Anda di halaman 1dari 23

KESEHATAN JIWA MASYARAKAT

KELOMPOK B.12 :
1. Mira Firmalasari 110.2005.15
2. Ra!" A#isa Fimalasari 110.2005.20$
%. R&is'a ()i M&lissa 110.2005.210
*. Rimai+a Ma'ara#, 110.2005.22%
5. Riri# A!ria 110.2005.225
-. Ri,. Firsa# 110.2005.22
. R.i/'a# M.Fir+a"s 110.2005.220
0. Sa'ara Ma'ara#, 110.2005.2%-
$. Si!i Ma"li+,a Sari 110.2005.250
10.Tar)i,a# P"s1i!a Ni#2r"m 110.2005.2-
11. Wi+ia Tris"sa#!, 110.2005.2$0
12. A#+i Ar#isari 110.2002.02%
1%. Ha,," K"s"ma#i#2 T,as 110.2002.11*
1*.I3a S.S 110.2002.120
SEMESTER 4II
TAH5N AJARAN 20006200$
FAK5LTAS KE(OKTERAN 5NI4.YARSI JAKARTA
1.2. K&s&'a!a# Ji)a Mas,ara3a!
1.2.1 Menjelaskan pengertian kesehatan jiwa masyarakat
1
1.2.2. Menjelaskan masalah-masalah kesehatan jiwa masyarakat di Indonesia saat ini
1.2.3. Menjelaskan ringkas tujuan kesehatan jiwa masyarakat
1.2.4. Menjelaskan pengaruh secara umum adat istiadat, kebudayaan dan agama
setempat terhadap kesehatan jiwa masyarakat
1.2.. Menyimpulkan kesehatan jiwa masyarakat setempat melalui data yang ada di
!uskesmas"#$%
1.2.&. Menjelaskan usaha pelayanan kesehatan jiwa '(ri %paya )ina *iwa+
1.2.,. Menjelaskan jalur administrati- pelayanan kesehatan jiwa sampai setingkat
puskesmas
1.2... Membedakan jenis-jenis konsultasi psikiatrik dalam rangka pelayanan kesehatan
jiwa masyarakat
1.2./. Menjelaskan cara melakukan rujukan
1.3.10.Menjelaskan cara pengobatan penderita psikiatrik di !uskesmas" #$% sebelum
dan sesudah rujukan 1pengobatan lanjutan2
1.3.11.Menjelaskan masalah stigma terhadap gangguan jiwa yang ada di masyarakat
1.3.12.Mendemonstrasikan penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat sebagai upaya
pengeradikasian stigma terhadap ganguan jiwa
K&s&'a!a# Ji)a Mas,ara3a!
7 8.mm"#i!, M&#!al H&al!'9
3esehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi
tantangan hidup, dapat menerima orang sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positi-
terhadap diri sendiri dan orang lain.
3onsep kesehatan jiwa masyarakat merupakan suatu orientasi kesehatan jiwa yang meliputi
semua kegiatan kesehatan jiwa, yang dilaksanakan dimasyarakat dengan menitikberatkan pada upaya
promoti- dan pre4enti- tanpa melupakan upaya kurati- dan rehabilitati4e
5isebut juga psikiatri sosial 1public psychiatry2 mencerminkan bahwa pelayanan berdasarkan
masyarakat 1community based ser4ice2 hanya merupakan bagian dari system yang juga termasuk
perawatan di rumah sakit sebagai aspek penting dalam pengadaan perawatan total untuk pasien dalam
sector masyarakat.
!sikiatri masyrakat juga telah dikenal sebagai re4olusi psikiatri ketiga.
2
#6789%$I !$I3I:(#I3
I. (ahun pencerahan 1setelah abad pertengahan2 diputuskan bahwa penyakit mental bukan
akibat ilmu sihir
II. !erkembangan psikonalisis oleh sigmund -reud
III. Psi3ia!ri mas,ara3a!
5einstitusionalisasi telah merubah psikiatri masyarakat dari perawatan rumah sakit yang lama
menjadi cara pengobatan rawat jalan. !sikiatri masyarakat pada abad ini mempunyai tantangan untuk
memberikan perawatan yang berkesinambungan dan pelayanan yang terpadu dan menyeluruh di
dalam ;aman di mana -ragmentasi dan keterbatasan -inancial telah meninggalkan pasien yang paling
sakit di dalam keadaan terlantar- tunawisma, pemenjarann, atau bolak-balik melalui pintu pelayanan
yang jelas tidak adekuat dan mengecewakan.
5ibekali dengan pengetahuan tentang takdir dan kebutuhan pasian tersebut, psikiatri
masyarakat dapat menjawab masalah yang ditimbulkan oleh deinstitusionalisasi.
La!ar B&la3a#2
$eorang !sikiater diharapkan mampu mengobati pasien dalam jumlah besar, tidak
mungkin hanya menggunakan cara-cara psikiatri klinis 1hubungan dokter pasien2
$eiring dengan perkembangan ilmu kesehatan masyarakat perlu dikembangkan
pelayanan kesehatan jiwa yang menyeluruh 1total health care2 yang bukan hanya
aspek terapi tetapi juga meliputi pre4enti-, promosi, dan rehabilitasi
Mula-mula muncul istilah '<ommunity !sychiatry+ 1psikiatri komunitas2 yang
digambarkan sebagai ilmu yang dibutuhkan psikiater untuk turut serta dalam program
kemasyarakatan yang terorganisir dan yang bertujuan mengusahakan pre4ensi dan
terapi gangguan jiwa, rehabilitasi pasien psikiatrik, serta pembinaan kesehatan jiwa
dalam satu populasi
3esehatan jiwa masyarakat sudah mendesak di Indonesia, karena dari $3M#( tahun
1//, setidaknya satu orang dalam satu rumah tangga mengalami gangguan jiwa dan
perlu mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa.
E1i+&mi.l.2i Psi3ia!ri I#+.#&sia
1. orang dari 1000 penduduk menunjukkan gangguan jiwa, artinya dalam setiap
rumah tangga di Indonesia setidaknya terdapat satu orang yang mengalami gejala
gangguan jiwa.
*umlah penderita penyakit jiwa berat yaitu & juta orang atau sekitar 2, = dari total
penduduk Indonesia. 5ari jumlah tersebut hanya .,3= penderita yang bersedia
berobat dan sebagian lain tidak mempunyai biaya.
:ngka kasus gangguan jiwa berat di Indonesia 1-3 = dari jumlah penduduk.
>angguan jiwa ringan berupa kecemasan sebanyak -10 =
3asus depresi 10-20=
1.,= anggota keluarga dalam rumah tangga mengalami gangguan jiwa
3
0 ribu orang mengalami percobaan bunuh diri 1tentament suicide2
S&:ara'
!ada tahun 1/&3, dibawah pimpinan !residen *ohn ?. 3ennedy, kongres
mengeluarkan '<ommunity Mental @ealth <enter :ct+ yang menyediakan dana untuk
pembangunan pusat kesehatan mental masyarakat dengan daerah cakupan yang tertentu.
