Anda di halaman 1dari 19

i

K
K
A
A
T
T
A
A

P
P
E
E
N
N
G
G
A
A
N
N
T
T
A
A
R
R



Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat
dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Pendidikan dan Pelatihan Pengenalan Geologi dan Sumber Daya Mineral Angkatan ??
Tahun 2008.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan upaya pengenalan prinsip dasar
geologi dalam kehidupan manusia dengan cara memahami gejala-gejala aktifitas
geologi yang ada di sekitar lingkungan kita melalui pengamatan langsung di lapangan.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan di 2 (dua) lokasi utama yaitu sekitar
Kota Bandung (Citatah, Rajamandala, dan Lembang) serta di wilayah Kabupaten Garut,
dimana PKL ini dilakukan dalam 2 tahap waktu yaitu pada tanggal 18 April 2008 dan
tanggal 24-25 April 2008.
Semoga nilai-nilai dan materi yang didapat dari pelaksanaan Diklat dan PKL ini
merupakan suatu langkah awal dan modal dasar bagi aparat pemerintah yang memiliki
latar belakang pendidikan non geologi sebagai bekal dalam menunjang pelaksanaan
tugas sehari-hari di instansinya masing-masing.
Oleh karena itu kami atas nama peserta Diklat Pengenalan Geologi dan Sumber
Daya Mineral Tahun Anggaran 2008 ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada para narasumber (widyaiswara) dan Panitia Penyelenggaran Diklat
khususnya dan kepada segenap pegawai Pusdiklat Geologi pada umumnya atas segala
pelayanan dan upaya yang telah diberikan sehingga pelaksanaan Diklat ini dapat
berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan.
Akhir kata tidak ada gading yang tak retak kami ingin menyampaikan
permohonan maaf jika laporan yang kami susun ini jauh dari kriteria sempurna,
ii

dimana semata-mata hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan kami serta
kami juga mohon maaf jika selama kami mengikuti Diklat ini ada tindak tanduk kami
yang kurang/tidak berkenan



Bandung, April 2008

Wassalam



Tim Penyusun



























iii

D
D
A
A
F
F
T
T
A
A
R
R
I
I
S
S
I
I




KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan .............................................................................. 2
1.3. Metodologi ........................................................................................... 2
BAB II PELAKSANAAN ............................................................................................. 3
2.1. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan ............................................................ 3
2.2. Hasil Pengamatan Lapangan ................................................................ 3
2.2.1. Citatah ........................................................................................ 3
2.2.2. Rajamandala ............................................................................... 5
2.2.3. Lembang ..................................................................................... 6
2.2.4. Pos Pengamatan Gn. Guntur ........................................................ 8
2.2.5. Sumber Panas Bumi Kamojang ................................................... 11
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 13
3.1. Kesimpulan ........................................................................................... 13
3.2. Saran ..................................................................................................... 13









iv

D
D
A
A
F
F
T
T
A
A
R
R
G
G
A
A
M
M
B
B
A
A
R
R




1. Gambar 1 : Salah satu singkapan batuan sediman di aliran sungai yang ada di
Citatah ............................................................................................................... 5
2. Gambar 2 : Singkapan batuan sediman yang ada di Cihea .............................. 6
3. Gambar 3 : Sesar Lembang yang membentang sepanjang 30 Km beserta
ilustrasinya ........................................................................................................ 8
4. Gambar 4 : Tiltmeter, salah satu alat yang ada di Pos Pengamatan Gn.
Guntur yang digunakan untuk memantau aktivitas gunungapi ............... 10
5. Gambar 5 : Maket, sebagai ilustrasi tentang daerah yang akan terkena
bencana awan panas dan aliran Lahar Panas apabila Gn. Guntur
Meletus ............................................................................................................. 10
6. Gambar 6 : Kawah Kereta, merupakan salah satu sumur hasil eksploitasi
Belanda Th 1928 ...................................................................................... 12


