Anda di halaman 1dari 70

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Metode Eksperimen Laboratorium merupakan salah satu mata kuliah wajib yang
diselenggarakan dalam Program Studi Teknik Kelautan Institut Teknologi Bandung.Mata
kuliah ini bertujuan memberi pemahaman kepada mahasiswa mengenai pemodelan dan
penskalaan struktur (dalam hal ini struktur pelindung pantai) serta uji fisik yang terkait dalam
bidang teknik kelautan, seperti pengujian model fisik gelombang. Untuk mencapai tujuan
perkuliahan tersebut diatas, maka diperlukan percobaan langsung yang diselenggarakan di
laboratorium sehingga diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami apa yang diajarkan
dalam mata kuliah ini. Khusus untuk percobaan dalam modul ini, mahasiswa diharapkan
dapat memahami perubahan karakteristik gelombang ketika menumbuk struktur pelindung
pantai.

1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang teori
gelombang linier dan arti fisik perubahan karakteristik gelombang ketika menumbuk struktur
pemecah gelombang.Mahasiswa diharapkan dapat melakukan pengukuran dan
pengolahanterhadap data parameter-parameter utama gelombang air,yang didapat dari
pengamatan visual pada wave flume/wave tankdengan metode perhitungan manual, dan
membandingkannya dengan data yang deperoleh dengan metode komputerisasi.

1.3 Ruang Lingkup Percobaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam percobaan ini antara lain melakukan pengmatan
visual dan pengukuran terhadap beberapa gelombang air yaitu kedalaman air (h), tinggi
gelombang yang dihasilkan pembangkit gelombang (H), perioda gelombang (T), serta
panjang gelombang (L).
Selain pengamatan visual, dilakukan pula pengambilan data menggunakan wave recorder
yang tersambung dengan computer.
2

1.4 Dasar Teori
Gelombang adalah gerakan bolak-balik dalam satu periode gelombang (waktu yang diperoleh
dan banyak getaran).Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan berulang dari
sebuah pola gelombang. Dalam sebuah gelombang sinus, panjang gelombang adalah jarak
antara puncak: sedangkan tinggi gelombang adalah jarak antara puncak dan lembah. Periode
gelombang adalah waktu yang diperlukan gelombang untuk mencapai titik awalnya.

Transmisi Gelombang
Gelombang yang menjalar menuju pantai dan melewati suatu struktur terendam, seperti
submerged breakwater,akan sedikit dipantulkan dan sebagian besar ditransmisikan melewati
struktur tersebut.

Gambar 2.1.1 Gelombang Transmisi
Struktur submerged breakwater adalah struktur pemecah gelombang yang elevasi
puncaknya berada di bawah permukaan air. Gelombang yang melewati submerged
breakwater akan bertransformasi, mengalami perubahan bentuk, baik panjang gelombang
(L), maupun tinggi gelombangnya (H), akibat gangguan dari struktur tersebut. Besar
gelombang yang ditransmisikan perlu diketahui untuk keperluan profesi Teknik Kelautan.
Koefisien transmisinya kemudian dapat dihitung menggunakan rumus :
3


Dimana



Run-up dan Run-down Gelombang
Pada saat gelombang menghantam lereng suatu struktur, gelombang tersebut akan mendaki
permukaan lereng tersebut.

Gambar 2.1.2 Run-up gelombang pada suatu lereng struktur
Besarnya run-up / run-down gelombang tergantung pada bentuk dan kekasaran permukaan
lereng, kedalaman perairan di dasar lereng, kemiringan dasar laut di depan lereng,
karakteristik gelombang dan permeabilitas bangunan. Oleh karena banyaknya variabel yang
berpengaruh, maka besarnya run-up sangat sulit ditentukan secara analitis.Maka besarnya
run-up ditentukan secara empiris di laboratorium dengan persamaan berikut ini.



Dimana


4

BAB II
PROFIL GELOMBANG

2.1 Tujuan Percobaan
Pengetahuan dasar mengenai sifat-sifat fluida dan aliran fluida serta hukum-hukum yang
berlaku dalam mekanika gelombang air merupakan hal yang sangat penting dalam ilmu
Teknik Kelautan.
Pada percobaan ini akan diamati dan dihitung parameter-parameter penting yang
menggambarkan gelombang air, yaitu panjang gelombang (L), tinggi gelombang (H), perioda
gelombang (T), dan kedalaman perairan (h). Parameter lainnya seperti kecepatan gelombang
(u), percepatan gelombang (du/dt) dapat dihitung dari besaran-besaran ini.
Tujuan dari praktikum ini dalah untuk memberikan gambaran yang jelas pada praktikan
mengenai teori gelombang linier.Praktikan diharapkan dapat membandingkan teori dengan
keadaan actual yang terjadi pada praktikum ini.

2.2 Alat Percobaan
2.2.1 Wave Flume 2D
Wave Flume 2D merupakan suatu kolam seperti aquarium yang memiliki dimensi
40m x 1,5m x 1,2m. Ujung pangkal dari kolam ini dilengkapi alat pembentuk
gelombang, lalu ujung satunya terdapat suatu pantai yang bertujuan untuk
meredam gaya gelombang. Sisi dari kolam ini menggunakan kaca transparan yang
bertujuan untuk memudahkan pengamatan visual.Kedalaman maksimum untuk
kolam ini adalah 70cm.

5

2.2.2 Wave Generator
Pada kolam Wave Flume 2D dilengkapi alat untuk membangkitkan
gelombang.Alat pembangkit gelombang yang dapat bekerja saat ini merupakan
alat pembangkit gelombang dengan prinsip mekanik, menghasilkan gelombang
regular. Dapat menghasilkan gelombang dengan ketinggian maksimum 0,32m dan
perioda 1,2 detik ~ 1,4 detik. Variabel pengatur untuk menghasilakn profil
gelombang dari wave generator adalah paddle, rpm, dan kedalaman. Paddle
adalah panjang lengan dari tuas lengan wave generator, rpm adalah kecepatan
putar yang dapat diatur pada panel.

2.2.3 Wave Recorder
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui profil gelombang (tinggi dan perioda)
yang dihasilkan oleh Wave Generator, menggunakan instrumen ini akan lebih
akurat daripada pengamatan secara visual. Prinsip kerja dari instrumen ini adalah,
sensor yang tercelup ke dalam air akan menghantarkan aliran listrik, perbedaan
aliran listrik yang terjadi dapat menunjukkan perubahan muka air. Data perbedaan
voltase dikirimkan menuju sebuah computer, dengan begitu data dapat diolah
lebih lanjut.

6

2.2.4 Alat ukur
Sebagai metode crosscheck dibutuhkan pengamatan visual secara langsung untuk
mendapatkan nilai parameter gelombang. Pengamatan visual membutuhkan alat
ukur satuan panjang dan alat ukur satuan waktu.

2.3 Prosedur Percobaan
2.3.1 Kalibrasi Wave Recorder
Sebelum menjalankan praktikum diperlukan kalibrasi alat ketika kondisi muka air
tenang pada kolam 2D. Berikut langkah yang harus dilakukan untuk melakukan
kalibrasi instrumen wave recorder:
a. Pastikan nozzle dari transducer berada pada posisi 0.
b. Ambil data muka air tenang pada saat posisi 0 selama 30 detik.
c. Turunkan dan naikkan posisi dari wave recorder sebesar 5cm lali ambil data
voltase muka air tersebut selama 30 detik.
d. Didapatkan tiga buah data muka air dalam satuan volt dengan simpangan
sebesar 5cm. Dari ketiga data ini bisa didapatkan nilai datum dari muka air
dan nilai koefisien alat dari instrumen (K
probe
).
2.3.2 Pengukuran
Digunakan 5 buah profil gelombang dengan variabel penentu paddle, kedalaman
perairan, dan rpm. Praktikan bebas memilih profil gelombang tersebut dengan
konsultasi terlebih dahulu kepada asisten praktikum.
Langkah pengukuran adalah sebagai berikut:
a. Cata tinggi muka air saat tenang.
b. Ubah posisi paddle sesuai dengan yan diinginkan (terdapa 3 buah posisi
paddle), pastikan paddle terkunci dengan baik.
c. Jalankan wave generator menggunakan panel inverter, pilih rpm yang telah
ditentukan.
d. Ukur muka air dengan wave recorder selama 30 detik.
e. Matikan panel inverter.
f. Ulangi dari langkah 1 untuk mendapatkan profil gelombang selanjutnya

7

2.3.3 Pengamatan Visual
A. Tinggi Gelombang
Catat tinggi gelombang ekstrim yang terjadi pada saat lembah dan puncak
menggunakan suatu alat ukur panjang.
Selisih antara kedua nilai tersebut merupakan tinggi gelombang.
Ambil minimal 10 buah tinggi gelombang
B. Periode Gelombang
Tandai satu lokasi pada kolam 2D.
Ukur dengan stopwatch waktu yang diperlukan antara puncak-puncak
gelombang untuk melewati lokasi tersebut.
Ambil minimal 10 buah perioda gelombang.
C. Panjang Gelombang
Dibutuhkan 2 buah alat ukur
Alat ukur pertama ditempatkan pada posisi tertentu.
Seorang praktikan bertugas menggerakkan alat pengukur gelombang
kedua.
Seorang praktikan lainnya mengamati muka gelombang pada alat pertama
berada pada fasa gelombang yang sama.
Alat ukur kedua dihentikan bila muka gelombang telah berada pada fasa
yang sama.
Panjang gelombang dihitung dari jarak alat ukur pertama dan kedua.

