Anda di halaman 1dari 13

DISUSUN OLEH:

PRIMA DANA DERITA SEMBARA


14111100112
14-A3

SUSUNAN PENGURUS BESAR PGRI KONGRES I SAMPAI DENGAN XXI


1.

KONGRES I PGRI
Kongres I PGRI di laksanakan di Surakarta ( Solo ) , jawa Tengah pada Tanggal 23-25
November 1945, dengan susunan PB sebagai berikut:

1)
2)
3)
4)
5)

Ketua I
Ketua II
Ketua III
Penulis
Bendahara

: Amin Singgih
: Rh.Koesnan
: Soekitro
: Djajeng Soegianto
: Siswowidjojo

Beberapa bulan kemudian Ketua I Amin Singgih di angkat sebagai Bupati Mangkunegaran,
sehingga terpaksa di adakan perombakan susunan pengurus besar dengan formasi berikut:
1) Ketua I
2) Penulis I
3) Penulis II
4) Bendahara

: Rh. Koesman
: Sastrosoemarto
: Kadjat Matosoebroto
: Soemidi Adisasmito

2. KONGRES II PGRI
Kongres ke II PGRI di adakan di Surakarta ( solo ) Jawa Tengah pada Tanggal 21-23
Desember 1946.
Melalui kongres ini PGRI mengajukan tuntutan kepada pemerintah yaitu:
a) Sistim pendidikan selekasnya didasarkan pada kepentingan nasional.
b) Gaji guru supaya tidak di hentikan.
c) Di adakan Undang-Undang Pokok Perburuhan.
Tuntutan tersebut mendapat perhatian pemertintah, terbukti dengan di tunjuknya Rh. Koesnan
menjadi anggota Panatia Gaji Penerintah yang di bentuk oleh Departemen Kuangan RI.
Dari kongres tersebut komposisi PB sebagai berikut:
1) Ketua I
2) Ketua II
3) Ketua III

: Rh. Koesnan
; Soejono Kromodomejo
: Soedjono

Karena Ketua I Rh. Koesman di tunjuk sebagai Mentri Social dan Perburuhan dalam Kabinet
Hatta, maka KB di ubah menjadi; Ketua II Sowjono Kromodimuldjo menjadi Ketua I dan
Ketua III Soedjono menjadi Ketua II, sedangkan Jabatan Ketua III di hapus.
3. KONGRES KE III PGRI
Kongres ke III PGRI di adakan di Madiun Jawa Timur pada Tanggal 27-29 Februari
1948, kongres yang di adakan dalam keadaan darurat ini antara lain memutuskan bahawa
untuk meningkatkan efektivitas organisasi di tenpuh dengan jalan memekarkan cabang-

cabang yang tadinya keresidanan mamiliki satu cabang menjadi cabang-cabang yang lebih
kecil, tetapi dengan jumlah anggotanya 100 orang.
Susunan Kongres ke-III PGRI adalah sebagai berikut:
1) Ketua I
2) Ketua II
3) Ketua III

: Soedjono kromodimoeldjo
: Soedjono
: Soedarsono

Pada akhir tahun 1948 s.d awal tahun 1949 dengan kembalinya kekuasaan pemerintah RI ke
Yogyakarta, maka kembali pula PGRI menggerakkan organisasinya dan memindahkan
kedudukan PB dari Solo ke Yogyakarta, dengan susunan pengurus sebagai berukut;
1)
2)
3)
4)

Ketua Umum I
Ketua Umum II
Sekretaris
Bendahara

: Soedjono Kromodimedjo
: Soedjono ( Wkil PB di Jakarta )
: Soekirno
: Soewandi

Pada akhir tahun 1948 s.d awal tahun 1949 dengan kembalinya kekuasaan pemerintah RI ke
Yogyakarta, maka kembali pula PGRI menggerakkan organisasinya dan memindahkan
kedudukan PB dari Solo ke Yogyakarta, dengan susunan pengurus sebagai berukut:
1)
2)
3)
4)
5)

