Anda di halaman 1dari 18

MEDAN MAGNET INDUKSI

MEDAN MAGNET INDUKSI


BY WINARNO
UNIVERSITAS BENGKULU
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini hampir semua orang memiliki peralatan yang satu ini. Dia begitu kecil yang bisa
dengan nyaman diletakkan di dalam saku, namun dianggap memiliki fungsi yang sangat besar
terutama untuk berkomunikasi. Ya, benda itu adalah sebuah ponsel (telepon seluler). Saat ini
ponsel tidak hanya digunakan untuk menelpon saja tetapi juga untuk fungsi lain seperti mengirim
dan menerima pesan singkat (sms), mendengarkan musik, atau mengambil foto. Bagaimana
perangkat ponsel dapat terhubung dengan perangkat ponsel yang lain padahal mereka saling
berjauhan?
Peralatan yang lain seperti Konsep yang bisa menjelaskan fenomena ini adalah konsep
gelombang elektromagnetik. Dan, konsep gelombang elektromagnetik ternyata sangat luas tidak
hanya berkaitan dengan TV atau ponsel saja, melainkan banyak aplikasi lain yang bisa sering
kita temukan sehari-hari di sekitar kita. Aplikasi tersebut meliputi microwave, radio, radar, atau
sinar-x.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan medan magnet induksi adalah: menghitung konstanta puntiran
kawat tembaga ( torsional )
1.3 Batasan Percobaan
Dalam percobaan yang dilakukan hanya akan membahas mengenai besarnya konstanta
puntiran kawat tembaga yang digunakan dalam praktikum
1.4 Manfaat percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
Bagi mahasiswa, percobaan diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami materi
yang sudah disampaikan dalam kelas dan membantu mendapatkan data dan hasil yang akan
dilaporkan dalam laporan.
Bagi dosen, percobaan ini diharapkan dapat membantu dalam memberiakn nilai kepada
mahasiswa yang mengambil matakuliah eksperimen fisika.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Medan Magnet
Sebuah benda yang bergetar akan mengalami redaman yang disebabkan oleh medan magnet
bumi. Untuk mendapatkan getaran yang bebas dari redaman digunakan medan magnet induksi
yang terjadi karena kumparan kawat dialiri arus listrik. Megnet batang yang ditempatkan
dalamdaerah medan magnet induksi akan bergetar selarqa dan tidak terendam. Bila perioda
getaran diketahui, maka konstanta puntiran kawat dapat dihitung dari:

Dengan: I = konstanta inersia benda ( magnet batang )
K = konstanta puntiran
Gejala timbulnya medan magnet oleh arus listrik pertama kali diselidiki oleh Hans
Christian Oersted (1777-1851) yang melakukan percobaan penyimpangan magnet jarum ketika
diletakkan sejajar dengan kawat penghantar berarus listrik.
Arah garis-garis medan magnet arah induksi magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik
ditentukan dengan kaidah tangan kanan atau kaidah sekrup putar kanan, seperti gambar di
bawah ini :

3.2 Rumus Biot-Savart

Besarnya induksi magnet di sebuah titik P yang berjarak r dari sebuah elemen arus i yang
sangat kecil yang panjangnya Al dapat ditulis dalam bentuk persamaan :

dengan :
k = = 10
-7
weber/ampere.meter
0 = permeabilitas magnet dalam ruang hampa atau udara
= 4t.k =12,57 x 10
-7
weber/ampere.meter
sehingga rumus Biot-Savart dapat ditulis sebagai :

Beberapa rumus yang merupakan hasil penurunan rumus Biot-Savart antara lain
digunakan untuk menentukan ;
a. Induksi magnet di dekat kawat lurus panjang berarus listrik

dengan :
B = induksi magnet pada suatu titik (wb/m
2
atau tesla)
0 = 4t x 10
-7
wb/Am
i = kuat arus (A)
a = jarak titik ke kawat berarus (m)

b. Induksi magnet di sekitar arus melingkar
- Induksi magnet di titik P yang berada pada sumbu kawat melingkar berarus

- Induksi magnet di pusat lingkaran O

dengan N jumlah lilitan kawat (tipis)

c. Induksi magnet pada solenoida dan toroida
- Solenoida adalah suatu lilitan atau kumparan yang rapat dan tebal.
Induksi magnet pada ujung solenoida

dengan adalah banyaknya lilitan per satuan panjang solenoida.
Induksi magnet di tengah-tengah solenoida

- Toroida adalah solenoida yang dilengkungkan sehingga sumbu-sumbunya membentuk suatu
lingkaran.
Induksi magnet pada sumbu toroida

dengan R = jari-jari toroida.
3.3 Gaya Magnetik
Gaya magnetik atau gaya Lorentz adalah gaya interaksi antara arus atau muatan listrik
yang bergerak dengan medan magnet homogen yang mempengaruhinya.
Arah gaya magnetik ini dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan, seperti gambar di bawah
ini.

