Anda di halaman 1dari 29

Menerapkan proses GCG (Good Corporate Governance) dalam suatu perusahaan

bukan suatu proses yang mudah. Diperlukan konsistensi, komitmen, dan pemahaman
yang jelas dari seluruh stakeholders perusahaan mengenai bagaimana seharusnya proses
tersebut dijalankan. Namun dari kasus-kasus yang terjadi di BUMN ataupun Perusahaan
Publik dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa penerapan proses GG belum
dipahami dan diterapkan sepenuhnya.
Pembedahan kasus-kasus yang telah terjadi di perusahaan atas proses pengawasan
yang e!ekti! akan menjadi pembelajaran yang menarik dan kiranya dapat kita hindari
apabila kita dihadapkan pada situasi yang sama.
"alah satu #ontohnya adalah kasus audit umum yang dialami oleh P$. %ereta &pi
'ndonesia (P$. %&'). %asus ini menunjukkan bagaimana proses tata kelola yang
dijalankan dalam suatu perusahaan, dan bagaimana peran dari tiap-tiap organ pengawas
dalam memastikan penyajian laporan keuangan tidak salah saji dan mampu
menggambarkan keadaan keuangan perusahaan yang sebenarnya.
%asus P$. %&' berawal dari perbedaan pandangan antara Manajemen dan
%omisaris, khususnya %etua %omite &udit dimana %omisaris menolak menyetujui dan
menandatangani laporan keuangan yang telah diaudit oleh &uditor *ksternal. Dan
%omisaris meminta untuk dilakukan audit ulang agar laporan keuangan dapat disajikan
se#ara transparan dan sesuai dengan !akta yang ada. Perbedaan tersebut bersumber pada
perbedaan mengenai +
,. Masalah piutang PPN.
Piutang PPN per -, Desember .//0 senilai 1p. 20,. milyar, menurut %omite &udit
harus di#adangkan penghapusannya pada tahun .//0 karena diragukan
kolektibilitasnya, tetapi tidak dilakukan oleh manajemen dan tidak dikoreksi oleh
auditor.
.. Masalah Beban Ditangguhkan yang berasal dari penurunan nilai persediaan.
"aldo beban yang ditangguhkan per -, Desember .//0 sebesar 1p. 3 milyar yang
merupakan penurunan nilai persediaan tahun .//. yang belum diamortisasi, menurut
%omite &udit harus dibebankan sekaligus pada tahun .//0 sebagai beban usaha.
-. Masalah persediaan dalam perjalanan.
Berkaitan dengan pengalihan persediaan suku #adang 1p. ,,4 milyar yang dialihkan
dari satu unit kerja ke unit kerja lainnya di lingkungan P$. %&' yang belum selesai
proses akuntansinya per -, Desember .//0, menurut %omite &udit seharusnya telah
menjadi beban tahun .//0.
4. Masalah uang muka gaji.
Biaya dibayar dimuka sebesar 1p. .5 milyar yang merupakan gaji 6anuari .//3 dan
seharusnya dibayar tanggal , 6anuari .//3 tetapi telah dibayar per -, Desember .//0
diperlakukan sebagai uang muka biaya gaji, yang menurut %omite &udit harus
dibebankan pada tahun .//0.
0. Masalah Bantuan Pemerintah 7ang Belum Ditentukan "tatusnya (BP7DB") dan
Penyertaan Modal Negara (PMN).
BP7DB" sebesar 1p. 384,0 milyar dan PMN sebesar 1p. 8/ milyar yang dalam
laporan audit digolongkan sebagai pos tersendiri di bawah hutang jangka panjang,
menurut %omite &udit harus direklasi!ikasi menjadi kelompok ekuitas dalam nera#a
tahun buku .//0.
$erlepas dari pihak mana yang benar, permasalahan ini tentunya didasari oleh tidak
berjalannya !ungsi #he#k and balan#es yang merupakan !ungsi substanti! dalam
perusahaan. 7ang terpenting adalah mengidenti!ikasi kelemahan yang ada sehingga dapat
dilakukan penyempurnaan untuk menghindari mun#ulnya permasalahan yang sama di
masa yang akan datang.
Berikut ini beberapa solusi yang disarankan kepada P$ %&' untuk memperbaiki
kondisi yang telah terjadi +
%omite &udit tidak memberikan se#ond judge atas opini &uditor *ksternal, karena
opini sepenuhnya merupakan tanggung jawab &uditor *ksternal.
9arus ada upaya untuk membenarkan kesalahan tahun-tahun lalu, karena konsistensi
yang salah tidak boleh dipertahankan.
%omite &udit tidak berbi#ara kepada publik, karena esensinya %omite &udit adalah
organ Dewan %omisaris sehingga pendapat dan masukan %omite &udit harus
disampaikan kepada Dewan %omisaris. &pabila Dewan %omisaris tidak setuju
dengan %omite &udit namun %omite &udit tetap pada pendiriannya, %omite &udit
dapat men#antumkan pendapatnya pada laporan komite audit yang terdapat dalam
laporan tahunan perusahaan.
Managemen menyusun laporan keuangan se#ara tepat waktu, akurat dan !ull dis#losure.
%omite &udit dan Dewan %omisaris sebaiknya melakukan inisiati! untuk membangun
budaya pengawasan dalam perusahaan melalui proses internalisasi, sehingga
pengawasan merupakan bagian tidak terpisahkan dari setiap organ dan indi:idu dalam
organisasi.
http+;;nadhiadisiini.blogspot.#om;.//2;,,;kasus-pt-kai.html
sumber : http://komiteaudit.org/
Penyimpangan Keuangan di
Perusahaan Sepur Indonesia
Selasa, 22 Agustus 2006
Tembang itu barangkali demikian akrab di telinga anak-anak Indonesia. Atau
sebagian besar sosok manusia dewasa di seantero Nusantara yang pernah
melewatkan masa keil. Tetapi apa yang salah dalam mana!emen "T #ereta Api
Indonesia $"T#A%. #alau selama beberapa dekada telinga masyarakat kerap
mendengar kabar an!loknya gerbong kereta api atau tabrakan kereta api, maka
sekarang yang terdengar adalah dugaan manipulasi laporan keuangan.
&oleh !adi lagu anak-anak yang popular itu telah salah diartikan. '&olehlah
naik dengan peruma'. Apakah ada yang keliru dalam sepenggal bait lagu itu.
#arena boleh naik dengan peruma alias gratis, banyak penumpang "T#A
yang tak sudi membeli karis. (alah lebih suka naik ke atas gerbong agar
lolos pemeriksaan "olsuska. Akibatnya atap gerbong kereta api runtuh seperti
yang dialami kereta api rute Tanah Abang-)angkas &itung.
#ali ini bukan itu yang ter!adi. Skandal keuangan dalam tubuh &adan usaha
milik negara $&*(N% kini terulang kembali. #ali ini menerpa "T#A. +alam
beberapa waktu sebelumnya, skandal serupa sebenarnya pernah ter!adi
antara lain dalam tubuh "T Telkom Tbk dan !uga "T Indo,arma Tbk. -ampir
semuanya ter!adi akibat kekeliruan audit yang dilakukan oleh kantor akuntan
publik $#A"%.
Telisik atas persoalan kesalahan auditor tersebut bermuara pada hal serupa,
ter!adi kekeliruan dalam penya!ian laporan keuangan. "ada umumnya
kealpaan tersebut berupa o.erstated dalam worksheet auditan. Ini pula yang
ter!adi dalam kasus "T#A. "os yang seharusnya diatatkan dalam kerugian,
tetapi sebaliknya dibukukan sebagai pos yang bisa menggelembungkan
pendapatan.
(enurut laporan keuangan 200/ "T#A, &*(N di bidang perkeretaapian
tersebut menatat laba )p 6,0 miliar. "adahal perusahaan tersebut
seharusnya menderita kerugian sebesar )p 61 miliar. (eski tak segempar
skandal keuangan yang ter!adi di &ursa 2all Street dalam kasus 3nron
misalnya, kesalahan audit "T#A itu harus ditoreh sebagai skandal yang
serupa.
Sayangnya "T#A bukan listed ompany atau perusahaan yang sahamnya
teratat di bursa saham. Sebab !ika "T#A adalah listed ompany, maka
otoritas pasar modal Indonesia seharusnya langsung dapat melakukan
tindakan tegas. #asus penolakan Seurities 34hange 5ommission $S35% atau
&apepamnya Amerika Serikat atas laporan keuangan "T Telkom Tbk,
menginspirasi &apepam untuk mengadopsi Sarbane At. #etua &apepam
ketika kasus Telkom itu ter!adi adalah -erwidayatmo langsung menerapkan
regulasi yang diadopsi dari Amerika Serikat tersebut. Intinya dalam setiap
hard opy laporan keuangan emiten, dirut dan direktur keuangan harus
membubuhkan tanda tangannya dan langsung menyatakan bertanggung
!awab !ika ter!adi kesalahan penya!ian. #esalahan penya!ian tersebut dapat
berupa o.erstated tersebut.
Namun untuk kasus "T#A, instansi negara yang berwenang adalah
#ementerian Negara &*(N. Sehingga segala bentuk sanksi ataupun penalti
amat tergantung dari lembaga tersebut. 6ain erita !ika perusahaan itu adalah
listed ompany, ada unsur pemegang saham publik yang tidak boleh
diabaikan kepentingannya terutama dalam aspek transparansi. Sebab ,aktor
transparansi tersebut akan menentukan keputusan in.estasi pemegang
saham publik itu.
#embali ke persoalan skandal keuangan "T#A, andai sa!a komisaris
perusahaan ini tak buka mulut, mungkin kasusnya tidak akan terkuak.
#omisaris "T#A -ekinus (anao mengungkapkan laporan keuangan "T#A
diaudit oleh #A" S (anan. 6embaga komisaris menemukan adanya
ke!anggalan dalam laporan keuangan 200/ "T#A itu. #e!anggalan itu berupa
tagihan pa!ak yang telah tiga tahun tak tertagih namun dalam laporan
keuangan 200/ tersebut dibukukan sebagai pendapatan "T#A selama tahun
200/. -ekinus (anao yang !uga salah satu pe!abat pada +irektorat 7enderal
"erbendaharaan +epkeu berpendapat sesuai prinsip standar akuntansi, pa!ak
pihak ketiga yang tak tertagih tersebut tidak dapat dimasukkan sebagai
asset.
Akibat adanya temuan tersebut pelaksanaan rapat umum pemegang saham
$)*"S% "T#A yang sedianya berlangsung pada awal 7uli 2006, batal
terlaksana. "asalnya komisaris yang menengarai adanya ke!anggalan
penya!ian laporang keuangan itu menolak untuk membubuhkan tanda tangan
sebagai pengesahan laporan keuangan yang telah diaudit. Tak ukup hingga
di situ, lembaga komisaris !uga mensinyalir kekeliruan penya!ian laporan
keuangan telah berulang ter!adi. #arena itu laporan keuangan "T#A yang
telah diaudit dalam / tahun terakhir diusulkan untuk diperiksa kembali.
&ahkan temuan tagihan pa!ak pihak ketiga tersebut baru temuan satu kasus.
+iduga masih ada beberapa pos pembukuan dengan kekeliruan serupa.
Anehnya terhadap temuan tersebut masih ada perbedaan pendapat. Salah
satu pendapat tersebut bahkan menyatakan bukan sebagai skandal.
