Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup kompleks,
karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 diketahui
penyebab kematian di Indonesia untuk semua umur, telah terjadi pergeseran dari
penyakit menular ke penyakit tidak menular, yaitu penyebab kematian pada untuk
usia > 5 tahun, penyebab kematian yang terbanyak adalah stroke, baik di
perkotaan maupun di pedesaan. Hasil Riskesdas 2007 juga menggambarkan
hubungan penyakit degeneratif seperti sindroma metabolik, stroke, hipertensi,
obesitas dan penyakit jantung dengan status sosial ekonomi masyarakat
(pendidikan, kemiskinan, dan lain-lain).

Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat,
pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa
kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan
mereka, hanya sedikit yang akan dapat dicapai. Perilaku yang sehat dan
kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh
karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok atau misi sektor kesehatan adalah
mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

Untuk mencapai upaya tersebut Departemen Kesehatan RI menetapkan visi
pembangunan kesehatan yaitu Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat.
Strategi yang dikembangkan adalah menggerakkan dan memberdayakan
masyarakat untuk hidup sehat, berupa memfasilitasi percepatan dan pencapaian
derajat kesehatan setinggi-tingginya bagi seluruh penduduk dengan
mengembangkan kesiap-siagaan di tingkat desa yang disebut dengan Desa Siaga.
2


Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan secara mandiri. Pada intinya, desa siaga
adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat.
Untuk dapat danmampu hidup sehat, masyarakat perlu mengetahui masalah-
masalah dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatannya, bak sebagai
individu, keluarga, ataupun sebagai bagian dari anggota masyarakat.
Beberapa determinan yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat adalah
keturunan (heredity), keadaan gizi, gaya hidup, akses pelayanan kesehatan dan
lingkungan fisik dan nonfisik. Heredity memegang peran dalam penentuan sifat
dan karakteristik fisiologis seorang individu, seperti postur tubuh, warna kulit dan
golongan darah. Lingkungan fisik meliputi lingkungan yang ada di sekitar
manusia, seperti udara yang kita hirup, darat dan laut sebagai sumber kehidupan,
termasuk rumah dan fasilitasnya serta ketersediaan pelayanan umum (air bersih,
listrik dan jalan raya). Sedangkan faktor budaya akan mempengaruhi sikap
masyarakat terhadap hidup sehat dan kesehatan secara keseluruhan.
Seiring dengan program Desa Siaga yang dicanangkan oleh Departemen
Kesehatan RI, pendidikan dan profesi keperawatan telah menerapkan standar
perawatan komunitas yang mencakup berbagai unsur dan komponen seperti yang
ada pada konsep Desa Siaga. Perawatan kesehatan masyarakat diterapkan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan populasi dimana prakteknya tersebut
bersifat umum dan komprehensif yang ditujukan pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang memiliki kontribusi bagi kesehatan, pendidikan
kesehatan dan manajemen serta koordinasi dan kontinuitas pelayanan holistik.
Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula dari perilaku individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat diantaranya berkaitan dengan masalah kesehatan
lingkungan, kesehatan ibu anak, kesehatan remaja serta kesehatan lanjut usia
(lansia),maupun pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang masih sangat
rendah seperti pemeriksaan kesehatan, kehamilan, imunisasi, posyandu dan lain
sebagainya.
3

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas
berstruktur dari Mata Kuliah Kebijakan Kesehatan Nasional.

C. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan makalah ini adalah :
1. Diskusi sesama anggota kelompok
2. Metode kepustakaan (literature)
3. Media Elektronik (Internet)

D. Ruang Lingkup Penulisan
Penulisan makalah ini membatasi hanya membahas tentang Desa
Siaga.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga Bab yang di susun
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
BAB III : PENUTUP











4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tujuan Desa Siaga
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-rnasalah
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri.
Desa Siaga adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki
kemampuan dalam menemukan permasalahan yang ada, kemudian merencanakan
& melakukan pemecahannya sesuai potensi yg dimilikinya, serta selalu siap siaga
dalam menghadapi masalah kesehatan , bencana , dan kegawatdaruratan.
Desa yang dimaksud di sini dapat berarti Kelurahan atau negeri atau istilah-
istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah,
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa Siaga adalah salah satu program Kementerian Kesehatan yang salah
satu fokus kegiatannya adalah mengurangi angka kematian Ibu, dengan
meningkatkan peran serta masyarakat setempat. Desa siaga adalah upaya bersama
masyarakat untuk mengatasi persoalan kesehatan khususnya kesehatan ibu dan
anak.
Si (siap), yaitu pendataan dan mengamati seluruh ibu hamil, siap mendampingi
ibu, siap menjadi donor darah, siap memberi bantuan kendaraan untuk rujukan,
siap membantu pendanaan, dan bidan wilayah kelurahan selalu siap memberi
pelayanan.

