Anda di halaman 1dari 8

1

Tinjauan pustaka
Defisit Neurologik Akibat Gangguan Sistem Vaskularisasi Otak
Welhan CHAU / 102013338 / E7
welhan.2013fk338@civitas.ukrida.ac.id
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021)5694-2061, fax : (021) 563-1731
Pendahuluan
Otak merupakan organ yang memiliki fungsi sangat penting pada setiap individu.
Karena otak merupakan Sistem Saraf Pusat (SSP), di otak terjadi berbagai kegiatan seperti
pengaturan kordinasi gerakan otot, pusat bicara, memahami isi pembicaraan, dan lain-lain.
Dan untuk menunjang fungsi dan metabolismenya secara optimal, otak membutuhkan
pasokan darah yang mengandung oksigen, glukosa, mineral, serta berbagai nutrisi yang
memadai. Kebutuhan ini dapat terpenuhi oleh pembuluh darah yang terdiri dari pembulah
darah arteri, vena, dan percabangannya yang senantiasa dalam kondisi optimal. Namun ada
beberapa hal yang dapat mengganggu pasokan darah ke otak, salah satunya yaitu emboli
seperti yang terdapat pada kasus yang akan kita bahas dimana seorang pria mengalami
kelemahan pada tangan dan kaki kanannya 30 menit setelah bangun tidur yang disebabkan
adanya emboli pada system vaskularisasi otak yang menyebabkan terjadinya defisit
nerologik.
1

Vaskularisasi Otak
Sistim saraf pusat sama seperti jaringan tubuh lainnya karena sangat tergantung pada
aliran darah yang memadai untuk nutrisi dan pembuangan sisa metabolismenya. Suplai arteri
darah ke otak merupakan suatu jalinan pembuluh darah yang bercabangcabang, saling
berhubungan erat sehingga dapat menjamin suplai darah yang adekuat untuk sel.
2
Suplai darah ini dijamin oleh dua pasang arteri, yaitu arteri vertebralis dan arteri
karotis interna, yang memiliki cabangcabang yang beranastomisis membentuk sirkulus
arterious serebri Willisi.
2
Arteri vena otak tidak selalu paralel dengan suplai darah arteri: pembuluh vena
meninggalkan otak melalui sinus dura mater yang besar dan kembali ke sirkulasi umum
melalui vena jugularis interna. Arteri medula spinalis dan sistem vena paralel satu sama lain
dan mempinyai hubungan percabangan yang luas untuk mencukupi suplai darah ke jaringan.
2


2
Sirkulus Arterious Serebri Willisi
Sirkulasi Willisi adalah area dimana percabangan arteri basilar dan karotis internal
bersatu. Sirkulus Willisi terdiri atas dua arteri serebral, arteri komunikans anterior, kedua
arteri serebral posterior dan kedua arteri komunikans anterior. Jaringan sirkulasi ini
memungkinkan darah bersirkulasi dari satu hemisfer ke hemisfer yang lain dan dari bagain
anterior ke posterior otak. Ini merupakan sistem yang memungkinkan sirkulasi kolateral jika
satu pembuluh mengalami penyumbatan.
3
Sistem Karotis
Arteri karotis kanan adalah cabang arteri inominata yang berasal daru sisi kanan arkus
aorta. Arteri karotis komunis kiri berasal secara langsung dari arkus aorta. Pada tingkat tiroid,
arteri karotis komunis bercabang dua menjadi arteri karotis interna dan arteri karotis eksterna.
Ada juga kemoreseptor karotis dimana kemo reseptor karotis ini terletak di dekat
percabangan arteri karotis komunis, yang sensitif terhadap kadar karbon dioksida dan oksigen
darah, dan beroreseptor, yang membantu mengatur tekanan darah. Arteri karotis eksterna
menyuplai darah ke struktur dikepala dan leher, kecuali mata dan otak. Arteri karotis interna
menyebabkan arteri oftalmikus dan arteri serebri posterior berhubungan dengan arteri serebri
anterior dan arteri serebri media, yang membantu menyuplai darah ke otak.
4
Arteri Karotis Komunis
Arteri ini muncul dari arteri brakiosefalika di sebelah kanan dan dari lengkungan aorta
di sebelah kiri. Setiap karotid umum melewati atas leher dalam selubung karotis, bersama
dengan jugularis interna vena dan saraf vagus. Pada tingkat batas atas tiroid tulang rawan itu
terbagi menjadi arteri karotis internal dan eksternal.
5