#esalahan itu dinilai sebatas perbedaan persepsi tentang penatatan piutang
yang tidak pernah tertagih. "ada satu pihak piutang pihak ketiga yang tidak
tertagih sebesar )p 0/ miliar itu tidak perlu teratat sebagai penerimaan
"T#A tahun buku 200/. #alau pendapat ini men!adi auan maka laporan
keuangan "T#A menatat rugi )p 61 miliar. Sedangkan pada pihak lain
beranggapan piutang yang tidak pernah tertagih tetap dimasukkan sebagai
penerimaan "T#A tahun 200/. +engan demikian "T#A membukukan laba )p
6,0 miliar. Andai kesalahan laporan keuangan 200/ itu sebatas perbedaan
persepsi, tetapi mengapa belakangan mana!emen "T#A melakukan koreksi.
"asalnya !a!aran direksi "T#A akhirnya memilih "T#A rugi )p 61 miliar. &ukan
sebaliknya membukukan keuntungan bersih )p 6,0 miliar.
+ari kasus semaam ini, sudah semestinya (enneg &*(N Sugiharto
mengambil langkah tegas. Tindakan keras seyogianya bisa dilakukan karena
mudah sa!a untuk menyebut hal tersebut sebagai skandal atau hanya sekadar
perbedaan persepsi. Indonesia memiliki organisasi pro,esi akuntan. +alam
pro,esi tersebut sudah diatur etika pro,esinya termasuk sanksi bila melakukan
kesalahan pro,esi. "ada pro,esi tersebut !uga sudah ada aturan soal standar
akuntansi untuk setiap pos pembukuan. &ila pedoman standar akuntansi
keuangan $"SA#% men!adi auan akan bisa terlihat apakah hal tersebut
sebagai kesalahan atau sekadar perbedaan persepsi.
Ikatan Akuntan Indonesia $IAI% sebagai organisasi yang membawahi akuntan
memang telah melakukan klari,ikasi terhadap auditor "T#A. &erdasarkan
klari,ikasi tersebut untuk sementara IAI menilai ada 1 perbedaan yang
menyangkut penya!ian laporan keuangan tersebut. Tiga sumber perbedaan
persepsi itu adalah kewa!iban "T #A membayarr surat ketetapan pa!ak $S#"%
atas pa!ak pertambahan nilai $""N% sebesar )p 0/,2 miliar disa!ikan dalam
laporan keuangan sebagai piutang kepada pelanggan yang seharusnya
menanggung beban pa!ak tersebut.
+alam hal ini, "T#A !uga tidak melakukan proses pro.isi atau penadangan
kerugian atas piutang yang tak tertagih tersebut. Alasan !a!aran mana!emen
"T#A pro.isi tak perlu dilakukan karena proses penagihan masih berlangsung.
Akan tetapi dewan komisaris tak sependapat karena keilnya peluang
penagihan terhadap !asa angkutan yang diberikan "T#A pada periode 8009-
2001. #arena itu seharusnya mana!emen "T#A melakukan penadangan atas
potensi kerugian tersebut.
"erbedaan persepsi yang kedua adalah terkait dengan penurunan nilai
persediaan suku adang dan perlengkapan senilai )p 2: miliar. -al tersebut
diketahui pada saat dilakukan proses in.entarisasi pada 2002 yang diakui
sebagai beban kerugian seara bertahap selama / tahun. Terkait dengan hal
tersebut, dalam penya!ian laporang keuangan 200/, masih ada saldo
penurunan nilai persediaan suku adang dan perlengkapan yang belum
dibebankan sebagai kerugian sebesar )p 6 miliar. "erbedaan persepsi itu
adalah apakah perlu dilakukan penatatan total atas kerugian tersebut dalam
laporan keuangan tahun 200/.
Terakhir perbedaan pendapat tersebut !uga menyangkut penyertaan modal
pemerintah $"("% yang belum ditentukan statusnya dengan akumulasi
sebesar )p 6;:,/ miliar. "os ini oleh mana!emen "T#A disa!ikan sebagai
bagian dari utang dalam neraa laporan keuangan per 18 +esember 200/.
+emikian pula dengan penyertaan modal tambahan sebesar )p ;0 miliar yang
diberikan oleh pemerintah.
+i luar permasalahan perbedaan persepsi itu, proses audit laporan keuangan
200/ "T#A memang diluar kebiasaan selama ini. Audit terhadap laporan
keuangan "T#A tahun buku 2001 dan tahun-tahun sebelumnya dilakukan
oleh &adan "emeriksa #euangan $&"#%. "ada penya!ian laporan keuangan
tahun buku 200:, &"# pun masih melakukan pemeriksaan. Namun hal
tersebut tidak lagi ter!adi pada audit laporan keuangan tahun 200/ "T#A.
"ada periode tersebut laporan keuangan "T#A itu hanya diaudit oleh #A".
Apapun persoalan yang munul di permukaan, sudah semestinya pemerintah
menyelesaikan perkara tersebut. &ila semua otoritas yang berwenang
mengawasi persoalan ini tetap membiarkan apabila sampai mempetieskan
kasus, tekad untuk memberantas penyimpangan keuangan oleh
penyelenggara negara hanya sebatas lip ser.ie. 6ain di mulut lain pula di
tindakan. $(angku%
http+;;www.suarakarya-online.#om;news.html<id=,0.202
TUGAS AUDIT
Menkeu Harus Cabut Izin KAP
dan Perusahaan Peniai Menyimpang
Selasa, 9 Agustus 2006
7A#A)TA $Suara #arya%< &adan "emeriksa #euangan $&"#% meminta (enteri
#euangan menabut i=in usaha kantor akuntan publik $#A"% dan perusahaan penilai
yang melakukan praktik menyimpang dalam pelaksanaan tugas audit.
'Sekarang sudah ada #A" dan perusahaan penilai yang kita sarankan kepada
(enkeu untuk diabut surat i=innya, bukan hanya indi.idu akuntannya tapi
!uga kantornya,' kata #etua &"# Anwar Nasution di 7akarta, Senin.
(enurutnya, kantor-kantor akuntan dan perusahaan penilai itu merupakan
auditor dan penilai &*(N yang melakukan penyimpangan, dalam hal ini
menggelembungkan nilai dalam laporan keuangan. '#ita lihat honor mereka
!uga naud=ubillah tingginya. +ugaan kita bahwa honor yang besar itu
digunakan untuk menyogok,' katanya.
Anwar menyebutkan, pihaknya sudah mengusulkan penabutan surat i=in
usaha kantor akuntan publik dan perusahaan penilai itu se!ak bulan 7uli 2006.
'Sudah mulai diusulkan, nggak usah disebut orangnya dan berapa
!umlahnya,' katanya.
(enurut dia, sistem pelaporan keuangan baik pemerintah maupun
perusahaan hingga saat ini masih perlu terus diperbaiki. 6aporan keuangan
termasuk yang sudah diaudit, harus menggambarkan kondisi sesungguhnya
dari institusi yang bersangkutan. 'Tak ada man,aatnya kalau laporan
keuangan itu tidak benar,' u!arnya.
Anwar menontohkan se!umlah perusahaan besar di luar negeri yang
akhirnya tutup atau bangkrut, antara lain karena kesalahan yang dilakukan
oleh akuntan publik ketika mengaudit perusahaan-perusahaan itu, seperti
3nron dan >armalat misalnya.
'#risis 0; !uga ter!adi karena buruknya mutu laporan akuntansi yang
dilakukan oleh kantor akuntan dan auditor pemerintah. &aik-buruknya laporan
keuangan tergantung dari tebal tipisnya amplop. Sekarang kita harus
melakukan re,ormasi akuntansi,' katanya.
+ia !uga menyebutkan, saat ini &"# tengah melakuan audit terhadap tiga
departemen terkait pengadaan barang dan !asa. ?akni +epartemen peker!aan
*mum terkait masalah pengadaan barang dan !asa untuk pembangunan
!alan, +epartemen #esehatan mengenai pengadaan obat-obatan, dan
+epartemen "endidikan Nasional terkait masalah pengadaan buku.
+i sisi lain, #etua Ikatan Akuntan Indonesia $IAI%, Ahmadi -adibroto
mengusulkan agar perusahaan yang memiliki aset menapai )p /0 miliar !uga
diaudit.
'Soal ini !uga harus masuk dalam re.isi undang-undang tentang perusahaan
perseroan. Artinya, tidak hanya perusahaan terbuka $Tbk%, perbankan dan
&*(N, tapi perusahaan dengan aset )p /0 miliar !uga diaudit,' katanya.
Ahmadi menyoroti masalah silang pendapat antara mana!emen "T #ereta Api
Indonesia $#AI% dengan #omisaris@#omite Audit "T #AI, Akuntan "ublik S
(anan serta &adan "emeriksa #euangan $&"#%. *ntuk menyelesaikan
masalah perbedaan pandangan tersebut, +ewan "impinan Nasional $+"N% IAI
akan segera meminta &adan "eradilan "ro,esi Akuntan "ublik $&""A"% untuk
memeriksa Akuntan "ublik S (anan.
'#ita mengimbau agar berbagai pihak tidak terburu-buru membuat
kesimpulan negati, terhadap "T #AI, #omisaris@#omite Audit "T #AI, Akuntan
"ublik S (anan maupun &"#,' u!arnya.
Seperti diketahui, #omisaris@#omite Audit "T #AI menolak memberikan
persetu!uan terhadap laporan keuangan tahun 200/ "T #AI yang telah diaudit
oleh Akuntan "ublik S (anan. #arena, #omisaris@#omite Audit "T #AI
menduga telah ter!adi manipulasi dalam penyusunan laporan keuangan
tersebut. $Tri -andayani@ ?udhiarma%
http+;;www.suarakarya-online.#om;news.html<id=,0,305
Pertanyaan mendasar yang menjadi !okus perhatian bersama adalah apakah auditor
eksternal telah menjalankan tugasnya sesuai standar-standar yang berlaku (P"&% dan
"P&P)< >ebih jauh lagi apakah auditor eksternal telah berkomunikasi dengan %omite
&udit, dan apakah komunikasi tersebut e!ekti! <
"ebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diklari!ikasi
mengenai peran dan tanggung jawab %omisaris, beserta organnya %omite &udit dalam
proses good #orporate go:ernan#e di perusahaan, baik BUMN maupun swasta.
Menurut teori dan best pra#ti#es dalam good #orporate go:ernan#e, Dewan %omisaris
dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya memiliki - !ungsi, yaitu +
,. &d:ising. Memberi nasehat bagaimana seharusnya Direksi bersikap. ?leh sebab itu
sebaiknya Dewan %omisaris terdiri dari beberapa latar belakang.
.. Prote#ting. Melindungi perusahaan dari sesuatu yang tidak diharapkan. Misalnya +
memberikan argumentasi dan pendapat independen yang kuat atas sesuatu yang dapat
merugikan perusahaan dan tidak sejalan dengan prinsip-prinsip GG.
-. "uper:ising. Mengawasi pengelolaan perusahaan agar mampu men#iptakan :alue yang
optimal bagi stakeholders.
Peran :ital yang dijalankan oleh %omite &udit adalah membantu Dewan %omisaris
dalam - hal tersebut diatas, yaitu ad:ising, super:ising dan prote#ting (dengan #ara
memberikan analisis bagaimana memproteksi perusahaan). 9al terpenting yang harus
dipahami adalah bahwa %omite &udit tidak memiliki suara untuk mengatasnamakan
perusahaan sehingga tidak diperkenankan berbi#ara di luar perusahaan. %arena %omite
&udit merupakan tools Dewan %omisaris dengan demikian yang berhak untuk berbi#ara
adalah Dewan %omisaris.
%husus dalam proses audit, %omite &udit memainkan peranan yang sangat penting dalam
+
,. Mere:iew audit plan
.. Mendiskusikan penunjukan auditor eksternal. Pada saat proses lelang, %omite &udit
harus sudah ikut untuk melihat apakah auditor eksternal layak dipilih dan melihat !airness
proses pemilihan. 7ang akan bi#ara kepada Direksi adalah Dewan %omisaris, bukan
%omite &udit. 6angan sampai %omite &udit o:er duties (berlebih-lebihan).
