Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan menyebabkan terjadinya
berbagai pergeseran prilaku dan menimbulkan fenomena penyakit yang mengalami
pergeseran dan perubahan tidak terkecuali penyakit flu Babi yang merupakan penyakit yang
di timbulkan oleh virus influenza tipe A yakni H1N1 dan merupakan strain Virus baru.

Virus ini pertama kali menimbulkan kasus yang besar dan di temukan di Daerah
meksiko pada tahun 2009 kemudian menyebar dengan cepat di seluruh dunia termksud
Inggris dan bahkan di laporkan pada tahun 2007 virus ini menyerang salah seorang
masyarakat di pulau Luzon filiphina, Asia sebagai Benua terbesar di dunia dan di isi oleh
berbagai Negara berkembang tidak terlepas dari keganasan virus ini,Benua Asia merupakan
salah satu wilayah yang terserang wabah flu babi pada tahun 2009. Data yang dikumpulkan
Badan Kesehatan Dunia, WHO, juga memperkirakan wabah empat tahun lalu itu
menewaskan 200.000 orang di seluruh dunia. Tidak terkecuali Indonesia.

Untuk menganalisasa Prevalensi dan Virulensi dari Virus Flu Babi, WHO melakukan
sebuah Studi Yakni berupaya menemukan bukti-bukti dari sistem kekebalan tubuh yang
bertarung melawan virus tersebut.Sekelompok peneliti internasional mengkaji lebih dari
90.000 sampel darah sebelum dan setelah wabah flu babi yang melanda berbagai negara itu,
antara lain India, Australia, dan Inggris.Dengan membandingkan angka sebelum dan setelah
wabah, para peneliti bisa memperkirakan jumlah orang yang terinfeksi virus flu babi.Dan
jumlah warga dunia yang tertular amat banyak walau tidak semua berkembang menjadi virus
yang mematikan Selain itu di temukan bahwa Virus ini beresiko menyerang Mereka pada
risiko komplikasi yang hamil, anak-anak dan orang tua serta orang-orang dengan kekebalan
tertindas atau dengan kondisi berpenyakit permanen seperti penyakit pernapasan kronis.

Melihat dari bahayanya dan penyebarannya yang cepat di karenakan Virus ini tidak
hanya menyebar dari Hewan ke orang (zoonosis) tapi juga dari orang ke orang serta frekuensi
kasus kematian yang timbul dimana setiap 2 dari 10.000 penduduk meninggal akibat penyakit
ini maka penulis merasa perlu adanya makalah yang membahas lebih lanjut mengenai Virus
Flu Babi (H1N1).



1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari penyakit flu babi?

2. Apa tiologi penyakit flu babi?

3. Bagaimana proses transmisi dari virus flu babi?

4. Berapa lama masa inkubasi virus flu babi

5. Bagaimana tanda klinis penyakit flu babi?
6. bagaimana diagnosa penyakit virus flu babi?
7. Bagaimana kontol atau vaksin dari virus flu babi?
8. Bagaimana pencegahan dari virus flu babi?



1.3. Tujuan

Beranjak dari rumusan masalah yang ada maka tujuan dari penulisan makalah ini yakni :

1. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit flu babi

2. Untuk mengetahui apa etiologi dai penyakit flu babi

3. Untuk mengetahui berapa lama masa inkubasi virus H1N1 ketika menyerang
manusia(Host)

4. Untuk mengetahui tansmisi virus flu babi

5. Untuk mengetahui tanda klinis penyakit flu Babi
6. Untuk mengetahui diagnosa penyakit flu babi
7. Untuk mengetahui cara kontrol atau vaksin dari virus flu babi
8. Untuk mengetahui cara pencegahan dari virus flu babi
































BAB II

PEMBAHASAN



2.1. Pengertian Penyakit Flu Babi

Flu babi adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan manusia yang di sebabkan
oleh virus influenza A.penyakit ini sering di sebut sebagai flu baru H1N1 atau Flu meksiko di
karenakan penyakit ini mulai membooming dan menimbulkan gajala pandemik sejak tahun
2009 bersumber di daerah Meksiko,penyakit ini kemudian menyerang dari manusia ke
manusia yang pada awalnya bersifat zoonosis.

flu babi (disebut pula swine flu, swine influenza, influenza A, H1N1, hog flu, pig flu)
merupakan suatu penyakit influenza yang ditandai dengan keluhan : demam, menggigil, nyeri
telan, nyeri otot, nyeri kepala, batuk, pilek, badan lemas. Penyakit flu babi ini disebabkan
oleh virus influenza yang dikenal sebagai swine influenza virus (SIV), yang biasanya
menyerang binatang babi. Dan penyakit ini dengan sangat cepat menyebar ke dalam
kelompok ternak dalam waktu satu minggu. Virus ini banyak menginfeksi babi di negara
Amerika Serikat, Meksiko, Kanada, Amerika Selatan, Eropa, Kenya, Cina, Taiwan, Jepang,
dan sebagian Asia Timur.