Masing-masing !usat 3esehatan Mental Masyarakat harus memberikan !elayanan
!sikiatri 5asar, yaitu A
1. !erawatan rawat inap
2. !elayanan gawat darurat 124 jam2
3. 3onsultasi masyarakat
4. 5ay care 1!erawatan siang hari2 termasuk program hospitalisasi parsial
halfwayHouses, jasa pasca rawat dan berbagai pelayanan rawat jalan.
. !enelitian pendidikan.
5i tahun 1/,,kongres membutuhkan tambahan pelayanan untuk anak-anak dan lanjut
usia,skrining sebelum perawatan di rumah sakit,pelayanan -ollow-up untuk yang pernah
dirawat di rumah sakit,penginapan peralihan,dan pelayanan alkoholisme serta
penyalahgunaan obat.
!ada awal tahun 1/.0-an gerakan pusat kesehatan mental masyarakat telah sangat
mempengaruhi pelayanan kesehatan mental,praktek psikiatri,dan pro-esi kesehatan mental
lainnya.!ada waktu itu,kira-kira .00 pusat telah beroperasi,dengan lebih dari setengahnya
berada didaerah kota.$ekarang ini,karena keterbatasan -inansial yang berat,pusat kesehatan
mental masyarakat sangat dibatasi dan dianggap oleh banyak orang sebagai program yang
tidak e-ekti-.
5idalam tahun 1/.1 suatu program penahanan dana bantuan dibuat untuk
mengalihkan dana -ederal ke negara bagian bagi penyalahgunaan obat,penyalahgunaan
alcohol,dan program kesehatan mental lainnya.)eberapa Begara bagian membentuk sistem
bantuan masyarakat untuk membantu melengkapi kebutuhan pelayanan mental kesehatanC
program tersebut sekarang ini telah tersedia luas.3endatipun usaha tersebut,rumah sakit
mental Begara bagian masih menggunakan sebagian besar dana kesehatan mental yang
diperuntukkan bagi Begara bagian.3eterbatasan -inancial telah mengganggu program
penahanan dana bantuan dan program Begara bagian.

Kara3!&ris!i3 :
1. 3omitmen
2. !elayanan
3. !erawatan jangka panjang
4. !enatalaksanaan kasus
. !eran serta masyarakat
&. 3onsultasi
4
,. !enilaian dan penelitian
1. K.mi!m&#
3omitmen terhadap suatu populasi berarti suatu tanggung jawab untuk perencanaan.
3omitmen menyatakan A
a. )ahwa rencana harus mengenali semua kebutuhan kesehatan
mental dari populasi, mendata semua sarana yang tersedia dan menyusun sistem
perawatan
b. Darga masyarakat dan tokoh politik harus dilibatkan di dalam
proses perencanaan
c. !encegahan sekurang-kurangnya sama pentingnya dengan
pengobatan langsung
d. )ertanggung jawab terhadap semua orang di dalam populasi termasuk anak-anak,
lanjut usia, golongan minoritas, penderita penyakit
kronis dan akut serta yang tinggal di daerah pedalaman
!ersyaratan untuk menempatkan jasa kesehatan mental dekat dengan tempat tinggal
pasien atau tempat bekerjanya memudahkan orang mencapai tempat pengobatan. $elain
itu, dengan jarak yang dekat tersebut, penyakit dapat dikenali secara lebih awal,
menyebabkan perawatan dirumah sakit, jika diperlukan akan singkat.
2. P&la,a#a#
3esehatan mental masyarakat adalah suatu sistem yang total bukan pelayanan
tunggal. %ntuk menjadi e-ekti-, pelayanan harus diintegrasikan dan seimbang, sehingga
tersedia cara pengobatan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pasien. (idak adanya
pelayanan di dalam suatu daerah 1 seperti tempat tinggal masyarakat 2 dapat memperlambat
pelayanan lain 1 seperti pemulangan dari rumah sakit 2 dan dapat menyebabkan tiodak
tersedianya pelayanan bagi beberapa pasien 1 sebagai contohnya, mereka yang tidak dapat
di rawat pada rumah sakit yang telah penuh2. !enguasa pusat harus mengatur integrasi
yang diperlukan.
(im kesehatan mental masyarakat adalah dokter psikiatri 1 termasuk dokter
psikiatri anak-anak2, ahli psikologi klinis, pekerja sosial psikiatrik, perawat psikiatrik,
anggota administrati- dan tata usaha serta ahli terapi okupasi dan rekreasi untuk program
rawat inap dan hospitalisasi parsial.@ubungan dengan petugas kesejahteraan social,
rohaniwan, badan-badan keluarga, sekolah dan kelompok pelayanan kemanusiaan lainnya
juga harus dipertahankan.
%. P&ra)a!a# Ja#23a Pa#:a#2
3arena keprihatinan mengenai -ragmentasi perawatan dan kecenderungan untuk
mempertahankan pasien di rumah sakit atau tidak semestinya membatasi satu jenis
pelayanan, program kesehatan mental masyarakat mendorong kesinambungan perawatan.
5
!erawatan jangka panjang memungkinkan satu orang dokter untuk mengikuti pasien
melalui pelayanan gawat darurat, perawatan di rumah sakit, hospitalisasi partial sebagai
suatu transisi ke masyarakat dan pengobatan rawat jalan sebagi -olow-up. 3esinambungan
juga menyediakan pertukaran in-ormasi dan tanggung jawab tim terhadap pasien jika
berbagai ahli terapi, karena alas an waktu atau ekonomi, mengobati pasien dalam berbagai
lingkungan. !ertukaran in-ormasi klinis yang bebas antara pusat dengan suatu penghubung
antara badan-badan juga merupakan bagian dari system perawatan yang total.
*. P&#a!ala3sa#aa# Kas"s
!engelola kasus yang intensi- adalah dokter yang dapat memberikan
kesinambunagn perawatan denagn mengikuti pasien melalui semua -ase pengobatan sambil
membantu pasien menjalni sistemyang kompleks dan terpisah-pisah. !engelola kasus
intensi- memberikan bantuan, nasehat dan penatalaksanaan system. 5okter melibatkan
pasien dalam pengobatan dengan menjangkau tempat menginap dan penampungan, mereka
menjamin kesinambungan pengobatan dengan memulai kontak selama perawatan di rumah
sakit dan melanjutkan bantuan melalui pasca rawat 1 a-ter care2 dan mereka bertindak
sebagai penghubung antara pasien dengan petugas kesehatan mental lainnya dan antara
petugas itu sendiri
5. P&ra# S&r!a Mas,ara3a!
Masyarakat harus berperan serta dalam memutuskan tentang kebutuhan dan program
mentalnya, bukan membiarkan hal tersebut ditentukan oleh pihak lain
-. K.#s"l!asi
3onsultasi terentang dari perhatian terhadap atau bahkan pengobatan masalah
emosional dari seorang pasien indi4idu dengan menggunakan pengetahuan tentang
perilaku manusia untuk membantu organisasi mencapai tujuan pro-esionalnya dengan
program dan pasien-pasiennya.3onsultan menawarkan bantuan kepada pro-esional dalam
kesehatan mental yang bekerja di pusat atau badan perawatan jalan. 3onsultan juga dapat
memberikan akti4itas pendidikan langsung, hubungan denagn pemakai jasa dan kelompok
penasehat, pelayanan administrati4e.
