Anda di halaman 1dari 59

MAKALAH K3 DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN

KONSEP DASAR SAFETY DI LAB DAN TEMPAT


KERJA


DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : Dua (II)
NAMA : 1. Rahmawati Nursiam
2. Iswana
3. Achmad Hambali
KELAS : II C
DOSEN PENGAJAR : Muh. Syahrir ST, M.T


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2013
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
KONSEP DASAR SAFETY DI LAB DAN TEMPAT KERJA.
Makalah ini berisikan tentang bagaimana sikap yang harus kita lakukan agar aman
bekerja di Laboratorium dan Tempat kerja..Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat
dan pengetahuan kepada kita semua tentang sikap dan perilaku yang tepat agar tetap aman dalam
bekerja .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
beserta saran dari semua pihak yang bersifat membangun akan kami terima demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah berperan serta
dalam menyelesaikan makalah ini dari awal hingga akhir.Kritik dan saran dari teman-teman
sekaligus dosen pengajar sangat kami butuhkan karena disini kami masih belajar untuk menjadi
lebih baik, semoga makalah yang sudah kami kerjakan dapat diterima oleh para pembaca baik
dari teman-teman ataupun dosen pengajar khususnya bagi kami pribadi, sekaligus bermanfaat
bagi semuanya.Amin.

Tim Penyusun


Kelompok 2





iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..... ii
DAFTAR ISI... iii
BAB I : PENDAHULUAN..... 1
1.1 Latar belakang .. 1
1.2 Rumusan Masalah.. 2
1.3 Tujuan makalah.................................................................................. 2
BAB II : LANDASAN TEORI.. 3
2.1 Pengertian Kesehatan Dan Keselamatan Kerja di Laboratorium.. 3
2.2 Mengenal Resiko dan Bahaya di Laboratorium 3
2.3 Saran Pencegahan Untuk dapat terhindar dari bahaya. 5
2.4 Peraturan dasar untuk meningkatkan keamanan di laboratorium 7
2.4.1 Kotak Sarung Tangan 11
2.4.2 Mengurangi Paparan ke Bahan Kimia.. 12
2.5 Mengenal Bahan Kimia Berbahaya di Laboratorium . 20
2.6 Simbol-simbol di Laboratorium................................................................... 21
2.7 Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di
laboratorium ............................................................................................... 40
2.8 Bahan-Bahan Kimia Inkompatibel.. 47
2.9 Tanda dan label bahan kimia... 51
2.10 Fungsi dan Gambar Peralatan Keamanan Laboratorium.. 52
BAB III : PENUTUP... 55
3.1 Kesimpulan. 55
DAFTAR PUSTAKA. 56
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan
tenaga kerja dengan cara penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang
berpotensi membahayakan para pekerja. Pengendalian ditujukan kepada sumber yang
berpotensi menimbulkan penyakit akibat pekerjaan, pencegahan kecelakaan dan
penserasian peralatan kerja baik mesin atau instrument dan karakteristik manusia yang
menjalankan pekerjaaan tersebut. Dengan menerapkan teknologi pengendalian
keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan
fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi.

Keselamatan dan kesehatan kerja harus mendapat perhatian yang serius dari
pihak manapun yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Alasannya adalah angka
kecelakaan kerja ternyata cukup mengejutkan, sebagai contoh di Amerika dalam satu
tahun terakhir telah tercatat 6200 orang meninggal dan 6,5 juta terluka akibat
kecelakaan kerja. Ini berarti lebih dari 8 kasus per 100 pekerja mengalami kecelakaan
pada saat bekerja. Bahkan angka ini diyakini dapat lebih besar dari angka yang
dilaporkan.
Fasilitas laboratorium yang mempunyai potensi resiko dan bahaya untuk
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.Safety Hazards Accidents in the
laboratory are often the result of carelessness or ignorance either by you or by your
neighbors.Kecelakaan di laboratorium sering terjadi akibat dari kelalaian atau
ketidaktahuan pekerja terhadap potensi resiko dan bahaya di lingkungan tempat kerja.
Kecelakaan yang sering terjadi adalah kebakaran, ledakan, kimia dan luka bakar
termal, terkena potongan dari pecahan kaca tabung dan termometer, penyerapan
bahan beracun, bahan kimia non korosif melalui kulit, dan menghirup gas beracun.