Ketua Umum I
Ketua Umum II
Ketua Umum III
Sekretaris Umum
Bendahara

: Soejono Kromodimejo
; Soedjono (Wk. PB di Jakarta)
: Soedarsono
: Soekirno, Soebakti
: Soewandi

4. KONGRES KE IV PGRI
Kongres ke IV yang berlangsung di Yogyakarta 26-28 februari 1950 ini, memutuskan
untuk mengeluarkan Maklumat Persatuan yang berisikan seruan kepada masyarakat,
khususnya kepada guru-guru, untuk membantu menghilangkan suasana yang membahayakan
dalam hubungan antara golongan Non-dan Ko ,dan menggalang persatuan demi
perjuangan untuk mengisi kemerdakaan. Ternyata Maklumat Persatuan ini mendapat
perhatian dan penghargaan dari kalangan luas termasuk Pemarintah.Adapun susunan PB
dalam Kongres Ke IV adalah :

1) Ketua I
2) Ketua II
3) Ketua III

: Rh. Koesman
: Soedjono
: Soejono Kromodimoeljo

Rh.Koesnan dan Pengurus-Pengurus Besar lain berkedudukan di Yogyakarta,


Mereka secara bersama memelihara hubungan Jwa tengah. Jawa Timur danDIY.Mereka juga
bertugas memelihara hubungan Jawa Barat, Sumatra, Kalimantan Indonesi Timur,dan Sunda
Kecil.

5. KONGRES KE V PGRI
Diadakan di Bandung pada tanggal 19-24 Desember 1950 tepatnya di Hotel Savoy
Homann, dan di buka oleh ketua PB PGRI Rh.KoesmanDalam Kongres ini di bicarakan suatu
masalah yang prinsipil dan fundamental bagi kehidupan perkembangan PGRI selanjutnya
yaitu asas organisasi ini.dan Pancasila di terima sebagai asas organisasi. Selain itu di
diskusikan pula bentuk Pendidikan Guru KPKPKB ( Kursus Pengantar Kepada Persiapan
Kewjiban Belajar ), yang menurut peserta kongres tidak sesuai dengan upaya peningkatan
mutu Pendidikan Bangsa.
Kongres juga menegaskan PB-PGRI dalam waktu singkat melakukan usaha untuk
menghilangkan perbedaan gaji antara golongan Non dan Koyang telah di tetapkan oleh
pemerintah.Adapon susunan PB nya ialah;
1) Ketua I
2) Ketua II

: Soedjono
: M.E.Subiadinata

Tugas PB yang di bebankan oleh Kongres seharusnya dapat di laksanakan oleh PB yang
lengkap,karena sampai 3 bulan susdah Kongres baru 9 orang yang dapat berdomisilidi
Jakarta.Komisariat-komisariat Daerah di bentuk pada tahap pertama adalah untuk Daerahdaerah:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)

Sumatra Utara
Sumatra Tengah
Sumatra Selatan
Jawa Barat
Jawa Tengah
Yogyakarta
Jawa Timur
Sulawesi Selatan
Jakarta Raya

: T.Z.Answar
: A.Manan
: Noezoear
: Jaman Soedjono Prawiro
: Soenarto
: Moh.Djoemali
: Soebandri
: A.N. Hardjarati
: Soemadi (Koordinaror)

Pada tahun 1952 terbentuk Komisariat Daerah yang baru yaitu:


a) Kalimantan
b) Sulawesi Utara
c) Maluku

: E.Simorangkir (digantikan Sjahran)


: E.A.Parengkuan
: O.Nanulaita

d) Bali
6.