Arteri Karotis Interna
Arteri karotis interna muncul dari arteri karotis communis pada bifurkasinya pada
tingkat ektremitas atas kartilago tiroid dan memiliki empat segmen yaitu :
Segmen cervical, Segmen ini naik secara vertikal menuju leher posterior dan sedikit
medial pada karotid eksterna arteri. ia terletak mendalam menuju otot
sternokleidomastoid,kelenjar parotid dan otot digastric serta otot stylohyoid, dan dipisahkan
dari bagian superior arteri karotid eksternal oleh otot styloglossus dan otot stylopharyngeal.
di dasar tengkorak memasuki kanal karotis yang terdapat pada tulang petrosa untuk menjadi
segment petrosus. Segmen cervical tidak memiliki cabang.
Segmen petrosus, Segmen ini begerak keatas dalam jarak pendek kemudian
membungkuk ke anteromedial membelok secara horizontal menuju anterior kavum timpani

3
dan koklea. Segmen ini keluar menuju antetior dekat puncak tulang petrosa untuk memasuki
bagian posterior dari foramen lacerum, lalu ia naik ke lokasi juxtasellar, menusuk lapisan
dural sinus cavernous untuk menjadi segmen kavernosa. Segmen petrosus memiliki 2 cabang
yaitu arteri caroticoympanic yang memperdarahi caroticotympani kemudian arteri pterygoid
yang berjalan menyusuri canal pterygoidea.
Segmen cavernosus (gua), Segmen ini ditutupi oleh selaput yang melapisi pembuluh
darah sinus dan mengikutinya secara berliku-liku, melewati anterior dan kemudian
superornedially untuk keluar pada bagian medial menuju anterior prosesus clinoid dan
menusuk lapisan dura kemudian menjadi segmen supraclinoid (cerebral). Segmen cavernosus
memiliki banyak carbang, diantaranya adalah arteri trunkus meningohypophyseal dan arteri
anterior meningea yang menuju bagian anterior sinus cavernosus serta arteri opthalmica lalu
muncul di arteri carotis interna sebelum dia muncul di sinus cavernosus. Kemudian
menyusuri canal opticus menuju orbit hanya dibawah dan lateral ke saraf opticus.
Segmen supraclinoid (cerebral), Segmen ini bergerak sedikit naik keatas dan lateral
untuk berjalan diantara saraf oculomotor dan opticus.terminasi arteri carotis interna menuju
substansi bawah berlubang bagian anterior, di mana terjadi bifurkasi menjadi arteri cerebri
anterior dan arteri serebral media. Cabang supraclinoid memperdarahi bagian supratentorial
dari otak, dan termasuk cabang-cabang hypophyseal superior (yang memasok kiasma optikus,
lobus anterior hipofisis dan tangkai hipofisis yang berdekatan), posterior arteri
menghubungkan dengan arteri koroid anterior dan tengah serta arteri cerebral anterior dan
terakhir adalah arteri kommunikan posterior yang menghubungkan dengan arteri cerebri
posterior untuk membetuk circulus willis.
5

Arteri Karotis Eksterna
Arteri ini naik menuju leher sedikit di depan karotid internal untuk membagi menjadi
dua cabang. Terminalnya, pada rahang atas dan arteri temporalis superfisial dan didalam
substansi dari kelenjar parotis.
Cabang dari arteri ini antara lain yaitu. Satu, arteri tiroid superior yang berjalan ke
bawah di sisi faring sebelum melewati depan ke kutub atas dari kelenjar tiroid di mana itu
terbagi menjadi dua cabang . Cabang atas mengikuti atas perbatasan kelenjar menuju isthmus
dan melewati bawah posterior perbatasan untuk beranastomosis dengan arteri tiroid inferior
dan sejumlah cabang laring disana. Dua, arteri lingual dimana muncul ujung tanduk yang
lebih besar pada hyoid dan loop ke atas pada jarak pendek sebelum berlari ke depan
mendalam menuju hyoglossus untuk masuk dan memasokan darah ke lidah. Loop ke atas

4
pada arteri lingual disilangkan oleh saraf hypoglossal . Tiga, arteri fasial yang berjalan ke
depan , bagian dalam menuju mandibula dimana dia tertanam di belakang kelenjar
submandibular. Kemudian putaran ikal ekstremitas bawah mandibula untuk mencapai wajah .
Di sini ia berjalan mengikuti bagian yang berliku-liku di sisi mulut dan lateral hidung untuk
mencapai sudut medial mata mana beranastomosis dengan cabang arteri ophthalmic. Empat,
arteri oksipital diamana posisinya lewat belakang , medial proses mastoid ,dan persediaan
bagian belakang kulit kepala . Lima, arteri temporalis superficialis yang muncul dari kelenjar
parotid dan berjalan di depan telinga dimana denyutan mungkin dapat dirasakan . lalu
didistribusikan ke sisi kulit kepala dan dahi . Enam, arteri maxillaris yang muncul dari
kelenjar parotis dan melewati secara mendalam menuju leher mandibula. berakhir dengan
masuk menuju fossa pterygopalatine yang melalui fisura pterygomaxillary . Cabang
utamanya adalah pada otot-otot lokal termasuk arteri temporalis yang mendalam menuju
bagian temporalis.
5
Arteri Vertebralis
Arteri vertebralis yang muncul dari arteri subklavia. memiliki segmen. Yang pertama
vertebral. segmen ini naik ke bagian posterosuperior antara colli longus dan otot sisi tak sama
panjang bagian anterior untuk memasuki foramina transversal dari tulang belakang leher pada
tingkat vertebra servikal keenam. Dari titik ini, arteri naik sebagai segmen servikal.
Segmen servikal yang melalui foramina transversal sampai atlas untuk menjadi
segmen yang ketiga yaitu segmen atlantic. segmen ini ketika keluar dari foramina transversal
pada tulang atlas, kemudian masuk cavitas cranial dengan menembus membran
atlantooccipital dan dura mater untuk menjadi segmen intracranial/intradural.
Segmen intracranial/intradural ini bergerak keatas dibagian anterior dan lateral sekitar
medulla untuk menjangkau sumbu tengah pada pontomedullari junction. Dan bergabung
dengan arteri vertebral dengan sisi yang berlawanan untuk membentuk arteri basilaris.
5

Vaskularisasi Vena
Vena merupakan pembuluh darah yang menuju jantung, semakin dekat kejantung
maka akan semakin besr ukurannya. Jumlah vena lebih banyak dan lebih besar dari pada
arteri. Vena dalam akan mendampingi arteri utama dan diberi nama sesuai dengan arterinya.
Terdapat beberapa jenis vena, yang akan di bahas disini adalah vena pada kepala dan leher.
Vena otak tidak berhubungan dengan arteri otak tetapi membentuk sinus venosus.
Darah dari otak mengalir ke pedalaman dan memasuki saluran yang dibentuk
duramater atau yang sering disebut sinus venosus. Sinus sagitalis superior kedudukannya

5
sesuai dengan tepi atas falx cerebri dan menerima darah dari otak sedangkan sinus sagitalis
inferior menyalurkan darah dari falx cerebri dan jaringan otak sekitarnya. Sinus rektus
terletak diantara falx cerebri dan tentorium cerebelli. Sinus transversus terletak dekat dengan
tengkorak menerima darah dari sinus lainnya dan setelah melalui foramen jugulare maka
akan menjadi vena jugularis interna kanan dan kiri. Vena jugularis interna terletak jauh
didalam leher bersi darah yang berasal dari ruang dalam tengkorak dan juga menerima darah
dari vena lingualis, facalis, dan tiroidalis. Vena jugularis eksterna vena tepi halus yang berada
di bawah dan belakang telinga akan bergabung dan masuk ke vena subclavia. Sesuda terletak
di bagian depan leher makan vena jugularis interna akan membawa darah ini untuk
bergabung dengan vena jugularis eksterna.
6

Mekanisme Implus Saraf
Proses hantaran impuls pada saraf dimulai dengan terjadinya potensial aksi. Pada
awalnya, serabut saraf mendapatkan stimulus yang cukup, sehingga mengakibatkan gerbang
Na+ terbuka. Kemudian, ion Na+ bermuatan positif ini bergerak ke dalam sel, mengubah
potensial istirahat (polarisasi) menjadi potensial aksi (depolarisasi). Ditunjukan dengan
pergeseran diferensial ke puncak listrik (potensial puncak). Depolarisasi juga menyebabkan
terbukanya lebih banyak lagi gerbang natrium, yang kemudian akan mempercepat respons
dalam siklus umpan balik positif.
7

Setelah inisiasi, potensial aksi menjalar di sepanjang serabut saraf dengan kecepatan
dan amplitudo yang tetap. Arus listrik lokal yang menyebar ke area membran yang
berdekatan. Hal ini menyebabkan gerbang natrium membuka dan mengakibatkan gelombang
depolarisasi menjalar sepanjang saraf. Dengan cara ini, sinyal atau impuls saraf ditransmisi
dari satu sisi dalam sistem saraf ke sisi lain.
7

