Anda di halaman 1dari 20

CLINICAL SCIENCE SESSION

CARDIOPULMONARY CEREBRAL
RESUSCITATION
Oleh :
Budi Hartanto (C!"!#!$
%errie Budianto (C!"!##$
Toha Sa&ari (C!"!#'$
PRECEPTOR:
Hu(i Hu(aeni) dr*) S&*An*+*) M*+e(
BA,IAN ANESTESIOLO,I DAN REANIMASI
%A+ULTAS +EDO+TERAN UNI-ERSITAS PAD.AD.ARAN
RUMAH SA+IT DR* HASAN SADI+IN
BANDUN,
/!!'
PENDAHULUAN
Secara potensial obstruksi jalan nafas yang reversibel, hipoventilasi, apneu (henti
nafas), perdarahan hebat, henti jantung, dan cedera pada otak merupakan penyebab utama
kematian akibat serangan jantung, kecelakaan dan kasus kegawatdaruratan lainnya.
Penyebab kematian tiba-tiba pada usia muda yang biasanya dapat dicegah atau ditangani
diantaranya fibrilasi ventrikular akibat penyakit jantung iskemik (bisa disertai atau tidak
dengan miokard infark) koma yang menyebabkan obstruksi jalan nafas hipoventilasi
dan apneu kecelakaan non traumatik ( misalnya tenggelam, keracunan) dan trauma yang
disertai cedera otak yang berat akibat kekerasan, kesalahan individu, kegagalan teknologi
dan bencana alam. !erusakan otak yang irreversibel bisa terjadi saat keadaan transport
oksigen yang sangat rendah (pada syok berat atau hipoksemia) atau tidak ada sama sekali
transport oksigen (gagalnya sirkulasi, pada henti jantung-mati klinis) yang berlangsung
selama beberapa menit. "aktu yang tepat masih da#am penelitian. Penanganan resusitasi
dapat dilakukan dimana saja, tanpa menggunakan alat, dengan seseorang yang sudah
terlatih, baik itu orang biasa maupun dokter yang sudah spesialis sekalipun. $a#am
beberapa kasus hanya bantuan hidup dasar saja yang diperlukan.
%pneu adalah hilangnya pergerakan nafas. &enti jantung (cardiac arrest) adalah
gambaran klinis gagalnya sirkulasi, termasuk penurunan kesadaran, apneu atau megap-
megap, tiadanya pulsasi di arteri besar dan penampakan seperti orang mati. 'ati klinis
adalah koma, apneu dan tiadanya pulsasi (henti jantung) dengan kerusakan serebral yang
masih bisa reversibel.
&enti jantung bisa terjadi secara primer, seperti fibrilasi ventrikel yang tiba-tiba
atau asistol primer beberapa neuron serebral bisa selamat dari iskcmik sampai () menit
bahkan *) menit. %kan tetapi saat ini, sangat jarang kemampuan resusitasi untuk
seseorang yang sudah mengalami henti jantung yang notmotermik primer selama lebih
dari + menit, selama atau sesudah henti jantung yang bisa menurunkan harapan hidup.
&enti jantung juga bisa tetjadi secara sekunder, muncul beberapa menit setelah
anoksia alveolar, asfiksia atau perdarahan eksanguasi muncul pula beberapa jam pada
hipoksemia berat pada edema pulmona, atau pneumonia, syok pada trauma
(hipovolemia), sepsis, gagal jantung, obstruksi pengeluaran udara (pada emboli pulmonal
masif) atau pada patologi intrakranial akut pada henti jantung sekunder, kerusakan otak
permanen kadang tetjadi setelah kurang dari + menit tiadanya aliran darah akibat hipoksia
jaringan sebelum terjadinya henti jantung.
-esusitasi jantung paru otak (-.P/) yang la0im disebut 1P1- (Cardio
Pulmonal Rescuctlattori) adalah sebagian dari Emergency Cardiac Care (2awat darurat
jantung). 3ujuan dari -.P/41P1-5
6. 'emelihara sirkulasi dan respirasi agar tubuh tetap mendapatkan suplai
oksigen dengan kata lain mencegah berhentinya sirkulasi darah dan berhentinya respirasi
melalui tindakan atau intervensi 7antuan &idup $asar (7&$) atau Basic Life Support
(78S).
(. 7antuan luar terhadap sirkulasi darah adan respirasi, sehingga ventilasi paru
terjamin bagi penderita yang mengalami henti jantung dan henti nafas dengan intervensi
-.P/ atau 1P1-.
$ari hal-hal tersebut diatas, yang paling utama adalah suplai oksigen (/() kepada
organ-organ vital tubuh, terutama otak, jantung dan organ-organ lainnya. 3indakan ini
dilakukan sampai datangnya pengobatan medik yang akurat dan definitif serta tepat untuk
tingkat selanjutnya, yaitu bantuan hidup lanjut (7&8) yang biasa disebut Advance Life
Support (%8S). $isini dipelajari peran, fungsi dan kompetensi untuk mengaktifkan
jantung sebagai organ sirkulator darah dan paru untuk kembalinya pernafasan yang
normal atau seperti sediakala.
