Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang Penelitian
Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis di jaman era global menuntut seluruh
perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Agar tujuan perusahaan dapat
tercapai diperlukan suatu manajemen yang dapat mengatur segala sesuatu berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan perusahaan supaya lebih baik. Salah satu keputusan yang harus diambil
oleh manajemen adalah tentang pengelolaan.
Pembelian adalah suatu kegiatan penting dalam menompang kelangsungan hidup produksi
barang atau jasa pada sebuah perusahaan. Hal ini tentunya perlu mendapatkan perhatian dari
manajemen, mengingat pembelian merupakan pembiayaan yang harus diperhitungkan.
Fungsi pembelian pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan
bahan baku sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah,
waktu maupun tempat, dengan harga dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Serangkaian kegiatan pembelian bahan baku dimulai dari kegiatan perencanaan dan
penentuan kebutuhan sampai dengan penerimaan, dimana setiap tahap dan langkah dari
kegiatan pembelian tersebut harus mendapat perhatian secara proposional guna mendukung
kinerja setiap unit kerja maupun mendukung efektifitas dan efisiensi organisasi secara
keseluruhan.
Adanya kontrol internal yang teratur terhadap posisi pembelian pada suatu perusahaan, akan
dapat meminimalkan adanya kemungkinan kesalahan ataupun penyelewengan atas pembelian
itu sendiri. Pada dasarnya pengendalian internal bukan dimaksudkan untuk meniadakan
semua kemungkinan kesalahan yang terjadi, akan tetapi sistem pengendalian internal
diterapkan untuk menekankan terjadinya kesalahan dan penyelewengan dalam batas-batas
yang wajar sehingga kalaupun terjadi kesalahan atas kegiatan pembelian dapat diketahui.
Menurut Mulyadi, (2001:163) Struktur pengendalian internal meliputi struktur organisasi,
metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efesiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen. Dari definisi tersebut tujuan sistem pengendalian internal
dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama pengendalian internal akuntansi (internal
accounting control) yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi serta mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi. Kedua pengendalian internal administratif (internal administrative
control) yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
terutama untuk mendorong efesiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.
PT. Bumi Reka Pertiwi, perusahaan yang bergerak dibidang general contractor dan supplier.
Berdiri sejak tahun 1985, dimana organisasi perusahaan senantiasa terus mengalami
peningkatan. Dan didalam pelaksanaan operasional usaha serta untuk mencapai tujuan
perusahaan merupakan tanggung jawab utama manajemen perusahaan. Tujuan tersebut
tentunya dapat tercapai apabila manajemen berhasil melaksanakan keseluruhan fungsinya.
PT. Bumi Reka Pertiwi sendiri berorientasi pada profit dari proyek-proyek yang
dilaksanakannya, dimana proyek tersebut didapatkan dari proses tender atau pun dari
penunjukkan langsung. Dimana penggunaan dana ataupun biaya atas pelaksanaan proyek
merupakan dana dari anggaran yang diterima secara bertahap dan senantiasa di atur
sedemikian rupa pemakaiannya guna mencapai target yang telah ditetapkan. Maka suatu
Sistem pengendalian internal yang baik akan berguna untuk: (1). Menjaga keamanan milik
suatu organisasi, (2). Memeriksa kebenaran dan ketelitian data akuntansi, (3). Memajukan
efesiensi dan operasi, Dan (4). Membantu menjaga agar tidak ada penyimpangan dari
kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih dulu. Selain itu, pengendalian internal juga
harus dapat memudahkan pelacakan kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak
disengaja sehingga dapat memperlancar prosedur audit. Agar berjalan efektif, pengendalian
internal memerlukan pembagian tanggung jawab yang jelas dalam organisasi, sistem
wewenang dan prosedur pencatatan, praktek pelaksanaan yang sehat dan didukung pula
dengan karyawan yang berkualitas.
Sistem pengendalian internal yang diterapkan pada PT. Bumi Reka Pertiwi tentang kegiatan
pembelian material pada proyek pada dasarnya sudah baik. Namun masih ada kelemahan
yang masih harus diperbaiki yaitu pengendalian dalam hal penyimpanan material atas
pembelian.
Pada proyek di PT. Bumi Reka Pertiwi dalam hal pemisahaan tanggung jawab masih belum
dilaksanakan sesuai dengan aturan atau kebijakan organisasi yang telah ditentukan terutama
dalam hal pemeriksaan karyawan yang terlibat dalam proses pembelian, dan terkadang ada
beberapa masalah disebabkan karena tingkat kebutuhan yang tinggi kecepatan kerja di
lapangan terkadang menyebabkan proses pemeriksaan tidak berjalan sempurna.
Berdasarkan uraian di atas, mengingat betapa pentingnya pengendalian internal terhadap
kegiatan pembelian material pada proyek, maka permasalahan yang dihadapi oleh organisasi
adalah bagaimana pelaksanaan perencanaan, pengajuan, pencatatan dan pemeriksaan
dokumen maupun bukti transaksi yang rapi dan sistematis terhadap pembelian, maka dalam
penyusunan skripsi ini penulis tertarik untu mengambil judul: Peranan Sistem Pengendalian
Intern Terhadap Efektivitas Pembelian Material Pada Proyek Di PT. Bumi Reka Pertiwi
SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Pendahuluan
Suatu perusahaan yang telah berjalan tidak boleh tidak memonitor kegiatannya dan hasilnya.
Manajemen harus mempunyai pandangan dan sikap yang profesional untuk memajukan atau
meningkatkan hasil yang telah dicapainya.pandangan dan sikap tersebut di atas dinyatakan
dalam kesibukan manajemen untuk selalu melihat, meneliti, menganalisa dan mengambil
keputusan atas laporan-laporan yang telah sampai ke atas meja mereka. Laporan tersebut
yang digunakan sebagai dasar keputusannya baik untuk mengendalikan atau mengarahkan
biasanya berbentuk meringkas kejadian yang paling terakhir terjadi dan kondisi perusahaan.
Unit/satuan pengukurannya tidak hanya menggunakan rupiah tetapi juga satuan jam kerja,
satuan berat, penggunaan karyawan atau ukuranyang lain yang diperlukannya. Di samping
laporan berfungsi untuk mengendalikan dan mengarahkan, laporan juga mempunyai arti
untuk menilai apakah kebijaksanaan perusahaan yang telah ditentukan dijalankan, apakah
kondisi keuangannya sehat, kegiatan penjualannya menguntungkan dan hubungan antar
bagian, atau departemen berlangsung harmonis.
Apakah jaminan manajemen bahwa laporan-laporan tersebut bisa tepat waktu, membuat
penjelasan yang diperlukan, teliti dan benar atau dapat dipercaya untuk pengambilan
keputusan. Hanya dengan pemeriksaan yang terus berkesinambungan dan di analisa, laporan
dan catatan-catatan dari mana laporan di atas didapat, manajemen dapat meletakkan
kepercayaannya terhadap laporan yang akan digunakan diperlukan itu. Pemeriksaan terus-
menerus dan analisa laporan dan catatan-catatan sering disebut pengendalian intern. Sistem
pengendalian intern akan menghasilkan laporan yang dikehendaki manajemen di atas, dalam
arti yang tegas, dan sistem tersebut akan : (a) mengamankan sumber dari pemborosan,
kecurangan, dan ketidah efesienan, (b) meningkatkan ketelitian dan dapat dipercayainya data
akutansi, (c) mendorong ditaati dan dilaksanakannya kebijakan perusahaan, (d) meningkatkan
efisiensi. Sistem pengendalian intern tersebut akan berada dan mempengaruhi semua kegiatan
perusahaan. Ini meliputi metode-metode dimana manajemen atas akan memberi delegasi atau
wewenang dan memberi tanggung jawab untuk fungsi pembelian, penjualan produksi dan
akuntansi. Dalam akuntansi, SPI yang berlaku dalam perusahaan/entitas merupakan faktor
yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas tersebut. Oleh
karena itu dalam memberikan pendapat atas kewajaran laporan yang di auditnya, Auditor
meletakkan kepercayaan atas efektivitas SPI dalam mencegah terjadinya kesalahan yang
material dalam proses akuntansi.
Tujuan Makalah
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui alasan-alasan tentang pentingnya Auditor
memahami pengendalian intern perusahaan klien dan untuk memenuhi tugas yang diberikan
dosen mata kuliah Audit.
Manfaat Makalah
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai penambah wawasan tentang pentingnya
pengendalian bagi auditor.
Metode penulisan Metode penulisan makalah ini hanya memakai metode kepustakaan atau
menyusun dari beberapa buku literatur yang berkaitan dengan pengendalian intern.


SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
PENGERTIAN
Sistem Pengendalian internal adalah rencana, metoda, prosedur, dan kebijakan yang didesain
oleh manajemen untuk memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan
efektivitas operasional universitas, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan terhadap
aset universitas, ketaatan/kepatuhan terhadap undang-undang, kebijakan dan peraturan lain.
KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL
Lingkungan Pengendalian
Manajemen dan pegawai/karyawan seharusnya mempunyai komitmen dan sikap yang positif
dan konstruktif terhadap pengendalian internal dan kesungguhan manajemen.
Kunci lingkungan pengendalian adalah:
Integritas dan Etika
Komitmen terhadap Kompetensi
Struktur Organisasi
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
Praktik dan Kebijakan Sumber Daya Manusia yang Baik
Penaksiran Risiko
Pengendalian internal yang baik memungkinkan penaksiran risiko yang dihadapi oleh
organisasi baik yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi. Langkah-langkah dalam
penaksiran risiko adalah sebagai berikut:
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko
Menaksir risiko yang berpengaruh cukup signifikan
Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage risiko
Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan, prosedur, teknik, dan mekanisma yang
digunakan untuk menjamin arahan manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian
seharusnya efesien dan efektif untuk mencapai tujuan pengendalian itu sendiri. Aktivitas
pengendalian meliputi:
Pemisahan fungsi/tugas/wewenang yang cukup
Otorisasi traksaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai
Pendokumentasiaan dan pencatatan yang cukup
Pengendalian secara fisik terhadap aset dan catatan
Evaluasi secara independen atas kinerja
Pengendalian terhadap pemrosesan informasi
Pembatasan akses terhadap sumberdaya dan catatan
Informasi dan Komunikasi
Informasi seharusnya dicatat dan dikomunikasikan kepada manajemen dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan di dalam organisasi dan dalam bentuk dan jangka waktu yang
memungkinkan diselenggarakannya pengendalian internal dan tanggung jawab lain terhadap
informasi tersebut. Di dalam menjalankan dan mengendalikan operasinya, manajemen harus
mengkomunikasikan kejadian yang relevan, handal, dan tepat waktu.
Monitoring
Monitoring seharusnya menilai kualitas kinerja sepanjang waktu dan menyakinkan bahwa
temuan-temuan audit dan reviu lainnya diselesaikan dengan tepat. Hal ini meliputi:
Mengevaluasi temuan-temuan, reviu, rekomendasi audit secara tepat.
Menentukan tindakan yang tepat untuk menanggapi temuan dan rekomendasi dari audit dan
reviu.
Menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan tindakan yang digunakan untuk
menindaklanjuti rekomendasi yang menjadi perhatian manajemen.


PENGENDALIAN DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI



Pengertian Sistem Pengendalian Internal (SPI)

Sistem Pengendalian Internal adalah suatu sistem usaha atau sistem sosial
yang dilakukan perusahaan yang terdiri dari struktur organisasi, metode dan ukuran-
ukuran untuk menjaga dan mengarahkan jalan perusahaan agar bergerak sesuai
dengan tujuan dan program perusahaan dan mendorong efisiensi serta dipatuhinya
kebijakan manajemen.
Sistem Pengendalian Internal yang handal dan efektif dapat memberikan
informasi yang tepat bagi manajer maupun dewan direksi yang bagus untuk
mengambil keputusan maupun kebijakan yang tepat untuk pencapaian tujuan
perusahaan yang lebih efektif pula.
Sistem Pengendalian Internal berfungsi sebagai pengatur sumberdaya yang
telah ada untuk dapat difungsikan secara maksimal guna memperoleh
pengembalian (gains) yang maksimal pula dengan pendekatan perancangan yang
menggunakan asas Cost-Benefit.
Tujuan penerapan SPI dalam perusahaan adalah untuk menghindari adanya
penyimpangan dari prosedur, laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat
dipercaya dan kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang
berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan terutama manajemen berusaha
untuk menghindari resiko dari adanya penerapan suatu sistem.
Secara struktural pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat langsung
dalam perancangan dan pengawasan Sistem Pengendalian Internal meliputi :
Chief Executive Officer (CEO)
Chief Financial Officer (CFO)
Controller / Director Of Accounting & Financial
Internal Audit Comitee


