Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH BAKTERIOLOGI

Disusun untuk melengkapi tugas Semester Pendek


Bioscience 2

Oleh
Kelompok 3
ISTY OCTAVIA
YEPY HESTI RIANI
DWI AKNES
SHINDY WULANDARI
DANNIAL BAGUS
AHMAD ALFIAN ZEIN MUTTAQIN
AMAR YUSNI YUNJI
ASIH HUTAMI RUDY ARSINTA
WIWID SURYADI
JULIATUSHOLIHAH
SHELLY LEONIA SISCA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dewasa ini penyakit menular sering mewabah di masyarakat, baik
penyakit menular tingkat rendah maupun tinggkat tinggi. Salah satu yang
menyebabkan terjadinya penyakit menular adalah bakteri. Bakteri merupakan
salah satu makhluk hidup yang jumlahnya banyak disekitar kita. Bakteri
berasal dari kata bacterion = small rod= batang kecil, merupakan
organisme mikroskopis yang tersusun atas satu sel. Bakteri sebagai
mikroorganisme memilki kemampuan adaptasi hidup di berbagai habitat
(kosmopolitan), berkembang biak dengan membelah diri, bersifat parasit,
simbiont atau hidup bebas.
Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi
bakteri. Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri. Di
dalamnya dipelajari struktur anatomi sel bakteri, klasifikasi, cara kerja sel
bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap
perubahan pada lingkungan hidupnya. Bakteriologi merupakan satu bagian
penting dalam mikrobiologi. Bakteri memiliki nilai ekonomi penting dalam
kehidupan manusia dan demikian pula bakteriologi. Pengetahuan dalam
cabang ilmu ini bermanfaat dalam pengobatan, higiene, ilmu pangan dan gizi,
pertanian, dan industri (terutama industri fermentasi).
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok
terbanyak dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan
kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif
sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti
mitokondria dan kloroplas. Bakteri tersebar (berada di mana-mana) di tanah,
air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak patogen merupakan
bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 m,
meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter (Thiomargarita).
Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur,
tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang
bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela
kelompok lain.
Oleh karena itu, sebagai tenaga medis penting untuk mengetahui tentang
ilmu bakteriologi secara keseluruhan untuk penanganan pasien yang tepat dan
sesuai karena bakteri merupakan salah satu penyebab penyakit pada
masyarakat.
B. Rumusan masalah
Untuk mengetahui tentang bakteri dan bagaimana dampaknya terhadap
kehidupan manusia?

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Bakteri
2. Untuk mengetahui bentuk- bentuk bakteri
3. Untuk mengetahui struktur tubuh bakteri
4. Untuk mengetahui ukuran bakteri
5. Untuk mengetahui susunan kimia
6. Untuk mengetahui perkembang biakan bakteri
7. Untuk mengetahui alat gerak bakteri
8. Untuk mengetahui klasifikasi bakteri
9. Untuk mengetahuin reaksi pewarnaan bakteri
10. Untuk mengetahui penyakit yang disebabkan bakteri dan pengobatan







BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN BAKTERI
Istilah bakteri berasal dari kata bakterion (bahasa yunani) yang berarti
tongkat atau batang. Istilah bakteri ini sekarang banyak dipakai untuk tiap
mikroba yang bersel satu. Banyak negara di dunia belum sepakat dalam klasifikasi
spesies bakteri, demikian pula penggunaan istilah dalam mikrobiologi (Adam,
Syamsunir. 1992).
Bakteri adalah organisme bersel tunggal yang hidup bebas dan mampu
memproduksi sendiri tetapi menggunakan hewan sebagai pejamu untuk
menyuplai makanan. Bakteri tidak memiliki inti sel, bakteri terdiri dari sitoplasma
yang dikelilingi oleh sebuah dinding sel yang kaku yang terbuat dari suatu zat
khusus yang disebut peptidoglikan. Didalam sitoplasma terdapat materi genetik,
baik DNA maupun RNA dan struktur intra sel yang diperlukan untuk
metabolisme energi. Bakteri berproduksi secara aseksual melalui replikasi DNA
dan pembelahan sel sederhana. Sebagian bakteri membentuk kapsul yang
mengililingi dinding sel sehingga ia lebih tahan terhadap serangan system imun
pejamu. Bakteri dapat bersifat aerob atau anaerob. Sebagian bakteri mengeluarkan
toksin yang secara spesifik merusak pejamu.
Laboratorium sering mengklasifikasi bakteri sebagai gram negative/atau positif.
Bakteri positif gram mengeluarkan toksin (eksotoksin) yang merusak sel-sel
pejamu pada pewarnaan standar laboratorium, bakteri gam positif akan
memberikan warna ungu. Bakteri gram positif mengandung protein didinding
selnya yang merangsa respon peradangan (endotoksin). Bakteri gram negative
berwarna merah pada pewarnaan merah pada pewarnaan laboratorium sekunder
(Elizabeth J. Corwin. 2000).






2. BENTUK BAKTERI
Bentuk morfologi bakteri dapat dibagi menjadi 5 yaitu :
1. Bentuk Basil (Basillus)
Basil berbentuk seperti tongkat pendek, agak silindris. Bentuk basil meliputi
sebagian besar bakteri misalnya pseudomonas, klebsiela, proteus dan e, coli.