Laporan PKL Diklat Pengenalan Geologi Tahun 2008 1

B
B
A
A
B
B
I
I

P
P
E
E
N
N
D
D
A
A
H
H
U
U
L
L
U
U
A
A
N
N





1.1. Latar Belakang
Bumi merupakan satu-satunya planet tempat hidup manusia yang sumber
dayanya terbatas, oleh karena itu perlu dikelola dengan benar dan bijaksana sehingga
dapat memberikan keuntungan/manfaat bagi manusia, bukan sebaliknya karena justru
akan membawa kepada kesengsaraan jika salah dalam pengelolaannya. Untuk dapat
mengelola bumi beserta sumber dayanya dengan benar, perlu dipahami tentang ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang kebumian, yaitu Geologi : merupakan ilmu
pengetahuan dan seni (science & art) yang mempelajari aspek kebumian mencakup
proses pembentukan, susunan lapisan batuan serta sumber daya mineral dan energi
yang terkandung di dalamnya, menjadi komponen dan faktor yang sangat mendasar
dalam kehidupan manusia.
Berbagai sumber daya mineral baik yang terdapat di dalam perut bumi maupun
yang terdapat di permukaan sebagai hasil proses geologis dapat bermanfaat bagi
kesejahteraan masyarakat, namun memerlukan pengetahuan dan pemahaman teknis
dan investasi yang tidak kecil serta harus mempertimbangkan dampak lingkungan pada
kehidupan berkelanjutan.
Salah satu upaya pemerintah meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan
pemahaman teknis tentang kebumian adalah dengan menyelenggarakan Pendidikan
dan Pelatihan Pengenalan Geologi dan Sumber Daya Mineral yang dilaksanakan oleh
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral. Pendidikan dan Pelatihan ini diselenggarakan dalam rangka mendukung
pelaksanaan otonomi daerah di bidang energi dan sumber daya mineral sehingga
memungkinkan daerah untuk mengembangkan kegiatan geologi dan pertambangan di
daerahnya.
Laporan PKL Diklat Pengenalan Geologi Tahun 2008 2

Komposisi materi pelajaran yang disampaikan dalam pendidikan dan pelatihan
ini merupakan gabungan antara kemampuan dalam pemahaman teori dan praktek
lapangan. Dengan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) diharapkan peserta Diklat
setelah mendapatkan pembekalan berupa teori-teori di kelas selanjutnya mampu
untuk membandingkan dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan sehingga
pengetahuan atau wawasan tentang geologi dapat lebih mudah dipahami dan
dimengerti.


1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud diselenggarakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah peserta diklat
mampu mengenal geologi dan sumber daya mineral dengan lebih mudah. Adapun
tujuannya adalah :
1. Mengenal falsafah dan prinsip dasar geologi dalam kehidupan manusia;
2. Mengenal mineral, energi, dan lingkungan;
3. Mengenal proses-proses geologi yang membahayakan kehidupan manusia;
4. Memahami interaksi manusia terhadap lingkungan;
dengan membandingkan hal-hal tersebut di atas antara teori-teori yang didapat di
dalam kelas dengan kondisi di lapangan yang sebenarnya.


1.3. Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini
adalah dengan metode observasi yaitu pengamatan langsung ke lapangan secara
visual. Sedangkan peralatan survey geologi yang digunakan antara lain :
1. Palu Geologi
2. Kompas
3. Global Positioning System (GPS)
4. Kamera
5. Peta Geologi Lembar Cianjur Skala 1 : 100.000
6. Peta Geologi Lembar Garut Skala 1 : 100.000

Laporan PKL Diklat Pengenalan Geologi Tahun 2008 3

B
B
A
A
B
B
I
I
I
I

P
P
E
E
L
L
A
A
K
K
S
S
A
A
N
N
A
A
A
A
N
N




2.1. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan PKL dilakukan dalam dua waktu yaitu pada hari Jumat
tanggal 18 April 2008 dengan lokasi PKL :
1. Desa Citatah Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat,
2. Desa Cihea Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur, dan
3. Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat,
dan hari Kamis-Jumat tanggal 24-25 April 2008 dengan lokasi PKL :
1. Pos Pengamatan Gunung Guntur Kabupaten Garut
2. Kawasan Sumber Panas Bumi (Geothermal) Kamojang

2.2. Hasil Pengamatan Lapangan
Berdasarkan hasil observasi dan analisis sederhana pelaksanaan PKL diperoleh
hal-hal sebagai berikut :
2.2.1. Citatah
a. Gambaran Umum
Letak dan Kesampaian Daerah
Citatah terletak di sebelah barat daya Kota Bandung. Daerah ini dapat dicapai
dengan menggunakan kendaraan roda 4 dengan melalui rute jalan arah ke Cianjur.
Waktu tempuh untuk mencapai lokasi ini dari Pusdiklat Geologi memakan waktu 1
jam dengan menggunakan kendaraan bis. Berdasarkan hasil pengukuran dengan
menggunakan GPS letak daerah pengamatan adalah 6

50570 LS dan 107

24649 BT.


Laporan PKL Diklat Pengenalan Geologi Tahun 2008 4

Kependudukan
Berdasarkan hasil pengamatan di sekitar lokasi PKL, penduduk di Cipatat
mayoritas bermatapencaharian sebagai petani khususnya petani ladang dan kebun
serta sebagian lagi sebagai penggali batu gamping selain di bidang jasa perdagangan.
Iklim dan Cuaca
Cuaca pada saat pengamatan cerah berawan, dengan temperatur 28C relatif
lebih panas di banding dengan Kota Bandung dapat dimaklumi karena posisi Ciatah
lebih rendah dibanding Kota Bandung.
Penggunaan Lahan dan Ruang
Lahan di sekitar lokasi PKL sebagian besar digunakan sebagai lahan pertanian
dan sebagian lagi sebagai areal pertambangan batu gamping.

b. Lingkungan Geologi
Geomorfologi
Geomorfologi wilayah Citatah merupakan wilayah perbukitan dengan topografi
bergelombang 3-40%.
Jenis dan Sebaran Batuan
Jenis batuan yang terdapat di wilayah tersebut adalah jenis batuan sedimen
formasi Rajamandala, diduga daerah ini pada zaman purba merupakan lautan ditandai
dengan ditemukannya berbagai fosil biota laut seperti kerang. Potensi bahan galian
yang terkenal dari daerah ini adalah batu gamping, termasuk juga marmer muda yang
merupakan batu gamping yang mengalami metamorfosis.
Struktur Geologi
Struktur geologi di wilayah ini terdapat kekar, dimana kekar merupakan
pergeseran/pergerakan batuan yang disebabkan oleh adanya tekanan (P) dan
perubahan temperatur (t) yang menyebabkan batuan menjadi retak/pecah atau biasa
dikenal dengan rekahan-rekahan, bahkan mengalami perubahan yang tadinya berlapis
secara horizontal menjadi berlapis secara vertikal.

Laporan PKL Diklat Pengenalan Geologi Tahun 2008 5


Gambar 1 : Salah satu singkapan batuan sediman di aliran
sungai yang ada di Citatah

2.2.2. Cihea
a. Gambaran Umum
Letak dan Kesampaian Daerah
Dari lokasi PKL pertama (Citatah) jika dilanjutkan lagi menuju arah Cianjur maka
kita akan sampai di daerah Cihea tepatnya di dekat jembatan Rajamandala dimana
daerah ini ditandai dengan adanya aliran sungai yang cukup besar yaitu sungai
Citarum. Dari lokasi Citatah lokasi kedua ini dapat ditempuh dalam waktu 15 menit.
Lokasi pengamatan kedua ini berdasarkan hasil pengukuran GPS adalah 6

50072 LS
dan 107

19649 BT.
Kependudukan
Sama halnya dengan daerah Citatah masyarakat di Cihea juga umumnya
bekerja sebagai petani ladang dan kebun.
Iklim dan Cuaca
Iklim dan cuaca pada saat pengamatan cerah dengan suhu hampir sama
dengan di daerah Citatah yaitu 28C.
Penggunaan Lahan dan Ruang
Laporan PKL Diklat Pengenalan Geologi Tahun 2008 6

Penggunaan Lahan di daerah ini didominasi lahan pertanian khususnya ladang
dan kebun.
b. Lingkungan Geologi
Geomorfologi
Tidak jauh berbeda dengan morfologi di daerah Citatah, lokasi ini juga
merupakan wilayah perbukitan dengan topografi bergelombang 3-40%.
Jenis dan Sebaran Batuan
Jenis batuan di daerah ini juga sama dengan di Citatah yaitu berupa batuan
sedimen formasi Rajamandala.
Struktur Geologi
Di daerah ini ditemukan gerakan tanah berupa amblasan dan rayapan tanah
yang disebabkan oleh adanya proses geologi dan sudut kemiringan lahan.

Gambar 2 : Singkapan batuan sediman yang ada di Cihea

2.2.3. Lembang
a. Gambaran Umum
Letak dan Kesampaian Daerah
Lembang terletak di sebelah Utara Kota Bandung. Untuk dapat mencapai
daerah ini dapat menggunakan kendaraan roda 4 dengan melalui rute jalan arah ke
Kabupaten Subang. Waktu tempuh untuk mencapai lokasi ini dari Pusdiklat Geologi
Laporan PKL Diklat Pengenalan Geologi Tahun 2008 7

memakan waktu 0,5 jam dengan menggunakan kendaraan bis dalam kondisi arus lalu
lintas normal (tidak macet). Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan GPS
letak daerah pengamatan adalah 6

49771 LS dan 107

38093 BT.
Kependudukan
Penduduk di sekitar lokasi pengamatan umunya bermatapencaharian sebagai
petani khususnya petani perkebunan serta sebagai peternak khususnya ternak sapi
perah.
Iklim dan Cuaca
Iklim dan cuaca pada saat pengamatan mendung dengan suhu 20C.
Temperatur di daerah ini relatif lebih dingin bila dibandingkan dengan Kota Bandung,
hal ini dapat dimaklumi karena ketinggian Kota Bandung hanya 700 m dpl sedangkan
Lembang berada pada ketinggian 1.100 m dpl.
Penggunaan Lahan
Penggunaan Lahan di sekitar lokasi pengamatan umumnya berupa lahan
pertanian khususnya perkebunan sayuran selain perumahan warga.

b. Lingkungan Geologi
Geomorfologi
Merupakan wilayah perbukitan dengan topografi bergelombang 30-40%.
Jenis dan Sebaran Batuan
Jenis batuan yang terdapat di daerah Lembang berupa batuan beku hasil
aktifitas vulkanik gunungapi
Struktur Geologi
Terdapat sesar yang dinamakan sesar lembang berupa singkapan batuan beku.
Berdasarkan hasil penelitian para geolog sesar lembang ini membentang dengan
panjang 30 km dari Lembang sampai ke sekitar Padalarang dan Cianjur. Sesar ini
terjadi karena adanya tumbukan/pergerakan lempeng batuan yang berlawanan arah
pada masa lampau sehingga menyebabkan patahan.


Laporan PKL Diklat Pengenalan Geologi Tahun 2008 8



Gambar 3 : Sesar Lembang yang membentang sepanjang 30 Km
beserta ilustrasinya


2.2.4. Pos Pengamatan Gunung Guntur
a. Gambaran Umum
Letak dan Kesampaian Daerah
Lokasi Praktek Kerja Lapangan yang keempat adalah Pos Pengamatan Gunung
Guntur di Desa Sirnaraja, Kecamatan Tarogon Kabupaten Garut, dimana lokasi ini
Laporan PKL Diklat Pengenalan Geologi Tahun 2008 9

berada di sebelah Tenggara Kota Bandung dan untuk menempuh tempat ini
dibutuhkan waktu 2 jam dengan menggunakan kendaraan bis.
Kependudukan
Ciri yang paling menonjol dari kehidupan penduduk di lokasi obervasi (sekitar
Pos Pengamatan Gunung Guntur) Kabupaten Garut ini adalah merupakan masyarakat
perdesaan dengan mata pencaharian yang dominan sebagai petani khususnya petani
sawah dan ladang dengan komoditas sayur-sayuran. Masyarakat di sini secara umum
dapat dikategorikan makmur, hal ini karena tanah pertanian mereka merupakan tanah
yang subur.
Iklim dan Cuaca
Cuaca pada saat pengamatan berawan, sehingga upaya untuk mengamati
Gunung Guntur sedikit terganggu karena jarak pandang menjadi terbatas.

b. Lingkungan Geologi
Pos Pengamatan Gunung Guntur merupakan salah satu bagian dari jaringan pos
pengamatan gunungapi yang ada di wilayah Pulau Jawa bagian barat.
Berdasarkan hasil observasi di Pos Pengamatan Gn. Guntur diperoleh informasi
bahwa Gn. Guntur termasuk gunungapi aktif tipe A, yaitu gunungapi yang sejak tahun
1600 pernah meningkat kegiatannya, meletus jenis magmatik maupun hanya freatik.
Sedangkan gunung-gunung yang ada di sekitarnya merupakan gunungapi tua tipe B
dan C yaitu gunungapi dalam tingkat kegiatan solfatar dan/atau fumarol sejak tahun
1600 tidak pernah meningkat kegiatannya, dalam bahasa masyarakat awan gunungapi
yang sudah padam. Meninggalkan bekas-bekas letusan berupa kawah yang umumnya
menjadi sumber panas bumi (geothermal).
Apabila Gn. Gunung Guntur tersebut meletus maka daerah yang akan menjadi
aliran awan panas maupun lahar panas adalah ke arah tenggara ke wilayah Cipanas
dan sekitar Kota Garut, sedangkan pada sisi sebelahnya akan tertahan oleh Gn. Putri.



Laporan PKL Diklat Pengenalan Geologi Tahun 2008 10


Gambar 4 : Tiltmeter, salah satu alat yang ada di
Pos Pengamatan Gn. Guntur yang digunakan
untuk memantau aktivitas gunungapi


Gambar 5 : Maket, sebagai ilustrasi tentang daerah
Yang akan terkena bencana awan panas dan aliran
Lahar panas apabila Gn. Guntur Meletus



Laporan PKL Diklat Pengenalan Geologi Tahun 2008 11

2.2.5. Sumber Panas Bumi (Geothermal) Kamojang
a. Gambaran Umum
Dari Pos Pengamatan Gn. Guntur untuk mencapai tempat ini diperlukan waktu
0,5 jam dengan menggunakan kendaraan bis. Secara administratif sumber Panas
Bumi Kamojang ini terletak di perbatasan antara Kabupaten Bandung dan Kabupaten
Garut. Sebagian wilayahnya berada di Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung dan
sebagian lagi termasuk wilayah Ds. Sukakarya Kecamatan Samarang Kabupaten Garut.

b. Lingkungan Geologi
Sumber panas bumi Kamojang ini dieksplorasi sejak jaman Belanda sekitar
tahun 1920-an dan dilanjutkan oleh Pemerintah RI sekitar tahun 1973-1975 dilakukan
oleh Direktorat Vulkanologi. Eksplorasi pada awalnya dilakukan hanya dalam
penyelidikan kebumiannya saja belum mengarah kepada upaya eksploitasi panas bumi
sebagai sumber energi. Pada saat itu belum terpikirkan untuk mengeksploitasi panas
bumi sebagai sumber energi karena sumber energi dari minyak dan gas bumi masih
berlimpah. Namun seiring dengan perkembangan jaman dimana sumber minyak dan
gas bumi sudah mulai berkurang barulah terpikirkan untuk mengeksploitasi panas
bumi sebagai sumber energi.
Sekarang panas bumi yang ada di Kamojang ini dieksploitasi oleh PT. Pertamina
dan disalurkan/dijual ke PT. Indonesia Power selaku anak perusahaan PT. PLN untuk
menggerakkan turin sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.
Di lokasi observasi terdapat sumur yang sudah tidak produktif lagi namun
masih mengeluarkan uap panas yang merupakan peninggalan jaman Belanda yaitu
eksploitasi pada tahun 1928. Sumur ini tidak dapat dimanfaatkan karena terlalu
dangkal yaitu hanya 60 meter, dimana hal ini sangat berbahaya apabila dialirkan ke
dalam pipa karena dapat menyebabkan ledakan, oleh karenanya dibiarkan begitu saja
hanya dijadikan sebagai objek geowisata.



Laporan PKL Diklat Pengenalan Geologi Tahun 2008 12


Gambar 6 : Kawah Kereta, merupakan salah satu sumur
hasil eksploitasi Belanda Th 1928















Laporan PKL Diklat Pengenalan Geologi Tahun 2008 13

B
B
A
A
B
B
I
I
I
I
I
I

P
P
E
E
N
N
U
U
T
T
U
U
P
P




4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dapat disimpulkan bahwa proses
atau gejala geologi tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, karena bisa dipastikan
hampir seluruh kebutuhan manusia hanya dapat dipenuhi dari adanya aktivitas
geologi.
Proses geologi saat ini merupakan lanjutan proses masa lalu dan merubah
landskap atau rona lingkungan. Proses geologi memberikan dampak positif dan negatif
bagi manusia. Aspek geologi lingkungan yang penting dalam perencanaan tata ruang
daerah adalah :
a. Keberadaan sumberdaya berdampak positif: informasi potensi bahan galian
tambang mineral, potensi migas dan energi geothermal, potensi air tanah, dan air
permukaan. Hal ini diperlukan sebagai upaya dalam mengembangkan potensi yang
dimiliki daerah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b. Keberadaan bahaya geologis berdampak negatif: informasi potensi bahaya tanah
longsor dan banjir, bahaya letusan gunungapi, dan bahaya gempa bumi. Hal ini
diperlukan sebagai upaya antisipasi ataupun mitigasi bencana alam geologi yang
akan sangat berguna bagi penyelamatan masyarakat.

4.2. Saran
Kemampuan aparat pemerintah khususnya pemerintah daerah dalam
memahami tentang pengelolaan sumber daya alam sesuai dengan prinsip-prinsip
geologi masih sangat terbatas. Oleh karena itu pelaksanaan diklat semacam ini perlu
lebih sering dan intensif diselenggarakan, sehingga diharapkan para pengambil
Laporan PKL Diklat Pengenalan Geologi Tahun 2008 14

kebijakan di daerah akan lebih memperhatikan aspek-aspek geologi apabila ditunjang
oleh stafnya yang faham akan geologi.






























Laporan PKL Diklat Pengenalan Geologi Tahun 2008 1

L LA AP PO OR RA AN N P PR RA AK KT TE EK K K KE ER RJ JA A L LA AP PA AN NG GA AN N
D DI IK KL LA AT T P PE EN NG GE EN NA AL LA AN N G GE EO OL LO OG GI I D DA AN N S SU UM MB BE ER R D DA AY YA A M MI IN NE ER RA AL L
T TA AH HU UN N A AN NG GG GA AR RA AN N 2 20 00 08 8












O Ol le eh h : :
K Ke el lo om mp po ok k I I









D DE EP PA AR RT TE EM ME EN N E EN NE ER RG GI I D DA AN N S SU UM MB BE ER R D DA AY YA A M MI IN NE ER RA AL L
B BA AD DA AN N P PE EN ND DI ID DI IK KA AN N D DA AN N P PE EL LA AT TI IH HA AN N E EN NE ER RG GI I D DA AN N S SU UM MB BE ER R D DA AY YA A M MI IN NE ER RA AL L
P PU US SA AT T P PE EN ND DI ID DI IK KA AN N D DA AN N P PE EL LA AT TI IH HA AN N G GE EO OL LO OG GI I
J Jl l. . C Ci is si it tu u L La am ma a N No o. . 3 37 7 B Ba an nd du un ng g 4 40 01 13 35 5 T Te el lp p ( (0 02 22 2) ) 2 25 50 02 24 42 28 8 F Fa ax x ( (0 02 22 2) ) 2 25 50 06 62 22 24 4
2 20 00 08 8

Anda mungkin juga menyukai