Resiko adalah kemungkinan terjadinya kecelakaan/kerugian pada periode
waktu tertentu atau siklus operasi tertentu. Potensi bahaya ( hazzard ) adalah suatu
keadaan yang memungkinkan atau dapat menimbulkan kecelakaan / kerugian berupa
cidera, penyakit, kerusakan atau kemampuan melaksanakan fungsi yang tlah
ditetapkan. (Depnaker, 2004)
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 2

Tujuan mengenal adanya potensi dan bahaya di laboratorium adalah untuk
mengurangi paparan pekerja terhadap sumber bahaya, sehingga tercapai tingkat
paparan dibawah tingkat yang membahayakan yang dapat meningkatkan produktifitas
kerja, peningkatan efisiensi biaya dan peningkatan citra instansi.

1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Prinsip dasar pencegahan bahaya bahan kimia?
Bagaimana Aturan umum bekerja safe di laboratorium (rule of thumb working safety
in lab)?
Bagaimana cara memahami penggunaan label ?
Bagaimana peraturan penyimpanan bahan kimia di laboratorium secara umum?
bagaimana emergency equipment bekerja?

1.3 Tujuan Makalah
Mahasiswa mengerti prinsip dasar pencegahan bahaya bahan kimia.
Mahasiswa mampu memahami aturan umum bekerja safe di laboratoium (rule of
thumb working safety in lab
Mahasiswa mampu mengenal dan memahami label
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami aturan penyimpanan bahan kimia di
laboratorium
Mahasiswa mengetahui dan mengenal alat-alat emergency di laboratorium













Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 3

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Laboratorium

Kesehatan dan Keselamatan kerja di laboratorium mempunyai pengertian
upaya menjaga kesehatan dan keselamatan di laboratorium dengan bekerja secara
aman dalam melakukanpekerjaan sehinggapekerja sehat, selamat, produktif dan
sejahtera . Menurut WHO tahun 1996 : pengertian Kesehatan Kerja adalah upaya
perlindungan dan peningkatan kesehatan pekerja melalui pencegahan, pengendalian
penyakit akibat kerja, kecelakaan, eliminasi factor-faktor pekerjaan dan kondisi yang
berbahaya terhadap kesehatan dan keselamatan di tempat kerja. Keselamatan Kerja
menurut UU no 1/1970 adalah upaya mencegah dan mengurangi kecelakaan,
kebakaran, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja, pencemaran lingkungan yang paa
umumnya menyebabkan kerugian nyawa, waktu dan harta benda bagi pekerja dan
masyarakat yang berada dilingkungannya.

2.2 Mengenal Resiko dan Bahaya di Laboratorium
Gangguan kesehatan dan keselamatan bagi petugas laboratorium seringkali tidak
dianggap penting oleh para pekerja yang sedang bertugas. Padahal ancaman dari sumber
bahaya dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan keselamatan yang pekerja tersebut.
Dibawah ini telah dikelompokkan beberapa ancaman bahaya yang berasal dari beberapa
faktor:
1. Faktor kimia
2. Faktor biologi
3. Faktor fisik
4. Factor ergonomic
5. Factor Psikososial

Faktor Kimia
Penggolongan bahan kimia dibawah ini berdasarkan tingkat bahayanya:
a. Bahan kimia yang mengakibatkan gangguan kesehatan.
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 4

Bahan yang bersifat karsinogen (menimbulkan kanker), toksik, iritan, sensitizer dan
merusak organ tubuh seperti : tetrachloromethane, amoniak, karbon monoksida,
sianida, silica, serbuk asbes dan lain-lain. Bahan kimia formaldehid dengan
konsensentrasi diatas lebih dari 2ppm ( surat edaran no SE 02/Menraker/1978 )dapat
menimbulkan gangguan pada pekerja seperti iritasi mata,hidung dan tenggorokan.
Bau spesifik telah tercium pada konsentrasi 0,5 ppm.