-. Mere:iew transaksi-transaksi besar untuk dilaporkan kepada Dewan %omisaris,
kemudian Dewan %omisaris berkomunikasi dengan Direksi.
&gar pengawasan Dewan %omisaris dapat berjalan dengan baik, %omite &udit dapat
membantu Dewan %omisaris untuk memberikan nasehat dengan #ara +
,. Mere:iew sistem internal #ontrol, ada pemisahan !ungsi atau tidak (internal #ontrol
setting) bagus atau tidak. 9al ini dilaporkan kepada Dewan %omisaris.
.. %omunikasi antara %omite &udit, Dewan %omisaris dan manajemen. "eharusnya
%omite &udit membantu Dewan %omisaris dalam menelaah;mere:iew laporan
manajemen karena tidak selalu ,// @ laporan keuangan dipahami oleh Dewan
%omisaris, terutama karena latar belakang yang bukan keuangan. 6adi !ungsi %omite
&udit adalah mentrans!ormasikan angka-angka kedalam suatu bentuk usulan kepada
Dewan %omisaris agar Dewan %omisaris dapat memberikan ad:ise kepada Direksi.
%asus P$. %&' menarik untuk di#ermati karena kasus ini dapat terjadi di perusahaan
lainnya. &papun permasalahan yang terjadi apabila diantara Direksi dan %omisaris terjadi
perbedaan pendapat yang rugi adalah perusahaan, dimana so#ial and politi#al #ostnya
sangat tinggi. "elain itu masing-masing pihak yang sedang berselisih pendapat (yaitu
Direksi maupun %omisaris) akan diman!aatkan oleh pihak-pihak tertentu sehingga akan
sangat merugikan perusahaan, yang pada akhirnya akan mengganggu keberlangsungan
(sustainability) perusahaan.
"alah satu !aktor yang menyebabkan terjadinya kasus P$. %&' adalah karena rumitnya
laporan keuangan P$. %&'. 9al ini karena terdapat ratusan stasiun, puluhan depo dan
gudang yang seluruhnya memiliki laporan keuangan yang terpisah, sehingga yang
berpotensi menyebabkan masalah maupun perbedaan pendapat di kemudian hari. 9al ini
ditambah lagi dengan kenyataan bahwa baru sebagian ke#il proses akuntansi
dilaksanakan dengan komputer. "ebenarnya sistem akuntansi P$. %&' #ukup modern
untuk penyusunan laporan keuangan dan in!ormasi manajemen, namun karena kedua hal
tersebut diatas maka sistem akuntansi tersebut tidak dapat ber!ungsi dengan baik.
%eterkaitan antara realisasi anggaran dengan akuntansi juga merupakan masalah yang
rumit karena sistem otorisasi anggaran yang kompleks. %enyataan lain yang turut
mendorong terjadinya kasus laporan keuangan P$. %ereta &pi adalah bahwa proses
akuntansi dan laporan keuangan adalah hanya urusan bagian akuntansi, unit lain kurang
terlibat dan tidak memiliki sense o! belonging, sehingga hal ini jelas menyulitkan bagi
bagian akuntansi.
"elain beberapa hal teknis tersebut diatas, beberapa hal yang diidenti!ikasi turut berperan
dalam masalah pada laporan keuangan P$. %ereta &pi adalah +
,. &uditor 'nternal tidak berperan akti! dalam proses audit, yang berperan hanya &uditor
*ksternal.
.. %omite &udit tidak ikut dalam proses penunjukan auditor sehingga tidak terlibat dalam
proses audit.
-. Manajemen (termasuk auditor internal) tidak melaporkan kepada %omite &udit dan
%omite &udit juga tidak menanyakannya.
4. &danya ketidakyakinan manajemen akan laporan keuangan yang telah disusun,
sehingga ketika %omite &udit mempertanyakannya manajemen merasa tidak yakin.
Beberapa akti!itas bisnis P$. %ereta &pi yang juga berpotensi menimbulkan masalah di
kemudian hari adalah +
A &danya transaksi antara P$. %ereta &pi dan Negara yang kebijakan dan sistem
perhitungannya belum dipahami dan disepakati dengan baik (P"? + Publi# "er:i#e
?bligation, 'M? + 'n!rastru#ture Maintenan#e and ?peration, $& + $ra#k &##ess
harges)
A $ransaksi masa sebelumnya yang masih belum terselesaikan (BP7BD", perubahan
status perusahaan)
A Perubahan peraturan pemerintah (termasuk peraturan perpajakan)
A Penyelesaian Past "er:i#e >iability ;P"> Pensiun Pegawai
A 1UU Perkeretaapian dengan kemungkinan BUnbundlingC dari akti!itas perusahaan dan
keikutsertaan swasta
"?>U"' D&N 1*%?M*ND&"'
Dengan pembahasan kasus audit umum P$. %ereta &pi 'ndonesia, beberapa pelajaran
berharga dapat dipetik dari kasus tersebut, diantaranya adalah +
Pertama, perselisihan antara Dewan %omisaris dan Direksi sebenarnya dapat diselesaikan
dengan #ara yang lebih elegan. &pabila Dewan %omisaris merasa Direksi tidak #apable
memimpin perusahaan, Dewan %omisaris dapat mengusulkan kepada pemegang saham
untuk mengganti Direksi. 9al ini akan jauh lebih baik dan tentunya mampu
menghindarkan perusahaan dari so#ial #ost yang tidak perlu. "o#ial #ost seringkali timbul
karena publi# judgement yang sudah terlanjur dijatuhkan dan seringkali publi# judgement
ini tidak !air bagi perusahaan.
%edua, Dewan %omisaris merupakan suatu dewan, sehingga akan sangat ideal apabila
Dewan %omisaris mempunyai satu orang juru bi#ara yang mengatasnamakan seluruh
Dewan %omisaris sehingga Dewan %omisaris memiliki satu suara. Namun demikian
bukan berarti tidak diperkenankan adanya perbedaan pendapat dalam Dewan %omisaris.
Perbedaan pendapat diakomodir dengan jelas dalam dissenting opinion yang harus di#atat
dalam risalah rapat. Untuk itulah perlunya kebijaksanaan (wisdom) dari anggota Dewan
%omisaris untuk memilah-milah in!ormasi apa saja yang merupakan publi# domain dan
in!ormasi yang merupakan pri:ate domain. 9al ini terkait dengan pelaksanaan prinsip
GG yaitu transparansi, karena transparansi bukan berarti memberikan seluruh in!ormasi
perusahaan kepada semua orang, namun harus tepat sasaran dan memberikan nilai
tambah bagi perusahaan.
%etiga, sesuai dengan "& -5/, %omunikasi &uditor *ksternal dengan %omite &udit
merupakan !aktor yang sangat menentukan dalam proses audit suatu perusahaan. %asus
P$. %ereta &pi merupakan #erminan bahwa komunikasi yang intens antara &uditor
*ksternal dengan %omite &udit sangat diperlukan. %endala komunikasi yang dihadapi
pada kasus P$. %ereta &pi salah satunya dipi#u oleh adanya pergantian anggota %omite
&udit pada saat pelaksanaan audit. &uditor eksternal mengalami hambatan karena
terdapat kekosongan beberapa bulan sebelum anggota %omite &udit yang baru diangkat.
%eempat, komunikasi antara %omite &udit dengan 'nternal &uditor yang belum ter#ipta
dengan baik merupakan salah satu !aktor yang turut memiliki andil dalam memi#u kasus
ini. "ebagaimana diketahui bersama bahwa %omite &udit sangat mengandalkan 'nternal
&uditor dalam menjalankan tugasnya untuk mengetahui berbagai hal yang terjadi dalam
operasional perusahaan. "ebagai ilustrasi mengenai kurangnya komunikasi antara %omite
&udit dan &uditor 'nternal, sejak %omite &udit akti! "eptember .//0, sampai dengan
saat ini belum pernah satu kalipun terjadi komunikasi antara %omite &udit dengan
&uditor 'nternal untuk proses audit tahun buku .//3.
%elima, terkait dengan prinsip konsistensi yang harus diterapkan dalam akuntansi, perlu
ditekankan bahwa pelaksanaan prinsip konsistensi dengan tetap berpegang pada
pengetahuan dan prinsip akuntansi yang berlaku. Dengan demikian bukan berarti
kebijakan akuntansi yang telah dilakukan tahun lalu akan dianggap konsisten apabila
tahun ini tetap dilakukan.
%eenam, beberapa hal teknis yang pelru dipertimbangkan untuk dikembangkan adalah
P"&% yang khusus mengatur mengenai P"? (Publi# "er:i#e ?bligation), 'M?
('n!rastru#ture Maintenan#e and ?peration), $& ($ra#k &##ess harges) dan BP7BD"
serta komputerisasi akuntansi dan penyederhanaan #hart o! a##ount atau penyederhanaan
sistem akuntansi.
%husus untuk P$. %ereta &pi, beberapa masukan yang dapat diterapkan untuk
memperbaiki kondisi yang telah terjadi saat ini adalah +
,. %omite &udit tidak memberikan se#ond judge atas opini &uditor *ksternal, karena
opini sepenuhnya merupakan tanggung jawab &uditor *ksternal.
.. 9arus ada upaya untuk membenarkan kesalahan tahun-tahun lalu, karena konsistensi
yang salah tidak boleh dipertahankan. %esalahan-kesalahan sudah terakumulasi dari
tahun-tahun sebelumnya sehingga terdapat dua alternati!, yaitu di restatement atau
dikoreksi. %eputusan mengenai opsi yang dipilih sepenuhnya tergantung dari Badan
Peradilan Pro!esi &kuntan Publik (BP.&P), karena kasus P$. %ereta &pi sedang diproses
disana.
-. %omite &udit tidak berbi#ara kepada publik, karena esensinya %omite &udit adalah
organ Dewan %omisaris sehingga pendapat dan masukan %omite &udit harus
disampaikan kepada Dewan %omisaris. &pabila Dewan %omisaris tidak setuju dengan
%omite &udit namun %omite &udit tetap pada pendiriannya, %omite &udit dapat
men#antumkan pendapatnya pada laporan komite audit yang terdapat dalam laporan
tahunan perusahaan.
4. %omite &udit dan Dewan %omisaris sebaiknya melakukan inisiati! untuk membangun
budaya pengawasan dalam perusahaan melalui proses internalisasi, sehingga pengawasan
merupakan bagian tidak terpisahkan dari setiap organ dan indi:idu dalam organisasi.
0. %omite &udit berperan akti! dalam melakukan risk mapping, mengkoordinasikan
seluruh tahapan proses auditing, mulai dari penunjukan, pembuatan program,
menge:aluasi dan memberikan hasil e:aluasi kepada Dewan %omisaris, yang akan
mengkomunikasikannya kepada Direksi.
3. Manajemen menyusun laporan keuangan se#ara tepat waktu, akurat dan !ull dis#losure.
8. %omite &udit menjembatani agar semua pihak di perusahaan terlibat akti! dalam
pengawasan. %un#i untuk merekatkan semua pihak dijalankan oleh &uditor 'nternal yang
berkomunikasi intens dengan %omite &udit.
Pembelajaran menarik dalam aspek publi# go:ernan#e pada kasus ini adalah mengenai
Bantuan Pemerintah 7ang Belum Ditentukan "tatusnya (BP7BD"). "ebagai perwakilan
pemegang saham (yaitu Pemerintah), departemen teknis terkait dan %ementerian BUMN
seharusnya tegas dalam menentukan BP7BD" ini, apakah merupakan penyertaan modal
atau hutang. Dakta yang terjadi saat ini adalah BP7BD" statusnya tetap dibiarkan tidak
jelas sampai bertahun-tahun sehingga nilainya di beberapa BUMN men#apai triliunan
rupiah. 9al ini jelas akan berpotensi menimbulkan masalah di masa yang akan datang,
karena akan menyulitkan perusahaan dalam mengelompokkannya, apakah termasuk aset
atau kewajiban (liability).
