Anda di halaman 1dari 14

I.

Judul Percobaan : Elektrolisis Garam Alkali


II. Tujuan :
- Mahasiswa memahami cara menguraikan senyawa
- Mahasiswa dapat menerangkan konsep elektrokimia sebagai salah satu cara untuk
menguraikan senyawa

III. Metodologi Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Pipa U
- Beaker glass
- Gabus
- Elektroda karbon
- Korek api kayu
- Power supply
- Kabel
- Pipet tetes
- Batang pengaduk

3.1.2 Bahan
- Larutan Na
2
CO
3

- Larutan NaCl
- Indikator pp


3.2 Skema Kerja


- Dimasukkan dalam pipa U sampai kurang lebih 2 cm dari mulut pipa
- Ditutup masing-masing mulut dengan gabus yang sudah diberi elektroda
- Dihubungkan kedua elektroda dengan kabel
- Diberi arus listrik dengan beda potensial 3 v
- Dilakukan elektrolisis selama 20 menit
- Dicatat semua fenomena yang terjadi selama proses berlangsung
- Dimatikan power supply dan dicatat arusnya
- Dilepas elektroda yang terdapat pada mulut pipa
- Diuji masing-masing mulut pipa menggunakan korek api yang membara
- Ditetesi menggunakan indikator pp
- Diulangi langkah 1-10 menggunakan larutan NaCl 0,5 M
Larutan Na
2
CO
3
0,5 M
Hasil
IV. Pembahasan
4.1 Hasil
4.1.1 Elektrolisis selama 20 menit
No. Larutan Fenomena yang Terjadi Arus yang
dihasilkan (mA) Katoda Anoda
1. Na
2
CO
3
Terdapat sedikit
gelembung pada
permukaan
elektroda karbon
Terdapat banyak
gelembung pada
elektroda karbon
202
2. NaCl Terdapat sedikit
gelembung pada
permukaan
elektroda karbon
Terdapat banyak
gelembung pada
elektroda karbon
181

4.1.2 Uji bara api
No. Larutan Fenomena yang Terjadi
Katoda Anoda
1. Na
2
CO
3
Api langsung padam
ketika didekatkan pada
mulut pipa
Nyala api lebih lama dan
semakin membesar
2. NaCl Api mengecil lalu
padam
Nyala api lebih besar

4.1.3 Uji indikator pp
No. Larutan Fenomena yang Terjadi
Katoda Anoda
1. Na
2
CO
3
Larutan berwarna
merah muda
Larutan berwarna merah
muda
2. NaCl Larutan berwarna
merah muda
Larutan tidak berwarna

4.2 Pembahasan
Elektrokimia adalah ilmu yang memepelajari aspek elektronik dan reaksi kimia. Elemen
yang digunakan dalam reaksi ini dikarakteristikkan dengan banyaknya elektron yang dimiliki.
Reaksi elektrokimia melibatkan perpindahan electron bebas dari suatu logam kepada
komponen di dalam larutan. Sel elektrokimia adalah alat yang digunakan untuk
melangsungkan reaksi elektrokimia. Sel elektrokimia terdapat dua macam yaitu sel volta dan
sel elektrolisis (Anonim, 2014).
Sel volta atau sel galvani adalah sel elektrokimia yang melibatkan reaksi redoks dengan
menghasilkan arus listrik. Sel volta terdiri atas anoda dan katoda. Anoda atau elektroda
negatif adalah tempat berlangsungnya reaksi oksidasi, sedangkan reduksi (elektroda positif)
adalah tempat berlangsungnya reaksi reduksi. Gambar 4.1 (a) merupakan rangkaian sel
volta. Logam X mempunyai potensial reduksi lebih positif dibandingkan logam Y. Logam Y
akan bertindak sebagai anoda, sedangkan logam X bertindak segai katoda. Sel volta
dilengkapi dengan jembatan garam yang mengandung ion positif dan negatif untuk
menetralkan muatan positif dan negative dalam larutan elektrolit.

a. b.
Gambar 4.1 Rangkaian Sel Galvani (a) dan Contoh Sel Galvani mengggunakan Elektroda Seng
dan Tembaga (Salim dan Sunarto, 2014).