b. Bahan kimia mudah terbakar
Contohnya natrium, uranium, TNT,Strontium, eter, alcohol, benzene dan lain lain.
Bahan kimia spiritus pernah meledak di laboratorium unpad.

c. Bahan kimia mudah meledak
Contohya azida, asam perklorat, asam pikrat dan lain-lain

d. Bahan kimia dengan sifat khusus
Bahan kimia ini mempunyaisifat seperti oksidator, reaktif terhadap air, reaktif
terhadap asam dan bahan radioaktif contohnya peroksida, H2SO4, HNO3 pekat.

Faktor Biologi
Gangguan kesehatan dapat terjadi karena adanya mikroorganisme berupa
bakteri, virus, jamur, parasit yang merupakan bahan bahan yang sering ditemui
dilaboratorium. Penggolongan dibawah ini berdasarkan kelompok resiko.
a. Miroorganisme kelompok resiko satu : artinya tidak menimbulkan resiko atau
rendah untuk individu dan masyarakat.
b. Miroorganisme kelompok resiko dua : artinya mempunyai resiko sedang untuk
individu dan resiko terhadap masyarakat
c. Miroorganisme kelompok resiko tiga: artinya mempunyai resiko tinggi untuk
individu dan rendah untuk masyarakat.
d. Miroorganisme kelompok resiko empat : artinya mempunyai resiko tinggi untuk
individu dan masyarakat.

Faktor Fisik
a. Pencahayaan
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 5

Kurangnya cahaya ditempat kerja mengakibatkan kelelahan pada mata.
Keluhan lainnya iritasi mata, sakit kepala, penglihatn terganggu dst.
b. Panas
Suhu udara nyaman di Indonesia sekitar 26-28 C dan kelembaban 560-70%.
Efek panas pada ruangan dapat menyebabkan heat syncope.C
c. Getaran
Akibat dari getaran yang berat dapat menimbulkan penyakit Raynaud atau
white Finger gejalanya rasa kesemutan pada jari tangan pada waktu bekerja
dan sesaat setelah berhenti bekerja.
d. Hewan
Bahayanya di gigit hewan, transmisi penyakit dan reaksi alergi
e. Radiasi
Radiasi ada dua radiasi pengion dan non pengion ( tanpa pelepasan electron)

Faktor ergonomic
Postur kerja yang tidak baik atau janggal dapat menyebabkan cedera tulang
belakang, keseleo, peradangan jaringan lunak.

Psikososial
Gangguan berupa stress, beban kerja yang berlebihan atau kurang, tekanan waktu,
konflik peran, hubungan kerja dengan atasan atau teman kerja yang kurang baik.
Gejala stress berupa depresi, anxietas, sakit kepala, kelelahan, perubahan
perilaku.

2.3 Saran Pencegahan Untuk Dapat Terhindar Dari Bahaya Keselamatan dari
Faktor-Faktor Tersebut Di Atas

Faktor kimia
Bahan kimia adalah bahan yang berbahaya dapat menyebabkan kebakaran,
peledakan. Oleh karena itu kepada pekerja laboratiorium di haruskan mengenal
bahaya dari bahan kimia yang digunakan dan mengikuti prodosedur kerja yang
benar.
Untuk menghindari bahaya bahaya yang tersebut diatas di bawah ini hal yang perlu
dilakukan adalah:
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 6


Untuk menghindari Kebakaran
Disetiap laboratorium seharusnya tersedia air. Jangan dekatkan atau jangan
meletakkan bahan yang mudah terbakar dekat dengan api seperti bensin, spiritus.
Hindari penempatan uap eter, aseton, benzene pada tabung elemeyer yang terbuka
karena uap tersebut akan keluar dan bila ada api atau percikan dapat menimbulkan
kebakaran

Untuk menghindari Ledakan
Pada pekerjaan yang mengeluarkan panas jangan menggunakan system
tertutup pada saat penyulingan atau melakukan reaksi kimia. Gunakan tata cara yang
telah ditentukan oleh Standar Operasi Prosedur untuk menghindari terjadinya
ledakan/ pecah pada tabung reaksi yang dapat menyebabkan bahaya pada pekerja.