$erlepas dari kasus audit umum P$. %ereta &pi 'ndonesia, #on#ern yang mengemuka
terkait dengan &uditor *ksternal adalah merebaknya praktek penipuan dan manipulasi
yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dengan mengatasnamakan
%antor &kuntan Publik yang ada atau memalsukan;membuat nama %antor &kuntan
Publik yang sebenarnya tidak terda!tar sebagai akuntan publik.
"e#ara prinsip %omite &udit sangat tergantung pada akuntan publik. $erkait dengan
praktek penipuan tersebut, untuk meningkatkan #itra pro!esi '&' %ompartemen &kuntan
Publik telah membentuk Dewan 1e:iew Mutu untuk mere:iew mutu pekerjaan akuntan
publik. Untuk itu peran akti! pengguna jasa akuntan publik sangat dibutuhkan karena
hanya dengan pengaduan suatu tindakan penipuan atau manipulasi dapat ditindaklanjuti
oleh '&'.
http+;;jansenrudiantosinaga.blogspot.#om;./,/;/4;bedah-kasus-audit-umum-pt-kereta-
api.html<EF=0!e,20-!/ad!!d28
Komisaris Bongkar Dugaan Manipulasi
Laporan Keuangan PT Kereta Api
1abu, .3 6uli .//3 ,5+00 G'B
Jakarta (ANTARA News) - %omisaris P$ %ereta &pi mengungkapkan adanya
manipulasi laporan keuangan BUMN tersebut di mana seharusnya perusahaan merugi
namun dilaporkan memperoleh keuntungan.
H"aya tahu bahwa ada sejumlah pos yang sebetulnya harus dinyatakan sebagai beban bagi
perusahaan tetapi malah dinyatakan masih sebagai aset perusahaan. 6adi ada trik
akuntansi,H kata salah satu %omisaris P$ %ereta &pi, 9ekinus Manao di 6akarta, 1abu.
'a menyebutkan, hingga kini dirinya tidak mau menandatangani laporan keuangan itu
karena adanya ketidakbenaran dalam laporan keuangan BUMN perhubungan itu.
H"aya tahu laporan yang diperiksa oleh akuntan publik itu tidak benar karena saya sedikit
banyak mengerti akuntansi, yang mestinya rugi dibuat laba,H kata penyandang Master o!
&##ountan#y, ase Gestern 1eser:e Uni:ersity, le:eland, ?hio U"& tahun ,22/.
&kibat tidak ada tanda tangan dari satu komisaris, rapat umum pemegang saham (1UP")
P$ %ereta &pi yang seharusnya dilaksanakan sekitar awal 6uli .//3 ini juga harus
dipending.
H7ang jelas 1UP" dari P$ %ereta &pi sampai hari ini distop karena saya tidak mau tanda
tangan. 9arusnya awal 6uli .//3, #uma ditunda karena saya sebagai komisaris tidak
menyetujui laporan kantor akuntan publik,H kata penyandang Do#tor o! Business
&dministration le:eland "tate Uni:ersity ?hio U"& ,220.
'a mengatakan, dirinya meminta agar laporan itu dikoreksi, dan koreksi akan BUMN itu
tidak untung tetapi rugi.
H'ni praktek-praktek akuntansi sebetulnya yang mengerti orang
akuntansi dan auditornya membiarkan begitu saja,H kata 9ekinus yang juga Direktur dan
&kuntansi Ditjen Perbendaharaan Departemen %euangan.
Mengenai berapa angka kerugiannya, 9ekinus mengatakan, tidak bisa memastikan, yang
jelas ada sejumlah pos yang sebetulnya harus dinyatakan sebagai beban tapi masih
dinyatakan sebagai aset perusahaan.
'a menyebutkan, setelah sekitar lima tahun bertugas sebagai eselon '' di Depkeu, dirinya
baru mendapat kesempatan untuk menjadi komisaris di BUMN.
H"elama sekitar enam bulan jadi komisaris, saya merasa sedih, bukan saja karena di
jaman saya ada kereta berjalan mundur, tapi juga karena pelaksanaan !ungsi komisaris
sangat menyedihkan, saya jadi barang aneh di sana,H katanya.
%epada direksi BUMN itu, ia meminta agar segera memperbaiki laporan keuangan itu
dan juga untuk kebaikan BUMN itu di masa yang akan datang.
H"aya bongkar masalah ini supaya jajaran direksi memperbaikinya karena tidak hanya
direksi yang punya BUMN itu tetapi juga lainnya, sementara saya mungkin #uma
sebentar dan besok mungkin keluar,H katanya.
"ementara itu %etua Badan Pemeriksa %euangan (BP%) &nwar Nasution mengatakan,
hingga saat ini audit BP% sama sekali belum menyentuh P$ %ereta &pi karena
kemampuan anggaran dan personil yang terbatas.
Menurut &nwar, BP% dapat melakukan audit terhadap BUMN baru-baru ini saja itu pun
tidak menyeluruh karena kemampuan yang terbatas.
HBP% bisa melakukan audit terhadap BUMN baru-baru ini saja, dulu mana boleh BP%
melakukan audit terhadap BUMN. Dulu tidak boleh masuk ke Pertamina, bank-bank
pemerintah, Bank 'ndonesia dan lainnya,H katanya.(I)
Editor: Bambang
?P71'G9$ J ./,,
Ikuti berita terkini i !anp!one ana i m"antaranews"#om
Kapanlagi"#om - Manajemen P$ %ereta &pi (%&) menegaskan, laporan keuangan sejak
.//. hingga saat ini harus dikoreksi jika ternyata dugaan manipulasi laporan
sebagaimana disampaikan salah seorang komisarisnya benar adanya.
H%alau hasil Badan Peradilan 'katan &kuntan 'ndonesia ('&') ternyata dugaan manipulasi
seperti yang disampaikan salah seorang komisaris benar, berarti laporan keuangan sejak
.//. harus dikoreksi,H kata Direktur %euangan P$ %& &hmad %un#oro usai memberikan
penjelasan soal kinerja perseroan semester ' .//3 di 6akarta, "elasa (,0;/5).
9adir dalam kesempatan itu, Dirut P$ %&, 1onny Gahyudi dan %omisaris Utama P$
%&, "oemino *kosaputro yang juga Dirjen Perkeretaapian.
"alah satu komisaris BUMN Perkeretaapian itu, 9ekinus Manao sebelumnya
mengungkapkan dugaan adanya manipulasi laporan keuangan BUMN tersebut di mana
seharusnya perusahaan merugi namun dilaporkan memperoleh keuntungan.
H"aya tahu bahwa ada sejumlah pos yang sebetulnya harus dinyatakan sebagai beban bagi
perusahaan tetapi malah dinyatakan masih sebagai aset perusahaan. 6adi ada trik
akuntansi,H kata 9ekinus sebelumnya.
%un#oro mengakui pihaknya pada 2 &gustus .//3 sudah berkirim surat ke '&' untuk
mempertanyakan masalah itu dan mempertegas kebenarannya. H%arena apa pun
komentar mereka, >aporan %euangan yang dinilai Gajar $anpa "yarat itu akan tetap
dibawa ke 1apat Umum Pemegang "aham (1UP"),H katanya.
Upaya-upaya itu untuk menegaskan bahwa, tambahnya, manajemen tak memiliki itikad
untuk melakukan upaya manipulasi terhadap laporan keuangan tersebut atau tindakan
lainnya.
Berawal ari Piutang
Pada kesempatan itu, %un#oro kembali mempertegas bahwa adanya laporan keuangan
yang HsalahH itu karena sejak ,225-.//., dalam laporan keuangan P$ %&, unsur piutang
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) angkutan penumpang dan kargo konsumen tak
dimasukkan dalam nera#a sebagai piutang.
H$etapi prakteknya, BP% merekomendasi sebagai piutang PPN yang tak tertagih sehingga
ada potensi PPN sebesar 1p25 miliar hingga saat ini masih di#atat sebagai piutang,H
katanya.
&kibatnya, ketika pada .//0, setelah diaudit oleh %antor &kuntan Publik ". Manan,
diperoleh laporan konsolidasi keuangan yang menyebutkan P$ %& untung 1p3,2 miliar.
H&da pendapat hal itu terjadi (untung, red) karena potensi PPN Piutang tersebut masuk
sebagai pendapatan dalam nera#a, padahal tidak semestinya seperti itu dan untuk ini kami
minta pendapat kepada '&' soal benar atau tidaknya dugaan itu,H katanya.
atatan P$ %& menyebutkan, ternyata dari sekian konsumen, umumnya kargo, yang
menunggak PPN tak tertagih sejak ,225-.//- adalah P$ Pertamina 1p-,5 miliar, P$
$ambang Batu Bara Bukit &sam (B&) 1p,,,,, miliar, P$ "emen Baturaja 1p,,2 miliar
dan P$ Gira Daya >intas "ukses 1p,,- miliar. ($%lpk)
http+;;berita.kapanlagi.#om;ekonomi;nasional;pt-ka-keuangan-sejak-.//.-harus-dire:isi-
jika-dugaan-manipulasi-#ylw20e.html
Senin, 08 Juni 2009
Pentingn&a Laporan Kiner'a Keuangan (ang Ju'ur Dan
Pembena!an Internal
Latar Belakang Masala!
$ransparansi serta kejujuran dalam pengelolaan lembaga yang merupakan salah satu
deri:asi amanah re!ormasi ternyata belum sepenuhnya dilaksanakan oleh salah satu
badan usaha milik negara, yakni P$ %ereta &pi 'ndonesia. Dalam laporan kinerja
keuangan tahunan yang diterbitkannya pada tahun .//0, ia mengumumkan bahwa
keuntungan sebesar 1p. 3,2/ milyar telah diraihnya. Padahal, apabila di#ermati,
sebenarnya ia harus dinyatakan menderita kerugian sebesar 1p. 3- milyar.
%erugian ini terjadi karena P$ %ereta &pi 'ndonesia telah tiga tahun tidak dapat menagih
pajak pihak ketiga. $etapi, dalam laporan keuangan itu, pajak pihak ketiga dinyatakan
sebagai pendapatan. Padahal, berdasarkan standar akuntansi keuangan, ia tidak dapat
dikelompokkan dalam bentuk pendapatan atau asset. Dengan demikian, kekeliruan dalam
pen#atatan transaksi atau perubahan keuangan telah terjadi di sini.
Di lain pihak, P$ %ereta &pi 'ndonesia memandang bahwa kekeliruan pen#atatan
tersebut hanya terjadi karena perbedaan persepsi mengenai pen#atatan piutang yang tidak
tertagih. $erdapat pihak yang menilai bahwa piutang pada pihak ketiga yang tidak
tertagih itu bukan pendapatan. "ehingga, sebagai konsekuensinya P$ %ereta &pi
'ndonesia seharusnya mengakui menderita kerugian sebesar 1p. 3- milyar. "ebaliknya,
ada pula pihak lain yang berpendapat bahwa piutang yang tidak tertagih tetap dapat
dimasukkan sebagai pendapatan P$ %ereta &pi 'ndonesia sehingga keuntungan sebesar
1p. 3,2/ milyar dapat diraih pada tahun tersebut.
Dalam masalah ini, indikasi terjadinya ke#urangan dalam penyajian laporan keuangan
terlihat. Padahal, setiap ke#urangan yang terjadi pada suatu lembaga, terlebih lagi
lembaga yang memiliki keterkaitan dengan pelayanan kepada publik, pada akhirnya
merugikan banyak pengampu kepentingan. Memang, auditor eksternal dalam hal ini
kantor akuntan publik ". Manan K &sso#iates telah dilibatkan peranannya untuk
melakukan audit atas laporan keuangan P$ %ereta &pi 'ndonesia. Namun, hal itu tidak
dapat menjamin bahwa laporan keuangan yang benar pasti telah ditampilkan.
Bagaimanapun, akuntan publik maupun lembaganya bukanlah subyek yang sama sekali
bebas dari kepentingan atau mampu membebaskan dirinya dari godaan uang. %urang
hebat bagaimana reputasi &rthur &ndersen K oLs selaku auditor sekaligus lembaga
konsultan manajemen internasional tersohor. $etapi, ternyata ia tergoda juga untuk
berlaku lan#ung pada kasus *nron *nergy, 'n#. $indakan #urang yang dilakukan dengan
memanipulasi kinerja manajerial serta keuangan *nron *nergy, 'n#. akhirnya membuat
banyak pihak terpuruk setelah perusahaan penyedia energi itu terhukum karena
perbuatannya. Diduga, manipulasi laporan keuangan P$ %ereta &pi 'ndonesia telah
terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. "ehingga, akumulasi permasalahan terjadi disini.
Pemba!asan
Penerapan sistem pengendalian manajemen (management #ontrol system) yang baik amat
dibutuhkan oleh setiap lembaga tanpa pandang bidang yang ditekuni maupun
karakteristik kegiatannya. 'a harus diterapkan agar suatu lembaga kuat, berkembang
dengan baik serta memiliki keunggulan yang berkelanjutan. "alah satu unsur utama
sistem pengendalian manajemen adalah laporan keuangan beserta proses audit
terhadapnya. Mengingat peran pentingnya bagi lembaga itulah, laporan keuangan dan
proses auditnya harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip ideal-normati! yang
diberlakukan terhadapnya. $erkait dengan proses audit terhadap laporan keuangan yang
telah dibuat oleh suatu lembaga, pihak auditor internal maupun eksternal adalah pihak-
pihak yang mungkin dipilih untuk melakukannya. Pada umumnya, bagi lembaga yang
mempunyai bidang kegiatan yang besar dan kompleks, auditor eksternal Mdalam hal ini
kantor akuntan publik- selalu dilibatkan dalam proses audit laporan keuangan untuk
periode tertentu.
"uatu lembaga seperti halnya P$ %ereta &pi 'ndonesia memang memiliki kewenangan
untuk menyusun laporan keuangannya dan memilih auditor eksternal untuk melakukan
proses audit terhadap laporan keuangan tersebut. $etapi, ada hal mendasar yang harus
diperhatikannya sebagai wujud penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good
#orporate go:ernan#e). &uditor eksternal yang diper#ayai harus benar-benar memiliki
integritas serta prosesnya harus terlaksana berdasarkan kaidah-kaidah yang telah diakui
:aliditasnya, dalam hal ini Pedoman "tandar &kuntansi %euangan dan "tandar
Pro!esional &kuntan Publik. "elain itu, auditor eksternal wajib melakukan komunikasi
se#ara benar dengan komite audit yang ada pada P$ %ereta &pi 'ndonesia. "e#ara tidak
langsung, upaya ini menunjang perwujudan tanggung jawab sosial perusahaan kepada
masyarakat luas sebagai salah satu pengampu kepentingan. "eperti halnya yang telah
diketahui bersama, hal ini jelas mempunyai dimensi etis.
"ebagaimana yang telah digariskan dalam peraturan terkait perseroan terbatas,
pengawasan terhadap akti:itas manajerial dilaksanakan oleh dewan komisaris (board o!
#ommisionaries). Pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris memiliki tiga !ungsi
yakni
,) memberikan saran kepada direksi tentang bagaimana ia harus bersikap (ad:ising).
.) melindungi perusahaan dari hal-hal yang tidak diharapkan dengan memberikan
argumen dan pendapat independen yang kuat atas kejadian yang mungkin merugikan
maupun melanggar kaidah-kaidah tata kelola perusahaan yang baik (prote#ting).
-) mengawasi pengelolaan perusahaan agar mampu men#iptakan nilai yang optimal bagi
para pengampu kepentingan (super:ising).
Dari beberapa anggota yang ada, terdapat salah satunya yang merangkap sebagai ketua
komite audit. %omite audit membantu dewan komisaris supaya tiga !ungsi diatas dapat
dilakukan se#ara baik walaupun ia memang tidak diperkenankan berbi#ara kepada pihak
luar karena ia adalah alat (tools) dewan komisaris. %ontribusi peran tersebut dilaksanakan
dengan beberapa #ara diantaranya adalah
,) meninjau ulang ren#ana audit (audit plan).
.) memberikan masukan dalam pemilihan auditor eksternal dalam hal kelayakannya.
-) memeriksa berbagai transaksi yang besar.
4) memberikan masukan mengenai sistem pengendalian internal.
0) melakukan pengkajian terhadap laporan kinerja manajemen dan keuangan agar dapat
dipahami oleh seluruh anggota dewan komisaris.
Pada akhirnya, melalui kontribusi peran yang dimilikinya, komite audit diharapkan
mampu menjembatani komunikasi antara dewan direksi dan dewan komisaris. Upaya itu
penting artinya sebab soliditas manajerial dalam suatu lembaga memang sangat
diinginkan untuk terwujud karenanya. $entunya, lembaga seperti halnya P$ %ereta &pi
'ndonesia tidak menginginkan terjadinya perbedaan pandangan antara dewan direksi dan
dewan komisaris. %eadaan tersebut bisa menimbulkan keterpe#ahan dan merugikan
keberlanjutan lembaga.
Badan usaha milik negara ini memang mempunyai banyak stasiun, depo, dan gudang
penyimpanan logistik. Penyusunan laporan keuangan dan proses audit tentu rumit serta
membutuhkan lebih banyak perhatian. Namun, keadaan itu hendaknya tidak dijadikan
alasan pembenar bagi P$ %ereta &pi 'ndonesia untuk tidak melakukannya se#ara benar.
Pedoman dan standar untuk menyusun laporan keuangan serta proses auditnya telah lama
disosialisasikan oleh pemerintah sebagai regulator. Gaktu untuk mempelajari,
menyesuaikan, dan menerapkannya dalam tatanan lembaga telah diberikan. "ementara,
berkat kemajuan teknologi in!ormatika serta komunikasi, sistem akuntansi berbasiskan
komputer yang bisa mempermudah pen#atatan seluruh transaksi keuangan dapat
diran#ang.
Melalui sistem akuntansi seperti itu, transaksi keuangan dari berbagai tempat terpisah
dapat di#atat, dipantau, diorganisasikan, serta dikendalikan. 6arak tidak menjadi
permasalahan karena dukungan sistem komunikasi melalui satelit saat ini sudah demikian
mudah diupayakan dari berbagai perusahaan penyedia jasa guna mewujudkan sistem
yang on-line si!atnya. "udah barang tentu, kehendak untuk tetap mewujudkan
transparansi maupun kejujuran harus tetap ditanamkan selain pen#iptaan mekanisme
penangkal beragam kemungkinan gangguan se#ara elektronik.
Disamping permasalahan yang bersi!at teknis, P$ %ereta &pi 'ndonesia tidak boleh
mengabaikan dimensi organisasional penyusunan laporan keuangan dan proses audit.
"etiap bagian lembaga yang ada di dalamnya hendaknya diberi pemahaman masalah
esensial akuntansi dan keuangan yang ada pada walaupun sudah barang tentu porsinya
berbeda dengan bagian yang menangani akuntansi serta keuangan se#ara khusus. Upaya
ini penting untuk dilakukan guna membangun kesepahaman (understanding) diantara
seluruh unsur lembaga. "elanjutnya, soliditas kelembagaan diharapkan ter#ipta sehingga
mempermudah penerapan sistem pengendalian manajemen di dalamnya. Dari sudut
pandang etis, apa yang dilakukan tersebut adalah bentuk penghargaan atas peran setiap
bagian dalam lembaga.
Dalam suatu lembaga, kejujuran dalam hubungan kerja internal sebagai wujud penerapan
etika bisnis (Pro!. Dr. "onny %era!, ,225) harus ditegakkan. Untuk itulah, peran auditor
internal harus dilibatkan dalam proses audit agar pandangan menyeluruh mengenai
kondisi keuangan perusahaan diperoleh. "edangkan komite audit harus dipastikan terlibat
dalam proses penunjukan auditor eksternal. %eduanya harus diberi keper#ayaan sesuai
dengan kemampuan yang dipunyai. Dengan terlibatnya mereka, rasa ikut memiliki (sense
o! belonging) pada lembaga kemudian dapat terbangun. "elain itu, akuntabilitas dalam
bidang keuangan memperoleh penguatan. Perusahaan bisa menentukan kepada siapa
wewenang didelegasikan serta tanggung jawab dapat ditagih.
Mengingat P$ %ereta &pi 'ndonesia adalah badan usaha yang memiliki bidang kegiatan
pelayanan kepentingan umum (publi# utility), maka ia pasti mempunyai keterkaitan dan
dan kepentingan dengan negara. %arenanya, ada beberapa masalah yang harus segera
diselesaikan dan diperjelas penanganannya. Misalnya saja, publi# ser:i#e obligation,
in!rastru#ture maintenan#e and operation, serta tra#k a##ess #harge. Demikian pula
masalah dana pensiun para pegawainya maupun beberapa perubahan kelembagaan yang
terjadi karena peraturan pemerintah. Penuntasan beberapa masalah itu memang amat
dibutuhkan karena apabila belum tuntas, pelayanan kepada publik sulit untuk
dioptimalkan kinerjanya. Bukan tidak mungkin, kemajuan pembangunan akan terhambat.
Demi kebaikan dirinya, P$ %ereta &pi 'ndonesia memang harus bersedia melakukan
pembenahan internal se#ara serius. Masyarakat menginginkan perusahaan ini
menampilkan kinerja yang semakin bagus. %arenanya, ia harus men#iptakan kondisi
yang kondusi! terhadap pelaksanaan pengelolaan perusahaan yang bertanggung jawab.
Para pegawai sudah sepantasnya diarahkan untuk menjadi pekerja yang jujur dan #akap
dengan mekanisme imbalan serta hukuman yang adil. Berbagai kemungkinan
penyelewengan haruslah diidenti!ikasikan, diikuti perkembangannya, serta ditutup agar
tidak menjadi penyakit bagi perusahaan. Disamping itu, para anggota dewan direksi dan
dewan komisaris dipilih melalui mekanisme penilaian kepantasan dan kelayakan (!it and
proper test) yang ketat. 1ekam jejak (tra#k re#ord) mereka haruslah ditelusuri se#ara
amat detil mengingat mereka mempunyai kedudukan strategis. "edangkan beragam asset
yang dimiliki harus diin:entarisasikan se#ara #ermat untuk meminimalkan kemungkinan
terlepasnya pada pihak lain yang tidak berhak. %oordinasi dengan berbagai lapisan
pemerintah harus dijalin dengan baik. Pada saat kondisi memang mendesak, %omisi
Pemberantasan %orupsi hendaknya diberi dukungan kuat untuk melakukan penyelidikan
terhadap penyalahgunaan wewenang di sini.
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan serta pembahasan masalah di atas, beberapa hal dapat
disimpulkan. Diantaranya adalah
,) Penyusunan laporan keuangan serta proses audit adalah salah satu unsur utama sistem
pengendalian manajemen. Mengingat peran pentingnya bagi lembaga itulah, laporan
keuangan dan proses auditnya harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip ideal-
normati! serta etis yang diberlakukan terhadapnya.
