Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 5

GELOMBANG
TALI
Diajukan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Gelombang
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014

1. ENGKUN PERMATASARI
2. FEBRIANTO PUTRA
3. SELLIE ASPITA DEWI
Dosen Pengasuh: Drs. Zulherman, M.Pd.
1

GELOMBANG TALI




PENDAHULUAN
Gelombang pada tali adalah salah satu contoh dari macam-macam gelombang.
Berdasarkan arah rambat dan arah getarnya, gelombang tali termasuk kedalam gelombang
transversal yaitu gelombang yang arah rambat tegak lurus pada arah getarnya. Kemudian,
berdasarkan mediumnya gelombang tali termasuk kedalam gelombang mekanik yaitu
gelombang yang membutuhkan media dalam merambat. Sedangkan berdasarkan
amplitudonya, gelombang tali termasuk contoh dari gelombang berjalan yaitu gelombang
yang amplitudonya tetap pada setiap titik yang dilalui gelombang, dan juga bisa termasuk
contoh gelombang stasioner yaitu gelombang yang amplitudonya berubah sesuai posisinya.
Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang gelombang yang terjadi pada tali.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan pemahaman tentang
gelombang yang terjadi pada tali, sehingga dapat menentukan jarak perut dan jarak simpul
akibat pemantulan pada ujung terikat dan akibat pemantulan pada ujung bebas, kemudian
menjelaskan tentang percobaan Melde untuk menentukan cepat rambat gelombang
transversal pada dawai/tali.

PEMBAHASAN
Cobalah ambil seutas tali yang panjangnya kira-kira 4 5 meter, kemudian ikatkan
salah satu ujungnya pada tiang dan ujung yang lain kalian getarkan naik turun. Pada tali
tersebut akan merambat gelombang dari ujung tali yang kita getarkan ke ujung yang terikat.
Coba perhatikan apa yang terjadi pada ujung gelombang saat mencapai bagian tali yang
terikat, ternyata gelombang itu akan dipantulkan kembali ke arah semula. Antara gelombang
datang dengan gelombang pantul ini akan saling berinterferensi, sehingga menimbulkan
gelombang yang disebut gelombang stasioner atau gelombang berdiri.
2

Apa yang terjadi jika ada dua gelombang berjalan dengan frekuensi dan amplitudo
sama tetapi arah berbeda bergabung menjadi satu? Hasil gabungan itulah yang dapat
membentuk gelombang baru. Gelombang baru ini akan memiliki amplitudo yang berubah-
ubah tergantung pada posisinya dan dinamakan gelombang stasioner.
Gelombang stasioner terjadi jika dua gelombang yang mempunyai frekuensi dan
amplitudo sama bertemu dalam arah yang berlawanan. Gelombang stasioner memiliki ciri-
ciri,
yaitu terdiri atas simpul dan perut. Simpul yaitu tempat kedudukan titik yang mempunyai
amplitudo minimal (nol), sedangkan perut yaitu tempat kedudukan titik-titik yang
mempunyai amplitudo maksimum pada gelombang tersebut.
Berdasarkan titik ujung pantulnya gelombang stasioner dibagi dua:
a. Gelombang stasioner akibat pemantulan pada ujung terikat,
b. Gelombang stasioner akibat pemantulan pada ujung bebas.

a. Gelombang Stasioner Akibat Pemantulan pada Ujung Terikat.
Pada ujung tetap terjadi perubahan fase, artinya fase gelombang datang dengan
gelombang pantul berbeda, yaitu fase gelombang terpantul berubah. Jadi bila bukit
gelombang mencapai ujung terikat, oleh ujung terikat bukit gelombang tersebut dipantulkan
sebagai lembah gelombang, artinya fase gelombang terpantul berubah setengah.
Gambar 1 menunjukkan tali dengan panjang ujungnya terikat digetarkan terus
menerus di titik O, dipantulkan ujung tetap hingga melalui titik N berjarak X dari titik pantul.

Gambar 1. Gelombang stasioner pemantulan ujung terikat
Gelombang datang y
1
= A sin [t - k( - x)]
Gelombang pantul y
2
= - A sin [t - k(+ x)]
Gelombang stasioner di titik N:
y = y
1
+ y
2
, Apabila persamaan diteruskan menjadi
y = 2A sin kx cos (t - k )
N
x
O

3

Amplitudo Gelombang stasioner : As = 2 A sin kx
Ada titik-titik pada posisi tertentu, yang selalu menghasilkan amplitudo maksimal,
yang disebut dengan perut. Di sisi lain, ada titiktitik pada posisi tertentu, yang selalu
menghasilkan amplitudo nol (seolah-olah tidak bergetar), yang sering disebut dengan istilah
simpul.
Untuk gelombang stasioner akibat pemantulan pada ujung terikat, letak titik-titik
perut dari ujung terikat merupakan kelipatan ganjil (2n + 1) dari seperempat panjang
gelombang.
X = (2n + 1) .
Untuk perut ke 1 n = 0, perut ke 2 n = 1 dan seterusnya.
Letak titik simpul dari ujung terikat merupakan kelipatan genap (2n) dari seperempat
panjang gelombang.
X = (2n) .
Untuk simpul ke 1 n = 0, simpul ke 2 n = 1 dan seterusnya.

b. Gelombang Stasioner Akibat Pemantulan pada Ujung Bebas.
Pemantulan ujung bebas misalnya pada ujung tali diikat dengan gelang dan
dimasukkan ke dalam tongkat. Pada ujung bebas tidak ada perubahan fase, artinya gelombang
datang dan gelombang pantul memiliki fase sama. Apabila bukit gelombang mencapai ujung
bebas, oleh ujung bebas bukit gelombang tersebut dipantulkan tetap sebagai bukit
gelombang. Jadi pada pemantulan di ujung bebas fase gelombang terpantul tidak berubah.

Gambar 2. Gelombang stasioner pemantulan ujung bebas
Pada gambar tampak gelombang datang dan gelombang pantul tidak mengalami
perubahan fase.
Untuk titik N dengan persamaan gelombang datang
y
1
= A sin [t k( - x)]
dan persamaan gelombang pantul
4

y
2
= A sin [t - k( + x)]
y = y
1
+ y
2

y = 2A cos kx sin (t - k)
Amplitudonya As = 2A cos kx
Untuk gelombang stasioner akibat pemantulan pada ujung bebas, letak titik-titik perut
dari ujung bebas merupakan kelipatan genap (2n) dari seperempat panjang gelombang.
X = (2n) .
Untuk perut ke 1 n = 0, perut ke 2 n = 1, dan seterusnya
Letak titik simpul dari ujung bebas merupakan kelipatan ganjil (2n + 1) dari seperempat
panjang gelombang.
X = (2n +1 ) .
Untuk simpul 1 n = 0 simpul ke 2 n = 1 dan seterusnya.

Percobaan Melde

Gambar 3. Alat Percobaan Melde
Gambar 3 di atas menunjukkan peralatan yang digunakan untuk mengukur cepat
rambat gelombang transversal pada sebuah dawai (tali). Apabila vibrator dihidupkan maka
tali akan bergetar sehingga pada tali akan merambat gelombang transversal. Kemudian
vibrator digeser menjauhi atau mendekati katrol secara perlahan-lahan sehingga pada tali
timbul gelombang stasioner. Setelah terbentuk gelombang stasioner, kita dapat mengukur
panjang gelombang yang terjadi () dan jika frekuensi vibrator sama dengan f maka cepat
rambat gelombang dapat dicari dengan v = f.. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
memengaruhi cepat rambat gelombang dapat dilakukan dengan mengubah-ubah panjang tali,
massa tali, dan tegangan tali (berat beban yang digantungkan). Orang yang pertama kali
melakukan percobaan mengukur cepat rambat gelombang adalah Melde, sehingga percobaan
Tali/Dawai
Katrol
Vibrator
5

seperti di atas dikenal dengan sebutan Percobaan Melde. Berdasarkan hasil percobaan
diperoleh bahwa kecepatan merambat gelombang transversal pada dawai:
a. berbanding lurus dengan akar panjang dawai,
b. berbanding terbalik dengan akar massa dawai,
c. berbanding lurus dengan akar gaya tegangan dawai,
d. berbanding terbalik dengan akar massa per satuan panjang dawai,
e. berbanding terbalik dengan akar massa jenis dawai,
f. berbanding terbalik dengan akar luas penampang dawai.
Pernyataan tersebut jika dinyatakan dalam persamaan adalah sebagai berikut.

dengan
v = cepat rambat gelombang (m/s, cm/s)
F = gaya tegangan dawai (N, dyne)
= panjang dawai (m, cm)
m = massa dawai (kg, gr)
= massa persatuan panjang dawai ( kg/m, gr/cm)
= massa jenis dawai (kg/m
3
, gr/cm
3
)
A = luas penampang dawai (m
2
, cm
2
)

Contoh Soal
1. Tali sepanjang 2m dilihat pada salah satu ujungnya dan ujung lain digetarkan
sehingga terbentuk gelombang stasioner. Frekuensi getaran 10Hz dan cepat rambat
gelombang 2,5m/s. Tentukan jarak titik simpul ke-4 dari (a)titik pantul dan (b)titik
asal getaran!
Penyelesaian



(a) Simpul ke-4 berjarak x dari pantulan dan besarnya memenuhi:


(b) Jarak simpul ke-4 dari sumber gelombang memenuhi:
( ) ( )
2. Percobaan Melde menggunakan tali yang panjangnya 2 meter dan massanya 2,5 gr
serta diberi gaya tegangan sebesar 50 N. Tentukan berapa m/s cepat rambat
gelombang pada tali tersebut!
Penyelesaian
Diketahui :
= 2 m
m = 2,5 10
-3
kg
F = 50 N
Ditanyakan :
v = ... ?
Jawab:

Jadi, cepat rambat gelombang pada tali adalah 200 m/s.

PERTANYAAN
1. UUUUUU:
2. Iiiiiiiiiiiii:
3. Iiiiiiiiiiiiiii:
JAWABAN


DAFTAR PUSTAKA
Alonso, M and Finn, E.J.,(1971), Fundamental Physics II, Fields and Waves, Addison
Wesley.
Anonim. 2010. Fisika SMA Kelas XII Gejala Gelombang. gejala-gelombang.pdf
Drajat. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: PT Sutra Benta Perkasa.
7

Pain, H.J.,(1999), The Physics of Vibarations and Waves, 5th Edition, John Wiley & Sons.
Puri, S.P.,(1989), Fundamental of Vibration andWaves, Tata McGraw Hill Publishing
Company Limited.
Suharyanto, Karyono, dan Palupi, Dwi Satya. 2009. FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII.
Jakarta: CV Sahabat.

Anda mungkin juga menyukai