Anda di halaman 1dari 24

1

BAB 1
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Masalah
Data yang didapatkan pada penelitian memiliki tujuan dan manfaat tertentu.
Cara ilmiah untuk mendapatkan data dapat dilakukan dengan metode penelitian.
Hal tersebut berarti penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional, empiris dan sistematis. Rasional memiliki arti kegiatan penelitian itu
dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran
manusia. Empiris memiliki arti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh
indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara
yang digunakan. Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan manfaat tertentu. Secara umum
tujuan penelitian ada tiga macam yaitu bersifat penemuan, pembuktian dan
pengembangan. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara
umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.

1.2. Strukturisasi



















Jenis Penelitian
Desain Penelitian
Populasi dan Sampel
Pengambilan Sampel Pengukuran Jumlah Sampel
Metode Penyimpulan Data
Data yang diperoleh


23










1.3. Batasan Topik
1. Manfaat Penelitian
2. Jenis dan Desain Penelitian
3. Cara Pengambilan Sampel
4. Cara Pengukuran Jumlah Sampel
5. Jenis Hipotesis
6. Jenis Data
7. Skala Pengukuran
8. Metode Pengambilan Data
9. Cara Analisis Data
10. Penyajian Data




Analisis Data
Penyajian Data


23

BAB II
PEMBAHASAN


2.1. Manfaat Penelitian
Terdapat dua manfaat penelitian, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat
praktis. Manfaat teoritis terkait dengan pengembangan teori, penemuan teori baru
ataupun konsep baru. Manfaat praktis akan berhubungan dengan manfaat hasil
penelitian terhadap aplikasi di lapangan atau di masyarakat sesuai dengan hasil
penelitian, termasuk manfaatnya untuk memberikan atau pertimbangan dalam
pembuatan kebijakan atau program kesehatan.
1
Selain memiliki manfaat, penelitian juga memiliki tujuan. Tujuan dari
penelitian ada dua bagian, pertama adalah tujuan umum dan yang kedua adalah
tujuan khusus. Tujuan umum biasanya terdiri dari beberapa tujuan khusus. Contoh
tujuan umum adalah: untuk menguji faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian hipertensi. Contoh tujuan khusus adalah: (1) untuk mengidentifikasi
faktor aktivitas fisik terhadap kejadian hipertensi, (2) untuk mengidentifikasi
faktor makanan terhadap kejadian hipertensi, dan (3) untuk mengidentifikasi
faktor stres terhadap kejadian hipertensi.
1



2.2. Jenis dan Desain Penelitian
Secara umum, penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian non
eksperimental dan penelitian eksperimental.
2
A. Penelitian Non-Eksperimental
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif ini hanya mempelajari tentang frekuensi dan
penyebaran suatu masalah kesehatan/penyakit, tanpa perlu mencari jawaban
terhadap faktor penyebab yang mempengaruhi frekuensi, penyebaran dan
munculnya masslah kesehatan tersebut. (who, when dan where). Terdapat
beberapa jenis desain penelitian deskriptif, yaitu:
2
a. Desain Penelitian Studi Kasus
Studi kasus merupakan desain penelitian yang mencakup pengkajian satu
unit penelitian secara intensif. Contoh satu klien, kelompok, komunitas dan


23

institusi. Meskipun jumlah subjek cenderung sedikit namun jumlah variabel yang
diteliti sangat luas.
b. Desain Penelitian Survei
Survei adalah suatu desain yang digunakan untuk menyediakan informasi
yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel
dalam suatu populasi.

2. Penelitian Korelasional (Hubungan/Sosiasi)
Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel. Penelitian ini dapat
menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan dan menguji berdasarkan teori yang
ada.


Skema Penelitian Deskriptif Korelasional

a. Cross Sectional (Hubungan dan Asosiasi)
Penelitian cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu
pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali
pada satu saat.

