50%(2)50% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
1K tayangan22 halaman
Deskripsi:
Rotifera atau disebut juga ”hewan beroda”, pertama kali diteliti oleh Antonio van Leeuwenhoek pada tahun 1675 yang menelitri tentang hewan-hewan air mikroskopis (Davis,1965).
Rotifera atau disebut juga ”hewan beroda”, pertama kali diteliti oleh Antonio van Leeuwenhoek pada tahun 1675 yang menelitri tentang hewan-hewan air mikroskopis (Davis,1965).
Rotifera atau disebut juga ”hewan beroda”, pertama kali diteliti oleh Antonio van Leeuwenhoek pada tahun 1675 yang menelitri tentang hewan-hewan air mikroskopis (Davis,1965).
ROTIFERA: SEISONIDEA DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS PLANKTONOLOGI
Disusun Oleh : Kelompok 9 FPIK Kelas C Anggota : 1. Aulia Gustal P (230210130068) 2. M. Fadhil S Adzani (230110130120) 3. Taufiq Hidayat (230110130128) 4. Rahman Arif F (230110130147) 5. Dita Tania Suhendar (230110130154) 6. Windi Ariyani (230110130155) 7. Refky Aditya Y (230110130160) 8. Hilman Heriyanto (230110130172)
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2014 Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 2
KATA PENGANTAR Pertama kami panjatkan puji serta syukur atas khadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan rahmat dan ridhonya lah sehingga kita bisa menyelesaikan makalah ini. Semoga di setiap derap langkah dan lantunan nafas kita senantiasa berada pada lindungannya. Ilmu pengetahuan mengenai segala seluk beluk plankton sudah berkembang pesat. Ditambah dengan kemajuan teknologi dan informasi sehingga memudahkan setiap orang untuk mendapatkan akses kajian. Dalam menjadikan sumber daya manusia yang handal, perlu adanya suatu kajian mendalam mengenai materi yang dibahas sehingga pembelajar bisa mencapai predikat mahir dan mampu mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari. Pembuatan makalah ini merupakan upaya untuk memenuhi tugas mata kuliah planktonologi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Hal ini dilakukan agar diperoleh pemahaman dan analisis mendalam mengenai materi yang disampaikan pada perkuliahan. Terimakasih kami ucapkan pula kepada seluruh pihak terkait dalam pembuatan makalah ini. Terimakasih secara khusus diberikan kepada seluruh anggota kelompok 9 yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini hingga selesai. Akhir kata dari kami, mohon maaf jika terdapat kekurangan pada makalah yang kami buat ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya dan menjadi pustaka rujukan pada mata kuliah Planktonologi. Jatinangor, 04-05-2014
Penyusun (kelompok 9) Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 3
Daftar Isi Kata Pengantar .............................................................................................................. 2 Daftar Isi........................................................................................................................ 3 Daftar Gambar ............................................................................................................... 4 Daftar Tabel .................................................................................................................. 4 BAB I PEMBUKAAN .................................................................................................. 5 1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 5 1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5 1.3. Tujuan ............................................................................................................. 6 1.4. Metode ............................................................................................................ 6 BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 8 2.1. Rotifera Air Laut ............................................................................................. 8 2.2. Taksonomi Rotifera Air Laut dan Payau ........................................................ 8 2.2.1. Berdasarkan Analisis Klasifikasi ............................................................ 8 2.2.2. Berdasarkan Sistematika ....................................................................... 10 2.3. Morfologi Rotifera Air Laut dan Payau ....................................................... 13 2.4. Metode Reproduksi Reproduksi Rotifera Air Laut dan Payau ..................... 