Tinjauan Pustaka Alat reproduksi hewan jantan umumnya mempunyai bentuk yang hampir bersamaan, yaitu terdiri dari testis yang terletak di dalam scrotum, saluran-saluran alat kelamin, penis, dan kelenjar asesori. Organ reproduksi hewan jantan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu organ reproduksi primer dan organ reproduksi sekunder. Organ reproduksi atau alat kelamin primer hewan jantan yaitu sepasang testis (testis), sedangkan alat kelamin sekundernya berupa saluran-saluran yang terdiri dari vas deverens (ductus deveren), epididymis dan penis yang didalamnya terdapat urethra (Frandson, 199). Testis Testis adalah organ reproduksi primer pada jantan, seperti ovarium yang merupakan organ reproduksi primer pada betina. Testis dikatakan sebagai organ reproduksi primer karena memproduksi gamet jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin jantan (androgen). Testis berbeda dengan ovarium, testis tidak tetap tinggal di dalam rongga tubuh, testis menurun dari asalnya di dalam rongga tubuh dekat ginjal melalui inguinalis ke dalam scrotum (!usu", #1). Testis merupakan organ kelamin jantan untuk pengembangbiakan, tempat spermatozoa dibentuk dan hormon kelamin jantan, testosteron dihasilkan. Testis berkembang didalam rongga abdomen sewaktu janin dan turun melalui saluran inguinal kanan dan kiri masuk ke dalam scrotum menjelang akhir kelahamilan. Testis ini terletak oblik menggantung pada urat-urat spermatik didalam scrotum ($ear%e, ##). Feradis (#1#), mengatakan bahwa testis terletak pada daerah prepubis, terbungkus dalam kantong scrotum dan digantung oleh funiculus spermaticus yang mengandung unsur-unsur yang terbawa oleh testis dalam perpindahannya dari cavum abdominalis melalui kanalis inguinalis ke dalam scrotum. &perma terbentuk dalam tubulus seminiferus yang panjang dan berbelit-belit, membentuk rete testis. Rete testis sendiri terdiri dari saluran- saluran yang beranastomose dalam mediastinum testis. &aluran-saluran ini terletak diantara tubulus seminiferus dan ductuli eferen yang berhubungan dengan ductuli epididymis dalam kepala epididymis. $erkembangannya yang normal, testis ber"ungsi dengan %ara memproduksi sperma didalam tubulus konvolusi (saluran berkelok) yang sangat ke%il, yang membentuk keseluruhan testis. Apabila testis tersebut di regangkan maka tubulus seminiferus dari sepasang testis domba pejantan diperkirakan panjangnya '# kali keliling lapangan bola ((lakely dan (ade, 1991). &uhu testis berada diantara ' sampai ) derajat %el%ius di bawah suhu tubuh. *erdapat mekanisme yang berbeda yang bekerja se%ara terpisah sehingga pengaturan suhu tubuh dapat berhasil. &uhu dingin, otot cremaster dapat menarik scrotum hingga mendekati tubuh, sehingga suhu testis dapat dipertahankan agar tetap hangat. &uhu panas, otot cremaster mengendur dan testis turun menjauhi tubuh, sehingga memungkinkan pelepasan panas hingga suhu testis menjadi lebih dingin. Otot yang lainnya yaitu tunika dartos yang mengelilingi scrotum dapat mengkerut atau mengendurkan permukaan scrotum dan hal ini akan memperluas permukaan scrotum sehingga mempengaruhi ke%epatan hilangnya panas (Feradis, #1#). Testis berbentuk bulat telur atau lonjong dan berada di dalam rongga scrotum pada mamalia. Testis terdiri dari tubulus seminiferous, sel stroma, dan sel interstitial. +pitel tubullus seminiferus terdiri dari dua ma%am sel yang berbeda yaitu sel sertoli dan sel germinati". &el stroma atau tenunan pengikat di luar tubullus seminiferus. &el interstitial dan sel sel leydig (,ardjoprajonto, 199-). Fungsi eksokrin testis berhubungan dengan pembentukan spermatozoa (spermatogenesis) yang berlangsung di lapisan epitel germinal. $roses di"erensiasi dan maturasi sel-sel epitel germinal akan menghasilkan spermatid yang dilepaskan ke lumen tubuli melalui proses spermatosis dalam bentuk spermatozoa (.osen"eld, ##/). Fungsi endokrin testis terkait dengan produksi hormon androgen yang berlangsung di sel leydig jaringan interstitial testis (Aughey dan Frye, ##1). Epididymis Epididymis terbentang dari sisi atas testis ke bawah (atau ekor), kemudian ke atas lagi melalui canalis ingunalis dan diteruskan oleh ductus deferens. Epididymis dan ductus deferens ber"ungsi untuk transport semen (.obert, ##0). Epididymis terbagi dalam tiga bagian yaitu caput epididymis, corpus epididymis, dan cauda epididymis. Caput epididymis berbentuk bulat pipih panjang, besar pada pangkalnya, dan terletak diatas samping testis, juga melekat pada tunica albuginea. Corpus epididymis terentang lurus kebawah, sejajar dengan jalannya vas deferens. 1kurannya jauh lebih ke%il dari bagian kepala. (agian ini terus menjalar kebawah sampai hampir melewati testis. &esampainya pada bagian yang paling bawah testis epididymis melipat keatas, lipatan inilah yang disebut dengan cauda epididymis (,ardjopranjoto, 199-). Epididymis mempunyai empat "ungsi yaitu "ungsi untuk pengangkutan, penyimpanan, pemasakan, dan pengentalan (konsentrasi) sperma. &truktur ini yang panjangnya diperkirakan sekitar 0# meter dan berperan untuk menyalurkan sperma dari testis menuju ke kelenjar kelamin asesoris. $roses yang terjadi di sini adalah proses penyerapan air kembali untuk meningkatkan konsentrasi. $emasakan di%apai karena ekskresi sel, dan sperma disimpan terutama pada epididymis bagian ekor (cauda) ((lakely dan (ade, 1991). &ayatan melintang, ductus epididymis dilapisi oleh epitel tipe silindris banyak baris (predostatified columnar epithelium) yang dikelilingi oleh jaringan ikat longgar dan laisan otot polos sirkular. umen caput epididymis berisi spermatozoa yang berasal dari tubuli seminiferi dan ductus deferens. (eberapa tipe sel ditemukan dengan jelas pada lapisan epitelnya, yaitu principle cells ($2) dengan stereosilia, sel basal di bagian membran basal dengan ukuran inti sel yang ber3ariasi, dan sel-sel lim"osit antara principle cells ($2). $2 (principle cells) berstereosilia merupakan sel dengan populasi terbanyak dibandingkan tipe sel lainnya ($rimiani et al., ##/). Ductus deferens !uctus deferens atau vas deferens merupakan sebuah saluran yang berjalan dari bagian bawah epididymis yang kemudian naik di belakang testisdan masuk ke funikulus spermatikus, dan men%apai rongga abdomen melalui saluran inguinal dam akhirnya berjalan masuk ke dalam pelvis ($ear%e, ##). 