Thermal burn / luka bakar
Bahan kimia organic seperti asam basa, asam halide, feno, bersifat korosif
pada mata dan beracun. Bila tertumpah di atas meja harus segera di bersihkan. Hati
hati dengan penggunaan hot plate atau alat-alat yang dalam keadaan sangat panas
karena dapat menyebabkan luka bakar bila tersentuh kulit.

Penyerapan bahan kimia
Jauhkan bahan kimia dari kulit. Karena penyerapan bahan kimia melalui kulit
dapat menyebabkan paparan reaksi alergian serius. Paparan nya berulang ulang
dapat berlanjut ke dermatitis berat. Saat bekerja dilaboratorium disarankan tangan
tidak menyentuh wajah atau mata. Selalu gunakan sarung tangan pada saat bekerja
dilaboratorium. Hati-hati sarung tangan hanya memberikan perlindungan sementara.
Ada beberapa bahan kimia yang permeable oleh karena itu pastikan anda mencuci
tangan kembali setelah sarung tangan di buka.

Inhalasi bahan kimia
Jauhkan hidung dari bahan kimia. Senyawa seperti asetil chloride akan
mengganggu selaput mata, hidung, tenggorokan dan paru-paru. Sedangkan benzyl
chloride dapat menyebabkan iritasi mata yang parah. Gunakan MSDS ( Material
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 7

safety data sheets) yang tersedia pada DICIS untuk mencari informasi tentang
keamanan zat yang digunakan. Gunakan masker penutup hidung selama bekerja.

Penelanan bahan kimia
Yang sering terjadi yaitu tidak sengaja menelan bahan kimia berbahaya
dengan menggunakan pipet, makanan yan dimakan tercemar bahan kimia berbahaya.
Untuk menghindarinya : pipet yang digunakan di laboratorium harus menggunakan
lampu isap untuk mentransfer bahan kimia. Jangan gunakan mulut untuk menghisap
bahan kimia. Cucilah tangan sebelum makan atau minum. Janagna makan atau
minum di laboratorium. Jangan menggunakan garam, gula, alcohol, bikarbonat yang
ada di dilaboratorium untuk dimakan/diminum karena kemungkinan telah
terkontaminasi. Peralatan laboratorium jangan digunakan untuk wadah makan.
Jangan menyimpan makanan atau minuman bersamaan dengan dengan bahan kimia
di dalam satu lemari es.
2.4 Peraturan Dasar Untuk Meningkatkan Keamanan Dan Keselamatan di
Laboratorium Kimia
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, peneliti dan
sebagainya, melakukan percobaan. Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai
bahan kimia, peralatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan itu dapat
juga terjadi karena kelalaian atau kecerobohan kerja, ini dapat membuat orang tersebut
cedera, dan bahkan bagi orang disekitarnya. Keselamatan kerja di laboratorium
merupakan dambaan bagi setiap individu yang sadar akan kepentingan kesehatan,
keamanan dan kenyamanan kerja.
Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan.
Walaupun petunjuk keselamatan kerja sudah tertulis dalam setiap penuntun praktikum,
namun hal ini perlu dijelaskan berulang-ulang agar setiap individu lebih meningkatkan
kewaspadaan ketika bekerja di laboratorium. Berbagai peristiwa yang pernah terjadi
perlu dicatat sebagai latar belakang pentingnya bekerja dengan aman di laboratorium.
Sumber bahaya terbesar berasal dari bahan-bahan kimia, oleh sebab itu diperlukan
pemahaman mengenai jenis bahan kimia agar yang bekerja dengan bahan-bahan
tersebut dapat lebih berhati-hati dan yang lebih penting lagi tahu cara
menanggulanginya. Limbah bahan kimia sisa percobaan harus dibuang dengan cara
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 8