5


A (antar), yaitu warga desa, bidan wilayah, dan komponen lainnya dengan cepat
dan sigap mendampingi dan mengatur ibu yang akan melahirkan jika memerlukan
tindakan gawat-darurat.

Ga (jaga), yaitu menjaga ibu pada saat dan setelah ibu melahirkan serta menjaga
kesehatan bayi yang baru dilahirkan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa desa siaga adalah suatu keadaan dimana suatu
desa memiliki kemampuan dan kemauan untuk mengenal, menghadapi dan
mengatasi masalah kesehatan secara mandiri baik bencana maupun
kegawatdaruratan.
Tujuan Desa Siaga
Pengembangan desa siaga memiliki beberapa tujuan :
1. Tujuan umum :
Terwujudnya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli, dan tanggap
terhadap masalah- masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan di
desanya.
2. Tujuan khusus :
a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang
pentingnya kesehatan dan melaksanakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat).
b. Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan.
c. Meningkatnya kesehatan di lingkungan desa.
d. Meningkatnya kesiagaan dan kesiapsediaan masyarakat desa terhadap
risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
(bencana, wabah penyakit, dsb).

6

B. Sasaran dan Kriteria Pengembangan Desa Siaga Sehat
Sasaran
Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan Desa Siaga
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu
melaksanakan hidup sehat, serta peduli dan tanggap terhadap per-
masalahan kesehatan di wilayah desanya.
Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku
individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi
perubahan perilaku tersebut, seperti tokoh masyarakat, termasuk tokoh
agama; tokoh perempuan dan pemuda; kader; serta petugas kesehatan
Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, peraturan
perundang-undangan, dana, tenaga, sarana, dan lain-lain, seperti Kepala
Desa, Camat, para pejabat terkait, swasta, para donatur, dan pemangku
kepentingan Iainnya.
Kriteria
Sesuai dengan pengertian desa siaga, maka kriteria lengkap desa siaga terdiri
dari 8 Indikator, yang antara lain :
1. Adanya Forum Masyarakat Desa.
2. Memiliki sarana pelayanan kesehatan dasar (bagi yang tidak memiliki akses
ke puskesmas / pustu, dapat dikembangkannya Pos Kesehatan Desa
(POSKESDES).
3. Adanya UKBM yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
setempat (posyandu, warung obat desa, Ambulan Desa,
Tabulin/Dasolin/Arlin, dan lain-lain).
4. Memiliki system pengamatan penyakit dan factor-faktor risiko yang berbasis
masyarakat (Surveilans Epidemiologi).
5. Memiliki system kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan dan
bencana berbasis masyarakat.
6. Adanya Upaya dan terwujudnya lingkungan yang sehat.
7. Adanya Upaya dan terwujudnya Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS).
8. Adanya Upaya dan terwujudnya Keluarga sadar gizi (Kadarzi).



7

C. Pengertian POSKESDES
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/
menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan
pertemuan antara upaya-upaya masyarakat dan dukungan pemerintah.
Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif, preventif, dan kuratif yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader
atau tenaga sukarela Iainnya.

Kegiatan Poskesdes
Poskesdes diharapkan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat desa, sekurang-kurangnya:
Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian
Luar Biasa (KLB), dan faktor-faktor risikonya (termasuk status gizi) serta
kesehatan ibu hamil yang berisiko.
Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor risikonya (termasuk
kurang gizi).
Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan.
Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.
Kegiatan-kegiatan lain, yaitu promosi kesehatan untuk peningkatan
keluarga sadar gizi, peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS),
penyehatan Iingkungan, dan Iain-Iain, merupakan kegiatan
pengembangan.
8