15 2.4.1. Spermatogenesis dan Daur Hidup Seisonidea....................................... 15 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 18 3.1. Kesimpulan ................................................................................................... 18 3.2. Saran ............................................................................................................. 18 Daftar Pustaka ............................................................................................................. 19 Glosarium .................................................................................................................... 20
Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 4
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Seison nebaliae .......................................................................................... 10 Gambar 2 Seison annulatus ........................................................................................ 10 Gambar 3 Rotaria sp .................................................................................................. 11 Gambar 4 Monostyla lunaris ...................................................................................... 11 Gambar 5 Bagian tubuh Seisonidea .......................................................................... 13 Gambar 6 Warna kehijauan dan kemerahan pada rotifera ......................................... 13 Gambar 7 Corona pada Seisonidea ............................................................................. 14 Gambar 8 Siklus hidup rotifera air asin ...................................................................... 16
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 5
1. BAB I PEMBUKAAN 1.1. Latar Belakang Luas lautan yang mencapai sekitar 70% dari luas permukaan bumi. Laut merupakan cadangan air terbanyak karena merupakan tempat penampungan air dari air darat. Antara lautan dan air yang mengalir dari daratan dihubungkan oleh suatu muara, dimana muara tersebut memiliki sifat sebagai pencampuran air tawar dari air darat dan air asin dari laut. Dengan pencampuran kedua rasa air tersebut,disebutlah air di daerah muara tersebut sebagai air payau. Air payau memiliki salinitas antara 0,5 30 ppt (Part Per Thausand). Sementara air laut memiliki salinitas > 30 ppt (Part Per Thausand). Sehingga tentu ekosistem air payau, air laut dan air tawar (salinitas 0-0,5 ppt) berbeda. Namun tetap saja plankton lah yang menjadi produsen utama perairan. Plankton merupakan jasad renik yang melayang-layang di dalam air dan tidak terikat oleh pantai dan dasar. Terdapat dua kelompok plankton yaitu zooplankton (plankton hewani), dan fitoplankton (plankton nabati). Plankton yang digolongkan sebagai zooplankton adalah plankton yang tidak mempunyai klorofil, sehingga ia tidak bisa membuat makanannya sendiri. Untuk mendapat makanan zooplankton harus mengkonsumsi fitoplankton (sebagai produsen primer), sehingga zooplankton berperan sebagai primary consumer di perairan. Nantinya, zooplankton akan dikonsumsi oleh organisme yang lebih besar seperti larva ikan. Salah satu zooplankton adalah rotifera. Rotifera berperan penting sebagai konsumen primer, karena merupakan sumber pakan bagi ikan meski kelimpahannya sedikit di lautan.
1.2. Rumusan Masalah Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 6
Dalam penyebaran plankton, jenis dari rotifera sebagai zooplankton yang tersebar di air asin (payau dan laut) berbeda dengan air tawar. Hal ini terjadi karena perbedaan ketersediaan makanan, keadaan lingkungan, dan cara hidup yang menyebabkan adaptasi pada zooplankton tersebut. Adaptasi ini menyebabkan perubahan penyesuaian meliputi morfologi, fisiologi dan behavioralnya. Namun dalam klasifikasi rotifera, terdapat beragam kesamaan dan perbedaan, ditambah jumlah rotifera yang hidup air asin lebih sedikit dari rotifera yang hidup di air tawar.. Semua hal tersebut dapat kita gunakan sebagai parameter pembeda antara zooplankton yang hidupnya di laut dan air payau, dengan zooplankton yang hidup di air tawar. Dengan uraian yang telah diungkapkan sebelumnya, terdapat suatu permasalahan yang dipecahkan, yaitu: Bagaimanakah taksonomi, morfologi dan reproduksi rotifera yang hidup di air laut dan payau?