1jung ductus deferens yang membesar dekat urethra adalah ampulla. !uctus deferens memiliki lapisan tebal otot polos di dinding dan memiliki "ungsi tunggal transportasi spermatozoa (!usu", #1). !uctus deferens adalah pipa berotot yang pada saat ejakulasi mendorong spermatozoa dari epididymis ke ductus e"akulatoris dalam urethra prostatik (Frandson, 199). !uctus deferens ini ber"ungsi menyalurkan semen yang telah masak dari ekor epididymis menjauhi kelenjar-kelenjar kelamin aksesoris, yaitu vesikula seminalis, kelen"ar co#pery, dan kelenjar prostata(yang umunya disebut kelenjar-kelenjar kelamin sekunder). 4elenjar-kelenjar itulah yang menghasilkan %airan yang la5im disebut semen ((lakely dan (ade , 1991). &ayatan melintang, struktur histologi ductus deferens mun%ak dari superfisial ke profundal terdiri atas tunika serosa, tunika muskularis, lamina propria dan tunika mukosa yang mengelilini lumen ductus. Tunika mukosa ductus deferens membentuk lipatan-lipatan yang lebih pendek dibandingkan tunika mukosa pada urethra pars pelvina. 6enurut 7onson (1991), lipatan-lipatan tersebut banyak ditemukan di sepanjang ductus deferens dan dilapisi ole epitel tipe silindris banyak baris, sama dengan jenis lapisan epitel yang melapisi mukosa ductus epididymis. 8amun demikian, ukuran epitelnya lebih pendek dari epitel ductus epididymis. Kelenjar Tambahan 4elenjar aksesoris berada di sepanjang bagian pelvis dari urethra, dengan saluran yang disekresikan pada urethra. *ermasuk dalam kelenjar aksesoris adalah kelenjar vesikula, kelenjar prostata, dan kelenjar bulbourethralis. 4elenjar ini berpengaruh besar pada 3olume %airan semen. &ekresi yang dihasilkan berisi bu""er, nutrient dan substansi lain yang dapat meningkatkan motility dan fertility dari semen ((lakely and (ade, 1991). Kelenjar esikularis. 4elenjar 3esikularis terletak di kanan-kiri ampulla ductus deferens. &ekresi kelenjar ini banyak mengandung protein, simpotasium, "ruktosa, asam sitrat, asam askorbut, 3itamin dan en5im (9idayati et al., ##:). 4elenjar 3esikuler (vesikula seminalis) adalah sepasang kelenjar yang biasanya bermuara dengan ductus deferens melalui berma%am-ma%am ductus e"akulatori ke dalam urethra pelvis kemudian ke cauda leher kandung kemih. 8ama vesikula seminalis tepat untuk kuda jantan sedang nama kelenjar vesikuler lebih tepat untuk kebanyakan hewan lain. $esikularis seminalis pada kuda jantan berupa kantong yang berbentuk buah pear dan %ekung. ;omba jantan, kambing, dan babi jantan memiliki kelenjar dengan lobus-lobus dengan ukuran yang %ukup besar dan kelenjar ini tidak terdapat pada anjing (Frandson, 199). Kelenjar Pr!stata" 4elenjar prostata adalah kelenjar yang tidak berpasangan yang kurang lebih mengelilingi pelvis urethra (Frandson , 199). 4elenjar prostata kira-kira sebesar buah walnut buah kenari besar, letaknya dibawah kandung kemih, mengelilingi urethra, dan terdiri atas kelenjar majemuk, saluran-saluran, dan otot polos. $rostata mengeluarkan %airan yang ber%ampur dengan sekret dari testis. $embesaran pada prostata akan membendung urethra dan menyebabkan retensio urethra ($ear%e, ##). Kelenjar Bulbourethralis" 4elenjar bulbourethralis (co#pery) adalah sepasang kelenjar yang terletak juga pada tiap sisi pelvis urethra pada sebelah cranial dari ischial arch, tetapi disebelah caudal dari kelenjar-kelenjar aksesoris yang lainnya. 4elenjar bulbourethralis ditemukan pada semua jenis ternak ke%uali anjing dan pada babi kelenjar tersebut besar (Frandson, 199). Urethra %rethra masculinus atau canalis urogenitalis adalah saluran ekskretoris bersama untuk urin dan semen. %rethra membentang dari dearah pelvis ke penis dan berakhir pada ujung glands sebagai orificium urethrae e&terna (Feradis, #1#). %rethra memiliki otot yang disebut sebagai otot urethral yang merupakan lanjutan dinding otot polos pel3is dari kandung kemih dan otot ini mengelilingi bagian pelvis pada urethra, dimana otot tersebut ber"ungsi mengangkut urin atau %airan seminali ke arah cauda dengan gerak peristaltik. Otot urethral pada domba dan domba jantan adalah otot seran lintang (Frandson, 199). Penis 'enis merupakan organ kopulatoris pada hewan jantan, berbentuk silinder panjang dan bersi"at fibroeslatis (kenyal). 'enis membentang ke depan dari arcus ischiadicus pelvis sampai kedaerah umbilicus pada dinding ventral abdomen. 7aringan penis bersi"at "ibroelastik dan agak kaku walaupun dalam keadaan tidak ereksi (9idayati et al., ##:). 'enis adalah organ kopulatoris hewan jantan yang mempunyai "ungsi ganda, yaitu pengeluaran urin dan perlekatan semen ke dalam saluran reproduksi betina (Feradis, #1#). 'enis dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu glands atau alat gerak bebas yang terdiri dari bagian utama atau badan dan krura atau akar yang melekat pada pelvis yang tertutup oleh otot ischiocavernosum. &truktur internal penis merupakan jaringan kavernosus (jaringan erektil) yang terdiri dari sinus-sinus darah yang dipisahkan oleh lembaran jaringan pengikat yang disebut septa, yang berasal dari tunika albuginea, kapsula berserabut disekitar penis (Frandson, 199). (agian ujung atau glands penis terletak bebas dalam praeputium. (adan penis terdiri dari corpus cavernosumpenis yang relati" besar dan diselaputi oleh suatu selubung "ibrosa tebal berwarna putih, yaitu tunica albuginea. (agian body atau badan penis berada dalam ruang tubuh dan berbentuk seperti huru" <&=, oleh karena itu disebur fle&ure sigmoidea. Organ ini dipertahankan dalam bentuk <&= oleh adanya kerja dua buah otot rektraktor yang juga ber"ungsi menjaga agar penis tetap berada dalam praeputium pada waktu tidak ereksi. Akar penis dibentuk oleh dua %abang yaitu crus penis kanan dan kiri, yang mempertautkan penis pada kedua sisi arcus ischiadicus (Feradis, #1#). 