. P&#ilaia# +a# P&#&li!ia#
!enilaian adalah proses mendapatkan in-ormasi tentang program kesehatan mental
masyarakat secara menyeluruh dan e-eknya pada orang-orang institusi dan
masyarakat.!enilaian program harus juga memberikan umpan balik kepada perencana dan
pengambil keputusan, sehingga program yang berjalan dapat dimodi-ikasi dan program
baru dapat direncanakan.
6
!enelitian dapat ditujukan secara spesi-ik pada masalah kunci daripada program
keseluruhan. Masalah yang dipusatkan mungkin berupa gangguan tertentu atau metoda
pengobatan.
Pri#si1;Pri#si1 (ari K&s&'a!a# Ji)a Mas,ara3a!
5itujukan terutama sekali kepada kelompok didalam masyarakat, walaupun -okus
terhadap indi4idu tidak diabaikan
5ititik beratkan pada promoti- dan pre4enti-
5iusahakan agar berbagai pelayanan kesehatan jiwa lain turut serta dalam sistem
pelayanan kesehatan jiwa
5ititikberatkan kepada kerjasama lintas sektoral
Menjalankan kegiatan konseling dan kegiatan yang bersi-at inter4ensi khususnya
dalam kondisi krisis
Mengusahakan peningkatan peran serta masyarakat
Mengusahakan pendidikan dan latihan bagi para petugas dibidang pelayanan
kemanusiaan seluas-luasnya, agar berorientasi terhadap prinsip kesehatan jiwa
Melaksanakan kerjasama yang seerat-eratnya dengan bidang kesehatan masyarakat
menjalankan kegiatan riset epidemiologi kesehatan jiwa
Mengusahakan agar pelayanan kesehatan jiwa dapat bersi-at menyeluruh
1kompherensi-2, yaitu meliputi seluruh dunia atau li-e cycle manusia dengan berbagai
jenis pelayanan 1promoti-,pre4enti-, kurati-,rehabilitati-2
Masalah kesehatan jiwa masyarakat sangat luas dan kompleks, bukan hanya meliputi
yang jelas sudah terganggu jiwanya, tetapi juga berbagai problem psikososial, bahkan
berkaitan dengan kualitas hidup dan keharmonisan hidup.
5alam kondisi masyarakat sekarang, sedang dilanda krisis total, yaitu krisis moneter,
krisis ekonomi, krisis moral etika, pendidikan, pekerjaan, dan peluang dalam
menghadapi masa depan
I+&#!i<i3asi P&rmasala'a# K&s&'a!a# Ji)a Mas,ara3a!
$tres kehidupan dapat menimbulkan berbagai proses, yang dapat
dikelompokkan sebagai berikut A
!roses pertumbuhan kota yang menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan
bagi indi4idu dan kelompok.
?aktor--aktor yang menguntungkan maupun tidak menguntungkan dari manusia
diharuskan mengolah semua -aktor tersebut. 5isinilah akan terlihat betapa pentingnya
-aktor kepribadian 1personality2 yang dimiliki oleh indi4idu .
7
?aktor--aktor itu dapat menimpa keluarga dan masyarakat, akibatnya adalah terjadi
pengelompokkan baru dalam masyarakat yang si-atnya sangat majemuk 1kompleks2
dan didasari berbagai kepentingan 1interest2.
Klasi<i3asi S!r&s K&'i+"1a#
1. $tresor kehidupan pribadi
(ekanan emosi berpengaruh A
!ada sistem -isiologi, mengakibatkan timbulnya psikosomatik seperti
cemas, depresi
Makin banyak dan sering terjadinya kecelakaan lalu lintas, karena
-aktor manusia seperti kebosanan 1borendom2, anEietas, -rustasi
Makin meningkatnya kondisi-kondisi depresi dengan kecenderungan
bunuh diri
Makin berpengaruh kondisi suara dilingkungan hidup 1noise pollution2
2. $tresor sosio-ekonomi
$tatus masyarakat yang diukur atas standar tara- kehidupan sosio ekonomi,
seperti pendapatan, pekerjaan, tempat tinggal. %kuran -isik merupakan indikator
penting dalam penilaian pribadi
3emiskinan dan kekurangan sosial merupakan sterssor socio-economi yang
tidak dapat dihindari
!enolakan langsung untuk memasuki kalangan yang diinginkan seperti
lingkungan kerja dan rekreasi
3. !erubahan social
3emajuan teknologi yang memungkinkan komunikasi sangat cepat tetapi di
pihak lain juga mengakibatkan dorongan untuk memperoleh kepuasan segera
!erubahan pola extended family kearah unclear family dengan pengertian
bahwa masing-masing pola keluarga itu memiliki stress tersendiri
(imbulnya golongan 'kaya baru+ yang merupakan salah satu dari sekelompok
pergeseran yang biasanya menimbulkan stress tertentu
4. 3epadatan penduduk yang makin tinggi
a. pengaruh psiko-sosial
5alam kelompok ini dapat dimasukkan reaksi-reaksi apathyA
depresi, hilangnya " berkurangnya rasa kehalusan,alienasi, sikap dingin dan
keras terhadap sesamanya hingga orang berubah menjadi lebih keras, kejam
b. pengaruh ?isik-)iologik
(erdapat pada kondisi seperti dekompensasi dari semua jenis
pelayanan kepada masyarakat mulai dari higienis, sanitasi, transportasi,
pendidikan.
. %rbanisasi
8
Migrasi ke kota dapat menimbulkan masalah pada kesehatan jiwa meliputi A
(imbulnya berbagai daerah peri-urban dan slum area
(imbulnya indi4idu a4onturir"petualang yang bertendensi nekat dan indi4idu F
indi4idu yang berkepribadian sejenis
&. !ola kehidupan keluarga
)eberapa yang harus diperhatikan, diantaranya timbul new groupings yang didasari
oleh kepentingan bersama mengenai opportunisme,-anatisme, dll
Memungkinkan untuk penyelewangan dari berbagai tradisi masyarakat yang
baik kearah yang kurang baik, seperti gotong royong dapat bertendensi
parasitisme dan menjurus kekerasan.
(erjadi perubahan sikap dan nilai mengenai perkawinan, hubungan seksual
diluar nikah.
,. Basib dan keamanan dari orang yang berusia lanjut
(erjepitnya kedudukan para 'senior citi;en+ karena A
9i-e eEpectancy naik " didistribusi demogra-i berubah
Makin gugurnya pola keluarga dari pola extended family kearah unclear
family
8rang usia lanjut senantiasa kehilangan status.
.. $ituasi dari berbagai lembaga sosial dalam masyarakat
Mutu lembaga pendidikan yang tidak membaik
:nak-anak dari keluarga besar cenderung menjadi terlantar karena jaminan
sosial tidak tercukupi.
