Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam beberapa tahun terakhir kota Palu tampak lebih semarak, selain karena
banyaknya event berskala regional maupun nasional yang semakin sering digelar, juga
perkembangan fisik kota yang cukup pesat. Sejumlah pusat perbelanjaan moderen dan
hotel, ruang konvensi satu persatu hadir mewarnai berbagai sudut kota, begitu pula
pada sektor pariwisata yang menunjukkan perubahan yang cukup baik meskipun masih
jauh di belakang Bali, Jakarta maupun kota-kota besar lainnya, paling tidak upaya
pemerintah telah membuahkan hasil meskipun tidak terlalu signifikan.
Hingga saat ini, di kota Palu terdapat beberapa ruang yang cukup representatif
untuk mengadakan kegiatan konvensi, seminar, workshop, resepsi dan sebagainya,
misalnya beberapa hotel seperti Santika, Swiss Bell, CMH, Mercure dan beberapa
restaurant seperti Maranu. Namun kondisi ruang tersebut hanya mampu mewadahi
kegiatan berskala regional dengan jenis kegiatan dan jumlah pengguna yang terbatas.
Seringnya dijumpai pelaksanaan event regional seperti Festifal, pertunjukan
musik, expo, resepsi dan event nasional seperti hari Nusantara, Jambore yang
melibatkan ruang terbuka publik sebagai sasaran utama pelaksanaan kegiatan yang
mengakibatkan pengalihan fungsi ruang yang berdampak pada turunnya kualitas ruang
publik. Misalnya pemblokiran jalan yang berdampak pada terganggunya lalulintas,
penggunaan lapangan, anjungan dan taman-taman kota yang rusak dan kotor setelah
digunakan. Melihat Kondisi di atas tentunya menjadi salah satu hambatan dari tujuan
kota Palu untuk menjadi kota yang lebih berkembang dan tentunya harapan untuk bisa
maju seperti kota-kota besar yang ada di indonesia sulit untuk dicapai.
Kondisi Disain Bangunan convention
Pada dasarnya kegiatan pada bangunan konvensi bersifat komersial, sehingga
membutuhkan ruang besar untuk menampung kegiatannya, sehingga disain bangunan
tentunya dituntut untuk tetap memberikan kenyamanan dan keamnan bagi
penggunanya. Dalam beberapa contoh kasus baik di luar maupun di Kota Palu,
Penyelesaian yang sering dilakukan dengan menggunakan pencahayaan dan
penghawaan buatan selama bangunan itu digunakan. Kegiatan ini tentunya
mengkonsumsi energi sangat banyak. Apabila hal ini terjadi secara terus-menerus
tentunya berdampak pada krisis enegi dan juga kualitas lingkungan.
Beberapa tahun belakangan ini, para ahli telah menemukan beberapa konsep
untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. konsep tersebut kini telah diterapkan dan
dikembangkan diberbagai negara termasuk Indonesia. Salah satu konsep yang banyak
diterapkan yaitu green architecture, konsep ini merupakan salah satu upaya yang
dilakukan agar rancangan dari para arsitek mampu meminimalisir konsumsi sumber
daya alam, energi, air dan material, serta mengurangi dampak negatif bagi lingkungan.
Penerapan konsep green architecture pada konsep disain dilatari dari kondisi
kota Palu yang memiliki sumber energi yang sangat sedikit sehingga mengakibatkan
sering terjadinya pemadaman listrik, untuk itu dengan penerapan konsep ini, diharapkan
dapat membantu meminimalisir konsumsi energi. Upaya penerapan konsep green
architecture dilandasi pula dengan kondisi iklim di Kota Palu yang cukup panas dan
kecepatan angin yang cukup baik, sehingga konsep tersebut dapat diadopsi dengan
maksimal pada bangunan di Kota Palu.
Melihat kondisi kota Palu di atas, salah satu langkah yang dapat diambil dengan
melakukan perencanaan dan perancangan Convention Centre yang memiliki fasilitas
memadai, representatif bagi kota, membantu mempercepat perkembangan kota,
mampu meminimalisir konsumsi energi dan kehadiranya tidak berdampak buruk dari
segi sosial dan lingkungannya serta dapat menjadi salah satu lanmark di kota Palu.
1.2 Tujuan
Tujuan pembahasan adalah mengadakan penyusunan data dan menganalisa
potensi-potensi lingkungan untuk dijadikan landasan konseptual dasar perencanaan dan
perancangan Convention Center di kota Palu untuk mewujudkan misi Convention Center
dan memberikan perhatian terhadap masalah lingkungan dengan penggunaan konsep
green architecture.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana agar rekomendasi disain dapat memenuhi standar kelayakan sebuah
Convention Center sehingga mampu membantu mempercepat perkembangan kota Palu
kedepannya dengan tetap memperhatikan masalah lingkungan melalui penerapan
konsep green architecture.

Anda mungkin juga menyukai