-
,:E:.-._:...-
-
-;g;p,:
..
* -
j1!__;-
3
BENDUNGAN
ASIYANTO
METODE KONSTRUKSI
Penerbit Universitas. lndonesia
(Ul-Press), 2011
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Asiyanto
Metode konsuuksi bendungan / Asiyanto.
-
Jakarta:
Penerbit U niversitas I ndonesia (JI-Press), 20 1 1.
xii, 113 hlrn.;23 cm.
Bibliografr: hhn. 96
ISBN 978-979 -456-452-3
1. Bendungan. I.Judul.
627.8
@ Hak Pcngaranl; dan Penerbit Dilindungi Undang-Undang
Cetakan 2011
Pcngarang: Asiyanto
l)icctak olch: Pencrbit Universitas Indonesia (UI-Press)
l)cncrbit: Penerbit Universitas Indonesia (JI-Press)
\,)Ucbsitc:
www.penerbit-ui.com; Blogi http://uipress l.blogspor.com
E -mail: info@penerbit-ui.com
Untuk
onok-onokku:
dr. Milo Citrawati,
M. Biomed
Adityo Timoronto,
Sfp, MfR
Rizki Triosnondo,
S.E.
I
Kata Pengantar
enga{l meflgucap Syukur Alhamdullilah, akhirnya Penulis
telah berhasil menyelesarkan satu per satu buku tentang
cortstruction method untuk berbagai
ierus
banguflan, yang penerbitannva
sengaja dibuat berseri, agar dapat berdiri sendiri-sendili. I(ali ini
yang keluar dalam seri ini adalah:
" Co n s tractio n Metbod untuk Bangunan Bendungan"
Sebenarnya sudah lama sekali Penulis ingin menulis buku tentang
perihal tersebut di atas, tetapi karena kesibukan seharj-hari waktu
itu, sehingga tidak pernah terealisasikan.
Niat itu akhirnva mendapat dorongan yang kuat seiak Penulis
dirninta untuk mcniadi dosen Pasca Sarjana bidang rlmu teknik
sipil dari Fakultas Teknik Liniversitas Indonesia, vang secara
kebetr-rlan mata kuliah yang drmmtakan pada Penul-is adalah "Metode
I{onstruksi untuk berbagai
ienis
bangunan". Naskah-naskah
semuanya itu memang telah Penulis selesaikan pada tahun 1994,
tetapi baru berupa tulisan-tulisan sebagai bahan kuliah saja.
Buku ini sudah n-relalur suatu proses edit
),ang
berlangsungl
mencrus cl:rrr lrt'r'tlrhap, dimana saat ini ])enulis nlcrasa sudah lal,ak
trtrlttk tltlt'rlrtlli:rlt r,t'lr:t1'1i lltrku.
j\{u{ah
rlrrdafiap lrgku inr dapat
rrrt'rrrrnrlrrlr lr.r,lrr rrr.r lrrrliu lrrrktr tt.ntarrg tr.linik srlril yunu rnasih
It't
1,olntlp
.,r'r
lth lt
vi
Metode Konstruksi Bendungan
Penulis berharap, mudah-mudahan
pengalaman
dan pengetahuan
Penulis
yang dibukukan ini dapat membantu para engineer yang
belum
cukup pengalamannya,
dan bahkan Penulis berharap bahwa
buku ini
iuga
berman faat bag1 para mahasiswa teknik sipil' agar
dapat
memperluas
wawasan dan pengetahuannya
dalam bidang
konstruksi.
Sebenarnya
buku seperti ini, harusnya sudah banyak dikeluarkan
oleh para engineer senior yang telah memiliki banyak pengalaman'
apala-gplndonesia
sudah mengalami kegiatan pembangunan
banyak
U.rrdo.grr,
baik di pulau Sumatera,
Jawa'
Sulawesi' dan Nusa
teflggrrr^.
Dan bahkan di masa mendatang pun' bangunan
ben-
dungan
masih selalu diPerlukan'
Bahasan yang Penulis uraikan di sini adalah menyangkut
teknologi
konstruksi, yang seyogianya
masuk
iuga
sebagai mata
kuliah
di perguruan
tings teknik
iurusan
sipil' Dengan demikian
antat science dan tecbnologydapat
betgandengan
secara erat' di bidang
konstruksi.
Hal iil
iuga
akan membantu teriadinya prinsip link and
matcb, antata dua dunia besar yaitu dunia pendidikan
dan dunia
industri.
Mudah-mudahan
pengalaman
Penulis yang tertuang dalam buku
ini ada manfaatnyt bagi orang lain' Tentunya buku ini belum
sernPurna
sehingga masih petlu kritik dan satan dtripara pembaca'
khususnya
yang memiliki pengalaman
yang lebih baik dari Penulis
sendiri.
Jakartl'
20l l
Ir. Asiyanto,
MIIA, I l'U
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftzr Gambar
Daftar Tabel
1. I]mum
Seiarah
ICOLD
Struktur Bendungan...............
Manfaat/Fungsi Bendungan ...........
Umur Bendungan
Tipe Bendungan ...........
Fondasi Bendungan
Spill Way
Construction Method River Diversion
Umum
Cofferdam
Jenis
River Diversion
(l<lnstrrrcti<ln
Mcthod
2.
3.
4.
v
vn
ix
xii
I
5
t2
5.
6.
16
16
77
19
22
27
35
35
36
37
3t
46
46
Cottrlrrrcl iolr Mctlrod
llrrrrrtrr
Embankmcnt Dam
vll
Yiii
Metode Konstruksi Bendungan
Pekeriaan
PersiaPan"'
""
47
Pekeriaan
Fondasi"""
50
Badan Bendungan
52
7.
8.
Construction
Method Concrete
Dam
""""'
Pekeriaan
Persiapan...
""""""""""""
Pekeriaan
Fondasi
@^-)
Concreting
(Pembetonan) """""""'
Kegagalan
Bendungan
"""""""
Konsekuensi
Bendungan
"""""""'
Jenis
Kegagalan
......'..'..
Bendungan
SemPor
Bendungan
Shakidor""
Statistik l(egagalan
Bendungan """: " " """"'
9. PenutuP
Daftar Pustaka
Lampiran:
Metode Konsttuksi
Bendungan Jati
Gede
""'
75
75
78
80
84
84
85
90
92
92
94
96
97
Daftar Gambar
1,.1. Siklus Air
1..2. Alternatif Letak Bendungan
1.3. Daerah Genangan Bendungan Batu Tegi, Lampung.....
2.7. Bendungan Batu Bulan
2.2. Bendungan Tilong........
2.3. Bendungan Bili-Bili
2.4. Bendungan Kedung Ombo
4.7. Homogeneous Earth Fill .............
4.2. Central Core Rock Fill..............
4.3. Decked Rock Fill
4.4. GravityDam..........
X:2 il:f;::i- :::: : : ::: ::::: :
4.7. Kerusakan Selama Pelaksanaan
4.8. Kerusakan Selama Pengoperasian..............
4.9. I(erusakan karena Rapid Draw Down ..........
4.10. Kerusakan karena Gempa
4.11. Spill NUay Chute.
4.12. Spill \Xray
4.13. Spill Wry'ftrnncI..................
4.14. Spill Wiry'lirrrncl..................
4. 1 5. l
irt'r' (
)vct l
irrll
Slrilhv:ry, Maclroc l)lm, Ytrgoslavia..........
2
3
4
9
10
10
1,1
19
20
20
21,
21.
22
23
24
24
24
29
30
31,
32
)',
4.16. Bottom Spilway, Sante Croix Dam
"""""
4.17. Bottom SPilwaY, Clark Dam
5.1. Tahapan Cofferdam
5.2a.'fahapl
.............
5.2b Tahap II
5.2c Tahap III .'...........
5.2d Tahap fV ........."..
5.2e TahaP V
5.2f TahaP VI
'...........
5.3. Diversion Conduit, Lake Pukaki Dam
"""""
5.4. Tunnel Divetsion
5.5. Cofferdam
5.6a. Tunnel Diversion
5.6b. Tunnel SPill WUY ...... ...
5.7. Diversion/Spill Way Tunnel....."
6.1a. Lay outJalan Keria Batu Tegi Dam
6.1b. Lay outJalan Kerfa, Cehana Dam"""""'
6.2. Perbaikan Slope Fondasi ........'.""
6.3. Potongan Melintang Dam.........'
6.4. Diaphragm \7all ....."....
6.5. Pengangkutan Material Rock Irill"""""""
6.6. Pemadatan Fine Material.....'..'..""'
6.7. Pemadatan Material Filter .'....."
6.8. Pemadatan Material Rock Fill
6.9. Urutan Pemadatan Core Tegak
6.10. Urutan Pemadatan Core Miring
"""',r':::1"'i""
6.11. Spesifikasi Material ........"".... """"""ilii;i";';iu"
6.12a.Struktur Sermo Dam.'.....'.'
."...'."""':"""':'""
6.72b.P emadatan Cofferdam ..........
6.72c.Pemadatan Cycle A ..'.............
6.12d.Pemadatan
Cycle B'....'."......'
6.1.2e.P emadatan Cycle C
"..............'
(r.13.
Material Corc dari llcton Asprrl"""""
" '
34
34
36
38
39
39
40
40
41
42
43
44
45
45
45
48
49
51
51
52
55
56
57
58
59
59
60
61
62
63
(t4
65
((t
Daftar Gambar
6.14. Badan Bendungan Setelah Sclesasi
6.15. Standar Beton Plinth
6.16. Sambungan Slab Deck
6.17a. Sambungan antair Plinth dan Slab
6.77b. Sambungan Slab Horizontal .............
6.1 7c. Sambungan Slab Vertikal ..................
6.18a,
67
67
68
69
69
69
dan b. Persiapan dan Pengecoran Concrete Facing 70
6.19. Tailing Dam. Upsueam Method 73
6.20. Tailing Dam. Downstream Method 73
6.21. Tailing Dam. Conterline Method .............. 74
7.1.. BaganAlatHandling...............
76
7.2.
Jenis
Cab1eways..................
76
7.3. Three Tower Cableway... 77
7.4. Tower Crane untuk Angkutan Vertikal 78
7.5. Penggunaan Cable Prestressed.......... 79
7.6. Pengecoran Concrete Footing .. 80
7.7. Proces Pengecoran .. 81
7.8. Formwork untuk Badan Bendungan 82
8.1. Sebelum Sliding 85
8.2. Sesudah Sliding 86
8.3. Sesudah Perbaikan.. 86
8.4. Sebelum Seepage 88
8.5. Mulai Terjadi Seepage 88
8.6. Debit Seepage Membesar 89
8.7. Mulai Terjadi Kerusakan 89
8.8. Kerusakan Membesar 89
8.9. Kondisi Akhir 89
8.10a. I(ondisi Sebelum Muka Air Melimpas ................ 90
8.101r. lr.ontlisi MLrka Air Mulai Melimpas ............. 91,
l'f. l0t'. l..r,rr.li:rt llctrrlurrl,,:ttr Mtrlai Ilanctrr 91'
l"i l()tl. l..,,rr,lr',1 \l. lrrr llcrrtlunl';rn 91
\*
\t
It
lt
It
t,'
Daftar Tabel
4.1. Umur Bendungan
4.2. Perbaikan Rock Foundation
4.3. Grouting Foundation
6.1. Time Schedule Berdasarkan Musim
8.1. Daftas Kegagalan Dam.'...-'....
18
25
26
46
93
xlt
Umum
lah kita ketahui bersama bahwa untuk kehidupan, manusu
mudah
di per-
memerlukan ai tawar. Dan ai tawar yang paling
dimanfaatkan oleh manusia adalah ak tawar yang ada
mukaan.
Menurut esumasi jumlah ait tawar di bumi tdalah sebesar
33 x 1012 acre-foot (drmana satu acre
fool
setalra dengan 1.233 m3).
Dari jumlah tersebut letaknya tersebar lebih kurang sebagai berkut:
o
75o/o, terkunci sebagai lapisan es yang menutupi daerah kutub
bumi
.
24 % lebih berada dalam tanah
o
Kurang dan 1,
oh
berada di permukaan seperti di sungai, danau,
dan di atmosfer.
Oleh karena iru, bila di suatu daenh terdapat air permukaan,
maka ai tersebut harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
kepentingan hidup manusia. Memang Tuhan Yang I\Iaha Kuasa
telah mengatur siklus air di bumi kita ini, sehingga manusia tidak
pernah kehabisan airtawar. Namun demrkian karena jumlah manusia
dan jcnis kcbr.rruhan akan air tawar selalu meningkat, maka sudah
sciak ztnr;rrr tlrrlrr rrrrnusia telah mengerahkpn akal dan pikrrannya
r.lntuk lrctn;rrrl;rlrtli;rrr ;rir tuwar yang ada cli pcrrntrkaarr. Siklus air
lnrvltr tlt lrrrtnl rl;r1r;rt rlrtrrrr;rrkk:rrr p:rtlt
(ianrllar
1.1.
Metode Konslru|si Bendungan
Perchcd water toble
Gambar 1.1. Siklus Air
Sebetulnya d.i alam telah tersedia
^pa
yurlg kita sebut "danau"'
tetapi letak danau tersebut tidak dapat direka-reka sesuai kehendak
manusia, kecuaii manusia membuat danau buatan'
Dari seiak z^mafl dulu telah disadari bahwa dalam
iangka
pzniang, rrlrh ,rt petsoalan yang sangat penting yang dihadapi
ot"n aroi, tdalahtetbatasnya
sumber daya au ta'vt^t y^ngdipedukan
untuk betbagai bidang, seperti industri, petttntatfperikanan'
perkebunan,
dan kebutuhan hidup manusia sehari-hari'
Tetmasuk di dalam persoalan di atas adala;h terbuangny^
sec ta
percuma seiumlah air tawatyang berharga tadi menuiu laut' melalui
terbagai
ialur
seperti sungai, kemudian percoalan
lainnya adalah
akibat kemafuan teknologi industri yang dapat "mencemari"
air
tawat tersebut.
Atas petsoalan-persoalan
tersebut, tnanusia sudah sciak hrlrir
memikirkan
pembuatan
clanau buatan dcngan trrctllbattlltrtl
bendungan
(clarn). Yang clirnakstrtl clt'rtg:ttr
"lrt'rttltrrtgrrtt/tlrrrrr"
Precipitation
Runoff
|
\; tl
rii
lnflrration t
Confined aquifer
adalah:
"Bangunan yang nrenutup aliran sungai yang tedetak di suatu
tempat, sehingga dipcrolch suatu tandon ait tawar y.ang cukup
besar untuk dipergunakan dalam berbagai keperluan manusia."
Alternatif letak bcndungan, biasanya dipilih yang pahng pendek
untuk pertimbangan ckonomis.
Contoh alternatjf letak bendungan dapat ditunjukkan pada
Gambx 7.2.
Gambar 1.2. Alternatif ktak Bendungan
Pertimbangan letak bendungan (dam :ite) juga memikirkan
tentang banyaknya volume tandon at yangada dan yang dipedukan,
dan
iuga
seberapa luas areal genangan vang akan terjadi bila
bendungan dalam kondisi diisi penuh. Hal yang terakhir ini
dipertimbangkan untuk memindahkan penduduk yang tetkena
genangafl ait dan juga perhrtungan untuk membebaskan tanahyang
akan tergcrtang.