R"a#2 Li#23"1
1. Masalah perkembangan manusia yang harmonis dan peningkatan kualitas hidup
masalah kesehatan jiwa yang berkaitan dengan li-e cycle kehidupan manusia,
mulai dari persiapan pranikah, anak dalam kandungan, balita, anak, remaja,
dewasa, usia lanjut
5ampak dari menderita penyakit menahun yang menimbulkan dissabilitas
!ermukiman yang sehat
!emindahan tempat tinggal
2. Masalah psikososial
!sikotik gelandangan
!emasungan penderita gangguan jiwa
Masalah anak jalanan
Masalah anak remaja 1tawuran, kenakalan2
!enyalahgunaan narkotika dan psikotropika
Masalah seksual 1penyimpangan seksual, pelecahan seksual 2
(indakan kekerasan social
9
$tres pasca trauma 1anEietas, gangguan emosional2
!engungsi " migrasi
Masalah usia lanjut yang terisolir
Masalah kesehatan kerja ditempat kerja
(&i#s!i!"si.#alisasi
!roses di mana sejumlah besar pasien dipulangkan dari rumah sakit psikiatrik untuk
kembali ke masyarakat untuk mendapatkan perawatan rawat jalan. 3ebijaksanaan ini, yang
dimulai pada awal 1/0-an, menyebabkan penurunan populasi rumah sakit psikiatrik Begara
lebih dari &0.000 tempat tidur pada waktu tersebut sampai kira-kira 100.000 tempat tidur
sekarang ini. )anyak pasien dilepaskan ke dalam berbagai klinik pascarawat, di mana mereka
terus mendapatkan pengobtatan psikiatrik dan pelayanan rehabilitasi.
(ransinstitusionalisasi adalah pengalihan status rumah sakit pasien ke -asilitas lain.
)anyak yang percaya bahwa satu masalah telah ditukar dengan masalah lain tanpa
memecahkan masalah penyakit mental kronis.
$ebagian bermakna penderita penyakit mental menerima pelayanan psikiatrik seperti orang
tahanan. !enahanan masih merupakan komponen yang penting dari transinstitusionalisasi.
$atu penelitian memperkirakan bahwa 31 persen penderita penyakit mental di dalam penjara
perkotaan adalah tidak mempunyai rumah sebelum ditahan. !enderita penyakit mental berat
adalah dua sampai tiga kali lebih menonjol di dalam populasi penjara dibandingkan pada
masyarakat umum. )anyak penderita penyakit mental tunawisma yang ditahan untuk
kejahatan kecil yang merupakan cara bertahan hidup 1 sebagai contohnya, memasuki gedung
atau kendaraan untuk mendapatkan tempat perlindungan2 atau untuk perilaku yang langsung
diakibatkan oleh psikosis.
)eberapa penelitian telah menemukan bahwa- tanpa sistem pengobatan dari berbagai
segi dan akti- yang mau untuk memikul tanggun jawab untuk semua segi perwatan pasien-
pasien penyakit mental mengalami kemunduran di dalam masyarakat seperti di rumah sakit
negara. $atu masalah utama yang dihadap oleh pasien yang sakit kronis adalh bahwa
penyakitnya mengganggu kemampuan ereka untuk menghadapi masalah 1coping skill2,
menyebabkan mereka kemungkinan mengalami penurunan ke lingkungan yang lebih penuh
dengan stres dan kemiskinan. @asil akhir adalah meningkatnya jumlah orang tunawisma di
daerah perkotaan.
!asien deinstitusionalisasi membutuhkan bantuan sosial yang kuat, seperti konseling
kejuruan dan rekreasional, pengobatan psikiatrik menyeluruh, pekerjaan dengan gaji dan
perumahan. )antuan belum diberikan sampai tingkat yang diinginkan oleh perencana dan
pendukung deinstitusionalisasi, terutama karena tidak adanya pendanaan yang adekuat pada
tingkat -ederal, negar bagian dan lokal. )eberapa kalangan telah menganjurkan bahwa
10
persediaan dana yang terbatas sebaiknya disalurkan untuk meningkatkan rumah sakit negara
yang telah ada, sehingga pasien denagn gangguan mental kronis dan penderita penyakit
mental yang tunawisma dapat dirujuk ke sistem dan menerima perawatan yang sesuai.
T"#a)isma (&#2a# P&#,a3i! M&#!al
3arakteristik A
$uatu populasi yang heterogen, tanpa keseragaman dalam diagnosis, demogra-ik, daya
kerja -ungsional, atau riwayat tempat tinggal
- $atu kategori membagi mereka menjadi A
Ora#2 :ala#a# 7S!r&&! P&.1l&9
biasanya menderita ski;o-renia atau ketergantungan ;at atau kedua nya, riwayat
perawatan di #$.!sikiatrik dan berbagai masalah kesehatan.
T"#a)isma &1is.+i3 7E1is.+i3 H.m&l&ss9
)iasanya berusia lebih muda daripada orang jalanan dan kemungkinan di anggap
sebagai pasien yang sulit, dengan gangguan kepribadian, penyalahan ;at dan
gangguan moodC mereka secara sporadik menggunakan berbagai pelayanan
berbagai pelayanan kesehatan mental
T"#a)isma si!"asi.#al 7Si!"a!i.#all, H.m&l&ss9
Mempunyai masalah dalam stress situasional daripada psikopatologi nya.
(unawisma denagn penyakit mental tidak semat-mata tidak mempunyai
tempat tinggal. Mereka sering kali terlepas atau mempunyai sedikit, jika ada, hubungan
dengan masyarakat. Mereka adalah pengangguran, terisolasi secara social, dan lepas dari
kontak dengan keluarganya. Danita tunawiswa libih besra kemungkinannya memilikmi
keterampilan social dan jaringan social yang utuh dibandingkan laki-laki. !ada
umumnya, tunawisma dengan penyakit mental adalah sukar untuk diobati karena tingkat
penarikan diri dan kecurigaannya yang tinggi, psikopatologi, gaya hidup tunawisma, atau
pengalaman masa lalu yang negati4e dengan system kesehatan mental.
5i dalam satu kelompok pasien tunawisma dengan penyakit mental yang
diteliti, sebagian besar menderita ski;o-renia dan gangguan ski;oa-ekti-. $ebagian besar
pasien mempunyai riwayat penyalahgunaan alcohol dan ;at lainnya. !asien juga
menderita masalah medis yang bermakna, termasuk anemia, in4estasi kutu, de-isiensi
gi;i, selulitis dan bukti-bukti pemaparan dan peningkatan insidensi tuberculosis.
8rang yang sehat jiwa dapat mempercayai orang lain dan seorang bagian dari suatu
kelompok. )agi mereka kehidupan ini penuh arti.
*adi kesehatan jiwa meliputi A
11
)agaimana perasaan seseorang terhadap dirinya.
)agaimana perasaan seseorang terhadap orang lain.
)agaimana caranya ia mengatasi stres yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
8IRI ORAN= YAN= SEHAT JIWANYA
1. M&rasa #,ama# #,ama# !&'a+a1 +iri#,a
Mampu menghadapi berbagai perasaan sepertiA
Mampu mengatasi kekecewaan dalam kehidupan.
Mempunyai harga diri yang wajar.
Menilai dirinya secara nyata, tidak merendahkan dan tidak pula berlebihan.
Merasa puas dengan kehidupan sehari-hari
2. M&rasa #,ama# >&r'">"#2a# +a# m&#&rima /i#!a +ari .ra#2 lai#.
Mampu mencintai dan menerima cinta dari orang lain.
Mempunyai hubungan pribadi yang tetap.
Mampu mempercayai orang lain.
5apat menghargai pendapat orang lain yang berbeda.
Merasa menjadi bagian dari kelompok.
(idak mengakali orang lain dan tidak membiarkan dirinya diakali oleh orang lain.
%. Mam1" m&m&#"'i 3&>"!"'a# 'i+"1
Menetapkan tujuan hidup yang nyata untuk dirinya.
Mampu mengambil keputusan.
Menerima tanggung jawab.
Merancang masa depan.
Menerima ide dan pengalaman baru
Merasa puas dengan pekerjaannya.
(ERAJAT KESEHATAN JIWA
(idak ada batasan yang tegas antara orang yang sangat sehat jiwa dengan orang yang
terganggu jiwanya. (erdapat suatu kesinambungan yang disebut derajat kesehatan
jiwa 1sangat sehat, sehat, cukup sehat, kurang, sakit2.
(ak semua orang selalu mempunyai ciri jiwa yang sehat sepanjang hidupnya.
$etiap orang dapat mengalami berbagai ragam derajat kesehatan jiwa.
5erajat kesehatan jiwa 1sebagaimana juga kesehatan -isik2 dapat ditingkatkan dengan
cara membina kebiasaan, membina lingkungan dan hubungan yang baik.
3onsep kesehatan jiwa masyarakat merupakan suatu orientasi kesehatan jiwa yang
meliputi semua kegiatan kesehatan jiwa, yang dilaksanakan dimasyarakat dengan
12
menitikberatkan pada upaya promoti- dan pre4enti- tanpa melupakan upaya kurati- dan
rehabilitati4e.
3esehatan *iwa masyarakat 1 community mental health 2 telah menjadi bagian masalah
kesehatan masyarakat 1public health2 yang dihadapi semua negara. $alah satu pemicu
terjadinya berbagai masalah dalam kesehatan jiwa adalah dampak modernisasi dimana tidak
semua orang siap untuk menghadapi cepatnya perubahan dan kemajuan teknologi baru.
>angguan jiwa tidak menyebabkan kematian secara langsung namun akan menyebabkan
penderitanya menjadi tidak produkti- dan menimbulkan beban bagi keluarga penderita dan
lingkungan masyarakat sekitarnya.
5alam %% Bo.23 tahun 1//2 tentang kesehatan, pasal 142 disebutkan setiap orang
mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal. 5e-inisi sehat
menurut kesehatan dunia 1D@82 adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi -isik, mental
dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Maka secara analogi
kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari gangguan tetapi lebih kepada perasan
sehat, sejahtera dan bahagia 1 well being 2, ada keserasian antara pikiran, perasaan, perilaku,
dapat merasakan kebahagiaan dalam sebagian besar kehidupannya serta mampu mengatasi
tantangan hidup sehari-hari.
$ejalan dengan paradigma sehat yang dicanangkan 5epartemen 3esehatan yang lebih
menekankan upaya proakti- dan berorientasi pada upaya kesehatan pencegahan 1pre4enti- 2
dan promoti- maka penanganan masalah kesehatan jiwa telah tergeser dari hospital base
menjadi community base psychiatric services. >angguan jiwa dapat dicegah dan diatasi,
untuk itu penyelesaiannya tidak hanya oleh tenaga kesehatan, tetapi juga perlu melibatkan
peran aki- semua pihak. Masyarakat mempunyai potensi untuk mengatasi masalah tersebut
sehingga perlu dirubah kesadarannya untuk terlibat dalam upaya pre4enti- dan promoti-,
tenaga kesehatan, organisasi masyarakat yang concern terhadap masalah kesehatan jiwa
masyarakat.
!erkembangan kondisi akhir-akhir ini yang sedang dihadapi oleh bangsa indonesia yang
tengah membenahi dirinya menuju suatu kondisi yang lebih layak dan memadai sebagai suatu
bangsa yang hidup di ;aman moderen yang semakin kompleks, maka kualitas 1 quality of
life 2 manusia dituntut lebih tinggi dari sebelumnya, khususnya untuk menyongsong era
globalisasi mendatang. 5ata dari WHO Mental Health Atlas 2! menuju permasalahan besar
diwilayah negara berkembang adalah pada sumber daya manusia. )erdasarkan laporan yang
dibuat %B5! tahun 200 indeks pembangunan manusia 1 Human development "nde#s 2
Indonesia pada tahun tersebut berada pada peringkat 110 dari 1,, negara. !osisi indonesia itu
dibawah 7ietnam, ?ilipina, (hailand, Malaysia dan $ingapura. )iaya pendidikan yang tinggi
13
dan tidak terjangkau oleh sebagian kalangan masyarakat berpengaruh menurunkan kualitas
manusia Indonesia dan potensial menumbuhkan kecemburuan sosial. Mengingat berbagai
problema multi-dimensional yang masih maupun akan terus dihadapi bangsa ini menyangkut
masalah ekonomi, bencana alam, terror serta berbagai wabah penyakit -aktor pencetus
1trigger2 bagi terjadinya masalah pada kesehatan jiwa masyarakat 1 kondisi psikososial di
masyarakat 2.
Masyarakat di satu sisi dituntut agar mencapai kualitas yang lebih baik sehingga
mampu bersaing dalam persaingan global namun pada waktu yang sama harus mampu
mengatasi pelbagai tuntutan dan tekanan hidup yang berat. 5isatu pihak terdapat kondisi
high culture tension khususnya di daerah perkotaan sebagai e-ek dari 'city life+ sedangkan
pada sisi lain dibutuhkan lebih banyak sosok manusia yang sehat .
IN(IKATOR KESEHATAN JIWA MASYARAKAT
6ksistensi manusia meliputi tiga aspek yaitu organo-biologis 1-isik"jasmani2 psiko-
edukati- 1 mental-emosional 2. (erjadinya gangguan jiwa juga merupakan proses interaksi
yang kompleks antara -aktor genetik, -aktor organo-biologis, -aktor psikologis serta -aktor
sosio-kultural. (elah terbukti bahwa ada korelasi erat antara timbulnya gangguan jiwa dengan
kondisi sosial dan lingkungan dimasyarakat sebagai suatu 'stessor psikososial+. 3ini masalah
kesehatan tidak lagi hanya menyangkut soal angka kematian atau kesakitan melainkan juga
mencakup berbagai kondisi psikososial yang berdampak pada kualiitas kesehatan masyarat
termasuk tara- kesehatan jiwa masyarakat.
5ata statistik D@8 menyebutkan bahwa setiap saat 1 = dari seluruh penduduk
berada dalam kondisi membutuhkan pertolongan dan pengobatan untuk berbagai bentuk
gangguan jiwa. :ngka kejadian 1 rele4alensi 2 berbagai bentuk gangguan jiwa mulai dari
spekrum ringan sampai berat di :sia $elatan dan timur adalah sebesar lebih kurang 2=.
5ata D@8 menunjukan bahwa rata-rata -10= dari populasi masyarakat di suatu wilayah
menderita depresi dan memerlukan pengobatan psikiatrik dan inter4ensi psikososial. %ntuk
kalangan perempuan angka gangguan depresi dijumpai lebih tinggi lagi yaitu berkisar 1-
1,=. 5i masa-masa mendatang bisa jadi kasusnya akan semakin bertambah, penderita
gangguan jiwa lama banyak yang kembali kambuh karena mereka tidak kontrol dan tidak
minum obat rutin karena tidak mampu beli obat, sedangkan pasien baru bermunculan karena
-aktor stressor psikososial yang meningkat. $ebagian besar pasien 1 .0= 2 yang dirawat
dibagian jiwa #$ umum maupun #umah $akit jiwa berasal dari kelompok keluarga miskin
1gakin 2. )iaya berobat yang harus ditanggung pasien meliputi tidak hanya biaya yang
langsung berkaitan dengan pelayanan medik seperti harga obat, jasa konsultasi tetapi juga
14
biaya spesi-ik lainya seperti biaya transportasi ke rumah sakit dan biaya akomodasi lainya.
)erbagai kondisi psikososial yang menjadi indikator tara- kesehatan jiwa masyarakat,
khususnya yang berkaitan dengan karakteristik kehidupan di perkotaan 1urban mental health2
meliputiA kekerasan dalam rumah tangga 1 35#( 2, kasus perceraian, anak remaja putus
sekolah, kasus kriminalitas anak remaja, masalah anak jalanan, promiskuitas,
penyalahgunaan Bap;a dan dampak nya 1hepatitis <,@I7":I5$ dll2, gelandangan psikotik
serta kasus bunuh diri.
KEKERASAN (ALAM R5MAH TAN==A 7K(RT9
3ekerasan dalam rumah tangga adalah tiap perbuatan terhadap seseorang yang
berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan -isik, seksual, psikologis dan " atau
penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga 1 de-inisi
dalam %% Bo.23 tahun 2004 tentang penghapusan 35#( 2. 9ingkup rumah tangga adalah
suami, istri dan anak, termasuk juga orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga karena
hubungan darah, perkawinan, pengasuhan, perwalian dengan suami maupun istri yang
menetap bersama dalam rumah tangga.
5ampak kekerasan dalam rumah tangga meliputi gangguan kesehatan -isik non-reproduksi
1 luka -isik, kecacatan 2, gangguan kesehatan reproduksi 1 penularan penyakit menular
seksual, kehamilan yang tidak dikehendaki 2, gangguan kesehatan jiwa 1 trauma mental 2,
kematian atau bunuh diri. 3ekerasan rumah tangga juga dapat menjadi salah satu atau
kontributor meningkatnya kasus perceraian, kasus penelantaran anak, kasus kriminalitas anak
remaja serta juga penyalahgunaan Bap;a.
ANAK P5T5S SEKOLAH
15
)erdasarkan data direktorat pendidikan kesetaraan depdiknas tahun 200 lalu di
Indonesia tercatat jumlah pelajar $9(! yang putus sekolah adalah sebanyak 1.000.,4& siswa "
siswi, sedangkan pelajar $9(: yang putus sekolah adalah sebanyak 11./,&. jumlah lulusan
$9(: yang tidak melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi pada tahun tersebut tercatat
sebanyak &/1.3&1 siswa" siswi. 9aporan 8rganisasi )uruh Internasional 1 I98 2 tahun 200
menyatakan bahwa sebanyak 4,1. juta anak usia sekolah di Indonesia tidak bersekolah dan
sebagainya menjadi 'pekerja anak+ perwakilan I98 di Indonesia menyatakan bahwa
banyaknya anak putus sekolah dan menjadi pekerja anak disebabkan karena biaya pendidikan
di Indonesia masih dianggap terlalu mahal dan tak terjangkau oleh sebagian kalangan
masyarakat. :ngka partisipasi kasar 1 :!3 2 program wajib belajar / tahun yang dirilis
5epdiknas menunjukan baru mencapai ..,&.= dari target /= partisipasi anak usia sekolah
yang diharapkan .
MASALAH ANAK JALANAN
Masalah anak jalan di Indonesia seperti kekerasan pada anak, masalah anak jalanan,
penelantaran anak dan sebagainya masih cukup tinggi. )erdasarkan data dari 5epartemen
$osial tahun 200, jumlah anak jalanan di Indonesia adalah sekitar 30.000 anak dan sebagian
besarnya berada di jalan-jalan di 53I *akarta. $elain itu baru terdapat 12 daerah di Indonesia
yang memiliki perda tentang anak jalanan. !adahal para anak-anak jalanan tersebut 'jelas+
rentan terhadap berbagai tindak kekerasan, penyimpangan perlakuan, pelecehan seksual
bahkan dilibatkan dalam berbagai tindak kriminal oleh orang dewasa yang 'menguasai+-nya.
KAS5S KRIMINALITAS ANAK REMAJA
5ata 5irektorat *enderal 3emasyarakatan 5ephukham dan komnas pelindungan anak
1 !: 2 menujukan bahwa pada tahun 200 di Indonesia terdapat 2.1,/ tahanan anak dan .02
narapidana anak, , diantaranya anak perempuan. (ahun 200& angkanya menjadi 4.130
tahanan anak serta 1.32 narapidana anak, dimana 34 diantaranya adalah anak perempuan.
Menurut sur4ey 3omnas !: penyebab anak masuk 9! :nak adalah 40= karena terlibat kasus
Barkoba 1 Bap;a 2, 20= karena perjudian sedangkan sisanya karena kasus lain-lain. 3ira-kira
20= tindak kekerasan seksual pada tahun 200& pelakunya adalah anak remaja, ,2= anak
remaja pelaku kekerasan seksual mengaku terinspirasi (ayangan (7, setelah membaca media
cetak porno dan nonton -ilm porno. 9aporan 3omnas !: menyatakan bahwa 0-,0= anak
terlibat dalam tindak pidana kriminalitas lalu di 4onis penjara dan masuk 9! :nak justru
perilakunya menjadi lebih jelek dan menjadi residi4is dikemudian hari.
Masalah Barkoba, alkohol, psikotropika dan ;at adikti- lainnya 1 Bap;a 2 serta dampaknya
16
1 @epatitis <, @I7 " :I5$ dll 2,Barkotika, alkohol, psikotropika dan ;at adikti- lainnya
1Bap;a2 tergolong dalam ;at psikoakti- yang bekerja mempengaruhi kerja sistem penghantar
sinyal sara- 1neuro-transmiter2 sel-sel susunan sara- pusat 1otak2 sehingga meyebabkan
terganggunya -ungsi kogniti- 1pikiran2, persepsi, daya nilai 1judgment2 dan perilaku serta
dapat menyebabakan e-ek ketergantungan, baik -isik maupun psikis. !enyalahgunaan Bap;a
di Indonesia sekarang sudah merupakan ancaman yang serius bagi kehidupan bangsa dan
negara. !engungkapan kasusnya di Indonesia meningkat rata-rata 2.,/ = per tahun. (ahun
200 pabrik eEtasi terbesar ke 3 di dunia terbongkar di (angerang, )anten. 5i Indonesia
diprediksi terdapat sekitar 1.3&.000 penyalahgunaan Bap;a akti- dan data perkiraan estimasi
terakhir menyebutkan bahwa pengguna Bap;a di Indonesia mencapai .000.000 jiwa.
Mengikuti laju perkembangan kasus tersebut dijumpai pula peningkatan epidemi penyakit
hati le4er hepatitis tipe-c dan kasus @I7 1@uman Immunode-iciency 7irus2 :I5$ 1:cGuired
Immune-5e-iciency $yndrome2 yang modus penularan melalui penggunaan jarum yang tidak
steril secara bergantian pada 'pengguna Bap;a suntik 1!enasus " injecting drug user " I5%2.
!ola epidemik @I7":I5$ di Indonesia tak jauh berbeda dengan negara-negara lain, pada -ase
awal penyebarannya melalui kelompok homoseksual, kemudian tersebar melalui perilaku
seksual berisiko tinggi seperti pada pekerja seks komersial, namun beberapa tahun
belakangan ini dijumpai kecenderungan peningkatan secara cepat penyebaran penyakit ini
diantara para pengguna Bap;a suntik. )erbagai sember memperkirakan orang dengan
@I7":I5$ 185@:2 di Indonesia telah mencapai kurang lebih 120.000 orang dan sekitar
.0= dari jumlah tersebut terin-eksi karena pengunaan jarum yang tidak steril secara
bergantian pada para pengguna Bap;a suntik, jumlah penderita @I7":I5$ dari tahun 2000
sampai 200 meningkat dengan cepat menjadi 4 kali lipat atau 40=. 5ata pada akhir tahun
200 menyatakan bahwa pre4alensi penularan @I7 :I5$ pada 'penasun+ adalah .0- /0=
artinya , mencapai /0= dari total penasun dipastikan terin-eksi @I7":I5$.
=AN=5AN PSIKOTIK (AN =AN==5AN JIWA SKI?OFRENIA
>angguan jiwa berat ini merupakan bentuk gangguan dalam -ungsi alam pikiran
berupa disorganisasi 1kekacauan2 dalam isi pikiran yang ditandai antara lain oleh gejala
gangguan pemahaman 1delusi waham2 gangguan persepsi berupa halusinasi atau ilusi serta
dijumpai daya nilai realitas yan terganggu yang ditunjukan dengan perilaku-perilaku aneh
1bi;;are2. >angguan ini dijumpai rata-rata 1-2= dari jumlah seluruh penduduk di suatu
wilayah pada setiap waktu dan terbanyak mulai timbul 1onset2 nya pada usia 1-3 tahun.
)ila angkanya 1 dari 1.000 penduduk saja yang menderita gangguan tersebut, di Indonesia
bisa mencapai 200-20 ribu orang penderita dari jumlah tersebut bila 10= nya memerlukan
17
rawat inap di rumah sakit jiwa berarti dibutuhkan setidaknya 20-2 ribu tempat tidur 1hospital
bed2 #umah sakit jiwa yang ada saat ini hanya cukup merawat penderita gangguan jiwa tidak
lebih dari ..000 orang. *adi perlu dilakukan upaya diantaranya porgram inter4ensi dan terapi
yang implentasinya bukan di rumah sakit tetapi dilingkungan masyarakat 1community based
psyciatric ser4ices2 penambahan jumlah rumah sakit jwa bukan lagi merupakan prioritas
utama karena paradigma saat ini adalah pengembangan program kesehatan jiwa masyarakat
1deinstitutionali;ation2. (erlebih saat ini telah banyak ditemukan obat-obatan psiko-armaka
yang e-ekti- yang mampu mengendalikan gejala gangguan penderitanya. :rtinya dengan
pemberian obat yang tepat dan memadai penderita gangguan jiwa berat cukup berobat jalan.
$ebenarnya kondisi di banyak negara berkembang termasuk Indonesia lebih menguntungkan
dibandingkan negara maju, karena dukungan keluarga 1primary support groups2 yang
diperlukan dalam penggobatan gangguan jiwa berat ini lebih baik dibandingkan di negara
maju. $tigma terhadap gangguan jiwa berat ini tidak hanya menimbulkan konsekuensi negati-
terhadap penderitanya tetapi bagi juga anggota keluarga, meliputi sikap-sikap penolakan,
penyangkalan, disisihkan, dan diisolasi. !enderita gangguan jiwa mempunyai risiko tinggi
terhadap pelanggaran hak asasi manusia.
KAS5S B5N5H (IRI
5ata D@8 menunjukkan bahwa rata-rata sekitar .00.000 orang di seluruh dunia
melakukan tindakan bunuh diri setiap tahunnya. 9aporan di India dan $ri 9angka
menunjukkan angka sebesar 11-3, per 100 ribu orang, mungkin di Indonesia angkanya tidak
jauh dari itu. Menurut 5r. )enedetto $araceno dari departemen kesehatan jiwa D@8, lebih
dari /0= kasus bunuh diri berhubungan dengan masalah gangguan jiwa seperti depresi,
psikotik dan akibat ketergantungan ;at 1Bap;a2.
Hang mengkhawatirkan adalah dijumpainya pergeseran usia orang yang melakukan tindak
bunuh diri. 3alau dahulu sangat jarang anak yang usianya kurang dari 12 tahun melakukan
tindak bunuh diri, tetapi sekarang bunuh diri pada anak usia kurang dari 12 tahun semakin
sering ditemukan. Ini menunjukkan kegagalan orang tua di rumah, guru di sekolah dan tokoh
panutan di asyarakat membekali keterampilan hidup 1li-e skill2 untuk mengatasi tantangan
maupun kesulitan hidupnya. 3asus bunuh diri sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat
yang serius terutama bila dikaitkan dengan dampak kehidupan moderen. 8leh karena itu
D@8 memandang bunuh diri sebagai peyebab utama kematian dini yang dapat dicegah.
3ondisi lain yang perlu mendapat perhatian adalah altruistic suicide atau bunuh diri karena
loyalitas berlebihan yang antara lain bentuk 'bom bunuh diri+. )anyak ahli mengaitkan hal
tersebut sebagi mani-estasi dari akumulasi kekecewaan, perlakuan tidak adil atau tersisihkan.
Mengatasi altruistic suicide tidak mudah dan memerlukan pendekatan multi disiplin antara
18
berbagai pihak terkait seperti aspek kesehatan jiwa, pendekatan agama, penegakan hukum
dan sosial.
KESIMP5LAN
D@8 memberikan panduan untuk mengurangi permasalahan kesehatan jiwa
masyarakat termasuk kasus bunuh diri secara global, yang dimulai dengan membantu
beberapa negara merumuskan rencana, kebijakan dan melakukan upaya legislasi seputar
kesehatan jiwa yang koheran dan komprehensi-. 8leh karena segala upaya baik perumusan
kebijakan maupun program inter4ensi harus diintegrasikan dalam sistem kesehatan nasional.
Meningkatkan tara- kesehatan jiwa masyarakat sekaligus mencegah gangguan jiwa
memerlukan langkah inter4ensi yang e-ekti- e-isien pada pelayanan kesehatan dasar serta
harus melibatkan peran serta masyarakat setempat. (anpa peran serta masyarakat maka upaya
peningkatan tara- kesehatan jiwa tidak akan mencapai hasil yang diinginkan. Mungkin saja
perlu dijalin kerja sama dengan pesantren, baik dalam akti-itas promosi dan pre4ensi maupun
terapi. @al ini penting karena sampai saat ini pesantren masih merupakan institusi masyarakat
yang sangat mengakar di Indonesia dan jumlahnya banyak tersebar di mana-mana.
(elah dikemukakan di atas berbagai permasalahan khususnya di bidang kesehatan jiwa.
Mengantisipasi masa depan dengan pola penyakit utama adalah masalah penyakit
degenerati-, serebro-kardio-4askuler, kanker dan gangguan jiwa maka diharapkan kita semua
mampu menjawab tantangan tersebut.
PEN=OBATAN
!rogram pelayanan yang e-ekti- adalah termasuk penetapan untuk penampungan dan
makanan, pusat kunjungan 1dropin center2, kontak lapangan 1outreach contact2, dan usaha
keras dan kerjasama antara badan kesehatan mental dengan badan-badan lain di dalam
masyarakat.
(unawisma dengan penyakit mental dapat diobati melalui program lapangan dan
pengobatan mengikuti kebutuhan spesi-ik mereka. !engobatan yang e-ekti- dapat dicapai
dengan program penempatan di masyarakat yang sesuai dan program pengobatan bagi pelaku
penyalahgunaan obat yang sakit mental.
)anyak pasien tidak dapat ber-ungsi di dalam masyarakat, bahkan dengan bantuan yang
bermakna. )agi mereka, perawatan di rumah sakit jangka panjang mungkin merupakan cara
satu-satunya untuk menjaga kesejahteraan mereka. !emerintah perlu menerima kenyataan
tersebut jika ingin memenuhi kebutuhan pasien.
PEN8E=AHAN
19
!sikiatri pencegahan 1pre4enti4e psychiatry2 adalah bagian dari psikiatri masyarakat,
yang bertujuan A Menurunkan onset 1insidensi2, lama 1pre4alensi2 dan kecacatan sisa dari
gangguan mental
!encegahan terdiri dari A
1. !encegahan primer 1primary pre4enti4e2
2. !encegahan sekunder 1secondary pre4enti4e2
3. !encegahan tersier 1tertiary pre4enti4e2
P&#/&2a'a# 1rim&r 71rimar, 1r&@&#!i@&9
(ujuan A
Mencegah onset penyakit " gangguan sehingga menurunkan insidensinya
1rasio kasus baru terhadap populasi di dalam periode waktu tertentu2.
Menghilangkan agen penyebab stress dan menurunkan stress
(ujuan ini dapat dicapai dengan menghilangkan agen penyebab, menurunkan -aktor
resiko, meningkatkan daya tahan host, dan mengganggu transmisi penyakit.
<ontoh A program kesehatan masyrakat seperti latihan bagi orang tua tentang
perkembangan anak dan program pendidikan alkohol dan obat-obatan, perkembangan dan
pemakaian system pendukung social untuk menurunkan e-ek stress pada orang dalamrisiko
tinggi 1sebagai contohnya, program bagi janda atau duda2.
P&#/&2a'a# s&3"#+&r 7s&/.#+ar, 1r&@&#!i@&9
5ide-inisikan sebagai identi-ikasi dini dan pengobatan segera terhadap penyakit atau
gangguan dengan tujuan menurunkan pre4alensi gangguan dengan memperpendek
durasinya
$asaran pencegahan sekunder adalah anak dengan sakit mental untuk dilakukan
inter4ensi dini
'Bational Institute o- mental healthIs+ 1BIM@Is2 <hild dan ':dolescent ser4ice
system ' mengidenti-ikasi dan mengobati anak-anak tersebut untuk mendukung struktur
keluarganya dan mencegah atau menurunkan kecacatan di kemudian hari
3omponen dari pencegahan sekunder A inter4ensi krisis dan pendidikan masyarakat
P&#/&2a'a# !&rsi&r 7!&r!iar, 1r&@&#!i@&9
(ujuannya A menurunkan pre4alensi de-ek dan kecacatan residual yang disebabkan
oleh penyakit atau gangguan
Memungkinkan orang dengan penyakit mental kronis mencapai tingkat -ungsional
yang baik
20
3ecacatan yang berhubungan dengan penyakit mental kronis adalah masalah
social,ekonomi dan kesehatan masyarakat yang utama, dan terapinya adalah program
rehabilitasi psikiatrik.
5PAYA YAN= (ILAK5KAN PEMERINTAH
5iawali pelita I telah dibentuk direktorat kesehatan jiwa 5epartement kesehatan #I yang
ber-ungsi membina kebijakan dan program kesehatan jiwa di Indonesia
Memperluas dan mengintegrasikan pelayanan kesehatan jiwa ke puskesmas dan rumah
sakit umum, melengkapi sarana dan menambah rumah sakit jiwa sebagai pusat rujukan
!emerintah membentuk )adan !embinaan 3esehatan *iwa Mayarakat 1)!3*M2
Membentuk tim pembina kesehatan jiwa masyarakat tingkat pusat, tim pengarah 3*M
tingkat propinsi, tim pelaksana kabupaten dan kota
Melakukan kegiatan A
sosialisasi dan ad4okasi dengan stakeholder
$osialisasi (!3*M !ro4insi 53I *akarta
$osialisasi kesehatan jiwa untuk kabupaten " kota
!enyusunan program (!3*M propinsi
PRO=RAM TPKJM
!#8>#:M %M%M
1. Menetapkan standar kesehatan jiwa masyarakat
2. !edoman serti-ikasi kesehatan jiwa masyarakat
3. Menetapkan pedoman biaya kesehatan jiwa masyarakat
4. Menetapkan standar akreditasi rumah sakit, pusat rehabilitasi, panti
. Menetapkan standar diklat kesehatan jiwa masyarakat
&. Menetapkan standar penapisan kesehatan jiwa masyarakat
,. Menetapkan standar etika penelitian kesehatan jiwa masyarakat
.. $ur4eilance
/. !enyediaan obat essensial tertentu
!#8>#:M 3@%$%$
1. (IM pembina 3*M
Melaksanakan penyusunan standar pelayanan tekhnis bidang 3*M
2. (IM pengarah 3*M
Melaksanakan penyusunan standar pelayanan minimal bidang kjm
3. (IM pelaksana 3*M
!elaksanaan standar pelayanan minimal bidang 3*M
21
(AFTAR P5STAKA
@orald I kaplan benjamin, * sadock jack : grebb, sinopsis psikatri, )inarupa :ksara,
jakarta, 1//,.
5irektorat kesehatan jiwa masyarakat,departemen kesehatan #I, buku pedoman
umum (IM pembina, (IM pengarah, (IM pelaksana kesehatan jiwa masyarakat,jakarta,2001.
www.pdskjijaya.com
www.depkes.co.id
22
23

Anda mungkin juga menyukai