Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANORGANIK I



SINTESIS GARAM RANGKAP





Nama Praktikan : Lailatul Nurfadila
NIM : 121810301001
Kelompok : 2
Nama Asisten : Ainun Nazilah




LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2014

I. Judul
Sintesis Garam Rangkap

II. Tujuan
Mempelajari pembuatat\n garam rengkap kalium alumunium sulfat anhidrat (TAWAS)

III. Metodologi Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat
Gelas piala 100 mL
Pembakar Spiritus
Pipet ukur 25 mL
Kaki Tiga Dan Kasa
Gelas ukur 25/50 mL
Batang Pengaduk
b. Bahan
Kristal K
2
SO
4

Akuades
H
2
SO
4

Alumunium Foil

3.2 Skema Kerja

- dilarutkan dalam 8 mL H
2
SO
4
dan dipanaskan
- ditambah akuades 20 mL
- dicampur dengan larutan kalium sulfat dan akuades
- diuapkan campuran hingga tinggal 30 mL
- dipisahkan kristal dan filtratnya
- dibiarkan selama 24 jam
- dipisahkan kristal dan filtratnya
0,86 gram Alumunium foil

Hasil
IV. Pembahasan
4.1 Hasil Pengamatan
Perlakuan Fenomena yang terjadi
K
2
SO
4
dilarutkan dalam aquades K
2
SO
4
larut seutuhnya
Alumunium foil dilarutkan dalam
H
2
SO
4

Alumunium larut membentuk
Al
2
(SO
4
)
3
Penyaringan Filtrat bening, terbentuk kristal
Kalium alumunium sulfat hidrat
dibiarkan selama 24 jam
Larutan bening dan terbentuk sedikit
kristal
Kalium alumunium sulfat hidrat
setelah disaring
Terdapat Kristal garam yang
berwarna putih mengkilap

Secara teoritis
Mol Al =

=


= 0,03 mol

2Al(s) + 3H
2
SO
4
(aq) + 2K
+
(aq) + 4SO
4
2-
(aq) 2KAl(SO
4
)
2
.12H
2
O(s) + 3H
2
(g)
0,03 mol 0,03 mol

Sehingga :
Berat tawas yang seharusnya = n x Mr
= 0,03 mol x 474 gram/mol
= 14,22 gram
Hasil percobaan
Berat kertas saring kosong = 1,618 g
Berat kertas saring + Kristal = 8,047 g
Berat Kristal = 6,329 g
Rendemen =




=






4.2 Pembahasan
Analisis anorganik kualitatif banyak menggunakan reaksi-reaksi yang
menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion (atau molekul) kompleks terdiri dari
satu atom (ion pusat) dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan kompleks yang
stabil nampak mengikuti stokiometri tertentu. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan
koordinasi, suatu angka bulat yang menunjukkan jumlah ligan (monodentat) yang
dapat membentuk kompleks yang stabil dengan satu atom pusat. Bilangan
koordinasi menyatakan jumlah ruangan yang tersedia sekitar atom atau ion pusat
yang disebut bulatan koordinasi yang masing-masingnya dapat dihuni satu ligan
(Svehla, 1985).
Sebuah ligan yang mendonasikan sejumlah genap elektron pada logam
biasanya molekul netral dan ligan ini stabil bahkan tanpa dengan terikat pada logam.
Ligan karben atau karbin merupakan kekecualian. Rumus kimia senyawa
organologam diungkapkan dalam banyak kasus dengan menggunakan kurung siku
seperti untuk senyawa kompleks (Tarro, 1990).
Reaksi yang membentuk kompleks dapat dianggap sebagai reaksi asam-basa
Lewis dengan ligan bekerja sebagai basa dengan memberikan sepasang elektron
kepada kation yang merupakan suatu asam. Ikatan yang terbentuk antara atom
logam pusat dan ligan merupakan ikatan kovalen namun terkadang interaksinya
dapat merupakan gaya penarik coulomb. Beberapa kompleks mengadakan reaksi
subtitusi dengan sangat cepat, dan kompleks sehingga dikatakan labil
(Underwood, 1980).
Garam-garam yang mengandung ion kompleks dikenal sebagai senyawa
koordinasi atau garam kompleks, misalnya heksamin kobalt (III) klorida, Co(NH
3
)
6
Cl
3

dan kalium heksasiano ferrat (III), K
3
Fe(CN)
5
.Garam kompleks berbeda dengan
garam rangkap. Garam rangkap dibentuk apabila dua garam mengkristal bersama-
sama dalam perbandingan molekul tertentu. Garam-garam ini memiliki struktur
sendiri dan tidak harus sama dengan struktur garam komponennya. Dua contoh
garam rangkap yang sering dijumpai dalam garam alumina, K
2
(SO
4
).12H
2
O dan
ferroammonium sulfat, Fe(NH
3
)SO
4
.6H
2
O, garam rangkap dalam larutan akan
terionisasi menjadi ion-ion komponennya. (Arifin, 2011).
Garam rangkap adalah garam yang dalam kisi kristalnya mengandung dua
kation yang berbeda dengan proporsi tertentu. Garam rangkap biasanya lebih mudah
membentuk kristal besar dibandingkan dengan garam-garam tunggal penyusunnya.
Contoh kristal garam rangkap adalah garam Mohr. Kombinasi antara ammonium besi
(II) sulfat, ammonium cobalt (II) sulfat dan ammonium nikel sulfat. Ketiga garam
tersebut memiliki ion ammonium dan sulfat, tapi dengan atom pusat yang berbeda
(Anggraini, 2006).
Larutan berair yang mengandung jumlah molar yang sama dari Al
2
(SO
4
)
3
dan
K
2
SO
4
mengkristal menjadi kalium aluminium sulfat KAl(SO
4
)
2
.12H
2
O. Garam ini
dikenal dengan palas alum atau tawas alum mempunyai rumus M(1), M(111)
SO
4
.12H
2
O dimana M(1) dapat berupa kation apa saja kecuali Li
+
(Petruccy, 1993).
Kalium Aluminum sulfat (tawas) mempunyai manfaat yang sangat penting
antara lain adalah sebagai pewarna tekstil. Tekstil yang diwarnai, dicelupkan dalam
larutan tawas dan dipanaskan dengan uap air, Hidrolisis dari Al(H
2
O)
63+

mengendapkan Al(OH)
3
ke atas serat tekstil dan kemudian zat warna diserap oleh
Al(OH)
3
. Selain itu, tawas digunakan sebagai bahan penjernih air dan pengolahan air
minum di PDAM dan air buangan industri sebagai koagulan (Agustinus, 2010).
Alum mempunyai kegunaan yang sama dengan garam pembentuknya. Satu
keguanan penting dari patas alum adalah sebagai zat pewarna. Alum atau tawas
(AlK(SO
4
)
2
) dapat dibuat dengan mereaksikan senyawa aluminium sulfat (Al
2
(SO
4
)
3
)
dengan kalium sulfat (K
2
SO
4
). Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
K
2
SO
4
+Al
2
(SO
4
)
3
2KAl(SO
4
)
2

(Puput, 2008).
Praktikum sintesis garam rangkap ini bertujuan mempelajari pembuatan
garam rangkap Kalium aluminium sulfat hidrat. Garam yang mengandung ion-ion
kompleks dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam kompleks. Garam
kompleks ini berbeda dengan garam rangkap. Garam rangkap terbentuk dari dua
garam yang mengkristal secara bersama-sama dalam perbandingan molekul
tertentu. Garam-garam ini memiliki struktur tersendiri dan tidak harus sama dengan
struktur garam komponennya. Garam rangkap memiliki struktur molekul lebih
panjang dibandingkan dengan struktur garam kompleks. Larutan garam rangkap
merupakan campuran berupa ion sederhana yang akan mengion bila dilarutkan lagi,
berbeda dengan garam kompleks yang menghasilkan ion kompleks apabila dalam
bentuk larutan. Prinsip yang mendasari terbentuknya garam rangkap adalah terdiri
dari 2 kation dan 1 anion atau sebaliknya dan membentuk susunan kristal yang tetap
serta jumlah ekuivalen dari ion penyusunnya, yaitu mengandung 2 kation yang
berbeda dengan proporsi tertentu sehingga diperoleh susunan kristal yang tetap.
Langkah awal dalam pembuatan kalium aluminium sulfat hidrat ialah membuat
larutan kalium sulfat dengan melarutkan 1,45 gram Kalium sulfat ke dalam 15 mL
akuades. Kemudian membuat larutan alumunium sulfat dengan mereaksikan 0,86
gram alumunium foil yang dilarutkan dalam 8 mL asam sulfat pekat, sambil
dipanaskan. Ukuran alumunium foil harus diperkecil agar mempermudah proses
pemanasan. Pemanasan dilakukan agar alumunium sulfat dapat larut sempurna
dalam asam sulfat. Proses ini menimbulkan gas berwarna putih kehitaman dan bau
yang cukup menyengat. Gas ini berupa gas H
2
yang terbentuk ketika reaksi
berlangsung.
2Al(s) + 3H
2
SO
4
(aq) Al
2
(SO
4
)
3
(aq) + 3H
2
(g)

