Anda di halaman 1dari 10

BAB 6

PERENCANAAN PUBLIK

















Sekilas Tentang Bab Ini
Bab ini akan fokus pada teori perencanaan; sistem
perencanaan; siklus perencanaan publik yang terdiri
dari evaluasi hasil pelaksanaan tahun lalu dan
penetapan prosedur perencanaan, organisasi
pendukung perencanaan, penetapan asumsi
perencanaan, kriteria hasil evaluasi perencanaan
(SPM) penyusunan indikator program, penyusunan
kertas kerja perencanaan strategi dan program,
partisipasi masyarakat dalam perencanaan
(musrenbang), penentuan usulan perencanaan
strategik, penentuan draft skala prioritas dan plafon
anggaran, penentuan usulan rencana program kerja,
penyelesaian draft dokumen perencanaan, pembahsan
draft dokumen perencanaan, serta penetapan dokumen
perencanaan; teknik perencanaan; dan contoh-contoh
praktek perencanaan publik (pemerintah pusat,
pemerintah daerah, LSM, yayasan, dan partai politik).
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu memahami konsep dan
implementasi perencanaan publik.

KOMPETENSI INTI
Agar mahasiswa dapat memahami:
1. Teori perencanaan
2. Sistem perencanaan
3. Siklus perencanaan publik
4. Teknik perencanaan publik
TEORI PERENCANAAN PUBLIK
Perencanaan secara konvensional didefenisikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
masa mendatang yang lebih baik dengan memperhatikan keadaan sekarang maupun
sebelumnya. Perencanaan (planning) adalah proses yang dimulai dari penetapan tujuan
organisasi, yaitu menetukan strategi untuk pencapaian tujuan tersebut secara menyeluruh
serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
mengkoordinasi seluruh pekerjaan organisasi, hingga tercapainya tujuan organisasi (Robbins
dan Coulter, 2002).
Inti dari perencanaan adalah bagaimana mengantisipasi masa depn berdasarkan tujuan
yang ditetapkan. Hal ini dapat ditempuh dengan melakukan persiapan yang didasarkan pada
data dan informasi yang tersedia saat ini. Jadi, aspek yang terkandung dalam perencanaan
adalah perumusan tujuan dan cara mencapai tujuan tersebut dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada. Namun dalam kenyataannya, sering kali sulit menentukan alat atau cara
mencapai tujuan tersebut. Kondisi disebabkan oleh karakter perumusan tujuan sebuah
organisasi publik yang sering kali bersifat abstrak dan sangat ideal. Oleh karena itu
perencanaan juga menjadi ilmu tersendiri dalam khasanah ilmu pengetahuan.
Perencanaan dibedakan menjadi dua, yaitu perencanaan sektoral dan perencanaan
nasional/regional. Berdasarkan dimensi pendekatan dan koordinasi, perencanaan
pembangunan terdiri dari (a) perencanaan makro; (b) perencanaan sektoral; (c) perencanaan
ragional, dan (d) perencanaan mikro.
Perencanaan pembanguna makro adalah perencanaan pembangunan nasional dalam
skala makro atau menyeluruh. Perencanaan sektoral adalah perencanaan yang dilakukan
dengan pendekatan sektor, yaitu kumpulan dari kegiatan atau program yang mempunyai
persamaan karakteristik serta tujuan. Perencanaan dengan dimensi pendekatan regional
menitikberatkan pada aspek lokasi di mana kegiatan dilakukan. Perencanaan mikro adalah
perencanaan skala terinci dalam perencanaan tahunan, yaitu penjabaran rencana makro,
sektoral maupun regional ke dalam susunan proyek dan kegiatan dengan berbagai dokumen
perencanaan serta penganggarannya.

Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan adalah kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan diikuti dengan
pembuatan berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.
Secara singkat, berdarkan rangkuman dari berbagai pustaka (seperti Bryson, 1988; Bryson
dan Einsweiler, 1988; Gordon, 1993; djunaedi, 1955), perencanaan strategi untuk sektor
publik dapat dilustrasikan sebagai berikut.















Konsekuensi semakin besarnya peran pemerintah dalam perencanaan dan pelaksaan
pembangunan. (Bagdja Muljarijadi, 2000), yaitu:
a) Dibutuhkan data dasar yang lebih lengkap lagi dalam pelaksanaan pembangunan di
daerah agar setiap tahapan pembangunan dapat dilandasi oleh data yang lebih actual.
b) Dibutuhkan sumber daya manusia yang lebih baik lagi dalam proses perncanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan.
c) Dibutuhkan partisipasi masyarakat dan swasta yang semakin besar dalam proses
pembangunan.
d) Dibutuhkan kreativitas untuk mencari sumber pendapatan daerah yang baru. Hal itu untuk
mengimbangi pertumbuhan pembangunan daerah yang semakin pesat.