!eberhasilan tindakan -.P/ ini sangat menentukan suksesnya keaktifan kembali
organ-organ tubuh. &al ini terutama sangat ditentukan oleh waktu antara terjadinya henti
jantung atau henti nafas atau kedua-duanya hingga tindakan yang dilakukan. "aktu 9
menit setelah henti jantung, para atau kedua-duanya, menunjukkan angka statistik yang
tinggi bagi kesembuhan penderita bila langsung dilakukan tindakan -.P/ yang benar,
akurat, cepat, tepat serta terarah. $engan pelatihan mengenai -.P/, sehingga akan
menumnkan angka kematian atau meningkatkan angka statistik yang selamat serta
perbaikan gejala saraf atau sequele.
3indakan utama -.P/ tiada lain adalah untuk mengaktifkan kembali pembagian
substrat sementara yang kemudian akan memperbaiki pemulihan fungsi jantung untuk
sirkulasi darah dan fungsi paru untuk sarana pemafasan secara spontan seperti sedia kala.
!ecepatan waktu dari saat henti jantung sampai pemberian pertolongan dengan nijuan
utama pemeliharaan perfusi ke sel-sel otak mi merupakan tujuan utama tindakan 7&$-
-.P/.
&enti jantung (cardiac arrest) dapat terjadi da#am berbagai kegiatan manusia
dimana saja dan kapan saja pada siapa saja, dengan demikian dipandang perlu adanya
pelatihan pada berbagai masyarakat awam.
DIA,NOSIS HENTI .ANTUN,
Pengecekan denyut nadi 5 tanda standar emas (2old Standar) merupakan tanda
henti jantung yaitu absennya pulsasi arteri karotis atau pada pembuluh arteri besar
lainnya. $apat diperhatikan meskipun penafsiran pulsasi (denyut nadi) arteri karotis
memerlukan waktu dan menjurus ke arah suatu kesimpulan yang salah, ada atau tidaknya
denyut nadi menyangkut lebih dari :); kasus henti jantung. <ntuk alasan inilah
pelatihan mendeteksi denyut arteri karotis sebagai tanda mula henti jantung
direkomendasikan tidak lebih lama merabanya untuk orang-orang atau penolong yang
bukan dari tim ealt care.
l. 3anda-tanda henti jantung5
!esadaran hilang setelah terhentinya jantung selama 6: detik
3idak teraba denyut nadi pada arteri besar (karotis dan femoralis)
Pernafasan megap-megap (!asping) dan henti nafas
3erlihat seperti mati
"arna kulit pucat sampai ketabu
Pupil dilatasi (midriasis) setelah 9: detik henti jantung
(. $iagnosis henti jantung dapat diketahui bila ditemukan ketidaksadaran penderita dan
tidak terabanya denyut nadi pada arteri besar.
1atatan 5
= 3ekanan darah sistolik dibawah :) mm&g mungkin saja tidak teraba denyut
nadi pada arteri
= !husus pada asfiksia, biasanya tidak ada kontraksi mekanis, namun masih ada
aktifitas >!2
= $apat segera dimulai tindakan 7&$--.P/
DIA,NOSIS HENTI NA%AS
6. Pergerakan dinding dada tidak ada (loo")
(. 3idak terdengar suara nafas dari lubang hidung dan mulut atau dan auskultasi
(listen)
+. 3idak terasa hembusan nafas di pipi kiri kita bila dekatkan wajah ke wajah
penderita sambil mengamati pergerakan dinding dada (feel)
Pada rescue #reating perlu diperhatikan berikut dibawah ini5
= &anya sejumlah kecil resusitasi terhadap pernafasan hendaknya dirasakan (to #e
felt) selama ditemukan henti nafas dan tiap tindakan hendaknya diperhatikan selama
( detik.
= 7ila inflasi terlalu cepat, resistensi akan lebih besar dan hanya sedikit udara yang
akan masuk ke da#am paru
= 3idal ?olume (3?) dapat diberikan @))-6))) ml pada orang dewasa yang
biasanya dibutuhkan da#am jumlah yang secara mata telanjang dapat terlihat
pengangkatan dinding dada.
= Penolong hendaknya menunggu dan mengawasi dinding dan turun secara
seksama selama masa ekspirasi sebelum pemberian bantuan nafas benkutnya.
7iasanya secara normal membutuhkan waktu kira-kira (-9 detik.
= "aktu ekspirasi yang tepat bukan hal kritis, dinding dada hendaknya turun
terlebih dahulu sebelum bantuan nafas berikutnya diberikan.
Phases Steps 'easures Performed
>stablish
<nresponsif
%ctive >'S system
A.7asic 8ife
Support (78S)
%irway 1ontrol "ithout eBuipment
(l) 7ackward tilt of
head supine aligned
position Cstable side
posilion
(() 8ung inflation,
attemps
(+) 3riple airway
manuver
(9) 'anual clearing of
"ith eBuipment
(:) Pharyngeal suctioning
(*) Pharyngeal intubatim
(@) >soohageal obturator airway
insertion
(D) >ndotracheal intubation
(E) 1ricothyrotomy translaryngeal
(l/) 3hraceotomy 7ronchoscopy
7ronchodilatation Pleural drainage
'outh and 3hroat
7ackblows-'anual
thrust
7reathing support mouth to mouth -'outh to adadjunct
with4without /(,
- manua# bag-mask (tube)
ventilation with or
-&and trigcred /( ventilation
-'echanical ventilation
1irculation support 1ontrol of eFternal
hemorrhage
-Position for shock
-Pulse checking
-'anua# chest
compression
-'echanical chest compression
-/pen chest direct compression
Pressure Pants
AA. %dvanced
8ife Support
(%8S)
$rugs and fluids A? life line
>lectrocardiography >12 monitoring
Gibrilation treatment $efibrilation
AAA. Prolonged
8ife Support
(P8S)
2aughing $etermine and treat cause of
demise
$etermine salvageability
&uman 'entation 1erebral resuscitation
Antensive 1are 'ultiple organ support
!eterangan5
H C 8ife Support first aid
7asic 8ife Support I >mergency /Fygenation
%dvanced 8ife Support I -estoration of spontaneous circulation
Prolonged 8ife Support - 1erebral rescucitation and post resuscitation intensive theraphy
TINDA+AN BANTUAN HIDUP DASAR0 BASIC LIFE SUPPORT
7antuan hidup dasar terdiri dari hal-hal5 penafsiran, mempertahankan jalan nafas
(Air$ay maintentance)% ventilasi udara ekspirasi (rescue #reating) dan kompresi dada
(Cest compression). 7antuan hidup dasar dimaksudkan memberikan tindakan tanpa
menggunakan alat yang secara sederhana jalan nafas digunakan sebagai sarana ventilasi
bantuan nafas dari mulut ke mulut (mout to mout ventilatory).
3ujuan dan maksud 7&$ adalah mempertahankan ventilasi dan sirkulasi adekuat
yang berarti dapat ditentukan untuk mengembalikan hal-hal pokok yang mendasari
penyebab henti nafas dan jantung.
RESUSITASI (REANIMASI$ .ANTUN, PARU 1 MEN,A+TI%+AN +EMBALI
%UN,SI .ANTUN,2PARU
Astilah lengkap resusitasi jantung paru ini adalah -esusitasi .antung Paru /tak
(Cardiac Pulmonary Cere#ral Resuscitatiori). &enti jantung atau cardiac arrest
merupakan istilah klinis dimana peredaran darah berhenti secara mendadak dan tiba-tiba
pada orang yang tidak diduga sebelumnya. 3anda-tanda yang timbul akibat berhenti nafas
dan henti peredaran darah dapat menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut5
6. Penderita tampak kebiru-biruan, hal ini disebabkan karena /( (oksigen)
tidak sampai ke jaringan yang diakibatkan oleh henti nafas (apneu).
(. Penderita kehilangan kesadaran, tanda ini juga disebabkan oleh karena oksigen tidak
sampai ke otak
+. 3anda-tanda yang timbul oleh henti jantung yang hingga peredaran darah (sirkulasi),
akibat denyut nadi yang biasanya dapat kita raba di pergelangan tangan (arteri radialis)
atau tempat lain misalnya pembuluh nadi leher (arteri karotis kommunis) atau pembuluh
paha bagian atas (arteri femoralis) tidak teraba lagi.
9. Pupil melebar (midriasis)
MANA.EMEN RESUSITASI .ANTUN, PARU (R.PO$
'anajemen henti jantung tidak terlepas dari penguasaan pemafasan, sebab ada
hubungan yang tidak terpisahkan antara paru-paru sebagai alat penampung oksigen
dengan jantung. /ksigen yang dibutuhkan untuk hidup, diangkut melalui sirkulasi CkecilH
dari paru-paru ke jantung, kemudian oleh jantung dipompakan ke seluruh tubuh untuk
memenuhi kebutuhan jaringan dan sebaliknya melalui peredaran yang terdapat di seluruh
tubuh, 0at yang tidak dibutuhkan (1/() dialirkan ke da#am jantung kanan, kemudian
dipompakan melalui jantung ke paru-paru dengan perantaraan sirkulasi kecil tersebut
diatas. .adi manajemen untuk mengaktifkan kembali otot-otot jantung
(resusitasiIreanimasi) tidak terlepas dari manajemen pernafasan (paru-paru).