: Made Mendra

KONGRES KE VI PGRI
Kongres PGRI Ke VI berlangsung di Malang Jawa Timur 24-30 November 1952, dalam
Kongres ini menyapakati beberapa keputusan penting:

1. Dalam Bidang Organisasi, Kongres menetapkan bahawa asas PGRI ialah keadilan social
dan dasarnya adalah Demokrasi, dan PGRI tetap berada di bawah GBSBI ( Gabungan
Serikat Buruh Indonesia ). Dalam bidang perburuhan diputuskan untuk memperjuangkan
kendaraan bermotor bagi penilik sekoleh, instruktur Pendidikan Jasmani dan Pendidikan
Masyarakat.
2. Dalam Bidang Pendidikan,di setujui agar (a) sisitim pengajaran di selaraskan dengan
kebutuhan Negara pada masa pembangunan,(b) KPKB(Kursuss Persamaan Kewajiban
Belajar) di ubah menjadi SR 6 tahun (c) KPKPKB di hapus pada ahir tahun 1952/1953 (d)
Kursus B-I/B-II untuk pengadaan guru SLTP dan SLTA di atur sebaik-baiknya dan (e) di
adakan Hari Pendidikan Nasional.
3. Dalam Bidang Uumum, di sepakati supaya anggaran belanja Kementrian PP & K di
tingkatkan menjadi 25% dari seluruh anggaran belanja Negara dan agar Jawatan PP & K di
pusatkan sampai tingkat propinsi saja.Dalam Kongres ini di syahkan pula Mars PGRI
ciptaan Basoeki Endropranoto.
Pada Kongres ke VI untuk pertama kalinya PV PGRI berusaha mengajukan konsep tentang
isi dan pengertian Pendidikan Nasional.Adapun susunan pengurusnya adalah:
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Ketua I
: Soedjono
Ketua II
: M.E.Subiadinata
Panitera Umum
: Moehammad Hidajat
Tata Usaha
: Soebandri
Panitera Pendidikan
::Ktut Nara
Redaksi Majalah Suara Guru ; Soeprdo, Soedjono Soebandri
Dalam Kongres ke VI ini NV harapan Mersra PGRI, mulai memberikan
pertanggungjawabanya dan karena itu menjadi acara pembahasan pula.

7. KONGRES KE VII PGRI


Kongres ini di laksanakan di Semarang tepatnya di SMA-B Candi Semarang pada tanggal
24 November s,d 1 Desembar 1954 dan di hadiri 639 0rang utusan dari 351 cabang yang
menbawakan 1,414 suara dari 1.581 seluruh suara dalam organisasi ( 89%). Untuk pertama
kalinya Kongres ini di hadiri oleh tamu-tamu dari luar nagri yaitu Maria Marchant, wakil
FISE yang berkedudukan di Paris , Marcelini Bausta dari PPTA Filipina mewakili WCTOP,

Fan Ming, Chang Chao dan Shen Pei Yung dari Serikat Buruh Pendidikan RRC. Hasil
Kongres ini antara lain;
1. Bidang Umum, Pernyataan mengenei Irian Barat, Pernyataan mengenei korupsi, resolusi
mengenei desentralisasi sekolah, mengenei pemakaian keuangan oleh kementrian PP & K,
dan mengenei penyempurnaan cara kerja Kementrian PP & K ,
2. Bidang Pendidikan, resolusi mengenei anggaran belanja PP & K yang harus mencapai 25%
dari seluruh anggaran belanja Negara, mengenei UU Sekolah Rakyat, dan UU Kewajiban
Belajar,mengenei Film, iektur, gambar, serta radio dan pembentukan Dewan Bahasa
Nasional.
Empat orang formatur terdiri atas Soedjono (944 suara), M.E.Subiadinata( 9 784 suara),
Hermanoe Adi (264 suara), dan Moehammad Hidajat (258 suara) di pilih oleh Kongres untuk
mekengkapi susunan PB berikut:
1) Ketua I
2) Ketua II
3) Ketua III

: Soedjono
: M.E.Subiadinata
: Hermanoe Adi

Terjadi pergantian Komisaris Daerah dan penambahan Komisaris Daerah sbb:


a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n)

Sumatra Utara
Sumatra Tengah
Sumatra Selatan
Jakarta Raya
Jawa Barat
Jawa Tengah
Yogyakarta
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Selatan
Bali
Maluku

: Idris M, Hutapea
: Achmad Chatib
: Madian
: Baheransjah Sutan Indera
: M. Hosein
: Soenarto
; Muh,Djumali
: Hermanoe Adi
; R.Sujo
: Sjahran
; E,A Parengkuan
: J.E.Tatengken
; Madae Mendra
: M.Ruhupatty

8. KONGRES KE VIII PGRI


Dilaksanakan di Bandung pada Oktober 1956, hampir di hadiri seluruh cabang PGRI.Tetapi
saat pemilihan ketua umum PB PGRI keadaan menjadi tegang , karena pihak Soebandri dkk
menambah kartu pemilihan (kartu palsu),sehingga pemilihan tersebut harus di ulangi. Otak
pemalsuan ini Hermanoe Adi, tokoh PKI Jawa Timur yang saat itu menjabat Ketua II PB
PGRI. Ahirnya yang terpilih menjadi Ketua Umum PB PGRI ialah M.E.Subiadinata,
menggantikan Sudjono.Hermanoe Adi tidak legi di pilih menjadi ketua PB PGRI jabatanya di

gantikan oleh M.Husen yang sebelumnya menjabat Ketua PGRI Komisariat Daerah Jawa
Barat.Susunan PB-PGRI hasil Kongres ini sbb:
1) Ketua Umum
2) Ketua I
3) Ketua II

: M.E.Subiadinata
: Soedjono
: M.Hosein

9. KONGRES KE IX PGRI
Berlangsung di Surabaya, pada Tanggal 31 Oktober-4 November 1959. Susunan PB PGRI
sbb :
1) Ketua Umum
2) Ketua I
3) Ketua II

: M.E Subiadinata
: M. Hoesein
: Soebandri

10. KONGRES KE X PGRI


Bertempat di Gelora Bung Karno Jakarta, Oktober 1962, periode tahun 1962-1965. PGRI
mengalami masa sulit karena terjadinya perpecahan di dalam tubuh PGRI.Susunan PB PGRI
masa perserikatan ke X Sbb:
1) Ketua Umum
2) Ketua I
3) Ketua II

: M.E.Subiadinata
: M.Hosein
: Soebandri *)

Pada bulan Juni1964 Soebandri di pecat kerana terlibat dalam penghianatan /sparatis dengan
mendirikan PGRI Non Vak sentral/PKI.pada bulan-bulan pertama kongres X mengalami
kesulitan-kasulitan terutama keuangan, Setelah mengalami beberapa reshuffle , maka susunan
PB PGRI berubah sbb:
1) Ketua Umum
2) Ketua I
3) Ketua II

: M.E,Subiadinata
: M.Hosein
:-

Untuk menyelamatkan pendidikan dari ancaman dan perpecahan di kalangan guru Presidan
Soekarno membentuk Majelis Pendidikan Nasional yang menerbitkan PenPres No.19 tahun
1965 tentang Pokok - pokok Sistim Pendidikan Nasional Pancasila sebagai hasil kerja dari
Panetia Negara untuk penyempurnaan Sestem Pendidikan Pancawardhana.
11. KONGRES KE XI PGRI
Dilaksanakan di Bandung 15-20 Mart 1967, dengan susunan PB PGRI( 1967-1970) sbb:

1) Ketua Umum
2) Ketua I
3) Ketua II

:M.E,Subiadinata
: Dra.Mien S. Warnaen
: Maderman B.A.

Adapun hasil Kongres Ke XI antara lain:


Di bidang umum dan politik diantaranya sebagai berikut ;

Memenangkan perjuangan untuk menagakkan dan mengembangkan orde baru demi

suksesnya Dwi Dharma dan Catur Karya Kabinet Ampera.


Mendukung sepenuhnya keputusan dan ketetapan Sidang Umum Istimewa MPR.
Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD

45.
Menjujung tinggi hak asasi manusia.
Mengikis habis sisa-sisa Gestapu/PKI.
PGRI Non Vaksentral, SSP, PGTI di nyatakan sebagai ormas terlarang karena merupakan

ormas anthek PKI.


Diaktifkanya kembali 27 pejabat kementrian P & K yang di pecat oleh, Prof.Prijono.
Di setujuinya PGRI untuk bergabung dalam Sekber Golkar.
Di bidang organisasi antara lain:

Konsolidasi pengembangan organisasi ke dalam dan ke luar untuk menciptakan kekompakan

pada seluruh potensi kependidikan.


