sebagi
berikut :
Au
A
=
A
A
g g
r L
R s
1
m mgals/ 2 sin 811 . 1 u =
Di sini,
adalah
koreksi untuk lintang (karena bumi tidak bulat sempurna) dan adalah koreksi bebas
udara dan adalah koreksi untuk medan yang disebut pengurangan Bouguer.
Penurunan Bouguer dikatakan sederhana atau lengkap jika medan tersebut
didekati dengan pelat datar berhingga yang disebut lempeng Bouguer. Halus atau
lengkap pengurangan Bouguer menghilangkan efek medan. Perbedaan antara
keduanya, efek diferensial gravitasi dari ketidakseimbangan medan, disebut efek
medan. Itu selalu negative ( Hofmann Wellenhof &Moritz, 2006 ).
C. Pemisahan Anomali Regional dan Residual
Anomali bougue disebabkan oleh dua bagian yaitu anomali regional dan anomali
residual. Anomali regional bersifat smopth dan biasanya disebabkan oleh batuan-batuan
yang dalam. Sedangkan anomali residual bersifat kasar dan disebabkan oleh batuan-batuan
yang dangkal. Biasanya anomali residual yang dicari. Karena anomali tersebut mempunyai
fungsi yang berlainan maka kedua anomali tersebut harus dipisahkan untuk memanfaatkan
secara optimum. Pemisahan anomali regional dan residual dapat dilakukan dengan bebecara
diantaranya :
1. Metode Griffin
Prinsip dari metode ini ialah mencari anomali regional dengan merata-ratakan harga
anomali Bouguer yang berjarak R dari titik pengamatannya. Besarnya jari-jari R disesuaikan
dengan besarnya radius kontur tertutup dari kontur anomali Bouguernya.
Anomali Residual = AB AR
2. Metode Smoothing
Metode smoothing adalah metode yang menggunakan cara grafis. Anomali regional
mempunyai tendensi lebih smooth bila dibandingkan dengan Bouguer anomalinya.
Gambar 2. 4 Pemisahan anomaly regional dan residual menggunakan metode
Smoothing
3. Perata-rataan Bergerak (Moving Average)
Penurunan anomali residual dengan metode ini adalah proses secara tidak langsung
dimana keluaran dari perata-rataan bergerak adalah regionalnya. Sehingga residual didapat
dengan mengurangkan regionalnya terhadap anomali hasil pengukuran.
Dimana N adalah lebar jendela dan n = (N-1)/2. Lebar jendela harus bilangan ganjil.
4. Metode Polynomial Fitting
Untuk memisahkan anomaly regional dan residual dari anomaly bouguer bisa
dilakukan dengan menggunakan metode polynomial fitting. Metode ini mengasumsikan
bahwa permukaan polynomial dapat menggambarkan model bidang regional yang lebih
halus yang dikendalikan ole horde polynomial.
Untuk memisahkan anomali regional dari anomali bouguer dapat dilakukan
dengan menggunakan metode Polinomial Fitting ( PF) , dimana nilai anomali regional
dapat didekati dari hasil deret polinom dan atau P(,) , dimana dan ialah
longitude dan lattitude, maka :
o o o
o o
4
4
3
3
2
2 1
4
4
3
3
2
2 1 0
) , (
b b b b a a a a a
P + + + + + + + + =
least square :
dengan mendifferensialkan
A = )) , ( (
2
2
o
i
i Bi r
P g
e
0
2
~
da
e
i
r
d
0
2
~
db
e
i
r
d
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
A
A
A
A
A
A
A
A
A
=
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
g
g
g
g
g
g
g
g
g
b
b
b
b
a
a
a
a
a
B
B
B
B
B
B
B
B
B
N
o
o
o
o o o
o o o
o o o
o o o
o o o
o o o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o o o
o o o
o o o
o
o o o
o o o
o o o
o
o o
o
o
o o o
o
o
o
4
3
2
4
3
2
4
3
2
1
4
3
2
1
0
8 7 6
7 6 5
6 5 4
5
4 4
4
3 3
3
2 2
4
4
4
3
3
3
2
2
2
5 4 3
4 3 2
4 3 2
2
4 3
4 8 7
3 7 6
2
6 5 4
5 4 3
4 3 2
4 3 2
4 3 2
2 6 5
5 4
4 3
4 3 2
3 2
2
4 3
4 3
4 3
2
2
2
4 4 4
3 3 3
2 2 2
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
=
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
d
d
d
d
d
d
d
d
d
a
a
a
a
a
a
a
a
a
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
c c c
8
7
6
5
4
3
2
1
0
8
7
6
5
4
3
2
1
0
99 98 97
89 88 87
79 78 77
96 95 94
86 85 84
76 75 74
93 92 91
83 82 81
73 72 71
69 68 67
59 58 57
49 48 47
66 65 64
56 55 54
46 45 44
63 62 61
53 52 51
43 42 41
39 38 37
29 28 27
19 18 17
36 35 34
26 25 24
16 15 14
33 32 31
23 22 21
13 12 11
Iterasi Gauss Seidel :
D. Interpretasi Metode Gravitasi
Interpretasi atau penafsiran adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara
dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol-simbol yang sama, baik secara
simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi
berurutan). Menurut definisi, interpretasi hanya digunakan sebagai suatu metode jika
dibutuhkan. Jika suatu objek (karya seni, ujaran, dll) cukup jelas maknanya, objek tersebut
tidak akan mengundang suatu interpretasi. Istilah interpretasi sendiri dapat merujuk pada
proses penafsiran yang sedang berlangsung atau hasilnya.