3. Penelitian Komparatif
Jenis penelitian ini mempunyai makna yang hampir sama dengan yang
dilakukan dalam epidemiologi, yang dikenal dengan istilah kohort dan kasus
kontrol.
a. Kohort
Jenis penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi non-eksperimental
yang mengkaji antara variabel independen (faktor resiko) dan variabel dependen
(efek/kejadian penyakit).


23


Skema Rancangan Penelitian Kohort

b. Kasus Kontrol (Case Control)
Jenis penelitian ini melakukan pengukuran pada variabel dependen terlebih
dahulu (efek, misalnya assam brokial) sedangkan variabel independen ditelusuri
secara retrospektif untuk menentukan ada tidaknya faktor (variabel independen)
yang berperan, misalnya minum susu buatan.

Skema Rancangan Penelitian Kasus Kontrol

B. Penelitian Eksperimental
Penelitian eksperimental adalah suatu penelitian yang digunakan untuk
mencari sebab-akibat dengan adanya keterlibatan penelitian dalam melakukan
manipulasi terhadap variabel bebas. Eksperimental merupakan penelitian yang
memberikan pengujian hipotesis yang paling tertata dan cermat, sedangkan pada
penelitian kohort atau kasus kontrol hanya sampai pada tingkat dugaan kuat
dengan landasan teori atau telaah logis yang dilakukan peneliti. Akan tetapi, studi


23

ini pada umumnya mahal dan pelaksanaannya rumit, sehingga penggunaanya
terbatas.
Berikut ini adalah ciri dari penelitian eksperimental:
1
Manipulation
Pada penelitian eksperimental, peneliti melakukan beberapa manipulasi
terhadap participant. Pengenalan terhadap beberapa hal manipulasi tersebut
merupakan variabel bebas. Peneliti memanipulasi variabel bebas dengan
melakukan perlakuan ke beberapa subjek dan dengan memisahkannya dari
yang lain. Selanjutnya dilakukan observasi terhadap efek yang terjadi pada
variabel terikat.
Control
Kontrol yang dimaksud disini adalah melakukan kelompok kontrol dalam
percobaan. Kelompok kontrol mengacu pada kelompok subjek penelitian yang
hasilnya dapat dilihat pada variabel terikat yang digunakan untuk mengevaluasi
hasil dari kelompok percobaan pada variabel terikat yang sama.
Randomization
Dikenal juga dengan random assignment yang menempatkan subjek pada
kelompok secara acak. Acak pada dasarnya berarti bahwa setiap subjek
memiliki peluang yang sama untuk dipilih ke dalam sebuah kelompok. Jika
subjek ditempatkan secara acak maka berarti no systematic bisa di dalam
kelompok tersebut.

1. Penelitian Eksperimen Semu (Quasy-Experiment)
Penelitian ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab-akibat
dengan cara melibatkan kelompok kontrol selain kelompok eksperimental. Akan
tetapi, pemilihan kedua kelompok ini tidak menggunakan teknik acak. Rancangan
ini biasanya menggunakan kelompok subjek yang telah terbentuk secara wajar
(teknik rumpun), sehingga sejak awal bisa saja kedua kelompok subjek telah
memiliki karakteristik yang berbeda. Apabila pada pasca-test ternyata kedua
kelompok itu berbeda, mungkin perbedaannya bukan disebabkan oleh perlakuan
tetapi karena sejak awal kelompok awal sudah berbeda.




23

2. Eksperimental Sungguhan (True-Experiment)
Ciri penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan sebab-akibat dengan
cara melibatkan kelompok kontrol selain kelompok eksperimental yang dipilih
dengan menggunakan teknik acak. Pada kelompok perlakuan dilakukan suatu
intervensi tertentu kemudian kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi.
Penelitian ini biasanya dilakukan pada binatang percobaan. Misalnya, peneliti
ingin meneliti pengaruh pemberian obat A terhadap penyembuhan penyakit pada
kelompok perlakuan yang telah diberi bakteri penyakit tertentu. Kemudian
dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diberi bakteri penyakit tertentu,
tetapi tidak diberikan obat jenis A (hanya plasebo).
2

a. Desain Pretest-Posttest Control Group.
Pada desain ini terdapat dua kelompok sampel (perlakuan dan kelompok
kontrol) yang dipilih secara acak. Kedua kelompok tersebut sama-sama dilakukan
pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan. Namun hanya kelompok perlakuan
yang diberikan perlakuan.
b. Desain Posttest-Only Control Group.
Pada desain ini terdapat dua kelompok sampel (perlakuan dan kelompok
kontrol) yang dipilih secara acak. Kedua kelompok tersebut sama-sama dilakukan
pengukuran tetapi hanya sesudah perlakuan. Namun hanya kelompok perlakuan
yang diberikan perlakuan.
1


2.3. Cara Pengambilan Sampel
Cara pengampilan sampel disebut juga teknik sampling. Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling
yang digunakan. Teknik sampling terdiri dari:
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Teknik ini meliputi:





23

a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai
pegawai dari latar belakang pendidikan berstrata, maka populasi pegawai itu
berstrata. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu
mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang
SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu
diambil semuanya sebagai sampel. Karena kedua kelompok ini terlalu kecil bila
dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek
yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara,
propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan
sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang
telah ditetapkan.

2. Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi :
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi
yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu
nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan


23

nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya
kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah
nomor 1,5,10,15,20 dan seterusnya sampai 100.
b. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai
contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dlam urusan Izin
Mendirikan Bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Jika
pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian
dipanang belum selesai karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.
c. Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data.
d. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang
kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang
ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau
penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah
sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang


23

lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu
atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap
terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang
lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya.
Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.
3



2.4. Cara Pengukuran Jumlah Sampel

Jenis Pertanyaan
Penelitian
Skala Pengukuran Variabel
Kategorik Numerik
Deskriptif


Analitik Tidak Berpasangan
(


[
(


Analitik Berpasangan
(

[
(


Analitik Korelatif
{
(

)
[( )( )]
}



Keterangan:
4
Z

= deviat baku alfa


P = proporsi kategori variabel yang diteliti
Q = 1 P
d = presisi
S = simpang baku variabel yang diteliti
Z

= deviat baku beta


= besarnya diskordan (ketidaksesuaian)
X
1
X
2
= selisih minimal rerata yang dianggap bermakna
r = korelasi minimal yang dianggap bermakna


2.5. Jenis Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau masalah penelitian
atau penjelasan sementara untuk menerangkan fenomena yang diamati atau suatu


23

pertanyaan tentang hubungan yang diharapkan terjadi antara dua variabel atau
lebih yang memungkinkan untuk dibuktikan secara empirik atau perlu diuji
kebenaran atas jawaban pertanyaan tersebut.
5
Ciri pokok suatu hipotesis adalah:
5

Merupakan kalimat pernyataan.
Harus dibangun dari ilmu pengetahuan yang relevan.
Menyatakan hubungan dua variabel atau lebih.
Merupakan jawaban sementara atas permasalahan atau pertanyaan yang
diajukan.
Memungkinkan pembuktian secara empirik atau memungkinkan untuk diuji
sehingga hipotesis harus mengandung variabel-variabel yang dapat diukur
atau dapat dibandingkan.

Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian, yaitu :
1. Hipotesis kerja/Hipotesis alternatif (Ha)
Hipotesis alternatif menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y.
atau adanya perbedaan antara kedua kelompok. Rumusan hipotesis alternatif:
a. Jika . maka ..
Contoh: Jika orang banyak makan, maka berat badannya akan naik.
b. Ada perbedaan antara . dan .
Contoh: Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk desa dalam
cara berpakaian.
c. Ada pengaruh ..terhadap..
Contoh: Ada pengaruh makanan terhadap berat badan.

2. Hipotesis nol (Ho)/ null hypotheses)
Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai
dalam penelitian yang bersifat statistic, yaitu diuji dengan perhitungan statistik.
Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak
adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Pemberian nama hipotesis nol
atau hipotesis nihil dapat dimengerti dengan mudah karena tidak ada peredaan
antara dua variabel. Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel
kedua adalah nol atau nihil. Rumusan hipotesis nol :


23

a. Tidak ada perbedaan ...dengan ..
Contoh: Tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat I dan mahasiswa
tingkat II dalam disiplin kuliah.
b. Tidak ada pengaruh . terhadap
Contoh: Tidak ada pengaruh jarak dari rumah ke kampus terhadap
kerajinan mengikuti perkuliahan.

Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho, agar
peneliti tidak mempunyai prasangka. Jadi peneliti diharapkan jujur, tidak
terpengaruh penyataan Ha. Kemudian dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan
akhir pengetesan hipotesis.
6


2.6. Jenis Data
2.6.1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk
angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan
data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang
telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif
adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.
7
a. Data Ordinal
Data ordinal adalah data statistik yang diurutkan dari yang paling rendah
sampai jenjang paling tinggi atau sebaliknya. Ciri-ciri data ordinal adalah:
Dalam bentuk kategori.
Posisi data tidak setara/bertingkat.
Tidak dapat dilakukan operasi matematika.
Contoh data ordinal adalah : Data statistik tentang kepuasan menggunakan
suatu produk (1 = sangat puas, 2 = puas, 3 = cukup puas, 4 = tidak puas, dan 5 =
sangat tidak puas).
8

b. Data Nominal
Data nominal dapat disebut juga data diskrit atau data kategorik, yaitu data
statistik yang cara penyusunannya diklasifikasikan dalam beberapa kategori saling
lepas dan tuntas, masing-masing kategori ini mempunyai kedudukan yang setara.


23

Data nominal termasuk data yang memiliki tingkat yang paling rendah
dibandingkan dengan jenis data statistik lain.
Contoh data nominal adalah: Data dari variabel jenis agama (Islam = 1,
Kristen = 2, Katholik = 3, Hindu = 4, Budha = 5, dan Khong Hu Cu = 6).
8

2.6.2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai
dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan
teknik perhitungan matematika atau statistika.
7
a. Data Rasio
Data rasio merupakan jenis data statistik yang menempati posisi tertinggi
dibandingkan dengan jenis data yang lain. Ciri-ciri data rasio adalah:
Data diperoleh dari pengukuran
Dapat diketahui selisihnya
Menggunakan titik 0 (nol) mutlak atau absolute
Data dapat dibandingkan.
Contoh data rasio: data statistik tentang penghasilan (A =
Rp5.000.000,00/bulan, B = Rp3.000.000,00/bulan, dan C =
Rp2.000.000,00/bulan)
8
b. Data Interval
Data interval adalah jenis data statistik yang mempunyai jarak yang sama di
antara hal-hal yang sedang dibahas. Ciri-ciri data interval adalah:
Satuan ukurannya mempunyai skala yang sama
Antar kategori dapat diketahui selisihnya
Menggunakan titik 0 (nol) tidak mutlak (arbitrari)
Data tidak dapat dibandingkan.
Contoh data interval: data tentang suhu udara (Kota A = 16C, Kota B =
21C, Kota C = -10C, dan Kota D = 0C)
8



2.7. Skala Pengukuran
Skala pengukuran data terdiri dari :
1. Kategorikal


23

a. Skala nominal
Hasil ukur hanya berupa kategori
Menegaskan perbedaan yang setara
Tidak terlihat peningkatan perbedaan
Contoh : jenis kelamin (laki-laki, perempuan), pekerjaan (pegawai, petani,
pedagang, dll), golongan darah (golongan darah A,B,O,AB)
b. Skala ordinal
Skala variabel yang menunjukkan tingkatan-tingkatan
Variabel beranggotakan menurut rangking, urutan, pangkat dan jabatan
Contoh : baik-sedang-buruk, SD-SMP-SMA
2. Numerik
a. Skala interval
Jarak atau interval dapat dibandigkan
Jarak atau perbedaan antara lain pengamatan yang satu dengan nilai
pengamatan lainnya dapat diketahui secara pasti
Tidak memiliki angka nol mutlak (angka nol tetap ada nilainya)
Contoh : temperatur/suhu badan (
0
C dan
0
F)
b. Skala rasio
Skala yang di samping batas intervalnya jelas, juga variasi nilainya
mempunyai batas yang tegas dan mulak
Mempunyai nilai nol absolut (angka nol ada nilainya)
Contoh : tinggi badan (cm), berat badan (kg), denyut nadi.
8