'raeputium merupakan alat pelindung penis dari pengaruh luar dan kekeringan. 2elah praeputium pada domba dewasa kira-kira lima %m cauda dari tali pusat, lebarnya kira-kira dapat dimasuki tiga jari tangan, serta disekitarnya ditumbuhi bulu-bulu pelindung yang lebih panjang dari bulu kulit biasa. ;indingnya dilapisi oleh epitel kelenjar yang berbentuk tabung, sedang sekresinya bersi"at %airan kental berlemak (Frandson, 199). 'enis dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu glands atau alat gerak bebas yang terdiri dari bagian utama atau badan dan krura atau akar yang melekat pada pel3is yang tertutup oleh otot ischiocavernosum. &truktur internal penis merupakan jaringan kavernosus (jaringan erektil) yang terdiri dari sinus-sinus darah yang dipisahkan oleh lembaran jaringan pengikat yang disebut septa, yang berasal dari tunika albuginea, kapsula berserabut disekitar penis (Frandson, 199). 6enurut Aughey dan Frye (##1), se%ara umum organ kolpulatoris (penis) terdiri atas kapsula jaringan ikan "ibroelastik di bagian super"isial, dan tunika albuginea yang menjulur pro"undal membentuk trabekula sebagai jaringan pendukung ka3erna yang dilapisi sel endotel. Materi #an Met!#e 6ateri Alat. Alat yang digunakan pada a%ara praktikum anatomi organ reproduksi jantan ini adalah pita ukur, timbangan sartorius, pisau scapel, ginting dan kertas kerja, serta alat tulis. Alat yang digunakan pada praktikum histologi organ reproduksi jantan adalah pita ukur, timbangan sartorius, dan kertas kerja. $ahan" (ahan yang digunakan pada a%ara praktikum anatomi organ reproduksi jantan adalah preparat basah organ (preparat segar) reproduksi jantan ternak domba ekor tipis yang berumur satu tahun dengan berat badan : kg. (ahan yang digunakan pada praktikum histologi organ reproduksi jantan adalah preparat basah organ reproduksi jantan. 6etode 6etode yang digunakan dalam praktikum anatomi organ reproduksi jantan yaitu pengamatan bagian alat-alat reproduksi dan diketahui serta dipahami "ungsinya, dibedakan dan diukur dengan pita ukur serta ditimbang dengan timbangan. &emua yang telah dijelaskan oleh asisten dan yang didapat selama pengamatan, pengukuran, dan penimbangan masing-masing bagian alat reproduksi jantan diterangkan kembali menurut literatur dalam bentuk laporan serta preparat yang ada di"oto. 6etode yang dilakukan pada saat praktikum histologi organ reproduksi jantan adalah pengamatan preparat mikroskop %ahaya untuk kemudian dibedakan masing-masing preparat histologinya untuk diketahui peran dari masing-masing sel dalam rangka membantu "ungsi reproduksi se%ara keseluruhan. ,asil pengamatan digambar dengan pensil warna pada kertas kerja. %asil #an Pembahasan (erdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil pengukuran anatomi organ reproduksi jantan dari ternak domba bangsa domba ekor tipis dengan umur satu tahun dan berat badan : kg seperti pada tabel berikut> *abel 1.1.;ata $engukuranAnatomi Organ .eproduksi7antan Organ $anjang (%m) ?ebar (%m) *inggi (%m) 4eliling (%m) (erat (gram) *ebal (%m) Testis ) - - 10 )0,' 0,' Epididymis - - - - :, - ;uktus de"erens 1: - - - - - (mpulla ;uktus de"erens 0,' #,' - - - #,' 4elenjar @esikularis - #,' - ,1 - 4elenjar $rostata - - - - - - 4elenjar )ulbourethralis - - - - - - 'enis ' - - - - - Testis (erdasarkan hasil pengukuran diketaui bahwa domba ;+* yang diamati memiliki ukuran testis dengan panjang ) %m, tebal atau lebar 0,' %m, keliling 10 %m, berat )0,' g. 6enurut Aarner dan ,a"e5 (###) menyatakan bahwa pada umur lebih dari 0 minggu domba men%apai dewasa kelamin dan ukuran panjang, diameter, dan berat testis domba dewasa adalah 1# %m, ) %m dan /' gr. 6enurut &amsudewa dan +ndang (##)) $erkembangan organ reproduksi dipengaruhi oleh beberapa "aktor antara lain oleh pakan, hormonal dan lingkungan. ,asil yang didapat pada praktikum tidak sesuai dengan literatur. 6enurut Frandson (199), testis agak ber3ariasi dalam hal spesies dalam hal bentuk, ukuran dan lokasi, tetapi struktur dasarnya adalah sama. 6asing- masing testis terdiri dari banyak sekali tubulus seminiferus yang di kelilingi oleh kapsul berserabut atau trabekula melintas masuk dari tunika albugenia untuk membentuk kerangka atau stroma, untuk mendukung tubulus seminiferosa. Trabekula ini bergabung membentuk korda fibrosa, yaitu mediastinum testis. Testis terdiri dari beberapa lapisan-lapisan yang pertama adalah scrotum, tunika dartos, vaginalis propia, tunika albuginea yang mengandung urat syara" dan urat darah. Testis terdiri dari tubulus seminiferus yang ber"ungsi menghasilkan spermatozoa. 4umpulan dari tubulus seminiferus akan membentuk mediastinum testis yang akan membentuk suatu saluran yang disebut rete testis. Testis juga ternyata menghasilkan sel leydig yang menghasilkan hormon androgen dan sel sertoli yang ber"ungsi memberi nutrisi pada spermatozoa yang dihasilkan oleh tubulus seminiferus (Feradis, #1#). *crotum merupakan kulit berkantong yang ukuran, bentuk dan lokasinya menyesuaikan dengan testis yang dikandungnya. 4ulit dari scrotum adalah tipis, lembut dan relati" kurang berambut. &alapis jaringan "ibroelastik ber%ampur dengan serabut otot polos yang disebut dengan tunika dartos, terdapat disebelah kanan dari kulit dan pada %ua%a dingin serabutBserabut otot dari tunika dartos tersebut berkontraksi dan membantu mempertahankan posisi terhadap dinding abdominal (Frandson, 199). Testis yang terletak di dalam scrotum merupakan suatu struktur yang mengatur panas. &perma yang hidup dalam testis tidak akan dapat berkembang dalam lingkungan suhu tubuh hewan. Testis perlu turun dan keluar dari rongga tubuh atau mengalami kontraksi atau pengkerutan pada saat suhu dingin. 