(.ontoh
),arl{r
nvxta dan cukup terkenal pada tahun sembilan
ptrlrrlrurt rrrllrl:rlr
lmtl:r
s:rirt pctnl;angunan Ilcnclungan l(ccltrng Omb<>
tlr rl:rcr:rlr l'rrtrr';rrl:rrlt, r.'lr.'l:rlt ltnrur St'ttvtt'rrtt1,,
frtrv'u
'li'n11ah,
y:rittr
l('tl;t(lt lr|lr, t't1r,r L,tlt rlr til, ril',lt;r1il,l:rrt
Pctttltrrlttlt
r;t'lctttlr:tt
\':rr111
ttl('t':ts,t
Metode Konstruksi Bendungan
keberatan untuk dipindahkan ke daerah lain. Tetapi demi kepentingan
nasional yang lebih besar, maka sebagian penduduk yang udak setuju
tersebut dinegosiasi tefus, sampai mereka dipindahkan sebelum
tergenaflg zk, pada saat pengisian bendungan'
Dalam gambar lqy out, genangan ar pada bendungan tetgafltung
keadaan lemb ahnya,semakin cufam lembahnya, maka luas lahan yang
tefgenang akan lebih kecil, dibandingkan kalau kondisi lembahnya
udak tedalu curam.
Gambar genangan atr untuk sebuah bendungan dapat dilihat pada
Gambar 1.3.
Gambar 1.3. Daerah Genangan Bendungao Batu Tegi, Lampung
Dengan kondrsi tertentu, bisa saia dari satu sungai yang sama,
d.ibendung pada lebih dari satu temPat. Tentunya bendung yang satu
Ietaknya lebih rendah/lebrh tlnggl dari yang lain'
Dengan dibendungnya suatu sungai, selain terjadinya
iumlah
yolume tandon au,iugaterjadi perbedaan elevasi muka air. I)cr[cdaan
elevasi muka air iru dapat memproduksi tenaga yarrg tltst'lrtlt l('llaga
air. Oleh kniena rtu, scl>uah bcndtrtrgatr st'lattt lrt'rlrtrtl',tt st'lr:rgai
pemanfaatan air t2lw,ll'rttrtttk llcrlrlrgti kt'llrrtttlt;ttt.;tr11:r tllpat
tliftrrrgstkatt tlllttlk trrcttl',lr:rsilk,lll stlilltl lt'llrt1';t Irrtt;',
tl;rP;rt tltrrlrllr
tncn;ittlt listril (r/t', /rtt /utltn
fttu'rr).
)
I
!
\-/
Sejarah Bendungan
pend,rngan
sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang
L)l^I\. Awalnya jenis Bendungan hanyalah earth
rtll
dam yang
dipadatkan sesuai kemampuan saat iru. Bendungan yang dikenal
dengan nama "Sadd-el I(afara" telah dibangun di sebelah selatan
Kairo (Adesir)
^ttzr^
tahun 2950 dan 2750 sebelum Masehi (Iebih
dari 4000 tahun yang lalu).
Bendungan Sadd-el-Kafam, dibangun dengan tirgg, 12 meter
terdid dari dua dinding yang dibuat dari puing-puing dengan
ketebalan di dasar arrtzr^ 14 s.d. 36 meter dan tengahnya diisi
dengan berbagai material. Diduga Bendungan ini hancur akibat
terjadinya ouertopping.
Eartb dam yang lain juga diperkirakan telah dibangun di Ceylon
sekitar tahun 500 Sebelum Masehi, yang meflggunakan matedal
umbunan sebesar 13 juta meter kubrk.
Kemudian sekiar tahun 1200 Setelah Masehi, banyak bendungan
urugan dibangun di Ceylon dengan u.ggi 72 sampai 27 meter.
Sekitar tahun 1500 bendungan urugan juga dibangun dr Indra (The
Madduk Masar Dan) dengan nflggr 30 merer tetapi tidak lama runtuh
karcrta titlnk tt'rs<'dianya .rpi// atqy.
l):rtlu :rwrrlrrl'l lrt'rrtlrrrrgan rlrtrgan urnullurya nrcnggr,rnakan tanah
It.,ttt.,;,1'1s rlrttt l,,lr;tl rlt;rrtlllirrt tlcr11,1111 fe.t.l;r1,:1 ttr;rrttrst:r tllrrt rli;xrcllttkan
Metcr,e Konstruksi Ben!y199
dengan
menggunak
^n
tefla'g^ binatang'
Pada tahun 1789 Estrecho
de Rientes
Dam dibangun
di Spanyol'
dengan tirgg 46 meter, tetapi langsung
hancut pada waktu dirsi atr'
Hal ini merupakan
kemunduran
dari bendungan
tipe urugan'
I(emaiuan
yang besar untuk meniamin
kekedapan
bendungan
urugan
terhadap
air dilakukan
oleh Telford
(1820) dengan
-.riggrrukan
lempung
puddte sebagai
inti bendungan'
Jenis
bend"gut
berkembang
sesuai
dengan
kemaiuan
pengetahuan
yang <J"icapai oleh manusia yaitu bendungan
beton
afitar^ lain, adalah o"t' do* yaitu benduflgan
yang berbentuk
l"ngk .grn untuk mendapatkan
kekuatan
yang lebih besar'
Arclt dan yang barangkaii
merupakan
bangunafl
yang
Pertama
kali dibangun
oleh Rt"'i" pada abad
Pertama
Sesudah
lVlasehi'
terletak kira-kira
di sebelah
utara Itali dan sebelah selatan
Prancis'
t--
ii.-"*an
disusul
dengan arch dam Ponte Alto drbangun
dari
tahun 1611 sampai
tahun 761'3 detgan tiflggr 5 (1ima) meter'
Pada tahun 7752 berkembang
kemarnpuan
membangun
dam
dengan
ti.ggi 17 meter pada tahun
1'824' 5
0'm^)
buah dam
bertambah
dengan
titsg mencapai
25 meter'
I(emudian
U"'ikt't"y'
tahun
1847
'
50 buah bendungan
bertambah
dengan tgg mencapai
33 meter' Sampai dengan
tahun
1887, bendu,gu'
yu"lg"ada
tetap pada tinggi tidak lebih dar, 36
meter. Pada tahap i'o,"p"'""t
afl at bendungan
tampaknya
sedang
mencad-cati
prlihan tentang
fondasi yang bagus'
Benua Australia
merupakan
benua
Paliflg
kering di dunia, oleh
karena
itu era bendungan
yang
modern
berkembang
dari sini'
Bendungan
lengkung
('trch dam) dengan
ketebalan
badan yang tiPis'
baraogkali
mulai d'Lo'lgt"'
di New South
Wales pada akhir abad
ke-19 (tahun 1907 dun Wt'[ot'gong
l)am tahtrn l902) Mcrr1clrrn1"
pertengahan
abacl dua puluh' tclah llartl'ak
lrt'trtltrrlllirtt
t['lt1'rtlt
iir.,gg, iebih clari 250 nrt.rt,r rl^n lrt.lrt,rIPu
lclrrlr tllrtt
\(xl trrCtt't
Sejarah Benciungan
Bendungan tertinggi di dunia saat ini adalah Bendungan Rogun
(Krury^ 30/01/2005), terletak ch Sungai Vakhsh <Jr Tajikistan, dengan
ketinggian 1.099 kaki (335 mcter). Bendungan tersebut dibangun
untuk menyediakan air untuk kepeduan rigasi dan pembangkit
listrik ten^ga. air (PL'IA). Bendungan kedua tertinggi sesudah
Bendungan Rogun adalah Bendungan Nutek,Iang terletak di bawah
Bendungan Rogun di sungai yang sama, dengan ketinggian 984
kakr (300 meter).
Begitu besarnya kedua bendungan tersebut dan karena tedalu
besarnya volume ar yang bisa ditampung, membuat p^r pakar
khawatir, bahwa berat ah yang ditampung tersebut dapat
meningkatkan aktivitas gempa bumi di daerah sekitatnya.
Tiga bendungan besar larnnya yang masuk dalam daftat li:r":,a
besar bendungan tertinggi di dunia adalah:
.
Bendungan Grande Dixence dr Swiss, setinggi 935 kak':.
Q85
meter)
.
Bendungan Ingud di Georgia seunggi 892 kaki
Q72
merer)
.
Bendungan Vaiont di Italia, setinggi 859 kaki
Q62
meter)
Selain lima bendungan besat tetsebut, bendungan-bendungan besar
lain di Meksiko, India, Swiss, dan I(olumbia, ikut melengkapi daftar
10 bendungan tertinggi di dunia.
Bendungan Oroville di negara bagian California, setinggi 770
kaki (235 meter), adala.h bendungan tertinggi di Amedka Serikat
(USA), tetapi hanya masuk urutan ke-16 dalam daftar bendungan
Tertrnggr di dunia.
Dalam tahun 1997 diperkirakan ada 40.000 buah bendungan
besar, dan 800.000 buah bendungan kecil, di seluruh dunia.
lndoncsil
iuga
memiliki banyak bendungan yang tersebar di Pulau
Sunratcr';r,
f
lrrva, Sr,rlawcsi, dan Nusa
'Ienggara
Barat, dan Nusa
'l'crrgg:rr:r'l'trrrrrr.
llcrttlrrngan-benclungan tcrscbut antara lain
ltlrr ll lt :
Metde Konstruksi Bendungan
1. Batu Tegi, terletak di provinsi
Lampung
,/
2.
Jatiluhur,
terletak dr provrnsi
Jawa
Barat
3. Sagulrng, terletak di provtnsi
)a'ttaBxat
4. Pamalcan,
tedetak di provinsi
Jasn
Bzrtt
5. Ciata, terletak di provinsi
JawaBant
6. Sempot, terletak di provinsi
Jawa
Tengah
7. \X/adas Lintang, terletak di provinsi
Jawa
Tengah
8. Gaiah Mungkur, terletak di provinsi
Jawa
Tengah
9. Kedung Ombo, terletak di provinsi
Jawa
Tengah
10. Mrica, terletak di provinsi
Jawa
Tengah
11. Tulis, tetletak di provinsi
Jawa
Tengah
12. Cacaban, terletak dr provrnsi
Jawa
Tengah
13. Nawangan,
terletak di provinsi
Jawa
Tengah
14. KxangKates,
terletak di provinsi
Jawa
Timur
15. Pekalen Sampeyan, terletak di ptovinsi
Jawa
Trmur
16. Grogak, terletak di provinsi
Bali
17. Sumr, terletak di provinsi Nusa TenggataBarat
18. Gapit, terletak di provinsi
Nusa TenggxaBarat
19. Pelaperudu,
terletak di provinsi Nusa
'Ienggara
Barat
20. Baru Bulan, terletak di provinsi
Nusa Teng gata Barat
21. Tilong, terletak di provinsi
Nusa Tenggara Trmur
22. Bfu-bil,,terletak
di provinsi Sulawesi Selatan'
Sayang sekali, bahwa pengalaman
sebanyak
tersebut di atas'
tidak menambah
terbitnya buku tentang bendungan
besar di
Indonesia,
atau
Paling
tidak bila buku-buku
tersebut memang ada'
tampaknya
kurang sekali distribusinya'
Tentunya
di lingkungan
I(omite Nasional ts.,d"tg^t
Besar lndonesia' tersedia banyak buku-
buku tentang bendungan
besar, terutama pengalaman
tentani
perencanaan
dan pelaksanaan
bendungan
besar dr lndonesia'
Pembangunarr
bendungan
sudah pasti akan berlaniut
scsttai
clcngan tunt\ltan kt.lttrtrrhrrn lnrnttsia climanapun'
t Iill tcrscllrrl scsttlti
tlr.tt11:rttt.:tttt;tl:tttltitltrv:tttt;tslrl:tltllt.slrryltttll;rli:rrr.lill:rtllrllt.llt.lr
;l
Sejarah Bendungan
manusia di masa mendatang adalah tcrsedianya ai tawat yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu pengem-
bangan pembangunan bendungan besar, termasuk pengembangan
kemampuan dalam merencanakan (mendesain) dan melaksanakan
tetap diperlukan.
Dalam menghadapi perencanaan dan pelaksanaan bendungan-
bendungan besar ada tiga problem dasar, yaitu:
(1) Kekuatan dan Keamanan Struktur Bendungan, dimana peran
spillway sangat penting khususnya pada bendungan tipe urugan
(e m b a n k m e n t d a rn), bahkan terkadang menentukan de sain spt / I way
lebih sulit dibandingkan dengan mendesain bendungan itu
sendiri.
(2) Kecukupan/Kemampuan fondasi.
(3) Efek-efek dari bent au dan tinggi tekanan.
Beberapa foto tentang bendungan besar yarrg ada di Indonesia,
dapat dilihat pada Gambar 2.7 s.d.2.4
(lttnlr,tt
.1.I ll, rr,lrrrrr';rtr ll,rlrr llrl.ur
Metode Konstruksi Bendungan
10
'"-'---
Gambar 2.3 Bendungan
Ilili-Bili
Sejarah Bendungan 11
Gambar 2.4 Bendungan l{edung Ombo
ICOLD
f\engan
banyaknya
bendungan
besar' maka seiak tahun
1928
L)*io*^r,
.,rr*'organisasi
Inrernasional
non Governmental,
untuk memudahka.,
pt*k""n
infotmasi
dan pengalzmm
dalam
planning, destgn, consrraction,
rilaintenance'
dan operation' tentang bendungan
besar pada tingkat internasional'
Organirasi
tetsebut disingkat
dengan ICOLD yaitu kepaniarrgtn
dari International
Commision
on Large Dams'
Tuiuan dari organisasi
tersebut adalah untuk pembinaan
teknik
dan pemupukan
profesi dalam bidang bendungan
besar'
I(egiatannya
dilaksanakan
melalui komite-komite
nasional
dari
beberapa
negara-neg
arl', y^rrg
^flggot^fly^
pada tahun 1'982 telah
mencapai
71, tegara, termasuk
Indonesia'
Indonesra
meniadr anggota dari ICOI'D seiak tahun 1951 dan
pada waktu itu hanya diwakrli oleh Prof' Ir' Sedryatmo'
sebagai ketua
I{omite Nasional
Indonesia
ufltuk Bendungan
Besar
[<NI-BB)'
Pada tahun 1972 telah berhasil didirikan
rvadah organisasi
KNI-BB, yang baru dengan suatu aflggaran
dasar' yang diketuai
oleh Ir. Ivlasclukr Umar' Hingga saat ini KNI-BB masih terus berperan
dtlanmengcmbangkan
pengetahuan
tentang bendungan
llcsar cli
tanah air. Bahkan f<Ni-BB
saat ini tclah meniedi asosi:rsi pr'rfcsi
dalam bidrrng bendungan' \'ang
tclah tncntllp:rt
akrctlit:rsi
tlrrrr
I,embzrgal)ctlgctnllatrganIaslr[...,trstrtrlisiN:lsll)ll:ll(I.1,IliN)'llllllll(
12
13
mengeluarkan sertifikat ahh llcndunlllul, dalarn rangka memenuhi
Pasal 9 Llndang-Undang Nom<>r ltJ tahun 1999 retang
Jasa
Konstruksi.
Dalam kenyataan, masih banyak hal-hal yang belum diketahui
secara pasti tentang desain bendungan besar, sehingga ada sajakasus-
kasus tentang kegagalan bendungan. Oleh karena itu pada tahun 1964
ICOLD melakukan studi yang diselesaikan oleh Committee on Piailure
arudAccidtnts to L,arge Dam dan dilaporkan pada Kongres Internadonal
yang ke-11 di Madrid tabun 7973.
Laporan tersebut dibagr dalam beberapa seksi sebagai berikut:
(1) Eualution of Design and Construction of Dams
Q)
Major Dam Failures and M@or Reseraoir Failure
(3) Repornd Dam Incidents
(4) SPecial Incidents Associated with Dam Building
(5) C o nclu sio n s and Re co mm e n datio n s.