2.8. Metode Pengambilan Data
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan
metode tertentu sesuai dengan tujuannya. Ada berbagai metode yang telah kita
kenal, antara lain :
1. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan (observasi) merupakan metode pengumpulan data dimana
peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian.
Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengar,


23

merasakan yang kemudian dicatat seobjektif mungkin. Peranan pengamat dapat
dibedakan berdasarkan hubungan partisipatifnya dengan kelompok yang
diamatinya, yaitu :
a. Partisipan Penuh
Menyamakan diri dengan orang yang diteliti. Dengan demikian pengamat
dapat merasakan dan menghayati apa yang diamati oleh responden. Tidak jarang
seorang pengawat tinggal bersama dengan kelompok masyarakat yang diamatinya
dalam waktu yang cukup lama sehingga ia dianggap sebagai bagian dari
masyarakat yang bersangkutan.
b. Partisipan Sebagai Pengamat
Masing-masing pihak, baik pengamat maupun yang diamati, menyadari
peranannya. Peneliti sebagai pengamat membatasi diri dalam berpartisipasi
sebagai pengamat dan responden menyadari bahwa dirinya adalah objek
pengamatan. Oleh karena itu, pengamat membatasi aktivitasnya dalam kelompok
responden.
c. Pengamat Sebagai Partisipan
Peniliti hanya berpartisipasi sepanjang yang dibutuhkan dalam penelitian.
d. Pengamat Sempurna (Complete observer)
Peneliti hanya menjadi pengamat tanpa partisipasi dengan yang diamati. Ia
mempunyai jarak dengan responden yang diamatinya.

Proses pengamatan terdiri dari :
Persiapan termasuk latihan (training)
Memasuki lingkungan penelitian
Memulai interaksi
Pengamatan dan pencatatan
Menyelesaikan tugas lapangan

2. Survei
Survei adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan instrument
untuk meminta tanggapan dari responden tentang sampel. Ciri-cirinya adalah:
a. Dipakai pada sampel yang mewakili populasi, khususnya probabilistic
sampling.


23

b. Tanggapan (respons) didapatkan secara langsung dari responden.
c. Karena biasanya survei dipakai pada sampel yang mewakili populasi,
maka metode itu lebih disukai jika ingin ditarik kesimpulan dari sampel.
Penggunaan survei melibatkan banyak responden dan mencakup area
yang lebih luas dibandingkan dengan metode lainnya.
d. Survei dilaksanakan dalam situasi yang alamiah. Biasanya responden
dikunjungi di kantor atau di rumah untuk dimintai informasi. Responden
tidak perlu direpotkan dengan keharusan untuk menghadiri acara tertentu.

Pada dasarnya survei terdiri atas wawancara dan kuesioner. Wawancara
biasanya dilakukan dalam hubungan langsung atau bentuk tatap muka antara
pewawancara dan responden, mengajukan pertanyaan, meminta tanggapan dan
melaporkan tanggapan itu secara tertulis. Bentuk yang paling umum dari
kuesioner adalah kuesioner tertulis yang dikirim langsung kepada responden. Di
dalamnya terdapat pedoman untuk membimbing responden memberikan
tanggapannya.
Keuntungan dari kuesioner terutama pada kebakuan dan biayanya yang
rendah, sedangkan keuntungan wawancara terletak pada fleksibilitasnya dan
tingkat ketergantungan pada responden. Untuk menentukan tipe survei yang
dipergunakan wawancara atau kuesioner, faktor ekonomi mungkin merupakan
faktor yang menentukan. Tetapi, jika faktor ekonomi tidak dipertimbangkan,
pemilih pada umumnya tergantung pada :
a. Sifat respons
Jika diharapkan respons yang tinggi, misalnya 80%, wawancara lebih baik
dari pada kuesioner. Jika kita ingin mengetahui aspirasi seseorang, maka di
samping pertanyaannya secara verbal, dapat juga diketahui dari ekspresinya ketika
berbicara. Dengan demikian wawancara lebih baik daripada kuesioner. Di pihak
lain, jika tingkat respons lebih rendah daripada 65%, maka kuesioner lebih baik.
b. Kepekaan pertanyaan
Jika informasi yang diinginkan sangat berhubungan dengan fakta yang
diketahui oleh publik, seperti seks dan kegiatan yang dianggap normal dalam
masyarakat tertentu, maka lebih baik kuesioner karena responden tidak akan
merasa ditekan.


23


3. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung atara peneliti dan
responden, komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan
tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang
melengkapi kata-kata secara verbal. Oleh karena itu, wawancara tidak hanya
menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat menangkap perasaan,
pengalaman, emosi, motif yang dimiliki oleh responden yang bersangkutan.
Disinilah terletak keunggulan metode wawancara.
Keunggulan wawancara sebagai alat penelitian adalah sebagai berikut :
a. Wawancara dapat dilaksanakan kepada setiap individu tanpa dibatasi oleh
faktor usia individu maupun kemampuan membaca.
b. Data dapat diperoleh dapat langsung diketahui objektivitasnya karena
dilaksanakan secara tatap muka.
c. Wawancara dapat dilaksanakan langsung kepada responden yang diduga
sampai sumber data (dibandingkan kuesioner yang mempunyai
kemungkinan diisi oleh orang lain)
d. Wawancara dapat dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki hasil
yang diperoleh baik melalui observasi terhadap objek manusia maupun
bukan manusia, juga hasil yang diperoleh melalui kuesioner.
e. Pelaksanaan wawancara dapat lebih fleksibel dan dinamis karena
dilaksanakan dengan hubungan langsung, sehingga memungkinkan
diberikannya penjelasan kepada responden bila suatu pertanyaan kurang
dapat dimengerti.
Kelemahan wawancara, yaitu :
a. Oleh karena wawancara biasanya dilakukan secara perseorangan, maka
pelaksanaannya menuntut banyak waktu, tenaga dan biaya, terutama bila
ukuran sampel cukup besar.
b. Faktor bahasa, baik dari pewawancara maupun responden sangat
mempengaruhi hasil atau data yang diperoleh.
c. Wawancara menuntut kerelaan dan kesediaan responden untuk menerima
secara baik dan bekerja sama dengan pewawancara.


23

d. Wawancara menuntut penyesuaian diri secara emosional atau mental-
psikis antara pewawancara dan responden.
e. Hasil wawancara banyak tergantung pada kemampuan pewawancara
dalam menggali, mencatat dan menafsirkan setiap jawaban.

Terdapat beberapa macam wawancara, yaitu :
a. Wawancara terstruktur (Structured interview)
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh. Oleh karean itu dalam melakukan wawancara, pengumpul
data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini
setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya.
Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan
beberapa pewawancara sebagai pengumpul data. Supaya setiap pewawancara
memepunyai keterampilan yang sama, maka diperlukan training kepada calon
pewawancara.
b. Wawancara semiterstruktur (Semistructured interview)
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview,
dimana dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara
terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta
pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu
mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
c. Wawancara tidak berstruktur (Unstructured interview)
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan
hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.







23

4. Kuesioner
Sebagian besar penelitian umunya menggunakan kuesioner sebagai
metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner memang mempunyai
banyak kebaikan sebagai instrument pengumpul data.
Keunggulan kuesioner :
a. Kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari sejumlah
besar responden yang menjadi sampel
b. Dalam menjawab pertanyaan melalui kuesioner, responden dapat lebih
leluasa karena tidak dipengaruhi oleh sikap mental hubungan antara
peneliti dan responden
c. Setiap jawaban dapat dipikirkan masak-masak terlebih dahulu, karena
tidak terikat oleh cepatnya waktu yang diberikan kepada responden untuk
menjawab pertanyaan sebagaimana dalam wawancara
d. Data yang dikumpulkan dapat lebih mudah dianalisis karena pertanyaan
yang diajukan kepada setiap responden sama
Kelemahan kuesioner :
a. Pemakaian kuesioner terbatas pada pengumpulan pendapat atau fakta
yang diketahui responden, yang tidak dapaat diperoleh dengan jalan lain
b. Kuesioner sukat untuk kembali
c. Ada kemungkinan kuesioner diisi oleh orang lain.
9



2.9. Analisa Data
Analisis data dalam penelitian dapat menggunakan statistik. Terdapat dua
macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu
statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik
parametris dan statistik nonparametris.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Penelitian yang digunakan pada populasi (tanpa diambil
sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Tetapi


23

bila penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan
statistik deskriptif maupun inferensial. Statistik deskriptif dapat digunakan bila
peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat
kesimpulan yang berlaku untuk populasi di mana sampel diambil. Tetapi bila
peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik
analisis yang digunakan adalah statistik inferensial.
2. Statistik Inferensial
Statistik inferensial sering juga disebut statistik induktif atau statistik
probabilitas merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data
sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok
digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan
sampel dari populasi itu dilakukan secara random.
Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan diberlakukan
untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang
(probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk
populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang
dinyatakan dalam bentuk persentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf
kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1%, maka taraf kepercayaan 99%.
Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi.
Pengujian taraf signifikansi dari hasil analisis yang digunakan.
a. Statistik Parametris dan Nonparametris
Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui
statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Dalam statistik,
pengujian parameter melalui statistik (data sampel) tersebut dinamakan uji
hipotesis statistik. Oleh karena itu, penelitian yang berhipotesis statistik adalah
penelitian yang menggunakan sampel. Dalam statistik hipotesis yang diuji adalah
hipotesis nol, karena tidak dikehendaki adanya perbedaan antara pameter populasi
dan statistik (data yang diperoleh dari sampel).
Penggunaan statistik parametris dan nonparametris tergantung pada asumsi
dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametris memerlukan terpenuhi
banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis hatus
berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan


23

data dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogen, dalam regresi harus
terpenuhi asumsi linieritas. Statistik nonparametris tidak meuntut terpenuhi
banyak sumsi, Smisalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi
normal. Oleh karena itu, statistik nonparametris sring disebut distribution free
(bebas distribusi). Statistik parametris mempunyai kekuatan yang lebih daripada
statistik nonparametris, bila asumsi yang melandasi dapat terpenuhi.
Penggunaan kedua statistik tersebut juga tergantung pada jenis data yang
dianalisis. Statistik parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data
interval dan rasio, sedangkan statistik nonparametris kebanyakan digunakan untuk
menganalisis data nominal dan ordinal.
3



2.10. Penyajian Data
Cara penyajian data penelitian dilakukan melalui berbagai bentuk. Pada
umumnya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu penyajian data dalam bentuk teks
(tekstular), penyajian dalam bentuk tabel dan penyajian dalam bentuk grafik.
Penyajian secara tekstular biasanya digunakan untuk penelitian atau data
kualitatif, penyajian dengan tabel digunakan untuk data yang sudah
diklasifikasikan dan ditabulasi. Bila data yang akan diperlihatkan atau
dibandingkan secara kuantitatif, maka disajikan dalam bentuk grafik.
10
1. Bentuk Tekstular
Penyajian secara tekstular adalah penyajian data hasil penelitian dalam
bentuk kalimat. Misalnya: penyebaran penyakit malaria di daerah pedesaan pantai
lebih tinggi bila dibandingkan dengan penduduk pedesaan pedalaman.
2. Bentuk Tabel
Penyajian data dalam bentuk tabel adalah suatu penyajian yang sistematik
dari data numerik, yang tersusun dalam kolom atau jajaran. Berdasarkan
penggunaannya, tabel dalam statistik dibedakan menjadi dua, yaitu tabel umum
dan tabel khusus. Tabel umum adalah suatu tabel yang berisi seluruh data atau
variabel penelitian. Cirinya adalah berisi keterangan aneka ragam tentang subjek
yang sama atau berisi semua variabel yang diteliti, berisi keterangan yang mudah
dipakai untuk rujukan, dan nilai yang dimasukkan adalah nilai asli dan belum
dibulatkan. Tabel khusus merupakan penjabaran atau bagian dari tabel umum. Ciri


