BIOKIMIA
REAKSI UJI PROTEIN
NAMA : RR.DYAH RORO ARIWULAN
NIM : H 411 10 272
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : ASMAN KUMIK
HARI/TANGGAL : RABU/26 OKTOBER 2011
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein merupakan salah satu unsur terpenting penyusun makhluk hidup.
Seperti halnya unsur lainnya seperti karbohidrat, protein juga memiliki sifat dan
fungsi. Sifat-sifat dan fungsi protein ditentukan oleh jenis dan urutan asam amino.
Beberapa fungsi utama protein dalam organisme kehidupan antara lain; sebagai
bahan penyusun selaput sel dan dinding sel, jaringan pengikat, pembentuk
membran sel, mengangkut molekul-molekul lain (hemoglobin) dan sebagai zat
antibodi.
Di dalam kehidupan, protein memegang peranan yang penting pula. Proses
kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu
protein yang berfungsi sebagai biokatalisator.
Kita dapat memperoleh protein dari bahan makanan yang banyak
mengandung protein, misalnya pada hewan terkandung protein hewani, sedangkan
pada tumbuhan terkandung protein nabati.
Protein merupakan polipeptida berbobot molekul tinggi yang terdapat
secara alami. Polipeptida yang memiliki hanya asam amino saja digolongkan
sebagai protein sederhana. Protein terkonjugasi mengandung komponen bukan
asam amino yang dikenal sebagai gugus prostetik di samping kerangka utama
asam amino.
Dalam ilmu Kimia, pencampuran atau penambahan suatu senyawa
dengan senyawa yang lain dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda
terjadinya reaksi, yaitu: adanya perubahan warna, timbul gas, bau, perubahan
suhu, dan adanya endapan. Pencampuran yang tidak disertai dengan tanda
demikian, dikatakan tidak terjadi reaksi kimia. Ada beberapa reaksi khas dari
protein yang menunjukkan efek/tanda terjadinya reaksi kimia, yang berbeda-beda
antara pereaksi yang satu dengan pereaksi yang lainnya. Semisal reaksi uji
protein (albumin) dengan Biuret test yang menunjukkan perubahan warna, belum
tentu sama dengan pereaksi uji lainnya.
Untuk membuktikan kebenaran teori tersebut maka dianggap penting
melakukan percobaan ini
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Untuk mengetahui dan menguji kandungan protein dalam senyawa sampel.
1.2.2 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengidentifikasi adanya protein dengan tes biuret.
2. Untuk mengidentifikasi adanya protein dengan tes pengendapan logam.
3. Untuk mengidentiikasi adanya protein dengan tes pengendapan dengan
alkohol.
1.3 Prinsip Percobaan
Reaksi Biuret Ikatan peptida yang menyusun protein dalam suasana basa
akan berwarna ungu dengan Cu. Pengendapan dengan Logam Reaksi ion logam
dengan protein mengakibatkan terjadinya endapan. Pengendapan dengan Alkohol
menyebabkan penurunan kelarutan protein akibat penambahan pelarut organik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari satuan-satuan kecil
penyusunnya yang disebut asam amino yang tersusun dalam urutan tertentu,
dengan jumlah dan struktur tertentu. Molekul-molekul ini merupakan bahan
pembangun sel hidup. Protein yang paling sederhana terdiri atas 50 asam amino,
tetapi ada beberapa protein yang memiliki ribuan asam amino. Hal yang
terpenting adalah ketidakhadiran, penambahan, atau penggantian satu saja asam
amino pada sebuah struktur protein dapat menyebabkan protein tersebut menjadi
gumpalan molekul yang tidak berguna. Setiap asam amino harus terletak pada
urutan yang benar dan struktur yang tepat (Poedjiadi, 1994).
Protein yang terdapat dalam makanan kita dicernakan dalam lambung dan
usus menjadi asam-asam amino, yang diabsorsi dan dibawa oleh darah ke hati.
Sebagian asam amino diambil oleh hati, sebagian lagi diedarkan ke dalam
jaringan-jaringan di luar hati. Protein dalam sel-sel tubuh dibentuk dari asam
amino. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan untuk
biosintesis protein, kelebihan asam amino akan diubah menjadi asam keto yang
dapat masuk kedalam siklus asam sitrat atau diubah menjadi urea. Hati merupakan
organ tubuh dimana terjadi reaksi katabolisme maupun anabolisme. Asam amino
yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme protein
dibawa oleh darah ke dalam jaringan untuk digunakan. Asam amino yang terdapat
dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu absorpsi melalui dinding usus, hasil
penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel (Poedjiadi,
1994).
Asam amino adalah monomer protein yang mempunyai dua gugus fungsi
yaitu gugus amino dan gugus hidroksil. Jumlah asam amino yang terdapat di alam
ada beratus ratus jumlahnya, namun yang diketahui ikut membangun protein
hanya sekitar 20 macam. Sifat asam amino antara lain memiliki titik leleh di atas
200 C, larut dalam senyawa polar dan tidak larut dalam senyawa nonpolar serta
memiliki momen dipol yang besar (Anonim a, 2011).
Beberapa Reaksi Uji Protein (Page, 1989) :
A. Percobaan berdasarkan reaksi warna:
1) Percobaan kadar-N
Kapur natron, yaitu campuran NaOH dan Ca(OH)
2
dalam tabung reaksi
dengan larutan protein dipanaskan. Keluarlah Amoniak dan
Amina.Lakmus merah yang dibasahi menjadi biru.
2) Reaksi Xantoprotein
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan
protein. Setelah dicampur terjadi pengendapan putih yang dapat berubah
menjadikuning apabila dipanaskan.. reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada
inti Benzen yang terdapata pada molekul protein. Jadi, reaksi ini positif
untuk protein, fenilalanin dan triptofan. Kulit kita bila kena asam nitrat
berwarna kuning, itu juga karena terjadi reaksi xantoprotein ini.
3) Reaksi Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam
nitrat, apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan
menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh
pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena
terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna.
Protein yang mengandung tirosin akan memberikan reaksi positif.
4) Reaksi Biuret
Larutan Protein + NaOH + CuSO
4
lembayung
Berlaku untuk senyawaan yang mempunyai jumlah ikatan peptida > 1. Reaksi ini
dapat dipakai untuk penentuan protein secara kualitatif dan kuantitatif.
Beberapa reaksi uji terhadap protein, tes biuret merupakan salah satu cara
untuk mengidentifikasi adanya protein, dalam larutan basa biuret memberikan
warna violet dengan CuSO
4
karena akan terbentuk kompleks Cu
2+
dengan gugus
CO dan gugus NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Pengendapan dengan
logam diketahui bahwa protein mempunyai daya untuk menawarkan racun.
Salting out, apabila terdapat garam-garam anorganik alam presentase tinggi dalam
larutan protein, maka kelarutan protein akan berkurang, sehingga mengakibatkan
pengendapan. Pengendapan dengan alkohol, penambahan pelarut organik seperti
aseton atau alkohol akan menurunkan kelarutan protein pada kedudukan dan
distribusi dari gugus hidrofil polar dan hidrofob polar di dalam molekul hingga
menghasilkan protein yang dipol (Tim Dosen Kimia, 2011).
Fungsi protein di dalam tubuh kita sangat banyak, bahkan banyak dari
proses pertumbuhan tubuh manusia dipengaruhi oleh protein yang terkandung di
dalam tubuh kita. Di bawah ini beberapa fungsi protein yaitu (Anonim b, 2011):
a. Sebagai enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa
makromolekul spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang
sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat
rumit seperti replikasi kromosom. Protein besar peranannya terhadap perubahan-
perubahan kimia dalam sistem biologis.
b. Alat pengangkut dan penyimpan
Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau
dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut
oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam otot.
Pengatur pergerakan Protein merupakan komponen utama daging, gerakan otot
terjadi karena adanya dua molekul protein yang saling bergeseran.
c. Penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen,
suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut. Pertahanan
tubuh atau imunisasi Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu
suatu protein khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-
benda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel- sel asing
lain.
d. Media perambatan impuls syaraf
Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya
rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor
penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.
e. Pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat
mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter
bahan
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat
empat gugus: gugus amina (NH
2
), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H),
dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping
yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya. Atom C pusat
tersebut dinamai atom C