Perubahab dan penyampurnaan AD/ART/PGRI yang sesuai dengan perkembangan politik

Orde Baru
Perluasan keanggotaan PGRI dari guru TK sampai dengan dosen PT.
Penentuan criteria/persyaratan pengurus PGRI mulai tingkat PB, PD, PC hingga Ranting.
Intensivikasi penerangan tentang kegiata organisasi melalui pers, radio, TV, dan majalah

Suara Guru.
Pendidikan kader organisasi secara teratur dan berencana.
PGRI menjadi anggota WCOTP ( World Confederation of Organisation of Teaching

Prifession )
Mwnyatakan PGRI siap menjadi tuan rumah pelaksanaan Asian Regional Confrence ( ARC
WCOTP .
Pada tanggal 19 Desember 1969, ketua Umum PB PGRI M.E.Subiadinata wafat, di
makamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata,dengan inspektur upacara jendral TNI Abdil
Haris nasution,sehingga Ketua Umum di gantikan oleh ketua I yang baru Slamet (19671970).

12. KONGRES KE XII PGRI

Kongres ke-XII PGRI kebali di gelar di Bandung 29 Juni-4 Juli 1970,dengan susunan PB
PGRI (1970-1973) sbb;
1)
2)
3)
4)

Ketua Umum
Ketua I
Ketua II
Sekretaris Jendaral

: Basyuni Suriamiharja
: Slamet I*
: maderman B.A*
: AMD jusuf

Konpus II Tahun 1972 memutuskan bahwa susunan PB PGRI harus di sempurnakan di


sebabkan oleh:

Ketua I Slamet pindah ke nagri Belanda, di gantikan oleh Ketua II Maderman.


Ketua II di isi oleh Drs.WDF Rindhorindo
SekJen AMD Jusuf wafat di gantikan oleh M Hatta ( sebelumnya menjabat Sekretaris
Perburuhan ).
Adapun keputusan-keputusan penting dari Kongres Ke XII PGRI sbb:

Perubahan struktur dan basis-basis organisasi PGRI, yaitu tngkat Cabang meliputi wilayah

kabupaten/kotamadya, sedangkan wilayah Anak cabang adalah kecamatan.


Administrasi Organisasi di sederhanakan dan di seragankan untuk seluruh wilayah

Indonesia.
Lambang PGRI dan Mars PGRI di lampirkan dalam buku AD/ART PGRI.

13. KONGRES KE XIII PGRI


Diselenggarakan di Jakarta 21-25 novenber 1973, Dengan susunan PB PGRI sbb:
1)
2)
3)
4)

Ketua Umum
Ketua I
Ketua II
Sekretaris Jendral

: Basyuni Suriamiharja
: Prof. Dr.Wnarno Surakmad
: DRS. Madorman.
: Drs. WDF Rindorindo

Dalam menjalankan tugasnya PB PGRI untuk pertama kalinya mendapat bimbingan dari
Dewan Pembina Pusat yakni Mentri Pendidikan Dan kebudayaan, Mentri Dalam Negri,
Mentri Agama, Dr.midian Sirait, Prof.Sadajoen Siswomartojo, Prof.IP simanjuntak, M.A.AE
Manihuruk.
Dalam Kongres ini di tetapkan perubahan-perubahan yang mendasar dalam bidang prganisasi
yaitu;berubahnya sifat PGRI dari organisasi serikat pekerja menjadi organisasi Profesi, di
tetapkanya Kode Etik Guru Indonesia, Perubahan lambing panji Organisasi PGRI yang sesuai
dengan organisasi profesi guru, dan adanya Dewan Pembinaan PGRI.
14. KONGRES KE XIV PGRI

Diselenggarakan di Jakarta tanggal 26 30 Juni 1979,adapun susunan PB-PGRI (19791984) adalah sbb:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Ketua Umum
Ketua
Wakil Ketua
Wakil Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris Jendral
Wakil SekJen