SISTEM PERENCANAAN PUBLIK
Pada setiap hierarki atau jenjang, rencana mempunyai fungsi ganda sebagai sasaran
yang harus dicapai oleh jenjang di bawahnya dan merupakan langkah yang harus dilakukan
untuk mencapai sasaran yang ditetapkan oleh jenjang di atasnya.
RENCANA STRATEGIK
Memuat Visi, Misi, Isu-isu strtegis, dan strategi
RENCANA OPERASIONAL
Memuat Program dan Proyek/Rencana Tindakan
TINDAKAN/AKSI
Ada dua jenis rencana, yaitu: (1) Rencana strategic yang disusun untuk mencapai tujuan
umum organisasi, yaitu pelaksanaan misi organisasi, dan (2) rencana operasional yang
merupakan rincian tentang bagaiamana rencana strategic dilaksanakan.
Sistem perencanaan mencakup lima pendekatan dalam seluruh rangkaian perencanaan,
yaitu:
1) Politik;
2) Teknokratik;
3) Partisipatif;
4) Atas-bawah (top-down);
5) Bawah-atas (bottom-up).

Perencanaan menurut pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan
metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja. Perencanaan menurut
pendekatan partisipatif dilaksankan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan mereka ditujukan untuk mendapatkan
aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. Sedangkan pendekatan atas-bawah dan bawah-atas
dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang yang ada di dalam organisasi. Rencana
yang berasal dari proses atas-bawah dan bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah yang
dilaksanakan baik di tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, maupun Desa.
Perncanaan pembangunan terdiri dari empat tahapan yakni:
1) Penyusunan rencana;
2) Penetapan rencana;
3) Pengendalian pelaksana rencana;
4) Evaluasi pelasanaan rencana.
Pengendalian atas pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk menjamin
tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam dokumen perencanaan
melalui kegiatan koreksi dan penyesuaian. Hal ini dilakukan oleh pimpinan unit organisasi
selama pelaksanaan rencana tersebut. Selanjutnya, pimpinan unit perencanaan menghimpun
dan menganalisis hasil pemantauan atas pelaksaan rencana pembangunan dari masing-masing
pimpinan unit kerja organisasi sesuai tugas dan kewenangannya.
Evaluasi pelaksaan rencana adalah bagian dari kegiatan perencanaan pembangunan
yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data serta informasi untuk menilai
pencapaian sasaran, tujuan, dan kinerja pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan berdasarkan
indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam dokumen rencana pembangunan.
Indikator dan sasaran kinerja mencakup masukan (input), keluaran (output), hasil (result),
manfaat (benefit), dan dampak (impact).

SIKLUS PERENCANAAN PUBLIK
Dalam mencapai perencanaan yang efektif ada banyak hal yang sering menjadi
halangan seperti:
o Kegagalan manajemen dalam memahami sistem yang diterapkan di sekitar area
organisasi.
o Kurangnya dukungan manajemen terhadap sistem perencanaan, pimpinan kurang
mendukung dan berperan serta dalam segala kegiatan.
o Kegagalan memahami peran penting perencanaan dalam proses manajemen.




