.) Proses audit laporan keuangan memang membuka peluang bahkan pada kondisi
tertentu mensyaratkan pelibatan auditor eksternal. Untuk itu, auditor eksternal yang
dipilih haruslah diakui integritasnya serta prosesnya harus terlaksana berdasarkan kaidah-
kaidah yang telah diakui :aliditasnya, dalam hal ini Pedoman "tandar &kuntansi
%euangan dan "tandar Pro!esional &kuntan Publik.
-) Pengawasan terhadap akti:itas manajerial dewan direksi yang dilaksanakan oleh
dewan komisaris dinilai makin membutuhkan kontribusi komite audit agar semakin
optimal. "elain itu, komite audit diharapkan mampu menjembatani komunikasi antara
dewan direksi dan dewan komisaris guna men#iptakan soliditas manajerial.
4) Pemberian pemahaman masalah esensial akuntansi dan keuangan yang ada pada
seluruh bagian lembaga dengan proporsi yang tepat adalah penting untuk membangun
kesepahaman diantara seluruh unsur lembaga.
0) Penyelesaian dan upaya memperjelas berbagai masalah yang berhubungan dengan
negara penting dilakukan agar P$ %ereta &pi 'ndonesia bisa meningkatkan kinerjanya
dalam hal pelayanan kepada publik.
)aran
&dapun beberapa saran yang dapat dikemukakan dalam hal ini adalah
,) 9ubungan pro!essional kelembagaan yang etis antara dewan direksi, dewan komisaris,
serta komite audit harus terus dipertahankan karena ia mampu menentukan keberlanjutan
lembaga.
.) &uditor eksternal serta komite audit haruslah melakukan komunikasi yang baik dalam
proses audit dalam lembaga agar tidak terjadi kesalahan dalam memandang sesuatu
masalah dalam proses audit itu. Demikian pula antara auditor internal serta komite audit
mengingat pandangan menyeluruh mengenai kondisi keuangan perusahaan tentunya
dimiliki oleh komite audit.
-) P$ %ereta &pi 'ndonesia harus menerapkan prinsip-prinsip standar akuntansi yang
berlaku sebagai bentuk pertanggung jawaban etis.
4) Pedoman "tandar &kuntansi %euangan mengenai publi# ser:i#e obligation,
in!rastru#ture maintenan#e and operation, serta tra#k a##ess #harge harus segera
dimintakan kepada pemerintah guna mendapatkan kejelasan untuk periode mendatang.
0) P$ %ereta &pi 'ndonesia hendaknya melakukan perbaikan internal se#ara
berkesinambungan dan bersedia mengadopsikan berbagai hal yang membawa kemajuan
baginya.
http+;;mulydela:ega.blogspot.#om;.//2;/3;pentingnya-laporan-kinerja-keuangan.html
Muliawan Hamdani, S.E. Staff edukatif Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bank BPD Jateng. Saat
ini tengah menempuh studi lanjut pada Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Uniersitas
Slamet !i"adi Surakarta.
Da*tar Pustaka
,) *tika Bisnis dan Bisnis 7ang Beretika. http+;;no!ieiman.#om;.//3;,/;etika-bisnis-dan-
bisnis-beretika;.
.) *tika BisnisN $untutan dan 1ele:ansinya. Dr. &. "onny %era!. 6akarta N Penerbit
%anisius, ,225.
-) *tika Bisnis. http+;;edratna.wordpress.#om;.//3;,.
4) >aporan %euangan P$ %&' Diduga Dimanipulasi. %ompas, Desember .//0.
)ugi!arto+ KAP tak bisa ,bermain,
6&%&1$&+ %ementerian BUMN menilai sistem dan proses pemilihan %antor &kuntan
Publik (%&P) yang akan mengaudit laporan keuangan BUMN telah berjalan baik,
sehingga tidak memberi peluang kepada %&P untuk nakal.
Menneg BUMN "ugiharto menegaskan pemilihan %&P dilakukan melalui mekanisme
beauty #ontest yang selama ini berjalan maksimal, sehingga tidak memungkinkan %&P
ObermainO. Pembobotan dalam memilih %&P dari mekanisme itu, katanya, biasanya
diajukan kepada 1UP" dan kemudian diumumkan siapa yang menjadi akuntan.
HDengan sistem tersebut 'nsya &llah tidak ada %&P dan BUMN nakal. *h bukan... saya
tidak menjamin karena itu suatu pro!esi yang wasit di tangan Menkeu dan 'katan &kuntan
'ndonesia P'&'Q,H jelas dia seusai mendampingi Presiden "usilo Bambang 7udhoyono
menerima kunjungan "enior &ustralian Business and 'n:estment Mission di %antor
%epresidenan, kem
Dia mengatakan itu menanggapi usulan %etua Badan Pemeriksa %euangan &nwar
Nasution tentang pen#abutan iEin sejumlah akuntan dan %&P pada menteri keuangan,
terutama yang mengaudit BUM
"ugiharto berharap agar masyarakat tidak menghakimi bahwa %&P yang melakukan
manipulasi data keuangan BUMN. "ebab, lanjut dia, dalam dunia akuntansi dikenal
adanya justi!ikasi oleh manajemen. "edangkan pengertian manipulasi yang berkembang
di masyarakat adalah sesuatu yang mengandung unsur kesengajaan untuk memberikan
penyesatan orang yang memba#a laporan keuangan.
Dia menjelaskan jika ada kasus manipulasi data keuangan, !orum Dewan %ehormatan
'&' akan melakukan sidang untuk melihat apakah anggotanya melakukan kelalaian atau
tidak.
H'tu harus dilihat dari standar pro!esi mereka. &kuntan publik merupakan salah satu
pro!esi yang memiliki kode etik yang kuat. 7ang berhak memberikan penilaian adalah
Menkeu selaku pemberi iEin dan ikatan pro!esi. 'tu bukan domain saya untuk
mengomentari,H katanya.
$anggung jawab manajemen
"ementara itu, &hmadi 9adibroto, %etua Dewan Pengurus Nasional 'katan &kuntan
'ndonesia mengatakan tanggung jawab akuntan publik terbatas pada opini yang
diberikan, sedangkan materi laporan keuangan itu sendiri tetap menjadi tanggung jawab
manajemen.
Produk akuntan publik dalam mengaudit laporan keuangan, katanya, adalah opini atau
pernyataan terhadap kewajaran laporan keuangan, sedangkan tanggung jawab laporan
keuangan tetap ada pada manajemen perusahaan.
H>aporan keuangan bukan bikinan akuntan, tapi manajemen perusahaan. Bagaimana
mungkin akuntan harus bertanggung jawab terhadap sesuatu yang bukan hasil karyanya<H
katanya kemarin
1uang lingkup tanggung jawab seperti itu merupakan praktik yang terjadi di seluruh
dunia, bukan hanya di 'ndonesia. &kuntan publik dalam bekerja, kata dia, terbatas untuk
menilai kewajaran suatu laporan keuangan dengan data yang tersedia, bukan untuk
men#ari kesalahan. H6ika tujuannya men#ari kesalahan dalam laporan keuangan, yang
diperlukan adalah audit khusus, bukan audit umum,H katanya.
&tas dasar itu, &hmadi meminta semua pihak berhati-hati dalam menyampaikan
penilaian atau pernyataan mengenai tanggung jawab akuntan publik. H$idak semudah itu
untuk mem:onis siapa yang salah.H
Dia menunjuk kasus laporan keuangan P$ %ereta &pi 'ndonesia yang ditolak oleh dewan
komisaris;komite audit BUMN tersebut. 9ekinus Manao, selaku %omisaris dan %omite
&udit P$ %&', menolak menandatangani >aporan %euangan .//0-yang diaudit oleh ".
Manan-karena dinilai terjadi kesalahan dalam penerapan perlakuan akuntansi dan ada
dugaan telah terjadi rekayasa; manipulasi dalam penyusunan laporan keuangan tersebut
Padahal, lanjut &hmadi, ". Manan hanya melanjutkan apa yang telah dilakukan auditor
P$ %&' sebelumnya yaitu Badan Pemeriksa %euangan.
"eharusnya, kelalaian P$ %&' tidak memungut pajak pertambahan nilai terhadap rekanan
yang mulai terjadi paling tidak sejak tahun buku .//- sudah di#adangkan sebagai
kerugian mulai tahun .//- atau paling lambat tahun .//4. H"ebab peluang untuk
menagih PPN dari rekanan praktis tidak mungkin lagi.H
Dengan demikian, jika ". Manan sebagai auditor P$ %&' tahun buku .//0 dianggap
salah, maka hal yang sama juga berlaku bagi BP% yang menjadi auditor untuk tahun-
tahun sebelumnya.
H$erhadap perbedaan pendapat antara manajemen %&' dan komisaris;komite audit,
apabila pendapat komisaris;komite audit yang benar maka kesalahan penyajian laporan
keuangan tersebut telah terjadi selama bertahun-tahun, setidak-tidaknya sejak .//. atau
.//-,H katanya.
%ewajiban %&' membayar "urat %etetapan Pajak ("%P) PPN sebesar 1p20,. miliar yang
diterbitkan Ditjen Pajak pada akhir .//- disajikan dalam laporan keuangan sebagai
piutang;tagihan kepada beberapa pelanggan yang seharusnya menjadi penanggung pajak
tersebut.
Manajemen %&', katanya, tidak melakukan pen#adangan kerugian terhadap
kemungkinan tidak tertagihnya kewajiban pajak tersebut karena upaya penagihan masih
berlangsung. (M. 1o#hmad Purboyo)
?leh Gajah %usumo http+;;www.pajak.///.#om;newsRprint.php<id=,,5.
EXECU!"E #U$$%&' ()&U$ *)$!E %U+! ,-
B-DA. KA)/) A/DIT /M/M PT" K-R-TA API IND0N-)IA + )-B/A. P-MB-LAJARAN
M-NARIK DALAM M-MA.AMI PR0)-) 121 BA1I PARA K0MI)ARI)3 DIR-K)I3 DAN
K0MIT- A/DIT
()leh !*%! )
$engamati kasus.kasus /ang ter0adi baik di BU$1 maupun 2erusahaan 2ublik3 mungkin dapat
disimpulkan sementara bah4a penerapan proses GCG masih setengah hati3 belum dipahami dan
diterapkan seutuhn/a3 terutama oleh top management sebagai pengambil keputusan strate0ik. erlebih lagi
pemahaman pemegang saham atas GCG /ang masih belum memadai. 2embedahan kasus /ang ter0adi di
perusahaan BU$1 atas proses penga4asan /ang e5ekti5 akan dapat men0adi suatu pembela0aran /ang
menarik dan kiran/a dapat kita hindari apabila kita dihadapkan pada situasi /ang sama. #alah satu
contohn/a adalah kasus audit umum /ang dialami oleh 2. *ereta %pi !ndonesia (2. *%!). *asus ini
menun0ukkan bagaimana proses tata kelola /ang di0alankan dalam suatu perusahaan3 dan bagaimana
peran dari tiap.tiap organ penga4as didalam memastikan pen/a0ian laporan keuangan tidak salah sa0i
dan mampu menggambarkan keadaan keuangan perusahaan /ang sebenarn/a.
P*ND&9U>U&N
Menerapkan proses GG dalam suatu perusahaan bukanlah merupakan suatu proses yang mudah.
Diperlukan konsistensi, komitmen, dan pemahaman yang jelas dari seluruh stakeholders perusahaan
mengenai bagaimana seharusnya proses tersebut dijalankan. &pabila ketiga hal tersebut diatas masih belum
dimiliki oleh perusahaan, maka dapat dipastikan bahwa GG bagi perusahaan hanya sebagai pemenuhan
peraturan (!ormalitas) dan belum dapat dianggap sebagai bagian dari sistem pengawasan yang e!ekti!.
