Anda di halaman 1dari 7

II

PEMBAHASAN

2.1. Pengolahan Hijauan Dan Konsentrat
2.1.1. Pengolahan Hijauan
Teknik pengolahan pakan, ditujukan untuk penyediaanbahan pakan secara
berkesinambungan sepanjang tahun, serta untuk peningkatankualitas bahan baku pakan. Bahan
pakan yang ketersediaannya selalu menjadi kendalaadalah hijauan pakan. Di indonesia ada
beberapa jenis hijauan yang biasadikonsumsi oleh ternak sapi perah yaitu :
Rumput lapang, star grass dan rumputgraminae. Jenis-jenis rumput ini sangat cocok
diberikan pada sapi pedet yang baru mengkonsumsi hijauan karena kadar airnya rendah
dengan kandunganprotein cukup tinggi.
Rumput Gajah, rumput Raja
Sayangnya , ketersediaan pakan hijauan sangatlah dipengaruhi oleh musim. Pada saat musim
hujan stok-nya melimpah,sedangkan pada saat musim kemarau akan sangat kekurangan. Oleh
sebab itu, untuk menjaga agar hijauan terselalutersedia sepanjang musim, ada beberapa cara
pengolahan pakan/ pengawetan hijauan yang dapat dilakukan antara lain :
Hay
Hay merupakan hijauan berupa daunan jenis rumputan atau bijian yang sengaja dipanen
menjelang berbunga yang dikeringkan baik dengan cara diangin-anginkan maupun dengan cara
dikeringkan dengan panas matahari secara langsung. Hay merupakan hijauan makanan ternak
yang sengaja dipotong dan dikeringkan agar bisa diberikan kepada ternak pada kesempatan yang
lain. Tujuan dari pembuatan hay ini yaitu hay adalah untuk mengurangi tingkat kandungan air
dari hijauan hingga pada suatu level dimana menghambat aksi dari enzim-enzim baik yang
dihasilkan oleh tanaman maupun mikrobial (Mc Donald et al., 2002 dalam Mansyur et al., 2007),
untuk dapat menyediakan hijauan pakan untuk ternak pada saat-saat tertentu, seperti dimasa
paceklik atau musim kemarau, untuk dapat memanfaatkan hijauan pada saat pertumbuhan terbaik
tetapi pada saat itu belum dimanfaatkan. Sedangkan prinsip dari proses pembuatan hay ini adalah
menurunkan kadar air menjadi 15-20% dalam waktu yang singkat, baik dengan panas matahari
ataupun panas buatan.
Silase
Salah satu cara untuk mengatasi kekurangan hijauan dimusim kemarau dapat dilakukan dengan
cara pengawetan hijauan. Pengawetan dapat dilakukan dgn 2 cara yaitu pengeringan dan silase.
Silase yaitu pakan ternak yang masih tinggi kadar air yang merupakan hasil pengawetan HMT
atau bahan-bahan lain melalui proses fermentasi dalam kondisi an-aerob baik dengan
penambahan atau tanpa penambahan bahan pengawet (Moiorella, 1985).
Adapun bahan dan peralatan yang disiapkan dalam pembuatan silase sebagai berikut :
1) Bahan : Hijauan yang memiliki batang besar : Rumput gajah, rumput raja, jagung dll. Starter
yaitu memiliki kandungan KH tinggi seperti : tetes, dedak, tepung jagung;
2) Peralatan : Chopper, silo, plastik atau bahan kedap udara dengan persyaratan HMT berupa
rumput umur 40 60 hari, atau jagung umur 75 90 hari. Sedangkan metode pembuatan silase
selengkapnya sebagai berikut :
a. HMT setelah dipanen dilayukan 1 hari untuk menurunkan kadar air dari sekitar 80 % menjadi
60 70 %.
b. HMT tersebut lalu dipotong dengan chopper ukuran 3 5 cm.
c. Setelah pemotongan, masukkan dalam silo sambil dipadatkan dengan cara menginjak atau
menggunakan alat lain.
