Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyelenggaraan upaya kesehatan merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh masyarakat yang
telah diatur sedemikian rupa oleh pemerintah, namun pelaksaannya dilakukan secara bersama oleh
pemerintah dan masyarakat dengan serasi dan seimbang terutama melalui upaya peningkatan dan
pencegahan yang dilakukan untuk upaya penyembuhan dan pemulihan yang diperlukan .Upaya
kesehatan diselenggarakan secara terbuka dan bersifat dinamis dengan tujuan tercapainya
kemampuan setiap penduduk untuk hidup sehat.
Masyarakat diarahkan untuk dapat hidup sehat yang optimal. Hal tersebut dimaksudkan untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan
dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan
penyakit, dan pemulihan kesehatan yang diselenggarakan dengan menyeluruh, terpadu dan merata.
Penyelengaraan upaya kesehatan tersebut harus dilakukan bersama antara pemerintah, swasta, dan
masyarakta secara seimbang. Dengan demikian upaya kesehatan merupakan upaya yang berorentasi
kepada kesahatan masyarakat yang bersifat menyeluruh dengan peran serta aktif dari masyarakat.
Peran serta aktif msyarakat termasuk swasta perlu diarahkan, dibina, dan dikembangakan sehingga
dapat melakukan fugsi dan tanggung jawab sosialnya. Peran pemerintahan lebih diarahkan pada
pembinaan, pengaturan dan pengawasan untuk terciptanya pemerataan pelayanan kesehatan.
Kewajiban untuk melakukan pemerataan dan peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh
masyarakat menjadi tanggung jawab pemerintah.
Hal inilah yang mendasari dunia kesehatan memunculkan berbagai macam sediaan obat yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Sediaan obat ini memiliki bermacam-
macam bentuk seperti serbuk, pil, tablet, krim, salep, pasta, suspensi, dan emulsi. Sediaan yang lebih
digemari pasien adalah tablet dengan alasan tablet memiliki banyak keuntungan. Salah satu
keuntungannya praktis dan mudah untuk dikonsumsi selain itu sediaan tablet dapat diubah dan
digunakan sebagai bahan untuk membuat sediaan farmasi lainnya seperti sediaan serbuk.
Sediaan tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya di buat dengan
penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran,
bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya, dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara
pemakaian tablet dan metode pembuatannya.
Dalam pembuatan tablet harus mengandung zat aktif dan zat tambahan yang sesuai dan bisa
mendukung proses pembuatan tablet sehingga menghasilkan tablet yang baik. Zat tambahan yang
digunakan harus saling mendukung dengan bahan tambahan lain sehingga tidak menimbulkan reaksi
pada proses pembuatan tablet. Sediaan tablet yang baik mempunyai daya tahan yang baik , zat aktif
yang stabil jika ditambahkan dengan bahan lain, bebas dari kerusakan misalnya tidak terjadi
keretakan dan distribusi warna tidak merata.
Tablet asam mefenamat merupakan salah satu obat analgesik yang sering dikonsumsi oleh
masyarakat. Dari alasan inilah praktikan bermaksud untuk membuat formulasi baru yang tepat
dengan zat aktif asam mefenamat agar menghasilkan sediaan tablet asam mefenamat yang baik,
dilihat dari mutu fisik maupun segi pengujian yang prosesnya telah disesuaikan dengan kondisi
fisiologis tubuh manusia yang bertujuan untuk mengetahui mutu tablet yang dibuat dengan
formulasi baru ini apakah layak untuk dikonsumsi.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui formulasi tablet asam mefenamat yang baik
2. Untuk mengetahui dan mengerti cara pembuatan tablet asam mefenamat yang baik
3. Untuk mengetahui pelaksaan uji tablet sehingga memenuhi spesifikasi sediaan tablet asam
mefenamat yang sesuai standar
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas mutu fisik dan hasil pengujian
tablet asam mefenamat yang dibuat

1.3 Manfaat
1. Mengetahui formulasi tablet asam mefenamat yang baik
2. Mengetahui dan mengerti cara pembuatan tablet asam mefenamat yang baik
3. Mengetahui tahap pelaksanaan uji tablet sehingga memenuhi spesifikasi sediaan tablet asam
mefenamat yang sesuai denagn standar dam memberikan efek terapi yang maksimal ada pasien.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN TABLET
a. Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk rata atau cembung-rangkap,
umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. (Moh.
Anief)
b. Tablet merupakan obat yang diberikan melalui mulut berbentuk padat dan terdapat ukuran yang
tepat dari dosis lazim. (Buku Teori dan Praktek Farmasi Industri)
c. Tablet adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih zat aktif dengan atau tanpa
berbagai zat tambahan, berbentuk rata atau cembung rangkap umumnya bulat.
d. Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet
kompresi.(USP 26, Hal 2406)
e. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (FI IV,
Hal 4)
f. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan
penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai.(ANSEL, Hal 244)
g. Tablet adalah bentuk sediaan solid yang mengandung satu atau lebih zat aktif dengan atau tanpa
berbagai eksipien (yang meningkatkan mutu sediaan tablet, kelancaran sifat aliran bebas, sifat
kohesivitas, kecepatan disintegrasi, dan sifat antilekat) dan dibuat dengan mengempa campuran
serbuk dalam mesin tablet. (Teknologi Farmasi Sediaan Tablet, Hal 1)

2.2 Jenis dan Penggolongan Tablet




Tablet oral untuk dimakan



Tablet kempa atau tablet kempa standart
Tablet kempa lapis ganda
Tablet berlapis
Tablet kempa yang bersalut
Tablet dengan aksi berulang
Tablet dengan aksi diperlama dan tablet salut enteric
Tablet salut gula dan tablet salut cokelat
Tablet salut lapis tipis
Tablet kunyah

Tablet yang dipergunakan dalam rongga mulut

Tablet buccal
Tablet sublingual
Troche atau lozenges
Dental cones
Tablet yang diberikan dengan rute lain

Tablet implantasi
Tablet vaginal

Tablet yang dipergunakan untuk membuat larutan

Tablet effervescent
Tablet dispensing
Tablet hipodermik
Tablet yg diremukkan ( Tablet triturat )

a. Tablet oral untuk dimakan
1. Tablet kempa langsung atau tablet kempa standart.
Menunjukkan bahwa tablet yang tidak disalut standar dibuat dengan pencetakan
dan menggunakan salah satu dari ketiga metode dasar dari pembuatan tablet yaitu granulasi basah,
pencetakan ganda, atau pencetakan langsung. Tablet pada kategori ini biasanya dikehendaki untuk
memberikan disintegrasi dan pelepasan obat yang cepat. Kebanyakan tablet jenis ini mengandung
obat yang diharapkan berefek lokal dalam saluran cerna. Misalnya : adsorben dan antasida
2. Tablet kempa ganda
Dibagi menjadi dua yaitu tablet berlapis dan tablet yang disalut dengan pengempaan. Kedua jenis
tablet ini merupakan sistem dua komponen atau tiga komponen, kedua jenis tablet ini biasanya
mengalami pengempaan ringan sambil setiap komponen diletakkan, dengan pencetak utama pada
akhirnya menjadi satu.
Tablet dalam kategori ini biasanya dibuat untuk salah satu dari dua alasan yaitu : untuk memisahkan
secara fisika dan kimia bahan-bahan yang tidak mudah bercampur, atau untuk menghasilkan produk
dengan kerja ulang atau produk dengan kerja yang diperpanjang.

3. Tablet dengan kerja berulang
Cara kerja dari tablet dengan kerja berulang, dan batasan-batasan berdasarkan pada pengosongan
lambung yang tidak dapat dikontrol dan tidak dapat diramalkan.
4. Tablet aksi diperlama dan tablet salut enteric
Bentuk sediaan tablet aksi diperlma dimaksudkan untuk melepas obat sesuadah penundaan
beberapa lama, atau setelah tablet melalui satu bagian saluran cerna ke bagian lainnya. Semua
tablet salut enterik ( yang tetap utuh dilambung, tetapi dengan cepat melepas diusus bagian atas )
merupakan tipe tablet aksi diperlama. Pada penerapannya obat untuk manusia, suatu produk bisa
didesign melewati lambung dalam keadaan utuh, kemudian melepaskan zat aktif perlahan-lahan
selama beberapa jam atau lebih lama dalam usus halus.
Spesifikasi farmakope untuk tablet salut enterik ialah bahwa semua dari 6 tablet yang diperiksa
dalam tabung alat disintegrasi USP (dengan menggunakan lempeng-lempeng) tetap utuh setelah
dibiarkan 30 menit dalam cairan lambung buatan pada 370C 20 C dan kemudian hancur dalam
waktu yg ditentukan untuk monografinya, 30 menit. Jika satu atau 2 tablet gagal hancur sempurna
dalam cairan usus itu, uji diulang dengan menggunakan 12 tablet tambahan tidak kurang dari 16 dari
total 18 tablet yang diperiksa harus hancur dengan sempurna.
5. Tablet salut gula dan tablet salut coklat
Pada mulanya salut gula menambah berat tablet menjadi dua kali lipat. Saat ini, polimer-polimer
yang larut dalam air sering dicampur dalam larutan gulanya, dikerjakan dengan penyalutan yang
mempunyai penyemprot otomatis dan menggunakan panci penyalut dengan sisi yang berlubang
dengan efisiensi pengeringan yang tinggi. Hasil yang diperoleh berupa salut yang lebih elastis dan
secara mekanik stabil dengan berat larutan kira-kira 50% atau kurang dari berat inti tablet.
6. Tablet bersalut lapisan tipis
Komposisi penyalut lapis tipis yang pertama digunakan adalah satu atau lebuh polimer yang
biasanya sudah mengandung bahan pembentuk plastik untuk polimer itu dan mungkin suatu
surfaktan untuk memudahkan pembagian partikel, semua diberikan ketablet dalam larutan dari
pelarut organik. Prosedur penyalutan dengan penyemprotan tanpa udara merupakan jenis yang
dipakai untuk komposisi penyalutan lapis tipis, yang menggunakan panci penyalut konvensional atau
peralatan dengan lubang pada sisinya.
7. Tablet kunyah
Dimaksudkan untuk dikunyah dimulut sebelum ditelan dan bukan untuk ditelan utuh. Tujuan dari
tablet kunyah adalah untuk memberikan suatu bentuk pengobatan yang dapat diberikan dengan
mudah kepada anak-anak atau orang dewasa yang mungkin sukar menelan obat utuh.

2.3 Keuntungan dan Kerugian Tablet
Keuntungan tablet
a. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua
bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.
b. Tablet merupakan bentuk sediaan yang biaya pembuatannya paling rendah.
c. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk dikemas serta
dikirim.
d. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah : tidak memerlukan
langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau
berhiasan timbul.
e. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan,
terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah / hancurnya tablet tidak segera terjadi.
f. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi besar-besaran.
g. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran, sifat kimia, mekanik
dan stabilitas mikrobiologi yang baik.
h. Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisi dapat dicegah atau diperkecil.

Kerugian tablet
a. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet atau dalam keadaan tidak sadar atau
pingsan.
b. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan
amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis.
c. Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukupan atau tinggi, absorbsi
optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat di atas, akan sukar atau
tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan
bioavabilitas obat cukup.
d. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka
terhadap oksigen atau kelembapan udara perlu pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum
dikempa (bila mungkin) atau perlu penyalutan dulu. Pada keadaan ini kapsul dapat merupakan jalan
keluar terbaik serta lebih murah.

2.3 Sifat-Sifat Tablet
Menurut FI III
a. Memiliki keseragaman ukuran
Dosis tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak lebih dari 1 tebal tablet.
b. Memiliki keseragaman bobot
Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang diterapkan sebagai
berikut: Timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak
boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih
besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak satu tablet yang bobotnya menyimpang
dari bobot rata-rata lebih dari harga yang diterapkan kolom B.
Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet, tidak satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang diterapkan kolom A dan tidak satu pun tablet
yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom B.
Bobot rata-rata

Penyimpangan bobot rata-rata (%)
A

B
25 mg atau kurang

25

30
26 mg 150 mg

10

20
151 mg 300 mg

7,5

15
> 300 mg

5

10

c. Untuk hancur tablet dipenuhi
Masukkan 5 tablet ke dalam keranjang turun naikkan keranjang secara teratur 30 kali tiap
menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal pada kasa kecuali
fragmen penyalut. Waktu yang diperlukan untuk menghancurkan tablet (lebih dari 15 menit untuk
tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan bersalut selaput.
d. Memiliki/memenuhi waktu hancur tablet bersalut enterik
Lakukan pengujian waktu hancur dengan alat (cara diatas, cair diganti dengan 250
ml HCl 0,06 ml. Pengerjaan selama 3 jam, tablet (larut kecuali zat penyalut). Cuci tablet dengan air,
ganti larutan asam dengan larutan dapar pH 6,8 atur suhu 360 380. pengujian selama 60 menit.
Pada akhir pengujian terdapat bagian tablet diatas kasa kecuali fragmen zat penyalut.

Menurut DOM (175)
Akurat dan seragam dalam bobot :
1. Homogen
2. Bebas dari incompabilitas
3. Stabil dan keras
4. Mudah hancur
5. Ukuran dan bentuknya cocok untuk tujuan pemakaian
6. Rupa atau penampakannya menarik
7. Mudah dalam pembuatan
8. Ekonomis dalam produksi
9. Menurut Scovilles (85)
10. Tablet yang baik adalah cukup keras-keras dipadukan bersama sampul tablet itu digunakan
11. Mempunyai keseragaman bahan aktif
12. Mempunyai keseragaman bobot
13. Dapat dilarutkan untuk penghancur dengan kecepatan yang layak

Lachman Tablet (132)
1. Tablet harus cukup kuat dan resisten terhadap guncangan selama pembuatan, pengepakan,
pengiriman dan penggunaan
2. Tablet harus seragam dalam bobot dan dalam kandungan obat masing-masing terdiri dari
tablet unggul
3. Harus broavailable
4. Tablet harus mempunyai bantuk yang bagus dan harus mempunyai karakteristik bentuk, warna
dan bentuk lain yang penting untuk identifikasi dari satu produk (pengemasan dan kepemilikan)
5. Tablet harus mempertahankan semua kelengkapan fungsi termasuk stabilitas dan efisiensi
obat, khasiat dan penggunaannya

Menurut RPS 18th (1638)
1. Kekerasan tablet
2. Ketebalan tablet
3. Keseragaman bentuk, dosis yang terdiri dariberat tablet dan keseragaman dosis
4. Daya hancur tablet tepat
5. Tes disolusi
6. Mendapat pengesahan

2.4 Karakteristik Tablet
Kriteria tablet
a. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil
b. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan
c. Memiliki keseragaman bobot
d. Secara visual memiliki penampilan yang memenuhi persyaratan
e. Memiliki waktu hancur yang memenuhi persyaratan
f. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan
g. Bebas dari kerusakan fisik
h. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan
i. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu
j. Memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku

2.5 Komponen Tablet dan Bahan Tambahan
Komponen Utama Tablet
Komponen utama tablet adalah zat aktif, bahan pengikat, bahan penghancur, bahan pengisi, dan
bahan pelicin.
a. Bahan pengikat adalah bahan yang merekatkan partikel serbuk satu dengan yang lain sehingga
membentuk granul yang spheris setelah dilewatkan melalui ayakan. Dengan adanya pengikat
diharapkan bentuk granul akan tetap terutama setelah pengeringan sampai proses pencetakan.
Contoh : PVP, Mucilago amyli, gelatin, HPC-SL.
b. Bahan penghancur adalah bahan yang digunakan untuk tujuan agar tablet dapat segera hancur
bila kontak dengan air atau cairan lainnya. Contoh : Amylum kering, Eksplotab, Ac-Di-Sol.
c. Bahan pengisi adalah bahan yang digunakan untuk mendapatkan ukuran tablet yang sesuai dan
mempermudah dalam proses pembuatan tablet. Biasanya jumlahnya paling banyak dibandingkan
bahan yang lain. Contoh : Laktosa, Starch 1500, Maistarke, Avicel.
d. Bahan pelicin adalah bahan yang digunakan dalam proses pembuatan tablet untuk tujuan-tujuan
sebagai berikut:
1. Memperbaiki aliran granul agar didapat bobot tablet yang seragam. Contoh : Talkum, Aerosil.
2. Mencegah lekatnya masa siap cetak pada punch atau die, dalam hal ini lubrikan disebut
antiadheren. Contoh : Mg stearat dan Talkum.
3. Mempermudah pengeluaran tablet secara utuh dari cetakannya, dalam hal ini lubrikan disebut
lubrikan sejati. Contoh : Mg stearat.
Bahan tambahan dalam pembuatan tablet
Bahan tambahan dalam pembuatan tablet adalah suatu bahan pembantu yang turut
memberikan bentuk pada sediaan. Pada dasarnya bahan tambahan harus bersifat netral, tidak
berbau, tidak berasa dan sedapat mungkin tidak berwarna
Untuk pembuatan tablet diperlukan zat tambahan berupa :
1) Bahan pengisi
Bahan pengisi diperlukan untuk memungkinkan suatu pencetakan sehingga menjamin tablet
memiliki ukuran atau massa yang dibutuhkan
Bahan pengisi harus memenuhi persyaratan:
a) Non toksik.
b) Tersedia dalam jumlah yang cukup.
c) Harga cukup murah.
d) Inert atau netral secara fisiologis.
e)Stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai obat atau komponen tablet
lain.
f) Bebas dari mikroba.
Bahan pengisi yang biasa digunakan antara lain: laktosa, sukrosa, amilum, kaolin, kalsium
karbonat, dekstrosa, manitol, sorbitol, sellulosa, dan bahan lain yang cocok
2) Bahan pengikat
Zat pengikat ditambahkan dalam bentuk kering atau cairan selama granulasi basah untuk
membentuk granul atau menaikkan kekompakan kohesi bagi tablet yang dicetak langsung.
Penggunaan bahan pengikat yang terlalu banyak akan menghasilkan massa granul yang terlalu basah
dan granul yang terlalu keras, sehingga tablet yang dihasilkan mempunyai waktu hancur yang lama.
Sebaliknya, kekurangan bahan pengikat akan menghasilkan daya rekat yang lemah, sehingga tablet
akan rapuh dan terjadi capping. Bahan pengikat yang biasa digunakan adalah polivinil pirolidon
(PVP), gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metil selulosa, karboksimetilselulosa, dan pasta pati
terhidrolisis. Bahan pengikat kering yang paling efektif adalah selulosa mikrokristal.
3) Bahan penghancur
Zat penghancur ditambahkan guna memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika kontak
dengan cairan saluran pernafasan. Dapat juga berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang
dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagiannya. Fragmen-fragmen tablet itu mungkin
sangat menentukan kelarutan selanjutnya dari obat dan tercapainya bioavailabilitas yang diharapkan
Bahan penghancur yang dapat digunakan adalah pati dan selulosa yang termodifikasi secara kimia,
asam alginat, selulosa mikrokristal, dan povidon.
4) Bahan pelicin
Bahan pelicin berfungsi sebagai bahan pengatur aliran, dan bahan pemisah hasil cetakan. Bahan
pelicin mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet. Pada umumnya bahan pelicin
bersifat hidrofobik sehingga cenderung menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet, oleh
karena itu kadar pelicin yang berlebihan harus dihindari. Bahan pelicin yang biasa digunakan antara
lain talk, magnesium stearat, aluminium stearat, asam stearat, asam palmitat, dan pati

2.6 Peninjauan Praformulasi
Tinjauan Preformulasi Tablet
Tujuan studi preforulasi adalah untuk mengumpulkan dan mengembangkan informasi tentang
obat utuk menysun dan menetapkan parameter yag diperlukan dalam mendesain formulasi.
Preformulasi didesain untuk mempengaruhi desain formuasi, metode manufaktur, dan sifat
farmakoknetika, biofarmasetika dari produk atau sediaan yang dihasilkan.
1. Identifikasi dan Kemurnian
Pengujian identifikasi dan kemurnian diperlukan untuk mengidentifiksi penguraian, pengotor, dan
dapat pula meliputi uji organoleptis seperti warna, bau dan rasa. Yang dapat membantu
identifiksdiatau penentuan kemurnian selain penetapan kadar antra lain suhu lebur, rotasi spesifik,
ph, kandungan logam berat. Pengotor sering dapat mempengaruhi stabilias, sedangkan pengotor
logam dapat mengkatalis reaksi kimia.
2. Sifat Kristal dan Polimorfisme
Kebanyakan obat memiliki lebih dari satu bentuk Polimorfisme. Bentuk ini ditentukan oleh berbagai
kondisi Selma tahap kristalisasi. Kadang-kadang bahan aktif obt mengendap sedemikian rupa
sehingga molekul tidak terorganisasi menurut pola tertentu sehingga menghasilkan serbuk amorf.
Dapat pula terjadi padatan menjerat (entrap) solven secr stokiometri membentuk solvate atau
hidrat.
3. Ukuran, bentuk, dan luas permukaan
Karakteristk partikel merupaka faktor penting ang akan menentukan kinerja obat dala formulasi. Hal
ini terlihat jelas pada bahan aktif obat nonelektroit dengan kelarutan buruk atau bentuk asam bebs
dengan kelarutn buruk pada pH redah.
Ukuran dan bentuk partikel berperan sangat penting pada keseragaman campuran serbuk dan
ketidakcampuran sempurna serbuk dalam suatu alt pencampur. Ukuran partikel dapat pula
mempengaruhi stabilitas bahan aktif obat yang reaksi kimianya dipengaruhi oleh luas permukaan
yang tersedia untuk reaksi oksidasi dan hidrolisis.
Faktor luas permukaa pentig pula untuk terjadinya interaksi dengan eksipie dalam sedian tablet dan
dapat sangat mempengaruhi stabilitas. Oleh karena itu, masalah ukuran, bentuk, dan luas
permukaan partikel bahan aktif obat perlu dimasukkan kedalam spesifikasi bahan baku bahan aktif
obat di industri.

2.7 Metode Pembuatan Tablet
A. Granulasi basah (wet granulation)
Granulasi basah adalah cara pembuatan tablet dengan mencampurkan zat aktif dan eksipien
menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dengan jumlah yang tepat
sehingga diperoleh masa lembab yang dapat digranulasi. metode ini bisa dilakukan apabila zat aktif
tahan lembab dan tahan panas dan sifat alirannya buruk.

Keuntungan granulasi basah :
- memperoleh aliran yang lebih baik
- meningkatkan kompresibilitas
- untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
- mengontrol pelepasan
- mencegah pemisahan komponen selama prose
- meningkatkan distribusi keseragaman kandungan
Kekurangan/kerugian granulasi basah :
- tahap pengerjaan lebih lama
- banyak tahapan validasi yang harus dilakukan
- biaya cukup tinggi
- zat aktif tidak tahan lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan metode ini

B. Granulasi kering (slugging)
Granulasi kering adalah proses pembuatan tablet dengan cara mencampurkan zat aktif dan bahan
dalam keadaan kering, untuk kemudian dikempa, lalu dihancurkan menjadi partikel yang lebih besar,
lalu dikempa kembali untuk mendapatkan tablet yang memenuhi persyaratan. prinsipnya membuat
granul yang baik dengan cara mekanis, tanpa pengikat dan pelarut. metode ini boleh digunakan
apabila :
zat aktif memiliki sifat aliran yang buruk (tidak amorf)
zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
Keuntungan granulasi kering :
- peralatan lebih sedikit dibanding granulasi basah
- cocok digunakan pada zat aktif tidak tahan panas dan lembab
- tahap pengerjaan tidak terlalu lama
- biaya lebih efisien dibanding granulasi basah
- mempercepat waktu hancur obat dalam tubuh karna tidak menggunakan pengikat
Kerugian/kekurangan granulasi kering :
- memerlukan mesin tablet khusus untuk slug
- tidak dapat mendistribusikan zat warna dengan seragam
- proses banyak menghasilkan debu, sehingga rentan terhadap kontaminasi silang

C. Kempa langsung (KL)
Kempa langsung adalh proses pembuatan tablet dengan cara pengempaan zat aktif dan bahan
tambahan secara langsung tanpa perlakuan awal terlebih dahulu. metode ini digunakan apabila sifat
alirannya baik, dosis kecil, rentang dosis terapi zat tidak sempit, zat aktif tidak tahan pemanasan
dan lembab. beberapa zat seperti NaCl, NaBr, dan KCl dapat langsung dikempa, tetapi sebagian
besar zat tidak dapat langsung dikempa, umumnya pengisi yang digunakan adalah avicel.
Keuntungan metode kempa langsung :
- lebih ekonomis
- lebih singkat prosesnya
- dapat diterapkan pada zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab
- waktu hancur dan disolusi lebih baik karna tidak memakai pengikat
Kerugian/kekurangan metode kempa langsung :
- kurang seragamnya kandungan zat aktif karna kerapatan bulk antar zat aktif dan pengisi berbeda.
- zat aktif dengan dosis besar tidak mudah untuk dikempa langsung
- sulit memilih eksipien, karna harus memiliki sifat mudah mengalir, memiliki kompresibilitas,
kohesifitas dan adhesifitas yang baik. dsb

2.8 Evaluasi Granul
2.9 Evaluasi Sediaan Tablet
Evaluasi Sediaan Tablet
1. Keseragaman Ukuran
Hal ini bisa dilakukan kecuali dinyatakan lain yaitu pada syarat dari sedian tablet yaitu keseragaman
ukurannya harus memiliki diameter tablet yang tidak boleh lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari
11/3 tebal tablet yang direncanakan.
Apabila ukuran dan tebal berbeda dari patokan ukuran yang diatas maka tablet tersebut tidak
memenuhi syarat pengujian keseragaman ukuran.

2. Keseragaman Bobot
Pada tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang telah ditetapkan sebagai
berikut :
Timbang 20 tablet
Hitunglah bobot rata-rata tiap tablet
Pada penimbangan tiap satu tablet,tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari dari bobot rata-rata yang ada.
Apabila saat pengujian tidak mencukupi untuk 20 tablet maka bisa diujikan sejumlah 10 tablet
saja.
3. Waktu Hancur tablet
Alat :
Tabung gelas panjang 80 mm 100 mm diameter dalam kurang lebih 28 mm,diameter luar 30
mm hingga 31 mm,ujung bawah dilengkapi kasa kawat tahan karat,lubang sesuai pengayak nomer 4
dan berbentuk keranjang.
Cara :
Keranjang disispkan searah di tengah-tengak tabung kaca berdiameter 45 mm.
Dicelupkan ke dalam air bersuhu 36-38o dalam air sebanyak 1000 ml.
Dicelupkan sedalam 15 cm sehingga dapat dinaik-turunkan dengan teratur.
Penempatan kedudukan kawat kassa pada posisi tertinggi tepat diatas permukaan air dan
kedudukan terendah mulut keranjang tepat di permukaan air.
Lalu masukan 5 tablet ke dalam keranjang,turun-naikan keranjang secara teratur sebanyak 30
kali setiap 1 menit.
Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kassa kecuali
fragmen yang berasal dari zat penyalut.
Waktu yang diperlukan untuk proses penghancuran 5tablet tidak boleh lebih dari
15menit(untuk tablet yang tidak bersalut)pada tablet yang bersalut dibutuhkan 60 menit untuk
waktu penghancuran(untuk tablet yang bersalut gula dan bersalut selaput).

Jika tablet tidak memenuhi persyaratan ini ulangi pengujian dengan menggunakan tablet satu
persatu,kemudian ulangi lagi dengan menggunakan 5tablet dengan cakram penuntun
2.10 Masalah Dalam Pembuatan Tablet
Beberapa permasalahan dalam pembuatan tablet adalah sebagai berikut : (Lachman 1994 : 673-680)
:
1. Capping
Caping adalah pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas atau bagian bawah tablet dari
badan tablet. Umumnya disebabkan oleh adanya udara yang terjadi dalam ruang die dan penyebab
lain yaitu kelebihan granul, over lubrikasi atau kurang rubrikan.
2. Laminasi
Laminasi adalah pemisahan tablet menjadi 2 bagian atau lebih. Umumnya keretakan atau pecahnya
tablet terjadi segera setelah kompresi atau beberapa jam atau hari kemudian.
3. Chipping
Chipping adalah keadaan pada bagian bawah tablet terpotong yang disebabkan oleh ujung punch
bawah tidak rata dengan permukaan atas die.
4. Cracking
Cracking adalah keadaan tablet pecah, lebih sering di bagian atas tengah. Cracking merupakan akibat
lanjut dari permukaan atas die.
5. Picking
Picking adalah perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch
yang disebabkan pengeringan granul belum cukup, jumlah glidan kurang atau yang dikompresi
adalah bahan berminyak/lengket.
6. Sticking
Sticking adalah keadaan granul menempel pada dinding die. Penyebabanya yaitu punch kurang
bersih, tablet dikompresi pada kelembapan tinggi.
7. Mottling
Mottling adalah keadaan distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata.
8. Binding
Binding adalah lubrikasi yang tidak memadai.

2.11 Sistem Penghantaran Tablet
Obat berbentuk tablet dapat dihantarkan dalam formulasi relative sederhana, pelepasan segera
(immediate), sampai bentuk kompleks, seperti sediaan dengan pelepasan diperlama atau sediaan
dengan pelepasan dimodifikasi. Peranan penting dalam system penghantar obat adalah
mengantarkan obat ke lokasi kerja dalam jumlah yang cukup pada kecepatan yang sesuai dan harus
memenuhi kriteria esensial yang lain, seperti stabilitas fifika dan kimia, dapat di produksi secara
banyak dan ekonomis, terjamin bahan aktif obat dalam setiap unit sediaan dan setiap bets yang
diproduksi, dapat diterima oleh pasien (misalnya dalam ukuran, bentuk, warna), sehingga dapat
mendorong pasien menggunakan obat sesuai dengan/ ketentuan penggunaan obat.

2.12 Karakteristik Desain tablet
Kriteria umum desain tablet adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan disolusi obat secara optimal, yaitu ketersediaan dari sediaan farmasi untuk
diabsorpsi secara konsisten sesuai dengan tujuan penggunaan
2. Keseragaman dan akurasi kandungan obat
3. Stabilitas yang meliputi stabilitas API (bahan aktif obat), formulasi tablet secara keseluruhan,
kehancuran dan kecepatan serta jumlah obat terdisolusi dari tablet untuk jangka waktu diperlama
4. Penerimaan oleh pasien semaksimal mungkin. Oleh karena itu sebaiknya sediaan/produk dapat
memberikan tampilan yang menarik seperti warna, ukuran, rasa dan sebagainya, jika memungkinkan
untuk memaksimalkan penerimaan dan mendorong penggunaan obat sesuai dengan cara
pemakaian
5. Manufakturabilitas. Desain formulasi memungkinkan untuk memproduksi obat secara efisien,
efektif biaya, dan praktis sesuai dengan yang dipersyaratkan
Hal yang diuraikan diatas adalah criteria secara umum. adakalanya tablet untuk tujuan penggunaan
khusus memerlukan criteria khusus tambahan pula, seperti tablet untuk ditelan secara keseluruhan
dan didesain sebagai sediaan dengan pelepasan segera

2.13 Pengempaan Tablet
Karakteristik Pengempaan/Kompaktibilitas/Ketermampatan
Formulasi tablet merupakan sistem multikomponen. Kemampuan campuran tersebut untuk
membentuk suatu solid yang baik dipengaruhi oleh karakteristik ketermampatan dan kompaktibilitas
masing-masing komponen.
Ketermampatan suatu serbuk adalah kemampuannya megurangi volume di bawah tekanan.
Kompaktibilitas adalah kemampuan bahan serbuk yang dikempa menjadi suatu tablet dengan
kekuatan regang tertentu.
Beberapa petunjuk karakteristik ketermampatan dan kompaktibilitas suatu zat aktif tunggal
yang baru dan dalam kombinasi dengan beberapa eksipien yang umum dapat diperoleh sebagai
bagian dari evaluasi praformulasi. Penggunaan tekanan hidraulika memberikan salah satu cara yang
sederhana untuk memperoleh data tersebut. Serbuk yang membentuk solid keras di bawah tekanan
yang diberikan tanpa menunjukkan kecenderungan kaping (capping) atau sumbing dapat dianggap
kompaktibel dengan mudah.
Kompaktibilitas serbuk farmasetik dapat dikarakterisasi dengan meneliti gaya regang,
kekerasan lekukan solid, dan lain-lain yang dibuat di bawah berbagai tekanan. Gaya regang dan
kekerasan lekukan digunakan untuk menetapkan tiga parameter yang tidak berdimensi, yaitu indeks
tegangan, indeks ikatan, dan indeks remuk rapuh, untuk mengarakterisasi daya guna pentabletan
komponen tunggal dan campuran.
Kekerasan didefinisikan sebagai pertahanan suatu solid terhadap perubahan bentuk dan
terutama dikaitkan dengan plastisitasnya.
Berikut ini tambahan informasi tentang sifat pengempaan yang diperoleh dari uji
ketermampatan. Manfaat yang diperoleh dari uji ketermampatan adalah memberi petunjuk tentang
sifat serbuk yang elastis, plastis dan rapuh. Untuk membuat serbuk tablet yang baik, dibutuhkan
aliran remuk rapuh dan plastis. Elastisitas juga sering ada, tetapi ini merupakan sifat yang tidak
dikehendaki. Penetapan sifat-sifat zat aktif dan mencoba menyepadankannya dengan eksipien yang
sesuai disarankan perlu dilakukan. Misalnya, zat aktif yang merupakan bahan plastis harus
dipadatkan dengan eksipien yang bersifat remuk rapuh (contohnya laktosa). Jika zat aktif berupa
bahan remuk rapuh, zat tersebut paling baik dicampur dengan eksipien plastis, seperti selulosa
mikrokristal. Hal ini hanya berlaku pada sediaan tablet dengan dosis cukup tinggi yang akan dibuat
dengan kempa langsung, pada pengempaan zat aktif potensi tinggi yang dapat membantu secara
efektif menutupi sifat-sifat kempa zat aktif. Untuk sediaan yang digranulasi, sifat eksipien pengikat
menjadi sangat penting. (Teknologi Farmasi Sediaan Tablet, hal 38)
2.14 Pengempaan Tablet
Mesin Pengempa Tablet
Tablet dibuat dengan jalan mengempa adonan yang mengandung satu atau beberapa obat dengan
bahan pengisi pada mesin stempel yang disebut pencetak / penekan (press). Mesin pengempa tablet
atau pencetak tablet dirancang dengan komponen-komponen dasar sebagai berikut:
1. Hopper untuk menahan / tempat menyimpan dan memasukkan granulat yang akan dikempa.
2. Die yang menentukan ukuran dan bentuk tablet.
3. Punch untuk mengempa granulat yang terdapat di dalam die
4. Jalur cam, untuk mengatur gerakan punch
5. Suatu mekanisme pengisian untuk menggerakkan / memindahkan granul dari hopper ke
dalam die. (L. Lachman 2, hal 662)
Peralatan mesin pengempa
Ukuran dan bentuk tablet seperti juga tanda-tanda pengenal tertentu ditentukan oleh peralatan dari
mesin kempa. Setiap set peralatan terdiri dari die, punch atas dan bawah, karenanya peralatan itu
harus memenuhi banyak persyaratan untuk menjamin kebutuhan keseragaman dosis, efisiensi
produksi serta penampilan yang menarik. (L. Lachman 2, hal 6)
2.15 Keuntungan dan keterbatasan teknologi kempa
Keuntungan dan kerugian teknologikempa langsun (sediaan farmasi padat,320-321)
Teknologi kempa langsung ini sederhana,membutuhkan alat lebih sedikit,yahapan dalam proses
hanya dua,yaitu campur dan kempa,mengurangi waktu proses ,biaya tenaga lebih murah,dan
konsumsi listrik lebih murah.
Keuntungan proses kempa langsung
1. Prosedur kering tidak memerlukan tahap pengeringan.
2. Ekspose terhadap air dan suhu tinggi tidak diperlukan sehingga menurunkan resiko terjadinya
penguraian bahan aktif.
3. Tablet jadi yang hancur menjadi partikel primer yang bukan berbentuk agregat granular akan
meningkatkan luas permukaan untuk disolasi sehingga pelepasan obat lebih cepat.
Keterbasan proses kempa langsung
1.Proses sangat bergantung pada fluiditas (sifat aliran) dan kompresibilitas pengencer. Jadi,tidak
dapat dimanfaatkan untuk API dosis rendah dan dosis tinggi karena kebutuhan besar eksipen akan
menghasilkan sediaan yang besar/berat.
2. Bahan aktif,seperti parasetamol dan asam asetil salisilat,untuk kempa langsung sebelumnya
berada dalam bentuk pregnalusasi (sudah digranulasi).
3. Pada proses granulisasi,partikel menyatu menjadi bentuk granul dengan sifat baru,sedangkan
pada kempa langsung setiap partikel dari setiap konstituen dalam dan antar bets.
4. Kemungkinan terjadi pemisahan (segregasi) konstituen formulasi sesudah pencampuran API dan
eksipen secara homogen.
5. Eksipien pengencer untuk kempa langsung ralatif mahal harganya,dan perlu kepastian tentang
ketersediaan eksipien tersebut untuk jangka panjang.
6. Teknologi kempa langsung luas dimanfaatkan untuk produksi obat generic karena selama
perlindungan hak paten,belumdapat dilakukan penelitian pengembangan,sedangkan dengan
teknologi kempa langsung diperlukan waktu penelitian relative singkat.
7. Ketersediaan efisien kempa langsung belum tente menjamin keberhasilan pembuatan tablet
kempa secara langsung. Bahan aktif obat perlu pula menunjukkan sifat keterkempaan yang
sesuai,begitu pula sifat aliran. Jika kandungan bahan aktif lebih dari sepertiga dari formulasi tablet
dan jika serbuk bahan aktif obat yang memiliki sifat aliran dan bentuk keterkempaan yang kurang
merupakan bagian terbesar dari formulasi tablet,maka metode kempa langsung tidak dapat
digunakan

BAB III
METODELOGI KERJA

3.1 Formulasi
3.2 Alat dan Bahan
3.4 Perhitungan Bahan
3.5 Skema Cara Pembuatan
3.6 Prosedur Pembuatan
3.7 Skema Evaluasi Granul Prosedur Evaluasi Granul
3.8 Skema Evaluasi Granul Prosedur Evaluasi Tablet





Asam mefenamat merupakan analgesic golongan NSAIDs. NSAIDs ini berkhasiat sebagai analgesic,
antipiretik, dan anti radang yang digunakan untuk menghilangkan gejala penyakit rema.
Mekanisme kerja NSAIDs ini untuk sebagian besar berdasarkan hambatan sintesa prostaglandin,
dimana kedua jenis cyclooxygenase diblokir. NSAIDs ideal hendaknya hanya menghambat COX-2
(peradangan) dan tidak menghambat COX-1 ( perlindungan mukosa lambung), lagi pula
menghambat lipooxygenase (pembentukan leukotrien).
Asam mefenamat ini berkhasiat sebagai anti radang agak kuat, tapi kurang efektif pada gangguan
rematik.

Evaluasi Tablet
Pengujian Granul :
1. Uji waktu alir
- Memasukkan granul dalam corong (150g)
- Tutup bagian bawah corong
- Nyalakan stopwatch
- Lepas tutup pada bagian bawah corong
- Catat waktu yang ditempuh granul melewati corong (waktu alir tidak lebih dari 10 detik)
2. Uji pembentukan sudut
- Granul yang telah melewati corong akan membentuk gundukan seperti gunung
- Ukur tinggi tumpukan granul (h)
- Ukur jari-jari tumpukan granul (r)
- Hitung besar sudut yang dibentuk dengan rumus

Tan = h
R
3. Uji kompresibilitas / kemampatan
- Masukkan granul dalam gelas ukur
- Ukur tinggi awal dari granul
- Ketuk gelas ukur sampai tidak terjadi perubahan tinggi
- Ukur tinggi akhir dari granul
- Hitung prosentase nilai kemampatannya dari selisih tinggi akhir dan awal
- Kompresibilitas = x 100 %
- Vo = Volume awal granul
- Vi = Volume granul setelah diketukkan
- Tabel 2.1 Kompressibilitas dan daya alir. (Lachman, 1989: 400)
% Kompressibilitas

Daya Alir
5-15
12-16
18-21
23-35
33-38
>40

Baik sekali
Baik
Sedang- dapat lewat
buruk
sangat buruk
sangat buruk sekali




Pengujian mutu fisik tablet :
1. Uji keseragaman bobot
- Diambil 20 butir tablet
- Ditimbang satu per satu
- Dihitung bobot rata-rata tablet
2. Uji kekerasan
- Diambil 5 tablet
- Tablet diletakkan ditengah dan tegak lurus dengan plan penekan hardness tester
- Atur skala pada skala 0 setelah itu putar pelan-pelan sampai tablet pecah
3. Uji waktu hancur
- Diambil 6 tablet
- Diambil kira-kira 1,5 L air,panaskan pada suhu 370 C selama 15 menit
- Dimasukkan masing-masing tablet pada alat disintegrator
- Dimasukkan pada air yang telah dipanaskan
- Amati dan catat waktu sampai semua tablet pada tabung disintegrator terlarut sempurna
4. Uji kerapuhan
- Ditimbang 20 tablet bersama-sama masukkan dalam alat friabilator
- Tunngu samapai 100 putaran
- Diambil tablet, kemudian ditimbang
- Hitung kerapuhan tablet
5. Uji keseragaman ukuran
- Diambil 10 tablet
- Hitung diameter dan ketebalan dari masing-masing tablet dengan menggunakan jangka
sorong
- Catat hasilnya

NSAID
Obat antiinflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih dikenal dengan sebutan NSAID (Non
Steroidal Anti-inflammatory Drugs) adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik
(pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi (anti radang). Istilah "non steroid"
digunakan untuk membedakan jenis obat-obatan ini dengan steroid, yang juga memiliki khasiat
serupa. NSAID bukan tergolong obat-obatan jenis narkotika.
Mekanisme kerja NSAID didasarkan atas penghambatan isoenzim COX-1 (cyclooxygenase-1) dan
COX-2 (cyclooxygenase-2). Enzim cyclooxygenase ini berperan dalam memacu pembentukan
prostaglandin dan tromboksan dari arachidonic acid. Prostaglandin merupakan molekul pembawa
pesan pada proses inflamasi (radang).

NSAID dibagi lagi menjadi beberapa golongan, yaitu golongan salisilat (diantaranya aspirin/asam
asetilsalisilat, metil salisilat, magnesium salisilat, salisil salisilat, dan salisilamid), golongan asam
arilalkanoat (diantaranya diklofenak, indometasin, proglumetasin, dan oksametasin), golongan
profen/asam 2-arilpropionat (diantaranya ibuprofen, alminoprofen, fenbufen, indoprofen, naproxen,
dan ketorolac), golongan asam fenamat/asam N-arilantranilat (diantaranya asam mefenamat, asam
flufenamat, dan asam tolfenamat), golongan turunan pirazolidin (diantaranya fenilbutazon, ampiron,
metamizol, dan fenazon), golongan oksikam (diantaranya piroksikam, dan meloksikam), golongan
penghambat COX-2 (celecoxib, lumiracoxib), golongan sulfonanilida (nimesulide), serta golongan lain
(licofelone dan asam lemak omega 3).
Parasetamol (asetaminofen) seringkali dikelompokkan sebagai NSAID, walaupun sebenarnya
parasetamol tidak tergolong jenis obat-obatan ini, dan juga tidak pula memiliki khasiat anti nyeri
yang nyata.
Penggunaan NSAID yaitu untuk penanganan kondisi akut dan kronis dimana terdapat kehadiran rasa
nyeri dan radang. Walaupun demikian berbagai penelitian sedang dilakukan untuk mengetahui
kemungkinan obat-obatan ini dapat digunakan untuk penanganan penyakit lainnya seperti colorectal
cancer, dan penyakit kardiovaskular.
Secara umum, NSAID diindikasikan untuk merawat gejala penyakit berikut: rheumatoid arthritis,
osteoarthritis, encok akut, nyeri haid, migrain dan sakit kepala, nyeri setelah operasi, nyeri ringan
hingga sedang pada luka jaringan, demam, ileus, dan renal colic.
Sebagian besar NSAID adalah asam lemah, dengan pKa 3-5, diserap baik pada lambung dan usus
halus. NSAID juga terikat dengan baik pada protein plasma (lebih dari 95%), pada umumnya dengan
albumin. Hal ini menyebabkan volume distribusinya bergantung pada volume plasma. NSAID
termetabolisme di hati oleh proses oksidasi dan konjugasi sehingga menjadi zat metabolit yang tidak
aktif, dan dikeluarkan melalui urin atau cairan empedu.
NSAID merupakan golongan obat yang relatif aman, namun ada 2 macam efek samping utama yang
ditimbulkannya, yaitu efek samping pada saluran pencernaan (mual, muntah, diare, pendarahan
lambung, dan dispepsia) serta efek samping pada ginjal (penahanan garam dan cairan, dan
hipertensi). Efek samping ini tergantung pada dosis yang digunakan.
Obat ini tidak disarankan untuk digunakan oleh wanita hamil, terutama pada trimester ketiga.
Namun parasetamol dianggap aman digunakan oleh wanita hamil namun harus diminum sesuai
aturan karena dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan hati.

Anda mungkin juga menyukai