Mengamati kasus-kasus yang terjadi baik di BUMN maupun Perusahaan Publik, mungkin dapat
disimpulkan sementara bahwa penerapan proses GG masih setengah hati, belum dipahami dan diterapkan
seutuhnya, terutama oleh top management sebagai pengambil keputusan stratejik. $erlebih lagi pemahaman
pemegang saham atas GG yang masih belum memadai. Pembedahan kasus yang terjadi di perusahaan
BUMN atas proses pengawasan yang e!ekti! akan dapat menjadi suatu pembelajaran yang menarik dan
kiranya dapat kita hindari apabila kita dihadapkan pada situasi yang sama.
"alah satu #ontohnya adalah kasus audit umum yang dialami oleh P$. %ereta &pi 'ndonesia (P$. %&').
%asus ini menunjukkan bagaimana proses tata kelola yang dijalankan dalam suatu perusahaan, dan
bagaimana peran dari tiap-tiap organ pengawas didalam memastikan penyajian laporan keuangan tidak
salah saji dan mampu menggambarkan keadaan keuangan perusahaan yang sebenarnya.
"ebagai perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pelayanan publik, P$. %&' memiliki business
en:ironment yang berbeda dengan perusahaan swasta lainnya dan merupakan pembelajaran yang menarik
bagi perusahaan lainnya terutama mengenai bagaimana mambangun pengawasan yang e!ekti!. %asus ini
juga dapat menjadi pembelajaran bagi departemen teknis maupun %ementerian BUMN sebagai wakil
pemegang saham untuk menerapkan publi# go:ernan#e.
P*MB&9&"&N %&"U" P$. %*1*$& &P' 'ND?N*"'&
%asus P$. %&' bermuara pada perbedaan pandangan antara Manajemen dan %omisaris, khususnya
%omisaris yang merangkap sebagai %etua %omite &udit dimana %omisaris tersebut menolak menyetujui
dan menandatangani laporan keuangan yang telah diaudit oleh &uditor *ksternal. Dan %omisaris meminta
untuk dilakukan audit ulang agar laporan keuangan dapat disajikan se#ara transparan dan sesuai dengan
!akta yang ada.
Perbedaan pandangan antara Manajemen dan %omisaris bersumber pada perbedaan pendapat atas 4
(empat) hal, yaitu +
,. Masalah piutang PPN.
Piutang PPN per -, Desember .//0 senilai 1p. 20,. milyar, menurut %omite &udit harus di#adangkan
penghapusannya pada tahun .//0 karena diragukan kolektibilitasnya, tetapi tidak dilakukan oleh
manajemen dan tidak dikoreksi oleh auditor. Manajemen menganggap bahwa pemberian jasa yang
dilakukannya tidak kena PPN, namun karena Dirjen Pajak menagih PPN atas jasa tersebut, P$. %&'
menagih PPN tersebut kepada pelanggan.
.. Masalah Beban Ditangguhkan yang berasal dari penurunan nilai persediaan.
"aldo beban yang ditangguhkan per -, Desember .//0 sebesar 1p. 3 milyar yang merupakan penurunan
nilai persediaan tahun .//. yang belum diamortisasi, menurut %omite &udit harus dibebankan sekaligus
pada tahun .//0 sebagai beban usaha.
-. Masalah persediaan dalam perjalanan.
Berkaitan dengan pengalihan persediaan suku #adang 1p. ,,4 milyar yang dialihkan dari satu unit kerja ke
unit kerja lainnya di lingkungan P$. %&' yang belum selesai proses akuntansinya per -, Desember .//0,
menurut %omite &udit seharusnya telah menjadi beban tahun .//0.
4. Masalah Bantuan Pemerintah 7ang Belum Ditentukan "tatusnya (BP7BD") dan Penyertaan Modal
Negara (PMN).
BP7BD" sebesar 1p. 384,0 milyar dan PMN sebesar 1p. 8/ milyar yang dalam laporan audit digolongkan
sebagai pos tersendiri di bawah hutang jangka panjang, menurut %omite &udit harus direklasi!ikasi
menjadi kelompok ekuitas dalam nera#a tahun buku .//0.
Pertanyaan mendasar yang menjadi !okus perhatian bersama adalah apakah auditor eksternal telah
menjalankan tugasnya sesuai standar-standar yang berlaku (P"&% dan "P&P)< >ebih jauh lagi apakah
auditor eksternal telah berkomunikasi dengan %omite &udit, dan apakah komunikasi tersebut e!ekti! <
"ebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diklari!ikasi mengenai peran dan
tanggung jawab %omisaris, beserta organnya %omite &udit dalam proses good #orporate go:ernan#e di
perusahaan, baik BUMN maupun swasta.
Menurut teori dan best pra#ti#es dalam good #orporate go:ernan#e, Dewan %omisaris dalam menjalankan
peran dan tanggung jawabnya memiliki - !ungsi, yaitu +
,. &d:ising. Memberi nasehat bagaimana seharusnya Direksi bersikap. ?leh sebab itu sebaiknya Dewan
%omisaris terdiri dari beberapa latar belakang.
.. Prote#ting. Melindungi perusahaan dari sesuatu yang tidak diharapkan. Misalnya + memberikan
argumentasi dan pendapat independen yang kuat atas sesuatu yang dapat merugikan perusahaan dan tidak
sejalan dengan prinsip-prinsip GG.
-. "uper:ising. Mengawasi pengelolaan perusahaan agar mampu men#iptakan :alue yang optimal bagi
stakeholders.
Peran :ital yang dijalankan oleh %omite &udit adalah membantu Dewan %omisaris dalam - hal tersebut
diatas, yaitu ad:ising, super:ising dan prote#ting (dengan #ara memberikan analisis bagaimana
memproteksi perusahaan). 9al terpenting yang harus dipahami adalah bahwa %omite &udit tidak memiliki
suara untuk mengatasnamakan perusahaan sehingga tidak diperkenankan berbi#ara di luar perusahaan.
%arena %omite &udit merupakan tools Dewan %omisaris dengan demikian yang berhak untuk berbi#ara
adalah Dewan %omisaris.
%husus dalam proses audit, %omite &udit memainkan peranan yang sangat penting dalam +
,. Mere:iew audit plan
.. Mendiskusikan penunjukan auditor eksternal. Pada saat proses lelang, %omite &udit harus sudah ikut
untuk melihat apakah auditor eksternal layak dipilih dan melihat !airness proses pemilihan. 7ang akan
bi#ara kepada Direksi adalah Dewan %omisaris, bukan %omite &udit. 6angan sampai %omite &udit o:er
duties (berlebih-lebihan).
-. Mere:iew transaksi-transaksi besar untuk dilaporkan kepada Dewan %omisaris, kemudian Dewan
%omisaris berkomunikasi dengan Direksi.
&gar pengawasan Dewan %omisaris dapat berjalan dengan baik, %omite &udit dapat membantu Dewan
%omisaris untuk memberikan nasehat dengan #ara +
,. Mere:iew sistem internal #ontrol, ada pemisahan !ungsi atau tidak (internal #ontrol setting) bagus atau
tidak. 9al ini dilaporkan kepada Dewan %omisaris.
.. %omunikasi antara %omite &udit, Dewan %omisaris dan manajemen. "eharusnya %omite &udit
membantu Dewan %omisaris dalam menelaah;mere:iew laporan manajemen karena tidak selalu ,// @
laporan keuangan dipahami oleh Dewan %omisaris, terutama karena latar belakang yang bukan keuangan.
6adi !ungsi %omite &udit adalah mentrans!ormasikan angka-angka kedalam suatu bentuk usulan kepada
Dewan %omisaris agar Dewan %omisaris dapat memberikan ad:ise kepada Direksi.
%asus P$. %&' menarik untuk di#ermati karena kasus ini dapat terjadi di perusahaan lainnya. &papun
permasalahan yang terjadi apabila diantara Direksi dan %omisaris terjadi perbedaan pendapat yang rugi
adalah perusahaan, dimana so#ial and politi#al #ostnya sangat tinggi. "elain itu masing-masing pihak yang
sedang berselisih pendapat (yaitu Direksi maupun %omisaris) akan diman!aatkan oleh pihak-pihak tertentu
sehingga akan sangat merugikan perusahaan, yang pada akhirnya akan mengganggu keberlangsungan
(sustainability) perusahaan.
"alah satu !aktor yang menyebabkan terjadinya kasus P$. %&' adalah karena rumitnya laporan keuangan
P$. %&'. 9al ini karena terdapat ratusan stasiun, puluhan depo dan gudang yang seluruhnya memiliki
laporan keuangan yang terpisah, sehingga yang berpotensi menyebabkan masalah maupun perbedaan
pendapat di kemudian hari. 9al ini ditambah lagi dengan kenyataan bahwa baru sebagian ke#il proses
akuntansi dilaksanakan dengan komputer. "ebenarnya sistem akuntansi P$. %&' #ukup modern untuk
penyusunan laporan keuangan dan in!ormasi manajemen, namun karena kedua hal tersebut diatas maka
sistem akuntansi tersebut tidak dapat ber!ungsi dengan baik.
%eterkaitan antara realisasi anggaran dengan akuntansi juga merupakan masalah yang rumit karena sistem
otorisasi anggaran yang kompleks. %enyataan lain yang turut mendorong terjadinya kasus laporan
keuangan P$. %ereta &pi adalah bahwa proses akuntansi dan laporan keuangan adalah hanya urusan bagian
akuntansi, unit lain kurang terlibat dan tidak memiliki sense o! belonging, sehingga hal ini jelas
menyulitkan bagi bagian akuntansi.
"elain beberapa hal teknis tersebut diatas, beberapa hal yang diidenti!ikasi turut berperan dalam masalah
pada laporan keuangan P$. %ereta &pi adalah +
,. &uditor 'nternal tidak berperan akti! dalam proses audit, yang berperan hanya &uditor *ksternal.
.. %omite &udit tidak ikut dalam proses penunjukan auditor sehingga tidak terlibat dalam proses audit.
-. Manajemen (termasuk auditor internal) tidak melaporkan kepada %omite &udit dan %omite &udit juga
tidak menanyakannya.
4. &danya ketidakyakinan manajemen akan laporan keuangan yang telah disusun, sehingga ketika %omite
&udit mempertanyakannya manajemen merasa tidak yakin.
Beberapa akti!itas bisnis P$. %ereta &pi yang juga berpotensi menimbulkan masalah di kemudian hari
adalah +
A &danya transaksi antara P$. %ereta &pi dan Negara yang kebijakan dan sistem perhitungannya belum
dipahami dan disepakati dengan baik (P"? + Publi# "er:i#e ?bligation, 'M? + 'n!rastru#ture Maintenan#e
and ?peration, $& + $ra#k &##ess harges)
A $ransaksi masa sebelumnya yang masih belum terselesaikan (BP7BD", perubahan status perusahaan)
A Perubahan peraturan pemerintah (termasuk peraturan perpajakan)
A Penyelesaian Past "er:i#e >iability ;P"> Pensiun Pegawai
A 1UU Perkeretaapian dengan kemungkinan BUnbundlingC dari akti!itas perusahaan dan keikutsertaan
swasta
"?>U"' D&N 1*%?M*ND&"'
Dengan pembahasan kasus audit umum P$. %ereta &pi 'ndonesia, beberapa pelajaran berharga dapat
dipetik dari kasus tersebut, diantaranya adalah +
Pertama, perselisihan antara Dewan %omisaris dan Direksi sebenarnya dapat diselesaikan dengan #ara yang
lebih elegan. &pabila Dewan %omisaris merasa Direksi tidak #apable memimpin perusahaan, Dewan
%omisaris dapat mengusulkan kepada pemegang saham untuk mengganti Direksi. 9al ini akan jauh lebih
baik dan tentunya mampu menghindarkan perusahaan dari so#ial #ost yang tidak perlu. "o#ial #ost
seringkali timbul karena publi# judgement yang sudah terlanjur dijatuhkan dan seringkali publi# judgement
ini tidak !air bagi perusahaan.