2.4 Pengolahan Data
2.4.1 Percobaan 1 ( Kalibrasi Alat )
Dengan menggunakan Wave Recorder, diperoleh data hasil olahan komputer
(voltage) sebagai berikut :
*sampel data




8

Ka +0.5
Sample
Number Date/Time Channel0 Channel1 Channel2 Channel3 Channel4 Channel5 Events
1 19:59.9 -10 -10 -10 -10 -10 -0.4823 DAQ Start
2 20:00.0 -10 -10 -10 -10 -10 -0.4729
3 20:00.1 -10 -10 -10 -10 -10 -0.4796
4 20:00.2 -10 -10 -10 -10 -10 -0.4741
5 20:00.3 -10 -10 -10 -10 -10 -0.4787
6 20:00.4 -10 -10 -10 -10 -10 -0.4738
7 20:00.5 -10 -10 -10 -10 -10 -0.4823
8 20:00.6 -10 -10 -10 -10 -10 -0.4729
9 20:00.7 -10 -10 -10 -10 -10 -0.4768
10 20:00.8 -10 -10 -10 -10 -10 -0.472

Ka 0
Sample
Number Date/Time Channel 0 Channel 1 Channel2
Channel
3
Channel
4
Channel
5 Events
1 17:51.0 -10 -10 -10 -10 -10 0.0233 DAQ Start
2 17:51.1 -10 -10 -10 -10 -10 0.0316
3 17:51.2 -10 -10 -10 -10 -10 0.0249
4 17:51.3 -10 -10 -10 -10 -10 0.0328
5 17:51.4 -10 -10 -10 -10 -10 0.0237
6 17:51.5 -10 -10 -10 -10 -10 0.0322
7 17:51.6 -10 -10 -10 -10 -10 0.0267
8 17:51.7 -10 -10 -10 -10 -10 0.0322
9 17:51.8 -10 -10 -10 -10 -10 0.0255
10 17:51.9 -10 -10 -10 -10 -10 0.0304

Ka -0.5
Sample
Number Date/Time
Channel
0
Channel
1 Channel2
Channel
3
Channel
4
Channel
5 Events
1 21:10.5 -10 -10 -10 -10 -10 0.5296 DAQ Start
2 21:10.6 -10 -10 -10 -10 -10 0.5397

9

3 21:10.7 -10 -10 -10 -10 -10 0.5324
4 21:10.8 -10 -10 -10 -10 -10 0.5418
5 21:10.9 -10 -10 -10 -10 -10 0.5312
6 21:11.0 -10 -10 -10 -10 -10 0.5431
7 21:11.1 -10 -10 -10 -10 -10 0.5324
8 21:11.2 -10 -10 -10 -10 -10 0.5473
9 21:11.3 -10 -10 -10 -10 -10 0.5281
10 21:11.4 -10 -10 -10 -10 -10 0.5458

Dari ke-tiga elevasi yang dicobakan, diperoleh nilau rata-rata dari tiap elevasi yaitu :
Ka +0.5 : -0.478416
Ka 0 : 0.028695
Ka -0.5 : 0.533286
Diperoleh grafik voltase sebagai berikut :

Dari grafik diatas, diperoleh suatu persamaan linier , yang akan digunakan untuk
menghitung elevasi muka air pada percobaan selanjutnya.
Persamaan liniernya :


y = -0.5059x + 1.0396
R = 1
-0.6
-0.4
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
Ka-0.5 Ka+0 Ka+0.5
10

2.4.2 Percobaan 2
Percobaan 2A (pengamatan langsung)
Kecepatan wave generator : 13.5 Rpm
Paddle : 5
Kedalaman Air : 77.7cm
Data yang didapatkan dari percobaan :
No. H (cm) T (detik) L (m)
1 18.5 1.5 3.02
2 21 1.63 3.04
3 23.5 1.37 3.01
4 24 1.57 3.02
5 25 1.48 3.04
6 23.5 1.49 2.98
7 25.5 1.42 2.98
8 23.5 1.44 2.99
9 21.5 1.35 3.02
10 25 1.38 3
11 18.5 1.44 2.75
12 15.5 1.4 2.75
13 16 1.56 2.75
14 16 1.49 2.75
15 17 1.54 2.75
16 18 1.57 2.75
17 17 1.37 2.74
18 16 1.42 2.73
19 17 1.54 2.74
20 17 1.4 2.73

Diperoleh nilai rata-ratadari perhitungan secara visual, yaitu :
H : 19.5 cm
T : 1.468 detik
L : 2.877 m
11

Dengan menggunakan persamaan dispersi diperoleh L :
Ldisp : 3.09 m
Percobaan 2A (Data Digital)
Wave Recorder merekam data gelombang dalam bentuk voltage.
Sample
Number Date/Time
Channel
0
Channel
1
Channel
2
Channel
3
Channel
4 Channel5 Events
1 35:18.5 -10 -10 -10 -10 -10 -0.103 DAQ Start
2 35:18.6 -10 -10 -10 -10 -10 0.3008
3 35:18.7 -10 -10 -10 -10 -10 0.6105
4 35:18.8 -10 -10 -10 -10 -10 0.8086
5 35:18.9 -10 -10 -10 -10 -10 0.6389
6 35:19.0 -10 -10 -10 -10 -10 0.2684
7 35:19.1 -10 -10 -10 -10 -10 -0.215
8 35:19.2 -10 -10 -10 -10 -10 -0.6169
9 35:19.3 -10 -10 -10 -10 -10 -0.8522
10 35:19.4 -10 -10 -10 -10 -10 -1.0335

*sampel data

Time V 1
1 -0.103
2 0.3008
3 0.6105
4 0.8086
5 0.6389
6 0.2684
7 -0.215
8 -0.6169
9 -0.8522
10 -1.0335

12

Kemudian nilai voltase yang direkam dengan wave recorder, disubtitusikan ke dalam
persamaan hasil kalibrasi pada percobaan satu yaitu :

Dari pensubstitusian ke dalam persamaan di atas, diperoleh data elevasi muka air, sebagai
berikut :
Time Y13.5
1 -1.01809
2 2.973208
3 6.034386
4 7.992472
5 6.315101
6 2.652955
7 -2.12513
8 -6.09765
9 -8.42343
10 -10.2155
*Sample data
Diperoleh nilai rata-rata y =-2.16713
Selanjutnya dilakukan normalisasi data elevasi muka air, sehingga data elevasi muka air
terbaru adalah :







*sample data
Time y 1
1 0.05881
2 0.263093
3 0.41977
4 0.519989
5 0.434137
6 0.246701
7 0.002149
8 -0.20117
9 -0.32021
10 -0.41193
13

Metode Zero Up Crossing
Dengan menggunakan metode zero up crossing, akan diperoleh elevasi muka air baru.
Metode ini menggunakan bantuan software matlab.
Persamaan yang dimasukan ke dalam software matlab :
%ngebaca data time series dlm format .xls
baca=xlsread('Book1.xlsx','Sheet1','O3:O3276');
[a b]=size(baca);
etabaru=baca(:,1);

%zero up crossing
dt=180/a;
k=1;
for h=1:a-1;
if (etabaru(h+1)>=etabaru(h) & etabaru(h+1)*etabaru(h)<=0);
indexup(k)=h+1;
zeroup(k)=h-(etabaru(h)*dt/(etabaru(h+1)-etabaru(h)));
k=k+1;
end
end
for i=1:k-2;
puncakup(i)=max(etabaru(indexup(i):indexup(i+1)));
lembahup(i)=min(etabaru(indexup(i):indexup(i+1)));
HUP(i)=puncakup(i)-lembahup(i);
TUP(i)=(zeroup(i+1)-zeroup(i))*dt;
end
%menulis file data hasil zero up crossing
HPT=transpose(HUP);
TPT=transpose(TUP);
zuc=[HPT,TPT];
xlswrite('Book1.xlsx',zuc,'Sheet2','A3')



14

Dengan melakukan zero upcrossingdiperoleh elevasi muka air yang baru :
Time Y13.5 eta new
0.1 -1.01809 1.149041
0.2 2.973208 5.140334
0.3 6.034386 8.201513
0.4 7.992472 10.1596
0.5 6.315101 8.482228
0.6 2.652955 4.820082
0.7 -2.12513 0.041995
0.8 -6.09765 -3.93052
0.9 -8.42343 -6.2563
1 -10.2155 -8.04833

Kemudian elevasi muka air yang baru diplotkan dengan waktu, sehingga membentuk
grafik e.m.a

Metode Fast Fourier Transform
Sebelumnya telah diperoleh data e.m.a hasil normalisasi. Data elevasi muka air
normalisasi tersebut diolah menggunakan software matlab, dan akan menghasilkan
nilai A gelombang dan B(imaginer)
Persamaan yang di gunakan untuk perhitungan Matlab adalah :
clearall;

-0.6
-0.4
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
0 5 10 15 20 25 30 35
e
.
m
.
a

(
m
)

Waktu (s)
Grafik e.m.a (Rpm13.5)
15

baca=xlsread('Pengolahan Data Praktikum 1 Metlab.xlsx','Hasil','J6:J305');
[a b]=size(baca);
eta=baca(:,1);

f=(fft(baca))

Diperoleh data sebagai berikut :
NO an bn
1 0.276991 -0.16855
2 0.211031 -0.12381
3 0.309496 -0.00476
4 0.356721 -0.09456
5 0.293344 0.012235
6 0.287496 -0.01661
7 0.34945 -0.0406
8 0.324063 0.01922
9 0.378137 0.012917
10 0.385024 0.001047

Perkaman data dilakukan selama 30 detik, sehingga nilai delta frequensi nya adalah 1/30
Hz. Kemudian dicari nilai Amplitudo dengan menggunakan:


Selanjutnya dilakukan perhitungan spektrum dengan persamaan :


Diperoleh :
No A B imaginer f C S
1 0 0 0.033333 0 0
2 0.4101 0.2615 0.066667 0.486379 3.548464
3 0.3085 0.1988 0.1 0.367006 2.020405
4 0.4629 0.0363 0.133333 0.464321 3.233912
16

5 0.5213 0.1861 0.166667 0.553522 4.595804
6 0.4395 0.0278 0.2 0.440378 2.908996
7 0.4247 0.0788 0.233333 0.431949 2.798693
8 0.5097 0.1368 0.266667 0.527739 4.177625
9 0.4841 0.0527 0.3 0.48696 3.556952
10 0.5608 0.0873 0.333333 0.567554 4.831769

Kemudian dilakukan plot grafik atara frequensi dan spektrum.

Percobaan 2B
Kecepatan wave generator : 9 Rpm
Paddle : 5
Kedalaman Air : 77.7cm
Data yang didapatkan dari percobaan :
No. H (cm) T (detik) L (m)
1 12.87975 2.31 4.63
2 14.49 2.21 4.54
3 15.85542 2.33 4.56
4 15.77143 2.22 4.57
5 16.66667 2.27 4.6
6 16.45 2.24 4.63
7 16.93929 2.23 4.64
8 15.77857 2.19 4.62
9 14.33333 2.23 4.67
-200
0
200
400
600
800
1000
1200
0 2 4 6 8 10 12
Spektrum percobaan 2A(rpm13.5)
17

10 16.95122 2.13 4.55
11 11.5 2.19 4.6
12 10.9 2.15 4.6
13 11.1 2.1 4.6
14 13 2.3 4.6
15 12.3 2.19 4.6
16 11.7 2.19 4.59
17 12.5 2.14 4.59
18 11 2.17 4.59
19 12 2.15 4.59
20 12.9 2.21 4.6

Diperoleh nilai rata-ratadari perhitungan secara visual, yaitu :
H : 13.8 cm
T : 2.2075 detik
L : 4.5985 m
Dengan menggunakan persamaan dispersi diperoleh L :
Ldisp : 5.44 m
Percobaan 2B (Data Digital)
Serupa dengan percobaan 2A, percobaan 2B juga menggunakan wave recorder, untuk
merekam data pengamatan secara digital.Hasil perekaman data yang diperoleh yaitu
dalam bentuk voltage. Data yang diperoleh :channel
Sample
Number Date/Time Channel 0 Channel 1 Channel 2 Channel 3 Channel 4 Channel 5 Events
1 56:04.9 -10 -10 -10 -10 -10 -0.1656
DAQ
Start
2 56:05.0 -10 -10 -10 -10 -10 -0.0438
3 56:05.1 -10 -10 -10 -10 -10 0.0566
4 56:05.2 -10 -10 -10 -10 -10 0.1759
5 56:05.3 -10 -10 -10 -10 -10 0.2055
6 56:05.4 -10 -10 -10 -10 -10 0.2528
7 56:05.5 -10 -10 -10 -10 -10 0.2666