6enurut Feradis (#1#), suhu testis antara ' atau ) derajat %el%ius di bawah suhu tubuh. *erdapat mekanisme yang berbeda yang bekerja se%ara terpisah sehingga pengaturan suhu tersebut dapat berhasil. &uhu dingin, otot cremaster dapat menarik scrotum sehingga mendekati tubuh, sehingga suhu testis dapat dipertahankan hangat. &uhu panas, otot tersebut mengendor dan testis turun menjauhi tubuh, sehingga memungkinkan pelepasan panas hingga suhu testis menjadi lebih dingin. Otot yang lain yaitu tunika dartos yang mengelilingi kulit scrotum dapat mengekerut atau mengendorkan permukaan scrotum dan hal ini akan memperluas permukaan scrotum sehingga mempengaruhi ke%epatan hilangnya panas. Frandson (199) menambahkan bahwa se%ara normal, penurunan testis telah berlangsung sempurna pada waktu lahir atau segera sesudahnya. ,al ini ditunjukan oleh korda fibrosa, gubernakulum yang merentang dari testis melalui kanalis inguinalis ke kulit di daerah yang akan menjadi scrotum. &emakin membesarnya "etus, gubernakulum berhenti memanjang atau mungkin bahkan memendek. 7adi, akibatnya menarik testis dari rongga abdominal ke dalam scrotum. 6enurut (lakely dan (ade (1991), kadang-kadang penurunan testis tidak terjadi atau hanya satu saja yang turun. 4eadaan ini disebut cryptorkhid. Apabila hanya satu testis saja yang turun maka namanya adalah %ryptokhid unilateral dan apabila kedua-duanya tidak turun maka disebut sebagai kriptokhid bilateral. +riptokhid unilateral dapat mengakibatkan kelainan dalam e"isisnsi reproduksi sedangkan cryptokhid bilateral menyebabkan keadaan yang lebih berat yaitu seekor hewan jantan menjadi steril. 6enurut Frandson (199), hal tersebut karena spermatogenesis biasanya tidak terjadi se%ara normal, ke%uali kalau temperatur testis lebih dingin dari pada temperatur tubuh, suatu keadaan yang umum didalam scrotum. 8amun demikian temperatur yang relati" tinggi pada abdomen tidak berpengaruh terhadap produksi testosteron, sehingga hewan kriptokhid mempunyai akti3itas dan penampilan sebagai jantan yang normal. 4eke%ualiannya adalah bahwa testis tidak tampak jelas dan spermatozoa tidak dihasilkan. &uatu istilah yang biasanya dipakai untuk menghilangkan testis pada hewan jantan disebut dengan kastrasi. 4astrasi dimaksudkan untuk men%egah hewan-hewan dengan kualitas genetik yang rendah untuk berproduksi dan hal ini penting dalam usaha meningkatkan semua bangsa ternak. 4astrasi ini berkaitan dengan hormon yang dihasilkan oleh testis yaitu hormon testosteron (Frandson, 199). 6enurut Feradis (#1#), tanpa adanya hormon ini tingkah laku seksual hewan muda tidak akan timbul. (ila testis dihilangkan pada saat hewan masih muda, testis tidak akan berkembang sebagai hewan jantan dan seringkali bersikap seperti hewan betina sebab terjadi kegagalan pada perkembangan kelamin sekundernya, sedangkan apabila hewan dikebiri pada saat hewan telah dewasa, hal ini hanya menyebabkan sedikit peubahan pada penampilannya, sebab si"at kelamin sekunder ataupun tingkah laku seksualnya tampaknya tidak menurun. &elain itu, bila hewan jantan dilakukan kastrasi pada saat segera setelah dilahirkan, maka umumnya hewan jantan tersebut akan memperlihatkan tingkah laku seperti hewan jantan apabila dilakukan penyuntikan testosteron se%ara rutin. Aambar C.1. Testis ,asil pengamatan pada saat praktikum histologi organ reproduksi jantan menunjukkan bahwa masa testis dibungkus oleh tunica albuginea, suatu lapisan putih tebal terdiri dari jaringan ikat padat dan serabut- serabut otot li%in. &ubstansi atau parenchyma testis yang terdapat di dalam lobuli testis terdiri dari saluran-saluran ke%il bergulung-gulung, tubuli seminiferus yang menghasilkan dan berisi spermatozoa. &el-sel leydig terletak di jaringan interstitialis testis dan ber"ungsi mengasilkan hormon testosteron dan hormon ini berperan dalam proses kehidupan seksual ataupun mempengaruhi tanda-tanda kelamin sekuder laki-laki dan juga mempengaruhi proses spermatogenesis. Akti3itas sel-sel leydig dalam menghasilkan hormon testosteron sangat dipengaruhi oleh hormon yang berasal dari kelenjar hipo"isa anterior yaitu ,nterstitial Cell *timulating -ormone (,C*-) (,ardjopranjoto, 199'). ,ormon testosteron adalah hormon kelamin jantan yang dihasilkan oleh testis dan biasa disebut dengan androgen. Fungsi testosteron selain menimbulkan kelakuan kelamin (libido), juga berpengaruh terhadap kesanggupan ternak jantan untuk ereksi dan ejakulasi (*oelihere, 199-). 7aringan interstialis terletak diantara tubulus seminiferus testis. Akti3itas sel leydig sangat dipengaruhi kadar gonadotropin terutama ?, (uteinizing -ormon) atau C2&, (,nterstitial Cell *timulating -ormone), apabila gonadotropin terganggu maka sel leydig pun mungkin bisa terganggu (&uryadi, ##/). &el sertoli adalah sel-sel piramidal panjang dan saling bertautan dengan sel-sel spermatogenik. (agian dasarnya bertaut pada lamina basalis dan apikalnya menjorok ke lumen tubuli. $emeriksaan dengan mikroskop %ahaya biasa, menunjukkan batas yang tidak jelas dan hampir tidak terlihat serta bentuk sel yang irreguler. Fungsi dari sel sertoli adalah penyokong, pelindung dan mengatur nutrisi spermatozoa yang sedang berkembang, "agositosis sitoplasma spermatid yang berlebihan dan sekresi %airan ke tubul yang digunakan untuk transport spermatozoa (7unDueira dan 2arneiro, 1991). &el sertoli adalah penunjang testis yang terletak diantara sel-sel spermatogenik di tubulus seminiferus, sel ini melaksanakan banyak "ungsi penting di testis antara lain yaitu memberi dukungan "isik, perlindungan, dan nutrisi bagi sperma yang sedang berkembang (spermatid) (+ros%henko, ##). *ingginya persentase abnormalitas spermatozoa dapat berpengaruh terhadap peningkatan "ertilitas. Abnormalitas spermatozoa merupakan kelainan struktur spermatozoa dari struktur normal yang dapat disebabkan oleh beberapa "aktor, yaitu lingkungan, genetik atau kombinasi dari keduanya (,a"e5, 199-). &akt!r 'in(kun(an" (eberapa jenis abnormalitas spermatozoa sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar. $eningkatan abnormalitas spermatozoa jenis diadem diakibatkan oleh obat-obatan, ketidak seimbangan hormonal dan stress. 