: Basyuni Suriamiharja
: Prof.Dn Amran Halim
: Dra,Ny.M. Wahyudi
: Drs.Sudarmaji
: Drs.Aidil Fitrisyah
; Drs. WDF Rindorindo
: Mohammad Hatta

Kongres ini menghasilkan salah satu keputusan penting yaitu menganei pendirian Wisma
Guru yang di rencanakan berdirinya di Jl.Tanah Abang III No.24 Jakarta Pusat ini sekaligus
akan menjadi kantor PB PGRI.Kongres PGRI ke XIV ini juga memutuskan dan menegaskan
bahwa pembinaan lembaga pendidikan PGRI perlu di lakukan secara konsepsional, nasional,
dan terkendali secara organisator.Untuk melaksanakan keputusan Kongres, PB PGRI
membentuk YPLP PGRI DENGAN Akta Notaris Moh.Ali No.21 tanggal 31 Mart 1980
yang berlaku surat sejak 1 Januari 1980.Dengan SK PB PGRI No.951/SK/PB/XIV?1980
tanggal 10 Oktober 1980 diangkat Pengurus Pusat YPLP-PGRI yang pertama sbb:
1) Ketua
2) Wakil Ketua
3) Sekretaris

: Slamet I
: Drs. Soepojo Padmodipuro
: Surdilani

15. KONGRES KE XV PGRI


Kongres berlangsung di Jakarta tanggal 16-21 Juli 1984,Kongres ini menggariskan pokokpokok PGRI untuk kurun waktu lima tahun mendatang ( 1984-1989) yang meliputi: ruang
lingup pembinaan dan pengembangan organisasi PGRI, tanggunb jawab dan peran PGRI
dalam menyukseskan SU MPR 1983, Repelita IV dan Pancakrida Kabinet Pembangunan V.
Adapun susunan PB PGRI XV( 1984-1989) adalah sbb:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Ketua Umum
Ketua
Ketua
Ketua
Ketua
Ketua
Ketua

: Basyuni Suriamiharja
; Dr.Anwar Jasin, M.Ed
; Prof. Dr. Amran Halim
: Ny. M Wahyudi
: Drs. Is Riwidikdo
: Drs. I Gusti Agung Gde Oka
: Drs. Adil Fitrisyah

Susunan Dewan pembinaan pusat PGRI Masa Bhakti XIV ( 1984-1989) sbb:
1) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,sebagai Ketua
2) Menteri Dalam Negeri , menteri Agama,Menteri Penerangan, Menteri Sosial, ketua Umum
DPP Golkar, AE.Mamehuruk, Dr. midian Sirait, dan, Prof. Dr.D.A , sebagai Anggota.
3) Sekreyaris Jendral PB-PGRI, sebagai Sekretaris.

Salah satu larya besar PGRI masa bhakti ke- XV adalah pembangunan Gedung Guru
Indonesia ( GGI ) di Jl.Tanah Abang III No.24 Jakarta, pelaksanaan pembangunan di mulai
20 Maret 1986 dan di serahkan kepada PGRI pada 21 Mart 1987, kemudian di resmikan oleh
Presiden Soeharto 21 April 1987.
16. KONGRES KE XVI PGRI.
Kongres PGRI Ke-XVI di adakan di Jakarta tanggal 3-8 Juli 1989, dengan susunan PB
PGRI Masa Bhakti (1989-19941) sbb:
Pengurus Harian:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Ketua Umum
Ketua
Ketua
Ketu
Ketua
Ketua
Ketua

: Basyuni Suriamiharja
: Drs. I Gusti Agung Gde Oka
: Dr. Anwar Jasin, M.Ed
: Dra. Mien S.Warnaen
: H.R taman sastrodikromo
: Taruna S.H.
: Drs. Sutrisno

17. KONGRES KE XVII PGRI


Kongres ke XVIII PGRI di selenggarakan di Jakarta tanggal 3-8 Juli 1994, dengan susunan
PB PGRI ( 1994-1998) adalah sbb:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Ketua Umum
Ketua
Ketua
Ketua
Ketua
Ketua
Ketua

: Basyumi Suriamiharja
: Drs. I Gusti Agung Gde Oka
: Dr. Anwar Jasin, M.Ed
: Dra. Mien S. Warnaen
: H.R. Taman Sastridokromo
: Taruna, S.H
: Prof. dr. Marsetio Danusaputro

Pertama kalinya Kongres PGRI ke XVII menetapkan dewan Pembina menjadi Dewan
Penasehat dan tidak lagi ada Menteri yang menjadi anggota Dewan Penasehat.