2. Bentuk Coccus (Bulat)
Bentuk coccus adalah bentuk bakteri seperti bola- bola kecil. Golongan tidak
sebanyak basil.
Baik bentuk basil maupun bentuk coccus, secara kelompok dapat berupa :
Seperti rantai bergandengan panjang = streotobasil atau streptococcus
Berdua dua bergandengan = diplobasil atau diplococcus
Pada bentuk coccus
Mengelompok berempat = tetracoccus
Bergerombol seperti anggur = staphyloccus
Berkelompok seperti kubus = sarcina

3. Bentuk spiril (Spiral)
Bentuk spiral adalah bakteri yang berbentuk seperti spiral, atau panjang
berbengkok- bengkok. Golongan ini tidak banyak bila dibandingkan dengan
basil dan coccus

4. Bentuk Vibrio (Koma)
Bentuk vibrio adalah bentuk seperti batang bengkok, merupakan tanda koma.
Contohnya adalah vibrio cholerae (menimbulkan kolera) dan campylobacter
(penyebab keracunan makanan).
5. Bentuk spirocheta (spirochet)
Bentuk spirocheta adalah seperti batang berbelit belit panjang dan banyak
belitannya. Anggota tipikal dari kelompok ini antara lain adalah treponema
pallidum (yang menimbulkan sifilis), leptospira interrogans (serotip
icterohaemorrhagiae) (penyakit weil) yang di tularkan kemanusia melalui
tikus yang terjangkit, dan Borrelia burgdorferi (penyakit lyme).



























3. STRUKTUR TUBUH BAKTERI
Seperti sudah dijelaskan bahwa bakteri adalah bersel tunggal, meskipun
ia dapat berpasang pasangan dan tiap sel hidup sendiri sendiri. Sel tersebut
merupakan sitoplasma yang nampak berdinding tegas, akan tetapi inti sel tidak
jelas nampak. Bakteri terlalu kecil untuk dapat mengatur inti sel, bila
dibandingkan dengan protozoa. Kadang kadang pada beberapa bakteri terlihat
butir butir kecil yang tersebar di dalam sitoplasma.
Ada pula bakteri yang agak berbentuk batang dan pada kedua ujung dari
sel terdapat titik yang agak besar. Akan tetapi titik titik ini bukanlah
intisel.Selain dari itu pada bakteri terdapat pula bulu. Bulu bulu ini beguna
untuk bergerak (bulu getar). Selanjutnya ada pula yang terlihat beselubung
sebagai pembungkus (kapsul).
Ultrastruktur sel bakteri berbeda dari ultrastuktur organisme multisel.
Sel-sel pada organisme multisel bersifat eukariotik (yaitu mereka memiliki inti
sel/nucleus sejati). Bahan genetiknya terbungkus dalam suatu membrane untuk
membentuk inti sel tersebut. Juga terdapat banyak organel sitoplasma, dengan
beberapa diantarnya terbungkus membran. Sebaliknya, bakteri bersifat prokariotik
(tidak memiliki inti sel sejati dan membran inti). Kromosom yang mengandung
bahan genetik (asam nukleat) terdapat didalam sitoplasma, demikian juga semua
organel termasuk ribosom (tempat pembentukan protein) dan granula penyimpan.
Mesosom, suatu lipatan kedalam dari membrane luar, merupakan tempat respirasi,
analog dengan mitokondria pada sel eukariotik.






















4. UKURAN BAKTERI
1. Bentuk basil : lebar 0,3 1 . panjang 1,5 4, kadang-kadang
samapai 8
2. Bentuk coccus : ukuran tengahnya rata rata 1
3. Bentuk spiral : lebar 0,5 1 , panjang 2-5, kadang kadang
sampai 10
4. Bentuk vibrio : lebar 0,5 panjang sampa 3
5. Bentuk spirocheta : lebar 0,2-0,7 , panjang 5-10

5. SUSUNAN KIMIA BAKTERI
Susunan kimia bakteri terdiri dari :
1. 85 % air
2. Zat hidrat arang
3. Protein
4. Lemak
5. Garam garaman : Na, K, Ca, Mg, Fe, Zn, P, dan sebagainya
6. Enzim atau fermen
7. Vitamin

6. CARA MEMPERBANYAK DIRI BAKTERI
Telah dikemukakan bahwa bakteri pada umumnya memperbanyak diri
dengan jalan membelah diri. Di dalam suasana yang cukup baik, misalnya dalam
media pembenihan, bakteri memperbanyak diri dengan cepat. Telah dapat
diperhitungkan bahwa dalam waktu 10 jam, dari 1 bakteri bisa menjadi berjuta-
juta.







7. FLAGELLATA
Flagellata atau flagel berasal dari kata flagellum, yang berarti bulu atau
cambuk. Seperti sudah diketahui bahwa bakteri dapat bergerak antara lain dengan
mempergunakan kaki palsu atau pseudopodium. Demikian pula flagel berfungsi
untuk bergerak. Tetapi ada juga bakteri yang tidak bergerak, misalnya dari
golongan coccus. Yang banyak mempunyai flagel adalah dari bakteri bentuk
spiral.
Bulu-bulu getar (flagel) dari bakteri ini bisa terdapat pada salah satu
ujung akan tetapi juga dapat pada kedua ujung, ada yang mempunyai satu bulu
getar dan ada pula yang lebih.