4urangnya pakan dan keadaan iklim yang terlalu ekstrim dapat berpengaruh terhadap peningkatan abnormalitas spermatozoa (Frandson, 199). &akt!r Genetik" (eberapa katagori kelainan spermatozoa bersi"at genetik yaitu, kelainan pada akrosom (4A defect, ruffled dan incomplete acrosome), kepala (abnormal !.( condensation, decapitated (disintegrated) sperm defect, round head, rolled/head, nuclear crest, dan giant head syndrome), kelainan pada midpiece (dag, pseudo/droplet, dan corkscre# midpiece defect) dan kelainan pada ekor spermatozoa (coiled tails, tail stump defect, dan primary ciliary dyskinesia (immotile cilia syndrome)) (Feradis, #1#). Abn!rmalitas Spermatozoa #an Kemam)uan Membuahi" Analisis semen bertujuan mengukur kemampuan pejantan dalam menghasilkan semen yang berkualitas. (eberapa analisis tersebut diantaranya adalah kapasitas produksi semen seekor pejantan yang biasanya digambarkan dengan pengukuran lingkar skrotum atau melalui pengukuran 3olume ejakulat dan konsentrasi spermatozoa. @iabilitas spermatozoa yang diukur melalui pengamatan motilitas, rasio hidupEmati. ,ubungan antara abnormalitas spermatozoa dengan "ertilitas dipengaruhi oleh beberapa "aktor, baik "aktor eksternal dan internal. Adanya pengaruh "aktor eksternal terhadap peningkatan abnormalitas spermatozoa harus dapat dikendalikan dan ditangani. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi abnormalitas spermatozoa diantaranya adalah teknik penampungan. Abnormalitas sel spermatozoa dapat terjadi pada saat pembentukkan spermatozoa dan selama penanganan semen (baik selama dan setelah koleksi). Abnormalitas spermatozoa dapat dihasilkan oleh kegagalan proses spermatogenesis atau spermiogenesis yang disebabkan "aktor genetik, penyakit dan kondisi lingkungan yang tidak sesuai, selain itu juga dapat disebabkan karena penanganan semen yang tidak benar (,a"e5, 199-). Kelainan *an( terja#i )a#a testis. Or%hitis adalah radang pada testis yang timbul karena adanya in"eksi mikroorganisme pada bagian di sekitar testis seperti keradangan pada skrotum atau saluran urogenital, khususnya penularan penyakit kelamin menular akibat perkawinan alam dengan hewan betina yang terin"eksi penyakit kelamin menular tersebut (Frandson, 199). *permatogenesis merupakan proses perkembangan selBsel spermatogenik yang terdiri dari tiga tahap yaitu tahap spermatositogenesis atau proli"erasi, tahap meiosis dan spermiogenesis. *permatositogenesis merupakan proli"erasi sel induk spermatogonia yang membelah se%ara mitosis menghasilkan spermatosit primer. *permatosit primer mengalami pembelahan meiosis C menjadi spermatosit sekunder. $embelahan meiosis C terdiri dari pro"ase, meta"ase, ana"se dan telo"ase. $ro"ase dari spermatosit primer dibedakan menjadi leptoten, 5igoten, pakiten, diploten dan diakinesis. *permatosit pakiten merupakan sel yang mudah diamati karena memiliki kromatid tebal, memendek, dan ukuran relati" besar dibandingkan sel spermatogenik yang lainnya. $embelahan meiosis CC spermatosit sekunder menjadi spermatid. *permatid mengalami perubahan mor"ologi dari bentuk bulat menjadi bentuk o3al dan berekor yaitu spermatozoa melalui proses spermiogenesis (7ohnson and +3eritt, 199#). *permatogenesis memerlukan waktu selama -',' hari setelah menempuh empat kali daur epitel seminiferus. ?ama satu daur epitel semini"erus pada men%it adalah #/ F ) jam (7ohnson and +3eritt, 199#). *permatogenesis dipengaruhi oleh berbagai "aktor yang merupakan "aktor endogen dan eksogen. Faktor endogen meliputi hormonal, psikologis, dan genetik. Faktor eksogen dapat berupa bahan kimia dan obat B obatan. Fisik berupa suhu, radiasi sinar G, dan getaran ultrasonik, 3itamin, gi5i, trauma dan keradangan. (erlangsungnya spermatogenesis pada tubulus seminiferus melibatkan poros hipotalamus, hipo"isis dan testis.
Aambar 1. ,istologi Testis Epididymis Epididymis terbagi menjadi tiga bagian, yaitu caput atau yang disebut sebagai kepala yang mempunyai "ungsi sebagai saluran untuk pemasakan spermatozoa dan dan pemadatan konsentrasi spermatozoa. 4edua adalah corpus atau yang disebut sebagai badan dari epididymis yang mempunyai "ungsi sebagai transpor spermatozoa, dan yang ketiga adalah cauda atau yang disebut sebagai ekor dari epididymis yang mempunyai "ungsi sebagai tempat penimbunan spermatozoa. (entuk dari epididymis itu sendiri adalah bulat pipih panjang. (erdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa berat epididymis adalah :, gram. (erat epididymis domba dewasa sekitar 11,-1 gram dan panjang dari %aput ke %auda 10,0 %m dan keliling %auda 0,1' %m (8o3iana et al., #1#). Apabila dibandingkan dengan literature menunjukkan berat epididymis termasuk berada pada kisaran normal. $reparat yang digunakan baru berisi sperma maka terjadi penyusutan berat pada saat ditimbang. 6enurut (lakely dan (ade (1991), epididymis mempunyai empat "ungsi yaitu pengangkutan, penyimpanan, pemasakan, dan pengentalan (konsentrasi) sperma. &trukturnnya mempunyai panjang sekitar 0# meter yang berperan untuk menyalurkan sperma dari testis ke kelenjar kelamin aksesoris. $roses yang terjadi adalah proses penyerapan air kembali yang berguna untuk meningkatkan konsentrasi. $emasakan di%apai karena ekskresi sel, dan sperma disimpan terutama pada epididymis bagian ekor. (erdasarkan hasil praktikum hasil yang diperoleh berada dibawah normal dan hal tersebut dapat dipengaruhi oleh umur, berat badan, pakan yang diberikan dan bangsa domba yang diamati. Feradis (#1#) menambahkan bahwa dalam hal pengangkutan sperma, spermatozoa diangkut dari rete testis ke ductuli efferen testis oleh tekanan %airan di dalam testis. $erjalanannya melalui ductuli efferen testis dibantu oleh silia yang bergerak akti" memukul kearah luar pada sel-sel bersilia dan oleh gerakan- gerakan peristaltik muskulator dindingnya. $engangkutan sperma dari epithel ke%ambah sampai cauda epididymis memakan waktu / sampai 9 hari pada domba jantan tergantung pada "rekuensi ejakulasi. Aambar C.. Epididymis ,asil pengamatan pada saat praktikum histologi organ reproduksi jantan menunjukkan bahwa !uctus eferens pada akhirnya bersatu membentuk saluran tunggal yang disebut epididymis. *iap testis mempunyai satu epididymis. Epididymis adalah suatu struktur memanjang yang bertaut rapat dengan testis. 