18. KONGRES KE XVIII PGRI

Di selenggarakan di Lembang, Bandung tanggal 25-28 November 1998, dengan susunan


PB PGRI masa bhakti ( 1998-2003), sbb:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Ketua Uumum
Ketua
Ketua
Ketua
Ketua
Ketua
Ketua

: Prof.Dr. H Mohammad Surya


: Drs. H.Alwi Nurdin, MM
: Drs. WDF Rindorindo
: Drs. Soekarno
: Prof.Dr. Amran Halim
: Koesrin Wardojo, SIP, SH
: Dr.M. Ali, SH.Dipl.Ed,M.Sc

19. KONGRES PGRI KE XIX


Kongres PGRI ke XIX diselenggarakan pada tanggal 8-12 juli 2003 di Hotel Patra Jasa
Semarang.
Hasil kongres XIX memilih 20-an orang untuk duduk dalam PB PGRI periode 2003-2008
adalah sebagai berikut:
Ketua Umum : Prof.Dr.H.Mohmmad Surya
Ketua :
1. W.D.F. Rindo Rindo
2. Rusli Yunus
3. Ana Suhaina
4. Alwi Nurdin
Sekretaris Jenderal : Drs H Soemardi Thaher
Sekretaris Jenderal : Kusrin Wardoyo
Kongres XIX PGRI diikuti sekitar 1.400 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia. Berbeda
dengan kongres PGRI sebelumnya, kongres kali ini dirasakan lebih dinamis. Sidang
pengesahan tata tertib persidangan pada tanggal 9 Juli 2003 misalnya, berlangsung lebih lama
daripada yang dijadwalkan, karena banyaknya interupsi maupun usulan dari peserta.

20. KONGRES PGRI KE XX


Kongres PGRI ke XX ini diselenggarakan tanggal 30 Juni-4 Juli 2008 do Novotel Hotel,
Palembang Sumut.
Adapun susunan PB PGRI periode 2008-2013 adalah sebagai berikut:
Ketua Umum : Dr. Sulistiyo, M.Pd.
Ketua :
1. Prof.Dr.Anah Suhaenah Soeparno
2.Prof.Dr.H.AgustitinSetyobudi,MM
3. Dr.Unifah Rosyidi, M.Pd
4. Drs. Sugito, M.Sc
5. Hambasi Abdullah
6. Drs.H.Dahri,MM
Sekretaris Jenderal : H. Sahiri Hermawan, SH, MH
Wakil Sekretaris Jenderal : 1. Dra. Harfini Suhardi

21.KONGRES PGRI KE XXI


Pelaksanaan Kongres PGRI ke-21 di Istora Senayan akhirnya resmi ditutup pada tanggal 5
Juli 2013. Kongres yang berlangsung sejak tanggal 1 hingga 5 Juli 2013 ini.
Adapun Susunan dan Personalia Pengurus Personalia PGRI Masa Bakti XXI Tahun
2013 2018 adalah sebagai berikut :
Ketua Umum: Dr. Sulistiyo, M.Pd.
Ketua-ketua:
1.Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd.
2.Dr. H. Sugito, M.Si
3.H. Sahiri Hermawan, S.H., MH
4.Drs. H. Muh. Asmin, M.Pd
5.Dr. Didi Suprijadi, M.M.
Sekretaris Jenderal: M. Qudrat Nugraha, Ph.D.
Wakil-wakil Sekretaris Jenderal:
1.Dra. Dian Mahsunah, M.Pd.
2.Dra. Hj. Farida Yusuf, M.Pd.
Bendahara: Prof. Dr. Dede Rosyada
Wakil Bendahara: Dr. Fathiaty Murtadho, M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai