BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Data yang didapatkan pada penelitian memiliki tujuan dan manfaat tertentu.
Cara ilmiah untuk mendapatkan data dapat dilakukan dengan metode penelitian.
Hal tersebut berarti penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional, empiris dan sistematis. Rasional memiliki arti kegiatan penelitian itu
dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran
manusia. Empiris memiliki arti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh
indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara
yang digunakan. Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan manfaat tertentu. Secara umum
tujuan penelitian ada tiga macam yaitu bersifat penemuan, pembuktian dan
pengembangan. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara
umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
1.2. Strukturisasi
Jenis Penelitian
Desain Penelitian
Populasi dan Sampel
Pengambilan Sampel Pengukuran Jumlah Sampel
Metode Penyimpulan Data
Data yang diperoleh
23
1.3. Batasan Topik
1. Manfaat Penelitian
2. Jenis dan Desain Penelitian
3. Cara Pengambilan Sampel
4. Cara Pengukuran Jumlah Sampel
5. Jenis Hipotesis
6. Jenis Data
7. Skala Pengukuran
8. Metode Pengambilan Data
9. Cara Analisis Data
10. Penyajian Data
Analisis Data
Penyajian Data
23
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Manfaat Penelitian
Terdapat dua manfaat penelitian, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat
praktis. Manfaat teoritis terkait dengan pengembangan teori, penemuan teori baru
ataupun konsep baru. Manfaat praktis akan berhubungan dengan manfaat hasil
penelitian terhadap aplikasi di lapangan atau di masyarakat sesuai dengan hasil
penelitian, termasuk manfaatnya untuk memberikan atau pertimbangan dalam
pembuatan kebijakan atau program kesehatan.
1
Selain memiliki manfaat, penelitian juga memiliki tujuan. Tujuan dari
penelitian ada dua bagian, pertama adalah tujuan umum dan yang kedua adalah
tujuan khusus. Tujuan umum biasanya terdiri dari beberapa tujuan khusus. Contoh
tujuan umum adalah: untuk menguji faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian hipertensi. Contoh tujuan khusus adalah: (1) untuk mengidentifikasi
faktor aktivitas fisik terhadap kejadian hipertensi, (2) untuk mengidentifikasi
faktor makanan terhadap kejadian hipertensi, dan (3) untuk mengidentifikasi
faktor stres terhadap kejadian hipertensi.
1
2.2. Jenis dan Desain Penelitian
Secara umum, penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian non
eksperimental dan penelitian eksperimental.
2
A. Penelitian Non-Eksperimental
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif ini hanya mempelajari tentang frekuensi dan
penyebaran suatu masalah kesehatan/penyakit, tanpa perlu mencari jawaban
terhadap faktor penyebab yang mempengaruhi frekuensi, penyebaran dan
munculnya masslah kesehatan tersebut. (who, when dan where). Terdapat
beberapa jenis desain penelitian deskriptif, yaitu:
2
a. Desain Penelitian Studi Kasus
Studi kasus merupakan desain penelitian yang mencakup pengkajian satu
unit penelitian secara intensif. Contoh satu klien, kelompok, komunitas dan
23
institusi. Meskipun jumlah subjek cenderung sedikit namun jumlah variabel yang
diteliti sangat luas.
b. Desain Penelitian Survei
Survei adalah suatu desain yang digunakan untuk menyediakan informasi
yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel
dalam suatu populasi.
2. Penelitian Korelasional (Hubungan/Sosiasi)
Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel. Penelitian ini dapat
menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan dan menguji berdasarkan teori yang
ada.
Skema Penelitian Deskriptif Korelasional
a. Cross Sectional (Hubungan dan Asosiasi)
Penelitian cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu
pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali
pada satu saat.
3. Penelitian Komparatif
Jenis penelitian ini mempunyai makna yang hampir sama dengan yang
dilakukan dalam epidemiologi, yang dikenal dengan istilah kohort dan kasus
kontrol.
a. Kohort
Jenis penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi non-eksperimental
yang mengkaji antara variabel independen (faktor resiko) dan variabel dependen
(efek/kejadian penyakit).
23
Skema Rancangan Penelitian Kohort
b. Kasus Kontrol (Case Control)
Jenis penelitian ini melakukan pengukuran pada variabel dependen terlebih
dahulu (efek, misalnya assam brokial) sedangkan variabel independen ditelusuri
secara retrospektif untuk menentukan ada tidaknya faktor (variabel independen)
yang berperan, misalnya minum susu buatan.
Skema Rancangan Penelitian Kasus Kontrol
B. Penelitian Eksperimental
Penelitian eksperimental adalah suatu penelitian yang digunakan untuk
mencari sebab-akibat dengan adanya keterlibatan penelitian dalam melakukan
manipulasi terhadap variabel bebas. Eksperimental merupakan penelitian yang
memberikan pengujian hipotesis yang paling tertata dan cermat, sedangkan pada
penelitian kohort atau kasus kontrol hanya sampai pada tingkat dugaan kuat
dengan landasan teori atau telaah logis yang dilakukan peneliti. Akan tetapi, studi
23
ini pada umumnya mahal dan pelaksanaannya rumit, sehingga penggunaanya
terbatas.
Berikut ini adalah ciri dari penelitian eksperimental:
1
Manipulation
Pada penelitian eksperimental, peneliti melakukan beberapa manipulasi
terhadap participant. Pengenalan terhadap beberapa hal manipulasi tersebut
merupakan variabel bebas. Peneliti memanipulasi variabel bebas dengan
melakukan perlakuan ke beberapa subjek dan dengan memisahkannya dari
yang lain. Selanjutnya dilakukan observasi terhadap efek yang terjadi pada
variabel terikat.
Control
Kontrol yang dimaksud disini adalah melakukan kelompok kontrol dalam
percobaan. Kelompok kontrol mengacu pada kelompok subjek penelitian yang
hasilnya dapat dilihat pada variabel terikat yang digunakan untuk mengevaluasi
hasil dari kelompok percobaan pada variabel terikat yang sama.
Randomization
Dikenal juga dengan random assignment yang menempatkan subjek pada
kelompok secara acak. Acak pada dasarnya berarti bahwa setiap subjek
memiliki peluang yang sama untuk dipilih ke dalam sebuah kelompok. Jika
subjek ditempatkan secara acak maka berarti no systematic bisa di dalam
kelompok tersebut.
1. Penelitian Eksperimen Semu (Quasy-Experiment)
Penelitian ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab-akibat
dengan cara melibatkan kelompok kontrol selain kelompok eksperimental. Akan
tetapi, pemilihan kedua kelompok ini tidak menggunakan teknik acak. Rancangan
ini biasanya menggunakan kelompok subjek yang telah terbentuk secara wajar
(teknik rumpun), sehingga sejak awal bisa saja kedua kelompok subjek telah
memiliki karakteristik yang berbeda. Apabila pada pasca-test ternyata kedua
kelompok itu berbeda, mungkin perbedaannya bukan disebabkan oleh perlakuan
tetapi karena sejak awal kelompok awal sudah berbeda.
23
2. Eksperimental Sungguhan (True-Experiment)
Ciri penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan sebab-akibat dengan
cara melibatkan kelompok kontrol selain kelompok eksperimental yang dipilih
dengan menggunakan teknik acak. Pada kelompok perlakuan dilakukan suatu
intervensi tertentu kemudian kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi.
Penelitian ini biasanya dilakukan pada binatang percobaan. Misalnya, peneliti
ingin meneliti pengaruh pemberian obat A terhadap penyembuhan penyakit pada
kelompok perlakuan yang telah diberi bakteri penyakit tertentu. Kemudian
dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diberi bakteri penyakit tertentu,
tetapi tidak diberikan obat jenis A (hanya plasebo).
2
a. Desain Pretest-Posttest Control Group.
Pada desain ini terdapat dua kelompok sampel (perlakuan dan kelompok
kontrol) yang dipilih secara acak. Kedua kelompok tersebut sama-sama dilakukan
pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan. Namun hanya kelompok perlakuan
yang diberikan perlakuan.
b. Desain Posttest-Only Control Group.
Pada desain ini terdapat dua kelompok sampel (perlakuan dan kelompok
kontrol) yang dipilih secara acak. Kedua kelompok tersebut sama-sama dilakukan
pengukuran tetapi hanya sesudah perlakuan. Namun hanya kelompok perlakuan
yang diberikan perlakuan.
1
2.3. Cara Pengambilan Sampel
Cara pengampilan sampel disebut juga teknik sampling. Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling
yang digunakan. Teknik sampling terdiri dari:
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Teknik ini meliputi:
23
a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai
pegawai dari latar belakang pendidikan berstrata, maka populasi pegawai itu
berstrata. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu
mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang
SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu
diambil semuanya sebagai sampel. Karena kedua kelompok ini terlalu kecil bila
dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek
yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara,
propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan
sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang
telah ditetapkan.
2. Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi :
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi
yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu
nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan
23
nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya
kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah
nomor 1,5,10,15,20 dan seterusnya sampai 100.
b. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai
contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dlam urusan Izin
Mendirikan Bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Jika
pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian
dipanang belum selesai karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.
c. Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data.
d. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang
kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang
ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau
penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah
sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang
23
lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu
atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap
terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang
lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya.
Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.
3
2.4. Cara Pengukuran Jumlah Sampel
Jenis Pertanyaan
Penelitian
Skala Pengukuran Variabel
Kategorik Numerik
Deskriptif
Analitik Tidak Berpasangan
(
[
(
Analitik Berpasangan
(
[
(
Analitik Korelatif
{
(
)
[( )( )]
}
Keterangan:
4
Z