolein atau aldehid akrilat. Pada percobaan yang telah dilakukan,
ketika tabung 1 yang berisi olive oil ditambahkan dengan KHSO
4
, menimbulkan 2
fase. Fase atas berupa olive oil dan fase bawah bening tidak berwarna. Sedangkan
tabung 2 yang berisi asam palmitat dan KHSO
4
, terdapat 2 fase juga. Fase atas
berwarna putih pekat, dan fase bawah bening tak berwarna. Dan untuk tabung 3,
ketika gliserol ditambahkan dengan KHSO
4
, larutan tetap bening tak berwarna.
Dan ketika semua tabung dipanaskan diatas api, hanya tabung yang berisi gliserol
yang menimbulkan bau yang seperti lemak terbakar dan terdapat asap putih. Ini
menunjukkan bahwa gliserol telah terdehidrasi membentuk akrolein
(CH2=CHCO) atau aldehid akrilat. KHSO
4
ditambahkan kedalam tiap tabung
berfungsi untuk mengikat air atau sebagai pengdehidrasi. Tabung yang berisi
olive oil dan asam palmitat tidak menimbulkan bau seeprti lemak terbakar,
dikarenakan uji akrolein ini hanya ditujukan untuk dehidrasi gliserol.
c. Uji Lieberman-Burchard
Uji Lieberman-Burchard merupakan uji kualitatif lipid yang berdasarkan
pada aktivasi kompleks senyawa lemak yang diikuti oleh agregasi beberapa
molekul yang terkonyugasi. Uji Lieberman-Burchard merupakan uji kuantitatif
untuk kolesterol. Ketika kloroform ditambahkan dengan kolesterol menimbulkan
campuran yang bening tidak berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa kolesterol
larut dalam kloroform karena sifat dari keduanya yaitu nonpolar. Dimana zat
terlarut nonpolar (kolesterol) akan lebih larut dalam pelarut nonpolar (kloroform)
juga.

Setelah ditambahkan asam asetat anhidrid serta H
2
SO
4
, campuran tetap
bening tidak berwarna. Warna campuran juga tetap bening setelah dikocok dan
didiamkan beberapa menit. Seharusnya, ketika ditambahkan asam sulfat, warna
campuran menjadi hijau tua. Warna hijau ini berasal dari pindahnya molekul air
dari gugus C
3
kolesterol. Kolesterol tersebut kemudian teroksidasi membentuk
3,5-kolestadiena. Produk yang dihasilkan inilah yang dikonversi menjadi polimer
yang mengandung kromofor yang dapat menghasilkan warna hijau pada
campuran. Reaksi positif dari uji Lieberman-Burchard ini seharusnya ditandai
dengan adanya perubahan warna dari munculnya warna pink hingga menjadi biru
keunguan dan akhirnya menjadi hijau tua. Dari percobaan yang telah dilakukan,
penambahan asam sulfat anhidrat dan asam asetat tidak menimbulkan perubahan
warna karena mungkin sampel tidak bereaksi menimbulkan perubahan warna.
Dimungkinkan secara kualitatif tidak terdeteksi adanya kolesterol.
Uji Liberman-Burchard ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi
adanya kolesterol secara kuantitatif karena campurannya dapat diuji dalam
spektrofotometer dan menimbulkan nilai absorbansi untuk kolesterol.

VIII. Kesimpulan :
Lipid dapat diuji dengan uji kelarutan, uji akrolein, dan uji Lieberman-
Burchard.
Lipid dapat larut dalam kloroform karena bersifat non-polar.
Pada uji akrolein terjadi dehidrasi molekul air.
Pada uji Lieberman-Burchard menunjukkan hasil (-) mengandung
kolesterol.


IX. Daftar Pustaka :
Clark,J.M.and Switzer,R.L.,1976.Experimental Bichemistry 2
nd

Edition.Blackie Academic & Professional.London.
Fessenden, RJ dan Joan F. 1986. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Lehninger, A.L., 1982.Dasar-dasar Biokimia, Jakarta:Erlangga.
Mathews,C.K.,et.al.,2000.Biochemistry 3rd edition, Addison-Wesley
Publishing Company,San Fransisco.
Murray,R.K.,D.K.Granner,P.A.Mayesand V.W.Rodwell.2003.Harpers
Illustrated Biochemistry 26
th
Edition,Mc Graw-Hill Companies,Onc.USA.
Page,Davis S.,1989.Prinsip-prinsip Biokimia edisi ke-2, Jakarta:Erlangga.
Salirawati et al. 2007 .belajar kimia menarik. Jakarta: Grasindo.
Wirahadikusuma,M.,1985.Biokimia:Metabolisme Energi, Karbohidrat,
dan Lipid.Bandung:ITB.

Anda mungkin juga menyukai