d. Pemberian starter dilakukan secara bertahap secara berlapis, setiap ketebalan 20 cm lalu
ditaburkan atau disiramkan secara merata. Tetes sebelum digunakan diencerkan 1 : 4. Total
bahan starter tidak lebih dari 3 % dari berat hijauan.
e. Usahakan pengisian silo sampai penuh dan dilakukan dengan cepat, semakin cepat pengisian
silo kualitas silase akan semakin baik.
f. Setelah penuh, silo ditutup dengan plastik lalu diberi beban diatasnya berupa ban bekas atau
karung berisi pasir.
g. Proses pembuatan silase selesai setelah 40 hari sejak ditutup. Jangan membuka silo sebelum
40 hari atau sebelum digunakan
Ciri-ciri silase yang baik meliputi :Berbau harum agak kemanis-manisan, Tidak berjamur,
Tidak menggumpal, Berwarna kehijau-hijauan, pH antara 4 sampai 4.5. Cara Pemberian Silase
harus mengikuti ketentuan untuk menghindari dampak negatif bagi ternak yaitu 1) Silase yang
baru diambil dari silo tidak boleh langsung diberikan kepada ternak; 2) Sebelum diberikan, silase
sebaiknya diangin-anginkan atau dijemur dahulu; 3) Umumnya silase yang diambil pagi hari
diberikan pada sore hari atau sebaliknya; 4) Sebelum diberikan silase, sapi sebaiknya diberikan
rumput kering terlebih dahulu guna mencegah mencret atau kembung; 5) Pemberian silase
dilakukan secara bertahap sedikit demi sedikit agar sapi dapat beradaptasi dengan pakan yang
baru; 6) Pemberian silase disesuaikan dengan bobot badan ternak, umumnya berkisar 10 sampai
20 kg per ekor/hari dan jangan melebihi 60 % dari jumlah hijauan yang diberikan (Haryanto,
2000).
Amoniasi
Amoniasi adalah cara pengolahan kimia menggunakan amoniak (NH#0 sebagai bahan
kimia yang digunakan untuk meningkatkan daya cerna bahan pakan berserat sekaligus
meningkatkan kadar N 9proteinnya). Cara ini mempunyai keuntungan-keuntungan yaitu:
sederhana, mudah dilakukan, murah (sumber nh# diambil urea), juga sebagai pengawet, anti
aflatoksin, tidak mencemari lingkungan dan efisien (dapat meningkatkan kecernaan sampi 80%).
Amoniak dapat menyebabkan perubahan komposisis dan struktur dinding sel sehingga
membebaskan ikatan antara lignin dengan selulosa dan hemiselulosa, shingga memudahkan
pemcernaan oleh selulase mikroorganisme rumen. Amoniak akan terserap dan berikatan dengan
gugus asetil dari bahan pakan, kemudian membentuk garam amonium asetat yang pada akhirnya
terhitung sebagai protein bahan.
Teknologi pengolahan dengan amoniak ini benar-benar mudah untuk dilaksanakan dan
tidak berbahaya sama sekali dalam pengerjaannya (meskipundinamakan pengolahan kimia).
Siapa saja dapat melakukan asal mengerti dengan jelas prinsip dan metode mana yang akan
dilakukan (metode basah atau kering). Dibandingkan dengan pengolahan cara kimia lain,
biayanya jauh lebih murah).
Amoniasi Jerami
Jerami Padi adalah hasil panen padi yang telah diambil gabahnya, sehingga tinggal
tangkai dan daunnya sedangkan yang dimaksud Jerami Plus: jerami padi yang telah diolah untuk
meningkatkan nilai gizi pakan ternak sehingga berdampak positif terhadap daya pakan tersebut.
