Anda di halaman 1dari 4

Ekshumasi

Eks: Keluar
Humasi: Humus (tanah)

Keluar tanah=menggali kuburan orang yang sudah meninggal untuk mencari penyebab kematian dan
identitas seseorang.

Kepentingan ekshumasi ada 2. Forensik dan non forensik.
Forensik kepentingan peradilan
Kuburan perlu digali lagi untuk memeriksa dan membuat visum et repertum (laporan resmi dari dokter
forensik terkait segala sesuatu yang dilihat dan ditemukan pada mayat) yang belum terdapat sebelumnya.
Misal pada korban suatu pembunuhan dimana korban dikubur disuatu tempat dan dibuat seolah wajar.

Kenapa ekshamasi?
a. Penguburan mayat secara ilegal untuk menyembunyikan kematian atau karena alasan-alasan
kriminal.
b. Pada kasus dimana sebab kematian yang tertera dalam surat keterangan kematian tidak jelas dan
menimbulkan pertanyaan seperti keracunan dan gantung diri.
c. Pada kasus dimana identitas mayat yang dikubur tidak jelas kebenarannya atau diragukan.
d. Pada kasus kriminal untuk menentukan penyebab kematian yang diragukan, misalnya pada kasus
pembunuhan yang ditutupi seakan-akan bunuh diri.



Prosedur Ekshumasi
Persiapan Penggalian Kubur Pelaksanaan Penggalian Kubur Penyerahan ke penyidik

Persiapan Penggalian Kubur terdiri atas:
1. Surat persetujuan keluarga mayat tentang pembongkaran kubur
2. Surat pernyataan dari keluarga atau saksi lain bahwa kuburan tersebut benar milik mayat yang
akan diperiksa
3. Surat penyitaan sebagai barang bukti oleh penyidik
4. Surat permintaan visum et repertum kepada dokter
5. Berita acara pembongkaran kuburan harus dibuat kronologis
6. Peralatan dan sarana lain yang diperlukan

Pelaksanaan Penggalian Kuburan:
1. Perlu dihadiri oleh dokter, penyidik, pemuka masyarakat setempat, pihak keamanan, petugas
pemakaman dan penggali kuburan.
2. Memastikan kuburan yang harus digali dengan kehadiran pihak keluarga atau ahli waris atau saksi
3. Sebelum digali kuburan harus ditutup tabir
4. Mencatat kronologis pembongkaran (siapa saja yang hadir, tempat alamat penggalian, jam, bentuk
tinggi nisan, identitas mayat, setiap kedalaman tertentu harus dicatat dan difoto, keadaan tanah,
komposisi tanah mis:pasir atau tanah liat, ambil sampel tanah, jam berapa mayat diangkat,
keadaan dan posisi jenazah, barang yang ikut terkubur).
Penyerahan ke penyidik
Dilakukan penyerahan kembali ke penyidik bahwa pemeriksaan terhadap jenazah telah selesai buat
berita acara pemakaman kembali buat berita acara penyerahan kembali kuburan kepada keluarga.


Aspek Legal Ekshumasi
Sebab kematian tidak dapat ditentukan hanya dari pemeriksaan luar saja jadi harus dibedah.
KUHAP pasal 134 ayat ( 1 )
Dalam hal sangat diperlukan di mana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi
dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.
KUHAP pasal 134 ayat ( 2 )
Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan dengan sejelas jelasnya tentang maksud
dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut.

Jika keluarga menghalangi
pasal 222 KUHP:
Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat untuk
pengadilan dihukum dengan penjara selama-lamanya 9 bulan atau denda sebanyak-banyaknya tiga ratus
ribu rupiah

Bila tidak ada tanggapan dari pihak keluarga tentang autopsy
KUHAP pasal 134 ayat ( 3 ):
Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang perlu diberitahu
tidak diketemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133
ayat ( 3 ) undang undang ini.

Jika jenazah yang akan diautopsi telah dikuburkan maka perlu dilakukan ekshumasi atau penggalian
kubur. Tentang ekshumasi atau penggalian kubur ini diatur dalam KUHAP pasal 135
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan perlu melakukan penggalian mayat, dilaksanakan
menurut ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (2) dan pasal 134 ayat ( 1 ) undang
undang ini.

Semua biaya yang dikeluarkan ditanggung Negara
KUHAP pasal 136
Semua biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam bagian
kedua bab XIV ditanggung oleh negara.