Suatu interpretasi dapat merupakan bagian dari suatu presentasi atau penggambaran
informasi yang diubah untuk menyesuaikan dengan suatu kumpulan simbol spesifik.
Informasi itu dapat berupa lisan, tulisan, gambar, matematika, atau berbagai bentuk bahasa
lainnya. Makna yang kompleks dapat timbul sewaktu penafsir baik secara sadar ataupun tidak
melakukan rujukan silang terhadap suatu objek dengan menempatkannya pada kerangka
pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas.
Tujuan interpretasi biasanya adalah untuk meningkatkan pengertian, tapi kadang, seperti
pada propaganda atau cuci otak, tujuannya justru untuk mengacaukan pengertian dan
membuat kebingungan.
Interpretasi metode gravitasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Interpretasi Kualitatif
Interpretasi kualitatif yaitu interpretasi yang dilakukan dengan cara membaca peta
kontur dan kemudian menafsirkan atau memperkirakan sesuatu yang menjadi tujuan
penelitian. Interpretasi kualitatif dalam metode gravitasi ini, kita melakukan
interpretasi terhadap peta kontur anomaly residual yang telah dipisahkan dari anomaly
bouguer. dari peta anomaly residual itu kita dapat memperkirakan material material
yang memiliki densitas tinggi dengan cara membaca nilai anomaly gravity
residualnya.
contoh peta kontur anomaly residual gravitasi.
|
|
.
|
\
|
=
= + =
1 1
) 1 ( ) (
) (
1
j i j
k
ij
k
ij i
ii
k
a c a c d
c
a j j
i
Gambar 2.5 Anomali Residual di Pakistan (Muhammad Saddiq, 2010)
Dari peta kontur di atas terdapat 4 puncak antiklin dari nilai anomalynya, artinya
ditempat ini nilai-nilai densitasnya tinggi. Apabila tujuan kita mencari material
material besi atau semacamnya, maka kita harus menggrid ke empat antiklin tersebut
untuk mengestimasikan besarnya densitas dan kedalamannya.
Tabel densitas
2. Interpretasi Kuantitatif
Interpretasi kuantitatif ialah interpretasi dengan menggunakan perhitungan
matematika. Interpretasi kuantitatif dalam metode gravitasi yaitu memperhtiungkan
nilai kedalaman, besarnya densitas, dan memodelkan penyebab anomaly gravitasi
residual tersebut. Dalam pemodelan penyebab anomaly gravitasi residual terbagi
menjadi dua , yaitu :
a. Pemodelan Kedepan ( Forward Modelling )
Pemodelan kedepan yaitu memodelkan bentuk benda penyebab anomaly terlebih
dahulu dengan menetapkan kedalaman dan perbedaan densitas dengan sekitarnya
kemudian diestimasikan besar anomalinya. Pemodelan kedepan bisa dilakukan secara
2D, 2,5 D dan 3 D. Untuk pemodelan 3 D biasa dilakukan dengan menggunakan
metode Talwani-Ewing. Langkah awal yang dilakukan Talwani dan Ewing ( 1960)
dalam menghitung efek gravitasi oleh benda 3 D adalah mempresentasikan benda tiga
dimensi tersebut kedalam kontur kontur. Masing- masing kontur kemudian diganti
dengan sebuah lamina polygon horizontal dengan n sisi tak beraturan. Jika dibuat
sejumlah lamina yang cukup banyak, maka bentuk yang dimodelkan akan semakin
jelas. Untuk lebih jelasnya perhaikan gambar sebagai berikut :
Objek M berada pada kedalaman z di bawah titik P ( pusat koordinat kartesian )
dipresentasikan dengan lamina polygon ABCDEFGH dengan ketebalan infinitesimal
dz. Besarnya anomaly gravitasi ( komponen vertical percepatan gravitasi ) di titik P
akibat lamina ABCDEFGH adalah :
V merupakan anomaly yg disebabkan oleh lamina ABCDEFGH persatuan ketebalan.