Teknologi peningkatan gizi jerami padi dapat ditempuh dengan beberapa cara antara lain : 1)
Pengolahan secara biologis dengan menggunakan jamur; 2) Pengolahan secara kimiawi dgn urea
dan starbio, kostik soda (NaOH) & Ca(OH)2; 3) Perlakuan fisik dan 4) Perlakuan dengan
suplementasi pakan penguat. Sedangkan fermentasi yaitu perombahan dari struktur keras secara
fisik, kimia dan biologi sehingga bahan dari struktur yang komplek menjadi sederhana,sehingga
daya cerna ternak menjadi lebih efesien. Adapun bahan yang diperlukan untuk pembuatan jerami
amoniasi sebagai berikut : jerami 100 kg dibutuhkan starbio 0,5 kg dan urea 6 kg.
Metode pembuatan jerami amoniasi yaitu menyiapkan tempat yang teduh (terhindar dari
panas matahari langsung dan hujan), taruh dan susun jerami dengan ketebalan 30 cm, tebarkan
starbio dan urea sesuai dengan perbandingan secara merata. Siram dengan air bersih (digembor)
secara merata diatas tebaran starbio dan urea (agar terjadi reaksi) usahakan kadar air 60 %
apabila jerami masih basah (baru disabit/dipotong) siram air tidak terlalu banyak apabila jerami
sudah kering siram air perlu sampai air membasahi lapisan jerami. Langkah 2,3,4 ulang saling
sampai jerami memenuhi tempat, minimal 1,5 meter tingginya.
Setelah selesai menumpuk jerami tunggu waktu selama 21 hari,hasil jerami dibongkar
dan dianginkan (jemur) agar baunya hilang.hasil jerami fermentasi siap diberiakan pada ternak
(sapi,kambing,kerbau) dan ternak lain yang membutuhkan HMT atau untuk disiapkan untuk
persediaan untuk menghemat tempat penyimpanan dan memudahkan distribusi jerami fermentasi
dipres memakai mesin pres jerami. Jerami amoniasi yang baik memiliki kriteria : protein sekitar
12 % dan TDN 70 % dengan bau harum.
Adapun cara penyajian jerami amoniasi pada ternak sebagai berikut : 1). Jerami yang
telah difermentasikan dengan diangin-anginkan dapat langsung diberikan ke ternak.Jumlah
pemberiannya sama dengan pemberian hijauan pakan yaitu sebesar 10% dari bobot badan dan 2).
Untuk ternak yang belum terbiasa dengan fermentasi, perlu dilatih yaitu dengan
mempuasakannya beberapa saat, kemudian baru diberi jerami hasil fermentasi. Sedangkan
keuntungan penggunaan jerami amoniasi sebagai berikut : 1) Dapat mengurangi biaya pakan; 2)
Dapat meningkatkan produksi ternak karena kualitas nutrisi meningkat; 3) Penggunaan pakan
dan tenaga kerja lebih efisien dan 4) Kandang lebih bersih, kotoran ternak yang dihasilkan lebih
sedikit dan kering. Adapun kriteria silase jerami yang baik yaitu : Baunya agak harum, Warna
kuning agak kecoklatan (warna dasar jerami masih nampak kelihatan), Teksturnya lemas (tidak
kaku), Tidak busuk dan tidak berjamur (Anonim, 2009).
2.1.2. Pengolahan Konsentrat
Konsentrat adalah suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama bahan pakan lain untuk
meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan pakan dan dimaksudkan untuk disatukan dan
dicampur sebagai suplemen atau pakan lengkap. Konsentrat bertujuan sebagai makanan ternak
penguat yang kaya karbohidrat dan protein seperti jagung, bekatul dan bungkil-bungkilan.
Konsentrat digunakan terutama pada saat pertumbuhan, pada masa kebuntingan maupun saat
menyusui bagi induknya.
Konsentrat sumber protein dapat diperoleh dari hasil samping penggilingan berbagai biji-
bijian, bahan pakan sumber protein hewani, dan hijauan sumber protein, sedangkan konsentrat
sumber energi dapat diperoleh dari dedak dan biji-bijian seperti jagung. Bahan pakan penguat ini
meliputi bahan makanan yang berasal dari biji-bijian seperti jagung giling, menir, bulgur, dedak,
bekatul, bungkil kelapa, tetes dan berbagai umbi. Fungsi pakan penguat ini adalah meningkatkan
dan memperkaya nilai gizi pada bahan pakan lain yang nilai gizinya rendah. Sapi yang sedang
tumbuh ataupun yang sedang dalam periode penggemukan harus diberikan pakan penguat yang
cukup, sedangkan sapi yang digemukkan dengan sistem dry lot fattening justru sebagian besar
pakan berupa pakan berbutir atau penguat.