Besarnya gaya magnetik pada penghantar yang panjangnya l dan dialiri arus i dengan i
membentuk sudut u terhadap medan magnet homogen B adalah :
F = B.i.l sinu
Untuk muatan listrik q yang bergerak dengan dengan kecepatan v dalam medan magnet
homogen B, gaya magnetik yang mempengaruhi muatan adalah :
F = B.q.v sinu
Keterangan :
B = medan magnet homogen (wb/m
2
atau tesla)
i = arus listrik (Ampere)
l = panjang kawat penghantar (meter)
u = sudut (i, B) atau (v, B)
q = muatan listrik (Coulomb)
v = kecepatan gerak muatan (m/s)
F = gaya magnetik (Newton)
3.4 Penerapan Gaya Magnetik
Gaya magnetik digunakan dalam pembuatan motor listrik atau elektromotor yang
berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik berdasarkan prinsip kerja momen
kopel.

Kawat PQRS akan berputar pada sumbu O-O oleh momen kopel
o = F.d
maka : o = F.(PS) = (B.i.PQ).(PS)
o = B.i.A
Bila PQRS membentuk sudut o dengan B maka : o = B.i.A sino
Bila PQRS terdiri dari N lilitan maka :
o = N.B.i.A sino
3.5 Sifat Kemagnetan Bahan
Hukum Coulomb untuk magnet dapat dituliskan sebagai :

dengan :
F = gaya magnetik (N)
m = kuat kutub magnet (A.m)
r = jarak antara kedua kutub (m)
k = tetapan pembanding = = 10
-7
wb/Am
Sedangkan rumus kuat medan magnet adalah

Hubungan kuat medan magnet dengan induksi magnet atau rapat fluks magnet dinyatakan
dengan :

adalah permeabilitas bahan, untuk hampa udara atau udara = 1, sedangkan untuk bahan-
bahan lain >1.
Sifat kemagnetan bahan
Bahan ferromagnetik yaitu jenis bahan yang sangat mudah dipengaruhi medan magnet, contoh :
kobal, besi, nikel, gadolinium. Sifat kemagnetan bahan ini akan hilang bila suhunya mencapai
suhu Curie.
Bahan paramagnetik yaitu jenis bahan yang dapat dipengaruhi medan magnet tetapi lebih sulit
dibandingkan bahan ferromagnetik dan tidak dapat dibuat menjadi magnet permanen, contoh :
mangaan, platina, aluminium, magnesium, timah, wolfram, oksigen, dan udara.
Bahan diamagnetik yaitu jenis bahan yang sulit dipengaruhi medan magnet bahkan bersifat melawan
kemagnetan luar, contoh : bismut, timbal, antimon, air raksa, emas, perak, air, posfor, dan
tembaga.
3.6 Induksi Elektromagnetik
Induksi elektromagnetik adalah gejala terjadinya arus listrik dalam suatu penghantar
akibat perubahan medan magnet di sekitar kawat penghantar tersebut. Arus listrik yang terjadi
disebut arus imbas atau arus induksi. Gejala ini pertama kali diselidiki oleh Michael Faraday.

Jarum galvanometer menyimpang selama magnet batang digerakkan mendekati atau
menjauhi kumparan dan sebaliknya kumparan yang digerakkan mendekati atau menjauhi magnet
batang, yang berarti arus induksi timbul selama terjadi perubahan garis-garis gaya medan magnet
dalam kumparan. Sedangkan bila kedua-duanya diam, jarum galvanometer tidak menyimpang,
yang berarti tidak terjadi arus induksi.
Dalam percobaan di atas, arus induksi timbul karena adanya beda potensial antara ujung-
ujung kumparan yang disebut dengan gaya gerak listrik induksi (ggl induksi).
Arah arus induksi ditentukan dengan hukum Lenz atau kaidah tangan kanan, yang
berbunyi : arah arus induksi dalam suatu penghantar itu sedemikian sehingga menghasilkan
medan magnet baru yang melawan perubahan garis-garis gaya magnet semula yang
menimbulkannya.