Silkus Perencanaan Publik
1. Evaluasi hasil pelaksanaan
tahun lalu dan penetapan
prosedur perencanaan
2. organisasi pendukung
perencanaan 13. penetapan dokumn
perencanaan
9. penentuan draft skala
prioritas dan plafon
anggaran
12. pembahasan draft
dokumen perencanaa
11. penylesaian draft
dokumen perencanaan
10. penentuan usulan
rencana program
kerja
8. penentuan usulan
perencanaan strategik
3. penetapan asumsi
perncanaan
4. kriteria evaluasi hasil
perencanaan (SPM)
5. penyusunan indikator
program
6. penyusunan kertas kerja
perencanaan strategi dan
program
7. partisipasi masyarakat
dalam perencanaan
(musrenbang)
TEKNIK PERENCANAAN PUBLIK
Ada 5 ragam tingkat perencanaan, yaitu:
1) Perencanaan Komprehensif (Comprehensif Plans)
Perencanaan komprehensif dalam lingkup geografis biasanya berupa wilayah organisasi
secara keseluruhan, skala waktunya biasanya jangka panjang, dan unsurnya tertuju pada
demografi, pembangunan ekonomi, transportasi, penggunaan lahan, fasilitas masyarakat,
kegunaan publik, karakteristik/keterbatasan lingkupan, dan peluang rekreasi.
2) Perencanaan Sistem(System Plans)
Perencanaan sistem mengukur kebijakan dan program untuk jaringan kerja khusus dari
fasilitas masyarakat, seperti sistem pembuangan limbah.
3) Perencanaan di Tingkat Daerah (District Plans) Area Perencanaan
Perencanaan daerah biasanya sesuai dengan subjek dalam perencanaan komprehensif.
Dalam bentuk yang lebih detail dan lingkup geografis yang terbatas, perencanaan
berfokus pada salah satu bagian dari daerah bersangkutan.
4) Perencanaan Subsistem (Subsystem Plans)
Perencanaan subsistem adalah perencanaan yang secara teknis lebih detail untuk
subsistem dari fasilitas komunitas secara luas.
5) Perencanaan Tempat (Site Plans)
Perencanaan tempat adalah perencanaan untuk menentukan tempat atau komponen
khusus dari fasilitas komunitas secara luas, seperti perawatan tumbuhan atau
perpustakaan.

Survey
Ada tiga jenis survey yang biasanya digunakan:
i. Survei melalui Pos (Mailed Surveys): survei ini murah, tidak memerlukan pelatihan atau
perekrutan pewawancara mengizinkan subjek merespons dengan sesuka hatinya, dan
menyediakan subjek waktu untuk menjawab secara rinci setiap pertanyaan yang mungkin
memerlukan ketelitian (misalnya, berapa pembayaran hipotk per bulan untuk pajak
property?).
ii. Survei melalui Telepon (Telephone Survei): survey melalui telepon dapat dilakukan
dengan cepat, lebih murah ketimbang survei kepada perorangan, dan menghindari bias
yang disebabkan oleh penerimaan responden.
iii. Survei per Orang (In-Person Surveys): survei ini akan berjalan baik dengan kuesioner
yang panjang/banyak, mampu mendapatkan populasi yag sangat sulit dijangkau, dan
merekam respons responden secara visual.

Visionering
Visionering adalah teknik partisipasi publik yang digunkan untuk membangun cita-cita
dan tujuan organisasi yang sering didasari pada tema dalam literature visionering. Tema ini
kemudian disusun ke dalam pernyataan visi yang lebih berfokus pada image masyarakat di
masa yang akan dating. Visionering dugunakan pada awal proses perencanaan. Sampel pada
masyarakat dipilih dengan diatur secara informal. Akan ditunjuk seorang pemimpin
kelompok untuk mengarahkan diskusi. Perkiraan dan ilustrasi sering digunakan untuk
menunjukkan konsekuensi dari pilihan kelompok.

Brainstorming
Teknik brainstorming klasik dapat digunakan untuk memformulasikan maksud dan
tujuan, mengidentifikasi isu, mengembangkan strategi, memilih alternative, dan
menyelesaikan konflik. Teknik ini secara garis besar berjalan sebagai berikut:
a. Pertanyaan dibuat dan diajukan kepada kelompok.
b. Masing-masing anggota kelompok menuliskan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
c. Masing-masing anggota kelompok membaca jawabannya. Pengulangan jawaban
diperbolehkan namun diskusi tidak diperkenankan dalam hal ini.
d. Masing-masing anggota kelompok mendiskusikan jawaban kelompok secara bergiliran.
e. Jawaban kelompok dihasilkan.

Teknik brainstorming secara klasik menempatkan masing-masing anggota kelompok
pada tingkatan yang sama/sederajat. Hal ini mencegah adanya dominasi pada salah satu
peserta dalam menentukan hasil.

ESAI
1. Uraikan pengertian perencanaan secara konvensional!
2. Apakah inti dari perencanaan publik? Uraikan!
3. Bagaimana fungsi dari perencanaan?
4. Sebutkan jenis-jenis perencanaan! Jelaskan!
5. Jelaskan perencanaan dengan pendekatan teknokratik!
6. Sebutkan tahapan dalam perencanaan pembangunan!
7. Sebutkan da jelaskan halangan apa sajakah yang sering kali dialami dalam mencapai
perencanaan yang efektif!
8. Sebutkan secara urut kegiatan dalam siklus perencanaan publik!
9. Sebutkan dan jelaskan tentang jenis tingkatan perencanaan!
10. Apa yang dimaksud dengan teknik perencanaan dengan brainstorming!