Unsur-unsur Sistem Pengendalian Internal

a. Struktur Organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang
cukup terhadap Aktiva, Utang, pendapatan dan biaya.
c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit.
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Tujuan Sistem Pengendalian Internal

1. Menjaga kekayaaan dan catatan organisasi.
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
3. Mendorong efisiensi dengan menggunakan sumber daya dan sarana. Secara
berdaya guna dan berhasil guna.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Keterbatasan Sistem Pengendalian Internal

1. Kesalahan dalam pertimbangan.
2. Pengendalian tak mengarah pada seluruh transaksi.

Istilah-istilah penting Sistem Pengendalian Internal

a. Kondisi Terlaporkan (Reportable Condition)
b. Kelemahan Material (Material Weakness)
c. Kompensasi Pengendalian (Compensating Control)


Jenis-jenis Sistem Pengendalian Internal

1. Pengendalian Akuntansi

Pengertian
Pengendalian akuntansi (accounting control) adalah suatu pengendalian yang
termasuk dalam unsur pengendalian internal poin 1 dan 2 yang meliputi rencana,
prosedur dan pencatatan untuk mencegah terjadinya inefisiensi. Pengendalian ini
menjamin bahwa semua transaksi dilaksanakan sesuai otorisasi manajemen.
Transaksi dicatat sesuai dengan Standar Akuntansi.
Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.
Pengendalian akuntansi mencakup semua aspek dari transaksi-transaksi
keuangan seperti misalnya pembayaran kas, penerimaan kas, arus dana, investasi
yang bijaksana dan pengamanan dana dari penggunaan yang tidak syah.
Tujuan
Tujuan utama dari pengendalian akuntansi adalah:
a. Menjaga keamanan harta kekayaan milik perusahaan.
b. Memeriksa ketepatan dan kebenaran data akuntansi.
Pengendalian akuntansi perlu dirancang sedemikian rupa, sehingga memberikan
jaminan yang cukup beralasan atau meyakinkan terhadap:
a. Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan wewenang manajemen, baik yang
sifatnya umum maupun yang sifatnya khusus
b. Transaksi-transaksi perlu dicatat untuk :
Penyusunan laporan keuangan
Menjaga pertanggungjawaban atas kekayaan
Pemakaian harta kekayaan perusahaan hanya diijinkan bila ada wewenang dari
manajemen
c. Bahwa harta kekayaan perusahaan menurut catatan sama besarnya dengan
kekayaan riil

Bentuk-bentuk Pengendalian Akuntansi

a. Pengendalian Umum
Pengendalian umum adalah suatu pengendalian terhadap semua aktivitas
pemrosesan data dengan komputer, hal ini meliputi pemisahan tanggung jawab dan
fungsi pengolahan data.
Pengendalian umum merupakan standart dan panduan yang digunakan oleh
karyawan untuk melakukan fungsinya. Unsur pengendalian umum ini meliputi:
Organisasi, prosedur dan standar untuk perubahan program, pengembangan sistem
dan pengoperasian fasilitas pengolahan data.
Yang termasuk dalam pengendalian umum diantranya :
Pengendalian organisasi dan operasi
Pengendalian dalam pengembangan sistem
Pengendalian atas Dokumentasi
Pengendalian perangkat keras, perangkat lunak sistem operasi dan perangkat lunak
sistem lainnya
Pengendalian penggunaan komputer, fasilitas dan datanya


b. Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi adalah suatu pengendalian yang mencakup semua,
pengawasan transaksi dan penggunaan program- program aplikasi dikomputer.
Untuk menjaga agar setiap transaksi mendapat otorisasi serta dicatat,
diklasifikasikan, diproses, dan dilaporkan dengan benar.

Tujuan dari pengendalian aplikasi adalah untuk mencegah atau mendeteksi
adanya penyelewengan akan aplikasi program yang diterapkan pada sistem
perusahaan.

2. Pengendalian Administrasi

Pengertian
Pengendalian administrasi (administrative control) adalah suatu pengendalian
yang termasuk dalam unsur pengendalian internal pada poin 3 dan 4 yang meliputi
rencana, prosedur dan pencatatan yang mendorong efisiensi dan ditaatinya
kebijakan manajemen yang ditetapkan.
Pengendalian administrasi dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen (dikerjakan setelah adanya
pengendalian akuntansi). Pengendalian administratif mendukung pengendalian
akuntansi yang berorientasi pada manajemen.
Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk
kemudian diambil tindakan.
Yang termasuk dalam pengendalian administratif, yaitu:
a. Pengendalian perencanaan, yang terdiri dari anggaran penjualan (sales budget),
perencanaan induk (master plan), perennaan jaga-jaga (contingency plan),
peramalan arus kas (cash flow forecast) dan pengendalian perediaan (inventory
control)
b. Pengendalian personil, yang terdiri dari recruitment, pelatihan, evaluasi
pekerjaan, administrasi gaji, promosi dan transfer
c. Pengendalian standar operasi, yang terdiri dari standar yang harus dikerjakan dan
system untuk melaporkan penyimpangan



Tujuan
Pengendalian administratif memiliki tujuan utama:
1) Meningkatkan efisiensi operasi kegiatan
2) Mendorong ditaatinya kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan

Bentuk-bentuk Pengendalian Administrasi

a. Pengendalian umpan balik
Pengendalian umpan balik adalah suatu proses mengukur keluaran (output)
dari sistem yang membandingkan dengan suatu terstandar tertentu. Bilamana terjadi
perbedaan-perbedaan atau penyimpangan maka akan dikoreksi untuk memperbaiki
masukan (input) sistem selanjutnya. Pada sistem ini keluaran (output) tidak ikut andil
dalam aksi pengendalian. Di sini kinerja kontroler tidak bisa dipengaruhi oleh input
atau masukan referensi.

b. Pengendalian umpan maju
Pengendalian umpan maju atau disebut juga dengan istilah umpan balik
positif adalah mendorong proses dari sistem supaya menghasilkan hasil balik yang
positif. Sistem pengendalian umpan maju merupakan perkembangan dari sistem
umpan balik. Supaya suatu keluaran (output) dapat menghasilkan umpan balik yang
positif maka pengendalian tidak boleh diukur dari keluarannya tetapi diukur dan
dikendalikan dari prosesnya. Dan selama proses terjadi didalam sistem maka selalu
dilakukan pengamatan dan cepat-cepat diatasi bila mulai terjadi penyimpangan,
sebelum terlanjur fatal pada keluarannya. Pengendalian jenis ini adalah suatu sistem
pengaturan dimana sistem keluaran pengendalian ikut andil dalam aksi kendali.


SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) - Basic
Secara umum, Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang
dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau
organisasi tertentu.

Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang
terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.
Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu proses yang
diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan, dirancang
untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum
dibagi kedalam tiga kategori, yaitu :


a) Ke-efektif-an dan efisiensi operasional perusahaan
b) Pelaporan Keuangan yang handal
c) Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan

Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan
perusahaan tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :

a) Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan,
dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat
profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan.

b) Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi
laporan segmen maupun interim.

c) Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah taati dan dipatuhi
dengan semestinya.


Struktur Pengendalian Intern

Sruktur pengendalian intern terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu :

(1). Lingkungan Pengendalian
Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat
memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil
perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajmene di dalam
mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta,
arahan yang diberikan oleh dewan direksi.

(2). Penilaian Resiko
Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai
penentuan bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola. Komponen ini hendaknya
mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai. Sebelum
melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan
dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.

(3). Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen hendaknya
dilaksanakan. Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua
level dan semua fungsi yang ada di perusahaan. Meliputi : aktifitas-aktifitas persetujuan,
kewenangan, verifikasi, rekonsiliasi, inspeksi atas kinerja operasional, keamanan sumberdaya
(aset), pemisahan tugas dan tanggung jawab.