Besarnya ggl induksi dari sebuah kawat penghantar yang digerakkan di dalam medan magnet
dinyatakan dengan persamaan :
c = -B.l.v
dengan :
c = ggl induksi (volt)
B = induksi magnet (tesla)
L = panjang kawat (m)
v = kecepatan gerak kawat (m/s)
atau dengan persamaan :

c = ggl induksi (volt)
N = jumlah lilitan
= cepat perubahan fluks magnetik (wb/s)
Fluks magnetik | dirumuskan sebagai perkalian induksi magnet (kerapatan garis gaya B)
dengan luas daerah A yang dilingkupinya.
| = B. A
3.7 Penerapan Induksi Elektromagnetik
Konsep induksi elektromagnetik banyak diterapkan dalam beberapa peralatan listrik,
misalnya :
- Arus pusar(arus Eddy) pada tungku induksi (setrika listrik, kompor listrik, solder listrik, dan
sebagainya) dan rem magnetik
- Dinamo
- Alternator
- Transformator
Transformator
Transformator atau trafo adalah alat untuk memperbesar atau memperkecil tegangan listrik
bolak-balik berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Transformator penurun tegangan disebut trafo step down sedangkan yang menaikkan tegangan
disebut trafo step up.
Simbol transformator

(V1,N1) (V2,N2)
kumparan kumparan
primer sekunder
karena dan
maka
dengan :
V1 = tegangan pada kumparan primer
V2 = tegangan pada kumparan sekunder
N1 = jumlah lilitan pada kumparan primer
N2 = jumlah lilitan pada kumparan sekunder
Apabila pengubahan tegangan tidak menimbulkan pengurangan energi, maka
transformator tersebut merupakan trafo ideal, dengan daya input pada primer sama dengan daya
output pada sekunder.
P1 = P2
V1.i1 = V2.i2
Tetapi biasanya pengubahan tegangan pada transformator selalu menimbulkan kehilangan energi
yang disebabkan oleh :
- Pemanasan joule, yaitu panas yang terjadi karena adanya hambatan listrik pada penghantar
berupa kumparan
- Pemanasan arus pusar, yaitu panas yang timbul karena adanya arus pusar.
Sehingga pada transformator dikenal adanya efisiensi yang merupakan prosentase daya output
terhadap daya input, yang ditulis dengan persamaan :

dapat juga dituliskan sebagai :
qV1.i1 = V2.i2
dengan :
q = efisiensi trasformator
V1 = tegangan primer (volt)
V2 = tegangan sekunder (volt)
i1 = arus primer (A)
i2 = arus sekunder (A)
N1 = jumlah lilitan primer
N2 = jumlah lilitan sekunder
P1 = daya sekunder (watt)
P2 = daya primer (watt)
BAB III
METODE EKSPERIMEN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Percobaan
Percobaan medan magnet induksi ini dilakukan oleh praktikan pada:
Hari / tanggal : Selasa / 23 juni 2009
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : laboratorium fisika UNIVERSITAS BENGKULU
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dugunakan dalam percobaan ini adalah:
1. kumparan 800 lilitan dengan diameter kawat 1mm
2. magnet batang
3. stopwach ( menggunakan HP yang ada stopwatch_nya)
4. sumber tegangan
5. kabel merah dan hitam 2 pasang
6. ampere meter
3.3 langkah kerja
1. disusun alat yang diperlukan seperti dalam petunjuk yang dikemukakan oleh asisten
2. dilakukan ujicoba pada praktikum untuk mendapatkan data
3. digunakan sumber tegangan untuk mendapatkan arus listrik ke kumparan
4. dihitung banyaknya getaran yang dihasilkan pada magnet batang sebanyak 20 ayunan
5. digunakan stopwatch untuk menghitung waktu yang digunakan dalam 20 ayunan
6. diamati fenomena apa yang terjadi
7. dilengkapi tabel yang disediakan dalam modul
3.4 Teknik Analisa Data
Untuk mengolah data diperlukan data-data percobaan medan magnet induksi. Data-data
yang diambil dimasukkan dalam rumus:
untuk mendapatkan periode yang dibutuhkan
dan
untuk mendapatkan k, maka akanmenjadi:
Dimana: T = periode yang digunakan
t = waktu
n = jumlah ayunan
k = konstanta puntiran
I = moment inersia benda
= konstanta 3,14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data praktikum:
Massa magnet batang = 77,8 g
Ukuran magnet batang, panjang = 7,5 x 10
-2
m; lebar = 1,5 x 10
-2
m; tebal =1 x 10
-2
m
Momen inersia magnet batang = 3,7908 x 10
-5
kgm
2

Besar arus listrik yang digunakan = 2 mA
No n ( jumlah ayunan) t (waktu) T ( perioda )
1 20 11,09 0,55
2 20 11,40 0,57
3 20 12,12 0,60
4 20 13,00 0,65
5 20 10,70 0,53
6 20 10,50 0,52
7 20 11,13 0,55
8 20 10,62 0,53
9 20 11,11 0,55
10 20 11,45 0,57
Tabel1
Analisa data:
# dengan menggunakan program Microsoft exell
No T T
2
4 x
2
I k
1 0,55 0,3025 39,4384 0,000037908 0,004942251
2 0,57 0,3249 39,4384 0,000037908 0,004601511
3 0,6 0,36 39,4384 0,000037908 0,004152864
4 0,65 0,4225 39,4384 0,000037908 0,003538535
5 0,53 0,2809 39,4384 0,000037908 0,005322289
6 0,52 0,2704 39,4384 0,000037908 0,00552896
7 0,55 0,3025 39,4384 0,000037908 0,004942251
8 0,53 0,2809 39,4384 0,000037908 0,005322289
9 0,55 0,3025 39,4384 0,000037908 0,004942251
10 0,57 0,3249 39,4384 0,000037908 0,004601511
Tabel2


# secara matematis / manual
No T k
1
0,55

2
0,57

3
0,6

4
0,65

5
0,53

6
0,52

7
0,55

8
0,53

9
0,55

10
0,57

Tabel3
# data ralat
No K krata-rata (K-krata-rata) (K-krata-rata)
2

1 0,0049 0,00476 0,00014 0,000000019
2 0,0046 0,00476 -0,00016 0,000000026
3 0,0041 0,00476 -0,00066 0,000000436
4 0,0035 0,00476 -0,00126 0,000001587
5 0,0053 0,00476 0,00054 0,000000291
6 0,0055 0,00476 0,00074 0,000000547
7 0,0049 0,00476 0,00014 0,000000019
8 0,0053 0,00476 0,00054 0,000000291
9 0,0049 0,00476 0,00014 0,000000019
10 0,0046 0,00476 -0,00016 0,000000026
jumlah 0,0476 - 0 0,00000328
rata-rata 0,00476 -

Tabel4
Dari data yang diperoleh, dapat dikemukakan beberapa hal:
Magnet batang yang digunakan dalam percobaan ada;ah 77,8 gr dan ukurannya adalah : panjang
= 7,5 x 10
-2
m; lebar = 1,5 x 10
-2
m; tebal =1 x 10
-2
m; Momen inersia magnet batang = 3,7908 x
10
-5
kgm
2
; Besar arus listrik yang digunakan = 2 mA, setelahy dialiri arus listrik dalam kumparan
menghasilkan ayunan ( magnet bergerak). Ini disebabkab oleh kumparan yang dgunakan dan
terjadi aliran arus listrik. Disini kita bisa mengambil data berupa jumlah ayunan yang ditetapkan
dengan waktu yang dibutuhkan dalam n ayunan akan menghasilkan perioda selanjutnya dengan
mnggunakan rumus: akan mendapatkan suatu konstanta puntiran kawat tembaga.
Data yang dihasilkan bisa dilihat dalam tabel2 dan tabel3. pada tabel 2 digunakan perhitungan
dengan menggunakan microsoft exell dan pada tabel 3 dugunakan perhitungan secara manual
dan ternyata hasilnya tidak berbeda besarnya.
Sebagaimana yang telah dibahas bahwa ada dua hukum dasar yang menghubungkan
gejala kelistrikan dan kemagnetan.
Pertama, arus listrik dapat menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Ini dikenal sebagai
gejala induksi magnet. Peletak dasar konsep ini adalah Oersted yang telah menemukan gejala
ini secara eksperimen dan dirumuskan secara lengkap oleh Ampere. Gejala induksi magnet
dikenal sebagai Hukum Ampere.
Kedua, medan magnet yang berubah-ubah terhadap waktu dapat menghasilkan (menginduksi)
medan listrik dalam bentuk arus listrik. Gejala ini dikenal sebagai gejala induksi elektromagnet.
Konsep induksi elektromagnet ditemukan secara eksperimen oleh Michael Faraday dan
dirumuskan secara lengkap oleh Joseph Henry. Hukum induksi elektromagnet sendiri kemudian
dikenal sebagai Hukum Faraday-Henry.
Dari kedua prinsip dasar listrik magnet di atas dan dengan mempertimbangkan konsep
simetri yang berlaku dalam hukum alam, James Clerk Maxwell mengajukan suatu usulan.
Usulan yang dikemukakan Maxwell, yaitu bahwa jika medan magnet yang berubah terhadap
waktu dapat menghasilkan medan listrik maka hal sebaliknya boleh jadi dapat terjadi. Dengan
demikian Maxwell mengusulkan bahwa medan listrik yang berubah terhadap waktu dapat
menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Usulan Maxwell ini kemudian menjadi hukum
ketiga yang menghubungkan antara kelistrikan dan kemagnetan.
Jadi, prinsip ketiga adalah medan listrik yang berubah-ubah terhadap waktu dapat
menghasilkan medan magnet. Prinsip ketiga ini yang dikemukakan oleh Maxwell pada dasarnya
merupakan pengembangan dari rumusan hukum Ampere. Oleh karena itu, prinsip ini dikenal
dengan nama Hukum Ampere-Maxwell.
Dari ketiga prinsip dasar kelistrikan dan kemagnetan di atas, Maxwell melihat adanya
suatu pola dasar. Medan magnet yang berubah terhadap waktu dapat membangkitkan medan
listrik yang juga berubah-ubah terhadap waktu, dan medan listrik yang berubah terhadap waktu
juga dapat menghasilkan medan magnet. Jika proses ini berlangsung secara kontinu maka akan
dihasilkan medan magnet dan medan listrik secara kontinu. Jika medan magnet dan medan listrik
ini secara serempak merambat (menyebar) di dalam ruang ke segala arah maka ini merupakan
gejala gelombang. Gelombang semacam ini disebut gelombang elektromagnetik karena terdiri
dari medan listrik dan medan magnet yang merambat dalam ruang.
Pada mulanya gelombang elektromagnetik masih berupa ramalan dari Maxwell yang
dengan intuisinya mampu melihat adanya pola dasar dalam kelistrikan dan kemagnetan,
sebagaimana telah dibahas di atas. Kenyataan ini menjadikan J C Maxwell dianggap sebagai
penemu dan perumus dasar-dasar gelombang elektromagnetik.
Ramalan Maxwell tentang gelombang elektromagnetik ternyata benar-benar terbukti.
Adalah Heinrich Hertz yang membuktikan adanya gelombang elektromagnetik melalui
eksperimennya. Eksperimen Hertz sendiri berupa pembangkitan gelombang elektromagnetik dari
sebuah dipol listrik (dua kutub bermuatan listrik dengan muatan yang berbeda, positif dan negatif
yang berdekatan) sebagai pemancar dan dipol listrik lain sebagai penerima. Antena pemancar
dan penerima yang ada saat ini menggunakan prinsip seperti ini. Melalui eksperimennya ini
Hertz berhasil membangkitkan gelombang elektromagnetik dan terdeteksi oleh bagian
penerimanya. Eksperimen ini berhasil membuktikan bahwa gelombang elektromagnetik yang
awalnya hanya berupa rumusan teoritis dari Maxwell, benar-benar ada sekaligus mengukuhkan
teori Maxwell tentang gelombang elektromagnetik
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Arus mengalir melalui sepotong kawat membentuk suatu medan magnet (M) disekeliling
kawat. Medan tersebut terorientasi menurut aturan tangan kanan.
Medan Magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan
muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak
lainnya. (Putaran mekanika kuantum dari satu partikel membentuk medan magnet dan putaran
itu dipengaruhi oleh dirinya sendiri seperti arus listrik; inilah yang menyebabkan medan magnet
dari ferromagnet "permanen"). Sebuah medan magnet adalah medan vektor: yaitu berhubungan
dengan setiap titik dalam ruang vektor yang dapat berubah menurut waktu. Arah dari medan ini
adalah seimbang dengan arah jarum kompas yang diletakkan di dalam medan tersebut.
Besarnya konstata puntiran yang digunakan adalah 0,00476 yang ditemukan dalam praktikum.
5.2 SARAN
sebaiknya modul penuntun praktikum diberikan sebelum praktikum dimulai sehingga praktikan
mempekajari terlebih dahulu konsep/langkakh kerja yang ada
sebainya assisten lebih jeli dan memahami atau mempelajari terlebih dahulu percobaan yang
dilakukan sehingga lebih mudah saat membantu praktikan
sebaiknya praktikun ini diadakan pertengan semester sehingga lebih konsen dalam melakukan
praktikum dan mendapatkan data.
Terimakasih kepada ibu Henny Johan selaku dosen pembimbing dan asisten yang membantu
praktikan dalam mendapatkan data dan hasil ini Mas Win

Anda mungkin juga menyukai