ICOLD juga telah menetapkan kriteria tentang bendungan besar,
yaitu:
(1) Bendungan dengan ti"ggi lebih dari 15 (lima belas) meter, diukur
dari bagian terendah ke puncak bendungan.
(2) Bendungan dengan unggi ar,tata 10 meter dan 15 meter, yaflg
memenuhi minimum satu dari hal-hal di bawah rni:
(a) Panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500 meter
(b) I{apasitas reservoir tidak kurang dari satu juta meter kubrk
(c) Debit sungai tidak kurang dari 200 meter kubik per detik
(d) Bendungan mempunyai kesulitanpada petsoalan fondasi
(e) Bendungan dengan desarn yang udak biasa
fthusus).
Sctiap kali tcr;acli kcgagalan bendungan besar, maka selalu
tlipcr<,lt'lr
l)t'ttyt'1;11111,,tt
ll:tt'rt :ttatt lstllnsi-asutnsi baru cltrlam desain.
(
)lt'lt li:rrcrru ttrr l(
(
)l,l ) nrcrtrPriny:ri nrolo
1rr1111,
rrrc'rrlrlili yaitrr'
Metode Konstruksi Bendungan
I
14
" Matt karns littkfroTTl stlccess' but lot-fromfoilures"
Selama ini kita salah dalam menyikapi
kegagalan, yang dianggap
sebagai sesuatu yang memalukan,
dan bahkan kalau perlu ditutup-
tutupi. Di tingkungan ICOLD
iustru
sebaliknya'
bila teriadi ke gagalarr
bendungan, ini merupakan suatu hikmah yang sangat besar yang dapat
menambah banyak pengetahuan,
dibandingkan
kalau tidak teriadi
sesuatu. Terbukti dengan banyaknya
kegagalan bendungan
yang
teriadi baik dalam
Ptoses
konstruksi
maupufl dalam
Proses
pengoperasian,
menyebabkan
semakin sempurnanya
pengetahuan
p^r,
"rrgireer
dalam membuat desain bendungan'
dan dalam
menetapkan
cara
Pelaksanaan'
Moto tersebut menuniukkan
bahwa pengetahuafl
p r^ engineer
tentang bendungan besar memang masih terbatas' Sehingga
setiap
kali terfadi kegagalan, para engineet
memPeroleh pengetahuan
baru
tentang penyebab
kegagalan tetsebut' Dengan demikian
kegagalan
semacam itu dapat d.ihindari dengan penemuan-Penemuan
baru dari
penyelidikan
terhadap kegagalan yang tetiadi' Begitu luasnya ilmu
pengetahuan
yang diperlukan untukbendungan
besar' sehingga
harus
melibatkan puluhan disiplin ilmu'
Kegagalan konstruksi bendungan
besar di Indonesia yang terkenal
adalah
iebolnya
Bendungan
Sempor yang teriadi pada tahun 1967'
yang disebabkan
oleh oaertopping'
Ouertopping
ttu sendiri kabatnya
disebabkan
oleh kekurang-
mampuan spittwry yarrg ada, sehingga
debit baniir yang tetiadi saat
ito tidak <lapat dilayani, dan akhirnva menyebabkan
teriadinya
""'i!.'*3r^nan
urama dari bendungan
tipe urugan adalah otertoltftin,q'
sehingga fokus utama desain bendungan
tipe urugart
rttlalah
*.rrguo.l agar u<lak terfadi ouertoppin,q
sclama l>cndungatt
tt'rst'lrttl
beroperasi.
15
Sesuai dengan moto I(l()l.l) cli atas, tentunya
Para
engmeer
Indonesia banyak memeuk pengalaman yang sangat bethatga bagi
peningkatan pengetahuafl para engineer krta. Kabarnya hasil evaluasi
kegagalan Bendungan Sempor tersebut, telah memberikan masukan
yang sangat berarti untuk desarn bendungan-bendungan berikutnya,
afltarta lain Bendungan Katang Kates diJawa Timur.
Struktur
Bendungan
M;anfaat /
Fungsi Bendungan
itiniau dari mztfaat dan tuiuan pembangunan
sebuah
bendungan ada dua, yaitu:
S i ngk - P a rpo se Re s e nto ir
Fungsi bendungan di sini pada awalnyah*tya
untuk menyediakan
air (reservoir), terutama untuk industri, misalnya industri pertam-
bangan dimana umur manfa at daibendungan
akan tergantung dari
deposit surnber dayl t,rmbang
)rang
ada'Btla deposit tambang sudah
habis, maka kegiatan
iuga
berhenti dan bendungan tersebut
jadi tidak
dimanfaatkan lagi. Selain itu juga untuk ketrutuhan menyuplai air satu
kota. Dan karena berbentuk sebagai danau maka biasanya dimanfaat'
kan
iuga
untuk wisata dan rekreast.
,r*O
Banyak bendungan yang telah dibangun hanya semata-mata t
suplai an. walaupun akhirnva selama dropetasikan timbul modifikasi-
mod.ifikasi karena pengaruh dari luar setelah proyek selesai dibangun'
M u/ti - P urpo.re l\ese ruoi r
Manfaat bt:ntlungan ternyata berkembang
dan mcrrriliki
lrrrttt''rk
manfaat
1'trrtli
tl:r1tat d^iperoleh selama tncrrgcmllangk:ttl
strtrtl'r't tl:t\':r
eir I t'rst'lrr t l, rr rt'lrrltri bentltrtrgltrt.
16
Setelah melalui studi yarrg rncndulanr akhirnya dapat dirinci
berbagai manfaat dan bcndungan, antara lain:
(a) lVater Supply, untuk industri dan penduduk
@)
lnga tio n, untuk pertanian/perkebunan
(c) Silt Relention, untuk meningkatkan kuahtas air
(d) Transportatioa, untuk transportasi air
(e) P lo o d m i ttga ti o n, unltk melindungi kehidupan dan harta
(f) Electncitl, untuk penyediaan energi listrik bagi industri dan
penduduk.
(g) Recrealioa, untuk meningkatkan standar kehidupan.
Untuk (u),
@),
(d) dan (f) tujuannyaadalahmenjagaagar reseruoir
tetap penuh untuk meniamin kontinuitas penyediaan aupadamusim
kering (kemarau), dan untuk (a) reservoir dapat menampung sebagian
atau seluruh debit banjir sehingga dapat berperan sebagai pengendali
banjir. Sedang untuk
fu)
publik menghendaki elevasi reservoir relanf
tetap.
IJmut Bendungan
Bila Bendungan dilaksanakan dengan baik, maka ia akan berumur
panjang sekali. Banyak Bendungan yang masih beroperasi walaupun
sudah mencapai ribuan tahun.
Crauiry dan rockfll dams pada umumnya berumur lebih panlang
dibanding jeris arch dan battrus dam. Dalam analisis keuangan, biasanya
bendungan diperhrtungkan pengembalian in.estasinya selama 50 atau
60 tahun.
l-Imur bendungan biasanya banyak ditentukan oleh jumlah
endapan lumpur (tlifl yang dibawa oleh sungai yang bersangkutan.
Sclratrlli contoh I)anau Mangla di Pakistan, akan kehilangan
kup:rstt:rsn1':r st'lrt.s;rl' 1.233 juta lnctcf kubik sctiap 20 tahun.
18
Metode Konstruksi Bendungan \
High Aswan Dam di Mesir direncanakan
dengan kapasrtas
reservoir sebesat 164.000
iuta
m3 dimana 39'000
juta mi untuk
endapan selama 500 tahun.
Menurut penelidan, laju endapan sungai dr Australia secara umum
lebih rendah dibandingkzlfl negur,lain, yaitu lebih kurang 25 m3 pet
km2 per tahun. Sedang t^t^-rzt^endapan
di dunia sebesat 150'30 per
kmz per tahun. Dan untuk di Asia kondisinya
Paling ielek'
yaitu di
atas 450 m3 per km2
Per
tahun.
Perkiraan umur bendungan-benduogan
untuk Snow1 Mountains
Prolect,dapat dilihat dalam Tabel 4'1'
Tabet 4.1. Umur Bendungan
Reseraoir
Ettiuated life dae to siltation
fiears)
Eucumbene
Tantangara
'Iumut
Pond
'Iboma
10.000
10.000
4.000
4.000
Dalam tahap peren carr arr, umur bendungan biasanya diperum-
bangkan dalam analisis pengembalian
biaya investasinya'
Tetapi biasanya bendungan tidak hanya dipertimbangkan
dari
manfaatekonominya,
tetapi
iuga
manfaat sosialnya yang tinggi' dan
bila drhitung secara ekonomi sering dapat memiliki nilai ekonomr
yang tinggi pula.
Perencanaan bendungan merupakan m a lti dt s cip li n a
ry
app ro a c h' y attu
melibatkan tiga puluhan disiplin ilmu, antara lain:
Ciuil E,ngtneerittg
Sanitary Engineenng
;\
l" I ydraulic E ngtneei ng
.\' I rur c t t ra / F, n pi n e e n n.g
(
.ou.rlrtt/irtn Mtt/ltorl .'ltt,tlytr.t
!
il
I
ll
l
Struktur Bendungan
Electical E ngzneeing
L.an dscape Arc htte cture
Ceographl
Ceology
Geonorphology
Dan larnnya
Para engineer yang betpengalaman dalam bendungan sependapat
bahwa keberhasilan dalam perencanaan sebuah earth dart merupa-
kan hasil seni daripada hasil ilmiah.
Ini beratti dalam perencanaan desain bendungan, masih
diperlukan banyak asumsi.
Tipe Bendungan
Secara mendasar tipe bendungan dibagi menjadi dua
ienis,
yaitu:
Embanknent dam
@endrtnean
urugan).
Connetef Masonry dam (bendungan beton/pasangan batu)
Ernbankment Dam
Yang dimaksud dengan embankrnent dam adalah bendungan yang
drbangun dengan galian mateial alam yang ditimbun tanpa bahan
perekat, sehingga membentuk tanggul besar yang mampu berfungsi
sebagai bendungan, dan stabil (udak mengguhng dan menggeser).
Ditinjau dad hltdraulic gradients, embankment dan
@endungan
urugan) dibag menjadi tiga, lihat Gambar 4.7
,4.2 ,
dan 4.3.
19
(irtttlrrr
4,1. I lonuvrnrott I itlh l"ill
20
M etod e Kon str uksi B en du n gan
Gambar 4.2. Central Core Bock Fill
Gambat 4'3' Dutud Rock Fill
Untuk bendungan-bendungan
tipe ini, tidak boleh terjadi
ouertopping (air: melimpah di atas badan bendung), dan tidak boleh
teriadi leakage (kebocoran besar). Kedua hal tersebut dapat
menyebabkan
jebolnya bendungan.
Untuk menghindart ouertopping, earth dam selalu dilengkapi dengan
bangunan
$i//
wqy Yang memadai. Sedang unruk kebocoran bisa
diatasi dengan cara memPerlebar kaki bendung, menSgunakan
iruperaigus malcialataumenggunakan
decked yairu lapisan beton slab
pada lereng up stream dan
iuga
gr"ouling.
Loncrete f
Ma.ro n"y [)urn
Yang drmaksrrtl tlt'tturttt tttttt tt'/tf n't'tottt'lt
(l/t/// ltlllllr llt'lltltttll"ttt \''ttl1'
clibano.,ul tlt'ttt'lttt Illt't111yt111;1li;lll \(llll(lttl.lrt'lr)ll'
l):l\:tllt1;llt
lr'rlrr lr'rlt
lkterial ImPe*ious
Struktur Bendungan
atau keduanya, sehingga mampu bcrfrrngsi scbagai bcndungan dan
stabil (tidak mengguLng, trdak i;crgcscr dan tidak pecah).
Bendungan jenis ini sangat pcrlu dicck stabrlitas dan strukturnya.
Ada tiga kondisi yang harus dijaga, yaitu geser, guling, dan patah.
Rerdasarkan atas stabilitas bendungan, maka tipe ini dibag
menjadi uga, lihat Gambar 4.4,4.5, dan 4.6.
|
-
.a
Groat curlain
irt-
)."
Gambar 4.4. Craairy Dan
21
Gembar 4.5. Btltnr Dam
22
M etod e Kon struks i Bendungan \
,
s,
it'
Crambat 4.6. Arch Dam
Fondasi Bendungan
Fondasi bendungan harus dipertimbangkan sebagai bagian yang
integral dari bendungan, dimana bendungan itu sendiri berfungsi
sebagai fondasi, yaitu menetuskan beban dari luar (air, angin, ombak,
gempa) kepada tanah tempat bendungan tersebut tetletak, dimana
svaratnya adalah seperti layaknya fondasi, yaitu: tidak mengguling,
udak bergeser, tidak pecah, dan tidak menyebabkan kerusakan
(deformasi) padl_ tanah di luar batas toleransinya'
SoJt Soil Foundation
Bendungan
l^::;lrrg
didesain dr atas sofl soil (tanah lunak), namun
demtlaan bila perencana terpaksa harus mendesain bendungan di
atas tanah lunak, maka harus drperhaukan masalah-masalah utama
sebagai bedkut:
Meramalkan sett/ement
Menjamin stabilitas bendungan selama umur operasiny:t'
N{asaiah-masalah tersebut di atas harus dapat tliiarv:rlr
P;rtl:r
penentuan fondasi dan bangunan bendungan iru sctltlttt'
Pertdma, dilakukan penl'eliclikatl ranah, ntcnt:rrkrrP [r;rl lurl rt'lr'11';11
benkut:
Struktur Bendunoan
I(etebalan tiap jenis tanah
Permeabilitl
Shear strength
Compressibiliry
Kedaa, melakukan tettlentent analysis, dibrg, menjadi tiga bagian:
Immediate settlement tanpa konsolidasi
S ettlement karena konsohdasi
Selilement karena totnpression
Settlement dari bendungan adalah tergantung dari
ienis
soil yang
digunakan sebagai badan bendungan.
Kttig,meninjau stabilitas bendungan dalam empat periode dari
umur bangunan yaitu:
Selama proses pelaksanaan bendungan
Selama pengoperasian bendungan
Btla ada penurunan bendungan
Btla ada g y^ gernpa yang ditedma oleh bendungan
Tahap-tahap krias dari stabilitas bendungan selain umur bangunan
dapat ditunjukkan dalarn Gambar 4.7, 4.8
,
4.9, dan 4.1,0.
23
Routional failure
Sinkingfailure
Gambar 4.7. Kerusakan Selama Pelaksanaan
u
i{dode Xorrlru*sr Ba*urryn\
Gambar 4.9. Ketusakan karena Rapid Draw Doa,n
Gambar 4.10. Kerusakan karena Gempa
Roek Foc*dotiot
Pada umumnya bendungan didesain di atas tanah kems (rurA)'
Narnun demikian untuk keperluan bendungan, tanah kcrra berrrlta
Gambat 4.8. I&tusakan Selama Pengopessian
Struhur Bendungan
rock juga sedng mempunyai kelemahan-kelemahan yaitu terutama
adanyt celah-celah (fissured rock).
Pada dam
lents
grauiyy dan ltuttress, maka seluruh gaya tekan dari
beban air, akan dipikul oleh tanah dasar tempat dam terletak.
Sedangkan untuk jetis arch dam, maka beban air terbesar akan
dtpikul oleh tebing-tebing tempat dam tersebut. Sehingga untuk
jenis dam ini kondisi tebing harus diperhatikan, dan tidak boleh
terganggu. Bila kondisi tebing mengalami perubahan, misalnya
karena cuaca, maka penggunaan jenis arch dam tidak disarankan.