%edua, Dewan %omisaris merupakan suatu dewan, sehingga akan sangat ideal apabila Dewan %omisaris
mempunyai satu orang juru bi#ara yang mengatasnamakan seluruh Dewan %omisaris sehingga Dewan
%omisaris memiliki satu suara. Namun demikian bukan berarti tidak diperkenankan adanya perbedaan
pendapat dalam Dewan %omisaris. Perbedaan pendapat diakomodir dengan jelas dalam dissenting opinion
yang harus di#atat dalam risalah rapat. Untuk itulah perlunya kebijaksanaan (wisdom) dari anggota Dewan
%omisaris untuk memilah-milah in!ormasi apa saja yang merupakan publi# domain dan in!ormasi yang
merupakan pri:ate domain. 9al ini terkait dengan pelaksanaan prinsip GG yaitu transparansi, karena
transparansi bukan berarti memberikan seluruh in!ormasi perusahaan kepada semua orang, namun harus
tepat sasaran dan memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
%etiga, sesuai dengan "& -5/, %omunikasi &uditor *ksternal dengan %omite &udit merupakan !aktor yang
sangat menentukan dalam proses audit suatu perusahaan. %asus P$. %ereta &pi merupakan #erminan
bahwa komunikasi yang intens antara &uditor *ksternal dengan %omite &udit sangat diperlukan. %endala
komunikasi yang dihadapi pada kasus P$. %ereta &pi salah satunya dipi#u oleh adanya pergantian anggota
%omite &udit pada saat pelaksanaan audit. &uditor eksternal mengalami hambatan karena terdapat
kekosongan beberapa bulan sebelum anggota %omite &udit yang baru diangkat.
%eempat, komunikasi antara %omite &udit dengan 'nternal &uditor yang belum ter#ipta dengan baik
merupakan salah satu !aktor yang turut memiliki andil dalam memi#u kasus ini. "ebagaimana diketahui
bersama bahwa %omite &udit sangat mengandalkan 'nternal &uditor dalam menjalankan tugasnya untuk
mengetahui berbagai hal yang terjadi dalam operasional perusahaan. "ebagai ilustrasi mengenai kurangnya
komunikasi antara %omite &udit dan &uditor 'nternal, sejak %omite &udit akti! "eptember .//0, sampai
dengan saat ini belum pernah satu kalipun terjadi komunikasi antara %omite &udit dengan &uditor 'nternal
untuk proses audit tahun buku .//3.
%elima, terkait dengan prinsip konsistensi yang harus diterapkan dalam akuntansi, perlu ditekankan bahwa
pelaksanaan prinsip konsistensi dengan tetap berpegang pada pengetahuan dan prinsip akuntansi yang
berlaku. Dengan demikian bukan berarti kebijakan akuntansi yang telah dilakukan tahun lalu akan
dianggap konsisten apabila tahun ini tetap dilakukan.
%eenam, beberapa hal teknis yang pelru dipertimbangkan untuk dikembangkan adalah P"&% yang khusus
mengatur mengenai P"? (Publi# "er:i#e ?bligation), 'M? ('n!rastru#ture Maintenan#e and ?peration),
$& ($ra#k &##ess harges) dan BP7BD" serta komputerisasi akuntansi dan penyederhanaan #hart o!
a##ount atau penyederhanaan sistem akuntansi.
%husus untuk P$. %ereta &pi, beberapa masukan yang dapat diterapkan untuk memperbaiki kondisi yang
telah terjadi saat ini adalah +
,. %omite &udit tidak memberikan se#ond judge atas opini &uditor *ksternal, karena opini sepenuhnya
merupakan tanggung jawab &uditor *ksternal.
.. 9arus ada upaya untuk membenarkan kesalahan tahun-tahun lalu, karena konsistensi yang salah tidak
boleh dipertahankan. %esalahan-kesalahan sudah terakumulasi dari tahun-tahun sebelumnya sehingga
terdapat dua alternati!, yaitu di restatement atau dikoreksi. %eputusan mengenai opsi yang dipilih
sepenuhnya tergantung dari Badan Peradilan Pro!esi &kuntan Publik (BP.&P), karena kasus P$. %ereta
&pi sedang diproses disana.
-. %omite &udit tidak berbi#ara kepada publik, karena esensinya %omite &udit adalah organ Dewan
%omisaris sehingga pendapat dan masukan %omite &udit harus disampaikan kepada Dewan %omisaris.
&pabila Dewan %omisaris tidak setuju dengan %omite &udit namun %omite &udit tetap pada pendiriannya,
%omite &udit dapat men#antumkan pendapatnya pada laporan komite audit yang terdapat dalam laporan
tahunan perusahaan.
4. %omite &udit dan Dewan %omisaris sebaiknya melakukan inisiati! untuk membangun budaya
pengawasan dalam perusahaan melalui proses internalisasi, sehingga pengawasan merupakan bagian tidak
terpisahkan dari setiap organ dan indi:idu dalam organisasi.
0. %omite &udit berperan akti! dalam melakukan risk mapping, mengkoordinasikan seluruh tahapan proses
auditing, mulai dari penunjukan, pembuatan program, menge:aluasi dan memberikan hasil e:aluasi kepada
Dewan %omisaris, yang akan mengkomunikasikannya kepada Direksi.
3. Manajemen menyusun laporan keuangan se#ara tepat waktu, akurat dan !ull dis#losure.
8. %omite &udit menjembatani agar semua pihak di perusahaan terlibat akti! dalam pengawasan. %un#i
untuk merekatkan semua pihak dijalankan oleh &uditor 'nternal yang berkomunikasi intens dengan %omite
&udit.
Pembelajaran menarik dalam aspek publi# go:ernan#e pada kasus ini adalah mengenai Bantuan Pemerintah
7ang Belum Ditentukan "tatusnya (BP7BD"). "ebagai perwakilan pemegang saham (yaitu Pemerintah),
departemen teknis terkait dan %ementerian BUMN seharusnya tegas dalam menentukan BP7BD" ini,
apakah merupakan penyertaan modal atau hutang. Dakta yang terjadi saat ini adalah BP7BD" statusnya
tetap dibiarkan tidak jelas sampai bertahun-tahun sehingga nilainya di beberapa BUMN men#apai triliunan
rupiah. 9al ini jelas akan berpotensi menimbulkan masalah di masa yang akan datang, karena akan
menyulitkan perusahaan dalam mengelompokkannya, apakah termasuk aset atau kewajiban (liability).
$erlepas dari kasus audit umum P$. %ereta &pi 'ndonesia, #on#ern yang mengemuka terkait dengan
&uditor *ksternal adalah merebaknya praktek penipuan dan manipulasi yang dilakukan oleh oknum yang
tidak bertanggung jawab dengan mengatasnamakan %antor &kuntan Publik yang ada atau
memalsukan;membuat nama %antor &kuntan Publik yang sebenarnya tidak terda!tar sebagai akuntan
publik.
"e#ara prinsip %omite &udit sangat tergantung pada akuntan publik. $erkait dengan praktek penipuan
tersebut, untuk meningkatkan #itra pro!esi '&' %ompartemen &kuntan Publik telah membentuk Dewan
1e:iew Mutu untuk mere:iew mutu pekerjaan akuntan publik. Untuk itu peran akti! pengguna jasa akuntan
publik sangat dibutuhkan karena hanya dengan pengaduan suatu tindakan penipuan atau manipulasi dapat
ditindaklanjuti oleh '&'.
http+;;Eul!ikarnashrullah.wordpress.#om;.//5;/0;.5;eFe#uti:e-summary-!orum-komite-
audit-,-;
lasan Kasus
Kasus PT KAI di atas menurut kami berawal dari
pembukuan yang tidak sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. Sebagai akuntan sudah selayaknya
menguasai prinsip akuntansi berterima umum sebagai
salah satu penerapan etika profesi. Kesalahan karena
tidak menguasai prinsip akuntansi berterima umum
bisa menyebabkan masalah yang sangat
menyesatkan.
Laporan Keuangan PT KAI tahun 200 disinyalir
telah dimanipulasi oleh pihak!pihak tertentu. "anyak
terdapat ke#anggalan dalam laporan keuangannya.
"eberapa data disa#ikan tidak sesuai dengan standar
akuntansi keuangan. $al ini mungkin sudah biasa
ter#adi dan masih bisa diperbaiki. %amun& yang
men#adi permasalahan adalah pihak auditor
menyatakan Laporan Keuangan itu wa#ar. Tidak ada
penyimpangan dari standar akuntansi keuangan. $al
ini lah yang patut dipertanyakan.
'ari informasi yang didapat& se#ak tahun 200(
laporan PT KAI diaudit oleh Kantor Akuntan Publik.
"erbeda dengan tahun!tahun sebelumnya yang
melibatkan "PK sebagai auditor perusahaan kereta api
tersebut. $al itu menimbulkan dugaan kalau Kantor
Akuntan Publik yang mengaudit Laporan Keuangan PT
KAI melakukan kesalahan. "ila hal itu benar!benar
ter#adi dan bisa dibuktikan bahwa pihak Akuntan publik
senga#a melakukannya& maka tindakan tegas berupa
sanksi dapat dikenakan.
Profesi Akuntan menuntut profesionalisme&
netralitas& dan ke#u#uran. Keper)ayaan masyarakat
terhadap kiner#anya tentu harus diapresiasi dengan
baik oleh para akuntan. *tika profesi yang disepakati
harus di#un#ung tinggi. $al itu penting karena ada
keterkaitan kiner#a akuntan dengan kepentingan dari
berbagai pihak. "anyak pihak membutuhkan #asa
akuntan. Pemerintah& kreditor& masyarakat perlu
mengetahui kiner#a suatu entitas guna mengetahui
prospek ke depan. 'ari situ sudah diketahui kalau
bidang ker#a akuntan rawan memi)u kon+ik
kepentingan. ,leh karena itu& segala bentuk
penyelewengan yang dilakukan oleh akuntan harus
mendapat perhatian khusus. Tindakan tegas perlu
dilakukan.
http+;;arintyaj#bme.blogspot.#om;./,/;,,;kasus-laporan-keuangan-pt-kai.html
Manipulasi laporan keuangan P$ %&'
Dalam kasus tersebut, terdeteksi adanya ke#urangan dalam penyajian laporan keuangan.
'ni merupakan suatu bentuk penipuan yang dapat menyesatkan in:estor dan stakeholder
lainnya. %asus ini juga berkaitan dengan masalah pelanggaran kode etik pro!esi
akuntansi.
"kandal *nron, Gorld#om dan perusahaan-perusahaan besar di &"
Gorld#om terlibat rekayasa laporan keuangan milyaran dollar &". Dalam pembukuannya
Gorld#om mengumumkan laba sebesar U"D -,5 milyar antara 6anuari .//, dan Maret
.//.. 9al itu bisa terjadi karena rekayasa akuntansi. Penipuan ini telah menenggelamkan
keper#ayaan in:estor terhadap korporasi &" dan menyebabkan harga saham dunia
menurun serentak di akhir 6uni .//.. Dalam perkembangannya, "#ott "ulli!an (D?)
dituduh telah melakukan tindakan kriminal di bidang keuangan dengan kemungkinan
hukuman ,/ tahun penjara. Pada saat itu, para in:estor memilih untuk menghentikan atau
mengurangi akti:itasnya di bursa saham.
http+;;ambarbayusetiawan.blogspot.#om;.//2R,/R/,Rar#hi:e.html

Anda mungkin juga menyukai