KLASIFIKASI FLAGEL
Berdasarkan tempat terdapatnya flagel maka dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Monotrichate (monotrika) = bila flagel (bulu getar) hanya terdapat pada
satu sisi (ujung) saja.
2. Amphitrichate (amfitrika)= bila flagel (bulu getar) terdapat pada kedua
ujung sisi
3. Lophotrichate (lofotrika) = bila flagel (bulu getar) pada sisi (ujung banyak)
4. Peritrichate (peritrika) = bila flagel (bulu getar) tersebar pada ujung
keujung sampai pada setiap sisi
5. Non-motile atau atrichate (atrika) = pada spesies tersebut tidak terdapat
sama sekali flagel (bulu getar)



8. SPORA BAKTERI
Istilah spora biasanya dipergunakan untuk alat pembiakan jamur,
ganggang lumut dan paku-pakuan. Istilah spora bakteri ialah bentuk bakteri yang
sedang dalam usaha mengamankan diri terhadap pengaruh buruk dari luar. Fungsi
spora bakteri sama dengan kista pada amoeba (bentuk kecil dari amoeba). Bakteri
berubah bentuk menjadi spora bila keadaan tidak menguntungkan, misalnya:
panas, pengaruh obat obatan dan sebagainya. Beberapa spesies dari basil yang
aerob dan beberapa spesies dari Clostridium yang anaerob dapat membentuk
spora. Spora yang dibentuk seperti ini lazim disebut endospora, karena spora itu
dibentuk di dalam sel. Endospora ini jauh lebih tahan terhadap pengaruh luar yang
buruk dari pada bakteri biasa yaitu bakteri dalam bentuk vegetatif (yang hidup
aktif).

KEDUDUKAN SPORA
1. Terminal : terletak pada bagian ujung
2. Subterminal : antara bagian ujung dan tengah
3. Equatorial : pada bagian tengah
4. Sferikal : bila keadaan tidak baik, menyelubungi diri seluruhnya dan bila
keadaan membaik, melepaskan diri dari spora.

(Adam, Syamsunir. 1992)
9. REAKSI PEWARNAAN GRAM
Dalam keadaan alami, bakteri tidak berwarna. Reaksi pewarnaan gram
digunakan sebagai langkah pertama dalam identifikasi di laboratorium. Reaksi
pewarnaan gram bermanfaat karena menandai perbedaan stuktur antara bakteri
positif-gram dan negatif gram serta penunjukkan prilaku bakteri yang
bersangkutan. Sebahagian perbedaan antara kedua kelompok dijelaskan oleh lebih
resisten antibiotik hanya sedikit spesies positit-Gram yang berflagel sehingga
mereka kurang memiliki motilitas.
Bakteri Gram Negatif
Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan
mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol, sementara
bakteri gram negative tidak.
Bakteri Gram Positif
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna
metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru
atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan berwarna
merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama
didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri (Aditya,2010)









1. PROSES INFEKSI
Agar dapat terjadi infeksi, pejamu yang retan harus bertemu dengan suatu mikro-
organisme virulen. Pathogen yang bersangkutan harus menyelesaikan tahap-tahap
berikut :
Memperoleh akses ke jaringan pejamu
Bergerak ke tempat yang menguntungkan
Berhasil bermultiplikasi walaupun pejamu melakukan perlawanan melalui
mekanisme pertahanan
Berkembang biak sehingga terbentuk pathogen baru yang dapat keluar untuk
menyebar sehingga daur hidup tuntas.

2. PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH BAKTERI
Bentuk Kokus
A. STAPHYLOCOCCUS
Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh S. aureus adalah bisul,
jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Infeksi yang lebih berat diantaranya
pneumonia, mastitis, plebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis,
dan endokarditis. S. aureus juga merupakan penyebab utama infeksi nosokomial,
keracunan makanan, dan sindroma syok toksik (Ryan, et al., 1994; Warsa, 1994).
Pengobatan
Pengobatan terhadap infeksi S. aureus dilakukan melalui pemberian
antibiotik, yang disertai dengan tindakan bedah, baik berupa pengeringan abses
maupun nekrotomi. Pemberian antiseptik lokal sangat dibutuhkan untuk
menangani furunkulosis (bisul) yang berulang. Pada infeksi yang cukup berat,
diperlukan pemberian antibiotik secara oral atau intravena, seperti penisilin,
metisillin, sefalosporin, eritromisin, linkomisin, vankomisin, dan rifampisin.
Sebagian besar galur Stafilokokus sudah resisten terhadap berbagai antibiotik
tersebut, sehingga perlu diberikan antibiotik berspektrum lebih luas seperti
kloramfenikol, amoksilin, dan tetrasiklin (Ryan et al., 1994; Warsa, 1994; Jawetz
et al., 1995).


B. STREPTOCOCCUS
Grup A Streptococcus (S. pyogenes) atau GAS
Kuman kelompok ini secara tradisional menyebabkan infeksi supuratif,
faringitis non-invasif dan infeksi kulit (jarang) yaitu impetigo.
Grup B Streptococcus (S. agalactiae)
Kuman ini menyebabkan meningitis neonatus dan septikemia setelah
tertular dari flora vagina ibu. Kuman dapat diidentifikasi atas dasar hemolisis beta,
hidrolisis hipurat dan reaksi CAMP. Group B streptococcus memproduksi suatu
faktor yang meningkatkan beta hemolisis.
Group D Streptococcus
Streptococcus pneumoniae atau Pneumococcus merupakan penyebab
penting pneumonia pada semua umur, sering setelah terjadinya kerusakan saluran
nafas karena infeksi virus misalnya influenza, setelah otitis media. Kuman
menyebar menimbulkan bakteriemia dan meningitis.
Pengobatan
Penisilin adalah drug of choice untuk S. pyogenes dan S. pneumoniae,
sejauh kuman masih peka. Grup D Streptococcus resisten terhadap berbagai
antimikroba. Profilaksis sepanjang hidup (dosis rendah penisilin) dianjurkan
untuk pasien demam rematik.

C. NEISSERIA
Penyakit
a. N gonorrhoeae
N gonorrhoeae dapat menyebabkan penyakit gonorrhoeae
b. Neisseria meningitidis
Bakteri ini hanya ditemukan di manusia. Penyakit yang ditimbulkannya
adalah meningitis yang terjadi sporadik pada anak-anak. Wabah pada orang
dewasa dapat terjadi pada lingkungan yang sangat padat. Infeksi awal pada
saluran nafas atas kemudian masuk ke aliran darah dan menuju otak. Meningitis
karena bakteri ini merupakan penyebab tersering kedua setelah virus.
Pengobatan
Biasannya dokter akan member ampisilin 3,5 mg dimakan sekaligus lalu
disuntuk penisilin beberapa kali.

Bentuk Batang
A. Gram positif
adalah bakteri yang mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu
proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna biru atau ungu di
bawah mikroskop. Disisi lain, bakteri gram-negatif akan berwarna merah atau
merah muda. Perbedaan keduanya didasarkan pada perbedaan
struktur dinding sel yang berbeda dan dapat dinyatakan oleh prosedur
pewarnaan Gram.
Berikut bakteri yang tergolong dalam bakteri batang gram posiif:
1. Bacillus
Secara umum, Kelompok Bacillus merupakan bakteri berbentuk
batang (basil), dan tergolong dalam bakteri gram positif yang umumnya
tumbuh pada medium yang mengandung oksigen (bersifat aerobik)
sehingga dikenal pula dengan istilah aerobic sporeformers. Kebanyakan
anggota genus Bacillus dapat membentuk endospora yang dibentuk
secara intraseluler sebagai respon terhadap kondisi lingkungan yang
kurang menguntungkan, oleh karena itu anggota genus Bacillus
memiliki toleransi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan yang
berubah-ubahClostridium
Jenis-jenis Bacillus
Bacillus anthracis
Kuman antraks banyak ditemukan pada penyakit zoonosis,
infeksi pada ternak lembu, kambing, domba dan babi. Kuman
dikelurakan melalui feses, urin dan saliva binatang yang
terinfeksi dan bertahan hidup di ladang dalam bentuk spora
untuk waktu yang lama sekali.
Pada manusia, antraks menimbulkan infeksi kulit (pustula
ganas). Mula-mula timbul popula dalam 12-36 jam setelah
masuknya organisme atau spora melalui goresan. Papula ini
dengan cepat berubah menjadi visikel, kemudian pustula, dan
akhirnya menjadi ulkus nekrotik; lalu infeksi dapat menyebar,
menimbulkan septikemia.
Pada antraks pernapasan, gejala dini dapat berupa
mediastinitis, sepsis, meningitis atau edema paru-paru
hemoragik. Pneumonia hemoragik dengan syok merupakan
gejala yang terakhir.
Hewan sering terkena antraks dengan memakan sporanya
dan organisme menyebar lewat saluran usus, tetapi pada
manusia hal ini jarang terjadi. Karena itu, sakit perut, muntah
dan diare berdarah jarang merupakan tanda-tanda klinik.
Bacillus cereus
Bacillus cereus dipastikan sebagai penyebab suatu kasus
keracunan makanan, apabila (1) hasil isolasi Bacillus cereus
menunjukkan bahwa strain-strain dari serotip yang sama
ditemukan pada makanan yang dicurigai dan dari kotoran atau
muntahan pasien, atau (2) hasil isolasi bakteri dari makanan
yang dicurigai, kotoran, atau muntahan pasien menunjukkan
adanya sejumlah besar Bacillus cereus dari serotip yang dikenal
sebagai penyebab keracunan makanan, atau (3) dengan cara
mengisolasi Bacillus cereus dari makanan yang dicurigai dan
menentukan kemampuannya dalam menghasilkan enterotoxin (
enterotoxigenicity ) dengan uji serologis (untuk toxin penyebab
diare) atau uji biologis (untuk tipe diare dan emetik). Pada tipe
emetik, waktu yang cepat munculnya gejala segera setelah
infeksi, didukung dengan beberapa bukti pada makanan,
seringkali sudah cukup untuk mendiagnosis keracunan makanan
tipe ini.
Bacillus subtilis
Dapat menyebabkan meningitis, endokarditis, infeksi mata dan
lain-lainnya

Penatalaksanaan
Penisilin
Tetrasiklin
Kloramfenikol
Obat-obat simtomatis dan suportif jika diperlukan
2. Mycobacterium
Mikobakteria adalah bakteri aerob, berbentuk batang, yang tidak
membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai, jika telah diwarnai
bakteri ini tahan penghilang warna (dekolorisasi) oleh asam atau
alkohol dan karena itu dinamakan basil tahan asam.
Beberapa jenis Mycobacterium yang sering ditemukan pada lingkungan
dan orang adalah:
-Mycobacterium
tuberculosis
- Mycobacterium bovis
- Mycobacterium africanum
- Mycobacterium microtii
- Mycobacterium ulcerans
- Mycobacterium leprae
- Mycobacterium kansasii
- Mycobacterium marinum
- Mycobacterium simiae
-Mycobacterium
scrofulaceum
- Mycobacterium szulgai
- Mycobacterium xenopi
-Mycobacterium gordonae
-Mycobacterium
flavescens
-Mycobacteriumfortuitum-
chelonaecomplex
- Mycobacterium avium-
intracellulare complex
- Mycobacterium terra-
triviale complex

Dari berbagai jenis mikobakteris diatas, yang paling dikenal dan sering ditemukan
dalam tubuh manusia adalah M.tuberculosis yang menimbulkan penyakit
tuberculosis dan M.leprae yang menimbulkan penyakit lepra/kusta.
Terapi
1. Tuberkulosis
a. Isoniazid/INH :
Mekanisme kerja isoniazid memiliki efek pada lemak, biosintesis
asam nukleat,dan glikolisis. Efek utamanya ialah menghambat
biosintesis asam mikolat (mycolic acid) yang merupakan unsur
penting dinding sel mikobakterium. Isoniazid menghilangkan sifat
tahan asam dan menurunkan jumlah lemak yang terekstrasi oleh
metanol dari mikobakterium.
Efek samping : Mual, muntah, anoreksia, letih, malaise, lemah,
gangguan saluran pencernaan lain, neuritis perifer, neuritis optikus,
reaksi hipersensitivitas, demam, ruam, ikterus, diskrasia darah,
psikosis, kejang, sakit kepala, mengantuk, pusing, mulut kering,
gangguan BAK, kekurangan vitamin B6, penyakit pellara,
hiperglikemia, asidosis metabolik, ginekomastia, gejala reumatik,
gejala mirip Systemic Lupus Erythematosus.
b. Rifampisin
Rifampisin adalah sebuah golongan antibiotik yang mempunyai
spektrum luas. Rifampisin adalah antibiotik yang banyak dipakai
untuk menanggulangi infeksi Mycobacterium tuberculosis.
Antibiotik ini merupakan bentuk pengobatan pertama untuk
menanggulangi penyakit tuberkulosis dan lepra.
Rifampisin menghambat pertumbuhan bakteri dengan
menghambat sintesis protein, terutama pada
tahap transkripsi.
[1]
Rifampisin menghalangi pelekatan enzim RNA
polimerase dengan berikatan dengan sisi aktif
enzim tersebut. Rifampisin tidak melekat pada enzim RNA
polimerase milik mamalia, oleh karena itu, antibiotik ini relatif tidak
toksik terhadap mamalia.
[1]

c. Pirazinamid
Pyrazinamide (Pirazinamid) merupakan obat antituberkulosis yang
digunakan sebagai terapi kombinasi dengan antituberkulosis (TBC)
lainnya. Pirazinamid aktif terhadap suasana asam terhadap
mikobakterium. Pirazinamid bersifat bakterisid terutama pada basil
tuberkulosis intraselular.
d. Etambutol
Bersifat bakteriostatik, dengan menekan pertumbuhan kuman TB
yang telah resisten terhadap Isoniazid dan streptomisin. Mekanisme
kerja, berdasarkan penghambatan sintesa RNA pada kuman yang
sedang membelah, juga menghindarkan terbentuknya mycolic
acid pada dinding sel.

2. Lepra/kusta
Obat antikusta yang paling banyak dipakai saat ini adalah DDS
(diaminodifenil sulfon) kemudian klofazimin, dan rifampisin.
DDS (diaminodifenil sulfon)
DDS adalah obat antikusta yang paling murah dan paling banyak
dipakai. Mycobacterium leprae banyak yang masih sensitive terhadap
DDS, dan diketahui DDS dapat mengaktifkan Mycrobacteriumleprae
yang dorman, sehingga pengobatan dengan DDS termasuk pengobatan
radikal atau pengobatan yang dapat menghabisi seluruh kuman.
Dosisnya adalah DDS 100 mg sehari selama 3 bulan sampai 6 bulan
disertai pengamatan secara klinis, bakterioskopik, dan histopatologik.
Efek samping : nyeri kepala, erupsi obat, anemia hemolitik,
leukopenia, insomnia, neuropatia perifer, sindrom DDS, nekrolisis
epidermal toksik, hepatitis, hipoalbu-minemia, dan
methemoglobinemia.
Rifampisin yang dikombinasikan dengan DDS
Rifampisin adalah obat yang menjadi salah satu komponen kombinasi
DDS dengan dosis 10 mg/kg berat badan, diberikan setiap hari atau
setiap bulan.
Rifampisin tidak boleh diberikan sebagai monoterapi, karena
memperbesar kemungkinan terjadinya resistensi. Efek sampingnya :
hepatotoksik, nefrotoksik, gejala gastrointestinal, flu-like syndrome,
dan erupsi kulit.
Klofazimin (lamprene)
Dosisnya sebagai antikusta ialah 50 mg/hari, atau 100 mg selang
sehari, atau 3 x 100 mg/minggu. Efek sampingnya : dapat
menimbulkan warna merah kecoklatan pada kulit, dan warna
kekuningan pada sklera, sehingga mirip ikterus, apalagi pada dosis
tinggi, yang sering merupakan masalah dalam ketaatan berobat
penderita. Hal itu disebabkan karena klofazimin adalah zat warna dan
dideposit terutama pada sel sistem retikuloendotelial, mukosa, dan
kulit. Pigmentasinya bersifat reversibel, meskipun menghilangnya
lambat sejak obat dihentikan.
3. Corynebacterium
genus dari Gram-positif, bakteri berbentuk batang. Mereka tersebar luas di alam
dan sebagian besar tidak berbahaya. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit pada
manusia. C. diphtheriae, misalnya, adalah patogen yang bertanggung jawab untuk
difteri.

4. Clostridium
Clostridium sp. adalah bakteri Gram positif berbentuk batang anaerobik atau
mikroaerofilik yang menghasilkan endospora. Kebanyakan spesies menguraikan
protein dan meragi karbohidrat, banyak pula yang menghasilkan eksotoksin.
Beberapa spesies bersifat patogenik dan banyak yang terdapat sebagai saprofit di
dalam tanah dan saluran pencernaan manusia dan hewan.
Berikut beberapa contoh clostridium:
Clostridium perfringens penyebab keracunan makanan
Clostridium difficile penyebab diare dan kolitis

Bentuk Spiral
A. TREPONEMA pallidum
Penyakit yang ditimbulkan Treponema pallidum disebut syphilis dan ditularkan
antar manusia saja. Masa inkubasinya antara 10 - 90 hari. Gambaran paling dominan pada
penyakit ini adalah kelainan pada pembuluh darah terutama arteriole dan kapiler. Pada
prinsipnya, Treponema pallidum mampu menimbulkan infeksi pada semua bagian tubuh.
Syphilis bersifat kronis dan progresif lambat.
Selain syphilis, manifestasi penyakit treponema lainnya adalah bejel, yaws dan
pinta. Bejel disebut juga syphilis endemik, tidak ditularkan secara kontak seksual tetapi
secara kontak langsung lainnya misalnya melaui tangan dan kulit penderita yang
mengalami kerusakan (luka/aberasi) atau melalui alat makan yang digunakan bersama-
sama. Karenanya bentuk klinis ini banyak ditemukan pada masyarakat miskin dengan
hygiene yang buruk.
Pengobatan
Penisilin dengan konsentrasi 0,003 unit/ml mempunyai aktifitas treponemisidal
yang jelas, dan penisilin adalah pengobatan pilihannya. Sifilis dengan durasi kurang dari 1
tahun diobati dengan injeksi tunggal benzatin penisilin G secara intramuscular. Pada sifilis
stadium lebih yang lebih lanjut/ laten, benzatin penisilin G secara intramuscular diberikan 3
kali dengan interval 1 minggu. Pada neurosifilis, juga diberikan pengobatan yang sama,
tetapi dosis tinggi penisilin intravena kadang satu minggu. Pada neurosifilis, juga diberikan
pengobatan yang sama, tetapi dosis tinggi penisilin intravena kadang direkomendasikan.
Antibiotic lainnya, misalnya, tetrasiklin atau eritromisin, kadang kadang dapat diberikan.
Pengobatan gonorhoe diduga dapat menyembuhkan sifilis yang sedang berada dalam masa
inkubasi. Tidak lanjut jangka panjang juga diperlukan. Pada neurosifilis, treponema kadang
kadang dapat bertahan terhadap pengobatan tersebut.

B. LEPTOSPIRA
Bakteri ini menyebabkan penyakit mirip flu berat. Leptospira ditularkan dari air yang
terkontamisnasi urin hewan (terutama roden) dan anjing. Leptospira terutama menginfeksi
ginjal, otak dan mata. Pengobatan penisilin efektif jika diberikan sejak dini.

C. BORRELIA RECURRENTIS
Penyakit
Infeksi pada aliran darah menimbulkan gejala yang tiba-tiba berupa demam tinggi,
menggigil, nyeri kepala, keringat bercucuran
Setelah beberapa hari, penderita bebas demam selama beberapa hari sampai beberapa
minggu
Gejala klinik serupa timbul kembali dan penderita dapat mengalami empat sampai 10
kali serangan kambuhan berturut-turut

Pengobatan
Banyaknya variabel dari demam relaps membuat evaluasi kemoterapi sulit
dilakukan. Sehingga pengobatan paling efektif adalah dengan tetrasiklin, eritromisin
dan penisilin yang mungkin cukup untuk menghentikan serangan. Adapun obat obat
yang dapat diberikan kepada pasien :
1. Terramycin
Oksi tetrasiklin-HCL 250 mg / kapsul :50mg/ml injeksi IM. In : infeksi saluran
nafas , saluran cerna , kulit dan jaringan lunak , urogenital , setelah operasi ,
obstetrik dan ginekologikal , mata , otohinolaringologok , oral dan gigi ,
spiroketa , riketsiosis , tuberkolosis. Kl : hipersensitivitas dan wanita hamil. ES :
glositis , stomatitis , proktitis , neursa , diare , vaginitis , dermatitis , alergi. Ds :
dewasa sehari 1-2 g :anak 20-25 mg/kgBB dalam disis bagi : Injeksi IM : Dewasa
3-4 x sehari 100mg anak sehari 7-10 mg/kgBB dalam dosis bagi : Injeksi IV :
Dewasa : tiap 8-12 jam 200-500 mg , anak 8th sehari 15-25 mg/kgBB dalam dosis
bagi. Km : dos 10x10 kapsul 250mg,50x10 kapsul : vial 10ml (500mg/10ml).
2. Erphatrocin
Eritromisin stearat setara Eritromisin 250mg/kapsul : 200mg/tablet chewable :
200mg/5ml syrup. In : dipteri pertussis infeksi oleh steroptokokus ( faringitis ,
scarlet , fever , erycipelas ), pneumonia , GO , sifylis , profilasis , demam
rheuma yang recurrent . ES : kholestatik hepatitis , mual , muntah , diare ,
anorexia , urtikaria , karya , ruam kulit . Ds : tergantung berat ringan dan jenis
penyakit : dewasa : 1-2g sehari dalam dosis terbagi : anak anak : 30-
50mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi. Km : dos 10x10 kapsul : 10x10 tablet
chewable : botol 60ml syrup.
3. Augmentin
Amoksisilin tihidrat 500mg, asam klavulanat 125mg; 1g; Amoksisilin 875mg,
asam klavulanat 125mg; tiap 5ml sirup amolsisilin 125mg (250mg), asam
klavulanat 31,25mg (62,5mg). In: Pengobatan terhadap infeksi bakteri , infeksi
saluran pernafasan , kulit dan jaringan lunak , infeksi tulang dan sendi, infeksi
urogenital, infeksi lain. Km: dus 60 tablet 500mg Rp 552.970;14 tablet 1g BID Rp
173.300; botol 60ml sirup Rp 46.200; 60 ml sirup forte Rp 69.300


BENTUK- BENTUK LAIN
A. RICKETTSIA
Gambaran Klinik
Semua infeksi Rickettsia ditandai dengan adanya demam, sakit kepala, lesu, malaise,
kelainan di kulit(skin rash), pembesaran limfa dan hati hanya Q fever tidak disertai
adanya kelainan dikulit. Kadang-kadang disertai adanya pendarahan dibawah kulit. Pada
kasus-kasus yang berat dapat dijumpai gejala stupor, delirium dan bahkan shock atau
bercak-barcak gangren dikulit atau jaringan subkutan. Mortalitasnya sangat variable,
mulai kurang dari 1% sampai setinggi 90%. Setelah sembuh pada umumnya timbul
kekebalan. Masa tunas antara 1 sampai 4 minggu.

Pengobatan
Tetrasiklin dan khloramfenikol merupakan obat pilihan. Sulfonamida merupakan
kontra indikasi. Untuk mencegah relaps, pengobatan tetap diteruskan selam 3-5hari
setelah suhu penderita normal. Antibiotika menekan pertumbuhan kuman. Penyembuhan
tergantung kepada mekanisme kekebalan penderita yang pada umumnya memerlukan
waktu 2 minggu untuk dapat mencapai suatu tingkat yang mampu menekan kuman. Jika
pengobatan dimulai setelah hari ke-6 sakit maka imunitasnya akan berkembang seperti
dalam keadaan tanpa pengobatan dan tidak terjadi relaps. Sebaliknya jika antibiotika
diberikan pada awal dari penyakitnya dan hanya diberikan dalam jangka pendek maka
mekanisme kekebalannya kurang cukup mendapat rangsangan sehingga dapat terjadi
relaps. Relaps dapat dicegah dengan memberikan pengobatan yang cukup efektif selama
lebih dari 10 hari.

B. CLAMYDIA
a. CLAMIDIA TRACHOMATIS
Penyakit yang ditimbulkan
Infeksi pada Pria
- Uretritis
- Proktitis
- Epididimitis
- Prostatitis
- Sindroma Reiter

Infeksi pada Wanita
Sekitar setengah dari wanita dengan infeksi C. Trachomatis di daerah genital
ditandai dengan bertambahnya duh tubuh vagina dan atau nyeri pada waktu buang air
- Servisitis
- Endometritis
- Salfingitis (PID)
- Perihepatitis (Fitz - Hugh - Curtis Syndrome)

Pengobatan
Penting untuk dijelaskan pada pasien dengan infeksi genital oleh C. trachomatis,
mengenai resiko penularan kepada pasangan seksualnya, Contact tracing (pemeriksaan
dan pengobatan partner seksual) diperlukan untuk keberhasilan pengobatan.
Untuk pengobatan dapat diberikan:
- Tetrasiklin
Tetrasiklin adalah antibodi pilihan yang sudah digunakan sejak lama untuk
infeksi genitalia yang disebabkan oleh C.trachomatis. Dapat diberikan dengan dosis
4 x 500 mg/h selama 7 hari atau 4 x 250 mg/hari selama 14 hari. Analog dari
tetrasiklin seperti doksisiklin dapat diberikan dengan dosis 2 x l00 mg/h selama 7
hari. Obat ini yang paling banyak dianjurkan dan merupakan drug of choice karena
cara pemakaiannya yang lebih mudah dan dosisnya lebih kecil.
- Azithromisin
Azithromisin merupakan suatu terobosan baru dalam pengobatan masa sekarang.
Diberikan dengan dosis tunggal l gram sekali minum.

C. MYCOPLASMA HOMINIS

Penyakit yang disebabkan
Mycoplasma yang kebanyakan spesifik seperti inangnya yang menyebabkan
penyakit kronik dengan perkembangan yang lambat pada manusia dan hewan.
Mycoplasma pada manusia ditemukan dalam bermacam-macam penyakit yang
menyerang pernapasan dan area urogenital. Mycoplasma yang menginfeksi hewan
peternakan dapat menyebabkan pleuropneumonia serta kerugian yang cukup besar.


Pengobatan
Antibiotik diberikan minimal selama 10 hari. Penyembuhan mungkin akan
memerlukan waktu yang lama, terutama jika kasusnya berat. Pada kasus berat yang tidak
diobati, tingkat kematian dapat mencapai 30%. Antibiotik yang biasa diberikan adalah:
Tetracycline : Tetracycline per-oral (melalui mulut) biasanya tidak diberikan kepada
anak-anak yang gigi permanennya belum tumbuh karena bisa menyebabkan perubahan
warna pada gigi yang sedang tumbuh.
Regimen alternatif dapat diberikan:
-Erythromycin 4 x 500 mg/hari selama 7 hari atau 4 x 250 mg/hari selama l4 hari.
-Ofloxacin 2 x 300 mg/hari selama 7 hari.
Regimen untuk wanita hamil:
-Erythromycin base 4 x 500 mg/hari selama 7 hari






















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Bakteri merupakan mikroorganisme yang sangat berhubungan erat dengan kehidupan
manusia. Bakteri dapat memberikan dampak yang menguntungkan dan juga
merugikan bagi manusia. Dampak menguntungkan seperti penggunaan bakteri untuk
pengelolaan produk makanan, sedangkan salah satu hal yang menjadi perlu menjadi
perhatian tenaga medis adalah dampak merugikan dari bakteri yang menyebabkan
penyakit pada masyarakat. Oleh karena itu, tenaga medis perlu mengetahui tentang
bakteri secara keseluruhan guna penanganan pasien yang tepat dan sesuai.

B. Saran
Saran bagi pembaca agar meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang bakteri,
dan menjaga pola hidup yang benar agar terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh
bakteri.


















DAFTAR PUSTAKA

Adam, Syamsunir. 1992. Dasar-dasar Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Perawat. Jakarta :
EGC
Burkovski A (editor). (2008). Corynebacteria: Genomics and Molecular Biology. Caister
Academic Press. ISBN 1-904455-30-1.
Collins MD, Hoyles L, Foster G, Falsen E (May 2004). "Corynebacterium caspium sp. nov.,
from a Caspian seal (Phoca caspica)". Int. J. Syst. Evol. Microbiol. 54 (Pt 3): 925
8.
Cooper GM, Hausman RE. 2007. The Cell: A Molecular Approach. 4th ed. Sunderland:
Sinauer Associates, Inc.
Djuanda A.Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin.5
st
ed.Jakarta: Fakultas kedokteran UI.
2007.p.85-6
Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of Microorganisms. New
Jersey: Pearson Prentice Hall.
Ryan, K.J., J.J. Champoux, S. Falkow, J.J. Plonde, W.L. Drew, F.C. Neidhardt, and C.G.
Roy. 1994. Medical Microbiology An Introduction to Infectious Diseases. 3rd ed.
Connecticut: Appleton&Lange. p.254.
Skold O. 2011. Antibiotics and Antibiotic Resistance. John Wiley & Sons.
ISBN:9781118075586.
Singleton P, Sainsbury D. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology. New
Jersey: Wiley Interscience.
Taylor, CJ. 2002. Health Professionals Letter on Enterobacter sakazakii Infections Associated
with Use of Powdered Dry Infant Formulas in Neonatal Intensive Care Unit. US: US
Department of Health and Human Services

Anda mungkin juga menyukai