Konsentrat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu konsentrat sumber protein dan
konsentrat sumber energi. Konsentrat dikatakan sebagai sumber energi apabila mempunyai
kandungan protein kasar kurang dari 20% dan serat kasar 18%, sedangkan konsentrat dikatakan
sebagai sumber protein karena mempunyai kandungan protein lebih besar dari 20%.
Konsentrat sangat dibutuhkan oleh ternak ruminansia (sapi potong), karena bahan-bahan
tersebut mudah difermentasikan sehingga konsentrat akan meningkatkan kadar propionat yang
berguna dalam pembentukan daging dan akan merangsang pertumbuhan mikrobia rumen
sehingga mempercepat kemampuan mencerna serat kasar. Penambahan konsentrat pada ternak
ruminansia memungkinkan ternak untuk mengkonsumsi pakan yang lebih baik nutriennya dan
lebih palatabel, selain itu kecenderungan mikroorganisme dalam rumen dapat memanfaatkan
pakan penguat terlebih dahulu sebagai sumber energi dan selanjutnya dapat memanfaatkan pakan
kasar yang ada. Konsentrat sangat mudah dicerna dan berperan sebagai sumber zat pakan utama
seperti karbohidrat dan protein. Kualitas konsentrat perlu diperhatikan dalam menyusun pakan
sapi potong ditentukan oleh kandungan protein dan energinya. Selain komposisi kimia faktor
penting dalam mengevaluasi konsentrat terkandung dalam pakan sapi perah adalah palatabilitas,
kualitas produk dan biaya.
Pemberian pakan konsentrat biasanya diberikan sebelum pakan kasar atau hijauan. Hal
ini dimaksudkan agar mikrobia rumen telah mendapat cukup energi sehingga dapat
berkembangbiak secara optimal dan selanjutnya mikrobia tersebut diharapkan mampu
mengkonversi pakan kasar yang berupa hijauan menggunakan enzyme selulase dan kemudian
diserap oleh tubuh ternak. Pemberian hijauan dilakukan biasanya selang 2 jam setelah pemberian
konsentrat agar mikroba dalam rumen dapat berkembang biak terlebih dahulu, sehingga dapat
mencerna hijauan dengan baik. Imbangan pemberian hijauan dan konsentrat dalam bahan kering
supaya dapat dicapai koefisien cerna pakan tertinggi adalah sebesar 60 : 40.
Bentuk pakan ada tiga jenis yaitu:
1. Bentuk tepung.
Cara membuatnya sangat sederhana, yaitu semua bahan digiling jadi tepung kemudian di aduk
sampai rata dan siap di sajikan. Pakan jenis ini tidak efektif karena ayam memiilih jenis pakan
yang di sukai sehingga banyak nutrisi yang tidak di konsumsi
2. Bentuk crumbles (butiran pecah).
Semua bahan di giling jadi tepung kemudian di aduk hingga rata .setelah itu di kukus atau di uapi
dengan panas antara 80
0
C-90 C. Kemudian pakan diaduk dalam ayakan yang berlubang sambil
di tekan tekan sehinga butiran berjatuhan. Jemur butiran itu hingga kering dan siap di sajikan.
Pakan jenis ini cukup efisien tidak banyak nutrisi yang terbuang.
3. Bentuk pelet.
Caranya sama dengan crumble. Tapi setelah penguapan,dimasukkan dalam gilingan daging atau
sambal sehingga keluar bentuk memanjang. Kemudian di potong potong dan di jemur sampai
kering.siap di sajikan. Pakan jenis ini pun cukup efisien.

Anda mungkin juga menyukai