Anda di halaman 1dari 3

Mekanisme Toksisitas Tawas

Tawas mengandung alumunium yang merupakan logam toksik, dan


masuk ke dalam tubuh manusia kebanyakan bersama makanan atau minuman
atau lewat inhalasi. Alumunium yang terserap oleh darah di dalam
gastrointestinal, akan didistribusikan ke seluruh tubuh pada eryrosit dan plasma
yang akhirnya di ekskresi lewat system penyaringan glomerulus pada ginjal
(Santosa , 2009).
Tawas sebagai senyawa radikal bebas merupakan senyawa yang memiliki
satu buah elektron yang tidak berpasangan di struktur terluarnya. Oleh karena itu,
senyawa ini sangat reaktif terhadap molekul-molekul di sekitarnya. Sifat
senyawa radikal bebas sendiri selalu mendekati molekul yang penuh, untuk
mendonorkan satu buah elektron untuknya. Hal tersebut akan membuat keadaan
semakin tidak baik, karena akan membuat molekul yang sebenarnya sehat
menjadi tidak sehat. Alumunium dalam tawas menimbulkan kerusakan sel epitel
tubulus ginjal dan gangguan proses hematopoiesis (Santosa, 2009).

Mekanisme toksisitas dari tawas ini antara lain melalui mekanisme
berdasarkan penumpukkan. Makanan atau minuman yang mengandung tawas
dengan konsentrasi tinggi dimakan oleh manusia terus menerus. Sebenarnya
tawas ini boleh digunakan sebagai pengawet makanan dengan batas tertentu.
Tetapi ada saja pihak yang tidak bertanggung jawab menggunakan tawas sebagai
pengawet makanan atau minuman yang melebihi dari batasnya, misalnya tawas
digunakan saat perebusan bakso dan siomay. Dalam hal ini garam dari tawas
dapat menumpuk pada ginjal dan menyebabkan efek toksisitas. Berikut adalah
mekanismenya :




















Makanan berkonsentrasi tawas
tinggi
Aliran Darah
Organ Ginjal
Efek Toksik
Dan Penyakit
Santosa, Budi, 2009. Aktifitas Hematopoiesis Akibat Suplementasi Tawas dan Seng
Pada Tikus (Rattus nurvegicus). Jurnal Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang Vol.2. No.1 Juni 2009.

Anda mungkin juga menyukai