Seperti layaknya virus influenza lainnya, virus flu babi dapat berubah-ubah. Babi
dapat ditulari oleh virus flu burung, flu babi, maupun virus influenza yang berasal dari
manusia. Apabila virus influenza yang berasal dari beberapa spesies (unggas dan manusia)
menginfeksi babi, didalam tubuh babi virus-virus tersebut dapat mengalami mutasi (antigen
shift) dan membentuk subtipe baru. Flu babi disebabkan oleh serangan virus influenza tipe A.
Pada saat ini paling tidak ada empat subtipe dari tipe A yang diidentifikasi pada babi, yaitu
H1N1, H1N2, H3N2, dan H3N1. Namun, dari subtipe tersebut yang banyak menyebabkan flu
babi adalah H1N1 (Cahyono, 2009 dan Dermawan, 2009).

Di tubuh babi, virus mengalami perubahan dengan dua pola. Pola pertama berupa
adaptasi. Jika ini terjadi dampaknya tidak terlalu berbahaya karena tidak ada perubahan
struktur virus. Pola kedua berupa penyusunan ulang virus. Berdasarkan pola ini, virus bisa
berkembang menjadi gabungan flu babi, flu unggas, dan flu manusia. Jika menyimak
penjelasan beberapa peneliti di Amerika Serikat, ada kemungkinan kejadian ini berupa
penyusunan ulang virus (Dermawan, 2009 : 13). Pencampuran material genetik bermula
ketika virus itu masuk ke tubuh babi. Virus flu manusia dan virus flu babi masuk ke sel
selaput lendir atau epitel babi melalui reseptor alfa 2,6 sialic acid, sedangkan virus flu unggas
masuk ke reptor alfa 2,3 sialic acid. Namun, babi memiliki kedua reseptor itu sehingga virus
dengan mudah masuk ke dalam sel babi. Di dalam sel babi, virus-virus tersebut bereplikasi.

Pada saat bereplikasi, diantara virus-virus itu bisa terjadi pertukaran material genetik
atau yang dikenal dengan istilah antigenic drift. Masing-masing virus memiliki material
genetic berupa delapan fragmen. Delapan fragmen itu adalah HA, NA, PA, PB1, PB2, M,
NP, dan NS. Fragmen-fragmen tersebut bisa bertukar antara atau dengan lainnya sehingga
terbentuk anak virus dengan sifat yang berbeda. Dalam kasus flu babi, penataan ulang itu
menghasilkan virus dengan struktur luar sama dengan induknya, yaitu virus flu babi
(karena itu virus ini tetap disebut subtipe H1N1). Namun, material di dalamnya berasal dari
fragmen virus flu manusia dan flu unggas. Disamping terjadi pertukaran material genetik,
kemungkinan pula terjadi antigenetic shift, yaitu fragmen-fragmen yang ada saling bermutasi.
Bila ini yang terjadi,anak virus memiliki material genetic yang lebih kompleks. Bila
antigenetic shift dan antigenetic drift terjadi di dalam kasus flu babi, ini merupakan
perubahan yang sempurna.

WHO akhirnya mengumumkan namanya flu baru H1N1 mengingat bahwa hampir
semua kasus pada manusia berasal dari manusia,bukan lagi dari babi.penularan dari manusia
ini di sebabkan karena perubahan sifat virus yang mempunyai kemampuan menular dari
manusia ke manusia .sementara itu,banyak Negara melaporkan penurunan perdagangan
produksi babi secara signifikan.