(4). Informasi dan Komunikasi
Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan
mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu
melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi
merupakan kunci dari komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian
eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya dikomunikasikan agar
manajemen memperoleh informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil,
dan untuk tujuan pelaporan eksternal.

(5). Pengawasan
Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan.
Ini merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam
perusahaan (organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas umum
manajemen dan aktivitas supervise. Adalah penting bahwa defisiensi pengendalian intern
hendaknya dilaporkan ke atas. Dan pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada
manajemen puncak dan dewan direksi.


Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja
sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis. Sistem
Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas opersional perusahaan, dana akan lebih efektif
apabila pengendalian dibangun ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi
bagian yang paling esensial dari perusahaan (organisasi).

Istilah-istilah penting dalam Pengendalian Intern

Kondisi Terlaporkan (Reportable Condition)
Istilah lainnya adalah Defisiensi Signifikan, kedua istilah ini dipergunakan dalam
mendefinisikan suatu kondisi yang defisiensi secara signifikan di dalam rancangan atau
operasional atas pengendalian intern yang mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam
melakukan pencatatan, proses, mengkompilasi dan melaporkan data keuangan yang konsisten
dengan asersi manajemen di dalam laporan keuangan perusahaan. Defisiensi signifikan yang
luas dapat mengakibatkan Kelemahan Material (Material Weakness).

Kelemahan Material (Material Weakness)
Didefinisikan sebagai kondisi yang terlaporkan dimana rancangan atau opersional dari salah
satu atau lebih pengendalian intern-nya tidak mampu mengurangi atau menurunkan suatu
resiko ringan atau salah penyajian yang disebabkan oleh kesalahan atau penggelapan yang
jumlahnya relatif material kaitannya dengan laporan keuangan yang jika di audit akan dapat
ditemukan, akan tetapi tidak terdeteksi dalam periode yang sama oleh pegawai dalam
pelaksanaan pekerjaan secara normal.

Kompensasi Pengendalian (Compensating Control)
Ada beberapa perusahaan yang karena skala usahanya memang termasuk kecil,
mengakibatkan perusahaan tidak memungkinkan untuk melaksanakan pengendalian intern
yang sederhana sekalipun (misalnya : pemisihan tugas atau fungsi). Adalah penting bagi
manajemen untuk melakukan kompensasi terhadap bagian yang pengendaliannnya lemah
atau tidak dapat berjalan untuk suatu kurun waktu tertentu. Dalam hal internal manajemen
telah melakukan kompensasi untuk menutupi kelemahan pengendalian tersebut, internal
auditor seharusnya tidak melaporkan kelemahan tersebut sebagai material weakness, bahkan
reportable condition sekalipun, hendaknya disesuaikan dengan sekala perusahaan.


Keterbatasan Sistem Pengendalian Intern

Penting untuk dipahami bahwa : Sistem Pengendalian Intern yang efektif TIDAK
MEMBERIKAN JAMINAN ABSOLUT akan tercapainya tujuan perusahaan. Secara
sederhananya dapat dikatakan bahwa SITEM PENGENDALIAN YANG HANDAL
TIDAK BISA MENGUBAH MANAJER YANG BURUK MENJADI BAGUS. Akan
tetapi Sistem Pengendalian Intern yang handal dan efektif dapat memberikan informasi yang
tepat bagi manajer maupun dewan direksi yang bagus untuk mengambil keputusan maupun
kebijakan yang tepat untuk pencapaian tujuan perusahaan yang lebih efektif pula.


SISTEM PENGENDALIAN INTERN YANG EFEKTIF BUKAN MERUPAKAN
JAMINAN AKAN KESUKSESAN BAHKAN KELANGSUNGAN HIDUP
PERUSAHAAN SEKALIPUN.

SISTEM PENGENDALIAN INTERN BERFUNGSI SEBAGAI PENGATUR
SUMBERDAYA YANG TELAH ADA UNTUK DAPAT DIFUNGSIKAN SECARA
MAKSIMAL GUNA MEMPEROLEH PENGEMBALIAN (GAINS) YANG
MAKSIMAL PULA dengan pendekatan perancangan yang menggunakan ASAS COST-
BENEFIT.

Suatu sistem handal macam apapun selalu memiliki celah kelemahan. SISTEM
PENGENDALIAN INTERN pun bisa dimanfaatkan oleh personil tertentu untuk kepentingan
pribadinya dengan mengeksploitasi kelemahannya.


Pihak-pihak Yang Bertanggungjawab Terhadap Sistem
Pengendalian Intern

Semua pihak di dalam perusahaan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sistem
pengendalian intern. Namun demikian, secara struktural pihak-pihak yang bertanggung jawab
dan terlibat langsung dalam perancangan dan pengawasan Sistem Pengendalian Intern
meliputi :

Chief Executive Officer (CEO)
Chief Financial Officer (CFO)
Controller / Director Of Accounting & Financial
I nternal Audit Comitee

Kesimpulan
Dalam sebuah perusahaan terdapat harta kekayaan yang dimiliki perusahaan tersebut,
dan juga setiap perusahaan pastilah memiliki Kas yang digunakan untuk penyelesaian
pembayaran suatu teransaksi. Dan Sistem Pengendalian Intern sangat berkaitan erat dengan
keadaan kas, terlebih lagi dengan Kas kecil. Hal tersebut sesuai dengan tujuan adanya sistem
Pengendalian Intern yang sudah sangat jelas tertulis dalam pengertiaannya, yaitu Perencanaan
suatu organisasi dan semua metode pelaksanaan dan pengukurannya yang diterapkan di
dalam usaha untuk melindungi hartanya, memeriksa ketepatan dan kebenaran data- data
akuntansi, memperhatikan efesiensi pelaksanaan, dan mendorong semua pegawai untuk
menaati kebijaksanaan- kebijaksanaan manajemen. Dari pengertiannya tersebut terdapat
empat tujuan adanya Sistem Pengendalian Intern, yaitu : Menjaga kekayaan perusahaan,
Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, Mendorong efesiensi, dan Mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen.
Sebuah perusahaan, biasanya guna menjaga keamanan keadaan kas, suatu perusahaan
menyimpan kas mereka di Bank. Namun seringkali terjadi perselisihan pencatatan antara
pencatatan kas yang dilakukan oleh pihak perusahan dengan pihak bank. Hal tersebut
dikarenakan pihak Bank ataupun Perusahaan belum mencatat suatu transaksi tertentu,
ataupun karena terjadinya kesalahan pencatatan diantara kedua belah pihak. Sehingga
perlunya dilakukan Rekonsiliasi untuk membenarkan pencatatan kas tersebut, baik catatan
yang ada di Bank maupun catatan yang ada pada pihak perusahaan sendiri.
B. Kritik dan Saran
sebelumnya kami ucapkan puji syukur atas terselesaikannya makalah kami ini, namun
terlepas dari itu semua, kami merasa makalah kami ini sangat banyak sekali kekurangan baik
dari isi pembahasannya maupun dari segi tuisannya. Oleh karena itu kami memohon kepada
para pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya, agar makalah ini dapat menjadi lebih
baik lagi dan dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Kesimpulan
Dalam akuntansi, SPI yang berlaku dalam perusahaan/entitas merupakan faktor yang
menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas tersebut. Oleh karena
itu dalam memberikan pendapat atas kewajaran laporan yang di auditnya, Auditor
meletakkan kepercayaan atas efektivitas SPI dalam mencegah terjadinya kesalahan yang
material dalam proses akuntansi.
Pengendalian intern merupakan suatu proses-yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen, dan personel lain entitas-yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a) keandalan pelaporan keuangan,(b)
efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku.
Arti pentingnya SPI bagi manajemen dan auditor independen: karena : manajemen tidak
dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya
perusahaan., Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian intern yang baik
dapat akan pula melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kekeliruan dan
penyimpngan yang akan terjadi, tidak praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan
secara menyeluruh atau secara detail untuk hampir semu transaksi perusahaan dalam waktu
dan biaya terbatas.
Pemahaman auditor tentang struktur pengendalian intern yang berkaitan dengan suatu asersi
adalah untuk digunakan dalam kegiatan: mungkin atau tidaknya audit dilaksanakan, salah saji
material yang potensial dapat terjadi, risiko deteksi, perancangan pengujian substantif.

Anda mungkin juga menyukai