Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Selama ini, informasi yang dikumpulkan dan diolah oleh sistem informasi sebatas
data yang bersifat statis, seperti jumlah penduduk, jumlah barang, jumlah lokasi dan
sebagainya. Data-data tersebut bisa dianggap penting, tetapi belum cukup untuk
dipergunakan dalam pembuatan basis data. Oleh karena itu, agar sistem informasi lebih
memiliki daya guna bagi pengelolaan basis data spasial, maka sistem informasi harus
dapat pula mencakup data yang bersifat dinamis. Lebih dari 80% dari seluruh data yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam dunia bisnis maupun pemerintahan
adalah data geografis atau data yang berkaitan dengan posisi objek di permukaan bumi.
Analisis data geografis tidak dapat dilakukan secara deskriptif saja, melainkan harus
memadukan dengan analisis spasial untuk memperoleh informasi yang akurat dan
terintegrasi.Sistem basis data spasial adalah suatu model realitas yang merupakan inti
atau pusat dari Sistem Informasi Geografis (SIG). Sedangkan Sistem Informasi Geografis
(SIG) itu sendiri merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola (input,
manajemen, proses, dan output) data spasial atau data yang bereferensi geografis. Setiap
data yang merujuk lokasi di permukaan bumi dapat disebut sebagai data spasial
bereferensi geografisSistem ini sangat efisien dan efektif dalam kegiatan fenomena alam
karena SIG mampu melakukan interpretasi terhadap lingkungan. Sistem Informasi
Geografis (SIG) sebagai suatu sistem berbasis komputer dengan empat kemampuan untuk
menangani data bereferensi geografis, yaitu: pemasukan, pengelolaan atau manajemen
data (penyimpanan dan pengaktifan kembali), manipulasi dan analisis, serta keluaran.
Teknologi SIG menggabungkan antara database operation dan analisis statistic dengan
peta. SIG mempunyai power untuk membuatsuatu peta, integrasi informasi, visualisasi
scenario memecahkan masalah yang kompleks dan mengembangkan suatu solusi efektif
terhadap objek geografis yang belum pernah ada sebelumnya. SIG dapat digunakan oleh
individu atau organisasi seperti perguruan tinggi/sekolah, perusahaan, pemerintahan,
militer, bisnis dan masih banyak lagi.Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba untuk
mengambil penelitian tentang Penggunaan Sistem Informasi Geografis Pada Data Spasial
dan Data Atribut.














Perumusan Masalah Masalah yang terjadi adalah perubahan lahan di Kota Depok
yang
disebabkan makin banyaknya perusahaan yang berdiri. Hal ini menyebabkan pengaruh
pada data data spasial.
Oleh karena itu masalah tersebut menjadi dasar bagi penulis dalam penyusunan tugas
akhir ini, yaitu bagaimana cara menyajikan suatu basis data spasial dan data atribut
menggunakan Sistem Informasi Geografis.

Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup permasalahan yang penulis jadikan
objek penelitian
yaitu :
1. Merancang suatu model SIG dengan menampilkan Peta Kota Depok untuk
mengetahui dimana letak atau lokasi dan informasi perusahaan.
2. Penulis Membatasi ruang lingkup pemakaian aplikasi ini hanya pada penyajian basis
data spasial dan atribut, serta data peta tematik untuk
tampilan pada monitor menggunakan software ArcView 3.3.
3. Menggunakan Software : - Software Arc View 3.3 untuk tampilan layar dan
pengolahan data spasial dan data atribut yang didukung
oleh Script Avenue sebagai bahasa program. - Penyajian database dengan menggunakan
data atribut internal Arc View dan data atribut eksternal Microsoft
Exel 2003.

Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan
System Informasi Geografis telah mulai digunakan di Indonesia tetapi masih belum
dikenal secara luas. Dengan maksud tersebut maka tujuan penulisan skripsi ini adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan sarjana S1 pada Fakultas Ilmu Komputer
Jurusan Teknik Informatika pada Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
2. Memberikan informasi kepada dinas / instansi / lembaga / masyarakat pelaku usaha
tentang persebaran perusahaan di Kota Depok.
3. Menyusun dan menyimpan data persebaran perusahaan dengan baik dan benar, agar
data tersebut bisa dengan mudah dikelola, akurat, efektif dalam penyimpanan dan mudah
untuk diakses kembali.
2. Manfaat Penulisan
a. Dapat mengetahui pengolahan data spasial dan data atribut menggunakan tool baru
untuk menyajikan informasi dan penyimpanan data.
b. Dapat mengetahui proses pembuatan data digital c. Mengetahui rancang bangun
SIG dengan beberapa software
SIG d. Dapat mengetahui persebaran perusahaan melalui data spasial
dan dapat mengatur persebarannya. e. Memberikan kemudahan kepada user dalam
mengelola dan
mengakses kembali. f. Memberikan keluaran data melalui media peta yang digunakan
untuk menampilkan hubungan geografis suatu data dan laporan yang dibuat untuk
merangkum tabulasi data dan mendokumentasikan suatu analisa atau nilai
hasil perhitungan.
BAB II LANDASAN TEORI

1. Pengertian Sistem dan Informasi
Untuk memahami pengertian sistem informasi, maka perlu diberikan pengertian yang
berkaitan dengan sistem informasi. 1. Pengertian Sistem
Menurut Chushiny (1992: 16) mendefenisikan system sebagai suatu kesatuan (entity)
yang terdiri atas dua atau lebih komponen atau subsistem terjadi satu sama lainnya
untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Eddy Prahasta (2005) sistem didefenisikan sebagai kumpulan objek, ide,
berikut saling keterhubungan dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama.
Berdasarkan teori yang dikemukakan diatas maka sistem merupakan sekumpulan unsure-
unsure yang salin berkaitan satu satu sama lain yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
tersebut.

2. Pengertian Informasi
Menurut Davis (1992: 28) informasi adalah data yang telah dikelola menjadi bentuk
yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaatdalam mengambil keputusan saat ini atau
mendatang.
Menurut Baridwan (1993: 4) informasi merupakan keluaran (output) dari suatu proses
pengolahan data. Output ini biasanya sudah tersusun dengan baik dan mempunyai arti
bagi yang menerimanya, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan oleh manajemen.

3. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Teguh Wahyono sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh
manusia yang terdiri dari komponen- komponen utama dalam organisasi untuk mencapai
suatu tujuan yaitu menyajikan informasi. System informasi dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat
manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan- laporan yang diperlukan.


