6elalui serosa, saluran epididymis tersusun dari lobuli dan mengandung ductus efferentes testis. &aluran tersebut terakhir yang mengandung rete testis dengan saluran epididymis berjumlah 1- sampai 1' buah. ;ekat ujung proHimal testis, caput epididymis menjadi pipih dan bersambung ke badan (corpus epididymis) Corpus epididymis Caput epididymis Cauda epididymis yang langsing dan berjalan distal sepanjang tepi posterior testis, corpus berubah menjadi cauda epididymis, yang pada sapi dewasa men%apai ukuran sebesar ibu jari dan agak berayun dalam kedudukannya. ;ekat ligamentum testis, saluran epididymis menjadi kasar dan pada pelipatannya skelililng ligament, bersambung ke proksimal sebagai ductus deferens (Feradis, #1#). Epididymis terdapat beberapa bagian diantaranya pembuluh darah, ductus deferens dan lumen epididymis. $embuluh darah bertugas untuk mensupalai darah ke epididymis. ?umen merupakan saluran yang be"ungsi membawa nutrient untuk kebutuhan sel-sel di epididymis. !uctus deferens ber"ungsi untuk menyalurkan spermatozoa (*oelihere, 199-). Epididymis mempunyai empat "ungsi utama yaitu transport, konsentrasi, maturasi dan penyimpanan sperma. Fungsi epithelium epididymis adalah sebagian untuk absorpsi, dan sebagian sekretoris (*oelihere, 199-). Aambar . ,istologi Epididymis (,a"e5, 199-) Ductus deferens 6enurut Frandson (199), ductus deferens merupakan pipa berotot yang pada saat ejakulasi mendorong spermatozoa dari epididymis ke ductus e"akulatoris dalam urethra prostatik dan meninggalkan epididymis melalui canalis inguinal yang merupakan bagian dari korda spermatik dan pada %in%in inguinal internal memutar kebelakang memisah dari pembuluh darah dan sara" dari korda. (erdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat dijelaskan bahwa ductus deferens terentang mulai dari cauda epididymis sampai ke urethra. !uctus deferens sebagian akan mengalami pembesaran yang disebut ampulla ductus deferens dan pembesaran tersebut disebabkan oleh adanya kelenjar-kelenjar di dinding ductus deferens dan lumennya yang sedikit meluas. !uctus deferens mengangkut spermatozoa dari ekor epididymis ke urethra. ;indingnya mengandung otot-otot li%in yang penting dalam mekanisme pengangkutan semen waktu ejakulasi. (erdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa panjang ductus deferens adalah 1: %m, dengan panjang ampulla ductus deferens sebesar 0,' %m, tebal #,' %m, dan lebar #,' %m. 1kuran ductus deferens domba adalah panjang # %m, panjang ampulla ductus deferens ' %m, lebar 1 %m, dan tebal 1 %m (!usu", #1). ,asil yang diperoleh hampir mendekati ukuran dari literatur. 6enurut Feradis (#1#), perbedaan ukuran vas deferens dipengaruhi oleh beberapa "aktor diantaranya adalah umur, pakan, berat badan, dan bangsa domba itu sendiri. (mpulla mengandung epithel yang terdiri atas sel kelenjar yang banyak menghasilkan "ruktosa dan asam sitrat. 6enurut Feradis (#1#), vas deferens yang terletak bersebelahan diatas vesika urinaria lambat laun akan membesar dan menebal membentuk ampulla ductus deferens. (mpulla dapat diurut se%ara manual dengan manipulasi melalui rectum untuk memperoleh semen. Apabila dikehendaki, misalnya untuk tujuan manajemen atau tujuan lain, maka pejantan dapat tetap mempertahankan "ungsi seksualnya tetapi kemampuan "ertilitasnya dihilangkan. 2ara yang dipakai dalam hal ini adalah 3ase%tomi. 6enurut Frandson (199), 3asektomi merupakan %ara penghilangan sebagian dari masing-masing ductus deferens. Operasi ini bertujuan men%egah aliran spermatozoa dari epdidymis, tetapi tidak mempunyai e"ek terhadap kegiatan atau penampilan hewan tersebut dan ini kadang-kadang digunakan dalam eksperimen atau untuk mengenali hewan betina yang sedang birahi. Aambar C.-. !uctus deferens ,asil pengamatan pada saat praktikum histologi organ reproduksi jantan menunjukkan ductus deferens merupakan tabung dengan diameter sampai - mm, dinding relati" tebal dan lumen yang relati" ke%il yaitu #,- mm. !uctus deferens dapat diraba dengan mudah melalui skrotum dan soft tissue dari spermatic cord. (erwarna khas seperti mutiara. $anjang -# sampai 0# %m, dilapisi oleh tiga lapis otot polos. ?apisan luar dan lapisan dalam longitudinal, lapisan tengah sirkuler. (agian luar lapisan otot ini terdapat jaringan pengikat tunica adventisia ((dventitial sheath). ?apisan ini terdapat pembuluh darah yang mensuplai ductus deferens. $embuluh darah arteri berasal dari arteri deferential yang merupakan %abang dari arteri vesikalis inferior. !uctus deferens dilapisi oleh epitel columner dan terdapat silia berguna membantu transportasi sperma. Fase sperma dalam ductus deferens dilaksanakan terutama dengan kontraksi peristaltik (&empurno, 199)). &elama perayuan dan stimulasi precoital, sperma diangkut dari ekor epididymis ke ampulla, dibantu oleh gerakan-gerakan peristaltik ductus deferens. 4elenjar-kelenjar ampulla mensekresikan fructosa dan asam %itrat, walaupun kelenjar vesicularis adalah sumber utama kedua 5at kimia tersebut (*oelihere, 199'). Aambar -. ,istologi !uctus deferens (,a"e5, 199-) Kelenjar Tambahan 4elenjar tambahan terdiri dari kelenjar 3esikularis, kelenjar prostata, dan kelenjar co#pery. 4elenjar 3esikularis mengeksresikan %airan lengket yang ber"ungsi memberi nutrisi untuk spermato5oa. 4elenjar prostata menghasilkan %airan en%er yang ber"ungsi melindungi spermato5oa. 4elenjar bulbourethralis menghasilkan getah kental yang ber"ungsi membersihkan urethra dari sisa-sisa urin. Kelenjar esikularis. (erdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa panjang kelenjar 3esikularis adalah - %m, lebarnya %m, tingginya #,' %m dan beratnya ,1 gram. 1kuran kelenjar 3esikularis domba adalah panjang #,0 %m, lebar #, %m, tinggi #,1' %m, dan bobot ' g (Feradis, #1#). Apabila dibandingkan dengan literatur ukuran kelenjar 3esikularis berada diatas kisaran normal. 6enurut Feradis (#1#), perbedaan ukuran kelenjar 3esikularis dipengaruhi oleh beberapa "aktor diantaranya adalah umur, pakan, berat badan, dan bangsa domba itu sendiri. 4elenjar 3esikularis berjumlah sepasang dan terletak mengapit ampulla ductus deferens dan berada disebelah kanan dan kiri. 4elenjar ini menghasilkan 5at %air yang agak kental dan lengket yang mengandung protein, potasium, asam sitrat, "ruktosa, dan en5im dengan p, ',/ sampai ),. 6enurut Feradis (#1#), sekresi kelenjar 3esikularis ini merupakan %airan keruh dan lengket yang mengandung protein, kalium, asam sitrat, "ruktosa, dan beberapa en5im yang konsentrasinya tinggi, kadang-kadang berwarna kuning karena mengandung "la3in dan $,-nya berkisar ',/ sampai ),. Aambar C.0. @esikula seminalis Kelenjar Pr!stata. (erdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat dijelaskan bahwa pada domba kelenjar ini ada sepasang dan menghasilkan %airan en%er yang mengandung ion anorganik seperti 8a, 2l, 2a, dan 6g. 6enururt Feradis (#1#), kelenjar prostata pada domba mengelilingi urethra dan terdiri dari dua bagian yaitu badan prostata (corpus prostatae) dan prostata disseminata atau prostata yang cryptik (pars disseminata prostatae). &ekresi kedua bagian ini berjalan melalui saluran ke%il dan banyak yang bermuara ke dalam urethra pada beberapa deretan. 6enurut 9idayati (##:), sekresinya banyak mengandung ion anorganik (8a, 2l, 2a, 6g). ;omba sekresinya sangat en%er dan mempunyai p, yang basa antara /,' sampai :, . 6enurut Feradis (#1#), badan prostata mempunyai lebar ,' sampai 0 %m, dan tebal 1 sampai 1,' %m, sedangkan pada bagian dorsal, tebalnya men%apai 1 sampai 1,' %m dan panjangnya 1# sampai 1 %m dan tertutup oleh otot urethra. $erbedaan ukuran kelenjar prostata disebabkan oleh umur, berat badan, dan genetik. Aambar C.'. 4elenjar $rostata Kelenjar Bulbourethralis. (erdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat dijelaskan bahwa kelenjar ini juga terdapat sepasang dan letaknya lebih ke cauda dari kelenjar prostata yaitu ditempat belokan dimana urethra membengkok ke bawah sewaktu urethra akan keluar dari ruang pelvis. (entuk dari kelenjar ini adalah bulat padat mempunyai kapsula. &ebelum ejakulasi kelenjar ini menghasilkan getah kental yang "ungsinya untuk membersihkan saluran reproduksi dari sisa- sisa urin. 6enurut Feradis (#1#), kelenjar co#pery (glandulae bulbourethralis) terdapat sepasang, berbentuk bundar, kompak, berselubung tebal dan pada domba sedikit lebih ke%il dari pada kelenjar %owper kuda yang berukuran tebal ,' %m sampai ' %m. &ekresi kelenjar %owper pada domba dan disalurkan sangat dekat dengan penis. Fungsi dari %airan yang dihasilkan oleh kelenjar tersebut adalah sebagai pembersih saluran urethra. Aambar C.). 4elenjar bulbourethralis Urethra (erdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dalam pengukuran organ reproduksi jantan diperoleh hasil bahwa urethra berada antara pangkal vesikula seminalis. %rethra itu sendiri merupakan tempat bermuaranya ampulla ductus deferens sampai ujung penis. &aluran ini mempunyai "ungsi untuk lewatnya urin dan semen. 6enurut Feradis (#1#), bahwa urethra membentang dari daerah pelvis ke penis dan berakhir pada ujung glands sebagai orificium urethra eHterna. %rethra ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pelvis yaitu suatu saluran silindrik dengan panjang 1' sampai # %m, yang diselubungi oleh otot urethra yang kuat dan terletak pada lantai pelvis. (agian bulbourethralis yang merupakan bagian yang melengkung seputar archus ischiadicus. (agian penis termasuk kelengkapan penis. Aambar C./. %rethra Penis 6enurut Frandson (199), penis mempunyai "ungsi menyemprotkan sperma ke dalam alat reproduksi betina dan juga sebagai Urethra Penis tempat lewatnya urin. 'enis dapat melakukan akti3itas memanjang dan memendek dengan dilengkapi muskulus retra%tor penis yang dapat merelaks dan mengkerut dan corpus %a3ernosum penis yaitu otot yang dapat menegangkan penis. 4eadaan relaks ada bagian yang membengkok membentuk huru" & dan bagian ini disebut sebagai fleksura sigmoidea. ?ubang pada penis disebut sebagai orivicium urethra eksterna. 'enis sendiri dibungkus oleh praeputium yang ber"ungsi melindungi penis dari pengaruh luar dan kekeringan. $erbatasan antara penis dengan praeputium disebut sebagai forni& praeputium. (erdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ukuran penis yang didapat adalah sepanjang ' %m. 6enurut &amsudewa dan +ndang (##)), hasil pengukuran penis domba lo%al jantan umur -, ', /, dan 9 bulan menunjukkan bobot dan panjang penis berturut-turut /,-- g dan ), 9- %mI '9,-- g dan /,# %mI / g dan /,) %mI :/ g dan /,: %m. Apabila dibandingkan dengan literatur panjang penis yang diamati berada dibawah kisaran normal. 6enurut Feradis (#1#), perbedaan ukuran penis dipengaruhi umur, bangsa, dan berat badan. 6enurut Frandson (199), penis mempunyai "ungsi menyemprotkan sperma ke dalam alat reproduksi betina dan juga sebagai tempat lewatnya urin. 'enis dapat melakukan akti3itas memanjang dan memendek dengan dilengkapi muskulus retra%tor penis yang dapat merelaks dan mengkerut dan corpus %a3ernosum penis yaitu otot yang dapat menegangkan penis. 4eadaan relaks ada bagian yang membengkok membentuk huru" & dan bagian ini disebut sebagai fleksura sigmoidea. ?ubang pada penis disebut sebagai orivicium urethra eksterna. 'enis sendiri dibungkus oleh praeputium yang ber"ungsi melindungi penis dari pengaruh luar dan kekeringan. $erbatasan antara penis dengan praeputium disebut sebagai forni& praeputium. 6enurut ,ardjopranjoto (199'), penis mempunyai dua ma%am tipe, yaitu 1) tipe muskulocavernosus yang terdapat pada golongan anjing, kuda, primata, dan sebagainya. ) *ipe "ibroelastika yang terdapat pada sapi, domba, kambing, babi, rusa, dan kerbau. 6enurut Feradis (#1#), penis merupakan organ kopulatoris hewan jantan, yang mempunyai tugas ganda yaitu pengeluaran urin dan perletakkan semen ke dalam saluran reproduksi betina. 9idayati (##:), menambahkan bahwa penis dapat membentang ke depan dari arcus ischiadicus pelvis sampai ke daerah umbilikus pada dinding 3entral perut. 'enis ditunjang oleh fascia dan kulit. 1mumnya penis tetap tinggal didalam praeputium sewaktu hewan membuang urin. 9aktu kawin penis harus dapat berereksi dan penis harus dapat keluar dari praeputium agar semennya dapat disemprotkan tepat kedalam 3agina dan %er3iH. 6ekanisme ereksi ini ber3ariasi diantara golongan hewan domestik. ;omba, domba dan babi misalnya, mempunyai tipe penis yang "ibroelastis yang tetap keras meskipun tidak ereksi (Feradis, #1#). Aambar C.:. 'enis ,asil pengamatan pada saat praktikum histologi organ reproduksi jantan menunjukkan bahwa penis tersususun atas beberapa bagian antara lain corpus cavernosum penis, tunika albuginea, urethra, corpus cavernosum urethra dan lumen. Corpus cavernosum penis merupakan suatu rongga besar. Tunika albuginea merupakan sel yang melapisi corpus cavernosum penis dan corpus cavernosum urethra. ?umen merupakan saluran berongga yang ber"ungsi mentransport nutrient (7unDueira dan 2arneiro, 1991). (agian ujung atau glands penis terletak bebas dalam praeputium. (adan penis terdiri atas corpus cavernosum penis yang relati3e besar dan di selaputi oleh suatu selubung "ibrosa tebal berwarna putih, tunica albuginea. (agian ventral terdapat corpus cavernosum urethra, suatu struktur yang %ukup ke%il yang mengelilingi urethra. 4edua corpora cavernosa bersi"at seperti spons dan terbagi atas rongga-rongga yang dianggap sebagai kapiler-kapiler yang sangat membesar dan bersambung dengan vena penis (Feradis, #1#). Aambar 0. ,istologi $enis (,a"e5, 199-) Kesim)ulan (erdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa anatomi organ reproduksi jantan terdiri atas testis, epididymis, ductus deferens, kelenjar tambahan yang terdiri dari kelenjar 3esukularis, kelenjar prostata dan kelenjar %owperi, urethra, dan penis. ,asil dari praktikum yang diperoleh menunjukkan testis, epididymis, ductus deferens, kelenjar 3esukularis, kelenjar prostata dan kelenjar %owperi, urethra, dan penis tidak normal. Faktor-"aktor yang mempengaruhi ukuran masing-masing organ adalah umur, berat badan, dan bangsa domba serta dimungkinkan juga dari kesalahan pengukuran yang dilakukan oleh praktikan. (erasarkan hasil praktikum histologi organ reproduksi jantan dapat disimpulkan bahwa se%ara mikroskopis terdiri testis tersususn atas sel leydig, membrane basement, sel sertoli, dan tubulus seminiferus. Epididymis tersusun atas pembuluh darah, ductus deferens dan lumen epididymis. !uctus deferens tersusun atas lumen, musculus circuler, sel epitel, lamina propria, musculus longitudinal dalam, musculus longitudinal luar, dan tunika serosa. 'enis terdiri atas corpus cavernosum penis, tunika albuginea, urethra, corpus cavernosum urethra dan lumen. Da+tar Pustaka Aughey +, Frye F?. ##1. Comparative $eterinary -istology. ?ondon> 6anson $ublish. (lakely, 7., ;a3id ,.(ade. 1991. Clmu $eternakan. $enerjemah (. &rigandono.Aadjah 6ada 1ni3ersity $ress. !ogyakarta. +ros%henko, @i%tor $. #1#. Atlas ,istologi diFiore dengan 4orelasi Fungsional. $enerbit (uku 4edokteran. Feradis. #1#. .eproduksi *ernak. Al"abeta. (andung. Frandson, .. ;. 199. Anatomi dan Fisiologi *ernak +disi keempat. $enerjemah. (. &rigandono. Aadjah 6ada 1ni3ersity $ress. !ogyakarta. Aarner, ;.?. dan +.&.+. ,a"e5. ###. .eprodu%tion Cn Farm Animal. +disi ke-/. ?ippi%ott and 9ilkins. $hiladelphia. ,a"e5, +.&.+. 199-. .eprodu%tion in Farm Animals edisi ke-/. ?ea and Febiger > $hiladelphia. ,ardjoprantono, &. 199'. Clmu 4emajiran $ada *ernak. Airlangga 1ni3ersity $ress. 7akarta. 7ohnson 4+. 1991. ,istology and 2ell (iology. (altimore> 9illiam J 9ilkins. 7ohnsons, 6., (. +3eritt. 199#. +ssential .eprodu%tion. -rd edition. (la%kwell &%i.$ub.OH"ord, ?ondon, +dinburg. 7unDueira, ?. 2. And 7. 2arneiro. 1991. ,istologi ;asar C. +disi . *erjemah Adji ;harma. +A2. 7akarta. 6oore, 4. ?., A. F. ;alley. 1999. Anatomy Fourth +dition. ?ippi%ott 9illiams and 9ilkins. 2anada. 8o3iana, 2., A. (oediono dan *. 9esdiyati. ###. 6or"ologi dan ,istomor"ometri Testis dan Epididymis 4ambing 4a%ang dan ;omba lo%al. 6edia @eteriner. $ear%e, +3elyn. 2. ##. Anotomi dan Fisiologi untuk $aramedis. Aramedia $ustaka 1tama. 7akarta. $rimiani 8, Aregory 6, ;u"resne 7, &mith 2+, ?iu !?, (artless 7., 2yr ;A, ,ermo ?. ##/. 6i%ro3illar si5e and espin eHpression in prin%ipal %ells o" the rat Epididymis are regulated by androgens. 0 (ndrol :> )'9-))9. .obert, 8. ##0. Anatomy and $hysiology o" the Aoat. Former @eterinary O""i%er, 8&9. 1&A. .osen"eld 2&. ##/. O3er3iew o" 6ale .eprodu%ti3e Organs. Cn &%hatten ,, 2onstantines%u A6, editor. Comparative Reproductive )iology. 8ew !ork> (la%kwell. &empurno, ;amar Aryo. 199). 4egagalan @asektomi *eknik Open-+nded ;ibanding 2lose-+nded. 1ni3ersetas ;iponegoro, &emarang. &uryadi, +., ;etty Cryani, &ri 4adarsih &uyono. $erubahan sel-sel ?eydig tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dewasa setelah pemberian monosodium glutamat peroral. 7urnal Anatomi Cndonesia. @olume 1 8o. #- April ##/ ,alaman 19 B 1-. *oelihere, 6o5es. .. 199'. Fisiologi .eproduksi $ada *ernak. $enerbit Angkasa. ;irektorat 7endral $endidikan *inggi ;epartemen $endidikan dan 4ebudayaan. (andung. 9idayati, ;. *., 4ustono., Csmaya., &igit (intara. ##:. (ahan Ajar 6ata 4uliah Clmu .eproduksi *ernak. ?aboratorium Fisiologi dan .eproduksi *ernak (agian .eproduksi *ernak 1ni3ersitas Aadjah 6ada. !ogyakarta. !usu", 6. #1. Clmu .eproduksi *ernak. ?embaga 4ajian dan $engembangan $endidikan. 1ni3ersitas ,asanudin. 6akasar. 'APORAN PRAKTIKUM I'MU REPRODUKSI TERNAK ACARA II ANATOMI ORGAN REPRODUKSI JANTAN ;isusun oleh> Ahmad Fajri $*E#)99 @C Asisten > 2hintya Fitrianita ;ewanti 'A$ORATORIUM &ISIO'OGI DAN REPRODUKSI TERNAK $AGIAN PRODUKSI TERNAK &AKU'TAS PETERNAKAN UNIERSITAS GADJA% MADA ,OG,AKARTA -./0
Penanaman Campuran Antara Rumput Dan Legum Pada Lahan Kritis Dengan Musim Berbeda Dan Kemiringan Lahan Yang Berbeda Oleh Muhammad Ihsan Andi Dagong Dan Syahdar Baba