Poskesdes juga diharapkan sebagai pusat pengembangan atau revitalisasi
berbagai UKBM lain yang dibutuhkan masyarakat desa (misalnya Warung
Obat Desa, Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga, dan lain-
lain). Dengan demikian, Poskesdes sekaligus berperan sebagai koordinator
dan UKBM-UKBM tersebut.
Sumberdaya Poskesdes
Poskesdes diselenggarakan oleh tenaga kesehatan (minimal seorang
bidan), dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang kader.
Untuk penyelenggaraan pelayanan Poskesdes harus tersedia sarana fisik
bangunan, perlengkapan, dan peralatan kesehatan. Guna kelancaran
kornunikasi dengan masyarakat dan dengan sarana kesehatan (khususnya,
Puskesmas), Poskesdes seyogianya memiliki juga sarana komunikasi
(telepon, ponsel, atau kurir).
Pembangunan sarana fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai
cara, yaitu dengan urutan alternatif sebagai berikut: 1) Mengembangkan
Pondok Bersalin Desa (Polindes) yang telah ada menjadi Poskesdes, 2)
Memanfaatkan bangunan yang sudah ada, yaitu misalnya Balai RW, Balai
Desa, Balai Pertemuan Desa, dan lain-lain. 3) Membangun baru, yaitu
dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau Daerah), donatur, dunia
usaha, atau swadaya masyarakat.
D. Langkah-langkah Pengembangan Desa Siaga
Persiapan
Dalam tahap persiapan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
Pusat :
- Penyusunan pedoman
- Pembuatan modul-modul pelatihan
- Penyelenggaraan Pelatihan bagi Pelatih atau Training of Trainers (TOT)
Provinsi:
- Penyelenggaraan TOT ( tenaga Kabupaten / Kota)
9

Kabupaten / Kota:
- Penyelenggaraan Pelatihan Tenaga kesehatan
- Penyelenggaraan pelatihan Kader

Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
Pusat - Penyediaan dana dan dukungan sumberdaya lain
Provinsi - Penyediaan dana dan dukungan sumberdaya lain
Kabupaten/Kota
- Penyediaan dana dan dukungan sumberdaya lain
- Penyiapan Puskesmas dan Rurnah Sakit dalarn rangka
penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan
Kecamatan - Pengembangan dan Pembinaan Desa Siaga

Pemantauan & Evaluasi
Dalam tahap pemantauan dan evaluasi, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
Pusat
- Memantau kemajuan dan mengevaluasi keberhasilan pengembangan Desa Siaga
Provinsi
- Mernantau kemajuan pengembangan Desa Siaga
- Melaporkan hasil pemantauan ke Pusat
Kabupaten/Kota
- Memantau kemajuan pengembangan Desa Siaga
- Melaporkan hasil pemantauan ke Provinsi
Kecamatan
- Melakukan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
- Melaporkan perkembangan ke Kabupaten/Kota


10


Pendekatan Pengembangan Desa Siaga

Pengembangan Desa Siaga dilaksanakan dengan membantu/ memfasilitasi
masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran melalui siklus atau spiral
pemecahan masalah yang terorganisasi (pengorganisasian masyarakat). Yaitu
dengan menempuh tahap-tahap. (1) mengidentifikasi masalah, penyebab rnasalah,
dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah (2)
mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan masalah,
(3) menetapkan alternatif pemecahan masalah yang Iayak, merencanakan dan
melaksanakannya, serta (4) rnemantau, mengevaluasi dan membina kelestarian
upaya-upaya yang telah dilakukan.

Meskipun di Lapangan banyak variasi pelaksanaannya, namun secara garis besar
langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut.

a. Pengembangan Tim Petugas

Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan-kegiatan lainnya
dilaksanakan. Tujuan Iangkah ini adalah mempersiapkan para petugas kesehatan
yang berada di wilayah Puskesmas, baik petugas teknis maupun petugas
administrasi. Persiapan pada petugas ini bisa berbentuk sosialisasi, pertemuan
atau pelatihan yang bersifat konsolidasi, yang disesuaikan dengan kondisi
setempat.

Keluaran atau output dan Iangkah ini adalah para petugas yang memahami
tugas dan fungsinya, serta siap bekerjasama dalam satu tim untuk melakukan
pendekatan kepada pemangku kepentingan dan masyarakat.


11


b. Pengembangan Tim di Masyarakat

Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para petugas, tokoh
masyarakat, serta masyarakat, agar mereka tahu dan mau bekerjasama dalam satu
tim untuk mengembangkan Desa Siaga.