2.1. Etiologi

Flu babi disebabkan oleh influenza virus dimana virus ini terdiri atas banyak jenis
virus flu.Virus tersebut terus-menerus mengalami perubahan dan bermutasi untuk
menghindari sistem imun hewan yang diinfeksi. Virus influenza yang menyebabkan flu babi
disebut H1N1 2009 dkarenakan virus ini pertamakali di temukan pada tahun 2009 di
Meksiko. Secara umum Ada tiga jenis utama dari virus flu yakni influenza A, B, dan C.
Virus flu babi masuk dalam kelas influenza tipe A yakni Virus H1N1 telah
menyebabkan wabah flu tahunan pada manusia dan pada tahun 2009 mengalami pandemi
disebabkan adanya variasi dalam virus H1N1 biasa.Hal ini secara khusus disebut H1N1 2009
atau flu babi. Strain ini yang sebelumnya telah ditemukan pada babi atau manusia diketahui
membawa campuran gen dari flu pada manusia,swine flu (flu babi) dan flu burung (flu
burung)
Virus influenza mempunyai tata nama tertentu dalam pembagiannya misalnyaVarian
Jika terdeteksi disebut dengan tambahan "v". Misalnya, jika H3N2 virus variasi terdeteksi di
seseorang, itu akan disebut "H3N2v" virus. Tatanama ini disusun pada 6 Januari 2012 dalam
upaya menekan morbiditas dan kematian mingguan yang dilaporkan dari pusat untuk upaya
pencegahan dan control penyakit (1-4)
Virus flu babi umumnya ketika menginfeksi babi memperlihatkan gejala seperti
demam, batuk (menggonggong), keluar dari hidung atau mata, bersin, kesulitan bernapas,
mata merah dan berair dan penolakan untuk makan.Beberapa babi mungkin terinfeksi tapi
tidak memperlihatkan tamda-tanda suspect, selain itu Virus ini di temukan jarang membunuh
babi dan Kebanyakan wabah terjadi selama musim gugur dan musim dingin akhir seperti
infeksi flu musiman pada manusia.
Lebih lanjut, babi rentan terhadap tiga jenis flu sebagaimana di paparkan sebelumnya
sepert flu burung, flu manusia dan flu babi. Hewan-hewan ini mungkin terinfeksi dengan
virus dari spesies yang berbeda sekaligus.Setelah ini terjadi, virus berpotensi untuk membuat
variasi baru yang dapat menyebar dengan mudah dari orang ke orang. Ketika hal ini terjadi
untuk strain influenza Dapat menimbulkant antigenic shift dalam tubuh babi.Antigenic shift
memungkinkan munculnya mutasi pada virus dan ketika menyerang manusia yang tidak
pernah terinfeksi sebelumnya di karenakan tidak adanya informasi zat imun hal inilah yang
menyebabkan pandemic pada tahun 2009 karena adanya varian virus baru yang dapat di
tularkan dari orang ke orang dalam jangka waktu yang cepat dimana WHO melaporkan
hingga tahun 2010 pada bulan februari telah membunuh 15.921 di seluruh dunia namun pada
10 agusutus 2010 WHO menyatakan penurunan pandemic di karenakan mulai adanya
vaksinasi yang menyebabkan penurunan prevalensi kasus Flu Babi.





2.3. Masa Inkubasi Penyakit Flu Babi

Masa inkubasi virus H1N1 3 sampai 5 hari meski ada pula yang menyebutkan 2-3
hari(namun rata-rata 1-7 hari). Gejala klinis yang tampak, antara lain suhu tubuh mencapai 41
derajat celcius sampai 41,5 derajat celcius, gangguan pernafasan berupa batuk, bersin, susah
bernafas, radang hidung, leleran hidung berlebih dan pneumonia (8).
Babi tertular biasanya malas bergerak, saling bertumpuk, demam (sampai 41,5
o
C),
rhinitis, leleran hidung, bersin, radang selaput mata (konjungtivitis) dan kehilangan berat
badan, batuk hebat sampai punggung membusur, frekuensi nafas tinggi, susah bernafas, dan
pernafasan abdominal. Beberapa berkembang menjadi bronkopenumonia dan akhirnya mati.
Tingkat kefatalan kasus kurang dari 1% (11) Masa laten virus H1N1 adalah 3-5 hari (7).
Periode Infeksi pasien positif flu babi adalah sehari sebelum munculnya gejala sampai
dengan 7 hari setelah muncul gejala.