1.3. Tujuan Tujuan khusus dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah planktonologi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Ada pun tujuan dasar dari pembuatan makalah ini,yaitu 1. Untuk mengetahui taksonomi Zooplankton Rotifera yang hidup di laut dan air payau; 2. Sebagai sumber tertulis mengenai ciri-ciri khusus dari morfologi plankton yang hidup di air tawar; 3. Dapat mengetahui metode reproduksi Zooplankton Rotifera yang hidup di air laut. 1.4. Metode Dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, terdapat beberapa metode yang kami gunakan. Beberapa metode tersebut kami gunakan untuk memperkuat referensi dari makalah ini, sehingga penyelesaian dalam rumusan masalah dapat dipertanggung jawabkan sebagaimana mestinya. Beragam Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 7
metode pun berguna untuk mengefektifkan penyelesaian makalah ini. Metode- metode yang kami gunakan adalah: 1. Studi Pustaka Yaitu metode yang memanfaatkan buku-buku literatur dalam pencarian informasi yang dapat menyelesaikan rumusan masalah. Buku literatur yang dimakud berupa buku yang digunakan sebagai sumber referensi keilmuan yang memiliki hubungan erat dengan tema yang dibahas oleh kami. Metode ini menjadi metode utama dari berbagai materi yang dimuat dalam makalah ini. 2. Analisis Media Yaitu metode yang memanfaatkan media massa atau media cetak berupa internet, televisi, radio, koran, ataupun majalah. Metode ini diyakini adalah metode praktis dan mempermudah pengguna untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan guna memperkuat informasi. Namun karena sifatnya yang sangat umum, sehingga bisa saja informasi yang didapat bukan dari ahlinya dan tidak bisa dipertanggung jawabkan, sehingga penggunaan metode ini haruslah sangat hati-hati. Demi kelancaran dalam kebenaran informasi, kami menggunakan metode ini dan membatasinya hanya melalui web saja sebagai informasi tambahan dari makalah ini. 3. Metode Deskriptif Yaitu metode yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akuran dengan memanfaatkan hasil observasi sebelumnya. Kami menggunakan metode ini untuk mempermudah pencarian informasi dan pemahaman analisis yang lebih mendalam. Observasi yang dimaksud adalah berupa praktikum planktonologi yang selalu rutin diadakan seminggu sekali. Dengan data yang diperoleh dari praktikum, kami gunakan Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 8
untuk memperkuat informasi yang kami dapat agar sesuai dengan fakta dan dapat dipertanggung jawabkan.
2. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Rotifera Air Laut dan Payau Rotifera atau disebut juga hewan beroda, pertama kali diteliti oleh Antonio van Leeuwenhoek pada tahun 1675 yang menelitri tentang hewan- hewan air mikroskopis (Davis,1965). Rotifera memiliki tubuh yang relatif sederhana. Rotifera atau Rotatoria terdapat disegala penjuru dunia,meskipun mereka beberapa jenis terdapat pada tempat-tempat tertentu. Dari 1700 spesies,kebanyakan hidup di air tawar,meskipun 50 spesies di laut,beberapa di hamparan lumut yang basah. Meski dinyatakan demikian, adapula yang menyatakan jika rotifer dapat hidup di perairan telaga, sungai, rawa, danau dan sebagian besar terdapat di perairan air payau (MARSHALL & WILLIAM 1967, REDJEKI & MURTININGSIH 1995b) dan melimpah pada perairan yang kaya akan nannoplankton dan detritus. Sehingga bisa dikatakan masih perlu pembelajaran khusus mengenai rotifera. Menurut klasifikasi, rotifera terbagi menjadi 3 kelas, yaitu kelas Seisionidea, Bdelloidea, Monogononta. Hanya seisionidea yang hidupnya di laut, sementara dua lainnya melimpah di air tawar, meski ada beberapa spesies yang hidup di air payau dan laut. Seisionidea hidup secara komensal dan epizoik pada Nebalia dari kelas Crustacea.
2.2. Taksonomi Rotifera Air Payau dan Laut 2.2.1. Berdasarkan Analisis Klasifikasi Untuk membedakan rotifera air tawar dan air asin, diperlukan analisis secara menyeluruh, sehingga diperoleh perbedaan yang bisa kita amati. Salah satunya yaitu dengan cara menganalisa klasifikasi yang menjadikannya digolongkan pada suatu spesies tersebut. Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 9
Terdapat 3 ordo pada kelas rotifera, yaitu ordo Monogononta, Bdelloida, dan Seisionidea. Ordo Monogononta dan Bdelloida memiliki habitat yang sebagian besar di air tawar. Sementara untuk Seisionidea memiliki habitat di laut. Berikut adalah analisa klasifikasinya. No Klasifikasi Jenis Analisa 1 Kingdom Animalia Heterotrof, tidak punya klorofil, multiseluler, tidak punya dinding sel, eukariotik 2 Fillum Aschelmintes Saluran pencernaan lengkap, tubuh dilapisi lapisan kutikula, sistem pernapasan dan peredaran darah tidak ada. 3 Kelas Rotifera Tubuh terbagi 3 bagian, memiliki maxtax dan corona, ukuran mikroskopis (metazoa kecil) dan struktur tubuh yang sederhana, melayang di perairan, berumur pendek dengan reproduksi yang cepat 4 Ordo Seisionidea Epizoik, hidup di laut secara komensal, tidak adanya organ sanggama pada laki-laki dan vitellaria pada wanita, telur endolecythal, spermatozoa encysted, mastax unik,, reproduksi biseksual, hidup di air laut. Ordo Bdelloida bentuk tubuh yang silindris dan retraktril, tidak diselimuti kutikula, Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 10
memiliki cilia pada coronanya Ordo Monogononta Memiliki lorica, cillia berupa corona Tabel 1 Analisis Klasifikasi Rotifera Seisionidea hanya hidup di air laut, hal ini yang membuatnya hanya memiliki satu genus, yaitu Seison, dan memiliki dua spesies yaitu Seison nebaliae dan Seison annulatus. Keduanya hidup di laut. Berikut ini adalah klasifikasi dari ketiga spesies tersebut:
Kingdom : Animalia Fillum : Aschelmintes Kelas : Rotifera Ordo : Seisonidea Famili : Seisonidae Genus : Seison Spesies : Seison nebaliae
Kingdom : Animalia Fillum : Aschelmintes Kelas : Rotifera Ordo : Seisonidea Famili : Seisonidae Genus : Seison Spesies : Seison annulatus
2.2.2. Berdasarkan Sistematika Sistematika yang membuat Seisonidea dimasukan pada ordonya sendiri dapat kita identifikasi. Sesionidea disebut pulas sebagai rotifera primitif. Untuk menemukan ciri khusus dan perbedaan Gambar 1 Seison nebaliae Gambar 2 Seison annulatus Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 11
Seisonidea sebagai zooplankton air tawar, kami akan membandingkan dua sampel spesies dari ordo Seisonidea (Seison nebaliae), Bdelloida (Rotaria sp) dan monogononta (Monostyla lunaris). Berikut adalah klasifikasi dari Rotaria sp dan Monostyla lunaris: Kingdom : Animalia Filum : Aschelmintes Klass : Rotifera Ordo : Bdelloidea Famili : Philodinidae Genus : Rotaria Spesies : Rotaria sp
Kingdom : Animalia Phylum : Rotifera Class : Monogononta Order : Ploimida Family : Lecanidae Genus : Monostyla Spesies : Monostyla lunaris
Berikut adalah analisis sistematikanya:
Aspek Seisonidea (Seison nebaliae) Bdelloida (Rotaria sp) Monogononta (Monostyla lunaris) Ukuran 0,1 - 2 mm (Mesoplankton) 50-200 (Microplankton) 180-200 (Microplankton) Gambar 3 Rotaria sp Gambar 4 Monostyla lunaris Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 12
Habitat Laut (Haliplankton) Perairan tawar, sungai (Potamoplankton) Danau (Limnoplankton) Makanan Vitamin A (untuk telurnya), lemak, protein, karbohidrat Vitamin A (untuk telurnya), lemak, protein Vitamin A (untuk telurnya), lemak, protein Respirasi Difusi kulit Difusi kulit Difusi kulit Cara Hidup Komensal dan epizoik pada Nebalia dari kelas Crustacea, pelagis Pelagis Pelagis Tabel 2 Analisis Sistematika Rotifera Selain uraian diatas, terdapat pula sistematika lainnya yang menjadi kesamaan tersendiri bagi rotifera. Yaitu: Gerakan membranella dari trochal disk seperti 2 roda Pada tiap sisi lateral terdapat sebuah protonephridium untuk ekskresi Tidak punya sistem peredaran darah Saluran pencernaan meliputi Mulut mastax esofagus faring perut anus Tipe mastax menentukan kebiasaan cara makan yaitu Tipe ramate (filter feeders), Tipe forcipate (karnivor, raptorial feeders pada Seisonoidea), Tipe incudate (karnivora)
Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 13
2.3. Morfologi Rotifera Air Laut Pada umumnya, rotifera yang hidup di air laut memiliki morfologi yang sama dengan rotifera di air tawar. Rotifer mempunyai warna putih dan berbentuk seperti piala, pada bagian korona atau mulut dilengkapi dengan bulu getar yang bergerak aktif. Diameter korona antara 60-80 mikron. Tubuh rotifer terbagi atas 3 bagian yaitu kepala, badan dan kaki atau ekor. Pemisahan bagian kepala dengan badan tidak jelas. Bagian kaki dan ekor berakhir dengan belahan yang disebut jari. Badan rotifer dilapisi kutikula yang tebal disebut "lorika". Pada bagian kepala terdapat 6 duri, sepasang ditengah sebagai duri yang panjang. Ujung depan tubuh rotifer dilengkapi dengan gelang-gelang silia yang kelihatan melingkar seperti spiral yang disebut "korona" dan berfungsi untuk memasukkan makanan kedalam mulutnya.
Gambar 5 Bagian tubuh Seisonidea
Secara umum, tubuh seisonidae dapat dibagi menjadi empat bagian : kepala, leher, batang dan kaki dengan leher dan kaki yang tersegmentasi. Biasanya individu jantan lebih panjang dari individu betina, namun bentuknya Gambar 6 warna kehijauan dan kemerahan pada rotifera Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 14
individu betina lebih besar. Tubuhnya memanjang, dengan organ dalam yang terlihat karena tubuhnya yang transparan. Warna hijau atau merah para tubuhnya didapat dari makanannya, biasanya warna hijau adalah untuk rotifera air tawar karena makanannya berupa Chlorophyta yang melimpah, sementara di laut berwarna kuning atau merah karena Phyrophyta dan Chrypsophyta yang melimpah di lautan. Pada individu betina menyimpan kantung telur pada bagian punggung tubuhnya, sementara individu jantan memiliki testis. Tubuh yang bersendi sangat memanjang dengan kepala kecil, ramping, daerah leher panjang tebal, batang fusiform, dan kaki memanjang, mengakhiri dalam disk berlubang. Tipe maxtaks seisonidea yaitu tipe forcipate sebagai pemakan fitoplankton dan memakan partikel merugikan pada crustacea. Dibagian anterior terdapat corona dan mastax yang merukan ciri khas filum Rotifera. Corona terdiri atas darah sekitar mulut yang bercilia, dan cilia ini melebar di seputar tepi anterior hingga seperti bentuk mahkota. Corona pada seisonidae mengecil. Gerakan cilia pada trochal disk (trochus= roda)tampak seperti roda berputar, asal nama Rotifera (rota=roda dan fere=membawa). Mastax terletak antara mulut dan pharynx. Mastax ialah pharynx yang berotot ,bulat atau lonjong,dan bagian dalamnya terdapat trophi, semacam rahang berkitin. Trophi terdiri atas 7 buah gigi yang saling berhubungan. Mastax berfungsi untuk menangkap dan menggiling makanan, bentuknya beraneka ragam disesuaikan dengan tipe kebiasaan makan rotifera.
Gambar 7 Corona pada Seisonidea Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 15
2.4. Reproduksi Rotifera Air Laut dan Payau Reproduksi Seisonidea dilakukan secara seksual, dan aseksual (phartenogenesis). Phartenogenesis adalah cara aseksual dimana dalam pembuahan tidak perlu adanya sperma, dimana hal ini terjadi saat lingkungan baik. Jika lingkungan memburuk, telur akan membutuhkan sperma untuk bisa dibuahi. Semua anggotanya parthenogenetic, mereka hanya mempunyai satu betina yang bereproduksi secara aseksual, untuk menghasilkan lebih banyak keturunan betina. Telurnya tidak dibuahi oleh sel sperma, ketika telurnya dewasa, semuanya akan menjadi betina. Setiap induk biasanya hanya menghasilkan 10 hingga 50 telur saja. Seisonidea jantan hanya berumur sekitar 2 hari, dan setelah ia membuahi betina, ia akan mati. Sementara betina berumur lebih panjang hingga 7 hari.