18

8 56:05.6 -10 -10 -10 -10 -10 0.1488
9 56:05.7 -10 -10 -10 -10 -10 -0.038
10 56:05.8 -10 -10 -10 -10 -10 -0.1631



Kemudian nilai voltase yang direkam dengan wave recorder, disubtitusikan ke dalam
persamaan hasil kalibrasi pada percobaan satu yaitu :

Dari pensubstitusian ke dalam persamaan di atas, diperoleh data elevasi muka air, sebagai
berikut :
NO y9
1 1.123377
2 1.061758
3 1.010966
4 0.950612
5 0.935638
6 0.911708
7 0.904727
8 0.964322
9 1.058824
10 1.122112
*Sample data
Time V 2
1 -0.1656
2 -0.0438
3 0.0566
4 0.1759
5 0.2055
6 0.2528
7 0.2666
8 0.1488
9 -0.038
10 -0.1631
19

Diperoleh nilai rata-rata y = 1.144748
Selanjutnya dilakukan normalisasi data elevasi muka air, sehingga data elevasi muka air
terbaru adalah :
NO Y9
1 -1.63685
2 -0.43293
3 0.559453
4 1.738654
5 2.031231
6 2.49876
7 2.635163
8 1.470789
9 -0.3756
10 -1.61213
*sample data
Metode Zero Up Crossing
Dengan menggunakan metode zero up crossing, akan diperoleh elevasi muka air baru.
Metode ini menggunakan bantuan software matlab.
Persamaan yang dimasukan ke dalam software matlab :
%ngebaca data time series dlm format .xls
baca=xlsread('Book1.xlsx','Sheet2','O3:O3276');
[a b]=size(baca);
etabaru=baca(:,1);

%zero up crossing
dt=180/a;
k=1;
for h=1:a-1;
if (etabaru(h+1)>=etabaru(h) & etabaru(h+1)*etabaru(h)<=0);
indexup(k)=h+1;
zeroup(k)=h-(etabaru(h)*dt/(etabaru(h+1)-etabaru(h)));
k=k+1;
end
20

end
for i=1:k-2;
puncakup(i)=max(etabaru(indexup(i):indexup(i+1)));
lembahup(i)=min(etabaru(indexup(i):indexup(i+1)));
HUP(i)=puncakup(i)-lembahup(i);
TUP(i)=(zeroup(i+1)-zeroup(i))*dt;
end
%menulis file data hasil zero up crossing
HPT=transpose(HUP);
TPT=transpose(TUP);
zuc=[HPT,TPT];
xlswrite('Book1.xlsx',zuc,'Sheet3','A3')

Dengan melakukan zero upcrossingdiperoleh elevasi muka air yang baru :
No time Y9 ema baru
1 0.1 -1.63685 0.417544
2 0.2 -0.43293 1.621456
3 0.3 0.559453 2.613843
4 0.4 1.738654 3.793044
5 0.5 2.031231 4.08562
6 0.6 2.49876 4.553149
7 0.7 2.635163 4.689553
8 0.8 1.470789 3.525178
9 0.9 -0.3756 1.678785
10 1 -1.61213 0.442255

Kemudian elevasi muka air yang baru diplotkan dengan waktu, sehingga membentuk
grafik e.m.a
21


Metode Fast Fourier Transform
Data elevasi muka air yang sudah diihitung dan dinormalisasi diolah dengan matlab,
dengan persamaan yang di input:
clearall;

baca=xlsread('Pengolahan Data Praktikum 1 Metlab.xlsx','Hasil','I6:I305');
[a b]=size(baca);
eta=baca(:,1);

f=(fft(baca))

Sama halnya dengan percobaan 2A, akan diperoleh nilai A, B, C dan Spektrum sebagai
berikut :
NO A B f C S
1 -6.1632 0 0.033333 6.1632 569.7755
2 0.0649 0.0461 0.066667 0.079607 0.095058
3 0.0721 0.0447 0.1 0.084832 0.107948
4 -0.0219 0.0436 0.133333 0.048791 0.035709
5 0.0469 0.0031 0.166667 0.047002 0.033138
6 0.0182 0.0723 0.2 0.074556 0.083378
7 0.0484 0.1367 0.233333 0.145015 0.315442
8 0.125 0.1373 0.266667 0.185678 0.517144
9 0.0688 0.1279 0.3 0.14523 0.316378
10 0.1057 0.1689 0.333333 0.199248 0.595496

-0.4
-0.2
0
0.2
0.4
0 5 10 15 20 25 30 35
e
.
m
.
a

Waktu (s)
Grafik e.m.a (rpm 9)
22

Dengan plot spektrum :


2.5 Analisis dan Pembahasan
Data Akhir yang diperoleh dalam praktikum kali ini adalah :
RPM 13.5
Metode Percobaan H satuan T satuan
VISUAL 19.95 cm 1.468 s
ZUC 19.90634 cm 1.457901 s
FFT 12.96551 cm 1.252462 s

L visual 2.877 m
L dispersi 3.09 m

RPM 9
Metode Percobaan H satuan T satuan
VISUAL 13.75078 cm 2.2075 s
ZUC 10.48555 cm 2.103086 S
FFT 4.528831 cm 1.481205 S

L visual 4.5985 m
L dispersi 5.44 m

-100
0
100
200
300
400
500
600
700
800
0 2 4 6 8 10 12
Spektrum percobaan 2B(rpm9)
23

Dari hasil pengolahan data pengamatan, visual dan digital, terlihat data hasil penggolahan
tinggi gelombang dan perioda gelombang yang didapat tidak jauh berbeda.Perbedaan pada
pengolahan data visual dan zero-upcrossing disebabkan oleh tingkat ketelitian pengamatan
visual.Namun, hasil dari FFT yang memiliki perbedaan cukup jauh dibandingkan yang
lainnya.Metode Fast Fourier Transform kami rasa lebih cocok digunakan untuk menganalisis
gelombang dengan data yang acak. Metode ini memerlukan pembuatan spektrum yang
menggambarkan data yang acak, sedangkan data yang dilakuakn di lab adalah data reguler
dengan periode yang cenderung sama.
Menurut kami, metoda yang paling cocok adalah pengamatan visual, karena kita dapat
mengetahui dan melihat secara langsung peristiwa yang terjadi walaupun akan dibutuhkan
ketelitian yang lebih saat pengamatan serta keterbatasan pengamnbilan data dan human error.
Namun jika terjadi kesalahan, akan langsung diketahui di tempat pengamatan, dan jika
terdapat anomali akan gterlihat langsung.

2.6 Simpulan
Dari hasil pengolahan dan analisis data dapat kami simpulkan bahwa nilai tinggi, panjang,
dan perioda gelombang yang didapat dari hasil pengamatan dan digital tidak berbeda jauh.
Metoda yang paling cocok yang digunakan adalah pengamatan visual karena hasil yang
dibutuhkan dapat langsung kita amati sehingga jika terjadi keanehan dapat langsung dicari
titik salahnya.











24

BAB III
KARAKTERISTIK GELOMBANG TERHADAP STRUKTUR

3.1 Tujuan Percobaan
Tujuan yang ingin dicapai dari percobaan ini adalah memberikan pemahaman kepada
mahasiswa tentang arti fisik perubahan karakteristik gelombang ketika menumbuk struktur
pemecah gelombang.

3.2 Alat Percobaan
Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan ini antara lain:
3.2.1 Saluran Gelombang/Tangki Gelombang (Wave Flume)
Saluran gelombang ini berupa sebuah saluran (Flume Tank) sepanjang 40 meter
dengan lebar 1.2 meter dan kedalaman air maksimum 1 meter. Saluran dibangun
dengan struktur baja, sepanjang saluran digunakan dinding kaca yang memungkinkan
pengamatan di semua tempat. Pada salah satu ujung saluran terdapat pembangkit
gelombang tipe piston sedangkan pada ujung lainnya dibangun struktur pantai
(beach) yang berfungsi sebagai peredam gelombang.Kedalaman air maksimum untuk
kolam ini adalah 70 cm.
3.2.2 Pembangkit Gelombang (Wave Generator)
Wave generator yang saat ini digunakan di laboratorium Teknik Kelautan ITB
merupakan wave generator dengan konstruksi yang bersifat datachable (dapat
dibongkar pasang). Prinsip operasi yang digunakan pada wave generator ini adalah
prinsip jajaran genjang sederhana dimana gelombang yang dibangkitkan merupakan
gelombang reguler. Wave generator ini digerakkan oleh motor listrik dengan
kekuatan 0,75 HP yang tenaganya disalurkan melalui gear box dengan rasio gigi 1 :
10.Pembangkit gelombang ini dapat menghasilkan gelombang dengan ketinggian
maksimum 0.32 meter dan perioda 1.2 14.4 detik.
3.2.3 Perekam Gelombang (Wave Recorder)
Peralatan ukur yang tersedia pada laboratorium ini adalah alat pengukur gelombang.
Prinsip kerja dari alat ukur/perekam gelombang ini adalah dengan mengirimkan
25

sinyal ke permukaan air dan menerima kembali pantulan sinyal ke permukaan air
tersebut. Interval waktu antara pengiriman sinyal dan pengiriman sinyal
dikonfersikan menjadi jarak vertikal dari posisi alat ke permukaan air. Tersedia 4
(empat) buah alat perekam gelombang disertai dengan perangkat lunak yang masing-
masing disambungkan dengan 1 (satu) unit komputer.
3.2.4 Current Meter (P-EMS)
Current Meter merupakan alat untuk mengukur arus suatu fluida.Arus yang terukur
dalam satuan m/s dan dalam arah x dan y. Faktor koreksi dari alat ini adalah 0.58823.
3.2.5 Alat Ukur
Sebagai crosscheck data gelombang yang telah didapat dari wave recorder,
diperlukan pengamatan visual secara langsung. Untuk itu diperlukan alat ukur satuan
panjang dan waktu yang dapat berupa mistar/meteran dan stopwatch.
3.2.6 Pemecah Gelombang (Breakwater)
Dalam percobaan ini, pemecah gelombang yang digunakan adalah pemecah
gelombang tipe rubblemound dengan armor buatan.
3.2.7 Pantai Buatan

3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Kalibrasi Wave Recorder
a) Memastikan nozzle dari transducer berada pada posisi 0
b) Mengambil data muka air tenang pada saat posisi 0 selama 20 detik
c) Menurunkan dan menaikkan posisi dari wave recorder sebesar 5cm lalu
mengambil data voltase muka air tersebut selama 20 detik
d) Mendapatkan 3 buah data muka air dalam satuan volt dengan simpangan
sebesar 5cm. Dari ketiga data ini bisa didapatkan nilai datum dari muka air
dan nilai koefisien alat dari instrumen (K
Probe
)
3.3.2 Pengukuran
a) Mencatat tinggi muka air tenang
b) Mengubah posisi paddle sesuai dengan yang diinginkan (disini digunakan
paddle 5 dan paddle 7) lalu memastikan paddle terkunci dengan baik
26

c) Mengubah rpm sesuai dengan yang diinginkan (disini digunakan rpm 9 dan
rpm 13,5)
d) Menjalankan wave generator menggunakan panel inverter
e) Mengukur muka air selama 1 menit lalu mematikan panel inverter
f) Mengulangi langkah 1 untuk mendapatkan data yang diinginkan
3.3.3 Pengamatan Visual
A. Transmisi Gelombang
Gelombang yang menjalar menuju pantai melewati struktur breakwater, maka
gelombang tersebut akan sedikit dipantulkan dan sebagian besar
ditransmisikan melewati struktur tersebut.
a) Mengambil data H, T, dan L dengan prosedur yang sama seperti BAB II,
profil gelombang, dengan 2 titik acuan yaitu sebelum breakwater dan
setelah breakwater untuk beberapa paddle dan rpm yang berbeda-beda
b) Menghitung koefisien transmisi (K
T
) dengan rumus:
K
T