'aka tindakan tersebut dibagi da#am + tahap5
l . 7antuan (petrolongan) &idup $asar I Basic Life Support
(. 7antuan (pertolongan) &idup 8anjut I Advance Life Support
+ . 7antuan (pertolongan) &idup .angka Panjang I Prolong Life Support
!etiga tahap bantuan ini menyangkut E tindakan yang ditandai dengan huruf
secara alfabeth 5
7antuan &idup $asar = Basic Life Support
A &Air$ay control atau penguasaan jalan nafas.
B &Breating support atau bantuan pernafasan.
1I Circulation support atau bantuan untuk mengaktifkan peredaran darah (sirkulasi).
RAN,+AIAN TINDA+AN UNTU+ BHD
Panduan ini diperuntukkan bagi korban dewasa dan anak di atas D tahun5
6. Pastikan keselamatan bagi penolong dan korban dari lingkungan sekitarnya.
(. %wasi korban dan perhatikan bi#a korban memberikan respon. Peganglah bahu korban
dengan hati-hati dan tanyakan dengan keras 5 C apakah anda baik-baik sajaJC
+. a.7ila ada jawaban atau gerakan5
- 8etakkan korban da#am posisi yang baik dan aman bahaya disekelilingnya, awasi
kondisinya dan berikan bantuan bila diperlukan.
- 3etap perhatikan korban secara reguler
b. 7ila korban tidak ada jawaban 5
- Segera lakukan pertolongan 7&$
- 8etakkan korban pada posis terlentang dan bukalah jalan nafas
- 8etakkan tangan di bagian dahi korban, kemudlan secara hati-hati dan perlahan angkat
kepala bagian belakang dengan bantuan tangan lainnya. 7antuan nafas mulai
diperlukan, gunakan ibu jari dan telunjuk untuk menutup lubang hidung korban.
- Singkirkan setiap benda asing yang menghalangi jalan nafas dari mulut penderita,
termasuk gigi palsu.
- $engan ujung bibir bagian bawah, menekan dan menarik dagu penderita untuk
membuka jalan nafas.
1atatan5 .angan sekali-sekali mengangkat kepala bila diperkirakan tcrjadi trauma atau
cedera pada #eher.
9. <sahakan airway selalu lerbuka 5 loo"% listen and feel (8(G) untuk pernafasan5
8(G da#am waktu tidak lebih dari 6) detik untuk menentukan apakah korban bernafas
seperti biasanya.
:. a. 7ila korban bemafas normal5
- 7alikkan korban da#am posisi perbaikan (Recovery position)
- !irimkan korban atau minta bantuan.
- %wasi korban untuk tetap bemafas
b. 7ila korban tidak bemafas atau hanya bernafas lemah dan tidak adekuat
- 'eminta orang lain untuk mencari bantuan bila anda seorang diri, tinggalkan korban
dan pergi untuk minta bantuan, kembali dan mulai melakukan nafas buatan5
= 7alikkan korban ke posisi terlentang
= 7erikan 6 kali pernafasan yang efektif dan pastikan bahwa nafas buatan dapat
mengangkat dinding dada dan turun kembali
= 8akukan kepala ditolak dan dagu diangkat
= Pijitlah kedua lubang hidung dengan perlahan dengan menggunakan ibu jari dan
telunjuk.
= 7ukalah mulut korban dan dagu korban tetap da#am posisi terangkat. 3arik nafas
dalam-dalam untuk mengisi udara paru dan letakkan bibir di sekeliling mulut korban dan
pastikan tiupan anda tidak bocor. 3iuplah keras-keras ke da#am paru-paru korban melalui
mulut korban dan perhatikan dada korban terangkat dan mengembang. Pertahankan
posisi kepala dan dagu seperti posisi tersebut di atas dan jauhkan bibir anda dari mulut
korban dan perhatikan dada korban dan udara dari paru korban keluar dari mulut atau
hidung.
Te3ni3 Manu4er Triple airway (5enari3 rahan6$
.ika korban tidak sadar dan tidak bemafas adekuat maka kepala diekstensikan (atau
ketika apneu, tidaklah mudah memberikan venrilasi dengan cara tersebut)
= &arus ditambah dengan menarik rahang dan mcmbuka mulut scdikit
= 2enggam mandibula bagian atas di depan dari lobus telinga dengan menggunakan jari
(-: (atau (-9) dengan kedua tangan dan menarik dengan kuat ke arah atas (for$ard)%
menarik mandibula sehingga rahang bawah menonjol keluar di depan dari rahang atas
(dua tangan mengangkat rahang, 'a$ trust). 3arik kembali bibir dengan jempol, jangan
menggenggam akar mandibula secara hori0ontal karena dapat menurup mulut.
= .ika korban bemafas spontan, posisikan anda di verteF pasien
= .ika korban terjadi hipoventilasi atau tidak bemafas dan anda bermaksud memberi
ventilasi mulut ke mulut, posisikan anda pada samping kepala pasien, posisikan tangan
anda secara nyaman (menopang sikut pada tanah). 3utup rapat mulut korban dengan
menutup secara lebar dengan bibir kita, dan tutup hidung dengan pipi anda ketika
meniup. Pada ventilasi mulut ke hidung, tutup rapat hidung korban dengan bibir anda dan
tutup mulut dengan pipi anda yang sebelahnya atau dengan jempol anda.
( .ika korban relaks, dapat juga mengekstensikan kepala bersamaan membuka mulut
bersamaan dengan mendorong rahang secara efektif dengan menarik mandibula ke depan
dengan jempol anda di da#am mulut (menarik rahang dengan jempol). .angan
menggunakan metode ini jika pasien responsif, karena dapat menggigit jempol anda.
Selama pemberian nafas mulut ke mulut, meniup sambil bibir anda menutup rapat sekitar
jempol anda dan mulut.
Te3ni3 5e57er(ih3an 8alan na9a( (e:ara 5anua;
.ika anda mencurigai adanya benda asing di da#am mulut atau tenggorokan dan
menghambat ventilasi ke paru-paru. 'enarik mulut lerbuka, menggunakan satu dan tiga
manuver 5
6. 'anuver jari menyilang (cross finger) untuk rahang yang lebih relaks. Posisikan
anda pada puncak atau samping kepala pasien. 'asukkan jari telunjuk ke sudut mulut
dan tekan jari telunjuk melawan gigi atas kemudian tekan jempol anda, menyilang
dengan jari telunjuk anda, melawan gigi bawah, dimana juga harus menahan mulut
terbuka. <ntuk memperluas ruangan untuk instrumentasi, pastikan jari yang masuk ke
sudut terjauh da#am mulut.
(. 'anuver jari di belakang gigi (finger #eind teet) untuk rahang yang mengatup
keras, masukkan satu jari telunjuk diantara pipi pasien dengan gigi dan pinggir ujung jari
telunjuk di belakang gigi molar terakhir.
+. 'anuver menarik rahang-lidah untuk rahang yang benar-benar relaks. 'asukkan
jempol anda ke da#am mulut pasien dan tenggorokan dan dengan ujung jempol
mengangkat dasar lidah. .ari lainnya menggenggam mandibula pada dagu dan
mengangkat ke anterior.
'anuver diatas dapat digunakan juga pada saat memasukkan laringoskop maupun
penyedotan. Sapu dengan satu atau dengan dua jari (mungkin dapat menutupi beberapa
gumpalan) melalui mulut dan faring untuk membersihkan. 3arik keluar cairan benda
asing dengan ujung dan tengah-tengah jari. 1oba untuk mengekstrak benda asing yang
solid dari faring dengan ujung telunjuk dan jari tengah anda seperti menjepit
!eluarkan cairan asing dengan memiringkan kepala ke sisi samping. Pada korban
kecelakaan, memiringkan kepala ke samping atau memfleksikan kepala harus dihindari
karena dapat mengakibatkan kerusakan yang parah pada saraf spinal. .ika kepala ingin
diputar ke samping pada korban kecelakaan, maka seluruh badan pasien harus diputar ke
samping korban kecelakaan, mKka seluruh badan pasien harus diputar, dengan asisten
memegang kepala, leher dan dada da#am satu garis lurus.
Te3ni3 Me57e7a(3an .alan Na9a(
$ibawah ini terdapat urutan teknik membebaskan jalan nafas pada pasien dengan
sumbatan jalan nafas yang diduga akibat obstruksi benda asing 5
6. Pada penderita yang sadar, tanyakan apakah pcnderita tersedak dan beri dorongan
pada penderita untuk mengeluarkannya dengan cara membatukkan dan meludahkan
benda asing tersebut.
(. 7ila penderita tidak sadar, letakkan da#am posisi hori0ontal dan jika diduga terdapat
sumbatan jalan nafas, buka mulut penderita dan lakukan finger s$eep (membersihkan
mulut dan faring secara manua#). Setelah itu berikan nafas buatan sambil dilakukan 'a$
trust untuk melebarkan hipofaring. .ika lidak berhasil, lakukan *-6) kali a#dominal atau
cest trust diikuti flnger s$eep dan nafas buatan. 7ila berhasil, pasien dimiringkan
kemudian dilakukan #ac" #lo$ sebanyak +-: kali secara perlahan diikuti dengan finger
s$eep dan pemberian nafas buatan. 'intalah pertolongan kepada orang lain di sekitar
tempat kejadian untuk menghubungi pelayanan medis gawat darurat.
Teori +o5&re(i Dada
$emonstrasi Ecocardiograpy menunjukkan bahwa katup jantung (cardiac
valves) menjadi tidak berfungsi utuh selama resusitasi, selain itu batuk menunjukkan
suatu hasil sebagai penopang sirkulasi yang berjalan (life sustaining circulation).
%lternatif teori kompresi dada berupa menekan dinding dada akan mengakibatkan
peningkatan tekanan da#am dinding dada (intratoracic pressure) yang akan
menghasilkan darah keluar dari ruang dada, selanjutnya akan mengalir sesuai dengan alur
sirkulasi karena vena-vena (pembuluh darah balik) menuju da#am ruang dada kolaps,
sedangkan arteri tetap paten. -ekomendasi denyut 6)) kali per menit merupakan refleksi
ilmiah yang menunjukkan kompresi lebih cepat dan kemampuan seorang penolong untuk
mempertahankan kecepatan lebih tinggi. &al ini penting, meskipun diakui kompresi dada
yang dilakukan optimal tidak akan melebihi +); dari sirkulasi pada perfusi otak normal.
>lemen-elemen 7&$ terdiri dari + tindakan yaitu 5 Air$ay% Breating% Clrculat)on.
6. Perhatikan korban apakah ada tanda-tanda sirkulasi5 loo" (lihatlah), listen
(dengarkanlah), feel (rasakanlah) adanya nafas yang normal, batuk atau. gerakan-gerakan
korban. Periksa denyut nadi arteri karotis. Pemeriksaan tidak boleh lebih dari 6) detik.
(.a. 7ila merasakan adanya tanda-tanda pada sirkulasi korban5
- 3eruskanlah nafas buatan sampai korban dapat bernafas normal sendiri
- !ira-kira setiap 6) kali nafas ( sekitar setiap menit) periksa kembali tanda-tanda
sirkulasi, tidak lebih dari 6) detik tiap kali.
- 7ila korban mulai bernafas normal dengan sendirinya, namun belum sadar, balikkan
korban pada posisi yang benar dan kembali lakukan nafas buatan bila nafas korban
berhenti kembali.
b. 7ila korban tidak memberikan tanda-tanda sirkulasi dan anda sebagai penolong tidak
dapat memastikan, mulailah kompresi dada.
- 3angan diletakkan pada posisi setengah terbawah tulang dada (stemum) korban
- $engan menggunakan telunjuk dan jari tengah, tentukan batas costa terbawah yang
paling dekat dengan anda. Pertahankan kedua jari bersama-sama dan telusurilah sebelah
atas sampai titik dimana teraba sendi costa dan stemum.
- $engan jari tengah anda pada titik tersebut, tempatkanlah jari telunjuk pada stemum.
3elusuri tumit tangan anda yang sebelahnya lagi pada stemum sampai dapat mencapai
telunjuk anda, ini adalah pertengahan tulang dada terbawah korban.
- !uncilah kedua jari-jari tangan dengan jari-jari tangan sebelahnya lagi dan pastikan
bahwa tekanan kedua tangan anda tidak menekan costa korban. .angan sekali-kali
melakukan penekanan pada dinding perut bagian atas atau bagian bawah processus
Fyphoideus.
- Posisi anda vertikal diatas dada korban dan dengan lengan tegak lurus, lakukan
penekanan pada tulang dada tersebut sekitar 9-: cm.
- 8epaskanlah penekanan ini tanpa melepaskan tangan dari tulang stemum dan
lakukanlah berulang-ulang sekitar kurang lebih 6)) kali tiap menit (L ( kompresi pada
setiap detik). !ompresi dan lepaskan kompresi seperti diatas da#am sekuen yang sama.

+o57ina(i Na9a( Buatan dan +o5&re(i Dada :
<ntuk dewasa5
- -.P/ dengan rasio antara kompresi dan ventilasi +)5(
- ?entilasi awal sebelum kompresi ( kali
<ntuk anak-anak5
- $engan satu penolong memberikan -.P/ dengan rasio kompresi dan ventilasi +)5(
- dengan dua penolong rasio yang diberikan 6:5( <ntuk neonatus5
- -asio -.P/ yang diberikan + 5 l

8anjutkanlah resusitasi sampai5
- !orban menunjukkan tanda-tanda kehidupan
- %nda kelelahan
7ila anda lebih dan seorang penolong. &endaknya yang seseorang mcmulai
resusitasi, sedangkan yang lainnya pergi untuk meminta pertolongan secepat mungkin.
7ila penolong hanya seorang, pastikanlah meminta penolongan atau melakukan
resusitasi. 7agaimanapun, bila penyebab ketidaksadaran korban merupakan masalah
dalam nafas seperti dibawah ini5
- 3rauma (cedera)
- 3enggelam
- Coc"ing
* !eracunan obat dan alkohol
Penolong hendaknya melakukan resusitasi untuk L l menit sebelum meminta penolongan.
BANTUAN HIDUP LAN.UT / ADVANCED LIFE SUPPORT
7&8 terutama ditujukan bagi para klinisi dan sarjana kedokteran yang akan
melaksanakan kepaniteraan di rumah sakit. 7&8 ditujukan dengan menggunakan teknik-
teknik khusus dan alat-alat tertentu, untuk mengusahakan secara cepat restorasi yang
efektif irama jantung. !omponen yang sangat penting pada 7&8 adalah penggunaan
defibrilator dan teknik 78S yang efektif dan efisien.
Te3ni32Te3ni3 +hu(u( Pada BHL
Advanced air$+y management% diperlukan teknik-teknik dan obat-obatan khusus,
serta keterampilan tinggi dan hendaknya digunakan pada penderita apneu yang telah
dilakukan 7&$.
,ro and nasoparyngeal air$+y% mudah penggunaannya. 7entuk umum adalah
jalan nafas oro nasofarings !uedel ('ayo) dan biasanya penderita toleran untuk
pemasangannya. Antubasi trakea salah satu cara yang efektif secara pasti udara atau /(
masuk ke saluran nafas yang lebih da#am.
,roparyngea- air$+y yang lainnya adalah Laryngeal mas" air$+y (8'%) dapat
dilakukan bila intubasi gagal, hampir sama efektifnya dengan teknik sungkup dan
kantung udara.
3eknik pembedahan untuk jalan nafas dilakukan bila terjadi obstruksi jalan nafas
yang dibutuhkan untuk hidup di kala tindakan-tindakan lain gagal dilakukan. 3indakan
emergensi dapat diakses untuk memperbaiki kelancaran jalan nafas melalui membran
krikotiroid yang relatif tidak ada pembuluh darah, dengan memakai jarum kanula no. 6(
atau 69 yang disambung dengan tabung suntik membran krikotiroid sampai udara dapat
diaspirasi. <jung kanula kemudian dihubungkan pada sumber oksigen dan diberikan
oksigen 6: 84menit dan ventilasi pasien selama l detik dan biarkan untuk ekspirasi
selama 9 detik.
D 1 Drug and Fluid (Pemberian obat-obatan dan cairan melalui infus secara intravena)
%drenalin (epinefrin) merupakan obat utama dalam resusitasi henti jantung.
Pemberian 6 mg adrenalin harus dilakukan tiap tiga menit selama henti jantung.
Pemberian adrenalin meningkatkan aliran darah ke otak dan miokard dengan cara
meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan meningkatkan tekanan darah
sistolik. $iberikan ),:-6 mg iv ulangi dengan dosis lebih besar jika perlu natrium
bikarbonat l m>B4kg iv, jika henti jantung lebih dari ( menit. <langi dosis ini setiap 6)
menit sampai timbul denyut nadi. 'onitor dan normalkan p& arteri. 7erikan cairan
intravena menurut indikasi.
%tropin sebagai dosis tunggal + mg atropin cukup untuk men#mbulkan blokade
tonus vagal secara menyeluruh dan hanya digunakan sekali bila terjadi asistole. .uga
diindikasikan pada bradikardia simtomatik dengan dosis ),(-6 mg.
Sodium 7ikarbonat, pada henti jantung yang berkepanjangan, dapat terjadi asidosis.
Penggunaan natrium bikarbonat sebagai buffer masih merupakan suatu yang
kontoversial, berhubungan dengan hiperosmolitas dan produksi karbondioksida dan dapat
memperburuk asidosis intraseluler. Mamun demikian penggunaan natrium bikarbonat
masih direkomendasikan (:) ml larutan D,9 ;) 6: menit sejak terjadinya henti jantung
atau p& kurang dari @,6 atau defisit basa negatif dari -6).
1airan yang tepat untuk mengatasi kehilangan darah atau plasma adalah biasanya
ringer laktat (+-9F volume darah hilang), diikuti koloid (lF penambahan volume darah
hilang), diikuti dengan sediaan P-1 atau "7 untuk mengembalikan hematokrit sampai
+);. $iatesa hemoragik paling baik diterapi dengan GGP atau G"7.
E 1 Elecr!Cardi!grap"y 1 E+, yaitu monitor denyut jantung.
3eknik monitor >!2 selama -.P/5
6. 8akukan langkah %71
(. 8akukan >!2 cepat melalui padle defibrilator, bila terlihat adanya ventrikular
takikardi atau fibrilasi ventrikel beri kejutan
+. $engan cepat pasang elektroda pada ekstremitas. 8ead AA 5 tangan kanan (negatif), kiri
(positif), tangan kiri (ground)
9. Setelah itu cata sirkulasi spontan
% 1 Fi#rillai!n Trea$en% dilakukan biasanya pada tempat khusus
(1A1<.A1<.dll) dimana diberikan terapi shock listrik
%.S 6))-9)) ".det(joule)
8idokain 6-( mg4kg iv jika perlu teruskan infus intravena
.ika sistol ulangi dberikan kalsium dan vasopresor jika perlu teruskan resusitasi
sampai denyut nadi baik. Pulihkan normotensi segera.
Penyebab henti jantung adalah ventrikel fibrilasi dimana fungsi jantung dapat
dikembalikan dengan menggunakan fibrilasi elektrik. $efibrilasi menghantarkan arus
listrik terhadap jantung, diikuti secara simultan depolarisasi miokard sehingga terjadi
refraktori. &al ini menyebabkan berhentinya fibrilasi ventrikel sementara, sehingga
pacemaker pada jantung sinoatrial node merailiki kesempatan untuk membentuk sinus
ritme kembali.
$efibrilator terdiri dari sumber energi, konversi %14$1, suatu kapasitor dan padel
elektroda. Pada defibrilator moder terdapat >!2 monitor melalui padel atau pada lead
yang dihubungkan dengan defibrilator. >nergi yang dihantarkan ke jantung bergantung
juga pada ketebalan dinding dada pasien dimana dinding dada berperan menghambat
penghantaran energi yang diberikan. Secara empiris pemberian energi awal diberikan ())
.oule sebanyak dua kali dan diikuti pemberian energi sebesar +*) .oule. Saat pemberian
energi, harus diperhatikan letak dari padle, dimana terdapat dua padle yaitu padle sternum
dan apeks. .ika gambaran >!2 telah sesuai dengan indikasi defibrilasi, pemberian energi
tiga kali berturut-turut harus dilakukan kurang dari E) detik sesuai dengan algoritma
7&8. .ika diantara tiga kali pemberian energi tidak tampak perubahan pola pada >!2,
maka tidak perlu dilakukan pcmeriksaan nadi diantar satu siklus defibrilasi tersebut.
Bantuan Hidu& .an63a Pan8an6 1Pr!l!nged Li%e Supp!r
, 2 &aug"ing% yaitu penilaian untuk menentukan dan memberikan terapi selanjutnya
sampai penderita dapat diselamatkan.
3entukan dan beri terapi penyebab kematian
3entukan apakah pasien masih dapat diselamatkan
H 2 'u$an (ainai!n yaitu rehabilitasi yang diharapkan untuk memulihkan fungsi
otak normal setelah dilakukan tindakan resusitasi jantung paru otak
I 2 Inen)i*e Care yaitu tindakan perawatan yang intensif ( resusitasi jangka
panjang) yang ditekankan pada fungsi otak penderita post cardiac arrest dengan
kemungkinan adanya .uiltple ,rgan /ailure ('/G). 'onitor, normotensi, oksigenasi,
ventilasi, variabel darah, suhu, relaksasi, anestesi, cairan elektrolit, dan glukosa.
TANDA2TANDA BERHASILNYA RESUSITASI
6. Perubahan warna kulit penderita dari biru menjadi merah
(. !ulit penderita relatif hangat dibanding sebelumnya
+. 7ernafas spontan dan adekuat
9. 3eraba denyut pembuluh nadi pada pembuluh nadi pergelangan (arteri radialis)
maupun arteri leher (arteri karotis communis) dan pangkat paha (arteri femoralis).
:. Pupil tetap kecil dan refleks terhadap cahaya positif
PERA<ATAN PASCA RESUSITASI .ANTUN, PARU
Penderita yang berhasil dilakukan resusitasi harus dirawat dengan perawatan khusus5
6. $ilakukan pengamatan dan pengobatan sistem jantung dan pembuluh darah dengan
teliti.
(. /bat-obatan penguat jantung seperti 5 anti-aritmia, vasopressor, cairan, koreksi
gangguan elektrolit
+. Pernafasan yang adekuat, lakukan analisa kadar / dan 1/( da#am darah, bila perlu
pasang ventilator.
9. Suhu tubuh diusahakan rendah
+OMPLI+AS A+IBAT RESUSITASI .ANTUN, PARU
6. Patah tulang iga karena kemungkinan rapuhnya tulang pendenta atau pijatan terlalu
kuat
(. 'asuknya udara atau darah di dalam rongga dada
+. 'asuknya udara ke da#am peritoneum
9. !erusakan jaringan paru-paru, esofagus, pleura atau selaput paru, perikardium
atau selaput jantung, hati, lambung, limpa dan lainnya
:. !erusakan susunan saraf baik saraf tepi maupun pusat
$%G3%- P<S3%!%
%merican &eart %ssociation. 0nternational Concencus Conference on Cardiopulmonary
Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care Science $it 1reatment
Recommendation% 3eFas, .anuary ()):.
<tief S%, Suryadi !%, $achlan '-. Petun'u" Pra"tis Anestesiologi. >disi kedua.())(
.akarta5 7agian %nestesiologi dan 3erapi Antensif G!<A.
'organ 2>, 'ikhail 'S, 'urray, '., <rson 1P. Clinlcal Anestesiology. third edition.
())(. Mew Nork5 8ange 'edical School.
-edjeki, AS. Sp%n Cardiopulmonary Resuscitation% slide kuliah, 7agian %nestesiologi
dan <nit Perawatan Antensif -S&S, Gak. !edokteran <npad, 7andung
Soerasdi, >rrasmus. Resusitasi 2antung Paru% Bantuan 3idup 4asar. 7agian4 S'G
%nestesiologi dan <nit Perawatan Antensif -S&S, Gak. !edokteran <npad,
7andung

Anda mungkin juga menyukai