Dalam langkah ini termasuk kegiatan advokasi kepada para penentu
kebijakan, agar mereka mau memberikan dukungan, baik berupa kebijakan atau
anjuran, serta restu, maupun dana atau sumber daya laIn, sehingga pengembangan
Desa Siaga dapat berjalan dengan lancar. Sedangkan pendekatan kepada tokoh-
tokoh masyarakat bertujuan agar mereka memahami dan mendukung, khususnya
dalam membentuk opini publik guna menciptakan iklim yang kondusif bagi
pengembangan Desa Siaga.

Jadi dukungan yang diharapkan dapat berupa dukungan moral, dukungan
finansial atau dukungan material, sesuai kesepakatan dan persetujuan masyarakat
dalam rangka pengembangan Desa Siaga.

Jika di daerah tersebut telah terbentuk wadah-wadah kegiatan masyarakat di
bidang kesehatan seperti Konsil Kesehatan Kecamatan atau Badan Penyantun
Puskesmas, Lembaga Pemberdayaan Desa, PKK, serta organisasi
kernasyarakatan Iainnya, hendaknya lembaga-lembaga ini diikutsertakan dalam
setiap pertemuan dan kesepakatan.

c. Survei Mawas Diri

Survei Mawas Diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri (TMD) atau Community
Self Survey (CSS) bertujuan agar pemuka-pemuka masyarakat mampu melakukan
telaah mawas diri untuk desanya. Survei ini harus dilakukan oleh pemuka-pemuka
masyarakat setempat dengan birnbingan tenaga kesehatan. Dengan demikian,
12

diharapkan mereka menjadi sadar akan permasalahan yang dihadapi di desanya,
serta bangkit niat dan tekad untuk mencari solusinya, termasuk membangun
Poskesdes sebagai upaya mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat desa. Untuk itu, sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan
pembekalan keterampilan bagi mereka.

Keluaran atau output dan SMD ini berupa identifikasi masalah-masalah
kesehatan serta daftar potensi di desa yang dapat didayagunakan dalam mengatasi
masalah-masalah kesehatan tersebut, termasuk dalam rangka rnembangun
Poskesdes.

d. Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )

Tujuan penyelenggaraan musyawarah masyarakat desa (MMD) ini adalah
mencari alternatif penyelesaian masalah kesehatan dan upaya membangun
Poskesdes, dikaitkan dengan potensi yang dimiliki desa. Di samping itu, juga
untuk menyusun rencana jangka panjang pengembangan Desa Siaga.
lnisiatif penyelenggaraan musyawarah sebaiknya berasal dari para tokoh
masyarakat yang telah sepakat mendukung pegembangan Desa Siaga. Peserta
musyawarah adalah tokoh-tokoh masyarakat, termasuk tokoh-tokoh perempuan
dan generasi muda setempat. Bahkan sedapat rnungkin dilibatkan pula kalangan
dunia usaha yang mau mendukung pengembangan Desa Siaga dan kelestariannya
(untuk itu diperlukan advokasi).

Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD disajikan, utamanya
adalah daftar masalah kesehatan, data potensi, serta harapan masyarakat. Hasil
pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas, dukungan dan
kontribusi apa yang dapat disumbangkan oleh masing-masing individu/ institusi
yang diwakilinya, serta langkah-Iangkah solusi untuk pembangunan Poskesdes
dan pengembangan masing-masing Desa Siaga.
13


Pelaksanaan Kegiatan

Secara operasional pembentukan Desa Siaga dilakukan dengan kegiatan sebagai
berikut :
a. Pemilihan Pengurus dan Kader Desa Siaga

Pemilihan pengurus dan kader Desa Siaga dilakukan melalui pertemuan
khusus para pimpinan formal desa dan tokoh masyarakat serta beberapa wakil
masyarakat. Pemilihan dilakukan secara musyawarah & mufakat, sesuai dengan
tata cara dan kriteria yang berlaku, dengan difasilitasi oleh Puskesmas.

b. Orientasi/Pelatihan Kader Desa Siaga

Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengelola dan kader desa yang
telah ditetapkan perlu diberikan orientasi atau pelatihan. Orientasi/ pelatihan
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota sesuai dengan pedoman
orientasi/pelatihan yang berlaku. Materi orientasi/ pelatihan mencakup kegiatan
yang akan dilaksanakan di desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga
(sebagairnana telah dirumuskan dalam Rencana Operasional). Yaitu meliputi
pengelolaan Desa Siaga secara umum, pembangunan dan pengelolaan Poskesdes,
pengembangan dan pengelolaan UKBM lain, serta hal-hal penting terkait seperti
kehamilan dan persalinan sehat, Siap-Antar-Jaga, Keluarga Sadar Gizi, posyandu,
kesehatan lingkungan, pencegahan penyakit menular, penyediaan air bersih dan
penyehatan ingkungan pemukiman (PAB - PLP), kegawatdaruratan sehani-hari,
kesiap-siagaan bencana, kejadian luar biasa, warung obat desa (WOD),
diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan melalui
Taman Obat Keluarga / TOGA), kegiatan surveilans, perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) dan lain-lain.

14


c. Pengembangan Poskesdes dan UKBM lain

Dalam hal ini, pembangunan Poskesdes bisa dikernbangkan dari Polindes
yang sudah ada. Apabila tidak ada Polindes, maka perlu dibahas dan dicantumkan
dalam rencana kerja tentang alternatif lain pembangunan Poskesdes. Dengan
demikian diketahui bagaimana Poskesdes tersebut akan diadakan - membangun
baru dengan fasilitasi dari Pemerintah, membangun baru dengan bantuan dari
donatur, membangun baru dengan swadaya masyarakat, atau memodifikasi
bangunan lain yang ada. Bilamana Poskesdes sudah berhasil diselengganakan,
kegiatan dilanjutkan dengan membentuk UKBM-UKBM yang diperlukan dan
belum ada di desa yang bersangkutan, atau merevitalisasi yang sudah ada tetapi
kurang/ tidak aktif.

d. Penyelenggaraan Kegiatan Desa Siaga

Dengan telah adanya Poskesdes, maka desa yang bersangkutan telah dapat
ditetapkan sebagai Desa Siaga. Setelah Desa Siaga resmi dibentuk, dilanjutkan
dengan pelaksanaan kegiatan Poskesdes secara rutin, yaltu pengembangan sistem
sunveilans berbasis masyarakat, pengembangan kesiapsiagaan dan
penanggulangan kegawat-daruratan dan bencana, pemberantasan penyakit
menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, pengga!angan dana,
pemberdayaan masyanakat menuju KADARZI dan PHBS, penyehatan
lingkungan, serta pelayanan kesehatan dasar (blIa diperlukan). Selain itu,
diselenggarakan pula pelayanan UKBM-UKBM lain seperti Posyandu dan lain-
lain dengan berpedoman kepada panduan yang berlaku.
Secara berkala kegiatan Desa Siaga dibimbing dan dipantau oleh Puskesmas, yang
hasilnya dipakai sebagai masukan untuk perencanaan dan pengembangan Desa
Siaga selanjutnya secara lintas sektoral.

15


Pembinaan Dan Peningkatan

Mengingat permasalahan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kinenja sektor
lain, serta adanya keterbatasan sumberdaya, maka untuk memajukan Desa Siaga
perlu adanya pengembangan jejaring kerjasama dengan berbagai pihak.
Perwujudan dan pengembangan jejaring Desa Siaga dapat dilakukan rnelalui
Temu Jejaring UKBM secara internal di dalam desa sendiri dan atau Temu
Jejaring antar Desa Siaga(minimal sekali dalam setahun) . Upaya lni selain untuk
memantapkan kerjasarna, juga diharapkan dapat menyediakan wahana tukar-
menukar pengalaman dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi bersama.
yang juga tidak kalah pentingnya adalah pembinaan jejaring lintas sektor,
khususnya dengan program-program pembangunan yang bersasaran Desa.
Salah satu kunci keberhasilan dan kelestarian Desa Siaga adalah keaktifan para
kader. Oleh karena itu, dalam rangka pembinaan perlu dikembangkan upaya-
upaya untuk memenuhi kebutuhan para kader agar tidak drop out. Kader-kader
yang memiliki motivasi memuaskan kebutuhan sosial psikologisnya harus diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kreatifitasnya. Sedangkan
kader-kader yang rnasih dibebani dengan pemenuhan kebutuhan dasarnya, harus
dibantu untuk memperoleh pendapatan tambahan, misalnya dengan pemberian
gaji/ insentif atau difasilitasi agar dapat berwirausaha.
Untuk dapat melihat perkembangari Desa Siaga, perlu dilakukan pemantauan dan
evaluasi. Berkaitan dengan itu, kegiatan-kegiatan di Desa Siaga penlu dicatat oleh
kader, misalnya dalam Buku Register UKBM ( contohnya : kegiatan Posyandu
dicatat dalam buku Registrasi Ibu dan Anak Tingkat Desa atau RIAD dalam
Sistem Informasi Posyandu ).




16

E. Peran Jajaran Kesehatan dan Pemangku Kepentingan

1. Peran Jajaran Kesehatan
a. Peran Puskesmas
Dalam rangka Pengembangan Desa Siaga, Puskesmas merupakan ujung tombak
dan bertugas ganda. yaitu sebagal penyelenggara PONED dan penggerak
masyarakat Desa. Narnun demikian, da!am menggerakkan
masyarakat Desa, Puskesmas akan dibantu oleh Tenaga Fasilitator dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang telah dilatih di Provinsi.
Adapun peran Puskesmas adalah sebagai berikut.
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, termasuk Pelayanan Obstetrik
& Neonatal Emergensi Dasar (PONED).
2) Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat kecamatan dan desa
dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
3) Memfasilitasi pengembangan Desa Siaga dan Poskesdes.
4) Melakukan monitoring Evaluasi dan pembinaan desa siaga.

b. Peran Rumah Sakit
Rumah Sakit memegang peran penting sebagai sarana rujukan dan pembina teknis
pelayanan medik. Oleh karena itu, dlam hal ini peran Rurnah Sakit adalah:
1) Menyelenggarakan pelayanan rujukan, termasuk Pelayanan Obstetrik &
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK).
2) Melaksanakan bimbingan teknis medis, khususnya dalam rangka
pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan dan bencana di
Desa Siaga.
3) Menyelenggarakan promosi kesehatan di Rurnah Sakit dalam rangka
pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan dan bencana.



17

c. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Sebagai penyelia dan pembina Puskesmas dan Rumah Sakit, peran Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota meliputi:
1) Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat kabupaten/kota
dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
2) Merevitalisasi Puskesmas dan jaringannya sehingga mampu
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar dengan baik, termasuk PONED,
dan pemberdayaan masyarakat.
3) Merevitalisasi Rumah Sakit sehingga mampu menyelenggarakan pelayanan
rujukan dengan baik, termasuk PONEK, dan promosi kesehatan di Rumah Sakit.
4) Merekrut/ menyediakan calon-calon fasilitator untuk dilatih menjadi
Fasilitator Pengembangan Desa Siaga.
5) Menyelenggarakan pelatihan bagi petugas kesehatan dan kader.
6) Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku kepentingan) tingkat
kabupaten/kota dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
7) Bersama puskesmas melakukan pemantauan, evaluasi dan bimbingan teknis
terhadap Desa Siaga.
8) Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi kelestarian Desa Siaga.

d. Peran Dinas Kesehatan Provinsi
Sebagai penyelia dan pembina Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi berperan:
1) Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat provinsi dalam
rangka pengembangan Desa Siaga.
2) Membantu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengembangkan kemampuan
melalui pelatihan -pelatihan manajemen, pelatihan--pelatihan teknis, dan cara -
cara lain.
3) Membantu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengembangkan kemampuan
Puskesmas dan Rumah Sakit di bidang konseling, kunjungan rumah, dan
pengorganisasian masyarakat serta promosi kesehatan, dalam rangka
pengembangan Desa Siaga.
18

4) Menyelenggarakan pelatihan Fasilitator Pengembangan Desa Siaga dengan
metode kalakarya (interrupted training).
5) Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku kepentingan) tingkat
provinsi dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
6) Bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pemantauan, evaluasi
dan bimbingan teknis terhadap Desa Siaga.
7) Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi kelestarian Desa Siaga.

e. Peran Departemen Kesehatan
Sebagai aparatur tingkat Pusat, Departemen Kesehatan berperan dalam:
1) Menyusun konsep dan pedoman pengembangan Desa Siaga, serta
mensosialisasikan dan mengadvokasikannya.
2) Memfasilitasi revitalisasi Dinas Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit, serta
Posyandu dan UKBM-UKBM lain.
3) Memfasilitasi pembangunan Poskesdes dan pengembangan Desa Siaga.
4) Memfasilitasi pengembangan sistem surveilans, sistem informasi /pelaporan,
serta sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana
berbasis masyarakat.
5) Memfasilitasi ketersediaan tenaga kesehatan untuk tingkat desa.
6) Menyelenggarakan pelatihan bagi pelatih (TOT).
7) Menyediakan dana dan dukungan sumberdaya lain.
8) Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi.

2. Peran Pemangku Kepentingan Terkait
Pemangku kepentingan lain, yaitu pana pejabat Pemerintah Daerah, pejabat lintas
sektor, unsur-unsur organisasi/ ikatan profesi, pemuka masyarakat, tokoh-tokoh
agama, PKK, LSM, dunia usaha,/ swasta dan lain-lain, diharapkan berperan-aktif
juga di semua tingkat administrasi.


19


a. Pejabat-pejabat Pemerintah Daerah :
1) Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penye-lenggaraan
Desa Siaga.
2) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan
Poskesdes/ Puskesmas/ Pustu dan berbagai UKBM yang ada (Posyandu, Polindes,
dan lain-lain).
3) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk berperan aktif dalam
penyelenggaraan Desa Siaga dan UKBM yang ada.
4) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Desa Siaga secara
teratur dan lestari.

b. Tim Penggerak PKK
1) Berperan aktif dalam pengembangan dan penyelenggaraan UKBM di Desa
Siaga (Posyandu dan lain-lain).
2) Menggerakkan masyarakat untuk mengelola. MenyeIenggarakan dan
memanfaatkan UKBM yang ada.
3) Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan dalam nangka menciptakan kadarzi
dan PHBS.

c. Tokoh Masyarakat
1) Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Desa Siaga.
2) Menaungi dan membina kegiatan Desa Siaga.
3) Menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan Desa Siaga.

d. Organisasi Kemasyarakatan/LSM/ Dunia Usaha/ Swasta
1) Berperan aktif dalam penyelenggaraan Desa Siaga.
2) Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pengembangan dan
penyelenggaraan Desa Siaga.
Organisasi-organisasi masyarakat seperti Aisyiyah,Fatayat, dan lain-lain yang giat
20

membina desa diharapkan dapat mengintegrasikan atau mengkoordmnasikan
kegiatan-kegiatannya dalam rangka pengembangan Desa Siaga.

F. Indikator Keberhasilan Desa Siaga

Keberhasilan upaya Pengembangan Desa Siaga dapat dilihat dan empat kelompok
indikatornya, yaitu: (1) indikator masukan, (2) indikator proses, (3) indi-kator
keluaran, dan (4) indikator dampak.
Adapun uraian untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut :
1. Indikator Masukan
Indikator masukan adaiah indikator untuk mengukur seberapa besar masukan
telah dibenikan dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator masukan
terdiri atas hal-hal berikut.
1. Ada/ tidaknya Forum Masyarakat Desa.
2. Ada/ tidaknya Poskesdes dan sarana bangunan serta perlengkapannya.
3. Ada/ tidaknya UKBM yang dibutuhkan masyarakat
4. Ada/ tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan).

2. Indikator Proses
Indikator proses adalah indikator untuk mengukur seberapa aktif upaya yang
dilaksanakan di suatu Desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator
proses terdiri atas hal-hal berikut.
a. Frekuensi pertemuan Forum Masyarakat Desa.
b. Berfungsi/tidaknya Poskesdes.
c. Berfungsi/tidaknya UKBM yang ada.
d. Berfungsi/tidaknya Sistem Kegawatdaruratan dan Penanggulangan Kegawat
daruratan dan Bencana.
e. Berfungsi/tidaknya Sistem Surveilans berbasis masyarakat.
f. Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.

21


3. Indikator Keluaran
Indikator Keluaran adalah indikator untuk mengukur seberapa besar hasil kegiatan
yang dicapai di suatu Desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga. lndikator
keluaran terdiri atas hal-hal berikut.
a. Cakupan pelayanan kesehatan dasar Poskesdes
b. Cakupan pelayanan UKBM-UKBM lain.
c. Jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang dilaporkan
d. Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk kadarzi dan
PHBS

4. Indikator Dampak
Indikator dampak adalah indikator untuk mengukur seberapa besar dampak dan
hasil kegiatan di Desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator proses
terdiri atas hal-hal berikut.
a. Jumlah penduduk yang mendenita sakit.
b. Jumlah penduduk yang menderita gangguan jiwa.
c. Jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia.
d. Jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia.
e. Jumlah balita dengan gizi buruk.










22

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-rnasalah
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri.
Tujuan umum dari Desa Siaga adalah Terwujudnya desa dengan
masyarakat yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap masalah- masalah
kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan di desanya.

B. Saran
Dari pengertian dan tujuan adanya desa siaga sangatlah bermanfaat bagi
masyarakat khususnya dalam mempertahankan dan bahkan meningkatkan derajat
kesehatan diharapkan agar pelaksanaan desa siaga ini kembali dilakukan dan
disebarluaskan ke setiap wilayah di Indonesia. Desa siaga inilah merupkan
langkah awal yang sangat penting untuk dilakukan yang akhirnya nanti akan
mendukung pogram pemerintah dalam pencapaian peningkatan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia.















23



DAFTAR PUSTAKA

Pusdiklat Kes BPP SDM KES. DEPKES RI; 2002. Kumpulan Instrumen
Diklat (Pegangan Fasilitator), Jakarta
Depkes RI, Pedoman Pengembangan Desa Siaga, Jakarta, 2006
Pusdiklat SDM Kes bekerjasama dengan Bina Pelayanan Keperawatan,
2002.
Pelantikan Pengembangan Manajemen Kinerja (PMK) Perawat Bidan
Building Learning Commitment / (BLC), Jakarta.
Pusdiklat BBP SDM. Kes, Depkes RI, 2002, Pembelajar Teknik Melatih
(Modul 5 Penciptaan Iklim Belajar, Hal. 8), Jakarta,
DEPKES, Ditjen DiKLUSEFORA-DEPDIKBUD, BKKBN dan UNICEF
(1999), Panduan Pelatihan Kader Posyandu, Jakarta
http://kuliahiskandar.blogspot.com/2012/05/desa-siaga.html
http://kumpulanbahankesehatan.blogspot.com/2011/03/konsep-desa-
siaga.html
http://sukardjoskmmkes.blogspot.com/2012/05/desa-siaga-pengertian-
tujuan-sasaran.html
http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com/2012/07/konsep-dasar-desa-
siaga.html

Anda mungkin juga menyukai

  • PRINT COVER - Vdoc
    PRINT COVER - Vdoc
    Dokumen1 halaman
    PRINT COVER - Vdoc
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Penanganan Bencana
    Penanganan Bencana
    Dokumen7 halaman
    Penanganan Bencana
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Model Model Manajemen Bencana
    Model Model Manajemen Bencana
    Dokumen13 halaman
    Model Model Manajemen Bencana
    Umi Margi Rahayu
    100% (1)
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen9 halaman
    Bab Ii
    Retno S Rini
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • SKN dan Pembangunan Kesehatan
    SKN dan Pembangunan Kesehatan
    Dokumen9 halaman
    SKN dan Pembangunan Kesehatan
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Desa Siaga
    Desa Siaga
    Dokumen14 halaman
    Desa Siaga
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • BAB III+dafpus
    BAB III+dafpus
    Dokumen2 halaman
    BAB III+dafpus
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Oke
    Kata Pengantar Oke
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Oke
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Daftar Isi.
    Kata Pengantar Daftar Isi.
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Daftar Isi.
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen27 halaman
    Bab Ii
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Sap Stroke
    Sap Stroke
    Dokumen9 halaman
    Sap Stroke
    Lilik Neo
    Belum ada peringkat
  • BAB I Konsep Pemberdayaan Masyarakat
    BAB I Konsep Pemberdayaan Masyarakat
    Dokumen12 halaman
    BAB I Konsep Pemberdayaan Masyarakat
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Sap Stroke
    Sap Stroke
    Dokumen9 halaman
    Sap Stroke
    Lilik Neo
    Belum ada peringkat
  • Bab IV Seminar
    Bab IV Seminar
    Dokumen1 halaman
    Bab IV Seminar
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Bumil
    Kata Pengantar Bumil
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar Bumil
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen2 halaman
    Bab Iv
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Bumil
    Kata Pengantar Bumil
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar Bumil
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • BUMIL
    BUMIL
    Dokumen2 halaman
    BUMIL
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen15 halaman
    Bab Iii
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    SariNovita
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Noer Afhizan
    Belum ada peringkat