Dengan : Ht adalah tinggi gelombang transmisi (setelah breakwater)
Hi adalah tinggi gelombang datang (sebelum breakwater)
B. Run Up Gelombang
Saat gelombang bekerja pada suatu struktur bangunan pelindung pantai seperti
breakwater, gelombang tersebut akan naik (run up) pada permukaan bangunan
tersebut.
a) Memasang 1 buah meteran atau penggaris sejajar dengan kemiringan
struktur yang akan diujikan
b) Mencatat nilai pada meteran atau penggaris yang bersesuaian dengan
elevasi muka air tenang
c) Mencatat nilai pada meteran atau penggaris pada saat lidah air gelombang
tinggi
d) Run up diperoleh dari selisih lidah muka air tertinggi terhadap puncak
tinggi gelombang sebelum mengenai struktur
e) Mengulangi percobaan beberapa kali untuk memperoleh rata-rata yang
lebih akurat
27

f) Mengulangi percobaan dengan paddle dan rpm yang berbeda-beda
g) Membandingkan hasil run up pengamatan visual dengan rumus yang ada
yaitu:

dimana


Dengan : = Surf Similirity
= kemiringan struktur
H = tinggi gelombang
L = panjang gelombang
Ru = run-up
C. Transformasi Gelombang
a) Mencatat profil gelombang di H1 (sebelum breakwater) menggunakan
pengamatan visual dan wave recorder, lalu membandingkan hasilnya
b) Mencatat gelombang H2 (setelah breakwater) menggunakan pengamatan
visual

3.4 Pengolahan Data
3.4.1 Transmisi Gelombang
a. Sebelum Breakwater
PADDLE 5

RPM 9


H
H T
L
L
Bawah atas awal Akhir
33 40 7 2.23
9
12.6 3.6
33 40 7 2.19 12.6 3.6
33 40 7 2.18 12.66 3.66
33.5 41 7.5 2.16 12.7 3.7
34 42 8 2.28 12.8 3.8
34 41 7 2.06 12.56 3.56
33 39 6 2.17 12.58 3.58
33.5 41 7.5 2.18 12.62 3.62
34 41 7 2.14 12.7 3.7
33.7 41 7.3 2.2 12.7 3.7
Rata-rata 7.13 2.179

3.652

Pers. Dispersi 4.901



28

PADDLE 5

RPM 13.5


H
H T
L
L
Bawah atas awal akhir
4 24 20 1.59
11
13.4 2.4
4 23 19 1.49 13.7 2.7
4 23.5 19.5 1.36 13.2 2.2
3 23 20 1.47 13.5 2.5
3 23 20 1.46 13.6 2.6
3 22 19 1.39 13.6 2.6
3 22.5 19.5 1.4 13.8 2.8
4 21.5 17.5 1.5 13.7 2.7
4 21 17 1.64 13.6 2.6
3 21 18 1.36 13.4 2.4
Rata-rata 18.95 1.466 2.55

Pers. Dispersi 2.92

PADDLE 7

RPM 9

H H T L L
bawah atas awal akhir
10 19 9 2.26 7 12.1 5.1
9 18 9 2.06 12 5
9 18.5 9.5 2.15 12.1 5.1
8.5 18.5 10 2.1

12.1 5.1
8 18.7 10.7 2.15

12.5 5.5
8 19 11 2.09

12.1 5.1
8 19 11 2.1

12.1 5.1
7.5 18.7 11.2 2.33

11.8 4.8
8 19 11 2.13

11.8 4.8
8 19 11 2.09

11.8 4.8
Rata-rata 10.34 2.146 5.04

Pers. Dispersi 4.8125

PADDLE 7

RPM 13.5

H
H T
L
L
bawah atas awal akhir
3 26.5 23.5 2.1
9
11.7 2.7
3 27 24 1.6 11.73 2.73
2 27.5 25.5 1.4 11.74 2.74
2 27 25 1.5 11.74 2.74
3 27 24 1.6 11.75 2.75
3 27.3 24.3 1.7 11.85 2.85
3 27.5 24.5 1.38 11.78 2.78
3 28 25 1.42 11.8 2.8
3 28 25 1.56 11.82 2.82
2 27.5 25.5 1.32 11.83 2.83
Rata-rata 24.63 1.558 2.774

Pers. Dispersi 3.185
29

b. Setelah Breakwater

PADDLE 5

RPM 9
H T L


2.9 2.1
4.6885

2.9 2.1

3 2.2

3 2

3 2.2

2.9 2.1

3 2

2.9 2.2

2.9 2.1

3 2
Rata-rata 2.95 2.1


PADDLE 7

RPM 9


H T L



3.4 2
4.7155

3.4 2.2

3.5 2.1

3.5 2.1

3.5 2.2

3.4 2

3.4 2.2

3.4 2.1

3.5 2.1

3.4 2.1
Rata-rata 3.44 2.11

c. Menghitung Koefisien Transmisi
PADDLE 5

RPM 9

K
T

0.413745 K
T

0.126649


PADDLE 7


RPM 9

K
T

0.332689 K
T

0.135201



PADDLE 5

RPM 13.5

H T L


2.3 1.5
2.8153

2.4 1.4

2.4 1.4

2.5 1.5

2.3 1.4

2.6 1.4

2.5 1.4

2.3 1.3

2.4 1.5

2.3 1.5
Rata-rata 2.4 1.43

PADDLE 7

RPM 13.5


H T L


3.2 1.5
2.786

3.3 1.4

3.3 1.4

3.3 1.5

3.4 1.3

3.2 1.4

3.3 1.6

3.3 1.3

3.4 1.4

3.6 1.4
Rata-rata 3.33 1.42
PADDLE 5

RPM 13.5

PADDLE 7

RPM 13.5

30

Ru Rd Ru Rd Ru Rd
Vertikal Vertikal Vertikal Vertikal Vertikal Vertikal Vertikal Vertikal
1 8.233333 8.60 11.0 10.00 9.50 10.00 13.40 8.60
2 8.528889 8.70 11.3 9.80 9.70 9.20 13.80 8.90
3 8.697778 8.40 11.4 9.70 10.10 9.50 14.50 9.20
4 8.951111 8.70 11.8 9.80 10.00 10.10 15.00 9.50
5 9.288889 8.80 12.2 9.00 10.40 9.80 15.40 9.70
6 9.711111 8.60 12.7 8.50 10.50 10.20 15.70 9.80
7 9.922222 8.80 13.1 9.50 11.00 9.80 16.00 10.20
8 10.13333 8.80 12.5 8.80 11.20 9.50 16.30 10.50
9 10.51333 8.90 13.1 8.70 12.60 9.70 16.60 10.50
10 10.80889 8.80 13.8 9.00 11.90 9.80 16.70 10.20
11 11.18889 8.90 14.1 8.00 17.00 10.40
12 11.4 14.4 9.80
Tinggi Vertikal diukur dari muka air tenang.
No
Lengan 5; Kecepatan 9,0 Lengan 5; Kecepatan 13,5 Lengan 7; Kecepatan 9,0 Lengan 7, Kecepatan 13,5
Ru Rd
Rata - Rata 9.8 8.727273 12.6 9.22 10.69 9.76 15.49 9.77
3.4.2 Run Up Gelombang
a.. Berdasarkan Pengamatan
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
b
.


b. Menggunakan Rumus


H L Tan a Surf Similarity Ru
PADDLE 5 RPM 9 7.13 3.7
0.5
0.332792532 2.372810755
PADDLE 5 RPM 13.5 18.95 11.5 0.36145238 6.849522607
PADDLE 7 RPM 9 10.34 5.0 0.324644427 3.356823373
PADDLE 7 RPM 13.5 24.63 2.8 0.156053666 3.843601792

Ru pengamatan diperoleh dari selisih antara selisih lidah muka air tertinggi terhadap puncak
tinggi gelombang sebelum mengenai struktur (disini diasumsukan H puncak =

H). Lalu
dibandingkan antara Ru yang didapat dari rumus dan Ru dari pengamatan visual
Tabel Ru

Ru Rumus Ru Pengamatan
PADDLE 5 RPM 9 2.372810755 6.216481481
PADDLE 5 RPM 13.5 6.849522607 3.145925926
PADDLE 7 RPM 9 3.356823373 5.52
PADDLE 7 RPM 13.5 3.843601792 3.175909091

3.4.3 Kalibrasi
Dari hasil kalibrasi, didapatkan 2 persamaan seperti pada tabel seperti dibawah
ini.
Ru pengamatan
6.216481481
3.145925926
5.52
3.175909091
31





3.4.4 Data Perhitungan EMA
Berikut adalah sampel data yang didapat dari pengukuran wave recorder.Tabel
Data merupakan tabel data yang diambil langsung dari hasil perhitungan wave
recorder di laboratorium. Tabel Hasil merupakan tabel Elevasi Muka Air, didapat
nilai tersebut dengan cara memasukkan nilai-nilai yang ada di Tabel Data ke
dalam persamaan y=-5x+10. Sedangkan Tabel Normalisasi (Zero Up Crossing)
adalah tabel dimana hasil dari Tabel Hasil dibuat menjadi Zero Mean.
Channel 0 Channel 5
K 5 -0.094099 0.987881667
K 0 -0.094000333 0.019833667
K -5 -0.093608 -1.005417333
y = 0.0005x - 0.0946 y = -5x + 10 Persamaan
32




C0 C5 C0 C5 C0 C5 C0 C5
0.1 0.08184 3.917653 0.07273 -2.28453 0.861792 -4.57392 3.0339 3.8618
0.2 -0.19016 3.646153 0.59773 -5.39753 0.951792 -4.33442 3.0109 1.7563
0.3 -0.52266 3.217153 1.29223 -7.52603 1.005292 -3.60492 2.7529 -0.7967


29.8 1.53284 -0.05585 -1.59327 -7.87253 -0.45921 4.203078 0.0904 4.7013
29.9 1.61234 -0.19785 -0.79977 -4.97903 -0.68221 3.499578 -0.4711 -0.7022
30 1.24434 -0.16585 -0.58777 -1.63903 -0.90371 2.295578 -1.9376 -5.0527
Time
NORMALISASI
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4
P5, RPM 9 P5, RPM 13.5 P7, RPM 9 P7, RPM 13.5
C0 C5 C0 C5 C0 C5 C0 C5
0.1 10.0925 14.3955 9.5475 8.2215 10.6735 4.9685 12.3325 14.139
0.2 9.8205 14.124 10.0725 5.1085 10.7635 5.208 12.3095 12.0335
0.3 9.488 13.695 10.767 2.98 10.817 5.9375 12.0515 9.4805


29.8 11.5435 10.422 7.8815 2.6335 9.3525 13.7455 9.389 14.9785
29.9 11.623 10.28 8.675 5.527 9.1295 13.042 8.8275 9.575
30 11.255 10.312 8.887 8.867 8.908 11.838 7.361 5.2245
Time
P5, RPM 9 P5, RPM 13.5 P7, RPM 9 P7, RPM 13.5
HASIL
Digunakan y = -5x +10
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4
C0 C5 C0 C5 C0 C5 C0 C5
0.1 -0.0185 -0.8791 0.0905 0.3557 -0.1347 1.0063 -0.4665 -0.8278
0.2 0.0359 -0.8248 -0.0145 0.9783 -0.1527 0.9584 -0.4619 -0.4067
0.3 0.1024 -0.739 -0.1534 1.404 -0.1634 0.8125 -0.4103 0.1039


29.8 -0.3087 -0.0844 0.4237 1.4733 0.1295 -0.7491 0.1222 -0.9957
29.9 -0.3246 -0.056 0.265 0.8946 0.1741 -0.6084 0.2345 0.085
30 -0.251 -0.0624 0.2226 0.2266 0.2184 -0.3676 0.5278 0.9551
Time
DATA
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4
P5, RPM 9 P5, RPM 13.5 P7, RPM 9 P7, RPM 13.5
33

Dibawah ini adalah grafik yang terbentuk jika Tabel Hasil di plot kan ke dalam bentuk grafik.

34

3.4.5 Tabel Zero Up Crossing
a. Paddle 5, RPM 9











b. Paddle 5, RPM 13.5

H up T up H down T down
3.549 2.009475 3.027 2.202896
2.9555 2.193952 3.3705 2.096338
3.546 2.202022 3.7275 2.199874
2.574 2.10447 2.9815 2.006736
3.601 2.198557 2.78 2.199416
3.4625 2.194272 3.5495 2.195529
2.7345 2.101575 3.1755 2.104435
2.9495 2.201122 3.0075 2.198177
3.0685 2.198539 2.768 2.194361
3.4425 2.105073 3.4315 2.200193
3.2775 2.292378 3 2.106571
2.9725 2.103952 3.2335 2.100973
3.1645 2.202533 3.1355 2.201155
3.176731 2.162148 3.168269 2.154358
AVERAGE
C0
H up T up H down T down
6.827 2.204488 7.2755 2.199947
6.815 2.099262 7.0345 2.195985
7.2495 2.297118 6.618 2.200576
6.546 2.004687 7.512 2.107919
7.051 2.198037 6.4315 2.191005
6.7265 2.201238 7.039 2.199688
7.7305 2.199907 6.8485 2.103763
8.1025 2.200726 8.1895 2.200282
8.202 2.293812 8.1165 2.19739
8.0585 2.106237 8.019 2.108089
8.3225 2.200387 8.4125 2.198776
8.278 2.199311 8.2535 2.198886
8.1195 2.196769
7.492417 2.183767 7.528423 2.176852
AVERAGE
C5
H up T up H down T down
3.63 1.792013 3.7565 1.798721
3.682 1.601186 3.4885 1.69741
2.295 1.306724 2.8 1.40877
2.7695 1.493393 2.638 1.39273
2.8215 1.402656 2.202 1.502311
3.0285 1.405104 3.215 1.403629
3.685 1.69091 3.5095 1.492399
2.425 1.400471 3.003 1.405632
2.9145 1.504685 2.5165 1.497733
3.278 1.501289 3.087 1.498903
3.052 1.30128 2.895 1.403058
2.9465 1.595895 3.122 1.496739
2.817 1.505558 2.913 1.501188
2.765 1.496074 2.817 1.500306
2.9635 1.497272 2.817 1.405714
2.408 1.401331 2.463 1.496506
2.974 1.402566 2.774 1.403313
3.1085 1.495682 3.113 1.493687
2.98 1.500629
2.97575 1.48856 2.953158 1.489441
AVERAGE
C0
H up T up H down T down
15.314 1.400543 15.605 1.397747
14.746 1.499047 16.466 1.407272
17.272 1.497415 16.573 1.49834
18.3095 1.40224 18.189 1.503356
17.9185 1.502981 17.273 1.399861
17.3375 1.400025 18.2895 1.591439
18.7455 1.501818 18.337 1.406459
17.1435 1.495277 16.3605 1.493406
17.2045 1.40501 18.425 1.500272
18.889 1.495961 18.7215 1.408443
18.3705 1.501363 17.888 1.495167
17.5035 1.497098 17.853 1.404698
16.826 1.406003 16.8565 1.496685
16.7055 1.495551 17.241 1.496343
18.1075 1.496351 17.8085 1.407129
18.634 1.404676 18.5685 1.498937
18.0315 1.500024 17.891 1.49565
17.743 1.496433 18.4925 1.496522
19.086 1.407979 19.333 1.407711
17.57303 1.463463 17.69324 1.463444
AVERAGE
C5
35

c. Paddel 7, RPM 9












d. Paddle 7, RPM 13.5









H up T up H down T down
3.3965 2.204637 3.3465 2.398616
3.7095 2.298237 3.43 2.200242
3.5505 2.102564 3.5615 1.904045
3.4625 2.101162 4.071 2.099923
3.1055 2.19767 3.0245 2.100743
2.0055 1.104002 3.3025 2.298201
1.5215 1.096786 0.092 0.198057
3.336 2.195976 2.953 1.89876
3.496 2.099493 3.4505 2.199746
3.5645 2.204447 3.601 2.104819
3.482 2.196915 3.595 2.103622
3.972 2.198909 3.763 2.296505
3.748 2.106939 3.618 2.103773
3.4795 2.19753
3.257692 2.008287 3.234857 2.00747
AVERAGE
C0
H up T up H down T down
10.1625 2.206403 8.928 2.294805
8.5725 2.193503 8.6015 2.105407
8.6565 2.102736 8.2615 2.196621
8.768 2.202178 9.604 2.201876
9.273 2.298793 8.9695 2.099769
9.102 2.001339 9.079 2.29202
8.458 2.10227 8.9095 2.106654
9.842 2.293428 10.054 2.197009
10.217 2.201244 10.0495 2.105802
10.291 2.198508 9.9995 2.199547
10.306 2.102863 10.895 2.196921
10.8265 2.202715 11.165 2.200672
10.7865 2.201234
9.6355 2.177478 9.543 2.183092
AVERAGE
C5
H up T up H down T down
4.717 2.002096 4.7825 1.607085
4.4205 1.797223 4.0255 2.100182
4.9245 1.698786 5.1135 1.696825
4.3 1.398977 4.581 1.600375
2.6935 1.601459 3.0825 1.49595
2.78 1.402083 2.835 1.306949
3.5005 1.401715 2.7895 1.592051
3.0625 1.499281 3.16 1.403995
3.751 1.600554 3.4915 1.500652
3.5845 1.496314 3.8075 1.499114
3.894 1.502692 3.6315 1.497046
3.2015 1.402527 3.2685 1.403647
3.4245 1.394198 3.156 1.404579
3.9045 1.599512 3.685 1.497111
3.7585 1.501277 4.1215 1.49653
3.526 1.49747 3.714 1.498327
3.1525 1.502427 3.1935 1.408164
3.1815 1.399605 2.8475 1.591526
2.9935 1.400703
3.654278 1.538789 3.593658 1.526359
AVERAGE
C0
H up T up H down T down
20.0825 1.596409 16.7775 1.6969
17.673 1.498043 19.4325 1.499293
19.0065 1.405088 18.95 1.502699
22.525 1.492554 17.891 1.402981
21.4615 1.500524 24.501 1.499387
20.8375 1.498824 20.778 1.497956
22.2385 1.499601 21.848 1.495316
23.305 1.405022 24.283 1.408071
21.4755 1.503466 21.866 1.59126
20.4975 1.491785 20.8425 1.40185
20.3845 1.403065 20.299 1.403081
22.722 1.497668 22.754 1.499432
22.7695 1.50234 22.437 1.496032
20.418 1.496104 21.437 1.407001
21.0835 1.40764 21.0285 1.592577
21.1705 1.494338 20.806 1.402348
22.971 1.49924 23.163 1.403706
21.799 1.406746 22.834 1.497136
22.62 1.496296 20.897 1.49906
22.1485 1.405736
21.31792 1.478671 21.24868 1.480091
AVERAGE
C0
36

C0 A B Cn Frekuensi Spektrum m0 Hm0
0.08184 -4.4E-13 0 4.44E-13 0.033333 2.96E-24 56.02099 29.93887
-0.19016 -9.59815 11.48737 14.96943 0.066667 3361.26 72.94878 34.16402
-0.52266 -6.78082 4.661721 8.228677 0.1 1015.667 33.53305 23.16309
. . . . . . . .
. . . . . . . .
1.53284 -2.49419 7.758873 8.149912 9.933333 996.316 33.53305 23.16309
1.61234 -6.78082 4.661721 8.228677 9.966667 1015.667 72.94878 34.16402
1.24434 -9.59815 11.48737 14.96943 10 3361.26 56.02099 29.93887
C5 A B Cn Frekuensi Spektrum m0 Hm0
3.917653 6.55E-13 0 6.55E-13 0.033333 6.44E-24 16.57681 16.28585
3.646153 -7.36968 3.463383 8.142925 0.066667 994.6083 39.59321 25.16925
3.217153 -7.76067 5.642489 9.595083 0.1 1380.984 36.75911 24.25172
. . . . . . . .
. . . . . . . .
-0.05585 -7.40518 0.366243 7.41423 9.933333 824.5622 36.75911 24.25172
-0.19785 -7.76067 5.642489 9.595083 9.966667 1380.984 39.59321 25.16925
-0.16585 -7.36968 3.463383 8.142925 10 994.6083 16.57681 16.28585
3.4.6 Spektrum
a. Paddle 5, RPM 9

37

C0 A B Cn Frekuensi Spektrum m0 Hm0
0.07273 7.13E-13 0 7.13E-13 0.033333 7.63E-24 348.7209 74.69629
0.59773 10.44251 35.85858 37.34814 0.066667 20923.26 407.814 80.77762
1.29223 -1.15726 15.33079 15.37441 0.1 3545.585 108.8188 41.7265
. . . . . . . .
. . . . . . . .
-1.59327 3.321568 13.70657 14.1033 9.933333 2983.544 108.8188 41.7265
-0.79977 -1.15726 15.33079 15.37441 9.966667 3545.585 407.814 80.77762
-0.58777 10.44251 35.85858 37.34814 10 20923.26 348.7209 74.69629
C5 A B Cn Frekuensi Spektrum m0 Hm0
-2.28453 2.48E-12 0 2.48E-12 0.033333 9.22E-23 259.327 64.41454
-5.39753 -30.2471 11.06435 32.20727 0.066667 15559.62 559.9823 94.65578
-7.52603 -34.4048 4.350807 34.67883 0.1 18039.32 628.2752 100.2617
. . . . . . . .
. . . . . . . .
-7.87253 -36.1798 1.224179 36.20055 9.933333 19657.2 628.2752 100.2617
-4.97903 -34.4048 4.350807 34.67883 9.966667 18039.32 559.9823 94.65578
-1.63903 -30.2471 11.06435 32.20727 10 15559.62 259.327 64.41454
b. Paddle 5, RPM 13.5


38

C0 A B Cn Frekuensi Spektrum m0 Hm0
0.861792 2.55E-12 0 2.55E-12 0.033333 9.76E-23 28.47908 21.34632
0.951792 7.251462 7.831514 10.67316 0.066667 1708.745 71.99189 33.93921
1.005292 12.46568 4.319496 13.19285 0.1 2610.769 99.97551 39.9951
. . . . . . . .
. . . . . . . .
-0.45921 -1.19778 14.98052 15.02833 9.933333 3387.762 99.97551 39.9951
-0.68221 12.46568 4.319496 13.19285 9.966667 2610.769 71.99189 33.93921
-0.90371 7.251462 7.831514 10.67316 10 1708.745 28.47908 21.34632
C5 A B Cn Frekuensi Spektrum m0 Hm0
-4.57392 -1.4E-12 0 1.37E-12 0.033333 2.82E-23 122.2081 44.21911
-4.33442 22.0757 1.223086 22.10955 0.066667 7332.486 265.5627 65.18438
-3.60492 23.92088 1.099962 23.94616 0.1 8601.278 204.9948 57.27056
. . . . . . . .
. . . . . . . .
4.203078 15.67518 0.921726 15.70225 9.933333 3698.411 204.9948 57.27056
3.499578 23.92088 1.099962 23.94616 9.966667 8601.278 265.5627 65.18438
2.295578 22.0757 1.223086 22.10955 10 7332.486 122.2081 44.21911
c. Paddle 7, RPM 9

39

C0 A B Cn Frekuensi Spektrum m0 Hm0
3.0339 -6.5E-13 0 6.54E-13 0.033333 6.41E-24 735.6624 108.4924
3.0109 8.630384 53.55526 54.2462 0.066667 44139.75 825.4607 114.9233
2.7529 4.434568 18.42628 18.9524 0.1 5387.899 113.2581 42.56912
. . . . . . . .
. . . . . . . .
0.0904 6.176627 7.462465 9.687059 9.933333 1407.587 113.2581 42.56912
-0.4711 4.434568 18.42628 18.9524 9.966667 5387.899 825.4607 114.9233
-1.9376 8.630384 53.55526 54.2462 10 44139.75 735.6624 108.4924
C5 A B Cn Frekuensi Spektrum m0 Hm0
3.8618 -6.8E-13 0 6.77E-13 0.033333 6.87E-24 395.3072 79.52934
1.7563 -19.5105 34.64925 39.76467 0.066667 23718.43 836.6669 115.7008
-0.7967 -6.42255 41.52336 42.01713 0.1 26481.58 533.553 92.39507
. . . . . . . .
. . . . . . . .
4.7013 5.884084 18.27979 19.20347 9.933333 5531.598 533.553 92.39507
-0.7022 -6.42255 41.52336 42.01713 9.966667 26481.58 836.6669 115.7008
-5.0527 -19.5105 34.64925 39.76467 10 23718.43 395.3072 79.52934
d. Paddle 7, RPM 13.5



40

3.5 Analisis Data
Berdasarkan pengamatan, dapat terlihat bahwa nilai H dipengaruhi oleh kedua factor,
yaitu besar-kecilnya Paddle dan besar kecilnya kecepatan putar (rpm). Semakin Besar
nilai paddle semakin besar pula nilai H yang tercatat. Begitu pula dengan Kecepatan
putar (rpm), semakin tinggi rpm, semakin tinggi pula H yang tercatat.

Nilai Perioda (T) hanya di pengaruhi oleh besar-kecilnya kecepatan putar (rpm). Semakin
besar kecepatan putar (rpm), maka akan semakin kecil nilai perioda (berbanding
terbalik). Hal ini sesuai dengan persamaan

yang menyatakan bahwa semakin


besar kecepatan maka semakin kecil periode-nya. Sedangkan besar-kecilnya nilai paddle
tidak mempengaruhi nilai perioda.

Panjang gelombang (L) serupa dengan nilai Perioda (T), hanya nilai kecepatan putar
(rpm) yang mempengaruhi besar atau kecilnya panjang gelombang.Semakin besar
kecepatan putar, maka semakin kecil nilai panjang gelombang yang tercatat.Sedangkan
jika dibandingkan antara L pengamatan dengan L perhitungan, ada perbedaan yang cukup
besar, selisih diantaranya berkisar 4-25 %.Hal ini dapat terjadi karena adanya kesalahan
pengamatan saat melakukan pengukuran dan adanya kelalaian pengukur terhadap titik nol
(datum) pada saat pengukuran.

Dari pengolahan data telah didapat Kt (koefisien transmisi) yang sebelumnya dihitung
menggunakan rumus, hasil akhirnya adalah
PADDLE 5

RPM 9

K
T

0.413745 K
T

0.126649

PADDLE 7

RPM 9

K
T

0.332689 K
T

0.135201
PADDLE 5

RPM 13.5
PADDLE 7

RPM 13.5
41

Dari hasil ini dapat kita lihat adanya keterkaitan antar nilai Kt dengan perubahan paddle
dan rpm. Paddle tidak berpengaruh pada besar kecilnya nilai Kt, sedangkan perubahan
rpm berpengaruh terhadap nilai Kt, dibuktikan dari hasil, untuk paddle yang sama nilai
Kt cenderung menurun jika rpm semakin besar, begitu juga sebaliknya jika rpm semakin
kecil, maka nilai Kt semakin besar. Selain itu, dari percobaan pada modul ini juga
didapatkan nilai run-up yang dipeoroleh dari perhitungan maupun dari pengamatan
visual, dengan hasil akhir adalah
Tabel Ru

Ru Rumus Ru Pengamatan
PADDLE 5 RPM 9 2.372810755 6.216481481
PADDLE 5 RPM 13.5 6.849522607 3.145925926
PADDLE 7 RPM 9 3.356823373 5.52
PADDLE 7 RPM 13.5 3.843601792 3.175909091

Jika dibandingkan pada hasil yang kami peroleh, kami tidak dapat menyimpulkan apapun
mengenai run-up yang didapat dari perhitungan rumus atau yang didapat dari hasil
pengamatan visual maupun keterkaitannya dengan perubahan paddle dan rpm. Dari hasil
pengolahan data kami, pada paddle yang sama run-up dari rumus semakin besar nilainya
seiring dengan kenaikan rpm, tapi pada pengamatan visual nilainya semakin menurun.
Pada rpm yang sama dengan paddle semakin besar makan run-up dengan perhitungan
rumus semakin besar, namun untuk rpm yang lebih besar dengan paddle yang berbeda
nilainya semakin mengecil. Berbeda dengan run-up yang didapat melalui
pengamatanyang nilainya semakin kecil untuk paddle yang berbeda dan nilai rpm yang
lebih kecil, sedangakn run-up akan semakin besar untuk paddle yang berbeda dengan
nilai rpm yang lebih besar.

Perbedaan ini terjadi karena pada saat melakukan pengamatan kelompok kami lupa
mencatat nilai air tenangnya sehingga dalam perhitungan kami asumsikan nilai Hrun-up
merupakan setengah dari nilai Hnya.Hasil lain yang dapat diperoleh adalah perbandingan
antara tinggi gelombang sebelum struktur dan tinggi gelombang setelah struktur, hasilnya
adalah sebagai berikut

42


H
sebelum

H
sesudah

Paddle 5 rpm 9 7.13
2.95
Paddle 5 rpm 13.5 18.95
2.4
Paddle 7 rpm 9 10.34
3.44
Paddle 7 rpm 13.5 24.63
3.33

Tinggi gelombang sebelum struktur jauh lebih besar dibanding tinggi gelombang setelah
struktur.Hal ini terjadi karena struktur yang diletakkan didekat pantai berfungsi untuk
memecah gelombang yang datang sehingga energi gelombang saat mencapai pantai dapat
diperkecil, oleh karena itu gelombang yang datang ke pantai tingginya jauh lebih kecil.

3.6 Simpulan
Dari pengolahan data diatas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan, antara lain:
Nilai H dipengaruhi besar-kecilnya Paddle dan besar kecilnya kecepatan putar (rpm).
Semakin Besar nilai paddle semakin besar pula nilai H yang tercatat. Begitu pula
dengan Kecepatan putar (rpm), semakin tinggi rpm, semakin tinggi pula H yang
tercatat.
Nilai Perioda (T) hanya di pengaruhi oleh besar-kecilnya kecepatan putar (rpm).
Semakin besar kecepatan putar (rpm), maka akan semakin kecil nilai perioda
(berbanding terbalik).
Panjang gelombang (L) hanya dipengaruhi nilai kecepatan putar (rpm). Semakin
besar kecepatan putar, maka semakin kecil nilai panjang gelombang yang tercatat.
Paddle tidak berpengaruh pada besar kecilnya nilai Kt, sedangkan perubahan rpm
berpengaruh terhadap nilai Kt, untuk paddle yang sama nilai Kt cenderung menurun
jika rpm semakin besar, begitu juga sebaliknya jika rpm semakin kecil, maka nilai Kt
semakin besar.
Tinggi gelombang sebelum struktur jauh lebih besar dibanding tinggi gelombang
setelah struktur.




43

BAB IV
KARAKTERISTIK GELOMBANGTERHADAP STRUKTUR
BREAKWATER SUBMERGE

4.1 Tujuan Percobaan
Tujuan yang ingin dicapai dari percobaan ini adalah memberikan pemahaman kepada
mahasiswa tentang arti fisik perubahan karakteristik gelombang ketika menumbuk
struktur pemecah gelombang yang tenggelam (sub merge breakwater) dan mengetahui
apakah struktur tersebut layak atau tidak untuk dibangun.

4.2 Alat Percobaan
Adapun alat yang diperlukan dalam percobaan ini antara lain:
4.2.1 Saluran Gelombang/Tangki Gelombang (Wave Flume)
Saluran gelombang ini berupa sebuah saluran (Flume Tank) sepanjang 40 meter
dengan lebar 1.2 meter dan kedalaman air maksimum 1 meter. Saluran dibangun
dengan struktur baja, sepanjang saluran digunakan dinding kaca yang memungkinkan
pengamatan di semua tempat. Pada salah satu ujung saluran terdapat pembangkit
gelombang tipe piston sedangkan pada ujung lainnya dibangun struktur pantai
(beach) yang berfungsi sebagai peredam gelombang.Kedalaman air maksimum untuk
kolam ini adalah 70 cm.
4.2.2 Pembangkit Gelombang (Wave Generator)
Wave generator yang saat ini digunakan di laboratorium Teknik Kelautan ITB
merupakan wave generator dengan konstruksi yang bersifat datachable (dapat
dibongkar pasang). Prinsip operasi yang digunakan pada wave generator ini adalah
prinsip jajaran genjang sederhana dimana gelombang yang dibangkitkan merupakan
gelombang reguler. Wave generator ini digerakkan oleh motor listrik dengan
kekuatan 0,75 HP yang tenaganya disalurkan melalui gear box dengan rasio gigi 1 :
10.Pembangkit gelombang ini dapat menghasilkan gelombang dengan ketinggian
maksimum 0.32 meter dan perioda 1.2 14.4 detik.

44


4.2.3 Perekam Gelombang (Wave Recorder)
Peralatan ukur yang tersedia pada laboratorium ini adalah alat pengukur gelombang.
Prinsip kerja dari alat ukur/perekam gelombang ini adalah dengan mengirimkan
sinyal ke permukaan air dan menerima kembali pantulan sinyal ke permukaan air
tersebut. Interval waktu antara pengiriman sinyal dan pengiriman sinyal
dikonfersikan menjadi jarak vertikal dari posisi alat ke permukaan air. Tersedia 4
(empat) buah alat perekam gelombang disertai dengan perangkat lunak yang masing-
masing disambungkan dengan 1 (satu) unit komputer.
4.2.4 Current Meter (P-EMS)
Current Meter merupakan alat untuk mengukur arus suatu fluida.Arus yang terukur
dalam satuan m/s dan dalam arah x dan y. Faktor koreksi dari alat ini adalah 0.58823.
4.2.5 Alat Ukur
Sebagai crosscheck data gelombang yang telah didapat dari wave recorder,
diperlukan pengamatan visual secara langsung. Untuk itu diperlukan alat ukur satuan
panjang dan waktu yang dapat berupa mistar/meteran dan stopwatch.
4.2.6 Pemecah Gelombang (Breakwater)
Dalam percobaan ini, pemecah gelombang yang digunakan adalah pemecah
gelombang tipe rubblemound dengan armor buatan.
4.2.7 Pantai Buatan

4.3 Prosedur Percobaan
4.3.1 Kalibrasi Wave Recorder
a) Memastikan nozzle dari transducer berada pada posisi 0
b) Mengambil data muka air tenang pada saat posisi 0 selama 20 detik
c) Menurunkan dan menaikkan posisi dari wave recorder sebesar 5cm lalu
mengambil data voltase muka air tersebut selama 20 detik
d) Mendapatkan 3 buah data muka air dalam satuan volt dengan simpangan
sebesar 5cm. Dari ketiga data ini bisa didapatkan nilai datum dari muka air
dan nilai koefisien alat dari instrumen (K
Probe
)

45

4.3.2 Pengukuran
a) Mencatat tinggi muka air tenang
b) Mengubah posisi paddle sesuai dengan yang diinginkan (disini digunakan
paddle 5 dan paddle 7) lalu memastikan paddle terkunci dengan baik
c) Mengubah rpm sesuai dengan yang diinginkan (disini digunakan rpm 9 dan
rpm 13,5)
d) Menjalankan wave generator menggunakan panel inverter
e) Mengukur muka air selama 1 menit lalu mematikan panel inverter
f) Mengulangi langkah 1 untuk mendapatkan data yang diinginkan
4.2.8 Pengamatan Visual
Transmisi Gelombang
Gelombang yang menjalar menuju pantai melewati struktur breakwater, maka
gelombang tersebut akan sedikit dipantulkan dan sebagian besar
ditransmisikan melewati struktur tersebut.
a) Mengambil data H, T, dan L dengan prosedur yang sama seperti BAB II,
profil gelombang, dengan 2 titik acuan yaitu sebelum breakwater dan
setelah breakwater untuk beberapa paddle dan rpm yang berbeda-beda
b) Menghitung koefisien transmisi (K
T
) dengan rumus:
K
T


Dengan : Ht adalah tinggi gelombang transmisi (setelah breakwater)
Hi adalah tinggi gelombang datang (sebelum breakwater)

4.4 Data dan Perhitungan
4.4.1 Pengamatan langsung (visual)
Kedalaman perairan : 0.55 meter
a. Percobaan dengan paddle 7 rpm 9
Tinggi gelombang inisial rata-rata : 10.56 cm
Perioda gelombang inisal rata-rata : 2.193 detik
Tinggi gelombang transmisi rata-rata : 6.49 cm
Perioda gelombang transmisi rata-rata : 2.168 detik
Panjang gelombang : 4.425 m
46

Panjang gelombang dispersi : 4.7 m
Koefisien transmisi (K
T
) : 0.6145

b. Percobaan dengan paddle 7 rpm 13.5
Tinggi gelombang inisial rata-rata : 18.81 cm
Perioda gelombang inisal rata-rata : 1.457 detik
Tinggi gelombang transmisi rata-rata : 7.47 cm
Perioda gelombang transmisi rata-rata : 1.486 detik
Panjang gelombang : 2.69 m
Panjang gelombang dispersi : 2.79 m
Koefisien transmisi (K
T
) : 0.397

c. Percobaan dengan paddle 5 rpm 9
Tinggi gelombang inisial rata-rata : 9.63 cm
Perioda gelombang inisal rata-rata : 2.203 detik
Tinggi gelombang transmisi rata-rata : 5.86 cm
Perioda gelombang transmisi rata-rata : 2.245 detik
Panjang gelombang : 4.312 m
Panjang gelombang dispersi : 4.276 m
Koefisien transmisi (K
T
) : 0.6085

d. Percobaan dengan paddle 5 rpm 13.5
Tinggi gelombang inisial rata-rata : 14.06 cm
Perioda gelombang inisal rata-rata : 1.44 detik
Tinggi gelombang transmisi rata-rata : 8.65 cm
Perioda gelombang transmisi rata-rata : 1.45 detik
Panjang gelombang : 2.874 m
Panjang gelombang dispersi : 2.75 m
Koefisien transmisi (K
T
) : 0.615


47

4.4.2 Pengamatan wave recorder
Hasil kalibrasi K+5

Hasil kalibrasi K0


Hasil kalibrasi K-5

Hasil kalibrasi rata-rata dan persamaan garis

Channel 0 Channel 5
K 5 -0.137381 -1.033621333
K 0 -0.140274667 -0.036900667
K -5 -0.140212 0.885221
48



Hasil normalisasi

4.4.3 Pengolahan data dengan zero up crossing
Data elevasi dan waktu hasil dari pengolahan data kalibrasi dipakai untuk mengolah
data elevasi muka air zero up crossing. Setelah data diolah, diperoleh grafik elevasi
zero up crossing sebagai berikut.
y = 0.0005x - 0.0946
-10
-5
0
5
10
-0.137381 -0.140274667 -0.140212
Persamaan Channel 0
y = -5x + 10
-6
-4
-2
0
2
4
6
-1.033621333 -0.036900667 0.885221
Persamaan Channel 5
C0 C5 C0 C5 C0 C5 C0 C5
0.1 -4.51597 -2.41047 -6.38047 0.403528 -1.52047 0.599028 3.316528 -7.71897
0.2 -4.59547 -3.33197 -3.75897 -2.10647 -2.08697 -0.68897 2.007028 -5.94597
0.3 -4.33297 -3.51797 -0.93797 -3.88597 -2.52947 -1.76947 0.275528 -2.43947
0.4 -3.75747 -2.99647 1.358528 -5.10347 -3.28747 -2.33097 -1.01547 1.294528
0.5 -2.94147 -1.86547 2.848028 -5.42247 -3.56697 -2.42097 -1.24897 3.841528
0.6 -2.22097 -0.68897 3.655028 -4.33597 -3.48297 -2.31897 -0.66147 5.669528
0.7 -0.69647 0.222028 3.800028 -2.12647 -3.07247 -1.93397 0.130528 6.986028
0.8 1.065528 0.838528 3.618528 0.829028 -2.32197 -1.38047 0.129028 7.489528
0.9 2.527528 1.210528 2.886028 3.432528 -1.01397 -0.71797 -1.25997 7.271528
1 3.434028 1.639528 1.322028 5.521528 -0.17047 -0.08197 -4.20147 6.357528
Time
NORMALISASI
Percobaan 1
P5, RPM 9 P5, RPM 13.5 P7, RPM 9 P7, RPM 13.5
Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4
49

Paddle 5 rpm 9
Tinggi gelombang inisial rata-rata (C5) : 7. 82 cm
Perioda gelombang inisial rata-rata : 2.17 detik
Tinggi gelombang transmisi rata-rata (C0) : 7. 88 cm
Perioda gelombang transmisi rata-rata : 2.17 detik


Paddle 5 rpm 13.5
Tinggi gelombang inisial rata-rata (C5) : 13. 1 cm
Perioda gelombang inisial rata-rata : 1.47 detik
Tinggi gelombang transmisi rata-rata (C0) : 12.03 cm
Perioda gelombang transmisi rata-rata : 1.36 detik

-6
-4
-2
0
2
4
6
0 5 10 15 20 25 30 35
e
.
m
.
a

(
c
m
)

waktu (detik)
EMA ZUC C5
-6
-4
-2
0
2
4
6
0 5 10 15 20 25 30 35
e
.
m
.
a

(
c
m
)

waktu (detik)
EMA ZUC C0
-10
-5
0
5
10
0 5 10 15 20 25 30 35
e
.
m
.
a

(
c
m
)

waktu (detik)
EMA ZUC C5
50



Paddle 7 rpm 9
Tinggi gelombang inisial rata-rata (C5) : 8.8 cm
Perioda gelombang inisial rata-rata : 2.18 detik
Tinggi gelombang transmisi rata-rata (C0) : 8.9 cm
Perioda gelombang transmisi rata-rata : 2.2 detik


Paddle 7 rpm 13.5
Tinggi gelombang inisial rata-rata (C5) : 15.8 cm
Perioda gelombang inisial rata-rata : 1.47 detik
Tinggi gelombang transmisi rata-rata (C0) : 12.07 cm
-10
-5
0
5
10
15
0 5 10 15 20 25 30 35
e
.
m
.
a

(
c
m
)

waktu (detik)
EMA ZUC C0
-10
-5
0
5
10
0 5 10 15 20 25 30 35
e
.
m
.
a

(
c
m
)

waktu (detik)
EMA ZUC C5
-10
-5
0
5
10
0 5 10 15 20 25 30 35
e
.
m
.
a

(
c
m
)

waktu (detik)
EMA ZUC C0
51

Perioda gelombang transmisi rata-rata : 1.29 detik



4.4.4 Pengolahan dengan Fast Fourier Transform
Selain menggunakan zero up crossing, data hasil pengamatan wave recorder dapat
dilolah menggunakan Fast Fourier Transform (FFT). Data waktu dan elevasi
ditransformasikan menjadi spektrum.Pengolahan data ini menggunakan software
Matlab.
Dari spektrum tersebut, dicari nilai m0, yaitu momen ke-0 untuk memperoleh nilai
Hm0 atau tinggi gelombang. Berikut ini adalah hasil perhitungan menggunakan FFT
dari semua data dengan paddle dan rpm berbeda.

Algoritma yang digunakan pada program Matlab sebagai berikut:
clearall;
baca=xlsread('Nama_file.xlsx','nama_sheet','letak_data_elevasinormalisasi');
[a b]=size(baca);
eta=baca(:,1);

-15
-10
-5
0
5
10
0 5 10 15 20 25 30 35
e
.
m
.
a

(
c
m
)

waktu (detik)
EMA ZUC C5
-10
-5
0
5
10
0 5 10 15 20 25 30 35
e
.
m
.
a

(
c
m
)

waktu (detik)
EMA ZUC C0
52

f=(fft(baca))
Kemudian akan dihasilkan nilai A gelombang dan B-imaginer sebagai berikut:
Paddle 5 rpm 9
Channel 0

Channel 5
53

Paddle 5 rpm 13.5
Channel 0

Channel 5

54

Paddle 7 rpm 9
Channel 0

Channel 5


55

Paddle 7 rpm 13.5
Channel 0

Channel 5

Perekaman data dilakukan selama 30 detik, sehingga nilai delta frequensi nya adalah
1/30 Hz.
Kemudian dicari nilai Amplitudo dengan menggunakan:


Selanjutnya dilakukan perhitungan spektrum dengan persamaan :


56

Paddle 5 rpm 9
Channel 0





-2
0
2
4
6
8
10
12
14
0 2 4 6 8 10 12
S
(
f
)

Frekuensi (Hz)
Spektrum
Paddle 5, rpm 9 (transmisi)
57

Channel 5




-2
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0 2 4 6 8 10 12
S
(
f
)

Frekuensi (Hz)
Spektrum
Paddle 5, rpm 9 (inisial)
58

Paddle 5 rpm 13.5
Channel 0





-5
0
5
10
15
20
25
30
0 2 4 6 8 10 12
S
(
f
)

Frekuensi
Spektrum
Paddle 5, rpm 13.5 (transmisi)
59

Channel 5





-5
0
5
10
15
20
25
30
35
0 2 4 6 8 10 12
S
(
f
)

Frekuensi
Spektrum
Paddle 5, rpm 13.5 (inisial)
60

Paddle 7 rpm 9
Channel 0





-2
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0 2 4 6 8 10 12
S
(
f
)

Frekuensi
Spektrum
Paddle 7, rpm 9 (transmisi)
61

Channel 5





-5
0
5
10
15
20
0 2 4 6 8 10 12
S
(
f
)

Frekuensi
Spektrum
Paddle 7, rpm 9 (inisial)
62

Paddle 7 rpm 13.5
Channel 0





-5
0
5
10
15
20
25
0 2 4 6 8 10 12
S
(
f
)

Frekuensi (Hz)
Spektrum
Paddle 7, rpm 13.5 (transmisi)
63

Channel 5





Selanjutnya, setelah mendapatkan spektrum dicari nilai H
m0
dan T
m01
yakni:



Dimana:

()

; k : orde spektrum ke-k = 0,1,2,....




-10
0
10
20
30
40
50
0 2 4 6 8 10 12
S
(
f
)

Frekuensi (Hz)
Spektrum
paddle 7, rpm 13.5 (inisial)
64

4.5 Analisis Data
4.5.1 Perbandingan Nilai Profil Gelombang secara Visual dan Perhitungan Rumus
Hasil akhir pengolahan data yang sudah dilakukan. Diperoleh nilai H dan T sebagai berikut:
a. Paddle 5, rpm 9


b. Paddle 5, rpm 13.5


c. Paddle 7, rpm 9


d. Paddle 7, rpm 13.5


Berdasarkan hasil pengolahan data seperti ditunjukkan pada tabel-tabel di atas, dapat
dilihat bahwa perbandingan nilai tinggi gelombang (H) dan perioda gelombang (T) yang
didapat dari hasil pengamatan langsung dengan hasil perhitungan dari alat digital
65

perbedaannya tidak terlalu jauh. Hanya saja pada perhitungan data digital dengan
metode Fast Fourier Transform (FFT) menunjukkan perbedaan yang cukup jauh dari
perhitungan yang lain. Menurut kami hal itu karena pengolahan data untuk mencari nilai
H dan T dengan metode FFT tersebut lebih cocok digunakan dalam pengamatan
gelombang acak. Sedangkan gelombang yang diamati di laboratorium pada saat
pengambilan data cenderung linier.
Ada pun faktor yang mempengaruhi kebenaran data hasil pengamatan visual adalah
ketelitian oleh pengamat. Namun, data yang didapat dari hasil pengamatan visual kami
rasa lebih akurat daripada data hasil digital. Penyebabnya ialah keadaan alat yang tidak
bisa diprediksi. Alat yang digunakan di laboratorium sendiri usianya sudah cukup tua
sehingga tidak dapat dijadikan acuan karena mungkin saja faktor usia alat tersebut
membuat data yang direkam tidak akurat. Bisa jadi peletakan alat juga tidak benar atau
tidak sesuai dengan tempat dilakukannya pengamatan visual. Oleh karena itu, kami
memilih data pengamatan visual yang lebih tepat digunakan. Walaupun dengan
kemungkinan galat akibat human error, tetapi dengan pengamatan langsung itu dapat
terlihat sendiri anomali gelombang yang terjadi di laboratorium.

4.5.2 Koefisien transmisi
Koefisien transmisi adalah rasio dari tinggi gelombang transmisi dengan tinggi
gelombang inisial.Berikut ini adalah hasil koefisien transmisi dari keempat percobaan.
a. Paddle 7, rpm 9


b. Paddle 7 rpm 13.5


c. Paddle 5, rpm 9


d. Paddle 5 rpm 13.5


66

Nilai Kt yang semakin kecil, menunjukkan bahwa energy gelombang yang sampai di
pantai sudah ditransmisikan dengan baik sehingga nilai energy yang direpresentasikan
dengan nilai tinggi gelombang di pantai juga kecil.Sebaliknya, nilai Kt yang cukup besar
(lebih dari 50%) menunjukkan bahwa energy gelombang yang sampai ke pantai tidak
ditransmisikan sempurna, sehingga tinggi gelombang di pantai masih cukup tinggi.

4.5.3 Perbandingan perbedaan rpm dan paddle
Sama seperti percobaan pada modul 2, pada percobaan 3 dilakukan pengamatan dengan
paddle dan rpm yang berbeda. Dengan adanya perbedaan tersebut kan didapat hasil yang
berbeda juga. Berikut ini perbandingannya.
a. Paddle sama, rpm berbeda.
Sebagai contoh, data pada Paddle 7 dengan rpm 9 dan 13.5.Pada percobaan
menggunakan rpm 9, diperoleh hasil sebagai berikut.
Tinggi gelombang inisial rata-rata : 10.56 cm
Perioda gelombang inisal rata-rata : 2.193 detik
Panjang gelombang : 4.425 m
Sedangkan pada percobaan dengan rpm 13.5 diperoleh hasil sebagai berikut.
Tinggi gelombang inisial rata-rata : 18.81 cm
Perioda gelombang inisal rata-rata : 1.457 detik
Panjang gelombang : 2.69 m
Dapat dilhat bahwa perbedaan rpm atau kecepatan putar wavemaker akan
mempengaruhi besarnya perioda gelombang, perioda gelombang, dan panjang
gelombang secara signifikan. Hal ini berarti bahwa makin besar kecepatan putar
wave maker, makin besar juga tinggi gelombang, namun perioda akan semakin kecil
dan mempengaruhi panjang gelombang yang juga makin pendek.

b. Paddle beda, rpm sama
Sebagai contoh, data pada Paddle 5 rpm 13.5 dan data Paddle 7 rpm 13.5.kedua
percobaan menghasilkan data sebagai berikut.
Tinggi gelombang inisial rata-rata : 14.06 cm
Perioda gelombang inisal rata-rata : 1.44 detik
67

Panjang gelombang : 2.874 m
Dana untuk paddle 7 rpm 13.5, sebagai berikut.
Tinggi gelombang inisial rata-rata : 18.81 cm
Perioda gelombang inisal rata-rata : 1.457 detik
Panjang gelombang : 2.69 m
Dari kedua hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perbedaan paddle akan
menghasilkan perbedaan tinggi gelombang dan panjang gelombang namun tidak
terlalu signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan paddle tidak terlalu
berpengaruh pada perubahan perioda gelombang dan panjang gelombang, namun
sedikit berpengaruh pada tinggi gelombang.

4.5.4 Kelayakan struktur
Berdasarkan nilai koefisien transmisi yang telah dihitung, dapat dilihat bahwa tinggi
gelombang yang sampai di pantai masih cukup tinggi, masih sekitar 60% dari tinggi
gelombang dari tempat pembangkit gelombang. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan
breakwater submerge atau breakwater yang tenggelam tidak terlalu berpengaruh untuk
memecah gelombang dan mengurangi energy gelombang.
Berdasarkan pengamatan ini, dapat disimpulkan bahwa breakwater submerge tidak layak
untuk dijadikan pemecah gelombang, karena pada kenyataannya struktur ini tidak terlalu
berpengaruh.

4.6 Simpulan
Dari hasil pengolahan dan anilisi yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
perbandingan nilai tinggi dan perioda gelombang yang dianalisis dari hasil pengamatan
visual maupun dari data digital yang diolah menggunakan metoda perhitungan, tidak
terlalu jauh berbeda.
Untuk kasus pemasangan breakwater submerge atau breakwater yang tenggelam
menurut kami tidak layak dibangun karena bangunan tersebut tidak terlalu berpengaruh
sebagai pelindung pantai atau pemecah gelombang. Energi yang setelah gelombang
ditransmisikan masih cukup besar sehingga tidak jauh berbeda besarnya antara
gelombang yang datang dari arah laut dengan gelombang ketika sampai menuju pantai.
68

Lagi pula breakwater submerge dapat membahayakan karena tidak dapat terlihat dari
permukaan.










69

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari semua percobaan dalam mata kuliah ini adalah
profil gelombang (H, T, dan L) yang didapat nilainya sangat bergantung terhadap
perubahan paddle, perubahan rpm, dan ada atau tidaknya struktur yang menghalangi,
serta bentuk struktur yang menghalangi missal struktur yang tampak di permukaan air
atau struktur submerged.

5.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan agar saat melakukan percobaan dengan baik dan
mendapatkan hasil pengamatan yang akurat, antara lain:
e. Kurangnya persiapan saat akan memulai praktikum, sebaiknya alat-alat yang akan
digunakan dipersiapkan terlebih dahulu.
f. Modul dipersiapkan lebih matang, karena pada saat praktikum ada percobaan tanpa
modul.
g. Untuk dapat melakukan praktikum dengan baik, seharusnya praktikum dimulai tepat
waktu.

70

DAFTAR PUSTAKA

Ajiwibowo, Harman. 2012. Catatan Kuliah KL 3203 Metode Eksperimen Laboratorium.
Bandung: Penerbit ITB.
Dean, Robert G., dan Dalrymple, Robert A., (1991), Water Wave Mechanics For Engineers
And Scientists, Wolrd Scientific Publishing Co. Pte. Ltd., Singapore
Goda, Y, (2000), Random Seas and Design of Maritime Structures, World Scientific
Publishing, Singapore
Modul Praktikum Metode Eksperimen Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai