Absorbsi adalah operasi pemisahan solut dari fase gas ke fase cair, yaitu dengan mengontakkan gas yang berisi solut dengan pelarut cair (solven / absorben ) yang tidak menguap. kontak dua fasa ini antara Solut dimana solutenya berupa gas adalah komponen yang dipisahkan dari campurannya sedangkan pelarut (solvent ; sebagai separating agent) adalah cairan yang melarutkan solut. Karena perbedaan kelarutan inilah, transfer massa solut dari fase satu ke fase yang lain dapat terjadi. Contohnya adalah absorbsi gas CO2 dengan larutan K2CO3 pada penyerapan gas CO2 di pabrik Amonia. Larutan benfield (K2CO3) merupakan suatu bentuk sistem yang berupa larutan yang digunakan untuk menyerap dan memisahkan gas-gas impurities seperti H2S dan CO2. Larutan ini terdiri dari larutan karbonat dan larutan DEA yang mana dapat menyerap kandungan gas-gas impurities tersebut hingga 98%. Larutan carbonat berwarna gelap sedangkan larutan DEA berwarna bening kekuningan. Dalam larutan benfield inilah terjadi proses penyerapan gas.Kandungan dalam larutan benfield ini dapat dihitung kadarnya melalui suatu titrasi yang dilakukan.Nilai-nilai dari parameter yang dihitung dalam larutan benfield ini sangat dipengaruhi oleh temperatur dan SG. (Anonim,1996) Proses absorpsi gas ke dalam liquida seringkali dijumpai di dalam dunia industri, seperti dalam industri gas alam, petroleum chemical plants, dan industri ammonia. Tujuan dari penerapan absorpsi dalam industri adalah untuk mengambil suatu komponen dari campuran gas atau untuk menghasilkan suatu produk reaksi, salah satu komponen yang seringkali dipisahkan adalah gas CO 2 . Pada industri ammonia pengurangan kadar CO 2 dari aliran gas proses dapat menghindari poisoning katalis sintesis serta dapat mengurangi biaya operasi. Proses pemisahan gas CO 2 ini menjadi penting karena termasuk kategori gas yang bersifat asam dan korosif. Karena sifat korosif ini, gas CO 2 dapat merusak bagian dalam utilitas pabrik dan sistem perpipaannya. Sifat korosif CO 2 akan muncul pada daerah-daerah yang menyediakan penurunan temperatur dan tekanan, seperti pada bagian elbow pipa, tubing-tubing, cooler, dan injektor turbin. Di samping itu, gas CO 2 dapat mengurangi nilai kalor dari gas alam. Contoh penerapan teknologi absorpsi gas CO 2 dalam pelarut reaktif salah satunya terdapat pada industri pupuk di Indonesia, yakni pada unit CO 2 removal yang menggunakan larutan Benfield yaitu larutan K 2 CO 3 yang berkatalis amine. Unit CO 2 removal tersebut berfungsi untuk memisahkan gas CO 2 yang terkandung didalam gas alam. Unit ini sangat berperan penting, baik dalam proses pembuatan ammonia maupun urea. Gas CO 2 dikenal sebagai racun bagi katalis promoted iron pada unit ammonia converter, namun gas CO 2 juga digunakan sebagai bahan baku utama dalam proses pembuatan urea. Penurunan performance penyerapan di unit CO 2 removal dapat mengakibatkan peningkatan CO 2 di absorber,sehingga menurunkan kemurnian CO 2 di outlet stripper. Penurunan kemurnian CO 2 akan diikuti dengan peningkatan konsentrasi H 2 dalam gas CO 2 . Keuntungan utama dari penggunaan larutan kalium karbonat bila dibandingkan dengan larutan amine dalam pemisahan gas CO 2 adalah regenerasi panas yang rendah, dapat mengabsorb mercaptan, dan loading gas asam tinggi. Sedangkan larutan amine memiliki kelemahan antara lain ialah biaya utilitas tinggi, panas regenerasi yang tinggi, dan tidak dapat memisahkansenyawa mercaptan. Penggunaan pelarut kalium karbonat juga memiliki kelemahan, yaitu laju reaksi yang lambat bila dibandingkan dengan larutan amine, dimana dalam fasa liquida menyebabkan rendahnya rate perpindahan massa, sehingga membutuhkan luas permukaan yang lebih besar. Oleh karena itu untuk menambah efisiensi proses dan untuk meningkatkan laju absorpsi CO2, biasanya digunakan penambahan katalis pada larutan kalium karbonat tersebut. Berbagai katalis disarankan untuk meningkatkan efisiensi proses absorpsi yang menggunakan pelarut kalium karbonat. Salah satu kelompok dari katalis tersebut adalah katalis anorganik, misalnya: arsenik trioksida (As 2 O 3 ), garam alkalimetal dari selenious atau asam tellurous, dan garam logam alkali yang lemah asam anorganik seperti kalium dan garam natrium dari asam borat, asam vanadic, dan asam arsenious. Selain katalis anorganik, ada sejumlah katalis organik yang juga diusulkan untuk meningkatkan efisiensi penyerapan larutan kalium karbonat, contohnya ialah larutan senyawa alkanolamine, seperti monoethanolamines (MEA), di ethanolamines (DEA), triethanolamines(TEA),dan ACT-1. Untuk mengendalikan kinerja proses unit absorpsi CO 2 pada industri biasanya dilakukan dengan cara coba-coba (trial and error),yaitu mengatur laju alir dan komposisi absorben masuk sehingga sulit untuk mendapatkan kinerja alat yang optimum bila ada perubahan kondisi aliran gas masuk serta sulit untuk memprediksikan berapa target %removal CO 2 yang didapat. Oleh karena itu, kajian teoritis mengenai karakterisasi packed column untuk absorpsi CO 2 ke dalam larutan Benfield adalah sangat penting untuk optimasi proses. Pada aplikasi dalam industri pupuk, kolom absorber yang digunakan umumnya terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian bawah kolom berdiameter lebih besar daripada bagian atasnya. Demikian pula ukuran packing yang digunakan pada absorber bagian atas dan bawah tidak sama. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesamaan karakteristik hidrodinamika pada kedua bagian kolom tersebut. Sehingga penelitian simulasi absorpsi reaktif CO 2 dengan larutan Benfield akan menggunakan geometri kolom absorber yang diambil dari data industri yang terdiri dari dua bagian kolom(atas dan bawah) dengan diameter kolom, jenis packing, luas spesifik packing, ukuran diameter packing, dan tinggi packed bed(unggun) antara kolom bagian atas dan bawah ialah berbeda. Reaksi pemisahan CO2 berlangsung pada temperature rendah dan tekanan tinggi. K2CO3 + H2O + CO2 2KHCO3 Gas CO2 yang diserap akan dilepaskan kembali dari larutan Benfield di Stripper yang sekaligus berfungsi meregenerasi larutan Benfield. Proses pelucutan gas CO2 di Stripper berlangsung pada tekanan rendah dan temperature tinggi. Reaksi pelucutan berlangsung sebagai berikut : 2KHCO3 K2CO3 + H2O + CO2 Larutan Benfield yang telah diregenerasi di stripper kemudian digunakan kembali untuk penyerapan CO2 di Absorber. Larutan Benfield terdiri dari : K2CO3 (potassium karbonat) 30% berat, berfungsi sebagai penyerap CO2 DEA (di etanol amin) 2 3% berat, berfungsi sebagai activator V2O5 (vanadium pentoxide) 0,8% berat, berfungsi sebagai corrosion inhibitor Ke dalam larutan benfield ditambahkan antifoam agent (Ucon 500 HB) untuk mencegah pembentukan busa. Diharapkan konsentrasi CO2 di dalam gas alam keluar dari absorber maksimum 1,0% mol
ABSORBER Absorber dan stripper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu komponen atau lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan kelarutan. Solut adalah komponen yang dipisahkan dari campurannya sedangkan pelarut (solvent ; sebagai separating agent) adalah cairan atau gas yang melarutkan solut. Karena perbedaan kelarutan inilah, transfer massa solut dari fase satu ke fase yang lain dapat terjadi.
Prinsip Kerja Kolom Absorbsi
1. Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase mengalir berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fase cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap reaktor kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas,destilasi,pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia. 2. Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan kebawah menara absorber. Didalam absorber terjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwa absorbsi ini terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing dengan dua tingkat.
Daftar Pustaka Anonim. 2013. Larutan Benfield. (online). (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20016/4/Chapter%20II.pdf, diakses pada 14 Oktober 2014) Anonim. 2011. Absorber dan Stripper. (online). (http://tentangteknikkimia.wordpress.com/2011/12/16/absorber-dan-stripper/, diakses pada 14 Oktober 2014) Setyowati, Suparni. 2009. Absorbsi. (online). (http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia- industri/teknologi-proses/absorbsi/, diakses pada 14 Oktober 2014)
Absorpsi Adalah Proses Pemisahan Bahan Dari Suatu Campuran Gas Dengan Cara Pengikatan Bahan Tersebut Pada Permukaan Absorben Cair Yang Diikuti Dengan Pelarutan