PEMERIKSAAN TERHADAP JENAZAH EKSHUMASI (AUTOPSI)
Auto: sendiri dan opsis: melihat
Autopsi adalah pemeriksaan terhadap tubuh mayat, meliputi pemeriksaan terhadap bagian luar maupun
bagian dalam, dengan tujuan menemukan proses penyakit dan atau adanya cedera, melakukan interpretsi
atas penemuan penemuan tersebut, menerangkan penyebabnya serta mencari hubungan sebab akibat
antara kelainan kelainan yang ditemukan dengan penyebab kematian.



3 jenis autopsi:
1. Autopsi klinik
Dilakukan terhadap mayat seseorang yang menderita penyakit, dirawat di Rumah Sakit tapi kemudian
meninggal dunia. Adapun tujuan dilakukannya autopsi klinik adalah :
menentukan sebab kematian yang pasti
menentukan apakah diagnosis klinik yang dibuat selama perawatan sesuai dengan diagnosis
postmortem
mengetahui korelasi proses penyakit yang ditemukan dengan diagnosis klinis dan gejala gejala
klinis
menentukan efektivitas pengobatan
mempelajari perjalanan lazim suatu proses penyakit

2. Autopsi forensik (ekshumasi)
Dilakukan terhadap mayat seseorang berdasarkan peraturan undang undang, dengan tujuan :
membantu dalam hal penentuan identitas mayat
menentukan sebab pasti kematian, memperkirakan cara kematian, serta saat kematian
mengumpulkan serta mengenali benda benda bukti untuk penentuan identitas benda penyebab
serta identitas pelaku kejahatan.
Membuat laporan tertulis yang objektif berdasarkan fakta dalam bentuk visum et repertum
Melindungi orang yang tidak bersalah dan membantu dalam penentuan identitas serta penuntutan
terhadap orang yang bersalah

3. Autopsi anatomi.
Autopsi yang dilakukan pada pendidikan para mahasiswa kedokteran dan para dokter.


Adapun teknik autopsi yang dapat digunakan antara lain:
1. Teknik Virchow
Setelah dilakukan pembukaan rongga tubuh, organ organ dikeluarkan satu persatu dan langsung
diperiksa. Dengan demikian kelainan kelainan yang terdapat pada masing masing organ yang
tergolong dalam satu sistem menjadi hilang. Teknik ini kurang baik bila digunakan pada autopsi
forensik, terutama pada kasus penembakan dengan senjata api dan penusukan dengan senjata
tajam.
2. Teknik Rokitansky
Setelah rongga tubuh dibuka, organ dilihat, dan diperiksa dengan melakukan beberapa irisan in
situ, baru kemudian seluruh organ organ tersebut dikeluarkan dalam kumpulan kumpulan
organ (en bloc). Teknik ini pun tidak baik digunakan untuk autopsi forensik.
3. Teknik Letulle
Setelah rongga tubuh dibuka, organ leher, dada, diafragma, dan perut dikeluarkan sekaligus (en
masse). Kepala diletakan di atas meja dengan permukaan posterior menghadap ke atas. Plexus
coeliacus dan kelenjar para aortal diperiksa, aorta dibuka sampai arcus aortae dan Aa. renales
kanan dan kiri dibuka serta diperiksa. Aorta diputus di atas muara a. Renalis. Rectum dipisahkan
dari sigmoid. Organ urogenital dipisahkan dari organ lain. Bagian proksimal jejunum diikat pada
dua tempat dan kemudian diputus antara dua ikatan tersebut dan usus dapat dilepaskan. Esofagus
dilepaskan dari trakhea, tetapi hubungannya dengan lambung dipertahankan. Vena cava inferior
serta aorta diputus di atas diafragma dan dengan demikian organ leher dan dada dapat dilepas
dari organ perut. Dengan pengangkatan organ organ tubuh secara en masse ini, hubungan antar
organ tetap dipertahankan setelah seluruh organ dikeluarkan dari tubuh. Kerugian teknik ini adalah
sukar dilakukan tanpa pembantu, serta agak sukar karena panjangnya kumpulan organ organ
yang dikeluarkan sekaligus.

4. Teknik Ghon
Setelah rongga tubuh dibuka, organ leher dan dada, organ pencernaan bersama hati dan limpa,
organ urogenital diangkat keluar sebagai 3 kumpulan organ ( bloc ).

Pada autopsi jenazah yang baru meninggal dunia, terkadang sulit untuk menentukan penyebab
kematiannya. Apalagi autopsi pada kasus ekshumasi dimana jenazah yang sudah dikuburkan
mulai dari beberapa hari sampai beberapa tahun sehingga tidak semua autopsi pada ekshumasi
dapat menjelaskan tentang penyebab kematiannya, terutama pada jenazah yang telah mengalami
pembusukan.

Anda mungkin juga menyukai