Sinaps adalah sisi (penghubung/junction) yang tidak berdekatan), tempat
berlangsungnya pemindahan impuls dari ujung akson suatu neuron ke neuron lain atau ke
otot atau ke kelenjar. Pada transmisi dari neuron ke neuron, hubungannya dapat berasal dari
akson suatu neuron ke dendit, ke badan sel atau ke akson neuron yang kedua. Neuron
presinaptik membawa impuls menuju sinaps, sedangkan neuron postsinaptik membawa
impuls menjauhi sinaps. Ada dua jenis sinaps, yaitu sinaps kimiawi dan sinaps listrik.
7
Pada sinaps kimiawi, suatu neurotransmitter (zat kimia) dilepas dari terminal akson
presinaptik, mengalir menyeberangi celah sinaptik dan melekat pada reseptor membran
postsinaptik. Ujung akson presinaptik disebut terminal bouton. Ujung ini melepas
neurotransmitter dari vesikel sinaptik saat potensial aksi mencapai terminal, saluran ion

6
kalsium terbuka dan ion kalsium memasuki terminal bouton. Ion kalsium memfasilitasi aliran
neurotransmitter saat menyeberangi celah sinaptik dan melekat pada reseptor postsinaptik.
7

Transmisi zat kimia bersifat satu arah karena neurotransmitter hanya dilepas dari
neuron presinaptik. Ada dua jenis sinaps kimiawi yaitu sinaps eksitatoris dan sinaps
inhibitorik. Sinaps eksitatorik itu beberapa neurotransmitter mengeksitasi neuron
postsinaptik, menyebabkan depolarisasi dan mengakibatkan terbentuknya potensial
postsinaptik eksitatoris. Sedangkan sinaps inhibitorik itu, neurotransmitternya menyebabkan
peningkatan potensial istirahat neuron postsinaptik bersifat inhibitorik; neorotransmitter ini
membuat postsinaptik lebih bermuatan negatif akibat penurunan permeabilitas membran
terhadap aliran masuk Na+ dan meningkatkan permeabilitas membran terhadap aliran keluar
ion K+.
7

Peningkatan negativitas internal ini disebut hiperpolarisasi dan mengakibatkan
terbentuknya potensial postsinaptik inhibitorik. Pada sinaps kimiawi ini ada terdapat suatu
istilah, yaitu waktu tunda sinaptik. Waktu tunda sinaptik adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menyebrangi sutau sinaps kimiawi. Dibutuhkan waktu lebih banyak untuk pelepasan, difusi,
penerimaan dan untuk melihat pengaruh neurotransmitter terhadap sebuah sinaps daripada
waktu yang dibutuhkan untuk perambatan potensial aksi di sepanjang serabut saraf tersebut.
Selain itu, ada efek transmisi kimia pada neuron postsinaptik adalah perambahan jumlah dan
jenis neurotransmitter yang mencapai membran postsinaptik.
7

Sumasi temporal adalah penambahan jumlah neurotransmitter karena adanya
peningkatan frekuensi stimulasi oleh satu atau beberapa neuron postsinaptik.Sumasi spasial
adalah stimulasi pada penambahan jumlah terminal presinaptik eksitatoris untuk menambah
jumlah neurotransmitter. Jika potensial postsinaptik eksitatoris dan potensial postsinaptik
inhibitorik mengenai membran postsinaptik, maka hasilnya eksitasi atau inhibisi ditentukan
melalui penjumlahan aljabar efek eksitatoris dan inhibitorik, sumasi temporal dan sumasi
spasial.
7

Adapun molekul neurotransmitter yang dilepas ke dalam celah sinaptik harus segera
diinaktivasi agar repolarisasi neuron postsinaptik dapat terjadi untuk lintasan impuls
selanjutnya. Neurotransmitter dapat diinaktivasi oleh kerja enzim. Molekul neurotransmitter
dapat ditarik kembali ke dalam neuron yang melepaskannya dan diperbaharui untuk
penggunaan tambahan. Neurotransmitter dapat berdifusi secara pasif menjauihi celah
sinaptik. Sebuah sinaps merupakan subjek keletihan setelah stimulasi berulang dengan
kecepatan tinggi. Setelah beberapa milidetik, kecepatan output neuron postsinaptik
berkurang, walaupun neuron presinaptik masih melontarkan ion.
7


7
Di otak, keletihan sinaptik berperan sebagai mekanisme presinaptik merupakan alasan
utama di balik keletihan sinaptik, tetapi inaktivasi pada reseptor membran neuron
postsinaptik dapat juga menjadi suatu penyebab. Pada sinaps kimiawi ini, ada suatu bahan
yang bernama neuromodulasi. Neuromodulasi ini adalah zat kimia seperti hormon yang dapat
meningkatkan atau mengurangi respons sinaptik. Zat ini dapat bekerja pada sisi presinaptik
atau postsinaptik.
7
Mekanisme Kerja Neurotransmiter
Bagian yang menghubungkan satu neuron(sel saraf) dengan neuron yang lain disebut
sinapsis. Sinapsis ini terdiri dari 2 bagian, yaitu presinapsis dan post sinapsis.
Neurotransmitter adalah suatu zat kimia yang dilepaskan oleh bagian presinaps ke bagian
post sinaps untuk menghantarkan impuls dari satu neuron (sel saraf) ke neuron yang lain.
Ketika impuls mencapai bagian sinapsis, makan gerbang kalsium akna terbuka dan ion ion
kalsium akan masuk ke dalam presinapsis. Ion kalsium ini akan merangsang vesikel di dalam
presinaps untuk mengeluarkan neurotransmitter secara eksositosis. Setelah keluar,
neurotransmitter akan menuju ke bagian postsinaps dan akan menempel pada reseptornya
sehingga gerbang ion akan terbuka di bagian post sinaps. Dengan terbukanya gerbang ion
tersebut, maka ion yang ada diluar serabut saraf akan masuk sehingga terjadilah impuls pada
serabut saraf selanjutnya. Ada beberapa neurotransmitter yang telah dikenal dan diidentifikasi
hingga saat ini, yaitu antara lain :
1. Asetilkolin
Merupakan neurotransmitter yang dilepaskan oleh saraf saraf parasimpatis dan juga
saraf saraf preganglionik.
2. Norepinefrin
Merupakan neurotransmitter yang hanya dikeluarkan oleh saraf saraf simpatis.
Selain itu norepinefrin juga dihasilkan sebagai hormone pada kelenjar adrenal.
3. Serotonin
Merupakan neurotransmitter pada bagian otak yang fungsinya sebagai penghambat
nafsu makan dan menimbulkan rasa tenang.
4. Dopamin
Juga terdapat di dalam otak, tetapi fungsinya berlawanan dengan serotonin. Dopamin
biasanya disekresi ketika kita dalam keadaan stress, depresi, khawatir, dll.
5. GABA (Gamma Amino Butiric Acid)

8
Merupakan neurotransmitter inhibitor, artinya akan menghalangi penghantaran impuls
di serabut saraf. GABA akan membuka gerbang ion chlorine yang bermuatan negative
sehingga serabut saraf akan bermuatan sangat negative. Dengan begitu impuls sulit
untuk dihantarkan melalui serabut saraf.
8

Kesimpulan
Setelah mengetahui fungsi dari system vaskularisasi otak yang terdiri dari pembuluh
darah arteri dan pembuluh darah vena dan mengetahuai cara kerjanya serta neurotransmitter
yang berhubungan dengannya anatara lain asetilkolin, epinefrin, norepinefrin dan dopamin,
serotonin,histamin ,peptida opioid, serta GABA dapat disimpulkan bahwa berdasarkan kasus
tersebut terjadinya defisit neurologic tersebut merupakan akibat dari terganggungya system
vaskularisasi otak.
Daftar Pustaka
1. Wahyu G G. Stroke hanya menyerang orang tua ?.Seri Kesehatan Populer.
2. Muttaqin A. Buku ajaran usaha keperawatan dengan gangguan sistem pernafasan. Jakarta:
Penerbit Salemba; 2008.
3. Cerebro Vaskular Disease dan Gangguan Kesadaran. Diunduh dari
http://belajaraskep.blogspot.com/2012/04/askep-cerebro-vascular-disease-dan.html , 21
April 2014.
4. Arteri Karotis. Diunduh dari http://kamussehat.wordpress.com/2010/02/15/arteri-karotis-
2/ , 21 April 2014.
5. Netter F H. Anatomy and Physiologi Nervous System. Volume 1. Miami,
Florida.CIBBA.
6. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Veldman J, penerjemah. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 2003.
7. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2004.
8. Guyton,Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2007.h.145-6.

Anda mungkin juga menyukai