2.4. Transmisi Virus Flu Babi

Penyebaran virus influensa dari babi ke babi dapat melalui kontak moncong babi,
melalui udara atau droplet. Faktor cuaca dan stres akan mempercepat penularan. Virus tidak
akan tahan lama di udara terbuka.Penyakit bisa saja bertahan lama pada babi breeder atau
babi anakan Kekebalan maternal dapat terlihat sampai 4 bulan tetapi mungkin tidak dapat
mencegah infeksi, kekebalan tersebut dapat menghalangi timbulnya kekebalan aktif.
Transmisi inter spesies dapat terjadi, sub tipe H1N1 mempunyai kesanggupan menulari
antara spesies terutama babi, bebek, kalkun dan manusia, demikian juga sub tipe H3N2 yang
merupakan sub tipe lain dari influensa A. H1N1, H1N2 dan H3N2 merupakan ke 3 subtipe
virus influenza yang umum ditemukan pada babi yang mewabah di Amerika Utara, tetapi
pernah juga sub tipe H4N6 diisolasi dari babi yang terkena pneumonia di Canada.
Rute utama penularan adalah melalui kontak langsung antara hewan yang terinfeksi
dan tidak terinfeksi Ini kontak dekat sangat umum selama transportasi hewan.. Pertanian
intensif juga dapat meningkatkan resiko penularan, karena babi yang dibesarkan dalam jarak
yang sangat dekat satu sama lain. Para transfer langsung dari virus mungkin terjadi baik oleh
babi, menyentuh hidung, atau melalui lendir kering. Transmisi udara melalui aerosol yang
dihasilkan oleh babi batuk atau bersin juga merupakan sarana penting infeksi. Virus ini
biasanya menyebar dengan cepat melalui kawanan, menginfeksi semua babi hanya dalam
beberapa hari.
Manusia dapat terkena penyakit influenza secara klinis dan menularkannya pada babi.
Kasus infeksi sudah dilaporkan pada pekerja di kandang babi di Eropa dan di Amerika
Beberapa kasus infeksi juga terbukti disebabkan oleh sero tipe asal manusia. Penyakit pada
manusia umumnya terjadi pada kondisi musim dingin Transmisi kepada babi yang
dikandangkan atau hampir diruangan terbuka dapat melalui udara seperti pada kejadian di
Perancis dan beberapa wabah penyakit di Inggris. Babi sebagai karier penyakit klasik di
Denmark, Jepang, Italy dan kemungkinan Inggris telah dilaporkan.

Kasus zoonosis yang dilaporkan menimpa wanita umur 32 tahun, pada bulan
September 1988, orang tersebut dirawat di rumah sakit akibat pnemonia dan akhirnya
meninggal 8 hari kemudian. Dari hasil pemeriksaan ditemukan virus influensa patogen yang
secara antigenik berhubungan dengan virus influenza babi. Setelah diselidiki ternyata pasien
tersebut 4 hari sebelum sakit mengunjungi pameran babi. Sementara itu, hasil pengujian HI
pada orang yang datang pada pameran babi tersebut menunjukkan sebanyak 19 orang dari 25
orang (76%) mempunyai titer antibodi 20 terhadap flu babi. Walaupun disini tidak terjadi
wabah penyakit, namun terdapat petunjuk adanya penularan virus.

2.5. Diagnosa Penyakit Flu Babi

Menurut Thorner, untuk diagnosis pandemi virus influenza A H1N1 atau flu babi
telah dirilis oleh Amerika Serikat Centers for Disease Control and Prevention (CDC), yaitu
sebagai berikut :
1) Real-time reverse transcriptase (RRT)-PCR adalah pengujian yang paling sensitif dan
spesifik untuk tes diagnosis pandemi infeksi virus influenza A H1N1, karena RRT-PCR
atau kultur virus dapat juga digunakan pada orang yang sudah meninggal yang dicurigai
atau dikonfirmasikan telah infeksi Influenza A H1N1 atau flu babi.
2) Polymerase chain reaction - tes amplifikasi asam nukleat, seperti halnya real-time reverse
transcriptase (RRT)-PCR, adalah yang paling sensitif dan tes spesifik untuk diagnosis
infeksi virus influenza. Namun, mungkin tidak tersedia dan / atau mungkin memerlukan
beberapa hari untuk diproses karena banyak rumah sakit dan klinik harus mengirimkan
sampel untuk diproses pada kesehatan umum atau laboratorium komersial. Hasil tes
tergantung pada individu RRT-PCR digunakan, serta kualitas sampel yang diperoleh.
3) Rapid tes antigen merupakan pengujian secara cepat yangmenggunakan tes antigen
influenza sebagai bagian dari evaluasi pasien yang diduga menderita pandemi influenza
A H1N1 atau flu babi, tetapi hasilnya harus ditafsirkan dengan hati-hati. Tes antigen
influenza yang tersedia secara komersial dapat membedakan antara influenza A dan B
virus, tetapi tidak dapat membedakan antara berbagai subtipe influenza A (misalnya,
pandemi influenza A H1N1 musiman versus H1N1 atau H3N2 influenza A). Konfirmasi
pandemi influenza A H1N1 infeksi hanya dapat dilakukan oleh real-time reverse-
transcriptase (RRT)-PCR atau kultur virus. Tes sensitivitas antigen dengan cepat
mendeteksi infeksi virus influenza A H1N1 berkisar antara 10-70 persen dibandingkan
dengan RRT-PCR.
4) Tes antibodi Immunofluorescent - secara langsung atau tidak langsung (DFA atau IFA)
dapat membedakan antara influenza A dan B, tetapi tidak membedakan antara berbagai
influenza A subtipe.

2.6. Cara Pencegahan dan Pengobatan Flu Babi

1. Cuci tangan secara teratur dengan air dan sabun sebelum menyentuh makanan, sebelum
dan sesudah makan, sebelum dan sesudah memegang bayi, dan setelah memegang
sesuatu yang kotor

2. Hindari kontak langsung dengan penderita flu babi agar tidak tertular.

3. Lakukan pola hidup sehat sepeti makan makanan gizi seimbang, tidur cukup, dan
olahraga.

4. Tidak ada bukti flu babi menular lewat konsumsi daging binatang yang terjangkit.
Namun, daging itu harus dimasak matang, suhu 70C akan membunuh virus itu

5. Bagi peternak sebaiknya sering membersihkan alat-alat peternakan yang di gunakan dan
menggunakan masker saat berada di area petrnakkan



Pengobatan Penyakit Flu Babi



Tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit influensa. Hanya saja pengobatan
dengan antibiotika seperti dengan penisilin, sulfadimidin atau mungkin antibiotik yang
berspektrum luas dapat menghadang infeksi bakteri dalam mencegah infeksi sekunder.
Pemerintah Amerika mengatakan dua obat yang biasa digunakan untuk mengobati flu,
Tamiflu dan Relenza, tampaknya efektif dalam mengatasi kasus-kasus yang terjadi sejauh ini.
Belum jelas keefektifan vaksin flu yang kini ada dalam melindungi manusia dari virus baru
ini, karena secara genetik berbeda dengan jenis flu lain. Ilmuwan Amerika telah
mengembangkan satu vaksin baru, namun diperlukan waktu untuk menyempurnakannya dan
juga memproduksi dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi permintaan.

Perlakuan dapat menekan gejala klinis batuk dan anoreksia. Penyembuhan dilakukan
secara simptomatis dan pengobatan dengan antimikrobial untuk mencegah terjadinya infeksi
sekunder. Babi harus dipelihara dalam keadaan sanitasi yang baik, kondisi kandang yang
memadai dan eradikasi cacing askaris dan cacing paru-paru. Desinfektan dapat digunakan
untuk melindungi hewan dari serangan kutu. Pada kasus-kasus penyakit yang dilakukan
eradikasi, juga harus dilaksanakan pengurangan populasi dan restocking











BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Flu babi (Swine Influenza) merupakan penyakit saluran pernafasan akut yang sangat
menular, disebabkan oleh virus influensa tipe A yang termasuk dalam orthomyxovirus. Virus
ini berasal dari Mexico dan telah menjadi pandemic di berbagai negara di dunia. Organisasi
Kesehatan Dunia WHO menyatakan bahwa pandemi flu babi terjadi setelah bulan Agustus
2010, lebih dari setahun setelah penyebaran virus baru di seluruh dunia, memicu panik dan
membunuh ribuan orang

3.2. Saran

1. Pemerintah harus selalu mengantisipasi penularan flu babi di Indonesia melalui

pemeriksaan kesehatan di bandara,dermaga,dll.

2. Pemerintah harus cepat tanggap dalam menangani kasus penyakit menular di

Indonesia seperti flu babi karena hal itu merupakan tanggung

jawab pemerintah.

3. Kita sebagai warga masyarakat harus selalu waspada dan berupaya

mencegah penyakit dengan cara menjaga pola hidup bersih

dan sehat.








DAFTAR PUSTAKA



Ananya Mandall.april.Pengertian Virus flu Babi. http://www.news-medical.net/health/What-
is-swine-flu-(Indonesian).aspx.08/04/2013

BBC.01/2013.Flu Babi. http://www.bbc.co.uk.08/04/2013

Farida Kumalasari.11/2011.Epidemiologi swine influenza(Flu Babi).
http://epidemiologiunsri.blogspot.com.08/04/2013

Shvoong.02/08/2011,Pengertian Flu Babi. http://id.shvoong.com.08/04/2013

Anda mungkin juga menyukai