Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rentang tahun 1800-1900 jumlah penduduk Indonesia bertambah tiga kali lipatnya.
Sedangkan 1900 -2000 terjadi pertambahan penduduk lima kali lipat dari 40,2 juta orang
menjadi 205,8 juta orang. Selama rentang 1900-2000, progran Keluarga Berencana (KB)
berhasil mencegah kelahiran 80 juta orang.Tanpa program KB jumlah penduduk hingga
tahun 2000 diprediksi 285 juta orang .
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang
paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan
perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami
oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya
karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu
mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan
individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI,
1998).
Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6 juta kehamilan tidak direncanakan setiap
tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari kehamilan yang tidak direncanakan ini terjadi
karena pasangan tersebut tidak menggunakan alat pencegah kehamilan, dan setengahnya
lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar cara penggunaannya.
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai
dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi
untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat
reversible (kembali) atau permanen (tetap). Metode kontrasepsi juga dapat
digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), dan ada
juga Metode kontrasepsi alami.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, maka beberapa masalah yang
dapat kami rumuskan dalam makalah ini adalah :
a. Apa yang dimaksud dengan Keluarga Berencana?
2

b. Bagaimana sejarah Keluarga Berencana?
c. Bagaimana akseptor Keluarga Berencana?
d. Apa tujuan dari Keluarga Berencana itu?
e. Apa mafaat dari Keluarga Berencana itu?
f. Bagaina kontrasepsi itu?
g. Bagaimana pengunaan KB
1.3 Tujuan
Mahasiswa di harapkan dapat :
a. Mendeskripsikan Definisi dari KB
b. Mendeskripsikan Sejarah dari KB
c. Mendeskripsikan akseptor KB
d. Mendeskripsikan tujuan Keluarga Berencana
e. Mendeskripsikan Manfaat dari Keluarga Berencana
f. Mendeskripsikan Kontrasepsi
g. Mendeskripsikan pengunaan KB

3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan,
mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang
diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran (Hartanto, 2004; 27).
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan
(PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
2.2. Sejarah Keluarga Berencana
Keluarga Berencana sebagai salah satu usaha untuk mengatasi masalah
kependudukan seperti dikemukakan diatas, pada umumnya orang berpendapat bahwa ide
keluarga berencana tersebut adalah suatu hal yang baru.
Pendapat yang demikian ini adalah tidak benar, sebab keluarga berencana (yang
dimaksud disini mencegah kehamilan) sudah ada sejak jaman dahulu. Memang di Indonesia
adanya keluarga berencana masih baru (abad XX) dibandingkan dengan negara-negara
barat. Di negara-negara barat jauh sebelum itu sudah ada usaha-usaha unruk mencegah
kelangsungan hidup seorang bayi/anak yang karena tidak diinginkan, atau pencegahan
kelahiran/kehamilan karena alasan-alasan ekonomi, sosial dan lain-lain.
1. Perkembangan cara-cara manusia untuk menolak anak yang tidak diinginkan.
Pada zaman dahulu cara-cara untuk menolak anak yang tidak diiinginkan ada 3 cara
yaitu :
a. Dengan membunuh anak yang sudah lahir
4

Cara yang demikian ini adalah paling kuno dan paling biadab, karena orang
membunuh anaknya sendiri. Latar belakang orang mau melakukan pembunuhan
hidup-hidup terhadap anak sendiri adalah :
Untuk menutup malu
Karena tekanan ekonomi
Karena kepentingan lain (mengambil yang diperlukan dan membuang yang tidak
perlu)
Negara-negara yang mengalami peristiwa ini antara lain Yunani purba,Arab
Jahiliah, Tiongkok kuno dan Mesir kuno.
b. Dengan cara pengguguran kandungan (abortus provacatus)
Cara ini lebih lunak bila dibandingkan dengan cara membunuh anak yang
sudah lahir. Namun cara ini banyak mengakibatkan ibu-ibu yang melakukan
pengguguran kandungan juga ikut mati, karena menjadi korban dari pernbuatan yang
dilakukan. Cara yang dipergunakan untuk menggugurkan kandungan yaitu dengan
jalan meminum ramuan atau dengan jalan dipijat oleh seorang dukun.
Karena perkembangan jaman dan juga karena ditentang agama atau adat maka
kedua cara tersebut di atas sudah ditinggalkan orang dan merupakan suatu perbuatan
yang dilarang
c. Dengan cara mencegah atau mengatur kehamilan
Dalam mencegah dan mengatur kehamilan ini dengan menggunakan alat. Ada
dua cara yang dilakukan orang untuk mencegah dan mengatur terjadinya kehamilan
yaitu :
Dengan alat kontrasepsi
Dengan tanpa alat, misalnya dengan azal, pantang berkala.

2. Margareth Sanger (1883-1966)
Dari uraian yang dikemukakan di atas timbullah pertanyaan Kapankah terjadinya
tanggal sejarah permulaan didudukkannya alat kontrasepsi sebagai sarana yang bersifat
medis dan dilandasi keilmuan (ilmiah) ?
a. Perintis KB di Inggris
5

Keluarga berencana mula-mula timbul dari kelompok orang-orang yang
menaruh perhatian kepada masalah KB, yaitu pada awal abad XIX di Inggris,
keluarga berencana mulai dibicarakan orang. Pada masa abad XIX sebagian besar
kaum pekerja buruh di kota-kota besar di Inggris mengalami kesulitan dan keadaan
hidupnya sangat buruk.
Marie Stoppes (1880-1950)
Marie Stoppes banyak mengetahui keadaan keluarga kaum buruh di Inggris itu
karena ia seorang bidan di Inggris dan pekerjaannya mengadakan kunjungan-
kunjungan rumah keluarga untuk memberikan pertolongan pada keluarga buruh-
buruh, sehingga ia benar-benar mengetahui dan mengalami sendiri keadaan keluarga
yang sangat menyedihkan itu ditambah lagi banyak anak. Melihat kenyataan ini
timbullah ide dari Maria Stoppes untuk memperbaiki keadaan keluarga-keluarga
buruh tersebut. Salah satu jalan yang ditempuh untuk memperbaiki keadaan keluarga
buruh tersebut adalah dengan jalan mengatur kelahiran. Mengatur kelahiran yang
berarti membatasi kelahiran atau juga yang berarti membatasi jumlah besar kecilnya
keluarga sesuai dengan kemampuan dan kesadarannya sendiri. Sedang cara-cara
yang dipakai waktu itu di Inggris telah dikenal dengan kondom, pantang berkala
atau cara-cara yang sederhana ada waktu itu jika dibandingkan dengan masa
sekarang. Di samping itu pada masa abad yang bersamaan dengan Maria Stopes, di
Amerika Serikat ada seorang lagi sebagai tokoh atau pelopor sejarah KB. Ia adalah
bernama Margareth Siregar, lahir di Corny, New York pada tahun 1883.
Perjuangan Margareth Sanger
Dari pengalaman-pengalamannya sebagai juru rawat, Margareth Sanger
mengetahui benar-benar hausnya ibu-ibu akan bantuan mengenai kontrasepsi
karena alasan ekonomi, kesehatan dan sosial.
Dengan segala resiko yang menunggunya, ia terjun kedalam gerakan Brth
Control America pada tahun 1912. Tetapi karena ia sendiri tidak mempunyai
pengetahuan mengenai metode-metode kontrasepsi, maka ia pergi ke Eropa untuk
mempelajari pengetahuan di bidang kontrasepsi, yaitu pada tahun 1913.
Sekembalinya dari Eropa, ia menerbitkan bulanan The Women Rebel
(Pemberontak perempuan).
6

Tulisannya tentang keluarga berencana, pertama kali diterbitkan dalam
The Women Rebel tahun 1914, ia menggunakan istilah Birth Control, dan
bulanan ini dilarang beredar yang dikirim melalui pos (persatuan Comstock).
Buku Margareth Sanger yang berisi metode-metode kontrasepsi adalah berjudul
Family Limitation (Pembatalan Keluarga) yang terbit tahun 1914 sesudah
bersusah payah mencari orang yang berani menerbitkannya. Penerbitan dan
penyebarannya direncanakan dengan rapi dan rahasia, tetapi segera juga
tertangkap.
Namun perkaranya masuh ditangguhkan, dan sementara itu Margareth
Sanger pergi ke Eropa, dimana ia menambah pengetahuannya mengenai metode
kontrasepsi yang terakhir. Buku Family Limatation segera menjadi populer,
ratusan ribu diterbitkan di Amerika dan Inggris yang diterjemahkan ke dalam
berbagai bahasa asing. Sekembalinya dari Eropa (1915) ia tidak segera diadili.
Kesempatan ini dipergunakan Margareth Sanger untuk memberikan ceramah-
ceramah dan penerangan-penerangan mengenai Birth Control. Sebaliknya
beberapa orang telah tertangkap karena bukunya Family Limitation itu.
Sewaktu ia di Eropa, suaminya (Wiliam Siregar) di penjarakan 30 hari
karena mmberikan buku Family Limitation kepada seseorang yang katanya
memerlukan. Enam orang lainnya ditahan di Portland karena dituduh menjual
Family Limitation tersebut. Kemudian Margareth sanger menentang peraturan
yang berlaku yaitu dengan membuka Klinik Birth Control yang pertama di
Brooklyn, New York pada tanggal 16 Oktober 1916. pada hari pembukaan
pertama lebih dari 150 wanita antri diluar, dan diantaranya ada yang bermaksud
mengguugurkan kandungannya. Didalam membuka klinik tersebut ia dibantu oleh
saudaranya Ethel Byrne (juru rawat) dan seorang lagi yang bernama Fania
Maindell. Pada hari kesepuluh, kliniknya disergap dan ia ditangkap. Namun ia
dilepaskan kembali dengan dengan memakai jaminan, tetapi tidak lama kemudian
ditangkap kembali karena klinik itu dibukanya lagi dengan segera. Dalam bulan
Nopember 1921 diadakan American National Birth Control Conference yang
pertama. Salah satu hasil konperensi tersebut adalah pendirian American Birth
Control Leaque, dan Margareth Sanger diangkat sebagai Ketuanya. Dan ini
7

adalah lanjutan dari pada National Birth Control League yang didirikan pada
tahun 1917. Pada tahun 1923 New York Birth Control Clinical Research Bureau
di buka sebagai bagian dari American Birth Control League, dan ini membuka
jalan ke arah pembukaan ratusan klinik di Amerika Serikat, dan seterusnya
kerjasama dengan para dokter bertambah erat.
International Planned Parrenthod Federation Margareth Sanger tidak
membatasi perjuangan didalam Birth Control di America saja, tetapi ia
mengembangkan dan mengorbankan gagasannya dengan terus menerus ke seluruh
dunia. Di samping keberaniannya yang luar biasa sebagai pembaharuan sosial, ia
mempunyai pandangan jauh ke depan dan kemampuan mengorganisasi yang
besar. Terbukti ia mengorganisasikan konperensi internasional pada tahun 1925
di New York yang menghasilkan pembentukan International Federation of Birth
Control Leagues. Atas inisiatifnya juga mengadakan World Population
Conference di Jenewa pada tahun 1927. Didalam tahun 1948 ia turut aktif di
dalam pembentukan International Committee on Planned Parenthood.
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa gerakan keleuarga berencana yang
kita kenal sekarang ini adalah buah perjuangan yang cukup lama yang dilakukan
oleh tokoh-tokoh atau pelopor-pelopor di bidang itu.
Sekarang kalau direnungkan, mengapa Margareth Sanger namanya lebih
semarak dan banyak dikenal orang dari pada Marie Stopes, padahal keduanya.
2.3 Akseptor Keluarga Berencana
a. Konsp tentang KB
Akseptor KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan
jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran (Barbara R.Stringht,2004;78
b. Jenis-jenis Akseptor KB
1. Akseptor aktif adalah akseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah satu cara /
alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan.
2. Akseptor aktif kembali adalah pasangan usia subur yang telah menggunakan
kontrasepsi selama 3 (tiga) bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan
kembali menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun
8

berganti cara setelah berhenti / istirahat kurang lebih 3 (tiga) bulan berturut turut dan
bukan karena hamil.
3. Akseptor KB baru adalah akseptor yang baru pertama kali menggunakan alat / obat
kontrasepsi atau pasangan usia subur yang kembali menggunakan alat kontrasepsi
setelah melahirkan atau abortus.
4. Akseptor KB dini adalah para ibu yang menerima salah satu cara kontrasepsi dalam
waktu 2 minggu setelah melahirkan atau abortus.
5. Akseptor langsung adalah para istri yang memakai salah satu cara kontrasepsi dalam
waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus.
6. Akseptor dropout adalah akseptor yang menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih
dari 3 bulan (BKKBN, 2007).
c. Akseptor KB menurut sasaranya
1. Fase menunda kehamilan
Masa menunda kehamilan pertama sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang
istrinya belum mencapai usia 20 tahun.Karena usia di bawah 20 tahun adalah usia
yang sebaiknya menunda untuk mempunyai anak dengan berbagai alasan.Kriteria
kontrasepsi yang diperlukan yaitu kontrasepsi dengan pulihnya kesuburan yang tinggi,
artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin 100%. Hal ini penting karena pada masa
ini pasangan belum mempunyai anak, serta efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi yang
cocok dan yang disarankan adalah pil KB, AKDR.
2. Fase mengatur / menjarangkan kehamilan
Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan periode usia paling baik untuk
melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2 - 4
tahun.Ktiteria kontrasepsi yang perlukan yaitu efektifitas tinggi, reversibilitas tinggi
karena pasangan masih mengharapkan punya anak lagi.Kontrasepsi dapat dipakai 3 -
4 tahun sesuai jarak kelahiran yang direncanakan.
3. Fase mengakhiri kesuburan / tidak hamil lagi
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30 tahun
tidak hamil. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi yang
mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat menyebabkan
terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak. Di samping itu jika
9

pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk mempunyai anak lagi, kontrasepsi yang
cocok dan disarankan adalah metode kontap, AKDR, implan, suntik KB dan pil KB
(Pinem, 2009.).
2.4. Tujuan Keluarga Brencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:
a. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama
dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan
kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
b. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari
satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk
tercapainya keluarga bahagia.
c. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan
menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan
berkualitas.
d. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu
keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan
produktif dari segi ekonomi.
e. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
f. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
g. Meningkatkan Kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluargakecil yang
bahagiadan sejhtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendlian pertumbuhan
penduduk Indonesia.
h. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan
meingkatkan kesejahteraan keluarga
2.5. Manfaat Keluarga Berencana
Manfaat dan perluasan pelayanan KB merupakan sala satuusaha untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu yang semkakin tinggi akibat kehamilan yang dialami
wanita. Adapun beberapa manfaat dari Keluarga Berencana yaitu :
10

a. Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka sehingga dapat
memutuskan bila dan kapan mereka ingin hamil dan memiliki anak. Wanita dapat
mengambil jeda kehamilan selama sedikitnya dua tahun setelah melahirkan, yang
memberikan banyak manfaat bagi perempuan dan bayi mereka.
b. Wanita yang hamil segera setelah melahirkan berisiko memiliki kehamilan yang buruk.
Mereka lebih mungkin menderita kondisi medis yang serius atau meninggal selama
kehamilan. Bayi mereka juga lebih cenderung memiliki masalah kesehatan (misalnya
lahir dengan berat badan rendah). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan
bahwa secara global, 100.000 kematian ibu dapat dicegah setiap tahun, jika semua
wanita yang tidak ingin anak lagi mampu menghindari kehamilan. Kematian ini terjadi
sebagian besar di negara berkembang di mana cakupan kontrasepsi rendah.
c. Wanita lebih dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial, mencari pekerjaan dan meraih
pendidikan ketika mereka menggunakan alat kontrasepsi dan tidak berisiko hamil.
Karena kegiatan ini umumnya meningkatkan status perempuan dalam masyarakat,
kontrasepsi secara tidak langsung mempromosikan hak-hak dan status perempuan.
d. Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi. Metode kontrasepsi hormonal gabungan
(yaitu estrogen dan progesteron) dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan
endometrium. Injeksi progesteron juga melindungi terhadap kanker ini dan juga terhadap
fibroid rahim. Kontrasepsi implan dan sterilisasi wanita telah terbukti mengurangi risiko
penyakit radang panggul.
e. Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi
aborsi.
f. Kemampuan untuk mengontrol kesuburan juga memungkinkan wanita untuk lebih
mengontrol aspek lain dari kehidupan mereka, misalnya memutuskan kapan dan
mengapa mereka menikah. Sejak kontrasepsi tersedia secara luas pada 1970-an, pola
perkawinan telah berubah. Wanita sekarang menikah dan memiliki anak di usia yang
lebih matang dan rata-rata memiliki anak lebih sedikit. Perubahan demografis cenderung
telah mengurangi beban emosional dan ekonomi untuk membesarkan anak, karena
keluarga sekarang biasanya memiliki lebih banyak waktu untuk mengumpulkan sumber
daya keuangan sebelum kelahiran anak. Ukuran keluarga yang lebih kecil juga berarti
bahwa orang tua memiliki lebih banyak waktu dan sumber daya yang diberikan per anak.
11

2.6. Kontrasepsi
Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti melawan
atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari konsepsi adalah menghindari /
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibatadanya pertemuan antara sel telur dengan sel
sperma. Untuk itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan
kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua - duanya
memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan (Depkes, 1999).
Kontrasepsi adalah usaha - usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan, usaha itu
dapat bersifat sementara dapat bersifat permanen (Prawirohardjo, 2008; 534).
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan
membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk
berimplantasi (melekat)dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat
reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode
kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan
kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang
kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapatmengembalikan kesuburan
dikarenakan melibatkan tindakan operasi.
Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan,
frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan
kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga
didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi
tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali
hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan.
Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali abstinensia (tidak berhubungan
seksual), yang efektif mencegah kehamilan 100%
a. Metode-Metode Kontrasepsi
1. Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi ini tersedia dalam bentuk oral, suntikan, dan mekanik. Kontrasepsi
oral adalah kombinasi dari hormon estrogen dan progestin atau hanya progestin-mini
12

pil. Suntikan dan kontrasepsi implant (mekanik) mengandung progestin saja atau
kombinasi progestin dan estrogen.
a. Kontrasepsi oral kombinasi (pil)
Mengandung sintetik estrogen dan preparat progestin yang mencegah
kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh
indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir
mukosa servikal (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan
endometrium. Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan
ada yang mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen dosis tinggi
biasanya diberikan kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama
obat epilepsy).
Selain untuk kontrasepsi, oral kombinasi dapat digunakan untuk
menangani dismenorea (nyeri saat haid), menoragia, dan metroragia. Oral
kombinasi tidak direkomendasikan untuk wanita menyusui, sampai minimal 6
bulan setelah melahirkan. Pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui
bisa mengurangi jumlah air susu dan kandungan zat lemak serta protein dalam air
susu. Hormon dari pil terdapat dalam air susu sehingga bisa sampai ke bayi.
Karena itu untuk ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya
mengandung progestin, yang tidak mempengaruhi pembentukan air susu.
Wanita yang tidak menyusui harus menunggu setidaknya 3 bulan setelah
melahirkan sebelum memulai oral kombinasi karena peningkatan risiko
terbentuknya bekuan darah di tungkai. Apabila 1 pil lupa diminum, 2 pil
harus diminum sesegera mungkin setelah ingat, dan pack tersebut harus
dihabiskan seperti biasa. Bila 2 atau lebih pil lupa diminum, maka pack pil
harus tetap dihabiskan dan metode kontrasepsi lain harus digunakan, seperti
kondom untuk mencegah kehamilan.
Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu
setelah persalinan, maka pil KB bisa langsung digunakan. Jika menstruasi
terakhir terjadi dalam waktu 12-28 minggu, maka harus menunggu 1 minggu
sebelum pil KB mulai digunakan, sedangkan jika menstruasi terakhir terjadi
13

dalam waktu lebih dari 28 minggu, harus menunggu 2 minggu sebelum pil KB
mulai digunakan.
Pil KB tidak berpengaruh terhadap obat lain, tetapi obat lain (terutama
obat tidur dan antibiotik) bisa menyebabkan berkurangnya efektivitas dari pil KB.
Obat anti-kejang (fenitoin dan fenobarbital) bisa menyebabkan meningkatkan
perdarahan abnormal pada wanita pemakai pil KB.
Beberapa kondisi dimana kontrasepsi oral kombinasi tidak boleh
diigunakan pada wanita dengan :
menyusui atau kurang dari 6 minggu setelah melahirkan
usia >35 tahun dan merokok 15 batang sehari
faktor risiko multipel untuk penyakit jantung (usia tua, merokok, diabetes,
hipertensi)
tekanan darah sistolik 160 atau TD diastolik 100 mmHg
riwayat trombosis vena dalam atau emboli paru
operasi besar dengan istirahat lama di tempat tidur
riwayat sakit jantung iskemik
Stroke
penyakit jantung katup komplikasi
migrain dengan gejala neurologi fokal (dengan aura)
migrain tanpa gejala neurologi fokal dan usia = 35 tahun
riwayat kanker payudara
diabetes dengan nefropati, retinopati, neuropati, penyakit vaskular, atau
diabetes > 20 tahun
irosis berat
kanker hati
b. Kontrasepsi oral progestin (pil)
mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel
telur oleh indung telur), mempertebal lendir mukosa leher rahim,
mengganggu pergerakan silia saluran tuba, dan menghalangi pertumbuhan
lapisan endometrium. Keefektifan berkurang bila pil tidak diminum di waktu
yang sama setiap harinya. Kontrasepsi ini diberikan pada wanita yang
14

menginginkan kontrasepsi oral namun tidak bisa menggunakan oral kombinasi
karena pengaruh estrogen dapat membahayakan, misalnya pada wanita yang
sedang menyusui.
c. Kontrasepsi suntikan progestin
mencegah kehamilan dengan mekanisme yang sama seperti progestin pil
namun kontrasepsi ini menggunakan suntikan intramuskular (dalam otot
<bokong atau lengan atas>). Yang sering digunakan adalah
medroxyprogesterone asetat (Depo-Provera), 150 mg yang diberikan setiap 3
bulan.
d. Kontrasepsi suntikan estrogen-progesteron
suntikan ini diberikan secara intramuskular setiap bulan, mengandung 25 mg depo
medroxyprogesteron asetat dan 5 mg estradiol cypionat. Mekanisme kerja, efek
samping, kriteria, dan keamanan sama seperti kontrasepsi oral kombinasi. Siklus
menstruasi terjadi lebih stabil setiap bulan. Pengembalian kesuburan tidak selama
kontrasepsi suntikan progestin.
e. Implant progestin
kapsul plastik, tipis, fleksibel, yang mengandung 36mg levonorgestrel yang
dimasukkan ke dalam kulit lengan wanita. Setelah diberi obat bius, dibuat
sayatan dan dengan bantuan jarum dimasukkan kapsul implan. Tidak perlu
dilakukan penjahitan.
Kapsul ini melepaskan progestin ke dalam aliran darah secara perlahan
dan biasanya dipasang selama 5 tahun. Mencegah kehamilan dengan cara
menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur),
mempertebal lendir mukosa leher rahim, mengganggu pergerakan saluran
tuba, dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Kontrasepsi ini
efektif dalam waktu 48 jam setelah diimplan dan efektif selama 5-7 tahun.
f. Kontrasepsi Patch
patch ini didesain untuk melepaskan 20g ethinyl estradiol dan 150 g
norelgestromin. Mencegah kehamilan dengan cara yang sama seperti kontrasepsi
oral (pil). Digunakan selama 3 minggu, dan 1 minggu bebas patch untuk siklus
menstruasi.
15

2. Kontrasepsi Barrier (penghalang)
a. Kondom
Kondom (pria dan wanita) metode yang mengumpulkan air mani
dan sperma di dalam kantung kondom dan mencegahnya memasuki saluran
reproduksi wanita. Kondom pria harus dipakai setelah ereksi dan sebelum alat
kelamin pria penetrasi ke dalam vagina yang meliputi separuh bagian penis yang
ereksi. Tidak boleh terlalu ketat (ada tempat kosong di ujung untuk
menampung sperma). Kondom harus dilepas setelah ejakulasi.
b. Diafragma dan cervical cap
kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina dan mencegah
sperma masuk ke dalam saluran reproduksi. Diafragma terbuat dari lateks atau
karet dengan cincin yang fleksibel. Diafragma diletakkan posterior dari simfisis
pubis sehingga serviks (leher rahim) tertutupi semuanya. Diafragma harus
diletakkan minimal 6 jam setelah senggama. Cervical cap (penutup
serviks) adalah kop bulat yang diletakkan menutupi leher rahim dengan
perlekatan di bagian forniks. Terbuat dari karet dan harus tetap di tempatnya lebih
dari 48 jam.
3. Spermisida
Agen yang menghancurkan membran sel sperma dan menurunkan
motilitas (pergerakan sperma). Tipe spermisida mencakup foam aerosol, krim,
vagina suposituria, jeli, sponge (busa) yang dimasukkan sebelum melakukan
hubungan seksual. Terutama mengandung nonoxynol 9
4. IUD (spiral)
Fleksibel, alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim dan
mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim, yang
menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi. Spiral jenis copper T
(melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara menganggu pergerakan
sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama 10 tahun.
Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat
digunakan untuk kontrasepsi darurat. IUD dapat dipasang kapan saja selama periode
menstruasi bila wanita tersebut tidak hamil. Untuk wanita setelah melahirkan,
16

pemasangan IUD segera (10 menit setelah pengeluaran plasenta) dapat mencegah
mudah copotnya IUD. IUD juga dapat dipasang 4 minggu setelah melahirkan tanpa
faktor risiko perforasi (robeknya rahim). Untuk wanita menyusui, IUD dengan
progestin sebaiknya tidak dipakai sampai 6 bulan setelah melahirkan. IUD juga
dapat dipasang segera setelah abortus spontan triwulan pertama, tetapi
direkomendasikan untuk ditunda sampai involusi komplit setelah triwulan kedua
abortus. Setelah IUD dipasang, seorang wanita harus dapat mengecek benang IUD
setiap habis menstruasi. Kondisi dimana seorang wanita tidak seharusnya
menggunakan IUD adalah :
Kehamilan
Sepsis

rongga rahim
Perdarahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya
Penyakit tropoblastik ganas
Kanker leher rahim, kanker payudara, kanker endometrium
Penyakit radang panggul
PMS (premenstrual syndrome) 3 bulan terakhir dan imunokompromise
(penurunan kekebalan tubuh)
TBC panggul
5. Metode Ritmik
Metode ritmik adalah metode dimana pasangan suami istri menghindari
berhubungan seksual pada siklus subur seorang wanita. Ovulasi (pelepasan sel
telur dari indung telur) terjadi 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang telah
dilepaskan hanya bertahan hidup selama 24 jam, tetapi sperma bisa bertahan selama
3-4 hari setelah melakukan hubungan seksual. Karena itu pembuahan bisa terjadi
akibat hubungan seksual yang dilakukan 4 hari sebelum ovulasi.
Metode ritmik kalender merupakan metode dimana pasangan menghindari
berhubungan seksual selama periode subur wanita berdasarkan panjang siklus
menstruasi, kemungkinan waktu ovulasi, jangka waktu sel telur masih dapat
dibuahi, dan kemampuan sperma untuk bertahan di saluran reproduksi wanita.
17

Periode subur seorang wanita dihitung dari : (siklus menstruasi terpendek 18)
dan (siklus menstruasi terpanjang - 11)
Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir
serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer,
dan licin. Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual) diperlukan selama
menstruasi, setiap hari selama periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks),
dan sampai waktu lendir masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa
subur itu berhenti.
Metode pengukuran suhu tubuh berdasarkan perubahan temperatur.
Pengukuran dilakukan pada suhu basal (suhu ketika bangun tidur sebelum
beranjak dari tempat tidur. Suhu basal akan menurun sebelum ovulasi dan agak
meningkat (kurang dari 1 Celsius) setelah ovulasi. Hubungan seksual
sebaiknya tidak dilakukan sejak hari pertama menstruasi sampai 3 hari
setelah kenaikan dari temperatur.
6. Penarikan penis sebelum terjadinya ejakulasi
Disebut juga coitus interruptus. Pada metode ini, pria mengeluarkan/menarik
penisnya dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi (pelepasan sperma ketika
mengalami orgasme). Metode ini kurang dapat diandalkan karena sperma bisa
keluar sebelum orgasme juga memerlukan pengendalian diri yang tinggi serta
penentuan waktu yang tepat.
7. Metode amenorea menyusui
Selama menyusui, penghisapan air susu oleh bayi menyebabkan perubahan
hormonal dimana hipotalamus mengeluarkan GnRH yang menekan pengeluaran
hormone LH dan menghambat ovulasi. Ini adalah metode yang efektif bila kriteria
terpenuhi : menyusui setiap 4 jam pada siang hari, dan setiap 6 jam pada malam
hari. Makanan tambahan hanya diberikan 5-10% dari total.
8. Kontrasepsi darurat
Kontrasepsi darurat hormonal estrogen dosis tinggi atau progestin diberikan
dalam waktu 72 jam etelah senggama tidak terproteksi, dengan cara kerja mencegah
ovulasi dan menyebabkan perubahan di endometrium. 4 pil kombinasi yang
mengandung 30-35g ethinyl estradiol, diulangi 12 jam kemudian. 2 pil
18

kombinasi mengandung 50g levonorgestrel, diulangi 12 jam kemudian. Tidak boleh
digunakan pada wanita yang alergi kontrasepsi pil hormonal. Tidak boleh
digunakan sebagai kontrasepsi rutin.
Kontrasepsi darurat IUD dimasukkan 5 hari setelah senggama tidak terproteksi
untuk mengganggu implantasi, kehamilan terjadi kurang dari 1 per 100 wanita
bila dimasukkan dalam waktu 5 hari8.
9. Sterilisasi
Vasektomi dan sterilisasi tuba adalah metode kontrasepsi permanen dan hanya
dilakukan pada pria maupun wanita yang sudah diberikan penjelasan mengenai
metode ini dan berkeinginan untuk secara permanen mencegah kehamilan.
Vasektomi adalah pemotongan vas deferens (saluran yang membawa sperma dari
testis).
a. Vasektomi dilakukan oleh ahli bedah urolog dan memerlukan waktu sekitar 20
menit. Pria yang menjalani vasektomi sebaiknya tidak segera menghentikan
pemakaian kontrasepsi, karena biasanya kesuburan masih tetap ada sampai
sekitar 15-20 kali ejakulasi. Setelah pemeriksaan laboratorium terhadap 2 kali
ejakulasi menunjukkan tidak ada sperma, maka dikatakan bahwa pria tersebut
telah mandul.
b. Ligasi tuba adalah pemotongan dan pengikatan atau penyumbatan tuba falopii
(saluran telur dari ovarium ke rahim). Pada ligasi tuba dibuat sayatan pada perut
dan dilakukan pembiusan total. Ligasi tuba bisa dilakukan segera setelah
melahirkan atau dijadwalkan di kemudian hari. Sterilisasi pada wanita seringkali
dilakukan melalui laparoskopi. Selain pemotongan dan pengikatan, bisa juga
dilakukan kauterisasi (pemakaian arus listrik) untuk menutup saluran tuba.Untuk
menyumbat tuba bisa digunakan pita plastik dan klip berpegas. Pada
penyumbatan tuba, kesuburan akan lebih mudah kembali karena lebih sedikit
terjadi kerusakan jaringan.Teknik sterilisasi lainnya yang kadang digunakan
pada wanita adalah histerektomi (pengangkatan rahim) dan ooforektomi
(pengangkatan ovarium/indun


19

b. Syarat-syarat Kontrasepsi
Sebagai usaha untuk mencegah kehamilan hendaknya kontrasepsi memiliki syarat -
syarat sebagai berikut :
1. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.
2. Efek samping yang merugikan tidak ada.
3. Lima kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
4. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
5. Tidak memerlukan bantuan medik atau control yang ketat selama pemakaiannya.
6. Cara penggunaannya sederhana.
7. Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
8. Dapat diterima oleh pasangan suami istri.
2.7. Pengunaan KB
a. cara penggunaan KB
1. Bilamana mulai makan pil KB
Pasca persalinan (post partum)
a. Mulai makan pil KB 30 40 hari pasca persalinan
b. Pakai cara lain dulu (kondom), baru setelah haid datang makan pil KB
c. Diberikan induksi haid, setelah terjadinya withdrawl bleeding, barulah mulai
makan pil KB
Pasca keguguran (post abortum)
a. Langsung makan pil KB
b. 1 2 minggu post abortum
c. setelah haid pertama post abortum
Pada tukar (ganti) jenis pil KB
Pada waktu interval
2. Bagaimana cara memulai makan pil KB
a. Untuk pil KB yang berisi 21 dan 22 tablet, mulailah makan pil pada hari ke-5
siklus haid lalu setiap hari 1 tablet diikuti tidak makan pil selama 6-7 hari
b. Untuk yang berisi 28 tablet mulai makan pil pada hari pertama siklus haid, lalu 1
tablet setiap hari terus menerus.
b. Kontraindikasi
20

Kontraindikasi Utama :
1. Kehamilan; diketahui atau diduga
2. Tromboplebitis (riwayat atau masih diderita)
3. Gangguan tromboemboli (riwayat atau masih diderita)
4. Stroke (riwayat atau masih diderita)
5. Penyakit cerebrovaskuler (riwayat atau masih diderita)
6. Oklusi koroner atau serangan jantung (riwayat atau masih diderita)
7. Kerusakan hati, gangguan fungsi hati atau hepatitis akut
8. Tumor hati jinak atau ganas (riwayat atau masih diderita)
9. Neoplasia estrogen dependent (riwayat atau amsih diderita)
10. Perdarahan genital abnormal yang tidak terdiagnosa
11. Karsinoma sistem reproduksi (riwayat atau masih diderita)
12. Migrain kepala klasik (dengan aura)
c. Indikasi
1. Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi. Metode kontrasepsi hormonal
gabungan (yaitu estrogen dan progesteron) dapat menurunkan risiko kanker ovarium
dan endometrium. Injeksi progesteron juga melindungi terhadap kanker ini dan juga
terhadap fibroid rahim. Kontrasepsi implan dan sterilisasi wanita telah terbukti
mengurangi risiko penyakit radang panggul.
2. Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi
aborsi.
3. Kemampuan untuk mengontrol kesuburan juga memungkinkan wanita untuk lebih
mengontrol aspek lain dari kehidupan mereka, misalnya memutuskan kapan dan
mengapa mereka menikah. Sejak kontrasepsi tersedia secara luas pada 1970-an, pola
perkawinan telah berubah. Wanita sekarang menikah dan memiliki anak di usia yang
lebih matang dan rata-rata memiliki anak lebih sedikit. Perubahan demografis
cenderung telah mengurangi beban emosional dan ekonomi untuk membesarkan anak,
karena keluarga sekarang biasanya memiliki lebih banyak waktu untuk
mengumpulkan sumber daya keuangan sebelum kelahiran anak. Ukuran keluarga
yang lebih kecil juga berarti bahwa orang tua memiliki lebih banyak waktu dan
sumber daya yang diberikan per anak.
21

4. Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka sehingga dapat
memutuskan bila dan kapan mereka ingin hamil dan memiliki anak. Wanita dapat
mengambil jeda kehamilan selama sedikitnya dua tahun setelah melahirkan, yang
memberikan banyak manfaat bagi perempuan dan bayi mereka

22

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur
banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah
serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang
matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan
terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.
Dalam keluarga berencana ada kontarsepsi, kontrasepsi ini terdiri dari beberpa
jenis yaitu terdiri dari kimiawi, hormonal, alami, mekanis, sterilisasi dan AKDR.
Kontrasepsi sendiri adalah usaha-usaha untuk mencegah kehamilan itu sendiri terjadi,
kontrasepsi ini dapat berupa permanen ataupun sementara.
3.2. Saran
Dalam masalah berkeluarga kita perlu merenanakan sebelum kelahiran atau
berhubungan karena ada berbagai banyak metode keluarga berencana yaitu kontrasepsi yang
dapat di gunakan, dalam keluarga berencana pula anjurkan dua anak itu lebih baik.

23

DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27190/4/Chapter%20II.pdf Di akses pada
tanggal 17-februari 2013 jam 19.30
http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/keluarga-berencana-kb.pdf Di akses pada tanggal
17-februari 2013 jam 19.30
http://tjapress.files.wordpress.com/2008/06/sejarah-keluarga-berencana.pdf Di akses pada
tanggal 17-februari 2013 jam 19.30
http://www.slideshare.net/septianraha/makalah-keluarga-berencana Di akses pada tanggal 17-
februari 2013 jam 19.30
http://doktersehat.com/kenali-tipe-dan-gejala-sindrom-pra-menstruasi/ Di akses pada tanggal 17-
februari 2013 jam 19.30




















24


Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 KATA PENGANTAR
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN

Anda mungkin juga menyukai