2.4.1. Spermatogenesis dan Daur Hidup Seisonidea Spermatozoa dari Seison adalah sel filiform sekitar 70 panjang dengan diameter 0,6 . Mereka memiliki kepala yang sedikit membesar , 2,5 panjang , diikuti oleh sel tubuh yang panjang . Flagela dimulai dari kepala , dan berjalan sejajar dengan sel tubuh. Kepala berisi akrosom , dua besar , dipasangkan tubuh para- akrosom , tubuh basal dari flagel dan ekstremitas tipis anterior inti . Sel tubuh berisi bagian utama dari inti , mitokondria tunggal yang terletak di bagian distalnya, dan banyak orang aksesori dengan bentuk yang berbeda . Lipatan dari cisterna perinuklear hadir antara proacrosome dan tubuh basal dari flagellum pada spermatid awal dan flagela berjalan di kanal dalam sitoplasma spermatid .
Saat reproduksi seksual , ada dua jenis sperma yang dihasilkan oleh rotifera jantan , yaitu : o Sperma tipe pertama Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 16
Sperma tipe pertama berfungsi proses pembuahan o Sperma tipe kedua Sperma tipe kedua berfungsi untuk menembus tubuh betina
Namun dalam siklus hidupnya tentu sama dengan rotifera lainnya. Berikut adalah daur hidup dari rotifera air asin:
Gambar 8 Siklus Hidup Rotifera air asin
Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 17
Saat kopulasi, sperma tipe kedua lah yang pertama kali di keluarkan oleh rotifera monogononta dan kemudian saat sudah di kloaka maka di keluarkan lah sperma tipe pertama sehingga terjadi lah ovulasi. Terdapat 3 jenis telur rotifera, yaitu : o Telur amictic sebagai hasil parthenogenesis, bercangkang tipis, tidak dapat dibuahi, diploid, menetas menjadi betina. o Telur mictic, cangkang tipis dan haploid; jika tidak dibuahi menjadi jantan; o Telur dorman, yaitu telur mictic yang dibuahi. Cangkang menebal dan resisten terhadap keadaan lingkungan yang buruk
Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 18
3. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1. KESIMPULAN Rotifera air laut dan payau secara taksonomi berada pada ordo Seisonidea, sementara dua ordo lainnya yaitu Monogononta dan Bdelloida hidup di perairan tawar. Seisonidea memiliki satu genus yaitu Seison dan dua spesies saja yaitu Seison nebaliae dan Seison annulatus. Seisonidea hidup di air laut dan hidup secara komensal pada Crustacea. Morfologi Seisonidea tidak jauh berbeda dengan Rotifera pada umumnya. Hanya saja Seisonidea memiliki corona yang mengecil, sehingga membuatnya sulit berenang ataupun menempel pada substrat. Reproduksi pada Seisonidea sama dengan rotifera pada umumnya, yaitu dengan cara seksual dan aseksual. Seksual terjadi ketika keadaan lingkungan yang buruk. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara phartenodenesis dengan membentuk telur mictic yang tidak perlu dibuahi oleh jantan. Tubuhnya bersendi sangat memanjang dengan kepala kecil ; ramping , daerah leher panjang; tebal , batang fusiform ; dan kaki memanjang , mengakhiri dalam disk berlubang. 3.2. SARAN Sebaiknya dilakukan pembelajaran dan penelitian lebih mendalam mengenai rotifera, terutama pada kelas Seisonidea karena banyak yang tidak begitu diketahui pada kelas ini, sehingga penulis cukup kesulitan dalam pencarian informasi di Indonesia, sementara hampir semua informasi di makalah ini berasal dari jurnal luar negri berbaahsa Inggris.
Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 19
Daftar Pustaka
Agus, Wayan. 2003. Plankton Lingkungan Central Pertiwi Bahari. Tulangbawang: PT Centralpertiwi Baharia Dhahiyat, Yayat. 2011. Ekologi Perairan. Bandung: Unpad Press Hasil Praktikum Planktonologi, FPIK UNPAD yang telah di-acc pada 24 Maret 2014 http://en.wikipedia.org/wiki/Seisonidae (diakses pada 04-05-2014 pukul 10.04) http://rotifera.lifedesks.org/pages/306 (diakses pada 04-05-2014 pukul 09.30) http://www.accessscience.com/content/Seisonidea/613400 (diakses pada 03-05-2014 pukul 19.28) http://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=135071 (diakses pada 03- 05-2014 pukul 20.47) http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18627867 (diakses pada 04-05-2014 pukul 09.46) http://www.slideshare.net/nlyzluiz/phylum-rotifera (diakses pada 4-5-2014 pukul 20.03) http://www.utep.edu/rotifers/bio/home.html (diakses pada 04-05-2014 pukul 14.24) Makalah Planktonologi Zooplankton Rotifera Air Tawar. Kelompok 3, 4, dan 10. FPIK UNPAD 2014 (digunakan sebagai pembanding) Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Semarang: Jurusan Perikanan Universitas Diponegoro Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 20
GLOSARIUM A Akrosom : Organel yang terdapat di kepala spermatozoa, terbentuk dari badan Golgi B Behavioral : Kebiasaan suatu individu pada perubahan keadaan lingkungan tertentu. C Cisterna : Rongga tertutup yang berfungsi sebagai reservoir cairan tubuh Corona : Organ seperti cillia pada mulut / kepala Rotifera D Diploid : Sel atau individu yang memiliki sel dengan dua set genom E Epizoik : Hidup dengan menempel pada tubuh organisme
F Filiform : Materi seperti benang dalam suatu tonjolan pada tubuh Fisiologi : Aspek fungsi tubuh atau organ tertentu Fitoplankton : Plankton nabati Flagellum : Alat gerak (motile organ) berbentuk cambuk pada sejumlah organisme bersel satu Forcipate : Tipe makstaks pada Rotifer (karnivor, raptorial feeders) Fusiform : Dilatasi sirkumferensial pembuluh darah biasanya terjadi pada arteri carotis, basilaris atau vertebralis
G H Heleoplankton : Plankton yang hidup di kolam I J K Kopulasi : Bertemunya spermatozoa dengan sel telur L Limnoplankton : Plankton yang hidup di danau Lorika : sejenis cangkang yang keras pada rotifera
M Mastax : Pharynx yang berotot ,bulat atau lonjong,dan bagian dalamnya Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 21
terdapat trophi,semacam rahang berkitin Mikroskopik : Pernyataan sifat ukuran sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, sehingga diperlukan mikroskop untuk bisa melihatnya dengan jelas Morfologi : Bentuk perrmukaan tubuh suatu organisme Multiseluler : Organisme yang memiliki banyak sel N O Ovulasi : Proses pelepasan telur yang telah matang dari individu betina
P Perinuklear : Ruang antar membran Phartenogenesis : Perkembang biakan aseksual pada Entromostraca untuk melindungi diri dari keadaan lingkungan yang ekstrem Potamoplankton : Plankton yang hidup di sungai Planktonologi : Ilmu yang mempelajari tentang kehidupan plankton Proacrosome : Q R Rotifera : Hewan mikroskopis dengan struktur tubuh yang relatif sederhana
S Salinitas : tingkat keasinan atau kadar garam pada air Sistematika : ilmu mengenai taksonomi tumbuhan atau hewan dng memperhatikan kekerabatan dan evolusinya secara eksperimental Sitoplasma : Bagian sel yang terbungkus membran sel Spermatid : calon sperma yang belum memiliki ekor
T Taksonomi : Penggolongan suatu organisme berdasarkan sistematika dan klasifikasinya. Telur Amictic : telur hasil parthenogenesis, bercangkang tipis, tidak dapat dibuahi, diploid, menetas menjadi betina Telur Dorman : Telur yang berkulit sangat keras dan tahan cuaca ekstrem Telur Mictic : Telur bercangkang tipis dan haploid, jika tidak dibuahi menjadi jantan Trochal Disk : Bagian pada rotifera yang berfungsi untuk makan dan berenang U V W X Y Z Rotifera Air Tawar Planktonologi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | Jatinangor, Jl Bandung-Sumedang Km 21 22