2. Memonitor Pertumbuhan
Orang tua harus memantau, tapi tidak boleh memaksa anak untuk makan. Makanan yang disajikan harus
menyenangkan anak, baik dari segi cita rasa, maupun kebersihan, dan bergizi (bervariasi, mencakup empat sehat
lima sempurna), terjadwal dengan baik, dan diberikan dengan tidak terburu-buru. Cemilan dapat diberikan
diantara makan, sehingga tidak mempengaruhi nafsu makan anak.
Rawat inap jarang diperlukan. Penatalaksanaan dan pemantauan anak dengan gagal tumbuh cukup dengan rawat
jalan. Rawat inap diperlukan apabila terdapat keadaan yang mengancam jiwa, pengelolaan dengan rawat jalan
gagal, atau anak dengan gagal tumbuh berat.
Pada anak yang tidak respon terhadap pengelolaan awal, mungkin diperlukan untuk merujuk kepada dokter sub
spesialis. Pengelolaan gagal tumbuh adalah dengan pendekatan multidisiplin, melibatkan dokter, perawat, ahli
gizi, pekerja social, dan psikolog. Pendekatan ini mungkin tidak diperlukan pada semua kasus gagal tumbuh,
namun apabila kondisi anak tidak membaik karena adanya kelainan yang belum jelas diagnosisnya, atau pada
keadaan sosial khusus, maka pendekatan multidisiplin adalah cara yang terbaik.
Anak dengan gagal tumbuh memiliki resiko luaran berupa perawakan pendek, masalah perilaku, dan
keterlambatan perkembangan. Penelitian luaran ini masih terbatas, masing-masing dengan definisi dan bentuk
yang berbeda, sehingga sulit untuk menilai luaran jangka panjang gagal tumbuh. Sebagai tambahan, seringkali
sulit untuk menilai efek gagal tumbuh pada kelompok yang tinggal dalam kelompok yang memang memiliki
resiko yang tinggi untuk itu (misalnya kemiskinan, stress yang tinggi dalam keluarga, dan kemampuan
mengasuh yang rendah). Anak dengan gagal tumbuh memerlukan pengelolaan yang seksama, untuk mencegah
terjadinya gejala sisa di masa mendatang.
D. BAGAIMANA UPAYA MENCEGAH MENJADI PENDEK PADA ORANG DEWASA
Untuk pertumbuhan tulang yang optimal, anak-anak usia 4-8 tahun membutuhkan konsumsi kalsium sebanyak
800mg per hari. Susu pastinya merupakan asupan kalsium yang terbaik. Namun, pada prakteknya pemberian
kalsium ini sebaiknya dipartisi atau dibagi-bagi. Jangan sekaligus diberikan kepada anak. Misalnya 400mg
sekali minum saat pagi hari dan 400mg sisanya saat sore atau malam hari. Karena penyerapan kalsium tidak
akan maksimal bila diberikan secara berlebihan.
Ada 2 dua hal agar pada saat dewasa seseorang tumbuh optimal dengan tinggi badan dan berat yang ideal,yaitu :
Pertama, berikan asupan nutrisi yang tepat dan seimbang. Seperti menyeimbangkan komposisi energi
(karbohidrat, lemak, protein), vitamin (A, C, D, B kompleks), dan mineral (kalsium, seng, iodium, zat besi,
selenium) pada makanan anak. Cara paling mudah dengan membagi sepertiga piring dengan komposisi tersebut.
Kedua, bila asupan gizinya sudah terpenuhi, berikanlah aktifitas atau kegiatan yang merangsang kinerja tulang
untuk dapat menyerap kalsium lebih baik. Olahraga high impact seperti basket, bisa membantu anak untuk
tumbuh lebih tinggi, karena di dalamnya ada unsur gerakan lari, lompat dan lempar yang mampu membantu
proses penyerapan kalsium dalam tulang lebih maksimal. Selain itu, konsentrasi yang harus dilakukan setiap
bermain basket turut serta memperbaiki koordinasi mata dan otak.
2. Konsumsi Suplemen
Tablet maupun suplemen yang mengandung vitamin B6 biasa diberikan dokter pada wanita hamil untuk
membantu mengurangi rasa mual di saat kehamilan. Pemberian vitamin D membantu penyerapan kalsium
sehingga membantu menjaga kepadatan tulang ibu. Sedangkan vitamin B12 membantu perkembangan otak dan
syaraf janin. Pemberian folat di saat kehamilan dikombinasi dengan pemberian vitamin B12 dimaksudkan untuk
mengurangi risiko terjadinya anemia megaloblastik