Gambar 4.1 (b) adalah contoh sel galvani menggunakan elektroda seng dan tembaga.
Elektron akan mengalir dari elektroda Zn ke Cu. Elektron akan mengalir mengalir dari anoda
ke katoda. Zn merupakan logam yang mempunyai potensial yang lebih negatif sehingga akan
mengalami oksidasi dan membuatnya kehilangan dua elektron dan menghasilkan Zn
2+
.
Elektron akan mengalir ke katoda yang merupakan logam Cu dan akan berinteraksi dengan
ion-ion tembaga dan membentuk logam Cu. Elektroda Zn akan terkikis sedangkan pada
elektroda tembaga akan mengalami penebalan. Reaksi oksidasi pada logam Zn dan oksidasi
pada logam Cu adalah (Salim dan Sunarto, 2014).


Elektrolisis adalah peristiwa penguraian suatu elektrolit oleh suatu arus listrik.
Elektrolisis ini merupakan kebalikan sel volta. Sel volta merubah energi kimia menjadi energi
listrik, namun pada sel elektrolisis energi listrik diubah menjadi energi kimia. Arus listrik
mengalir ke dalam suatu larutan atau leburan elektrolit, akan diperoleh reaksi redoks yang
terjadi dalam sel elektrolisis (Hiskia, 1992).
Sel elektrolisis banyak digunakan secara luas di masyarakat. Salah satu contohnya
adalah pengisian baterai aki. Baterai aki ini diisi kembali dengan mengubah energi listrik
yang diberikan menjadi energi kimia. Rangkaian sel elektrolisis hampir menyerupai sel volta.
Perbedaannya adalah pada sel elektrolisis menggunakan voltmeter sedangkan pada sel volta
menggunakan sumber arus berupa baterai (Setiasih, 2014).
Perubahan energi yang terjadi dalam sel elektrolisis yaitu energi listrik menjadi energi
kimia. Hubungan kuantitatif antara jumlah muatan listrik yang digunakan dan jumlah zat
yang terlibat dalam reaksi telah dirumuskan oleh Faraday. Hal ini dapat terjadi karena
melibatkan reaksi reduksi-oksidasi yang mengandalkan peran partikel bermuatan sebagai
bahan pengantar bermuatan listrik. Air merupakan elektrolit sangat lemah, yang dapat
mengalami ionisasi menjadi ion-ion H
+
dan OH
-
.

()

()

()
Alasan tersebut membuar air sangat dimungkinkan untuk dielektrolisis menjadi gas H
2
dan
O
2
. Gas H
2
diperoleh pada katoda karena reaksi reduksi ion H
+
, sedangkan gas O
2
diperoleh
pada anoda karena terjadi reaksi oksidasi OH
-
. Perubahan kualitatif dalam sel elektrolisis ini
dapat mempengaruhi perubahan kuantitatif zat yang ada dalam sel elektrolisis maupun
perubahan kuantitatif zat yang ada dalam sel elektrolisis tersebut. Sejumlah arus listrik yang
dialirkan dalam suatu sel elektrolisis pada waktu tertentu akan mengakibatkan terjadinya
perubahan temperatur pada sistem yang menunjukkan bahwa telah terjadi suatu perubahan
dalam sistem tersebut (Respati, 1992).
Reaksi-reaksi elektrolisis bergantung pada potensial elektrodanya. Sel elektrolisis pada
katoda bermuatan negatif, sedangkan anoda bermuatan positif. Kation direduksi di katode
sedangkan anion dioksidasi di anode. Elektrolisis mempunyai banyak kegunaan diantaranya
yaitu dapat memperoleh unsur-unsur logam, halogen, gas hidrogen dan gas oksigen,
kemudian dapat menghitung konsentrasi ion logam, proses penyepuhan, dan pemurnian
logam (Sastrohamidjojo, 2005).
Percobaan ini tentang elektrolisis garam alkali yang bertujuan agar mahasiswa dapat
memahami cara menguraikan senyawa dan menerapkan konsep elektrokimia sebagai salah
satu caranya. Elektrolisis pertama yang dilakukan adalah menggunakan larutan natrium
karbonat (Na
2
CO
3
). Dua hal yang penting dalam proses elektrolisis adalah elektroda dan
larutan elektrolit. Elektroda yang digunakan adalah elektroda karbon berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya reaksi. Elektroda ini dihubungkan dengan kabel pada terminal positif
adalah anoda, sedangkan yang terhubung dengan terminal negatif adalah katoda. Anoda
menarik elektron atau anion yang akan dioksidasi menjadi gas sehingga bermuatan dositif,
sedangkan kation bermuatan negatif karena menarik kation yang akan tereduksi menjadi
endapan logam. Larutan elektrolit yang digunakan adalah larutan natrium karbonat. Larutan
ini dimasukkan ke dalam pipa U lalu dimasukkan elektroda karbon. Larutan kemudian dialiri
arus dan dielektrolisis selama 20 menit.
Fenomena yang terjadi adalah banyaknya gelembung yang dihasilkan pada anoda dan
sedikit gelembung pada katoda. Larutan natrium karbonat mengalami ionisasi karena
merupakan larutan elektrolit menjadi ion natrium dan karbonat seperti reaksi berikut
Na
2
CO
3
(aq)
Na+ (aq) + CO
3
2-
(aq)

Elektrolisis larutan ini terjadi pada anoda dan katoda. Anoda terjadi reaksi oksidasi yaitu ion
CO
3
2-
dan H
2
O, sedangkan pada katoda mengalami reduksi yaitu Na
+
dan H
2
O. Reaksi
setengah sel yang terjadi pada anoda dan mengalami oksidasi hanya H
2
O. Hal tersebut
disebabkan karena ion CO
3
2-
merupakan sisa asam oksi yang susah untuk dioksidasi,
sehingga hanya H
2
O yang teroksidasi menghasilkan gas Oksigen (O
2
). Gas O
2
inilah yang
menempel pada permukaan anoda. Reaksi reduksi pada katoda juga melibatkan H
2
O karena
Na
+
merupakan ion dari logam glongan IA dengan potensial yang sangat negatif sehingga
sulit untuk direduksi dan H
2
O tereduksi menghasilkan gas H
2
pada permukaan katoda.
Jumlah gas yang terbentuk pada katoda dan anoda berbeda, karena gelembung pada anoda
yang merupakan gas O
2
lebih banyak dibandingkan dengan gas H
2
pada katoda. Hal tersebut
terjadi karena sifat gas O
2
yang sedikit larut di dalam air dan gas H
2
yang bersifat tidak larut
di dalam air dan mudah bereaksi dengan gas O
2
dari udara.
Reaksi yang terjadi pada Anoda dan Katoda yaitu
Anoda (Oksidasi) : 2 H
2
O (l) O
2
(g)+ 4 H
+
(aq) + 4e
Katoda (Reduksi) : 4 H
2
O(l) + 4e 2 H
2
(g)+ 4 OH
-
(aq)
Reaksi sel : 6H
2
O (l) O
2
(g) + 2H
2
(g) + 4H
+
(aq) + 4OH
-
(aq)

Gambar 4.2 Elektrolisis Air pada Anoda dan Katoda (Anonim, 2014).

Elektrolisis yang telah berlangsung selama 20 menit kemudian dihentikan dan
menunjukkan arus sebesar 202 mA. Pengujian elektrolisis ini dilakukan menggunakan bara
korek api dan ikdikator pp. Bara api pada anoda menjadikan api nyala lebih besar dan api
langsung padam pada katoda. Hal ini dapat terjadi karena pada anoda terjadi reaksi oksidasi
dari H
2
O menjadi gas O
2
dan ion H
+
. Gas O
2
ini yang membantu proses pembakaran dan
membuat api semakin membara. Katoda mereduksi H
2
O menjadi gas H
2
dan ion OH
-
. Gas H
2
akan bereaksi dengan gas O
2
sehingga bara api akan padam.
Uji selanjutnya adalah menggunakan indikator pp. Indikator ini merupakan larutan
yang tidak berwarna dan akan berwarna merah jambu apabila dalam suasana basa, karena
memiliki rentang pH sekitar 8-9,6. Indikator dapat berubah warna akibat adanya resonansi
isomer. Anoda yang ditambahkan indikator pp merubah larutan yang tidak berwarna
menjadi larutan berwarna merah jambu, sedangkan pada katoda indikator pp merubah
warna larutan yang semula tidak berwarna menjadi larutan yang berwarna merah jambu
juga. Hasil yang didapatkan ini merupakan hasil yang berbeda jika ditinjau reaksinya. Reaksi
oksidasi pada anoda menghasilkan ion H
+
bukan OH- sehingga seharusnya tidak berwarna
ketika ditambahkan indikator pp. Namun, hasil yang didapatkan ini berbeda dan sudah
sesuai dengan teorinya sebab larutan Na
2
CO
3
merupakan larutan yang bersifat basa. Larutan
ini tidak terelektrolisis karena yang terelektrolisis hanya air pada kedua elektroda. Ion-ion
akan mendekat disekitar elektroda. Ion CO
3
2-
akan berubah warna ketika ditambahkan
indikator pp karena tidak terhidrolisis dan ada dalam larutan.
Larutan yang selanjutnya dielektrolisis adalah larutan NaCl. Larutan ini dielektrolisis
menggunakan alat dan metode yang sama dilakukan pada Na
2
CO
3
. Larutan NaCl terionisasi
menjadi ion Na
+
dan Cl
-
. Reaksi setengah sel yang terjadi pada katoda adalah reaksi reduksi
Na
+
dan H
2
O. Energi potensial Na jauh lebih rendah dibandingkan dengan energi potensial
H
2
O sehingga yang direduksi adalah H
2
O menjadi gas H
2
dan ion OH
-
. Reaksi setengah sel
yang terjadi pada anoda adalah ion Cl
-
dan H
2
O. Energi potensial Cl
-
nilainya hampir sama
dengan H
2
O dan oksidasi Cl
-
lebih mudah untuk dilakukan dari pada air, karena untuk
mengoksidasinya membutuhkan tambahan energi. Hal ini menyebabkan reaksi oksidasi pada
anoda merupakan oksidasi Cl
-
menjadi gas Cl
2
.
Reaksi reduksi pada katoda menghasilkan gas H
2
. Gas ini dapat diamati dengan adanya
gelembung pada permukaan elektroda. Gelembung pada permukaan ini berukuran kecil dan
jumlahnya sedikit dibandingkan gelembung yang dihasilkan pada anoda. Gelembung pada
anoda jumlahnya lebih banyak dan lebih besar dibandingkan gelembung pada permukaan
katoda. Gelembung pada permukaan anoda ini adalah gas Cl
2
yang merupakan hasil reaksi
oksidasi pada anoda.
Gas klorida (Cl
2
) memiliki sifat yang dapat larut dalam air, dan mudah bereaksi dengan
logam lain. Gas ini berwarna hijau, namun pada percobaan warna gelembung yang teramati
pada anoda tidak Nampak warna hijau. Hal ini mungkin disebabkan jumlah gas Cl
2
yang
sedikit. Gas hidrogen yang dihasilkan dari elektrolisis pada katoda memiliki sifat yang mudah
terbakar dalam udara. Gas ini tidak berbau, tidak berwarna. Jumlah gas H
2
pada permukaan
pada katoda lebih sedikit daripada jumlah Cl
2
pada permukaan anoda. Hal ini disebabkan
pada saat gas H2 berada di permukaan larutan langsung terbakar sehingga hanya gas yang
menempel pada permukaan yang masih tersisa (Emerald, 2012).
Uji bara api dan penambahan indikator pp dilakukan untuk memastikan gas yang
dihasilkan pada masing-masing elektroda. Nyala api pada anoda semakin membesar dan
pada katoda api mengecil lalu padam. Gas Cl
2
yang dihasilkan pada anoda bereaksi dengan
gas O
2
menghasilkan gas ClO yang membuat nyala api semakin besar.
Cl(g) + O(g)ClO(g) (Chang, 2008).
Bara api yang dimasukkan dalam mulut pipa yang terjadi proses reduksi mengalami api yang
menyala redup lalu padam. Hal ini disebabkan pada katoda menghasilkan gas H
2
yang
merupakan hasil reaksi reduksi elektrolisis H
2
O. Gas H
2
mudah bereaksi dengan udara
sehingga ketika elektroda dilepas dan bara api dimasukkan dalam mulut pipa, nyala api
mengecil langsung padam. Hal ini terjadi karena gas H
2
telah bereaksi dengan udara. Reaksi
reduksi dan oksidasi yang terjadi pada katoda dan anoda adalah sebagai berikut,
Anoda (Oksidasi) : 2 Cl
-
(aq) Cl
2
(g)+ 2e
Katoda (Reduksi) : 2 H
2
O(l) + 2e H
2
(g)+ 2 OH
-
(aq)
Reaksi sel : 2 H
2
O (l) + 2 Cl
-
(aq) Cl
2
(g) + H
2
(g) + 2 OH
-
(aq)

Gambar 4.3 Reaksi Elektrolisis pada Larutan NaCl dengan Elektroda Inert (Anonim, 2014).

Uji yang selanjutnya adalah uji menggunakan indikator pp. Tiga tetes indikator pp
dimasukkan ke dalam kedua mulut pipa. Larutan berubah warna menjadi merah jambu pada
mulut pipa yang sebelumnya terjadi reaksi reduksi. Reaksi reduksi ini menghasilkan larutan
basa karena menghasilkan ion OH
-
yang merupakan basa sehingga akan berubah warna
menjadi merah jambu. Indikator yang ditambahkan pada mulut pipa yang terjadi reaksi
oksidasi tidak mengalami perubahan warna. Hal ini menunjukkan bahwa larutan tidak
menghasilkan ion hidroksida atau tidak menghasilkan larutan yang bersifat basa.
Secara umum terjadinya reaksi perubahan warna yang disebabkan oleh fenolftalein
adalah
CH
3
OH
O
O H
2 +
CH
2
O
-
O
OH
+
H
3
O
+
H
2
In fenolftalein
HIn
-
tidak berwarna

CH
2
O
-
CH
2
+
H
3
O
+
In
2
+
merah

Gambar 4.4 Reaksi Perubahan Warna pada Indikator Pp (Day dan Underwood, 1992).

Elektron yang mengalir dari anoda menuju katoda menyebabkan terjadinya potensial.
Arus ini akan menyebabkan terjadinya reaksi dan bekerja secara spontan. Nilai arus yang
didapatkan pada elektrolisis kedua ini adalah 181 mA. Artinya adalah dibutuhkan arus
sebesar 181 mA untuk mengelektrolisis larutan NaCl. Arus ini lebih kecil dibandingkan
dengan arus yang didapatkan oleh dari elektrolisis Na
2
CO
3
. Hal ini menandakan bahwa untuk
mengelektrolisis Na
2
CO
3
membutuhkan energi yang lebih besar daripada untuk
mengelektrolisis larutan NaCl. Elektrolisis Na
2
CO
3
membutuhkan energi yang lebih besar
untuk mengelektrolisis air, karena kedua elektroda terjadi elektrolisis air.

V. KESIMPULAN
1. Elektron mengalir dari anoda menuu katoda pada reaksi relektrolisis.
2. Metode penguraian suatu senyawa dapat dilakukan dengan metode elektrolisis yang
terjadi penguraian secara reaksi reduksi dan oksidasi.
3. Elektrolisis Na
2
CO
3
yang terjadi pada katoda dan anoda adalah elektrolisis H
2
O
menghasilkan gas O
2
dan membuat bara api semakin besar,serta menghasilkan gas H
2

pada katoda dan membuat api padam dan berubah menjadi berwarna merah jambu
ketika ditambahkan indikator pada kedua elektroda.
4. Elektrolisis NaCl terjadi pada katoda menghasilkan gas Cl
2
pada yang membuat api
mengecil lalu padam dan tidak berwarna ketika ditambahkan indikator pp. Elektrolisis
pada anoda menghasilkan gas O
2
dan membuat bara api semakin besar dan berwarna
merah jambu ketika ditambahkan indikator pp.
5. Arus yang dibutuhkan untuk mengelektrolisis Na
2
CO
3
lebih besar dibandingkan energi
untuk mengelektrolisis NaCl yaitu 202 mA dan 181 mA.

REFERENSI
Anonim. 2014. Elektrometri. [Serial Online]. https://www.academia.edu/4911375/
Elektrometri. [diakses 4 Oktober 2014].
Anonim. 2014. Sel Elektrokimia. [Serial Online]. http://kimia.unnes.ac.id/kasmui/
elektrokimia/sel-elektrokimia.html. [diakses 4 Oktober 2014].
Emerald, Alex. 2014. Hidrogen, Klor, Iodin, Nitrogen, Fosfor dan Oksigen. [Serial Online].
http://akualmansyur.blogspot.com/2012/07/hidrogen-klor-iodin-nitrogen-fosfor-
dan.html. [diakses 4 Oktober 2014].
Chang, Raymond. 2008. Kimia Dasar : Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga, Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Day J, R.A dan Underwood A,L. 1992. Analisis Kimia Kualitatif Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Hiskia, Achmad. 1992. Elektrokimia dan Kinetika Kimia. Bandung: Citra Adiya Bakti.
Mintadi, Mukh. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik I. Jember : Universitas Jember.
Petrucci, H.Ralph. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Respati, 1992. Dasar-Dasar Ilmu Kimia. Jakarta: Rienika Cipta.
Salim, Agus dan Sunarto. 2014. Sel Elektrokimia (Sel Volta atau Sel Galvani). [Serial Online].
https://www.academia.edu/4911375/Elektrometri. [diakses 4 Oktober 2014].
Sastrohamidjojo, H. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta: UGM Press.
Setiasih, Sumarni. 2014. Sel Elektrolisis. [Serial Online]. www.p4tkipa.org/banner/artikel/
selelektrolisis.pdf. [diakses 4 Oktober 2014].


LAMPIRAN
Gambar Keterangan


Elektrolisis Na
2
CO
3
, terdapat banyak
gelembung disekitar elektroda anoda
(kiri), dan sedikit gelembung disekitar
katoda (katoda).


Uji menggunakan korek api. Nyala api
lebih lama dan semakin membesar
pada anoda (kiri), dan langsung
padam pada katoda (kanan).


Uji menggunakan indikator pp pada
kedua mulut pipa. Keduanya berubah
warna menjadi merah jambu.


Elektrolisis larutan NaCl menggunakan
elektroda karbon. Anoda
menghasilkan banyak gelembung di
sekitar permukaannya, sedangkan
katoda hanya menghasilkan sedikit
gelembung.



Uji nyala pada anoda (kiri) membuat
nyala api semakin membesar.
Uji nyala pada katoda (kanan)
membuat api semakin mengencil lalu
nanti padam.

Uji menggunakan indikator pp. mulut
pipa u sebelah kiri merupakan tempat
anoda yang tetap tidak berwarna
ketika ditambahkan indikator pp.
mulut pipa u sebelah kanan
merupakan tempat katoda yang
berubah berwarna menjadi merah
jambu ketika ditambahkan indikator.

Perbandingan uji menggunakan
indikator pp, sebelah kiri adalah
elektrolisis larutan Na
2
CO
3
dan
sebelah kanan adalah elektrolisis
NaCl.

Anda mungkin juga menyukai