23

utamanya adalah angka-angka dapat dibulatkan dan hanya berisi beberapa
variabel saja.
3. Bentuk Grafik
Penyajian data dalam bentuk grafik adalah suatu penyajian data dalam
bentuk visual melalui bentuk grafik, gambar, atau diagram. Ketentuan umum
untuk membuat grafik, diagram, atau gambar data antara lain:
Judul grafik, diagram, gambar atau skema harus jelas dan tepat. Judul
terletak di atas tengah gambar atau grafik, dan menggambarkan ciri data,
tempat dan tahun data tersebut diperoleh.
Garis horizontal maupun garis vertikal sebagai koordinat harus di atas agar
garis kurva tampak jelas.
Skala pada grafik atau gambar harus ada catatan tentang satuan yang
dipakai, misalnya tahun, hari, dan sebagainya.
Apabila data dari grafik atau gambar tersebut diambil dari sumber lain,
maka sumber tersebut harus ditulis di bawah kiri grafik atau gambar
tersebut.
10



23

BAB III
KESIMPULAN


Terdapat dua jenis penelitian, yaitu penelitian non-eksperimental dan
penelitian eksperimental. Penelitian non-eksperimental terdiri dari
penelitian deskriptif dengan desain cross sectional, desain kohort dan
desain case control. Sedangkan penelitian eksperimental terdiri dari
penelitian eksperimen semu (quasy-experiment) dan rancangan penelitian
eksperimen sungguhan (true-experiment) dengan desain pretest-posttest
control group dan desain posttest-only control group.
Teknik pengambilan sampel terdiri dari probability sampling dan non-
probability sampling. Probability sampling terdiri dari simple random
sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate
stratified random sampling dan area (cluster) sampling. Sedangkan non-
probability sampling terdiri dari sampling sisitematis, sampling kuota,
sampling insidental, purposive sampling, sampling jenuh dan snowball
sampling.
Metode pengambilan data terbagi menjadi beberapa cara, meliputi
pengamatan (observasi), survei, wawancara dan kuesioner.
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau masalah
penelitian atau penjelasan sementara untuk menerangkan fenomena yang
diamati atau suatu pertanyaan tentang hubungan yang diharapkan terjadi
antara dua variabel atau lebih yang memungkinkan untuk dibuktikan
secara empirik atau perlu diuji kebenaran atas jawaban pertanyaan
tersebut. Hipotesis dibagi menjadi dua jenis, yaitu hipotesis alternatif (Ha)
dan hipotesis nol (Ho). Hipotesis alternatif (Ha) menyatakan adanya
hubungan antara variabel X dan Y atau adanya perbedaan antara dua
kelompok. Hipotesis nol (Ho) menyatakan tidak adanya perbedaan antara
dua variabel atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.






23

DAFTAR PUSTAKA


1. Swarjana, IK. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta. ANDI. 2012
2. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi 2.
Jakarta. Salemba Medika. 2008
3. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta.
Alfabeta. 2007
4. Dahlan S. Besar Sampel dengan Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 3. Jakarta. Salemba Medika. 2010
5. Budiharto. Metodologi Penelitian Kesehatan dengan Contoh Bidang Ilmu
Kesehatan Gigi. Jakarta. EGC. 2008
6. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.
Rineka Cipta. 2010
7. Budiharto, E. Pengantar Epidemiologi. Jakarta. EGC. 2003
8. Hartono. SPSS 16.0 Analisis Data Statistik dan Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2010
9. Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta. Grasindo. 2000
10. Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta. Rineka Cipta.
2007

Anda mungkin juga menyukai