Nilai V dapat dinyatakan dengan integral permukaan, integral dilakukan untuk seluruh
permukaan ABCDEFGH. Integral tersebut dapat direduksi menjadi dua integral garis
sepanjang batas ABCDEFGH jika dirumuskan maka :
[
]
dimana G ialah konstanta universal gravitasi, ialah densitas volume lamina dan z ,
dan r adalah koordinat silinder yang digunakan untuk mendefinisikan batas
ABCDEFGH.
Misalkan P ialah proyeksi P pada lamina ABCDEFGH ( Gambar ) , maka PP
merupakan kedalaman lamina (z), parameter r merupakan vector radius pada bidang
ABCDEFGH dan ialah sudut yang dibentuk dengan sembarang sumbu x pada
bidang tersebut. bernilai positif dalam arah jarum jam dari sumbu x positif. Bila
pada sisi BC dilakukan pengintegralan dengan persamaan (i) searah jarum jam, maka
integral suku pertama menghasilkan
dengan
dan
sehingga :
dengan
dengan mensubtitusikan persamaan (ii) ke persamaan (i) dimana Pt , i dan i
semuanya konstan, maka integral kedua untuk segmen BC memberikan hasil :
hasil integral persamaan (iii) ialah :
sehingga pengaruh total BC terhadap harga V pada persamaan (i), menjadi :
[
persamaan (iv) merupakan anomaly yang disebabkan oleh lamina segitiga PBC per
satuan ketebalan pada titik P. Anomali gravitasi yang disebabkan seluruh polygon
ABCDEFGH per satuan ketebalan dapat diperoleh dengan menunjukkan persamaan
(iv) untuk seluruh n sisi polygon, sehingga :
[
Dengan mengintegralkan persamaan (v) maka akan diperoleh anomaly total g
yang disebabkan oleh seluruh bodi M. Adapun batas dalam mengintegrasi adalah z
puncak dan z alas. Jadi secara matematis besar anomaly total adalah :
2. Pemodelan Kebelakang ( Backward Modelling )
Pada pemodelan kebelakang ini biasa dilakukan akuisisi untuk mendapatkan nilai
anomaly terlebih dahulu kemudian diolah dihasilkan anomaly residualnya dan
kemudian diperkirakan bentuk model penyebab anomaly tersebut. Pemodelan
kebelakang pada metode gravitasi sering menggunakan Metode Green.
BAB IV
KESIMPULAN
Setelah mempelajari pengolahan data Gravity , kita dapat mengetahui konsep dasar
metode gravity yang pada dasarnya metode ini termasuk metode pasif atau memanfaatkan
potensial alam yaitu medan gravitasi bumi. Metode gravitasi memanfaatkan variasi
densitas sebagai penyebab ternjadinya anomali gravitasi, cara pemakaian alat gravity
meter dilakukan dengan sangat hati-hati, karena alat ini sensitivitasnya sangat kecil
sehingga gerakan badan pun akan mempengaruhi besar nilai baca. akuisisi data gravity
dilakukan pada lintasan tertutup, sehingga akan memudahkan dalam pembuatan peta
kontur, baik peta anomali regional dan peta anomlai residual, dan mengkonversi data ke
dalam satuan miligal dengan menggunakan tabel konversi dimana tabel konversi tersebut
berbeda untuk setiap tipe alat yang digunakan.
Selanjutnya pada pengolahan data gravity , kita melakukan reduksi data dengan
berbagai koreksi yaitu koreksi calibrasi, tidal, drift , udara bebas dan koreksi bouger yang
bergantung pada beda ketinggian dan densitas rata-rata. Setelah data direduksi, maka
diperoleh harga anomali bouger yang terdiri dari anomali regional dan residual.
Pada pemisahan anomaly regional dan anomaly residual dari anomaly bouguer bisal
dilakukan dengan beberapa metode yaitu metode Grfiin, Moving Average, Smoothing dan
Polynomial Fitting. Pada intinya, metode gravity hanya untuk menentukan anomali
residual ( disebabkan oleh benda anomali), sehingga dari peta anomali tersebut bisa
diniterpretasikan baik secara forward Modelling amaupn invers modelling. Untuk
pemodelan kedepan biasnya digunakan metode Talwani Ewing, sedangkan pada
pemodelan kebelakang biasanya digunakan metode Fungsi Green.
DAFTAR PUSTAKA
- Simanlango, alfonsu.2010. Metode Gravity.
http:alfonsusimalago.blogspot.com
- Ganesakar.gsu.edu/penentuan rapat massa rata-rata.html
- Rivansya.2008. Fisika Medan Gravitasi. http//slideshare.net
- Odon,.2007.Medan Gravitasi Bumi.,http// ondoc.logand.com
- Telford,Geldart, Sherifft. Applied Geophysics:Second Edition ,
AEEIZH.Central Liberary
.