Sistem Informasi Geografis (SIG)
Defenisi SIG
Menurut Prahasta (2002: 49) pada dasarnya, istilah system informasi geografis
merupakan gabungan dari tiga unsur pokok : system, informasi, dan geografis. Istilah
geografis merupakan bagian dari spasial (keruangan). Istilah informasi geografis
mengandung pengertian informasi mengenai tempat-tempat yang terletak dipermukaan
bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu objek terletak di permukaan bumi, dan
informasi mengenai keterangan- keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi
yang posisinya diketahui.
Menurut Aronoff 89 mendefenisikan SIG adalah suatu system berbasis komputer yang
digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG
merupakan system computer yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data
yang bereferensi geografi
a. Pemasukan Pemasukan terdiri dari pengumpulan dan persiapan data spasial dan atribut
dari berbagai sumber, kemudian mengkonversi atau mentransformasikan format-format
data-data aslinya ke dalam format yang digunakan oleh SIG.
b. Manajemen data (penyimpanan data dan pemanggilan kembali) Manajemen data ini
mengorganisasikan data spasial dan atribut ke dalam basis data sehingga mudah
dipanggil, di-update, dan di-edit.
c. Manipulasi dan analisis data

2. Pada bagian ini, ditentukan informasi-informasi yang dapat
dihasilkan oleh SIG. d. Pengembangan produk dan pencetakan
Pada bagian ini, ditampilkan atau dihasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data
baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti table, grafik, dan peta.
Komponen Utama SIG
Menurut Shelvie (2003: 2) komponen utama SIG dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
- Komponen perangkat keras Ragam komponen perangkat keras dalam SIG sesuai
dengan fungsinya antara lain adalah : Peralatan untuk pemasukan data, misalnya
digitizer dan
scanner. Peralatan untuk penyimpanan dan pengolahan data seperti
computer. Peralatan untuk pencetakan hasil contohnya, yaitu : printer
- Komponen perangkat lunak Komponen perangkat lunak SIG bersifat relative sesuai
dengan tujuan dibentuknya SIG tersebut.
- Komponen Data & Informasi Geografi SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan
data dan informasi yang diperlukan baik secara langsung dengan cara mendijitasi data
spasialnya dari peta dan data-data atributnya dari tabel. Maupun secara tidak langsung
dengan mengimport-nya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain.
- Manajemen
SIG akan berhasil jika di-manage dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang
memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.
13. Kelebihan SIG
SIG bukan hanya sekedar sistem komputer yang membuat peta tetapi SIG merupakan
sebuah alat analisis. Kelebihan SIG :
7. Pemetaan
8.
Dalam sub bab ini dijelaskan dari beberapa sumber pengertian, yaitu : peta, peta dasar,
peta tematik, pemetaan, pemetaan tradisional atau analog, pemetaan dengan teknologi
SIG atau peta digital.
Peta dan Pemetaan
Burrough (1986: 13) peta adalah sekumpulan titik garis, dan area yang didefenisikan
dengan lokasi dalam ruangan yang bereferensi pada system koordinat dengan atribut
non spasialnya.
Peta dasar atau peta umum adalah peta yang menggambarkan segala sesuatu yang
terdapat pada suatu wilayah, misalnya kota, jalan raya, danau, pegunungan, dan lain
sebagainya.
Peta tematik adalh suatu peta yang menampilkan jenis atau kelas informasi berdasarkan
tema tertentu, misalnya peta geologi, peta
Dapat menghasilkan output/keluaran yang merupakan hasil penggabungan antara
informasi keruangan (data spasial/peta digital) dengan data atributnya.
Dengan data yang relative dinamis dan cukup lengkap maka informasi yang dihasilkan
adalah informasi yang lengkap.
Pembaharuan (updating) data cepat dan mudah. Kesalahan manusia lebih
rendah Lebih flexible dalam penyajian data, sebab hasil akhir dapat
ditampilkan dalam layer terminal (CRT), disimpan dalam data base, ataupun dalam
bentuk hardcopy.
Pemetaan tradisional atau peta analog
Pemetaan dengan teknologi SIG
Keterbatasan penyajian informasi pada kertas.
Kesulitan akses informasi dalam volume besar disimpan dalam peta dan tabel-tabel.
Waktu lama dan mahal untuk peremajaan peta.
Lemah dalam integrasi informasi geografis dari peta- peta dengan berbagai
proyeksi dan skala.
Keterbatasan hanya karena perkembangan teknologi penyimpanan.
Dapat ditangani dengan jarak jauh lebih cepat.
Dapat langsung meremajakan berdasarkan sejumlah sumber informasi termasuk indra
jauh dan database lainnya.
Integrasi dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efisisen pada multi layer.
8.
kependudukan, peta aktivitas ekonomi, peta hutan,hidrologi, dan sebagainya.
Menurut Erlina, et al.(2000) pemetaan merupakan konsep dasar dari SIG , yang
berfungsi menvisualisasikan suatu data yang berbentuk daftar atau table yang dapat
divisualisasikan sesuai dengan keinginan dan juga dapat mengubahnya ke bentuk grafik
sehingga mudah untuk dianalisis.
Perbandingan pemetaan tradisional atau peta analog dengan pemetaan teknologi SIG :
Table 2.1 Perbandingan Peta Tradisional dan SIG
Data Geografis
Data geografis ini dapat dikelompokkan menjadi data spasial dan data atribut. Data
spasial digambarkan dalam berbagai bentuk yaitu :
1. Titik Titik ( berdimensi nol : objek yang hanya memiliki lokasi tidak memiliki panjang
) adalah tipe data paling sederhana dari data
spasial. Titik menggambarkan berbagai bentuk data seperti :
lokasi SPBU, kota dan stasiun cuaca. 2. Garis
Garis ( berdimensi satu: objek yang mempunyai panjang) ialah data yang mempunyai
sifat : panjang, kelengkungan, dan orientasi.
3. Poligon atau bidang Polygon (berdimensi dua : objek yang memiliki panjang dan
lebar) adalah data yang berupa batas garis, seperti batas pembagian wilayah atau batas
sebuah danau.
4. Blok atau Volume Melibatkan unsur dimensi tiga, seperti ketinggian atau
kedalaman ke bentuk objek berupa bangunan gedung.
Data tersebut kemudian disusun dalam bentuk layer-layer berdasarkan tema, bentuk,
waktu, atau prioritas yang dikehendaki. Data atribut (non spasial) ini disebut juga sebagai
data tematik (data yang menyangkut tema tertentu). Atribut biasanya disajikan sebagai
teks, foto ataupun legenda yang terdapat di dalam table.
Tabel-tabel basis data yang digunakan oleh ArcView, yaitu : 1. Tabel internal, tabel
atribut spasial (theme) yang sudah terintegrasi dengan shapefiles-nya sendiri. Tabel ini
berformat file (*.dbf) yang tidak perlu dibuat secara khusus dan terpisah oleh pengguna,
karena secara otomatis hadir bersama dengan data spasialnya, yang
perlu ditambahkan adalah sejumlah fields. 2. Tabel yang memiliki format yang persis
sama dengan format
(*.dbf) atribut theme ArcView. Tabel ini masih kosong dan tidak
memiliki kaitan apapun terhadap tabel-tabel yang sudah ada. 3. Tabel eksternal (existing),
tabel yang telah dipersiapkan sebelumnya dan diimplementasikan dengan menggunakan
perangkat lunak basis data (DBMS) seperti Microsoft Access,
oracle dan lain-lain.
Menurut Barus & Wiradisastra (dalam Shelvie,2000 : 1) penyimpanan tipe-tipe data
umumnya dibuat dalam dua bentuk utama yaitu : raster dan vector. Penyimpanan data
dalam bentuk raster berarti penyimpanan dalam bentuk kotak segi (grid), sedangkan
penyimpanan dalam bentuk vector berarti data direkam dalam berbagai koordinat titik,
garis dan polygon (area). Masing-masing bentuk memiliki kelebihan dan kelemahan,
diantaranya :
Model Data
Kelebihan
Kelemahan
Raster
Memiliki struktur data yang sederhana
Mudah dimanipulasi dengan menggunakan fungsi-fungsi matematis sederhana.
Teknologi yang digunakan cukup murah
dan tidak kompleks pengguna membuat program aplikasi yang
menggunakan
raster. Compatible
citra
scanning data spasial. Overlay dan kombinasi data spasial raster dengan data
inderaja
mudah dilakukan.
dengan satelit pengindraan jauh dan semua image hasil
begitu sehingga dapat sendiri
citra-citra
Memerlukan ruang atau penyimpanan yang besar di computer.
Penggunaan sel atau grid yang lebih besar untuk menghemat ruang penyimpanan
akan menyebabkan kehilangan informasi dan ketelitian.
Tampilan akurasi posisinya sangat bergantung pada ukuran pikselnya.
Sering mengalami kesalahan dalam menggambarkan bentuk dan garis-garis batas-
batas suatu objek.
Transformasi koordinat dan proyeksi lebih sulit dilakukan.
Metode untuk mendapatkan format data vector melalui proses
Gambaran permukaan bumi dalam bentuk citra raster yang didapat dari radar atau
satelit pengindraan jauh selalu lebih actual dari pada bentuk vektornya.
yang lama, cukup melelahkan dan relative mahal.
V ector
4. Memerlu kan
ruang atau tempat penyimpa nan yang lebih sedikit di computer .
5. Satu layer
dapat dapat dikaitkan dengan banyak atribut.
6. Hubunga n
topologi dan network dapat dilakukan
10. Memiliki struktur
data yang
kompleks. 11. Datanya
tidak mudah untuk dimanipul asi.
12. Pengguna tidak
mudah berkreasi untuk membuat programn ya sendiri untuk memenuhi kebutuhan
aplikasiny a.
13. Peta vector
sering
dengan
mudah. 7. Memiliki
resolusi spasial yang tinggi
8. Memiliki batas-
batas yang teliti, tegas dan jelas sehingga sangat baik untuk pembuata n peta- peta
administr asi dan persil tanah milik.
9. Transfor masi
koordinat dan proyeksi tidak
14.
15.
16.
mengalam ioutof date atau kadaluars a.
Tidak compatibl e dengan data citra satelit pengindra an jauh. Memerluk an perangkat
lunak dan perangkat keras yang lebih mahal. Overlay beberapa layer(s) vector secara
simultan memerluk an waktu lama
9.
sulit
dilakukan
. Table 2.2 Perbandingan Model Data Vektor dan Data Raster
Perangkat Lunak Pemetaan
Perangkat lunak pemetaan adalah suatu perangkat lunak khusus yang dibuat untuk
menghubungkan data spasial (misalnya : peta) dengan data atributnya yang biasanya
tersimpan dalam tabel database.
Perangkat lunak ini harus memiliki kemampuan sebagai berikut : Memiliki fasilitas
untuk pembuatan editing, maupun input peta
dari format yang umum digunakan. Memiliki kemampuan untuk memasukkan,
mengelola, dan
memanipulasi data atribut. Mampu menampilkan peta dalam bentuk lapisan-lapisan
(layer). Memiliki kemampuan untuk data analisis, baik berupa grafik /
memuat peta thematic. Aplikasi Perangkat Lunak Arc View 3.3 Prahasta (2002:1),
Arc View merupakan sebuah software pengolah
data spasial yang telah dikembangkan oleh ESRI ( Environmental Sistem Research
Institute, Inc ).
5.
a. kemampuan-kemampuan perangkat Arc View Pertukaran data : membaca dan
menuliskan data dari dan ke dalam format perangkat lunak SIG lainnya.
- Arc View dapat membaca data spasial raster yang dituliskan dalam format-format
perangkat lunak SIG dan pengindraan jauh, misalnya : JPEG, BMP, TIFF, GeoTIFF,
BSQ, BIL, BIP, ERDAS(LAN & GIS), dan sebagainya.
- Arc View dapat membaca data spasial vectornya (coverage dan shape Files) baik dalam
format shape file sendiri maupun kedalam perangkat lunak SIG lainnya, misalnya
MapInfo.
- ArcView dapat menuliskan basisdata spasial vectornya (coverage dan shape files)
baik ke dalam format shape file sendiri maupun ke dalam perangkat lunak SIG lainnya,
misalnya MapInfo.
6. Menampilkan informasi (basisdata) spasial maupun atribut. 7. Membuat peta
thematic.
- Menggunakan symbol dan warna untuk merepresentasikan features-
nya berdasarkan atribut- atributnya.
8. Menyediakan bahasa program sederhana atau skrip (Avenue) untuk
mengoptimasikan pengoperasian rutin aplikasi-aplikasi SIG. b. ArcView Shape Files
Prahasta (2002:3), ArcView dalam operasi rutinnya secara default membaca,
menggunakan, dan mengolah data spasial dengan format yang disebut sebagai ShapeFile.
ShapeFile merupakan salah satu struktur yang telah dikeluarkan oleh ESRI untuk
memelihara basisdata yang terhubung dengan peta.
Sebuah shapefile terdiri dari tiga buah file yang terpisah yaitu : 1. File Utama (.shp),
yang menyimpan kenampakan geometri. 2. File edBASE IV (.dbf), yang menyimpan
informasi atribut
untuk kenampakan tertentu. 3. File index (.shx), yang menyimpan index dari kenampakan
geometri.
Aplikasi Perangkat Lunak MapInfo Profesional 9.0 MapInfo professional
dikembangkan oleh MapInfo Corp sejak tahun 1986. MapInfo diminati oleh pengguna
SIG karena mempunyai karakteristik yang menarik seperti mudah digunakan, harga yang
relatih murah, tampilan yang interaktif dan menarik, user friendly dan
dapat di Customize dengan menggunakan bahasa skrip yang dimiliki. MapInfo memiliki
kemampuan beradaptasi dengan software produksi Micosoft maupun software lainnya
dengan dua cara yaitu :
i. Menggunakan Universal Translator. ii. Menggunakan import file dxf (AutoCad)
menjadi file
Tab (MapInfo).
Dynamic Data Exchange ( DDE ) DDE merupakan salah satu protocol yang dimiliki
system operasi
Ms.Windows yang memungkin dua atau lebih program aplikasi berjalan secara simultan
dan melakukan pertukaran data antar program.
10. Data Flow Diagram
Menurut Kadir (2000: 40) DFD (Data Flow Diagram) disebut juga diagram alir data.
DAD (Diagram Aliran Data) merupakan alat yang biasa dipakai untuk
mendokumentasikan proses dalam system. DAD konteks adalah DAD yang
memperlihatkan sebuah proses yang berinteraksi dengan lingkungannya. Ada pihak luar
atau lingkungan yang memberikan masukan dan ada pihak yang menerima keluaran
system.
= Terminator
= Proses Data
= Aliran Data = Penyimpanan Data
Gambar 2.1 Simbol-simbol DAD
11. Data Dictionary (Kamus Data)
Kamus data adalah suatu daftar data elemen yang terorganisir dengan defenisi yang tetap
dan sesui dengan system, sehingga user dan analis system mempunyai pengetian yang
sama tentang input, output dan
komponen data store. Kamus data merupakan deskripsi elemen-elemen yang tercakup
dalam DAD.
Notasi yang digunakan dalam kamus data, yaitu :
Table 2.3 Notasi Kamus Data
12. Entity Relationship Diagram (ERD)
Model Entity Relationship Diagram yang berisi komponen-komponen himpunan entitas
dan relasi masing-masing dilengkapi dengan atribut- atribut yang merepresentasikan
seluruh fakta dari dunia nyata yang kita tinjau, dapat digambarkan dengan lebih
sistematis dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD).
Simbol-simbol yang digunakan dalam Entity Relationship Diagram (ERD). Yaitu :
No
Notasi
Keterangan
1
=
Terdiri dari, terbentuk dari, sama dengan
2
+
Dan
3
()
Optional ( boleh ada atau tidak)
4
{}
Iterasi / pengulangan
5
[]
Memilih salah satu dari sejumlah alternative
6
**
Komentar
7
@
Identifikasi atribut data kunci
8
|
Pemisah dalam bentuk []
9
Alias
Nama lain untuk suatu benda
g.
h.
i. j.
a
= Menggambarkan Entity = Menggambarkan atribut
= menggambarkan a sebagai primary key = menggambarkan link
Gambar 2.2 Simbol-simbol ERD
13. Model Basis Data Relasional
Model basis Data Relasional sering pula disebut sebagai Model Relasional atau Basis
Data Relasional. Model basis data ini ditemukan atau diperkenalkan pertama kali oleh
E.F.Codd. Model Basis data menunjukkan suatu cara atau mekanisme yang digunakan
untuk mengelola
atau mengorganisasikan data secara fisik dalam memori sekunder yang akan berdampak
pula pada bagaimana kita mengelompokkan dan membentuk keseluruhan data yang akan
terkait dalam system yang sedang kita tinjau.
Fathansyah ( 2004:19) pada model relaticnal, basis data akan dipilah-pilah kedalam
berbagai tabel dua dimensi. Tabel merupakan bentuk natural dalam fakta atau data yang
sering kita gunakan. Setiap tabel selalu terdiri atas lajur mendatar yang disebut dengan
baris data (Row/Record) dan lajur vertical yang disebut kolom(Coloum/Field).
14. Normalisasi
Prahasta (2005 : 208), Normalisasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk
menstrukturkan data sedemikian rupa sehingga mengurangi atau mencegah timbulnya
masalah-masalah yang berhubungan dengan pengolahan basisdata.
Proses normalisasi dilakukan secara bertahap dan setiap tahap menghasilkan bentuk
normal tertentu. Tahapan-tahapan tersebut antara lain :
a. Normalisasi bentuk pertama (INF) Tabel yang memenuhi bentuk normal ini adalah
tabel yang hanya memiliki satu nilai pada perpotongan antara baris dan kolomnya ( hanya
ada satu nilai dalam satu field).
b. Normalisasi bentuk kedua (2NF) Tabel yang memenuhi bentuk normal kedua
adalah tabel yang memenuhi bentuk normal kesatu dan jika kunci primer harus
bergantung secara fungsional kepada semua kunci primer dan bukan pada sebgaian
(subset) kunci primer. Hasil proses ini biasanya menghasilkan lebih dari satu tabel baru.
c. Normalisasi bentuk ketiga (3NF) Tabel yang memenuhi bentuk normal ketiga
adalah tabel yang memenuhi bentuk normal kesatu, kedua, dan tidak ada atribut yang
bukan kunci primer yang bergantung pada atribut lain yang bukan kunci primer.
BAB III METODOLOGI
Metodologi yang digunakan untuk membangun Penggunaan Sistem Informasi Geografis
Pada Data Spasial dan Data Atribut adalah konsep siklus hidup pengembangan system
SDLC ( System Development Life Cycle ), yaitu : perencanaan, analisis, desain,
implementasi dan perawatan.
Gambar 3.1: Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Perencanaan
Fase perencanaan merupakan tahap awal dalam pengembangan system yang meliputi :
o Pendefenisian Masalah
Dengan adanya data spasial dan data atribut dalam suatu system informasi yang bersifat
visual bertujuan untuk memudahkan pengguna mengakses informasi dengan mudah.
o Metode Penelitian Metode yang digunakan sebagai tahap perancanaan adalah :
a. Metode Wawancara : Mencari informasi Master Plan Kota Depok berbentuk
softcopy sebagai data spasial, mengumpulkan data spasial, data atribut
Perencanaan
Analisis
Desain
Implementasi
Perawatan

dari para staff Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan
Bappeda. b. Metode Observasi :
Mencari informasi dengan langsung datang ke dinas yang
bersangkutan. c. Metode Studi Pustaka :
Pengolahan data dengan cara membaca buku-buku yang dapat
dijadikan acuan.
Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan meliputi input system, proses pengolahan data input, jenis penyajian
data input serta jenis perangkat lunak dan keras yang dibutuhkan. Input data yang
diperlukan dalam perancangan system ini meliputi data spasial dan data atribut.
Data spasial disiapkan dalam format layer-layer Arc View, sedangkan data atribut dibuat
dalam bentuk basis data. Dalam perancangan ini digunakan perangkat keras PC-
Komputer yang didukung dengan perangkat lunak yang disesuaikan dengan fungsinya,
yaitu program untuk penyediaan input, pengolahan input, dan pendistribusian output.
Desain 1. Desain Input (masukan)
Data input yang dibutuhkan dalam sistem disiapkan dengan baik agar siap untuk diproses
sehingga dapat menghasilkan keluaran yang diinginkan. Desain input terdiri atas :
a. Data spasial yang berupa peta kota depok, batas wilayah kelurahan, jaringan jalan dan
sungai
b. Data atribut dalam bentuk basisdata yang berisi informasi nama nama perusahaan,
alamat perusahaan, pemilik perusahaan dan jenis usahanya.
2. Desain output (keluaran)
Bentuk output pada system ini harus dimengerti oleh pengguna, maka setiap keluaran
berupa informasi pada Sistem Informasi Geografis umumnya menggunakan metode :
- Informasi Teks System ini menampilkan informasi bagi user berupa teks, user dapat
membaca informasi dalam bentuk kata ataupun kalimat.
- Informasi Peta Informasi ini mengandung suatu peta, data yang mengacu pada
keadaan atau lokasi perusahaan.
- Pencetakan peta dengan memanfaatkan fasilitas toolbar Selain menu dalam bentuk
menu bar penulis juga merancang menu dalam bentuk button bar dan tools bar yang
digunakan untuk mempermudah user interface dan pengoperasian penggunaan system.
3. Desain Proses
Bertujuan untuk menentukan urutan kejadian mulai dari masukan sampai keluaran, yang
terdiri dari : diagram proses pengolahan data spasial dan data atribut, konteks diagram.
4. Desain Basis Data
1. Desain Logis : Desain logis dibuat dengan mempelajari elemen-elemen
data yang terdapat pada lingkungan system, setelah itu dibuatlah Entity Relationship
Diagram (ERD) antar tabel atribut. Hal ini untuk mengetahui hubungan atau keterkaitan
antar tabel.
2. Desain Fisik : Dilakukan implementasi dari desain logis ke dalam
Database Management System.
Implementasi
Tahap ini dilakukan implementasi hasil desain ke dalam baris-baris kode program yang
dapat dimengerti oleh mesin dan dibangun dengan menggunakan beberapa perangkat
lunak dan perangkat keras.
Perawatan Data yang ada pada Penggunaan Sistem Informasi Geografis Pada
Data Spasial dan Data Atribut ini bersifat dinamis artinya selalu mengalami perubahan.
Oleh karena itu, pengguna dapat menambahkan dan melakukan editing informasi-
informasi yang diperlukan sehingga data tetap akurat.
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN
A. Analisis 1. Analisis Kebutuhan
a) Profil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok
Era reformasi yang membawa berbagai perubahan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara telah mendorong Pemerintah Daerah Kota Depok khususnya Dinas
Perindustrian dan Perdagangan untuk bersunguh-sungguh melaksanakan Pemerintahan
yang bersih (clean govermance) dan Kepemerintahan yang baik (good govermance)
dalam pengelolaan pemerintahan dan pembangunan. Perubahan dimaksud diantaranya
adalah: tatanan hukum, politik dan administrasi publik, termasuk diantaranya upaya
untuk membangun akuntabilitas publik, dan sistem pengelolaan keuangan.
Pada dasarnya perubahan menyangkut 2 (dua) aspek, yaitu aspek psiko-sosial dan aspek
teknis-ekonomis. Aspek psiko-sosial terdiri dari: perubahan paradigma, perubahan visi,
perubahan nilai-nilai, perubahan komitmen untuk berubah dan pembangkitan keberatan
untuk berubah. Aspek teknis-ekonomis mencakup perubahan struktur organisasi. Dalam
proses perubahan tersebut, 3 (tiga) pilar yang harus tercermin dari good govermance,
yaitu: transparansi, partisipasi dan akuntabilitas.
b) Landasan Hukum
Dinas Perindustrian dan Perdagangan merupakan salah satu unsur pelaksana Pemerintaha
Kota Depok yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan
Daerah Nomor 48 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah. Untuk
jelasnya mengenai Landasan Hukum Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
No
LANDASAN TEORI
TENTANG
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
Perda No. 48 Tahun 2000 Perda No. 01 Tahun 2001 Perda No. 03 Tahun 2002 Perda No.
04 Tahun 2002 Perda No. 06 Tahun 2002 Perda No. 07 Tahun 2002 Perda No. 08 Tahun
2002 Tahun No. 09 Tahun 2002 Keputusan Walikota Depok No. 18 Tahun 2004
Keputusan Walikota Depok No.503/138/Kpts/Huk/2001
Susunan Organisasi Perangkat Daerah Retribusi Ijin Gabungan ( HO ) Surat Ijin Usaha
Perdagangan (SIUP) Wajib Daftar Perusahaan (WDP)
Ijin Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi Ijin Penyedia Tenaga
Listrik Pengelolaan Air Bawah Tanah
Rincian Tata Kerja Disperindag Pendelegasian wewenang Penandatanganan
perijinan Bidang Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi kepada Kepala Dinas dan
Koperasi Perindagkop
Table 4.1 Landasan Hukum Dinas PERINDAG Kota Depok
c) Visi dan Misi
5. Visi
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta melihat
latar belakang dan mencermati fenomena yang ada, maka Visi Dinas Perindustrian dan
Perdagangan adalah :
MENJADI PENGGERAK PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH KOTA DEPOK
DI BIDANG PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN JASA
Dari penyaluran Visi di atas, Dinas Perindag sebagai Servicing Departement atau Dinas
Pelayanan mempunyai absensi untuk menjadi leading sector untuk menggerakkan
Pertumbuhan Ekonomi Kota Depok khususnya di Bidang Perindustrian, Perdagangan dan
Jasa.
Pertumbuhan Ekonomi yang dimaksud dalam Visi di atas diukur dalam Laju
Pertumbuhan Ekonomi (LPE) khususnya kontribusi sektor perindustrian, perdagangan
dan jasa pada LPE Kota Depok.
2). Misi
Terwujudnya visi sebagaimana dikemukakan pada bagian sebelumnya merupakan
tantangan yang harus dihadapi oleh segenap pegawai pada Dinas Perindustrian dan
Perdagangan. Sebagai penjabaran dari visi yang telah dicanangkan, telah ditetapkan 3 (
tiga ) pernyataan misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagai berikut
- Meningkatkan Kualitas Organisasi - Meningkatkan Kegiatan Ekonomi di Bidang
Perindustrian Perdagangan dan Jasa - Meningkatkan Investasi Daerah
d) Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok
KEPALA DINAS
BAGIAN TATA USAHA
Sub. Bagian Umum
Sub. Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan
BIDANG FASILITASI USAHA EKONOMI
BIDANG PERINDUSTRIAN
BIDANG PERDAGANGAN
BIDANG INVESTASI DAN PROMOSI
SeksiFasilitasi Usaha Industri
Seksi Pembinaan dan Pengembangan ILMEA
Seksi Pembinaan Pengembangan PDN dan WDP
Seksi Investasi
SeksiFasilitasi Usaha Pertambangan dan Energi
Seksi Pembinaan dan Pengembangan PLN
Seksi Promosi
SeksiPembinaan dan Pengembangan IKHH
KELOMPOK JABATAN FUNSGIONAL
U P TD
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Disperindag
2. Analisis Sistem
Pemanfaatan SIG dalam Pengembangan Sistem Basis Data Spasial ini lebih mengacu
kepada persebaran lokasi Perusahaan yang bergerak dalam bidang Perindustrian dan
Perdagangan yang telah memiliki ijin usaha.
Untuk data atribut yang disediakan diantaranya : data nama perusahaan, data alamat
perusahaan, data pemilik perusahaan dan data jenis usaha. Sedangkan data spasial berupa
peta Kota Depok dengan batas-batas wilayahnya, peta jaringan jalan, peta kelurahan,
jaringan sungai.
Pemanfaatan SIG ini diharapkan dapat membantu pemerintah Kota Depok khususnya
Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam memantau persebaran perusahaan di Kota
Depok. Dan juga akan membantu para investor yang akan menanamkan modalnya di
Kota Depok memperoleh data dimana lokasi yang bagus untuk mendirikan usaha sesuai
dengan jenis usahanya.
Dalam membangun system ini dibutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak untuk
bisa terbangunnya system ini.
a. Perangkat Keras Prosesor Intel Pentium IV 2.0 GHz
Memory 128 Mb DDRAM Harddisk 80 Gbyte Monitor LCD samsung 15
Mouse, Keyboard, Scanner dan lain-lain
B. Desain input (Masukan) 1. Data Spasial
b.
Perangkat lunak - Sistem Operasi Microsoft Windows XP
Profesional - Arc View 3.3 untuk pengolahan data - Avenue sebagai bahasa script
pemrograman - Microsoft Excel 2003 untuk basis data - Microsoft Word 2003
Data spasial yang digunakan berupa peta kota Depok yang menggambarkan batas-batas
kelurahan, jaringan jalan dan sungai dengan format (.shp), (.shx) dan (.dbf). Peta kota
depok ditampilkan oleh Arc View berbentuk layer-layer. Dengan menggunakan drawing
tools baik polygon, point, line maupun auto complete akan mempermudah untuk
menampilkan informasi yang akan ditampilkan.
2. Data Atribut
Data atribut perusahaan berisi informasi sebagai berikut a.Informasi perusahaan b.
Informasi alamat perusahaan c. Informasi pemilik perusahaan
d. Informasi alamat pemilik perusahaan e. Informasi jenis usaha
C. Desain Output (Keluaran)
Berikut ini merupakan keluaran yang dihasilkan pada pemanfaatan SIG pada Perijinan :
1. Menampilkan data spasial dalam bentuk shapefile yang terdiri dari beberapa file yang
terpisah, yaitu : file utama (.shp) menyimpan kenampakan geometri, file dBase (.dbf)
yang menyimpan informasi atribut dan file indeks (.shx) yang menyimpan indeks dari
kenampakan geometri.
2. Menampilkan data atribut eksternal berbentuk tabular yang berisi : d.
Informasi data atribut statis (data yang mengalami jangka waktu tertentu untuk
berubah), seperti : data penanggung
jawab perusahaan dan data jenis usaha. e. Informasi data atribut dinamis (data yang
setiap saat dapat
berubah). 3. Informasi Teks
4. Print Out peta dan data atribut yang berisi informasi perusahaan.
D. Desain Proses
Desain bagan proses pengolahan data Sistem Informasi Geografis akan ditampilkan pada
gambar 4.2, gambar 4.3 merupakan konteks diagram Perusahaan. 1. Bagan Proses
Pengolahan Data
Diagram berikut menjelaskan tentang alur dari pembuatan sistem aplikasi ini dengan
tahapan: 15. Peta yang dibutuhkan diinput ke komputer. 16. Lalu didigitasi dan disimpan
dengan ekstension .shp.
17. Bila peta sudah didigitasi, secara otomatis Arc View akan menampilkan atribut dasar
peta dalam bentuk tabel berisi shape dan id peta.
18. Selain peta dapat juga ditambahkan data-data nonspasial lain berupa teks / angka
yang juga akan dimasukkan ke dalam tabel.
19. Data-data spasial dan nonspasial yang sudah diolah di dalam area Arc View
menghasilkan tampilan SIG yang dapat dikomunikasikan kepada pengguna.
Gambar 4.2. Bagan Proses Pengolahan Data
2. Konteks Diagram a. Disperindag memberikan masukan ke dalam sistem berupa
data
perusahaan dan peta. Sedangkan sistem memberikan laporan hasil
kepada disperindag. b. Sub Dinas memberikan masukan ke dalam sistem berupa data
verifikasi perusahaan sedangkan sistem memberikan informasi laporan
perkembangan perusahaan ke Sub Dinas. c. Perusahaan memberikan data perusahaan dan
sistem memberikan
informasi hasil berupa laporan.
Disperindag
Disperindag
Data Peta Dan Perusahaan
Perusahaan
Perusahaan
Data Perusahaan
Laporan Perusahaan
Gambar 4.3 Konteks Diagram SIG Perusahaan
3. Data Flow Diagram Sistem Berjalan Berdasarkan konteks diagram, sistem yang
berjalan memiliki tiga
entitas yitu : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Sub Dinas dan perusahaan dan
memiliki empat proses. Pada proses evaluasi perusahaan sistem mendapatkan input dari
perusahaan dan dinas perindustrian dan perdagangan berupa data perusahaan. Kemudian
sistem memproses data perusahaan tersebut dan hasilnya disimpan dalam file perusahaan
dan file disperindag. Dari file perusahaan data dilanjutkan ke proses verifikasi, pada
proses verifikasi ini sistem juga mendapatkan data verifikasi dari sub dinas. Setelah
sistem memverifikasi data maka data dibagi oleh sistem, dikembalikan ke sub dinas dan
disimpan dalam file verifikasi.
Dinas perindag juga memberikan data peta kepada sistem dan kemudian akan di evaluasi.
Setelah di evaluasi data akan disimpan pada file peta, lalu di proses lagi untuk dibuatkan
laporannya. Dinas perindag akan mendapatkan laporan dokumen peta dan perusahaan,
sedangkan perusahaan mendapatkan laporan dokumen perusahaan.
P.0
P.0
SIG
SIG
PERUSAHAAN
PERUSAHAAN
Laporan Data Peta dan Perusahaan
Verifikasi Perusahaan
Data Verifikasi Perusahaan
Sub Dinas
Sub Dinas
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan
Perusahaan
Data Perusahaan
Proses Evaluasi Perusahaan
Data Perusahaan
File Perusahaan
Data Perusahaan
Data peta
Proses Evaluasi Peta
Data Peta
File Peta
Data Perusahaan
File Disperindag
Proses Verifikasi Perusahaan
Data Veridikasi
File Verifikasi
Data Verifikasi Perusahaan
Laporan
Data Perusahaan
Laporan Dokumen Peta Dan Perusahaan
Sub Dinas
Data Verifikasi Perusahaan
Laporan Dokumen Perusahaan
Verifikasi perusahaan
Data Peta
Laporan Evaluasi Peta
Gambar 4.4 Data Flow Diagram Sistem Berjalan
4. Entity Relathionship Diagram
Peta
1
Disperindag
memilik N
N memili 1 ki
N1 dikelol
Perusahaan
Sub Dinas
a Gambar 4. 5 Entity Relathionshp Diagram
Satu Kota terdapat 1 atau lebih data peta kecamatan Satu Peta Kecamatan terdapat
1 atau lebih perusahaan Satu Atau lebih perusahaan di kelola 1 Sub dinas.
E. Desain Basis Data Spasial

Proses pembentukan Basisdata Spasial
Tahap tahap pemrosesan data dimulai dari proses pengubahan data analog menjadi data
digital. Pengubahan data-data analog menjadi data digital dilakukan dengan bantuan
computer dan alat yang dapat mengubah data analog menjadi data digital. Selain dengan
digitizer pengubahan data dapat dilakukan dengan melakukan on screen digitizing
(digitasi layer). Data digital yang dihasilkan berupa data grafis dan data atribut. Dalam
proses digitasi akan ditemui beberapa feature-feature penting antara lain : point, line,
area/polygon.
Dari digitasi akan terdapat table table atribut spasial yaitu :
1)
2)
3)
Tabel Kecamatan
Table 4.2. Atribut Spasial Kecamatan Tabel Kelurahan
Table 4.2. Atribut Spasial Kelurahan Tabel Perusahaan
Tabel 4.3. Atribut Spasial Perusahaan
Nama_field
Tipe
Shape
Polygon
Id_Kecamatan
Number
Kecamatan
String
Nama_field
Tipe
Shape
Polygon
Id_Kelurahan
Number
Kelurahan
String
Nama_field
Type
Shape
Point
Id_Perusahaan
Number
Perusahaan
String
4) Tabel Jalan kecamatan
Tabel 4.4. Atribut Spasial Jalan kecamatan 5) Tabel Jalan Kelurahan
Table 4.5. Atribut Spasial Jalan Kelurahan 6) Table Sungai
Table 4.6. Atribut Spasial Sungai
Data yang telah di digitasi akan diproses pada arcview sehingga menghasilkan tampilan
peta. Proses pembentukan data spasial melalui beberapa tahapan. Langkah langkahnya
sebagai berikut :
Nama_field
Type
Shape
Line
Jalan
String
Nama_field
Type
Shape
Line
Jalan
String
Nama_field
Type
Shape
Line
Sungai
String
Start
Identifikasi Objek View
Ada ?
Buka View
Identifikasi File .shp
Ada ?
Buat Theme
Masukkan View Pada Theme
Tampilkan Data Theme
End
Tidak ada
Tidak ada
Buat View
File tidak ada
Gambar 4.6 Bagan Pembentukan Data Spasial

Penggabungan Data Spasial dan Atribut
Data spasial memiliki data atribut internal, yang didapatkan dari hasil digitasi. Setelah
proses digitasi dan pembentukan data spasial, maka data atribut internal akan
digabungkan dengan data atribut eksternal. Setelah data data tabularnya ter load ke
dalam tabel tabel basis data ArcView pengguna dapat menuangkan atau menambahkan
data data ini ke dalam peta digital SIG atau ke dalam theme yang di inginkan dengan
cara menggabungkan ( joining) ke dalam tabel atribut theme. Disaat pengguna
menggabungkan sebuah tabel ke dalam table atribut theme, semua field yang ada di
dalam tabel pengguna akan ditambahkan ke dalam tabel atribut.
Penggabungan tabel tabel dengan menggunakan fungsi join dilakukan terhadap tabel
yang aktif dengan tabel yang terakhir aktif. Join dilakukan berdasarkan kesamaan nilai
nilai sebuah field yang ditemukan pada tabel pengguna maupun tabel atribut theme. Pada
Arcview, nama nama kedua field kunci tidak harus selalu sama tetapi tipe datanya yang
harus sama. Berikut adalah proses untuk menggabungkan tabel.
17. Database eksternal yang akan dijoinkan di rubah dalam format DBF 4. Id database
harus sama dengan database internal. Setelah itu baru dijoinkan.
18. Aktifkan field table database eksternal.
Gambar 4.7 Tabel Info.bdf eksternal 19. Kemudian aktifkan juga field tabel internal yang
menjadi
tabel tujuan.
Gambar 4.8 Tabel tujuan join internal
20. Klik icon join 21. Kedua field telah tergabung.
Gambar 4.9 Tabel Hasil Join
F. Desain Basis Data Atribut
Basis data yang digunakan berdasarkan pada elemen-elemen data yang terdapat pada
lingkungan system lokasi persebaran perusahaan. Basis data nya terdiri dari beberapa
tabel yaitu :
1. 2. 3.
Tabel data perusahan kecil Tabel data perusahaan menengah Tabel data perusahan besar
BAB V IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada tahap ini dilakukan implementasi hasil rancangan ke dalam baris- baris kode
program. Grafhical User Interface (GUI) merupakan antar muka grafis yang
memudahkan pemakainya untuk bernavigasi dengan menggunakan elemen user interface
seperti menus,popups, buttons, tools dan kotak dialog yang dilakukan oleh ArcView
dengan bantuan Script Avenue sebagai bahasa Program. A. Tampilan Layar
1. Memetakan Layer Pada Peta dengan ArcView
Data spasial yang ditampilkan dalam peta pada program ini bertipe shapefile(.shp). Data
spasial ini ditambahkan ke dalam peta sebagai layer peta. Pada ArcView layer peta
dikenal dengan Theme. Sedangkan pada MapInfo Professional layer peta dikenal dengan
Table. Sebelum ditampilkan, terlebih dahulu dibuat koneksi ke basis data spasial. Setiap
shapefile dalam ArcView memiliki ID field tabel yang dikenal dengan file indexs(.shx).
ID tersebut digunakan untuk menggabungkan data atribut dan data spasial.
2. Mewarnai Peta
Untuk mewarnai peta dengan warna yang berbeda digunakan teknik unique symbol pada
legend editor.
3. Melakukan Pencarian Lokasi dalam Data Spasial
Kita dapat melakukan pencarian pada layer yang sedang aktif dengan menggunakan
menu navigasi dan menuliskan nama perusahaan berdasarkan data yang terdapat pada
field data spasial. Data spasial yang dicari akan ditampilkan dengan perubahan warna.
Nama perusahaan dapat dilihat pada legenda.
4. Menu Navigasi
Berikut adalah tampilan Struktur Navigasi pada Pengembangan Sistem Basis Data
Spasial.
c. Bagain Atas
Pada bagian ini akan menampilkan menu bar, diantaranya :
5.
d. File e. View f. Theme
Masing-masing diberi label dengan menggunakan objek string sesuai dengan kelompok
elemen-elemennya. Pengguna dapat memilih salah satu dari sub menu bar ini.
d. Bagian Tengah
Bagian tengah ini merupakan Button Bar yang berkaitan dengan pengolahan data atribut
dari peta, diantaranya : buka tabel, find/cari, query, hapus pilihan pada peta dan lain-lain.
e. Bagian Bawah
Bagian bawah dinamakan Tools Bar, diantaranya : Zoom in/perbesar Peta, Zoom
Out/Perkecil Peta, Zoom to Full Extend /ke Bentuk Asal, Identify/Informasi, Dta
Eksternal, Informasi Lokasi, Hotlinks dan lain-lain.
f. Bagian Kanan
Menampilkan perbandingan skala peta yang sedang aktif.
Bagian Frame Peta
Pada bagian frame (gambar ) terdiri dari :
22. Bagian Atas
Pada bagian ini akan ditampilkan juduk peta.
23. Bagian Kiri
Legenda dari peta akan ditampilkan pada bagian ini, pada legenda terdapat dua bagian,
yaitu :
o Bagian kiri berfungsi untuk menampilkan pemilihan layer yang akan ditampilkan.
Bagian kanan yang akan menampilkan nama-nama layer.
24. Bagian Kanan
Peta perusahaan-perusahaan akan ditampilkan disini dengan mengaktifkan layer-layer
yang terdapat pada legenda.
B. Tampilan Hasil Rancangan 1. Tampilan Peta Persebaran Perusahaan
Merupakan tampilan dari persebaran perusahaan kecil, perusahaan menengah dan
perusahaan besar yang ada di Kota Depok.
a) Perusahaan Kecil
Gambar 5.1 Tampilan Perusahaan Kecil
b) Perusahaan Menengah
Gambar 5.2 Tampilan Perusahaan Menengah
c) Perusahaan Besar
Gambar 5.3 Tampilan Perusahaan Besar
2. Tampilan Lokasi Persebaran PerusahaanTampilan ini adalah penggabungan dari
view perusahaan kecil, perusahaan menengah dan perusahaan besar.
Gambar 5.4 Tampilan penggabungan perusahaan
3. Peta Cari Lokasi Menggunakan Toolbar Query
Gambar 5.5 Tampilan Pencarian dengan Query
o Tampilan Atribut Internal
Gambar 5.6 Tampilan Informasi perusahaan data atribut
C. Pengujian
o Tampilan Layout
Gambar 5.7 Tampilan Layout
Pengujian dilakukan untuk memperlihatkan kemampuan yang dapat dilakukan oleh
perangkat Sistem Informasi Geografis dalam pengembangan Basisdata spasial.
Kemampuan yang dimiliki oleh Script Avenue adalah dapat mengintegrasikan komponen-
komponen lain seperti : Microsoft Office ( Micosoft Word dan Microsoft Acces).
D. Kelebihan Sistem
Pengembangan Sistem Basis Data Spasial menyediakan informasi lokasi persebaran
perusahaan, dimana informasi yang disajikan merupakan pengintegrasi antara data spasial
(peta) dan data atribut.
Pengguna juga dapat langsung mengetahui lokasi daerah yang datanya sedang
dimunculkan di layer.
Fasilitas-fasilitas yang disediakan seperti berikut ini : 9. Pencarian komponen peta (titik,
garis dan polygon) lewat Query
Builder dan menu cari lokasi.
10. Eksplorasi peta yang diinginkan 11.Mencetak peta Kota Depok lengkap dengan
persebaran
perusahaannya. 12. Memperbaharui data spasial dan data atribut
E. Keterbatasan Sistem
Aplikasi Pengembangan Sistem Basis Data Spasial ini masih memiliki keterbatasan,
hanya menyajikan informasi yang berkaitan dengan data spasial persebaran perusahaan
bidang perindustrian dan perdagangan. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk
mengembangkan informasi yang ada, yaitu dengan menambah, mengubah atau
menghapus informasi tertentu yang ada. Pada penulisan ini, penulis hanya
mempresentasikan bentuk sederhana dari informasi lokasi perusahaan tahun 2007. Belum
bisa diakses secara online lewat Internet.
A. Kesimpulan



































BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pengembangan Sistem basis data spasial adalah suatu model realitas yang merupakan inti
atau pusat dari Sistem Informasi Geografis (SIG). Sedangkan Sistem Informasi Geografis
(SIG) itu sendiri merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola (input,
manajemen, proses, dan output) data spasial atau data yang bereferensi geografis. System
ini menyajikan data perusahaan, pemilik perusahaan dan informasi lainnya.
Input data yang diperlukan dalam perancangan sistem ini meliputi data spasial dan data
atribut. Data spasial disiapkan dalam format layer- layer ArcView, sedangkan data
atribut dibuat dalam bentuk basisdata. Basisdata yang ditampilkan menggunakan
Microsoft Excel dengan bahasa script Avenue sebagai bahasa pemrogram.
Keuntungan setelah adanya pengembangan Sistem Basisdata Spasial ini bagi pengguna
dapat mengetahui proses pengolahan data spasial dan data atribut. Bagi msyarakat umum
dapat mengetahui lokasi persebaran perusahanan. Sedangkan bagi Dinas yang
bersangkutan dapat mengatur penyebaran perusahaan dan mengontrol munculnya
perusahaan perusahaan baru. Dalam hal ini user diberikan kemudahan untuk
pengolahan data dengan memanfaat fasilitas menu bar, tools bar dn button baryang
terdapat dalam sistem. Selain itu user juga dapat mencetak peta.
B. Saran
Sistem yang penulis bangun masih memiliki keterbatasan, beberapa hal yang perlu
dikembangkan selanjutnya, seperti :
Pengembangan Basisdata spasial lebih diperluas cakupannya, dan lebih
detail lagi dalam pembahasannya Penambahan tingkat keamanan terhadap data
spasial dan
data atribut agar data tersebut tidak disalah gunakan.
Pengembangan system informasi geografis berbasis web agar dapat diakses secara
global dari internet.

Anda mungkin juga menyukai