SOAL-SOAL
1. Berdasarkan dimensi pendekatan dan koordinasi, perencanaan pembangunan terdiri dari,
kecuali . . .
a. Perencanaan makro
b. Perencanaan sektoral
c. Perencanaan regional
d. Perencanaan mikro
e. Perencanaan jangka pendek
2. Perencanaan skala rinci dalam perencanaan tahunan, yang merupakan penjabaran dari
rencana makro, sektoral maupun regional ke dalam susunan proyek dan kegiatan dengan
berbagai dokumen perencanaan serta penganggarannya adalah pengertian dari . . .
a. Perencanaan makro
b. Perencanaan sektoral
c. Perencanaan regional
d. Perencanaan mikro
e. Perencanaan jangka pendek
3. Proses pengambilan keputusan yang menyangkut tujuan jangka panjang organisasi,
kebijakan yang harus diperhatikan, serta strategi yang harus dijalankan untuk mencapai
tujuan tersebut disebut dengan . . .
a. Rencana operasional
b. Rencana strategis
c. Rencana daerah
d. Rencana tahunan
e. Rencana pilihan
4. Dari berikut ini yang tidak termasuk sebagai pendekatan dalam seluruh rangkaian
perencanaan, yaitu:
a. Politik
b. Teknokratik
c. Ekonomi
d. Rencana tahunan
e. Rencana pilihan
5. Apabila kita sudah menetapkan asumsi-asumsi perencanaan untuk tahun berjalan, maka
tahap selanjutnya adalah . . .
a. Membuat kriteria evaluasi hasil perencanaan (SPM)
b. Pembicaraan atau permusyawarahan perencanaan bertahap oleh pihak-pihak yang
memiliki tugas dan tanggung jawab alam organisasi sektor publik
c. Menyusun draft dokumen perencanaan
d. Pembahasan dan kesepakatan bersama draft dokumen perencanaan
e. Semua jawaban salah
6. Terdapat 3 jenis survei yang biasanya digunakan . . .
a. Survei Melalui Pos
b. Survei melalui Telepon
c. Survei per orang
d. Jawaban a, b, dan c benar
e. Jawaban a, b, dan c salah
7. Teknik partisipasi publik yang biasanya digunakan untuk membangun cita-cita dan tujuan
sering disebut . . .
a. Survei
b. Visionering
c. Focus group
d. Brainstorming
e. Planning charette
8. Pada setiap struktur hierarki atau tingkatan organisasi, rencana mempunyai dua fungsi,
yakni:
1. Menentukan sasaran yang harus dicapai pada tingkat yang lebih rendah
2. Menentukan tujuan
3. Sebagai alat mencapai sasaran pada tingkat lebih tinggi berikutnya
Jawaban yang tepat adalah . . .
a. Jawaban 1, 2, dan 3 benar
b. Jawaban 1, 2, dan 3 salah
c. Jawaban 1 dan 3 benar
d. Jawab 2 dan 3 benar
e. Semua jawaban salah
9. Kegiatan pertama menurut siklus perencanaan dalam organisasi sektor publik adalah . . .
a. Evaluasi hasil pelaksanaan tahun lalu
b. Penetapan asumsi perencanaan
c. Pembuatan kertas kerja perencanaan tahun ini dan dokumen evaluasi hasil
perencanaan
d. Evaluasi hasil pelaksanaan tahun lalu dan penetapan prosedur perencanaan publik
e. Musyawarah perencanaan bertahap
10. Peran pemerintah daerah yang semakin besar dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan di daerah juga akan menimbulkan beberapa konsekuensi yang harus
diterima seperti berikut ini, kecuali . . .
a. Dibutuhkan data dasar yang lebih lenkap lagi dalam pelaksanaan pembangunan di
daerah agar setiap tahapan pembangunan dapat dilandasi oleh data yang lebih actual
b. Dibutuhkan sumber daya manusia yang lebih abik lagi dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan
c. Dibutuhkan partisipasi masyarakat dan pihak swasta yang semakin besar dalam proses
pembangunan
d. Dibutuhkan kreativitas untuk mencari sumber pendapatan daerah yang baru. Hal itu
untuk mengimbangi pertumbuhan pembangunan daerah yang semakin pesat
e. Dibutuhkan midal yang besar

Anda mungkin juga menyukai