Aliran ab dalam rar, dimungkinkan melalui celah-celah retakan
dali rock tersebut. Seepage melalui celah-celah retakan rock ini dapat
diatasi dengan grouting drainage dan dikontrol dengan alat pengukur
pieiometer. Perbaikan rock
foundation
dapat dibedakan atas beberapa
hal, yaitu:
Untuk mengatasi apa
Apa konsekuensinya pada rock
foundation
Apa correctiue action-nya (tindakan)
Pembagian ini secara nngkas dapat ditunjukkan dengan Tabel4.2.
Tabel 4.2. Petbaikan Rock Foundation
Ala.ralah
Konsekreui pada Rock
Fomdalion
Tindakan
t. Galian fondasi
- Stabilitas
-
Kehilangan kckuatan
-
Permcabilitas tambah
*
Kcrusakan karena
hujan, angin
Metode galian yang aman
(reitforcenentl
Consolidation grofiing
C o n r o li da ti o n gro r ti nj
Surfucc lining
@ituttp
lapisan)
2. l-.cakage
(ircoran)
-
I:lrosi pada pcrmukaan
rock
-
Iirosi pada massa rar,
*
Dibcri filter dan drainasc:
*
l)ilapis bcton
-
l)isumbat
Kckrtltl.rrr (r/llrl
1r:rtlit 1l
r lrrrL.r.ur
Iortr l.r
"
t
lhrnnq uqaLity rururr
1.,, l, l,tlr;rrr rlclorrrrlsr
(.0
ttnlidaliot
.qroili
nq
.\'nfrre lr*ilutnl
(
ttlolhhot.qruuhn.q
l'urfnt hnlntnl
25
27
26 M etode Konstruksi Bendungan\',
I
Tabel 4.2. (anjutan)
4. Kekuatan (gaya)
I,,ksternal
*
Kclt:bihan dcformasi
-
Strbilitas kescluruhan
N{cnambah kckuatan dari
kelemahan yang ada dengan
surJace tredtilteilt rleel
reinlorceuent dll.
Supage
(R"cmbesan)
-
Stabfitas kescluruhan
*
Control seepage dengan
groutittg
-
Mcnambah kckuatan dari
kclcmahan yang ada
dcngan ntfau treatment,
ste e I rei nforcene nt, dll.
Grouting
Dalam pelaksanaan bendungan besar baik tipe embankmenl dam
(Bendungan Utugan) maupun clncrete dam
@endunsan
beton) hampir
selalu meng gffiakan gro il / i nB.
Tujuangroutingdi sini adalah untuk memperbaiki keadaan tanah.
Grouting dapat dibedakan atas tipe, pengguna n m^tetia.lnya dan
aplikasi di lapangan, dtpar ditunjukkan dalam'tabel4.3.
Tabel 4.3. Grouting Foundation
Jenis
Mateial Cro* TJpe Groilt Aplikai di l-zpangan
Bentonite/Cement
(-cmcnt
Ilcntonite
Sand
Silicate
(lcnrcr.r
t
llcntonitc
Silicatc'
I-obang besar
-
Cclah rock yrng
tcrbuka
-
Sand & gravcl
-
K>5x10scm/dctik
Chemical Sodiurrr
Sili catt * (lommon
rcallcnt
K > 10' crn/cletik
K < 5 x 101crn/tlttik
- llor rgg:t
.\tr yrn1, 1tr tr11,tltt
Altrated St'nrt rr ,,rg:utik
Struhur Bardungan
Spill Way
Salah satu bagian dari bendungan
)rang
sangat penring adalah spill
adJ, y^it1r bagian dari bendungan dimana air diperbolehkan untuk
melimpah. Oleh karena itu disebut
iuga
sebagai bangunan pelimpah.
Fungsi dzi tpill wa1 adalah untuk membuang/menyalurkan
sebagian debit air yang tidak diperlukan dalam pengoperasian
bendungan, kembali ke sungai. Untuk bendungan tipe urugan,
biasanya melalui iimbah yang betdekatan. Dengan demikian, jurnlah
tpill wal bisa lebih dari satu. Spill wry juga berfungsi untuk meng-
am^nkan bendungan dari kelebihan muatan sesuai terLcana.
Untuk bendungan tipe urugan (embankment dam), fungsi spill walt
sangat penting sekali, karena untuk mencegah terjadinya ouertopping
yang dapat menyebabkan keruntuhan bendungan.
Sebagai contoh runtuhnya Bendungan Sempor (|awa Tengah)
tahun 7967 adalzh akibat oaeftopping yang terjadi.
Dalam banyak hal menetapkan ukuran .pill wa1 merupakan
persoalan
)rang
lebih sulit dibandingkan mendesain bendungannya
sendiri. Bila debit banjir maksimum tidak diketahui secara pasd,
disarankan membuat emergenryr spill way, yang drfungsikan bila debit
banfir telah melampaui kapasitas sl>ill wal utama.
Letak Sp;llVa1
Dilihat dan letaknya, spill wa1 dapat bermacam-macarr, yartu :
(1) Melalur puncak bangunan.
l)ada conrete dam biasa disebut
.free
ouefall spill way dan pada
embankment dam biasanya disebut :pill wa1 chun.
(2) Melalui badan bangunan.
]crris
inr hanya ad,a. pada rontrele dam biasa disebut botrom spill
1l)tty.
(1) N{t'lllur lr;rs';rlr lrrrl:rrr lrlrn1,1;11x11.
ft'ttts
tttt lrl,t',,ttt\',t .r,l:t p:ttl:t rnl,,trt/ilt(n/ (lttilt lrt:rs:r tltst.lrl .r1ti//
tt,,ty luttttt'/
i
28
Metde Konstruksi1endunga\,,
Debit SpillWay
Drlihat jumlah debit air yang melalui qill wq dapat dibagi meniadi
dua, yaitu:
(L) Urgand .fpillWal,
Pada jenis ini debit a:tr-yangmelalui
$illwalt
tidak dapat dikontrol,
tergantung paniang
Qi/l
waltdan ketinggian a:r'
(2) Gated .lPiil W'a.y.
Pada jenis ini hanya ada pada Concrele Daru, trap spill wa1
dilengkapi dengan prntu vang dapat dikonttol'
Bentuk J'piil Wqy
Bentuk tpillway, sangat dipengaruhi oleh bentuk dan upe desain
dan bendungan, clan juga kondisi lokasi setempat. Llntuk bendungan
tipe urugan, parJa umumnya berbentuk spill wa1 chute, vtng tedetak
dr lembah sebelah bendungan yamg kondisinya ideal untuk dibangun
spilt wa1. Sedangkan .tpi/t wa1, yang berbentwk tunnel, biasanya bila
kondisi sekitar bendungan hanya terdapat bukit yang n'gg, sehlngga
kalau clibuat -rpill wq
)'ang
berbentuk cbute ,
akan sulit dan memakan
biaya yang turggi.
Dilihat dari bentuknya, dapat dibedakan atas:
(1) S1till wa1 Chute
(2) Stphon Spil/ wa1
(3) Spil/ wuy l-tnne/
(4) Frce oae(il/ Spil/ wqy
Bebetapa gambar yang menuniukkan
ienis-ienis
tpill waSt, dapat
drlrhat pada Gambar 4.17 s.d. Garnbat 4-17.
Struktur Bendungan
29
(iarrrbzrr
4.11. .\:fi// lV'ty
(.lhutt
Metode Konstruks i fundmgan
30
t// rr
| il ,,r:l
Gambar 4.12. SPilllYal
Struhur
Qedungan 31
8rrrlr & f0u*d Srras*-6mnl firrtrg(eor of rdllmr ud m$er
l Y@ar ,.a.ll.r t.lt C Tarkafl O A(!aa {.tf,r,
C la{naa adta,. , t.r.Ft.6 rt{ O aanrM
0 2i lO ?i t@6
Dirtiluhur Drrq tndmdr-Ouda toxr rnd rrilrE
(
iurrrlrar 4.1.1. \./,tll ll"ny
'l
annil
StruKur Bendungan
33
l, &ilroy 2.8otrs!1 qdtet
3. lntoh! struclffi
4. $qtrhossq 5. Boltq.n $sllef 6, ADursnr
7. Sirpafirha B. Ajilvior depolih 9. scrrentjnr|!
lllodrac Darn, Yu6os!avia
(irrrrrlrrrr .1.t5.
liu
()nl,l/.\pi//
lY4y, Mwlrur l)un, \'ngt.r/auia
Metode Konstru ksi Be nd u ng a n 32
E
[;
3l
,, l
o<i
I
g
5
o
t,
*
3
(I
lt
\
.\
F
S
\
+
+
n
+
!
G
-o
r{
k
t/t
)
I
I
i
7
o.
rU
(J
r5
.q
c
g
{n
m
o
$
{)
&
s,
0!
,:9
.- lC
.< iU
o5
o,t
(ro
o
E
E
Ol
-
G:
t\l
q
$
3
J
&,
*i
Jd
o
lc}
g
()
q
(\,
MI
\
\O
l-s I
o.=
E)
a
!,
cl
u
&
c
.9
(,
E
c
,
o
tL
I'lJq{r03
IF
lc
:t
;
o
.Er
sl
34 Metode Konstruksi Bendungan
"iJ
"
rrf
"
uol
1 lof
*
"ol
.::f
.,O
I
"or
reo
I
l8trr
'a,
i.tg!
&
.<:
\,-
I Fdn{6lioa r!(l
2 Urr,rt{6 {tt6.{i.r{ l$l!n,:r?!.
{@ r z30fl
Gambar 4.16.
I
5 lleinrlra{rs {*la. tot iclltr{,dm r,",506
4 $lsr*' I,rt. fo' iil00 6llr dsJhilS!
{ ? rls;(61
Bottom Spill lYa1, Sunte Croix Dam
I *{ta tU{F.Err
I lfuttrctrib.
! lrad&rrt&da
4 t{tr sfi
t 6{li t u!&0
G lildnd.l| r.d
7 trolioE lrcor
B S*r.l&,
S $rcds*rlst
,.
I
rl
L1,'tr:l tccttorr
(iruttlrrtr
4.17. llutlult .\p// ll',ty,
(
.lutli I )itrrr
36
Construetion Method River Diversion
Umum
i sini tidak akan diuraikan construrction method: iaer diaersion
secara detail, tetapi hanya secara garis besar untuk suatu
pengenalan saja.
Apapun tipe bendung
^n
y^ng akan dilaksanakan, perlu dilakukan
pengeringan daerah bendungan dari att sungai, yaitu dengafl cara
pengalihan sungai (iuer diiersion).
Naer dinrsioa ini diperlukan
agar daerah yang akan dibangun
bendungan, dapat dikedngkan untuk kepeduan-kepeduan sebagai
beril<ut:
Inspeksi kondisi geologi secara final
Persiapan dan perbaikan fondasi
Memulai pelaksanaan bendungan tahap pertama.
Metode dan besarnya baya, pekerjaan iuer diaertion akan terga,tu,g
dari beberapa hal, yaitu antara latn:
Penampang limbah yang dilalui
Jenis
tanah dasar sungai dan tipe dari bendungan
I(orrtlisi hiclrologi selama pekerjaan pada tahap ini.
Sy;rr:rt .t:un:r tltri tirtr t/itryr.riott aclalah l-nampu mcnampung debit
surUl,u s('l;rln;r
l)r(
)\('\
lrrl:rlis:rlr:urrr.
(
)lclr lilrrt'rrl itrr pcl<crjllut rit,,,r
tlrtrrttrttr lr:rt rr', rlrl,rl,rrl,,rrr
1r,rrl:r
s;lrl
1rr,r.lotl..
rlt.lril srrrrl,:rt licr.il,
1,:ritrr
l);t(l:l
llttlfillll lil lilttaiill
36
Metode Konstruksi Bendungan
Cofferdam
Untuk dapat mengalihka n ahransungai ke iueruliaersion, maka alfuan
sungai harus ditutup dengan cffirdan baik di upstrearu maupun di
downstream.
Agar riuer diuersion dapat berfungsi sepenuhnya, berarti pefanafl
cffirulanjuga penting. Artinya coferdam harus mampu membendung
air sungai, untuk dibelokkan ke atah iaer diuersion-
Tirgg, dari cffirdam harus di atas muka air tetinggi, selama
cffirdan tetsebut berfungsi.
Selama periode berfungsinya riaer diaersion tentunya debit air
sungai (muka air) berubah-ubah. oleh karena itu pelaksanaan
cffirdam baik di ilp rtreaTil maupun di. downstream dapat dilakukan
dalam dua tahap. Lihat Gambar 5.1.
Cffirdaru sebaiknya menggunakan
ienis
tanah yang imperuous
(claj, dan selama
Ptoses
penimbunan selalu dipadatkan untuk
menambah kekedapan terhadap rembesan air'
Bila volum e coferdam ridak terlalu besar biasanya co.ffcnlutt
dilaksanakarr sckaligus (ticlak pcrlu bcrtahap)' Sebaiknya ttl<ttt:ttt
lrcsrrf rrl,lr ttffi:nltytt scctrkttlrttytt s:rilt, Iiltre tra siFafr-rya hltttl'lr :',('ltl('lll;ll:l
(/tttfrtr',tr.y, rnf
frnLut)
rl:rrr rr;rrrlrnl'rr lr;trtts tlilrorrtll<:rr kctrrlr;rlr
Gambat 5.1. TahaPan Cofferdam
Construction Method River Diversion
Jenis
River Divercion
Pada dasarnya riaer diaersion ada dua jenis, yainr:
o
Cltannel diuersion
o Tunne/ diaersion
Channel diaersion, merupakan saluran terbuka yang biasanya rnelalui
badan bendungan dimana dalam proses pengisian bendungan,
Channel diaersion ini akan ditutup.
Channel diaersion biasanya dilakukan untuk concrete dam.
Pertimbangtn cbannel diuersion ini diambil untuk mempersingkat
waktu pelaksanaan dan lebih dapat menekan biaya, dibanding tunnel
diaertion.
Untuk bendungan tipe urugan (embankment dam), riaer diaersion
umumnya menggunakan jenis tunne/ diuersion, melalui kanan atau
kiri bukit.
Nuer diaersion yzng ideal adalah yang terletak di luar sungai,
sehingga daerah bendungan betul-betul tidak diganggu oleh sungai,
sehingga dapat melakukan pekerjaan dengan leluasa, terutama
pekerlaan perbaikan dan perkuatan fondasi. Oleh karena itu h,tnne/
diaersion yang betul-betul terletak di luar sungai, sering dilakukan
baik pada bendungan tipe urugan maupufl bendungan beton.
Construction Method
Cbannel Diaersion
Channel diaersion ini biasanya dilakukan untuk arche dam.
Contoh dalam gambar adalah cltannel diuersion pada Hendrik
Verwoerd Dam di Afrika Selatan (lihat Gambar 5.2a/2b/2c/2d/2e
dan 5.2f).
(l)
(
):rrrrlr:rr' 5.2:r tlilrrvt nffirdant untuk bagian pangkal bendungan
vrrrrll ltlu prrlun,';r, s('lncrrtllr'a :rir tctap plcla altrr sungai yang
:rtl:t ll;rttprrrrt,rtt
1r:rtt1'li,;11
tl;rrt
Pittttr
tlist'lt's:rili:rrt.
(.1)
(
inttrlrirr
"
'1,. ,tlttt rttttl,.rt rltlttlttlllrl.rrtt ttrt'l:rlttt l,;ttt,1,t111;111
1r11,1,,
37
38 M etode Kon str uksi B en d u n gan
dengan membongkar cffirdum awal dan membuat coferdanbaru
untuk bangunan sebelah kanan.
(3) Gambar 5.2c,5.2d dan 5.2e, 5.2f menyelesaikan bangunan ben-
dungan sebelah kanan sampai menyambung jadi bendungan
penuh.
Pada saat pengisian bendungan,
ditutup.
cffirdam dibongkar dan pintu
A
(
!
e
I
t
I
3
Construction Method Riverdiversion 39
\t
\tt
I
r."1'-"i
i
I
t
i
r1
rffitlL.t&
m*
(d) rld tl). fhr&*, Ycrr*d tiln dhrdar
Gambar 5.2b. Tahap II
(
irrrrhtr 5.2c.
'lllru1r
I ll
40
Metode Konstruksi Bendungan
i
n
t
t
0d (D) &nd.if {awrl Dm divcir
Gambat 5.2d. Tahap IV
rr',{\
f\tl
irl l
1',
)\
tJ ]l.rdr'I V.ffitd l)us dtvcrxon
(iitttrlrrtr
5.2c.'l'.rlr:rp \/
Construction Method River Diversian
i[]
tldti! Vmwd om diwim
Gambar 5.2f. Tahap VI
Conduit Diversion
Dalam kondisi tertentu, pada bendungan tipe urugan (earth dan),
kadang untuk iper dircrsion, dilakukan metode dengan tvndilt dilersion,
yaitu dengan struktut nthtert di bawah kaki bendungan. Biasanya
penampang rulaert berbentuk hngkaranf oval untuk memperoleh
kekuatan yang lebih. Penggunaan ailaert sebagai mnduil diuersion,
kalau bisa dihindari, tetapi kalau kondisi memaksa penggunaan conduit
diuer.rion, maka pedu dipertimbangkan beberapa hal, yaitu:
.
Struktur culuertharus dapat melayani dua
ienis
beban yartu beban
dari luar berupa beban tanah timbunan dari dam, dan yang
keclua beban dari dalam yaitu tekanan air ytng ada di dalam
mh,crl.
.
I)crcrrrlrt's'tn (lc,tkuy) yang mungkin teriadi, pada dacrah up.rlream,
rrrclrrltrt s(.1)unlirnll lrirl:rrrg luitr calrcrl yang lrcrscntuhan clengan
l,rnxlt itntlxrtrurt rlirn lrr.rrrlrrrrlqlrr.
41
42
Metode Konstruksi Bendungan
Untuk mengatasi masalah
Pertama,
sttuktut memang harus
diperhitungkan terhadap dua jenis beban tersebut, terkadang cuhnrt
bagian dalamnya dilapisi dengan plat baia untuk menahan tekanan
air, sedang untuk menahan tekanan beban tanah culaert drberi
tulangan secukupnya.
Sedang untuk mengatasi masalah kedua yaitu rembesan pada
permukaan fuar culuerl, sepaniang struktur calaert diberi rut-olf collars
di sepanjangculaert, yaitu berupa toniolan keliling calaertunuk meng-
hambat teriadinya rembesan di sepaniang culaert-
Dipethitungkan bahwa ai dr upstream untuk dapat merembes
keluar menembus badan bendung harus berkelok-kelok mengikuu
toniolan-tonjolan yang ada (cut-off collars), sehingga sebelum
mencapai bendungan bagian luar (downstrean) sudah kehabisan
tekanan, sehingga tidak te{adi kebocoran.
Panjang struktur culuert harus lebih ptniang dad lebar kaki
bendungan,
^BN
dapat melayani arus sungai sepenuhnya selama
proses pelaksanaan badan bendungan.
Diaersion conduit tersebut dapat dilihat pada Gambat 5'3, yaitu
pada Lake Pukaki Dam, di New Zealand-
(irttnlxrr
5,3, l)rrrtv,,tt tonlrut, l.:rkt' l)rtk;tkt
l)rrtrr
(iarnltar
5.4.'l ttrrr/ I )rtrr,irttr
Construction Method River Diversion
Kebocoran air bendungan dapat juga teriadi karena teriadr rack
(keretakan) pada struktu culuert. Oleh karena itu, culaerl l:.arus
diperhitungkan secara teliu untuk menghindari terjadinya keretakan
oleh berbagai penyebab, seperti perbedaan temperatur, settlentent
dan lain setragainya.
Proses pembuatan diuersion conduit, bedangstrng saat aliran sungai
melalui sungai aslinya. Kemudian setelah diaersion conduit selesai, dan
telah mencapai umur yang cukup, maka aliran sungai dialihkan ke
dalam diuersion czhduit tersebut, dengan menutup sungai baik di
bagian xtPstrealil maupun di bagian downstream dengan cffirdan.
Seteiah seluruh daerah bendung terbebas dai air sungai,
pelaksanaan badan bendungan dapat segera dimulai.
Tunne/ Diaersion
Naer diversion jerus ini, memedukan pengalaman pembuatan tunne/
(terowongan).
Proses pembuatan
tunnel diaersion sarna
dengan pembuatan
lunne/-lanne/ yang lain
yang dapat dilihat pada
construclion method tero-
wongan
Qunnel1.
(1) Dibuat /unne/, dart
ujung upstream sam-
pai ujung down-
slredm, tetapi belum
dihubungkan de-
ng^n sulrll:ri.
(
)atn-
lr:rr 5.'1.
43
44
M etc/l e Kott st ruksi Bendu ngan
(2) Setelah tunnelselesisecara
sempurna, maka sungai ditutup dengan
cofe rdam batk dt- upstre anmaupun di- dou n slream untuk mengathkan
aliran sungai ke dalam lunnel dircrsioz'
(
iamhar 5 5'
Gambar 5.5. Collerdan
I
I
'f
*
(3) Bila bangunan bendungan telah
wa1, maka uiung terowongan di
atau beton.
Pada bendungan
Batu T"g'di Way Sekampung'
Lampung' tunnel
cliuersionyane
dibangun, difungsikan gancla yaitu setelah selesai bagian
dovnstream-nya
difungsikan sebagai tunnel spill way dengan cara
menyambung
dengan tunnelbaru
khusus untuk spill wq
fte
atas)'
Kemudian setelah tunnelke atas selesai, intake tumel ditutup' dan
clilakukan pcnyumbat an / a n ne / bagian ilft'r lreililt'
selesai lengkaP termasuk tPill
upstream dirutuP dengan
Pinru
Construdion Methd Rivediwrsiut 45
TuilEl b(rftr$$i *brlri {x!e, spill wa!
Gambat 5.6b. Tunnel Spill lYal
Gambar 5.6a. Turwl Diaerston
(irtrrlr,rt
\,"1 . lttt'ervon/.\)pll ll",ty
'l'unul
Construetion Method
Embankment I)am
Umum
l\ rfenurut fakta-fakta bahwa desain Embankment Dam ttdaHah
IVI*.f rf" fnal, banyak terj adi modifftasi selama pelaksanaan.
Embankment Dam, biasanya dilaksanakan cukup lama dan
mengalami berbagai musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Oleh karena itu bila memungkinkan program pelaksanaan (coniruction
progmm) harus membuat kegiatan yang paliflg besar pada setiap
musim kering.
Program ini perlu disesuaikan dengan pengalokasian sumber
daya dan. juga cash
flow
bark oleh kontraktor maupun owner.
Dengan demikian dutasi ptoyek dib^g, dalam dua bagian yaitu
bagian musim kenng dimana kegiatan dibuat maksimal dan bagian
musim huian kegiatan hanya dilakukan pekerjaan-pekerjaan yang
tidak terlalu terpengaruh oleh huian. Lihat Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Time Schedule Berdasatkan Musim
KfIrnltrn !(rB!l
Construction Method Embankment Dam
Pekeriaan Persiapan
Untuk pekerjaan besar seperti embankrnent dam, pekeriaan persiapan
mempunyai peran yang pentmg dalam menunjang pekeriaan pokok.
Pekerjaan persiapan meliputi hal-hal sebagai berikut:
(1) Survei untuk menetapkan quarry tanah unruk material rimbunan
(core,
filnr
maupun rock
f
/fi dengan banruan tes lab.
(2) Survei untuk menetapkan disposal area, bTla diperlukan untuk
rrembuang material yang udak dipakar.
(3) N{enetapkan lokasi dan mr-rmbuat base camp, kantor-kantor,
laboratorium beserta seluruh fasilitas r ang diperlukan.
(4) Melakukan pengukuran di lokasi bendungan untuk menetapkan
as bendungan, dan batas kall bendungan, untuk kepetluan
ltnpptng dan pekerjaan galtan fondasi.
Hasrl pengukuran lokasi bendungan ini juga
dasar pembuatan lunn/ dit,ersion.
(5) I\tembuat
laLan
kerja yang memadai, terurama
tlansportasi material timbunan.
-,1ccets road
fialan
kerja) meliputi:
(a) Acnss road dalr jalan umum ke desa terdekat dengan lokasi
Qt)
Arcess road dari desa ke lokasi kerja
(c) Arces: road dad, lokasi qilarr) dan lokasi disposal ke lokasi
kerja.
f)alam pembuatan access road, tefutama untuk transportasi
material hatus dibuat yang cukup kuat dan lebar tidak boleh
tanggung-tanggung, karena hal ini berpengaruh besar terhadap
kelancaran pekerlaan. Namun demil<ran biaya untuk acces roudlri
iuga
harus dipcrhitungkan dengan teliti. Begiru juga
pa<la saar
rrrcnvustn jrrrhvrrl
1lc:kcrrjaan,
pekerjaan ilLrest rldd ini
iuga
harus
cli;likrrk;rrt rk'tr11:rtr lr:rili.
47
dipakai sebagar
ialan
kerja ufltuk
Metode Konstruksi fundungan
Contoh gambat la1 out hail roadr untuk Batu Tegr Dam dan
Cethana Dam, dapat dilihat pada Gambat 6.7L 6.1b.
r'-, I
t{
i
r"
I
?l
*l
rJ
nr
--r (
\\"
^/ 3;11
rl /\
tri
L
'r\'*
\1,
)r(/l({"-i
MrffiM'r-j
Gimbat 6.la; I dl rtttl
falan
Kcrir llntu
"lt'gi l)rrru
Construc{on fulethod Enbanl<nent Dam
49
I
,ii
I
$
:
i
{
!
t t l|l rr& ., r{a t i!r.!{se
pa.r.d
ll {lo.
o*d*.r,
(irrtrlrrr
n.lh. / ,ty ttrl
l.,rl;'lt
kcrjl
(.ctlr;rrr:r
l)unr
50
Metode Konstruksi Bendungan
Pekeriaan Fondasi
Dalam banyak kasus, sering dilakukan modi{ikasi terhadap fencana
perbaikan fondasi setelah proses penggalian fondasi berlangsung
dengan melihat secara langsung kondisi batuan yang ada
QWt
of
rockformalion). Dr sini diperlukan seorang ahli yang berpengalaman
untuk dapat menilai kondisi batuan yang ada'
Perbaikan
Qreatmenl
fondasi atau studi yang &lakukan diperlukan
untuk
Menjamin kontak/hubungan yang bagus antata material
timbunan dengan dasar fondasi.
Mencegah terjadinya pernlation sepaniang batas bendungafl
Mencegah piping baik pada timbunan mauPull pada fondasi
Pekeriaan fondasi embankmenl dam, dllakukan antara lain sebagai
berikut:
(1) Dilakukan striping/pembersihan seluruh daerah kontak
^rrtat
material timbunan dengan lembah yang ada, dengan batasan-
batasan yang dituniukkan oleh pengukutan'
(2) Dilakukan penggalian untuk memperbaiki slope lembah yang
ada, sesuai yang dipersyaratkan (tidak boleh menggunakan
peledakan).
(3) Seluruh permukaan kontak fondasi, dibersihkan dua sampai
tiga kali dan terakhir dengan air-water jel kecuali untuk batuan
(rock) yangsensitif terhadap aif retak-rctak. Di beberapa tempat
dilapisi lean concrete udak kurang dari 5 cm'
(4) Dilakukan ltlanktr groul mtr'nmal dua
Peftlga
daenh kontak di
bagian ap :tream, atau sesuai
Persyaratan
yang dimrnta' Setelah
blanket grout dilakukan groul curtain sesuai vang disyaratkan"
contoh perbaikan .r/opt fcndasi pada Blue N,lc:sa Darn dr LISA, lihat
Gaml>ar 6.2.
Construdion Method Embankment Dam
Gambat 6.2. Perbaikan SlEe Fondast
Contoh potongan melinang
Jindabyne
Dam, Austtalia dan Geehi
Dam, Australia.
l- o,-, .-rrn
(iltttlrnr (r.
l. Pototrgurr [\lt'lirtturr;i l)urrr
51
L-"-
"f-+*-
...1. .. I
,.1
& 3* *S 60 A& ls0s
frcchi Ihrr* Aurirrlir-Crnr**rrian
lS.6Ea
52
Metode Konstruksi Bendungan
Bila bendungafl tefletak di atas sands dan grauel
she
Big horn
Dam, Canada), maka diperlukan concrete diaphragn wall sampai
menyambung dengan tanah lapisan imperuious core (lapisan inu
kedap air) dari bendungan atau sampai kedalaman tertentu sampai
dapat mengatasi masalah perembesan. Pelaksanaan diaphragm wall
dapat dilihat pada buku bahasan tentang constraction ntethod diaphragm
aall. Lihat Gambar 6.4-
Badan Bendungan (Dam)
Earth Fill
Ketelitian dalam menetapkan borrow area sebagai quarrl mateial
yang memenuhi syarat, mempunyai pengaruh yang besar dalam
biaya benduflgan. Oleh karena itu pemilih^n qilarry area s^tgat
penting pengaruhnya pada wakru dar,biaya peketiaan'
'
Ada dua pertanyaan yang harus diiawab yairu:
apakah ntatcrial clapat tlitcrinra scltagai matcrial t itttl rtrttrrt l,'
I lagfl itrLrttlt
(,1 r,l
l)('tlllg:rlilr
rt rty:r /
Gambat 6.4. DiaPbragm lYall
Conslruction Method Embankment Dam
Pertama, harus ditetapkan oleh tes laboratorium, dan yang
penting lagi apakah sampel yang dites tersebut depositnya cukup
untuk keperluan bendungan. Bila kurang mencukupi harus dicari
deposit baru yang dapat memenuhi kebutuhan material timbunan.
Kedua, penggunaan scrutper untuk alat gah sekaligus alat angkut
Iebih menguntungkan karena memilikr fungsi ganda sekaligus. Selain
Ltv, sffdpr juga memiliki kapasitas angkut yang cukup besar.
Penggunaan scraper masih efisien dalam jarak angkut sampai dengan
2000 meter. Bila jarak angkutnya
iauh,
maka digunakan dump truck
sebagai alat angkutnya, sedang alat galt dan muaffrva dapat digunakan
bu/doryr dan loadery
^tau
excauallr y^flg dapat berfungsi sebagai alat
gali sekaligus sebagar alat muat.
Moi$ure conterl di borrow area harus dikontr-ol, katena kekutangan
water content masih dapat diperbaiki, tetapi kelebihan waler conterut
harus drhrndari, karena unruk mengurangi kadar air yang berlebihan
memerlukan rvaktu yang lama dan usal'ra yang cukup besar.
Ljntuk badan bendung tipe ur:uga:n, ruoislure cliltent harus
djkontrol dalam rarlge 2o,/o. Urrruk bendungan besar pada 4OYo-
50% nnggi bendungan disarankan ntoi-rture cotttenl optrum + 1o/o,
sedangkan selebihnya sampai rnenjelang puncak bendungan -0,5o/o
sampai +1,50
u/o
dart noi.rttre contenl optimum, dan 10 sampai20o/o
sisanya (paling puncak) 2%o di atas optimum noisture curlenl.
Penambahan moi.rlure crttttetl menuju puncak unruk mengantisipasi
ffock
.vang
sering terjadr dr tempat itu"
Dalam memilih qildn"y tanah unruk iapisan tzre
^t^u
homowueoas
d utn, harus drpertrmbangkan hal-hal sebagai berikut:
1)ernzeabili4t
Re.rillturc lo pi/tin,q
.\' I tr, t r r / t't' tt,t! / t
!':lrr,tlrylrh/y
llt.rttlrttt,t l,t ,t,1,/ trrt'
53
54
Metode Konstruksi Bendungan
Rock l;i//
I{edengarannya rnrrclah untuk urcttt,atakatl bahrva rock
fi/l
hatus
keras,i kuat, bcrsih rlan $cbas clari keltpukal.
'Ibtapr
dalam kernl'ataan
ticlaklair tnudah 1tlcltctilpken roik
.lill
yanq lncmenuhi pcfslaratan.
l]antak matcljal to,k.
lill
yetrg kclihatalln)'a cukup kuat cian kerurs,
tero),ata dapat bclLrltah nreniacli raptiir.
Sebenarnva krursep clasar darr bendungau tlpe urugxn edalah
harus clapat cltbalgun/chdesain dengan mcnggunzrkan lnaterLal iokai
yang ada. Hal ini clipertimbangkan atas dasar efisicnsi biava dan
wakru pelaksanaan. l)engan demikian material yang iragus akan
menghasilkan bcnclungan
yang lebih efisien dibanding material yang
kurang bagus, karena tenrunJ'a akan mempengaruhi drmensi struktur
bendungan.
Survei yang inlensif drpetlukan ufltuk menemukan qaary rock
pada
iank
yang ia1'ak dari lokasi bendungan untuk pertimbangan
biaya. Namun denrduan btla rock yang bagus ada pada
1aruk
yang
agak
1auh,
masih dapat dianggap layak dengan tetap mempet-
hitungkan biaya angkut ekstra datipada menggunakan. rock yang
dekat tetapi kuahtasnl'a kurang.
Rock
@atuan)
jenis Dolerite dan Basalt adalah batuan yang
sangar tragus unruk rock
ftl.
Pengadaan batuan iru dapat melalui
peledakan yang diciesarn menghasilkan berbagai ukuran (gradasi).
Brt.rrl tersebut delgan shoue lf dragline dtmtat ke atas dump
truckukuran besar.untuk diUmbun di daerah rockf//.l.rhat Gambar
6.5.
Construction Methd Embankment Dam
Gambat 6.5. Pengangkutan Material Rock Fill
Pemadatan Mateial
(a) Pemada tan Fine Mateial.
Pemadatan percobaan perlu dilakukan untuk menentukan
hubungan attt^rai
:
tebal lapisan pemadatan
.:
fumlah
lintasan pemadatan yang mencapai deuigt danpermqilbiliAl
dari timbunan.
Bila hubungan tersebut telah ditemukan (yang dapat mencapai
mutu spesifikasi yang ditentukan) dalam pemadatan percobaan,
maka hal tcrsebut dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pcmncht:rn bcrrrltrlrgan. Percobaan pemadatan ini penting untuk
dilnkrrknrt, knrr.rr;r rllri tlata ini akan dapat dircncanakrn apa dan
llcr:r1ur rlnl ynrr11 lrrt rt.* rli1,111vuk:ttt, s<'sruti tlcrtll:pt j:r<[vnl rv:rktu yarrg
lutIlt.
55
56 Melode Konstruksi Bendungan
Ur:tr,kfine mateials biasanya menggunakan Pneuruatic Tire Roller
(PTR), dimana untuk ketebalan lapisan gembur 15 cm, biasanya 3
sampai 6 lintasan dari PTR seberat 50 ton.
I(ecepatan pemadatan umumflya adalah 5 sampai 7 kmf jam,
tetapi dapat dipercepat menjadi dua kali sepanjang hasil tes
memenuhi. I(elemahan penggunaan PTR adalah rnenghasilkan
lapisan-lapisan yang kurang menyatu. Oleh karena itu untuk lapisan
core lebth banyak drgunakan theep
-fool
ro//er, walaupun efek dari
kelemahan PTR tersebut di atas belum secara jelas diketahui. Lihat
Gambar 6.6.
f
i
i
(innrlrnr
6.(r. lt'trrurl:rtrvr l;in M,ileri,il
Construction Method Embankment Dam
(a) Pemadatan Filter
Ketebalan lapisan Frlter dan transisi zones akan tergantung pada
tekanan afu yang akan ditahan dan pertimbangan ekonomi.
Pada Benduflgan besaq filter halus menggunakan batu pecah
yang cukup mahal. OIeh karena itu lebar lapisan ini sekecil
mungkin yang dapat dipadatkan,
),aitu
sekitar 3 (uga) meter.
Lapisan filter yang kasar biasanyaiuga digunakan dengan kerikil
aLam.
Setting out untuk batas daerah filter ini penting unruk d\aga
dalam pelaksanaan. Untuk material ini lebih baik digunakan
aibro roller untuk proses pemadatannya. Lihat Gambar 6.7.
Jurrrlah
lintasan yang dipedukan ditetapkan agar -reltleruent yang
teriadi tidak jauh berbeda dengan settlement dali' core.
57
(irlrrlr$r (r.7.
l\.rn:rrl;rt:rrr M:rtt.ri:rl Iriltt.r
58 Metde Konstruksi Bendungan
(c) Pemadatan Rock Pill.
Pernadatan rock
ftt
biasanya menggunakan steel vibro roller
yang umumnya memiliki berat statis sebesat 10 sampai 16 ton.
Ukuran maksimum rar, disesuaikan dengan ketebalan laprsan,
namun demikian maximum densi4t akan dapat drcapai bila tebal
lapisan dibatasi sekitar 70 cm.
Lapisan yang tipis akan berpengaruh pada tinggurya harga, oleh
karena itu tebal lapisan pemadatan rock
fll
masih dapat diterima
sekitar 100 cm.
Persyatatan untuk rock
.lill
awalnya dibutuhkan yang lewat
saringan 25 mm tidak lebih dari 75o/o. Lihat
(iambar
6.8.
Gambar 6.8. Pemadatat Material kock Fill
Urutan pemadatan
Urutan pemadatan untuk bendungan yang tidak homogen,
terganrung dari bentuk czr(-nya (tegak atau miring).
Tiap lapis ntck..fil/
,
terdiri dari dua laprs.lilter dan empat lal'ris rzrr'.
Lilrrt
(larnl>tr (t.9
tlln 6. I
().
(d)
I
Core tegalq sebagai berikut:
Gambar 6.9. Urutan Pemadatan Core Tegak
Construdion Methd Embnkment Dam
'
Core miring, sebagai berikut :
Gambar 6.10. Urutan Pemadatan Core Miring
Lapisan pemadatan core lebrh tipis dibanding lapisan lainrrya.
(e) Selama proses penimbunan badan bendungan, perlu diperh at:tkan
p eker j aan-pekeri aan y ang tefi^flam di b adan bendungan, sep erti
galed, alat-alat instrumen dan lainlain.
(f) Biasanya gradasi material timbunan untuk bendungan ditetapkan
dalam spcsifikasi.
(lraclusi
It'r'st.lrtrt rnt.li1'luti untuk:
'
l;,,il|t
lr//
l'rru ltl/tr
59
*l
I
60 M etode Konstr uks i Bendun gan
Coarse
Jiller
RockJill
Sebagai contoh pada Blowering Dam, Australia dapat driihat pada
Gambar 6.11.
roo
6l*y 6ou{dcrt
It
a
rt
!*
ti
tll
dt
s
u
0
d.
Ilr
e
d
al
D
(L
{,
tr
a
*
g
*
o_
c -Aurrog* [lrY* fr asradirl
k-(n*&B* ttr Gsihfilf
s -*vai{r{r uurvr !ry *im fi}t*r
Gambat
d*Errl{h{|i fEr *iru tiltnr
6-Avcro(p cil(vt +Graoartc fi$cr
{ - nvr}q*a tBr *rtrar {rtt{f
t**v*e*qq
cu{!" rw tott i*[
Si*r*eritrg ikrk*l*1*tsr;slx
6.11. Spesifikasi Material
Contoh urutan pemadatan pada Sermo f)am,
1,ang
drbagi dalam trga
elevasi, dapat diirhat pada
(iarnbar
6.12a sampar dengan 12e.
Siew opcning {mnl
W,
W$W
$&4fi8A
Construction Method Embankment Dam
61
i
(ialulrur (r.l2l.
Strtrktrrr S(.nnr) l);un
G
a
m
b
a
r
6
.
1
2
b
.
P
e
m
a
d
a
t
a
n
C
o
f
f
e
r
d
a
m
c
r
,
I
\
'
= o6o
_
Gxo5g
,
=-6E(
D
SB=
(
c
t
o
r
:
G
a
m
b
a
r
6
.
1
2
c
.
P
e
m
a
d
a
t
a
n
C
l
c
h
A
C
)
6S=o8
.
== (
D
S
F
er
h
S
'
E
T
o
!
=soSoo=
C
D
(
.
,
c
t
t
5= ooo
_
oxo
-
=6=-6Eoa
-
=
(
oA
)
c
)
oSa
D
sc
!
B== (
D
oo
-
m=E
T
O
)
S-sG=oo
,
=
G
a
m
b
a
r
6
.
1
2
d
.
P
e
m
a
d
a
t
a
n
C
l
d
e
B
t
I
G
.
*
IIII
-
t
.
G
a
m
b
a
r
6
.
1
2
e
.
P
e
m
a
d
a
t
a
r
C
l
c
l
e
C
g
t
o
r
66 Metode Konstruksi Bendungan
Bendrurgan dengan Core Betonf zlspa/
Bila material (tanah) corc sulrt diferolch, ada alternauf lain yairu
penggunaan bcton atau aspal beton sebagai core. Lihat Gambar
6.13.
Dalam hal ini, sefilua metode szma saia. Hanya urutan
penimbunan matelial untuk tiap lapis, sebagai lrerikut:
(1) Lapis rock-/i// (A) ditimbun lebih dulu dengan menl{s2fuanzone
flter
dan core.
(2) Pasang sheet pile (D) sebagai
Jbru
work unfuk material core
@etonf
aspal beton).
Gambar 6.13. Mateial Core dari Beton/Aspal
(1,) Zone filtcr- ,Lisr material filter (ti) dan dipadatkan sesuai
PCf
S\raf at^ n.
(2) Bet,n/aspal lrcton cliisikan dalan-f-ornt u,ork dipadntkun s:rtrrlril
mcnarik
forrt
u,ork (l)).
(j) L;r1lis:rn trt/
li//
l)('r'lkutrtll tliPls:rrr1, tl;rrr st'tt'l'rrsrrl':r
Sctt'l:rlr sr'lrs,rr rl;r1r:rl rltltllrt
(
i;rnrlltt
(,
l,l
Canstructicn l,4ethod Embankment Dam
Bendungan Decked Rock Fill
Untuk membantu menambah kekedapan terhadap air, ada jenis
bendungan urugan yang sisi dalamnya
@pstrean)
dilapisi dengan
beton (conrete
facinS,
seperti pada fusdon Brook Dam, Australia.
Pembuatan concrete
facing
dapat dijelaskan sebagai berikut:
(1) Lereng bendungan yang sudah
ladi
dibagr-bagi selebar jalur
pengecoran beton slab.
(2) Dibuat beton plinth, unruk tiap jalur sebagai kal<t beton slab
dengan
!,pical,lihat
Gambar 6.75.
67
l
Gambar 6.14. Badan Bendungan Setelah Selesai
(irrrrrlr,tt (r,
t5. fit;rrrrl:u llctttn
f'htl/,
68 Metde Konstruksi Bendungan
Lebar Plinth (l'liruth lVidth), dilutung sebagai berikut:
Head
L -
-.
unruk sound rock,
20
untuk poorer rock dibagi 10
Setelah beton plinth dicot, disambung dengan bagian slab untuk
penyesuaian, a,gar slab setetusnya ke puncak bendungan dapat
dicor secata
fitpical
dengan menggeser petalatan (Connete paaer)
ke atas.
Jenis
sambungan, lihat Grmbar 6.16.
Gambar 6.16. Sambungan Slab Deck
Ada tiga jenis sambungan, lihat Gambar 6.17a,b, c.
(3)
(4)
Construction Method Embankmenl Dam
(5) Dengan sistem sambungan (Joints) tersebut diatas, maka setiap
ialur
slab dicor dari bawah ke atas (secara berselang-s"1ing).
Persiapan co n cre te
faci
ngdan pros es co n cre te
faci
ngdapat diliha t p ada
Gambar 6.18a, dan b.
(a) Peimetic
Joints
Garnbar 6.17a.
HoriTontal
Joints
Sambungan antara Plinth dan SIab
Water stop
Rubber450 mm
Gambat 6.17b. Sambungan Slab Horizontal
Q)
Vertical
loint
CirpJrcr watcr stop
Ruhhcr 450 rrrnt
69
(b)
Arlrrlrn sonctr
(i,lrtltrrl (r,
l7r'. i.ttttl rttnl,;trr Sl;rlr Vcl trk:rl
70 Metode Konstruksi Bendungan
Gambat 6.18a dan 6.18b. Persiapan dan Pengecoran Conrete Facing
Construction Method Embankment D am
'['ai/irg.r
l)atts
'l'ailings
dams, adalah bcndtrnqan
l,ang dibuat untuk menampuns
buangan tanah (hmbah) vanu terjadi pada proses pertambangan.
I{egiatan pc'rtambangan mc.ghasilkan banyak sekali rraterial
buangan yang harus dikel.la dengan baik agar tidak nrerusak
hngkungan. untuk itu dipilih suaru lokasi yang tepat sehingga dapat
dibuat tailing dam. Tentu saja bendungan yang drbuar harus ape
ul'ugan. Bendungan ini ternrasuk .ry>eciul mtegory oJ' hydruulic-Jil/
erubankruenl.
Biasanya ntateial waste dari tambang diproses lebil, duru, seperri
dipecah/digiiing, dicampur dcngan a* dan bahan Inmia rnenjadr
material berbentuk slurr1i
Qumpur).
Fungsr pokok dari'faiJings Dams, ada dua yairu:
r
l\{enampung waste dari tambang, yang berbentuk slurr},
rrembentuk seperti suatu bendungan.
r
l\,Ienyediakan penampungan sementara untuk sejumlah ai yang
diperlukan (dipedukan untrik kegiatan penami:angan).
I-lntuk kepentingan umum (rnasyarakat) strukrur tarling dam tersebut
harus dapat menjamin dua hurl, 1.aitu:
'
Stabihtas strukrur, agar tidak terjadi kegagaian be,dungan vang
akan membawa lumpur dalam jumlah
yang besar vang clapat
nrerusak properti, mencelakakan rnanusia, dan mencemari ling,
kungan
'
'Iidak
terjadi kemungkinan polusi terhadap air tanah sekitar
dacrah penambangan, pada saat ()perasi
normal da, tarling
dam tersebut.
Saat ini, dua rnasalah terscllut vaitu bidang dcsain dan proses
li,nstruksi, scl^lu clic'aluasi liaik olch inclustri tambang l,,aupun
<,ltlr llrrclln l)r.rrrr.r'irrlrrlr
1,rrng
ri'rl<ait.
\,1:t tlrr;r lt Ltttl, ,l.t.,,tt 1;q111,, t1t1,1111,,;,,,,t
1l;rrl:r 1rtlst.s
lt,)lslt-11\st
l:rtltttr,. rl;tttt, \;ttltt lrr'111'1,111.1:1t 1t;ll(.tt:rl tllrt t \r;tr (1,1t t11, /utt/t,1,tlt)
71
72 M etod e Kon struksi Bend u n gan
untuk tanggul yang menahan material rvaste dari penambangan,
dan material waste itu sendiri yang akan membentuk struktur dam.
T'eknik yang pertama dipiJih bila volume dam tidak terlalu besar
atau kandungan pasir dari tailing hanya sedikit, sedang teknik 1,2ng
kedua yang menggunakan material tailing, dipilih bila volumenya
damnl,a besar dan material tailingnya mengandung pasir sebcsar
30% sampar dengan 40o,/o, atau bahkan lebih.
Dalam proses konstruksi ada tiga metode dasar yang digunakan,
yaitu:
t (lpstream
method
.
Downstream metbod
1
Centreline metbod
Untuk ketiga metode tersebut selalu didahului dengan
pembuatan "starter dam". Starter darl ini dibuat dari material luar
yang bagus (borrow mateial, untuk membentuk kolam awal yang
memadai untuk dapat menampung pembuangan material tailing.
Upstream Method
Setelah starter dam selesai &laksanakan melalui pemadatan yang
semputna seperti pembuatan tanggul-tanggul biasa, maka di
sepanjang puncak starter dam tersebut diletakkan pipa penyalur
disposal tailing. Di setiap lebih kurang 15 meter pipa tersebut
diberi kran dan disambung dengan pipa fleksibel, untuk menyalurkan
disposal tailrrg ke depan tanggul. BrIa endapan tailing telah mencapai
puncak starter dam, maka dengan menggunakan buldoser
endapan didorong membentuk tanggul di atas starter dam.
i(emudian pipa pengangkut tailing dipindahkan ke atas tangeui
tersebut, dan proses penyemprotan tailing dilakukan lagi. Bcgitu
seterusrlya hingua trrctnbentuk tanggLrl tinggi yang dikeht'rrtl:rl<i.
Lihat
(
]amber 6. I
().
Construction Method Embankment Dam
73
Sand zone
Gambar 6.19. TailingDam (Jprtream
Metbod
Downstream Method
Pada downstream method, starter dam terletak pada bagian upstream
timbunan. Metode ini memerlukan pasir yang lebih banyak dibanding
dengan metode upstream. Pasir dipisahkan dari tailing dengan
menggunakan alat yang berputar (gtclone) dan ditimbunkan di sisi
belakang starter dam secara bertingkat, seperti dapat dilihat pada
Gambar 6.20. Cyclone diletakkan di atas puncak timbunan dan pada
bagian bawah mengalirkan pasir ke belakang, dan bagian atas
mengalirkan material yang halus ke bagian depan (upstream).
Tergantung ukuran dari dam, material pasir dipindahkan ke bagian
downstream dengan menggunakan buldoser
^t^tr
dialfukan dengan
menggunakan pompa. Untuk jenis ini dan jenis centreline method,
rliperlukan a n der drai n s dibawah kaki tanggul pasir, untuk menyalurkan
ar yang terdapat pada timbunan pasir.
(ietttlrrrr
h,)ll. l)uhry l)on l)untrtn,nt Alrt/nl
Metod e Kon str uksi Bend un gan
The Centreline Method
Metode ini merupakan variasi dari dorvnstfeam method. Bedanya
kalo pada rlo w n s h' e a m m e t h o d purncak dam /
tanggul letaknya mefl gges er
ke bclakang sedangkan ptda centreline uelhodpuncak dari dam terletak
pada lokasi \rang sama yaitu pada satu garis vertikal' Lihat Gambar
6.21.
Gambar 6.21- TaikngDan Tbe Cefietlim Metbod
Dua tailing dam yang besar, yang telah drbangun di I(anada ada,lah
sebagai berikut:
l. Brenda (diselesaikan pada bulan N{ei, tahun 1970)
Construetion Method Concrete Dam
{'n,t.ttrt,,'tto11
11,'/itrt,!1;11'q akrn drlrrhll* clr sirrl rirl ,. jrr.;11
ai1'1'1j1" 11'(i11'r1
L-.rcukull ur:ruk g:rriru:ll';in \ tng rltrtttni'a rl:rper.l'' .. ,
irlrrrrt!.kin s('suel
dcngan sitnasi dan koudtst pckcrjzran t a.ng cljhaci:rlx.
Pekerjaan Persiapan
Pada dasarnya pekerjaan persiapan yang harus dilakukan adalah sama
saja dengan pada bendungan tipe urugafl (embankrnent dam). Bedanya
hanya yang menyangkut kekhususan masing-masing, terutama
materialnya yattu antara tanah dan beton, termasuk penetapan letak
Concrete Batching Plant.
Pada bendungan beton,mateial yang ditranspor agak berbeda,
karena bentuknya sebagai material campuran beton yang diproduksi
oleh Concrete Batching Plant.
Material handling dapat dilakukan dengan alat yang sederhana
(cable wals) tetapi banyak juga sudah menggunakan alat modem seperti
tower crane. Alat untuk material bandling dapat digambarkan secara
skematis seperti Gambar 7.1.
74
Kapasitas
-
Tinggi Dam
-
Panjang Dam
-
Dasar Dam
-
Jumlah
pasir
200 x 106 tonnes of tailing dalam 20 tahun
137 meter
2000 rrcter
550 metet
32,5 x 106 tonnes
?. Gibralta (diselesaikan pada bulan Mei, tabun 1972)
I(apasitas : 220 x 10u tonnes
Iinggi Dam : 90 meter
Panjang Dam : 2410 meter
Pipa tailing
|umlah
pasir 25
u'i,
rlari tailing
75
76 Metod e Kon st ru ksi Ben d u n gan
Gambar 7.1. Bagan alat Handlinp
I3er:bagai jeris cab/ewa1, yaitufxed tower cablwaJs, dan hauelling cableway
dapat dilihat pada
()amhar
J.2.
lb) Iruv:ting urrr cotEwop
Ganrbar 7.2.
f
t'nis
icnis
(.illoruyl
Conilruction Method Conqete Dam
AbhwE dengan menggunakan tiga tower, dapat dilihatpzdaGambar
7.3.
uM'r
77
(intrrlrur
7..1. 1'hm litu,t,r
(
.,thhurry
1,,***",i
78
Metode Konstruki Bendungan
Untuk pelaksanaan
T.ihat Garnbar7.4.
c o n cre t e da m, ba'ny ak menggunaka n
f
xe d t0 wer ffafi e.
Pekerjaan Fondasi
Untuk jents grauifit dam dart buttrex dam tekanan horizontal dati aj6,
akan diteruskan ke dasar sungai, sedangkan untuk
ieris
arcb dam
tekanan horizontal diteruskan ke tebing tempat kaki-kaki arch dam-
Hal lain yang perlu dipethatikan untuk semua
ienis
concrete dam
adalah efek dari masuknya air ke fondasi karena tekanan dari arrr
resetvoit.
Secara rurrum peningkatan kualitas fondasi bag\graaig dam dapat
diperoleh dengan memperdalam galian fondasi, tetapi tidak bcgitu
halnya untuk arb dam,yaitu penggalian tebing pada kaki iln'l' tloil'
l)acla dasarnya pcrllaikan tan;rh f<rndasi scpcrti
,ryvnliu.t!,
sttrtttt
<lt.rr1,,irp yarrg tlillktrkatt pttla tnhttkttrtnl hm, lcrlltttlttttp. klrrrltst
Gambar 7.4. Tower Crane uintuk Angkutan Vertikal
C,onstruction Method Concrete Dam
tanahnya. I(husus untuk c7ficrels daru, climvngktnkan irdatrl'a
penggunaan cab/e-pre-rtresuntuk menambah stabilitzts dari l>cndungar-r
seperti yang dapat dilihat pada Les Cheurfas Dam, Algeria' Lrhat
Gambar 7.5.
.,
a$ tr
f*l(sr{$*!
$rrr
Lirrt!*f &nf
6*tr
.{*l16'lrfrP-
if::
Gambar 7.5. Penggunaan Cable Prutressed
Llnruk arch dam,setelah semua perkuatan fondasi dilakukan, maka langkah
pertama adalah mengecor conmteJboting. Uhat Gambar 7.6'
79
80 Metode Konstruksi Bendun gan
Gambat 7.6. Pengecorat Concrete Footing
Concreting (Pembetonan)
(1) Kapasitas conrrete batching plant harus sesuai dengan kapasitas
pekerjaan yang harus dicapai.
Sebelum pengecoran dimulai, harus dilakukan ti a I mixi ng untuk
menjamin diperolehnya kualitas beton sesuai persyaratan.
Q)
Concrete handling juga harus dipikirkan agar dapat mencapai
kapasitas pekerjaan dan teknik placing-nya harus dapat
menghindai terjadrnya segregasi dari campuran beton. Concrete
handling dilakukan tergantung pada situasi dan kondisi setempat
dapat menggunakan cab/e walt atau towar crane, sepetti yang
diuraikan pada pekerjaan persiapan dengan menggunakan
bucke/.
(j) tJntLrk p(:ngcc()ran c0fiL'relc ltlt
ll.nlg
bcsar, bil(kt,/ l)(/t't
\,)r,1,,
clillrrrt:rk:rrr tl:rp:rt lrt.rrrl<rrrlrrr 1 lni slrr)l)rri 6 rrrt.
*ds*lmlr* **"r{*l }i ry,
Construction Method Concrete Dam
Untuk meratakan beton dipergunakan Dozer 45 HP untuk
bucket 3 s.d. 4 m3 dan Dozer 60 HP untuk bucket 6 m3
Untuk menghemat penggunaan semen, kadang-kadang meng-
gunakan batu-batu besar yang ditimbun dalam beton. Batu
tersebut dapat berukuran sampai 10 ton lebih.
Di Rusia telah dilakukan penggunaan batu betukutan lebih dari
3 m3 sebanyak 8 samperr 13o/o dari beton. Penggunaan batu-
batu besar tersebut dapat mengwangi naiknya temperatut sampai
60 celcius.
Form work (slzp
form
atau jump
form)
dapat dipetgunakan untuk
mengecor di.dirg di bagian up stream dan down stream, sedang
tengahnya diisi beton dan dinding-dinditg tetsebut berfungsi
sebagaiforrn work yang permanen.
Lihat Gambar 7.7,7.8.
81
(4)
(5)
(6)
(ieltrlrrrr
7.7. Itt,
".r''. lr(
11,(( rrt,1l
82
Metode Konstruksi Bendungan
olefr
L,
'Iwnc'l
rllp form for rr<h collcrdrn
(iarrtlrar
7.tL. I i,rn ll'ill: rrrlttrli Il:t.l;ttr llt'tttltttt;",'ttt
Construction Methd Concrete Dam
(7) Beberapa hati dalam proses pengerasan beton dalam volume
yang besar, menimbulkan panas akibat proses hidrasi dari semen.
(8) Kenaikan tempemtur ini harus dikendalikan
^gat
tidak menim-
bulkan keretakan pada beton.
Ada beberapa c r^ untuk mengendalikan temperatui yaitu:
(a) PenggunaalJb asb untak mengurangi semen
(b) Pemasangan pipa pendingin di dalam beton.
(c) Penggunaan
^ir
dirgi, (air es)
(d) Penggunaan nitrogen cair.
Alat-alat yang digunakan untuk pembetonan bendungan besar adalah
sebagai berikut:
(1) Cable aaJs atau tower crane dan bucket untuk transpor beton dari
bakhing plant ke site, vertikal dan horizontal.
Q)
Dump track untwk angkutan horizontal dan penumpahan beton.
(3) Perataan beton dengan buldoser setebal 80 cm.
(4) Pemadatan dengan tractor mounted
yibrator.r.
83
Kegagalan Bend'ngan
Konsekuensi Kegagalan
lr-egagalan
bendungan besat merupakan bencana nasional. Hal
I\.rr"Uut dapat terjadi dengan waktu yang singkat dan hanya
memberikan tanda-tanda yang sedikit sekali.
Banyak keruntuhan bendungan disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan dari sebagian para perencana dan pelaksana. Tetapi
dengan mempelaiari kegagalan-kegagalan ya;ng ada, saat ini sudah
mulai berkutang.
B anyak yang telah dicapai dari mempela)ai kegagalan-kegagalan
yang ada antara lain'.
(1) Observasi pada dam dan model-modelnya telah menambah
pengertian tentang kapasitas dam dalam menahan beban.
(2) Penggunaan komputer untuk menganalisis telah menambah
pengetahuan tentang distribusi tegangan.
(3) Constraction Tehniqaes dan penlatan telah meningkat maju
(4) Oganisasi dan kontrol semalon baik.
Namun demikian masih ada juga hal-hal lain yang tidak pasti
dan harus diasumsikan.
Walaupun kegagalan sebuah bendungan besar semakin kecil
frekuensinya, namun masih juga teriadi.
C)lch karcna itrr, pclaiaran-pclajaran yang dipcrolt'h p;trr cr11,i111'1't
84
(irrrrlrur
ll.t. Sr.lrt.lrrrrr Slirlinll
dari kegagalan-kegagalan yang ada, sangat penting sekali dalam
mengembangkan pengetahuan dan memajukan desain bendungan
yang lebih aman.
Jenis
Kegagalan
Dari pengalaman-pengalaman
yang dilaporkan, kegagalan
bendungan dapat digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai
berikut:
Failurc b1 Sliding
Contoh: lVaco Dam, Texas USA tahan 196/.
Dam ini merupakan timbunan homogen dengan tirrggi 43 meter
dan panjang 5500 m. Sewaktu kelihatan pecah pada sisi down strean,
pekerjaan hampir selesai. Dari tanggal4 oktober sampai 20 oktober
1961 bergerak dengan pelan, tetapi bertambah terus dan baru
berhenti awal November.
Puncak timbunan telah turun 5 meter dan pada posisi down
ltrean, bergerak horizontal sejauh 6 meter lebih sepanjang 230
meter.
Beruntung sekali reservoir tersebut belum sampai diisi sehingga
tidak menyebabkan suatu bencana.Ijhat Gambar 9.1,8.2, dan
g.3.
,l
86
Metode Kon struksi Bend u ng an
Gambar 8.2. Sesnda,h Sliding
Gambat 8.3. Sesudah Perbaikan
Setelah
Jailure,
batu diketahui bahwa fondasi di tempat
failure
betbeda dengan fondasi di tempat lain yang utuh. Dan setelah
dradakan tes lab, ternyata memiliki ruidual strength yang sangat rendah.
I{ecuali tersebut, ada lapisan-lapisan horizontal yang membedkan
tekanan pori yang sangat titggt, tetsebar di daerah yang luas.
Seiak saat itu sifat dar,.
4tpe
plastic ,/al tn drketahui, yait't ouer
mnsolidated oleh gaya tertonik atau
Pengenngan.
Dalam petbaikan bendungan tersebut, akhirnya dtpasang 727
buah piezometer untuk dapat mengukur tekanan pori.
Contoh lain yang mengalami slidng adalah San Fernando Dam
dan Sheffield Dam di California.
btailure b1 Ouer Spilling
(l<rrrt<rl'r: ()rus
l)un, I)ru';i/ tuhrn 1960.
'lrrrlilir
rl:ttrt:ttlnl:rlt 5'l rrtt'tt'r, kt'tikl clatrr itli
it'lrol
p;rrl,r l\l;rrlt
I
t
I
l
Keqaqalan Bendunoan
1960, lebih 30 orang hilang dan 100.000 orang dievakuasi, karena
730
iuta
m3 air lepas selama 34
1arr,
dengan debit terbesar mencapai
9600 m3 per deuk.
