133020043 Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan. ABSTRAK Dalam ilmu kimia, stoikiometri (kadang disebut stoikiometri reaksi untuk membedakannya dari stoikiometri komposisi) adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia). Kata ini berasal dari bahasa Yunani stoikheion (elemen) dan metri (ukuran). Stoikiometri didasarkan pada hukum-hukum dasar kimia, yaitu hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, dan hukum perbandingan berganda.Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan hasil reaksi kimia dari perobaan selain itu agar prakrikan dapat dengan mudah menuliskan rumus dari suatu senyawa dan mempelajari stoikiometri. Prinsip dari percobaan ini berdasarkan metode Variasi Kontinyu, dimana dalam metode ini dilakukan sederet pengamaatan kwantitas molar totalnya sama, tapi masing masing kwantitas pereaksinya berubah- ubah. Salah satu sifat fisika yang diperiksa seperti: massa, volume, suhu, dan daya serap. Oleh karena itu kwantitas pereaksi berlainan, perubahan harga sifat fisika dari sistem ini dapat digunakan untuk meramalkan stoikiometri. Key Words: Stoikiometri PENDAHULUAN Reaksi kimia biasanya antara dua campuran zat, bukannya antar dua zat murni. Suatu bentuk yang paling lazim dan campuran adalah larutan reaksi kimia tlah mempengaruhi kehidupan kita. Di alam sebagian besar reaksi berlangsung dalam larutan air. Sebagai contoh cairan tubuh kita, tumbuhan maupun hewan, merupak larutan dari berbagai jenis zat. Dalam tanah pun reaksi pada umumya berlangsung dalam lapisan tipis lerutan yang diabsorbsi pada padatan. Adapun contoh di kehidupan kita sehari-hari yang menggunakan reaksi kimia seperti, makanan yang kita konsumsi setiap saat setelah dicerna diubah menjadi tenaga tubuh. Nitrogen dan hydrogen bergabung membentuk ammonia yang digunakan sebagai pupuk. Bahan bakar dan plastik dihasilkan oleh minyak bumi, pati tanaman dalam daun disintesis dan dan O oleh pengaruh sinar matahari. Pelajaran yang berkaitan dengan reaksi kimia lazim dikenal sebagi stokiometri. Stokiometri adalah bagian ilmu kimia yang mempelajar hubungan kunatitatif antara zat yang berkaitan dalam reaksi kimia. Bila senyawa dicampur untuk bereaksi maka sering tercampur secara kuantitatif stokiometri, artinya semua reaktan habis pada saat yang sama. Namun demikian terdapat suatu reaksi dimana salah satu reaktan habis, sedangkan yang lain masih tersisa. Reaktan yang habis disebut pereaksi pembatas. Dalam setiap persoalan stokiometri, perlu untuk menentukan reaktan yang mana yang terbatas untuk mengetahui jumlah produk yang dihasilkan. Oleh karena itu percobaan ini dilakukan. Diharapkan kita mengerti tentang pereaksi pembatas dan pereaksi sisa. Tujuan percobaan Stoikiometri adalah untuk menentukan hasil reaksi kimia dari perobaan selain itu agar prakrikan dapat dengan mudah menuliskan rumus dari suatu senyawa dan mempelajari stoikiometri. Prinsip dari percobaan Stoikiometri adalah berdasarkan metode Variasi Kontinyu, dimana dalam metode ini dilakukan sederet pengamaatan kwantitas molar totalnya sama, tapi masing masing kwantitas pereaksinya berubah-ubah. Salah satu sifat fisika yang diperiksa seperti: massa, volume, suhu, dan daya serap. Oleh karena itu kwantitas pereaksi berlainan, perubahan harga sifat fisika dari sistem ini dapat digunakan untuk meramalkan stoikiometri.
METODOLOGI Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada percobaan Stoikiometri adalah NaOH, CuSO4, CH3COOH, aquadest. Sedangkan alat yang digunakan pada percobaan Stoikiometri adalah gelas kimia, termometer, pipet berukuran, filler, botol penyemprot, milimeter blok. Tabel 1. Metode Percobaan Stoikiometri NaOH 1M dan CuSO4 NaOH 1M dan CH3COOH a.
25ml NaOH 5ml CuSO4 NaOH+ CuSO4 a.
25ml NaOH 5ml CH3COOH NaOH+ CH3COOH b.
20ml NaOH 10ml CuSO4 NaOH+ CuSO4 b.
20ml NaOH 10ml CH3COOH NaOH+ CH3COOH c.
15ml NaOH 15ml CuSO4 NaOH+ CuSO4 c.
15ml NaOH 15ml CH3COOH NaOH+ CH3COOH d.
10ml NaOH 20ml CuSO4 NaOH+ CuSO4 d.
10ml NaOH 20ml CH3COOH NaOH+ CH3COOH e.
5ml NaOH 25ml CuSO4 NaOH+ CuSO4 e.
5ml NaOH 25ml CH3COOH NaOH+ CH3COOH
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan percobaan Stoikiometri yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Percobaan Pada Sistem NaOH 1M CuSO4 1M NaOH 1M CuSO4 1M TM (C) TA (C) T (C) mmol NaOH mmol CuSO4 mmol NaOH mmol CuSO4 25ml 5ml 26 27,5 1,5 25 5 5 20ml 10ml 25,75 28 2,75 20 10 2 15ml 15ml 25,25 27 1,75 15 15 1 10ml 20ml 24,5 26 2 10 20 0,5 5ml 25ml 24 25 1 5 25 0,3 (Sumber: Farhan Lazuardi,133020043,Meja 8,Kelompok B, 2013)
Gambar 1. Grafik Titik Perubahan Suhu dan mmol Total Untuk Sistem NaOH 1M CuSO4 1M
Gambar 1. Grafik Titik Perubahan Suhu dan mmol Total Untuk Sistem NaOH 1M CH3COOH 1M Berdasarkan percobaan Stoikiometri yang telah dilakukan, didapatkan hasil pengangamatan larutan NaOH dengan CuSO4 dan CH3COOH adalah: 1. 25ml NaOH dengan 5ml CuSO4 menghasilkan TM=26C, TA=27,5C, dan T=1,5C dengan memiliki 25mmol NaOH dan 5mmol CuSO4. 20ml NaOH dengan 15ml CuSO4 menghasilkan TM=25,75C, TA=28C, dan T=2,75C dengan memiliki 20mmol NaOH dan 10mmol CuSO4. 15ml NaOH dengan 15ml CuSO4 menghasilkan TM=25,25C, TA=27C, dan T=1,75C, dengan 15mmol NaOH dan 15mmol CuSO4. 10ml NaOH dengan 20ml CuSO4 menghasilkan TM=24,5C, TA=26C, dan T=2C, dengan 10mmol NaOH dan 20mmol CuSO4. 5ml NaOH dengan 25ml CuSO4 menghasilkan TM=24C, TA=25C, dan T=1C dengan 5mmol NaOH dan 25mmol CuSO4. Dengan Tmax ada di titik (2 : 2,75) dan Tmin ada di titik (0,3 : 1). 2. 25ml NaOH dengan 5ml CH3COOH menghasilkan TM=25C, TA=26C, dan T=1C dengan memiliki 25mmol NaOH dan 5mmol CH3COOH. 20ml NaOH dengan 15ml CH3COOH menghasilkan TM=24,5C, TA=26C, dan T=3,5C dengan memiliki 20mmol NaOH dan 10mmol CH3COOH. 15ml NaOH dengan 15ml CH3COOH menghasilkan TM=27C, TA=31C, dan T=4C, dengan 15mmol NaOH dan 15mmol CH3COOH. 10ml NaOH dengan 20ml CH3COOH menghasilkan TM=27,5C, TA=30C, dan T=2,5C, dengan 10mmol NaOH dan 20mmol CH3COOH. 5ml NaOH dengan 25ml CH3COOH menghasilkan TM=23C, TA=28,5C, dan T=5,5C dengan 5mmol NaOH dan 25mmol CH3COOH. Dengan Tmax ada di titik (0,5 : 5,5) dan Tmin ada di titik (5 : 1). Stoikhiometri (berasal dari bahasa Yunani Stoicheion = elemen dan metron = mengukur) adalah istilah yang dipakai dalam menggambarkan bentuk kuantitatif dari reaksi dan senyawa kimia (Brady, 1998). Stoikiometri sering juga disebut variasi kontinyu. Metode variasi kontinyu yaitu dengan melakukan 0 1 2 3 4 5 6 0.3 0.5 1 2 5 Grafik NaOH 1M dan CH3COOH Tmax= (0,3 : 5,5) Tmin= (5 : 1) sederet pengamatan yang kuantitas molar totalnya sama tetapi masing-masing kuantitas pereaksinya berubah-ubah. Salah satu sifat fisika tertentu dipilih untuk diamati seperti : massa, volume, suhu, dan daya serap. Oleh karena itu kuantitas pereaksi berlainan, perubahan harga sifat fisika dari sifat ini dapat digunakan untuk meramalkan stoikiometri sistem. Bila digambarkan grafik aluran sifat fisika yang diamati (diukur) yang terdapat kuantitas pereaksinya, maka akan diperoleh suatu titik maksimum atau titik minimum yang sesuai dengan titik stoikometri sistem, yaitu yang menyatakan perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa. Jika diperoleh titik maksimum, maka dapat dinyatakan sebagai titik stoikiometri sistem. Jika diperoleh titik minimum, maka dapat dinyatakan sebagai titik nonstoikiometri. Perubahan kalor pada reaksi kimia bergantung pada jumlah pereaksi. Sebagai contoh, jika pereaksi mol diubah, namun volume totalnya tetap, maka stoikiometri reaksi dapat ditentukan dari titik perubahan kalor maksimum yakni dengan cara mengeluarkan kenaikan temperatur terhadap komposisi campuran. Temperatur dari tiap-tiap macam larutan diukur, lalu diambil rata- ratanya maka akan didapatkan TM (suhu mula-mula). Setealah itu kedua larutan dicampur, diaduk, dan diukur, maka akan didapatkan TA (suhu akhir). Selisih dari TA dan TM adalah T (perubahan temperatur). Dari T inilah kita dapat menentukan titik maksimum dan titik minimum stoikiometri dari beberapa campuran larutan, yang volumenya tetap tapi pereaksi molnya diubah. Banyak factor kesalahan yang dapat mempengaruhi jalannya percobaan, seperti : kurang teliti membaca termometer. Selain itu cara penggunaan termometer yang terkena tangan atau gelas kimia yang justru bukan mengukur suhu larutan melainkan mengukur suhu badan atau suhu gelas kimia. Dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian dalam mengambil larutan agar sesuai dengan volume yang akan direaksikan. Penggunaan alat-alat laboratorium yang rawan juga dibutuhkan kehati-hatian agar tidak pecah. pada saat mengambil larutan, dan saat pada perhitungan suhu. Thermometer sangatlah berperan penting disini, karena thermometer inilah yang akan menentukan berapa suhu larutan tersebut dan berapa suhu yang paling tepat. dan pada saat mengambil laruatan pun harus pas takarannya, jika tidak kita akan mengalami kesalahan yang dapat mempengaruhi percobaan yang mengakibatkan kesalahan suhu pada saat 2 larutan tersebut dicampurkan. Suhu ruangan pun juga berpengaruh, karena pada saat di laboratorium menggunakan AC atau tidak. Disitulah suhu ruangan dapat berubah, dan akan berpengaruh pada larutan yang akan diukur suhu nya.
KESIMPULAN Menurut pengamatan yang kita dapat menentukan hasil reaksi kimia dan menentukan rumus seuatu senyawa dengan mudah, dan kita dapat membuat suatu grafik sifat fisika yang diamati (diukur) yang terdapat kuantitas pereaksinya, maka akan diperoleh suatu titik maksimum atau minimum yang susai dengan titik stoikiometri sistem, yaitu yang menyatakan perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa Aplikasi dalam bidang pangan kita dapat mengetahui tekanan suhu dalam suatu produk, untuk mengidentifikasi suatu senyawa dalam temperatur tertentu, untuk mengetahui dan menentukan kadar molaritas dalam bidang pangan, untuk menentukan normalitas dalam bidang pangan, dan juga untuk penentuan fraksi mol dalam peracikan bidang pangan
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. http://id.wikipedia.org. Diakses pada 29Oktober 2013 Ayu, Risma. 2012. http://rismaayushy.blogspot.com. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2013 Brady, E. James. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Binarupa Aksara: Jakarta.