Langkah selanjutnya ialah penambahan akuades sebanyak 20 mL pada
larutan alumunium sulfat. Berdasarkan percobaan, aluminium sulfat yang diperoleh
berupa larutan yang berwarna putih kehitaman. Langkah selanjutnya ialah
mencampurkan larutan kalium sulfat dengan alumunium sulfat dan diuapkan hingga
volume larutan menjadi 30 mL. Proses ini menimbulkan buih seperti soda sehingga
penambahan Kalium sulfat harus dilakukan sedikit demi sedikit agar reaksinya
sempurna.
Langkah terakhir yaitu larutan difiltrasi menggunakan kertas saring. Filtrat yang jernih
diambil untuk kemudian didiamkan selama kurang lebih 24 jam sampai membentuk
kristal. Pendiaman dilakukan untuk mempercepat pembentukan atau pengendapan
garam kupri ammonium sulfat, karena kompleks Kalium membutuhkan waktu yang
lama dalam penggantian ligannya. Hasil yang didapatkan adalah kristal kalium
aluminium sulfat hidrat yang berwarna putih mengkilap. Massa kristal kalium
aluminium sulfat yang dihasilkan sebesar 6,329 gram. Adapun secara teoritis massa
yang terbentuk sebesar 14,22 gram sehingga diperoleh rendemennya sebesar
. Kristal yang terbentuk merupakan garam rangkap yaitu garam yang dalam
kisi kristalnya mengandung 2 kation yang berbeda dengan proporsi tertentu. Garam
ini biasanya lebih mudah membentuk kristal besar dibandingkan garam tunggal
penyusunnya. Reaksinya sebagai berikut:
K
2
SO
4
(l) + 2Al
2
(SO
4
)
3
(l) 2K[Al
2
(SO
4
)
3
12H
2
O]
Praktikan tidak melakukan uji titik leleh untuk memastikan garam yang
terbentuk. Hal ini dikarenakan keterbatasan alat. Sehingga, praktikan tidak
mengetahui dengan pasti apakah garam yang didapatkan merupakan garam
kompleks atau garam rangkap.
Pembuktian bahwa garam rangkap yang dihasilkan 2KAl(SO
4
)
2
.12H
2
O dapat
dilakukan dengan mengamati bentuk kristal tawas murni. Kristal tawas murni
berbentuk halus dan berwarna putih. Selain itu, pembuktian garam rangkap yang
dihasilkan dapat dilakukan uji nyala terhadap garam yang terbentuk. Uji nyala
dilakukan karena garam rangkap yang terbentuk memiliki kandungan unsur logam
alkali yaitu kalium sehingga saat uji nyala dilakukan nyala yang dihasilkan berwarna
ungu. Pembuktian ini menunjukkan bahwa garam yang dihasilkan adalah kalium
aluminium sulfat hidrat atau tawas. Tetapi uji nyala tidak dilakukan dalam percobaan
ini.

V. Kesimpulan
Kristal kalium aluminium sulfat berwarna putih mngkilat. Kristal kalium
aluminium sulfat hidrat merupakan salah satu contoh garam rangkap. Kation yang
terbentuk dalam sintesis garam rangkap adalah ion kalium dan ion alumunium dan
anionnya adalah asam sulfat. Dimana senyawa ini kemudian membentuk
2KAl(SO
4
)
2
.12H
2
O.

Daftar Pustaka
Agustinus, N., 2010. Pembuatan Kalium Aluminium Sulfat (Tawas) dari Limbah
Aluminium Foil. http://matekim.blogspot.com [6 Oktober 2014].
Anggraini, Devina I.2006. Pengaruh pH Terhadap Pembentukan Senyawa Kompleks
Kobal(II)hipoksantin. http://eprints.undip.ac.id/5959/2/Abstrak_Devina_IA.pdf.
[6 Oktober 2014].
Arifin. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Kendari : Universitas Haluoleo.
Day, Underwood, A. L. 1980. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
Puput, 2008. Pembuatan Aluminium Kalium Sulfat Hidrat (KAl(SO4)2.12H2O).
http://aboutchemistry21.blogspot.com [6 Oktober 2014].
Saito, Tarro. 1990. Kimia Anorganik. Tokyo : Permission Of Iwanami Shorter
Publisheis.
Svehla, G. 1979. Vogel: Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta : PT. Media Kalman Pustaka.
Tim Penyusun. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik 1. Jember : Universitas
Jember.

Lampiran
Foto Keterangan

Foto (a)
Pelarutan alumunium foil dalam
asam sulfat pekat

Foto (b)
Larutan hasil penambahan
alumunium sulfat dengan kalium
sulfat.

Foto (c)
Kristal kalium alumunium sulfat
hidrat.

Anda mungkin juga menyukai