Pelaksanaannya drmulai pada tahun 1958 dan fondasi selesai
sebelum musim huian tahun 1959. Dan timbunan direncanakan
selcsai sebelum musim hujan tahun 1960.
I{arena kesulitan, Pemerintah meminta untuk men s/ow down
kan pelaksanaan, katena belum dapat membayar pada kontraktor.
Pada saat itu banjir mulai tiba, ketika air banjir mengisi reservior,
timbunan baru mencapai unggt 30 meter.
Lebih dari 500
iuta
m3 air mengisi selama 5 hari ke dalam
reservior yang terbatas daya tampungnya karena belum selesainya
pekerjaan.
Tanggal 26 Maret 1960, pada pagi hari, permukaan air mulai
meluap sepaniang puncak bendungan.
Kemudian dibagian tengah terbuka putus, dan erosi te{adi begitu
cepat, menghanyutkan timbunan sampai rata permukaan fondasi.
Hal ini diakibatkan oleh kapasitas debit dirnrsion tunnel-nya ttdak
mencukupi, sementara itu bangunan spill way tetlalu tingg untuk
dioperasikan sebelum bendungan selesai.
Contoh-contoh lain yangfailure b1 ouer spillingadalah Da Cunka
Dam dan Olivetia Dam di Braztl" tahun 7977.
Failure
fut
Seeping lVater
Contoh: Hell Hole Dam, Calfornia USA tahun 1964
Failure dad Hell Hole Dam dengan ttpe earth and rock
fill
dam,
terjadi sewaktu dalam pelaksanaan. Untuk selama 24iam, petmukaan
ak pada rcscrvoir stabil dengan ketinggian 22 meter. Air banjir
tcrlcpas mcllrlrrr tlirrr.rion tunne/ detn sebagnan mcrembcs melalut rock
li//.
Ptdt s:r:rt rL'lrtt
1'r'tt'tnlrt'sltt lratl:r
150 rrrJpcr tlctik, titlak tcriatli
cr.st rlinuut;r
ltu!t
l'-,'tnttrltlttt rlltl;tttt lrt'lrt't:rp:r
l:ltrt, l)('t
ttltlh;t:ttt :tlt'
lr|rl;rrrrl)lrlr ilr('nl rrlrrrl ll) ttrr'l(.t I )('l)ll
lt('t(.lttlrcs;ttt
ttutk trrcttl;ttlt
87
88
M etd e Ko n st
ryks i&e19!
Y g an
500 m3 per detik, sebuah lobang mulai terbenruk di titik A di sisi
downstream.
Lobang tersebut bertambah luas dengan teriadi etosi yang
cepat ke arzrh rpstream mengikuti saturation line.
Begitu erosi mencapai titik B, di sisi upstrearu, keadaan berubah
menjadi ouertopping.
Dengan debit 7000 m3 pet detik, selama satu jam badan
bendungan terpotong nta pada permukaan.
Kejadian tersebut dapat dilihat pada Gzlmbar 8.4 s.d. Gambar
8.9.
Gambar 8.4. Sebelum SaPage
3
/ detik
Gernhrrr 8.5. i\{rrllr tcrpdi .f eep4qe
Gambar 8.9. Kondisi akhir
I
/ dattk
Gambar 8.5. Debit scepagt mxtbesar
Gambar 8.8. Kerusakan membesar
Gambat 8.7. Mulai terfadi kerusakan
Q
*
7000 m3
/ detik
90 Metde Konstruksi Bendungan
Contoh lain yang mengalami
fai
lu re b1 s e epi ng wa ter tdalah Baldwin
Hills Dam di California, USA tahun 7963 dan Teton Dam di
Idako, USA tahun 1976.
Bendungan Sempot
Ada satu
ienis
lagi kegagalan (kegagalan bangunan) yaitu kegagalan
yang teriadi setelah bangunan selesai dibangun, hal ini memang
ianng
teriadi. Pada umumnya kegagalan bangunan ini disebabkan
oleh kesalahan desain yang teriadi pada bendungan tipe w,agan (fill
dan). Syant utama dari bendungan tipe urugan adalah tidak boleh
teriadi ouertopping (muka air melebihi ti"gg bendungan). Karena
sekuat apapun bendungan tipe urugan pasti
iebol
bila sampai teriadi
oaertopping.
Sebagai contoh keruntuhan Bendungan Sempor diJawa Tengah
pada tahun 1967. Bangunan tetsebut adalah tipe urugan, dan pada
saat bendungan sudah selesai, te{adi banjir besar dimana debit
baniirnya melampaui kapasitas spillwEt yang ada, akhirnya terjadi
ouertopping yang langsung meruntuhkan bendungan.
Gambar 8.10a. Kondisi Sebelum Muka Air Melimpas
Kegagalan fundungan
Gambar 8.10b. Kondisi Muka Air Mulai Melimpas
Gambar 8.10c. Kondisi Beodungan Mulai Hancut
Gambat 8.10d. Koodisi Akhir Bendungan
Hal ini merupakan kesalahan yang fatal katena segala usaha
pada saat pelaksanaan yang telah menghabiskan biaya dan energr
yang bcsar, lrillrrl,, dtlam seke;ap. Sclain itu triasanya
fuga
rrrc:nirrrbtrlkart lrctt,;rn;r tll tl:rt'rah lxrwah llcrrrlrrttg yang clitcrjartl,,
ok'lt rttt lr:rlr ylrrg ttrlrrh rlrrlrrl',1 rlrtlIt.
91
ri
93 92 M etod e Kon stru ksi Bendun gan
Hal seperti ini sangat jarang terjadi, kecuali bila tim perencana
belum memiliki cukup pengalaman, terutama dalam menentukan
debit maksimal yang harus diperhitungkan.
Bendungan Shakidot
Bendungan Besat Shakidot tetletak di dekat Pasni, sebuah desa
terpencil di Provinsi Baluchistan, di Pakistan Batat, sepaniang lebih
kurang lebih 150 (seratus lima puluh) meter, pada tanggal 11 Februad
.2005,
telah jebol karena tidak dapat menahan beban air, akibat
hujan yang sangat lebzt (Kornpas, 72 Februari 2005).
Belum diketahui secara pasti penyebab jebolnya bendungan
tersebut, karena belum dilakukan penelitian. Namun demikian yang
jelas pada saat kejadian 97(sembilan puluh tujuh) orang dinyatakan
meninggal, sementara 400-500 orang lainnya dinyatakan hilang.
Bencana tetsebut telah menenggelamkan setengah lusin desa, lebih
dad 1.200 orang berhasil diselamatkan oleh tegu penolong.
Bendungan Besar Shakidot, dibangun pada tahun 2003 untuk
kepeduan irigasi di daerah tersebut. Untuk menyelamatkan beberapa
kota yang ltin, yang terletak di dekat Pasni, sekitar 650 km selatan
Quetta,
regu penanggulangan bencana telah mengalihkan aliran
banfir.
Hal ini menambah bukti bahwa walaupun kebetadaan
bendungan besat sangat dipedukan, tetapi masih juga mengandung
risiko yang cukup besar.
Statistik Kegagalan Bendungan
Statistik untuk earth dam, telah dikeluarkrn pzda tahun 1953 oleh
T.A. Midllebrooks dengan menggunakan 200 (dua tatus) kejadian
dari
failures.
Dari kejadian tcrsebut dibuat perbandingan, sebagai bcrikut:
krrrcrta .rliliry ; 15
"/u
Kegagalan Bendungan
karena or.,erspilling : 30 Yo
karena vepage & piping : 25
o/o
karena condouil : 13
o/o
karena lain-lain : 1.7
o/o
Dari perbandingan tersebut, sesuatu yang penting dapat dilihat
bahwa karena :liding hanya 15
o/o
dan yang lain 85 % disebabkan
oleh hal-hal yang tidak tercover oleh analisis stabilitas secara
konvensional. Hal ini disebabkan karena sebagian besar eartb dam
di desain dan disetujui hanya atas dasar analisis stabilitas.
Menurut laporan yang disiapkan ICOLD tahun 1973,
berdasarkan tipe dam kegagalan dapat diberikan, pada Tabel 8.1.
Tabel 8.1 Daftar Kegagalan Dam
Na. kbmahan
funhh
Kqiadian
.-1 B C E R i\l
Exploration 9 6 49 2 72
2 tr{atenal 2 8 I1
3 Lay Out 4 t7 3 2\
4 Construction 1 2 32 5 41
Operauon 5
6 Supemsioo 1 1
7 Design 4 6 l3 48 3 2 76
Kekwt4an:
r\ : Arch l)am
ll : Buttcress f)am
(i
: (irrvity
l)am
[] : [iarth [ril]
R : Rock l.'ill
l\l: N{iscellancous
pernah menulis tentang bendungan
besar, dengan bobot ilmiah
yang tlr1gg1. Sayang ridak drikuti dengan tulisan dai pakar_pakar
yang lain. Padahal kalau dipikir, bendungan besar yang telah
dibangun dr Indonesia, cukup lumayan jumlahnya,
baik di
pulau
Jawa
maupun di luar Pulau
Jawa.
Il'Iudah-mudahan
buku yang saya turis ini dapat membedkan
man f aat, walau sedikit.
Penutup
T-\
emikianlah uraian tentang conslruction ruetbod untuk
LJ bendungan besar. Tentunya uraian ini tidak detail, tetapi
sekadat untuk menambah w^carr dan wawasan bagi para civil
engineer yang belum pernah mengalami pelaksanaan bendungan
besar. Memang kesempatannya sangat kecil, karena di samping
jumlah bendungan besar di Indonesia relatif masih sedikit
jumlahnya, juga peluang untuk ikut terlibat dalam pelaksanaan juga
sangat kecil.
Saat ini KNI-BR (I(omite Nasional untuk Bendungan Indone-
sia), telah meniadi suatu asosiasi profesi khusus bendungan besar,
dan bahkan telah mernperoleh akreditasi untuk menerbitkan
serafikat keahlian untuk bendungan besar. Dengan demikian
seseorang yang bermin^t
^t^t
tertarik pada pengembangan ben-
dungan besaq dapat bergabung dengan asosiasi tetsebut, dan bahkan
dapat mengikuti perkembangan teknologi bendungan besar di
dunia.
N{udah-muc"ahan dengan terbitnya buku iru dapat merangsang
para pakar yang telah memperoleh sertifikat keahlian dalam bidang
bendungan bcsar, untuk ikut mcnrl>erikan kontribusi fcntang
pcngctahtran lrcrrcltrrrgutr bcsar kcparla tnasyarakat tckrrik srprl.
l{usuttvrr tltrlrr st'li:rlr, trrrrttrlliirt tllrrrrr rlclaprttt;'rttlrrlr;trr, ll:rp:rli
It. S,,t'1',,tt, S()\torl:rlsortr), rn:lnt:ut r\lcrtlt'r't l'r'kct;;t;rr l1trrtrtrr,
1r11,:r
Daftar Pustaka
Powers,
J.
Patrick (1.992), Construction Dewatering, USA: Braun-
Braunfield, Inc.
Thomas, Henry H. (1979). The Engineering of I--arge Dams, London,
Calohester and Becoless: $Tilliam Clovers & Son Ltd.
Indonesian-French Continuing Education Course on Large Dams,
reported by Asiyanto (1982).
P errgalama;rr penulis di ptoyek-ptoyek.
S,ampir&sa
Metode Konstruksi
Bendungan
Jati
Gede
JATT GEDE DAM
PR()JECT
ffiXrhrnrfln* :
G.rrrrrGt toi r.t*oc
j
il}m;rmffi mErnffi i
f lodonilrp
O mbd.ma
I
a SIhr O llrdne
I
O ronfrerlog[
t lffi[onffi
|
rl Dlrrdon?llnrd
aenosrl
I
arffirlEm Ffrrfrur O hnmoil
I
O Dmttg
,
08
g7
99 98 Metode Konstruksi Bendungan
LOCATION MAP OF
JATIGEDE
DAM SITE
liop Locotion
Lampiran
View of Jatigede Dom Project
101
100
Metode Konstruksi Bendungan
View of Jotigede Dom Project
Lampian
102 Metde Kon struksi Be nd u ng an
Existing Condition
-L
Existing Condition
/Vlaterial Source
Lampiran
Existing Condition
*Fn*Drm Prulrat
Co.tatrrct lctl l. atllo.t
f,lTg FnJnH
{-
v
mtmrffi{
s.It.c .fl*.Ictr,r
' @EaP
B.drtm plart J
*Lter,
103
105
104
Lanptran
IffilrDrm Fnnlrct
eonatrrct lo[ llatho.t
ffiSroffiffi&ffi{mtumffie
+
Metode Konstruksi Bendungan
serfiA*r M*Ag!311[i
cxAsfirrt \
Aat:*s$ GALrfiiY
A<rH,<* n$Ai) Tc
gtaf;i
an{Asl'tiit\ai r:44#iil!i
)-
1v/
{
y'=.
zu
access. road frorn ur,,.
ltttttt!
'
'.effiffi*fror-, -
1,WFy tr-ilo'irba'lr-.
rffiffimmHu|rt*
Gonrtruct lon ilctlrod
Ge,ologicorl Condition of Diversion Tunnet
:i
.,' 1
l':
j
,l
I
:'l
::;
I
i,
I
I
I
,l
rl
I
I
106 Metode Konstruksi Bendungan
IffrdrDrn FrqfG
Gottatarct lcrr Iatlr od
Ge,ologicd Condition of Diversion Tunnel
Itfcrilr nr:n Fnnlrn:
Gonatruct lo]r llathod
Geologicd Condition of Diversion Tunnel
Lampiran
107
,*ntLmrFr$cl
gorl.trrGt 1.. ta.thc'l
,*!*Dlnffict
eotatrrGt ta.i f atlrc'l
L
i
I
1l
f*tdrD;mhutG
eortt..Gt lcn Latltod
-., ,r''--'"=';
Smnrilrhiln fneilr**
eoratruct lon llethod
+
TT.tTTEL
8 nm0q
108
Metcdl e Kon struksi Be nd u ng an
( R(KS Sr("rt(rN A.a
Divcrsion Tumel
+
Lamoinn
109
ffifrmrFrdc
cen.trrct lcD Latllod
eeologicd Condition of
*
Diversion Tunnel
Geologicd Condition of Diversion Tunnel
fEs-mtFndrt
ecrratrrct lcr ltathod
Geolog,icd Condition of Diversion
#-
Tunne!
ilEnirDrnpndG
Gcnrtrrct lcr f.thod
PokcrJa.D Tunnet akan dlkerirkan drtam dua arah,
up strm & down 3trcam
Diversion Tunnel
+
*.
#
frHg*Drln fnq|rcr
(Eclratrrct
ler *atlrod
ffi$r
TUffirEI'
110 Metode Konstruksi Bendungan
fr[ntmm msilrct
'111
Lampinn
nHlrtrnrmffif;t
#-
Cer.trEct lcn llcthoC
A
ffind.n16 Fneilrc* 6{,
Con.trEct loi lt.ttrod
DiVefSiOn TUnnel
*Y*..
.. . !*= . ... ..
112 Metd e Kon struki fu nd u ng an
*thfrnrmFmil**
eorIrt.ECt lcI Letlrod
4t2
+
mHnffinrnrFmhct {,
eorrtrrct lon llethod
PekerJaan Tunnel akan dikerJakan dalam dua arah,
up stneam & dfrn stream
Diversion Tunncl4