Anda di halaman 1dari 6

REGULATORY ASPECTS FOR FPSO/FPU

OPERATION IN INDONESIA AREA


A. Statutory Requirements Require! "ermits # Certi$%ations&'
Internationa( (a) # Re*.'
IMO
SOLAS,
CLASS,
ILLC,
ITC,
MARPOL, (lihat fle penjelasan ttng CAS terlampir)
ISM code, (lihat fle penjelasan terlampir)
ISPS code, (lihat fle penjelasan terlampir)
MO! code,
STC"
In!onesia La) # Re*.'
a# Inpres $ % &''$, tentang pem(erla)*an asas ca(otage *nt*) Indonesia, (lihat
*raian sing)at Inpres no $ % &''$ di (a+ah)
(# ,M &' - .. (ecree o/ Minister o/ Comm*nication RI 0o &' - ..) concerning 1ag
state, ship age limitation /or oil tan)er(ma2# &$ 3ears), loc)ing o/ 4essel
prop*lsion, (lihat *raian sing)at ,M .. % &''$ di (a+ah)
c# Perat*ran Mentri Perh*(*ngan no 56 % &''$, tentang penerapan asas ca(otage,
(lihat *raian sing)at PM no 56 di (a+ah)
d# IT780 MI9AS: Metering - ;loating Tan) Permits, Sa/et3 Inspection, local content,
S,PP - S,PI, SILO - SIMOM
e# S8A#COM: cre+ing (re<*irement o/ min# $'= Indonesian Cre+), restricted area,
port operation permit, >
/# S!SMAR: o?cer liaison on (oard o/ ;PSO (necessar3 /or ;P!@)
+. +P,IGAS Presentasi +P,IGAS Pe-a"a(an t*( .&
S*ppl3 Chain Management re<*irements /or planning, (*dgeting, proc*rement,
constr*ction, commissioning, operation and decommissioning:
i# Administrati4e Re<*irementsA
6# SI!PAL
&# ;oreign Shipping Compan3 shall cooperate +ith 0ational Shipping Compan3 +hich
has SI!PAL
B# Ca4ing oc*ment o/ Compliance
D# Compl3 to PT, ''5
$# 0ational Shipping Compan3 represents ;oreign Shipping Compan3 shall ha4e Po+er
o/ Attorne3
ii# Technical Re<*irementsA
6# Eessel technical specifcation shall (e clear and no ha4ing intention# Spec shall (e
de4eloped +ithin minFma2 limitation /rame
&# So" shall (e clear incl*ding 4essel /*nction and operational area
B# Cop3 OC shall (e located on (oard
D# Eessel shall ha4e SMC (/or 4essel +ith compliance to 9ross Tonnage ISM Code)
$# Technical Spec shall /ollo+ matri2 (elo+A
NO PARTICULARS FPSO
6 Ca(( Si*n
& I,O Num/er
B F(a* '
D C(ass '
$ Year +ui(t '
. Lates Annua( Dry0!o%-in* '
5 Demension ' LOA, Geam, epth, Loaded, 9RT, "T
H Car*o Tan- Nos # Ca"a%ity&
I +a((ast Tan- Nos # Ca"a%ity &
6' +un-er Tan- FO1DO& Ca"a%ities
66 F2 Tan- Ca"a%ities
6& Car*o Pum" Nos # Ca"a%ity &
6B +a((ast Pum" Nos # Ca"a%ity &
6D Stri""in* Pum" Nos # Ca"a%ity&
6$ Inert Gas System
6. Car*o tan- Ca(i/ration Certi$%ate
65 Car*o E!u%tor
6H 3eatin* Coi(s'
6I Oi(y 2ater se"arator
&' Cru!e Oi( 2as4in* System
&6 ,eterin* System'
&& Oi( Dis%4ar*e ,onitors
&B Se"arate Loa!in* Line Pro!.Line&
&D Car*o 3oses # Conne%tions'
&$ Latest Dry0!o%-in*'
&. ,oorin* System'
&5 ,annin* o5 6esse(s STC2789&
&H IS, Co!e
&I S4i"7s Sa5ety Certi$%ate to /e :a(i!
B' Li5e Sa:in* Equi"ments
B6 Pre:ention o5 Po((ution ,ar"o( ;</;=&
B& Fire Fi*4tin* an! Sa5ety Equi"ments
BB A%%ommo!ation'
BD Communi%ation Equi"ment'
B$ Fen!erin*'
B. Stan%4ions'
B5 Crane Ca"a%ity/+oom Len*t4'
BH Emer*en%y Re(ease'
BI Stern T4ruster
D' 2are4ouse # Store
D6 Car*o 3oses / Pi"in* Ra%-
D& Dri((in* Units
DB Dou/(e +ottom'
DD 3e(i!e%-'
D$ GA1 S4i"7s Pa"ers to /e atta%4e!
0oteA
,ain Requirement
O"tiona(
A!!itiona( Equi"ment Require!
Not A""(i%a/(e
.# Main Eessel ataA
Jear o/ G*ilt % Eessel Age
Eessel ;lag
Eessel Classifcation
ShipKs Partic*lar
Eessel A*2iliar3
5# Class S*r4e3 Report
H# Contractor allo+ to adopt additional reg*lation i#e# OCIM;, IS9OTT, ICS etc
iii# Eessel Cre+ Re<*irementA
6# Shall state re<*irement o/ 4essel captain and cre+ (STC" KI$)
&# ;oreign 4essel +ith leasing period e2ceed than . months consec*ti4e shall *se
Indonesian 4essel cre+ at least $'=
i4# Ins*rance Re<*irementA
6# Protection and Indemnit3
&# C*ll and Machiner3
B# Cre+ Ins*rance
4# Gid 84al*ationA
6# Special Re<*irement /or Technical 84al*ation
Shall compl3 to criteria stated in (id doc*ment
Condition S*r4e3 shall (e part o/ technical e4al*ation
Eessel +hich compl3 or not compl3 +ith re<*irement shall (e /ormall3 reported
&# Technical 84al*ation
One 8n4elope S3stem
Merit S3stem
B# Commercial 84al*ation
Total leasing price calc*lation /or leasing period
Total /*el calc*lation
FFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFFF
FFFFFFFFF
Penjelasan In!onesia La) # Re*.'
INSTRU>SI PRESIDEN NO. 9 TA3UN ?@@9
T80TA09
P8MG8RAJAA0 I0!STRI P8LAJARA0 0ASIO0AL
Menerapkan asas Cabotage secara konsekuen dan merumuskan kebijakan serta mengambil
langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan kewenangan masing-masing guna memberdayakan
industri pelayaran Nasional
Gidang Perh*(*ngan
Ang)*tan La*t
Menata pen3elenggaraan ang)*tan la*t nasional dalam jang)a +a)t* sesing)atFsing)atn3a
setelah Instr*)si Presiden ini (erla)*, sehingga ang)*tan la*t dalam negeri sel*r*hn3a dila3ani
oleh )apalF)apal (er(endera Indonesia#
Cabotage is the principle of reserving the privilege or right of navigating and trading
along the coast between two or more ports within the national territory only to vessels
that are duly registered in that country (Cabotage adalah prinsip 3ang mem(eri)an ha)
)epada s*at* negara (ah+a pengang)*tan antarpela(*han di dalam negeri s*at* negara
han3a dapat diang)*t oleh )apalF)apal (er(endera negara terse(*t):
Asas Cabotage (era)ar pada )onsepsi (ah+a )egiatan ang)*tan la*t dalam negeri adalah
(agian dan )e)*atan strategis dalam mempertahan)an )eda*latan negara, dengan
demi)ian pela)sanaan asas Cabotage (*)an semataFmata men3ang)*t masalah e)onomi
ata* prote)si e)onomi tetapi adalah men3ang)*t masalah )eda*latan negara#
Gers*m(er dari presentasi C*(laA
Peraturan ,enteri Per4u/un*an No. ;A Ta4un ?@@9
tanggal 6H 0opem(er &''$ tentang Pengang)*tan Garang% M*atan Antarpela(*han di alam
0egeri:
Perat*ran ini menetap)an Roadmap Pela)sanaan Asas Cabotage Ang)*tan La*t alam
0egeri Gerdasar)an ,omoditi, dimana ses*ai dengan )apasitas armada nasional 3ang
tersedia diharap)an sel*r*h (arang% m*atan antar pela(*han di dalam negeri a)an telah
dapat diang)*t oleh per*sahaan ang)*tan la*t nasional dengan mengg*na)an )apal
(er(endera Indonesia selam(atFlam(atn3a 6 7an*ari &'66#
Garang% m*atan antarpela(*han di dalam negeri melip*ti A
6# Min3a) dan gas (*mi (Oil/ Petroleum):
&# Garang *m*m (General Cargo):
B# Gat*(ara (Coal)
D# ,a3* dan olahan primer (Wood)
$# Geras (Rice)
.# Min3a) )elapa sa+it (CPO)
5# P*p*) (Fertilier)
H# Semen (Cement)
I# Gahan galian tam(ang% (ahan galian logam, (ahan galian non logam dan (ahan
galian golongan C (!ine and "uarry):
6'# GijiF(ijian lainn3a (Other Grains):
66# M*atan cair dan (ahan )imia lainn3a (Other #i$uid):
6&# Gijian hasil pertanian (%gri Grain)
6B# Sa3*r, (*ahF(*ahan dan i)an segar (Fresh Product):
6D# Pen*njang )egiatan *saha h*l* dan hilir min3a) dan gas (*mi (O&shore)#
Penera"an P, Per4u/un*an no ;A/ ?@@9 untu- PenunBan* >e*iatan usa4a 4u(u !an
4i(ir minya- !an *as /umi oCs4ore& !i(a-sana-an se(am/at0(am/atnya A Danuari ?@AA.
Bersumber dari website BKI:
Proyek Penambahan Armada Offshore sampai 2010
2006-10-0
Tengat 2010 dan 2011
Berdasarakan ketentuan cabotage di mana semua angkutan dalam negeri harus diangkut oleh
armada nasional, maka untuk oil and gas offshore ditentukan batas waktunya 2010 dan 2011.
Tentu ini tantangan yang harus dijawab oleh pelaku bisnis perkapalan nasional. Menurut entoro
!urya "etua #ndonesian !hip wner $ssociation %#&!$', ini memang tidak mudah. $palagi dunia
maritim #ndonesia cukup lama tertidur karena tidak adanya keberpihakan selama masa orde
baru.
()ah tentu kita tidak akan mundur, tantangan ini harus dijawab. *ntuk angkutan produk migas
pada 2010 diharuskan sudah sepenuhnya diangkut oleh kapal nasional. !edangkan kapal
penunjang operasi migas offshore ditargetkan harus sudah mampu sepenuhnya oleh pihak
nasional pada 2011.( paparnya.
+alau terkesan waktu yang dimiliki masih cukup panjang, namun tidak demikian yang dirasakan
oleh kalangan pelaku bisnis offshore ini.
(Membangun kapal itu kan tidak dalam satu atau dua bulan. Tapi butuh waktu yang lebih
panjang, apalagi kalau kapal itu berukuran besar dan berteknologi khusus.( ujar !ugiman "etua
Bidang ,epas -antai #&!$.
!elama ini memang pelaku nasional sudah berkecimpung dalam penyediaan baik untuk angkutan
migas maupun untuk penunjang keperluan operasi eksplorasi produksi migas lepas pantai. .anya
saja khusus untuk penunjang operasi migas itu, walau secara jumlah kapal nasional yang terlibat
cukup banyak, namun dari sisi kontrak masih dikuasai asing.
($rtinya kontrak sewa kapal yang diperoleh oleh nasional itu hanya berupa kontrak kapal kecil.
!ebagian besar de/isa dari potensi senilai *!0 1 milyar setahun itu masih lari keluar negeri
de/isanya.( jelas !ugiman.
Memang kapal penunjang operasi migas ini beragam jenisnya. Mulai dari yang bertipe kecil, tipe
khusus, dan kemudian yang paling besar ialah kelompok yang dikenal sebagai 1#23M4*35-!.
(*ntuk yang bertipe kecil itu nilai in/estasinya maksimum *!0 1.6 juta, sedangkan untuk tipe
khusus dapat mencapai *!0 20 juta. *ntuk tipe 1#23M4*35-! bisa mencapai ratusan juta
*!0.( jelas !ugiman.
(4ari kondisi ini saja sudah terlihat bahwa walau pihak asing hanya menguasai pangsa pasar
21.78, namun karena yang dikuasai itu tipe khusus dan 1#23M4*35-!, maka nilai kontrak
yang dikantongi mereka senilai 708 dari total senilai *!0 1 milyar itu.( papar entoro !urya.
leh sebab itu membangun armada nasional mengejar tengat 2010 dan 2011 itu menjadi suatu
pekerjaan rumah yang harus dikerjakan tidak saja oleh kalangan pelaku dunia usaha, namun
harus diakomodasi juga oleh B- Migas selaku badan yang mengawasi kontrak pengelolaan hulu
migas ini. $palagi kue ini akan membesar mengingat operasi migas akan berlanjut terus ke area
Timur #ndonesia yang notabene ialah wilayah perairan laut.

>, EE/?@@9 ' (seleng)apn3a lihat di fle pd/ terlampir)

6# Oil tan)er, Indonesian 1ag operating o4erseas m*st compl3 +ith Art 6B;, 6B9 and 6BC Anne2 I
o/ Marpol 5B%5H#
&# Oil tan)er, Indonesian 1ag, single h*ll, LL &' 3ears o/ age and operating in co*ntr3, do not
need to compl3 Condition Assessment Scheme (CAS) per 6B;, 6B9 and 6BC Anne2 I and Marpol
5B%5H#
B# Oil tan)er, Indonesian 1ag, single h*ll, MM &' 3ears o/ age, operating in co*ntr3, ma3 contin*e
to operate and no need to compl3 +ith 6B;, 6B9 and 6BC Anne2 I o/ Marpol 5B%5H, (*t m*st
/ollo+ CAS#
D# CAS to (e carried o*t (3 classifcation (od3 appro4ed (3 Minister o/ Comm*nication#

$# Oil tan)er, single h*ll, /oreign 1ag operates in Indonesia a/ter &H Octo(er &''$, m*st /ollo+ art
6B;, 6B9 and 6BC Anne2 o/ Marpol 5B%5H#
.# Oil tan)er, single h*ll, /oreign 1ag that +ill change to Indonesian 1ag, or to (e leased to (*3 or
chartered and operated in Indonesia, m*st (e less o/ &$ 3ears o/ age#
5# Oil tan)er, single h*ll (eing leased to (*3 or chartered on &H Octo(er &''$, gi4en time *ntil
contrct e2pires or ma2 $ 3ears a/ter contract signed, m*st change to Indonesian 1ag#
H# Oil tan)er that +ill (e *sed as ;SO are /reed /rom art 6B;, 6B9 and 6BC Anne2 I o/ Marpol
5B%5H, a/ter her sha/t and propeller dismantled#

Law(Undang-Undang) No.17 of 2008 (selengkapnya lihat file pdf terlampir)
Requirement for Indonesia Fag

A new shipping law has been implemented in Indonesia this year (Law No!" of #$$%) (the &!"i##ing Law&)

'y way of background( one of the main purposes of the new )hipping Law is indeed to promote the
de*elopment of the Indonesian national shipping industry and( therefore( to restrict foreign flag ships operating
in Indonesian waters

Article ! of the )hipping Law states that the *essels to which the )hipping Law applies includes immo*eable
floating facilities +e therefore belie*e that the )hipping Law (and the pro*isions described below in relation to
the Indonesian flag and( conse,uentially( Indonesian ownership) will( on its face( apply to an -.)/ +e note(
howe*er( that the )hipping Law has only recently been enacted and that further implementing regulations are
awaited It is possible that such regulations may pro*ide e0emptions for floating facilities

Article 12! of the )hipping Law pro*ides that all foreign *essels in*ol*ed in 3sea transportation3 in Indonesian
waters may continue to do so as they currently are until 4 May #$!!( after which date they must operate under
the Indonesian flag In the )hipping Law( 3sea transportation3 is di*ided into 2 categories( one of which is
3special sea transportation3( which co*ers the shipment of gas and5or flammable li,uids 6*en though the -.)/
is( as we understand it( unlikely to be 3transporting3 any oil and5or gas in the true sense of the word( based on
our reading of the )hipping Law( we belie*e it would be deemed to be a *essel undertaking such special sea
transportation and would therefore be subject to the aforementioned re,uirements of Article 12!

In order to fly the Indonesian flag( a *essel must be registered in Indonesia 7o be registered in Indonesia
(according to Article !8% of the )hipping Law)( the *essel must weigh at least " tonnes and must be owned by
an Indonesian national or legal entity 7his can include a joint *enture company in which the majority of shares
are owned by an Indonesian national(s) and5or entities

Anda mungkin juga menyukai