yang tepat agar tidak menyebabkan polusi pada lingkungan. Cara menggunakan
peralatan umum dan berbagai petunjuk praktis juga dibahas secara singkat untuk
mengurangi kecelakaan yang mungkin terjadi ketika bekerja di Laboratorium. Dengan
pengetahuan singkat tersebut diharapkan setiap individu khususnya para asisten dapat
bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan kerja mahasiswa di laboratorium
dengan sebaik-baiknya.
Dalam pekerjaan sehari-hari petugas laboratorium selalu dihadapkan pada
bahaya-bahaya tertentu, misalnya bahaya infeksius, reagensia yang toksik, peralatan
listrik maupun gelas yang digunakan secara rutin. Secara garis besar bahaya yang
dihadapi dalam laboratorium dapat digolongkan dalam :
1. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat / bahan yang mudah terbakar atau meledak.
2. Bahan beracun, korosif dan kaustik
3. Bahaya radiasi
4. Luka bakar
5. Syok akibat aliran listrik
6. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam
7. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit.
Pada umumnya bahaya tersebut dapat dihindari dengan usaha-usaha
pengamanan, antara lain dengan penjelasan, peraturan serta penerapan disiplin kerja.
Beberapa peristiwa yang pernah terjadi di laboratorium dapat merupakan cermin
bagi setiap orang untuk meningkatkan kewaspadaannya ketika bekerja di laboratorium.
Peristiwa-peristiwa tersebut kadang-kadang terlalu pahit untuk dikenang, namun
meninggalkan kesan pendidikan yang baik, agar tidak melakukan kesalahan dua kali
pada peristiwa yang sama. Peristiwa terbesar dalam sejarah Departemen Kimia adalah
kejadian 27 tahun yang lalu, ketika itu Gedung Departemen terbakar pada malam
menjelang pagi hari, itu terjadi karena ada bahan kimia yang meledak di gedung
tersebut. Walaupun tidak terdapat korban manusia, namun kerugian materi sangat
banyak dan mahasiswa agak terhambat melakukan proses pendidikan karena
diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk dapat memenuhi keperluan fasilitas yang
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 9

terbakar. Peristiwa lainnya tidak sehebat yang terjadi di atas, namun perlu perhatian
khusus agar dikemudian hari jangan sampai terjadi lagi. Peristiwa itu menimpa salah
seorang mantan mahasiswa kimia yang bekerja dengan brom, bahan ini mengalir dari
peralatan yang kurang rapat, menyentuh kulit lengannya, akibatnya terjadi luka bakar
dan bekasnya tidak hilang sampai sekarang. Ada pula yang terkena bahan kimia TCA
ketika mengambil zat tersebut dari botol kemasannya, karena kurang hati-hati ada
bahan yang terkena kulit tangan mahasiswa dan ini menimbulkan iritasi yang hebat,
gejalanya kulit terasa gatal dan karena digaruk dapat melepuh. Kejadian berikutnya
adalah ketika mahasiswa tahun pertama bekerja menggunakan pembakar dengan bahan
bakar spiritus, pembakar tersebut tersenggol sehingga spiritus tersebut tumpah ke meja
praktikum dan menyebabkan kebakaran serta merusak meja praktikum. Kebakaran juga
pernah terjadi karena terlepasnya selang penyambung pembakar bunsen dari saluran gas
bakar, ini disebabkan oleh mahasiswa yang menarik pembakar itu ke berbagai tempat.
Ada pula kecerobohan kerja yang menyebabkan asam sulfat pekat tumpah di atas
meja praktikum. Asam tersebut dapat menghanguskan kayu sehingga meja praktikum
berubah menjadi hitam dan rapuh. Kelalaian lainnya disebabkan oleh kurang disiplin,
seperti lupa menutup kran air, sehingga terjadi banjir sampai ke laboratorium lainnya.
Semua peristiwa tersebut tidak akan terjadi bila setiap individu sadar dan mengerti
bahwa laboratorium itu milik bersama yang harus dijaga dengan meningkatkan disiplin.
Bekerja di laboratorium mempunyai resiko yang berbahaya bagi yang bekerja.
Untuk meminilisir kecelakaan di laboratorium maka pekerja laboratorium haruslah
mengetahui sumber-sumber bahaya, simbol-simbol tanda bahaya dan tehnik
pengguanaan peralatan keselamatan kerja.
Guna menghindari kecelakaan kerja dan terjaga keselamatan dan kesehatan saat
bekerja di laboratorium, perlu ditaati peraturan dasarnya. Berikut ini uraian aturan dasar
bekerja di laboratorium khususnya laboratorium kimia, yaitu :
1. Bersihkan tumpahan cairan kimia secepatnya.





Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 10

Sebagai contoh, merkuri (Hg) merupakan cairan kimia dengan titik didih rendah dan
sangat beracun. Jika terjadi tumpahan merkuri (Hg), taburi belerang atau
Chemizorb Hg yang merupakan produk MERCK. Chemizorb Hg berfungsi untuk
menyerap merkuri atau bisa digunakan Chemizorb serbuk atau butiran jika yang
tumpahannya adalah cairan kimia.
2. Dilarang makan maupun minum saat berada di ruang laboratorium.
3. Dilarang merokok di dalam ruang laboratorium.
4. Jangan berlarian di dalam ruang laboratorium.
5. Jangan meletakkan tas dan barang lainnya di lantai laboratorium dan di tempat
berjalan.
6. Pakai peralatan pelindung diri selama di laboratorium antara lain :
Kacamata/goggles keselamatan yang estetis dipakai dan bertangkai. Pilih dan
pastikan optik gelas pada kacamata dalam kondisi baik.
Jas laboratorium. Alat ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau
menghindari bahaya yang terjadi akibat percikan zat-zat kimia yang berbahaya






Gunakan pelindung muka pada waktu bekerja untuk bahan yang mudah
meledak dan sangat berbahaya.








Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 11

Pakai celana panjang.
Pakai sepatu tertutup sampai mata kaki
Masker atau dengan Respirators yang bisa digunakan saat bekerja dengan gas
yang korosif dan beracun.
Sarung tangan/Gloves
Cek bahan dan ketebalannya.
Semakin tebal bahan, semakin aman bagi sarung tangan.
Sering mengganti sarung tangan, makin baik.
Jangan memegang/menyentuh gagang pintu, pena telepon saat masih
menggunakan sarung tangan)




7. Selalu menggunakan pipette filler dan hindari kontak langsung dengan mulut.
8. Tidak menggunakan bekas tempat pengemasan makanan/minuman untuk
menyimpan bahan kimia.
9. Selalu memberi label/keterangan pada tempat penyimpanan bahan kimia.
10. Jangan bereksperimen diluar Standard Operating Procedure (SOP).
11. Selalu menggunakan indikator aliran ketika menggunakan air pendingin.
12. Jika listrik padam, air pendingin dan aliran listrik cadangan harus dipastikan
tersedia.
13. Selalu isi buret di bawah level mata
14. Selalu perhatikan kategori bahaya bahan kimia yang dipakai.

2.4.1 Kotak Sarung Tangan
Tidak seperti tudung laboratorium, kotak sarung tangan sepenuhnya
tertutup dan di bawah tekanan negatif atau positif. Kotak sarung tangan biasanya
berupa unit kecil dengan beberapa sarung tangan karet sepanjang lengan, yang
digunakan operator untuk bekerja di dalam. Kotak sarung tangan yang
beroperasi di bawah tekanan negatif biasanya digunakan untuk bahan yang
sangat beracun, jika tudung laboratorium tidak menawarkan perlindungan
memadai. Prinsip dasarnya adalah tudung laboratorium akan menawarkan
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 12

perlindungan hingga 10.000 kali konsentrasi berbahaya langsung dari bahan
kimia itu.
Buangan kotak sarung tangan harus disaring atau dibersihkan sebelum
dilepaskan ke sistem pembuangan. Karena kotak sarung tangan dirancang
dengan tingkat aliran udara sangat rendah, maka tingkat pengenceran
kontaminan minimal. Karena itu, perangkat ini harus diuji kebocorannya secara
rutin. Jika ditemukan kebocoran, identifi kasi dan perbaiki sumber pelepasan
kontaminan sebelum melanjutkan pekerjaan apa pun. Kotak sarung tangan yang
beroperasi di bawah tekanan positif mungkin digunakan untuk eksperimen yang
memerlukan perlindungan dari embun atau oksigen maupun atmosfer lembam
dengan kemurnian tinggi. Dalam banyak kasus, bilik diberi tekanan dengan
argon atau nitrogen. Jika jenis kotak sarung tangan ini akan digunakan dengan
bahan kimia berbahaya, periksa kebocoran kotak sarung tangan setiap kali
sebelum digunakan. Gunakan metode untuk memantau integritas sistem, seperti
katup penutup atau pengukur tekanan.

2.4.2 Mengurangi Paparan ke Bahan Kimia
Berhati-hatilah untuk menghindari cara paparan paling umum: kontak kulit
dan mata, penghirupan, dan pencernaan. Metode yang dianjurkan untuk
mengurangi paparan bahan kimia, menurut urutan preferensi, adalah sebagai
berikut:
1. Penggantian dengan bahan atau proses yang tidak begitu berbahaya
2. Kendali teknik
3. Kendali administrative
4. Peralatan pelindung diri
Menghindari Cedera Mata
Pelindung mata wajib digunakan oleh semua pegawai dan pengunjung di
seluruh lokasi tempat bahan kimia disimpan atau digunakan, baik seseorang
benarbenar melakukan operasi kimia maupun tidak. Sediakan pelindung mata
untuk semua pengunjung di pintu masuk semua laboratorium. Peneliti harus
menilai risiko yang terkait dengan eksperimen dan menggunakan tingkat
perlindungan mata yang sesuai. Operasi yang berisiko ledakan atau
menyebabkan kemungkinan proyektil harus memiliki kendali teknik sebagai
lini perlindungan pertama. Lensa kontak tidak memberi perlindungan terhadap
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 13

cedera mata dan bukan merupakan pengganti kaca mata keselamatan atau kaca
mata percikan bahan kimia. Lensa kontak tidak boleh digunakan jika ada
kemungkinan terjadinya paparan ke uap kimia, percikan bahan kimia, atau
debu bahan kimia. Lensa kontak dapat rusak dalam kondisi semacam ini.

Menghindari Mencerna Bahan Kimia Berbahaya Di laboratorium, jangan
diizinkan:
a. makan, minum, merokok, mengunyah permen karet, menggunakan kosmetik,
dan meminum obat di tempat bahan kimia berbahaya digunakan
b. menyimpan makanan, minuman, cangkir, dan peralatan makan dan minum
lainnya di tempat bahan kimia ditangani atau disimpan
c. penyiapan atau konsumsi makanan atau minuman dalam peralatan dari kaca
yang digunakan untuk operasi laboratorium
d. penyimpanan atau penyiapan makanan di lemari es, peti es, ruang dingin,dan
oven laboratorium
e. penggunaan sumber air laboratorium dan air laboratorium demineral sebagai air
minum
f. mengecap bahan kimia laboratorium dan pemipetan dengan mulut (bola pipet,
aspirator, atau perangkat mekanik harus digunakan untuk memipet bahan
kimia atau memulai sifon).
g. Cuci tangan dengan sabun dan air segera setelah bekerja dengan bahan kimia
laboratorium apa pun, meski sudah mengenakan sarung tangan.

Menghindari Penghirupan Bahan Kimia Berbahaya
Endus bahan kimia hanya dalam situasi tertentu yang terkendali. Jangan
sekali-kali mengendus bahan kimia beracun atau senyawa dengan toksisitas
tidak diketahui. Lakukan semua prosedur yang melibatkan zat beracun yang
mudah menguap dan semua operasi yang melibatkan zat beracun padat atau
cair yang dapat mengakibatkan pembentukan aerosol di bawah tudung kimia.
Respirator pemurni udara harus digunakan dengan beberapa bahan kimia jika
kendali teknik tidak dapat mencegah paparan.
Pelatihan signifikan diperlukan untuk penggunaan respirator. Dalam
latar terkendali, instruktur dapat meminta siswa mengendus isi wadah. Dalam
kasus semacam itu, periksa dulu bahan kimia yang diendus untuk
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 14

memastikannya aman. Jika diperintahkan untuk mengendus bahan kimia,
perlahan arahkan uap ke hidung Anda dengan selembar kertas yang dilipat.
Jangan menghirup uap secara langsung. menggunakan tudung kimia
laboratorium untuk pembuangan bahan yang mudah menguap dan berbahaya
melalui evaporasi. Bahan semacam itu harus diperlakukan sebagai limbah
kimia dan dibuang dalam wadah yang sesuai menuut prosedur lembaga dan
peraturan pemerintah.

Meminimalkan Kontak Kulit
Kenakan sarung tangan kapan pun Anda menangani bahan kimia
berbahaya, benda dengan tepi tajam, bahan yang sangat panas atau sangat
dingin, bahan kimia beracun, dan zat dengan toksisitas tidak diketahui. Tidak
ada satu bahan sarung tangan yang memberikan perlindungan untuk semua
penggunaan.
Panduan umum berikut berlaku untuk pemilihan dan penggunaan sarung tangan
pelindung:
1. Pilih sarung tangan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa sarung
tangan tidak dapat dilalui bahan kimia yang digunakan dan memiliki
ketebalan yang tepat untuk memungkinkan keterampilan yang wajar
sekaligus member perlindungan penghalang yang memadai.
2. Secara umum, sarung tangan nitril sesuai untuk kontak insidental dengan
bahan kimia.
3. Baik sarung tangan nitril maupun lateks member perlindungan minimal dari
pelarut berklorin dan tidak boleh digunakan dengan asam yang beroksidasi
atau korosif.
4. Sarung tangan lateks melindungi terhadap bahaya biologis tetapi
menawarkan perlindungan kurang baik terhadap asam, basa, dan sebagian
besar pelarut organik. Selain itu, lateks dianggap sebagai pemeka dan
memicu reaksi alergi pada beberapa individu.
5. Sarung tangan neoprena dan karet dengan penambahan ketebalan
dianjurkan untuk digunakan dengan sebagian besar bahan tajam dan
berasam.
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 15

6. Sarung tangan kulit sesuai untuk menangani peralatan dari kaca yang pecah
dan memasukkan tabung ke sumbat, dimana perlindungan dari bahan kimia
tidak diperlukan.
7. Sarung tangan berinsulasi harus digunakan saat bekerja dengan bahan yang
sangat panas atau sangat dingin.
8. Jangan menggunakan sarung tangan yangsudah kedaluwarsa. Kualitas
sarung tangan menurun dari waktu ke waktu, bahkan dalam kotak yang
tidak dibuka.
9. Periksa sarung tangan untuk menemukan lubang kecil, robekan, dan tanda
penurunan kualitas sebelum digunakan.
10. Cuci sarung tangan dengan benar sebelum melepasnya. (Catatan: Beberapa
sarung tangan, seperti kulit dan polivinil alkohol, dapat menyerap air. Jika
tidak dilapisi dengan lapisan pelindung, sarung tangan polivinil alkohol
akan menurunkualitasnya jika terkena air.)
11. Cuci dan periksa sarung tangan pakai ulang setiap sebelum dan setelah
digunakan. Ganti sarung tangan secara berkala karena kualitasnya menurun
bila sering digunakan, tergantung frekuensi penggunaan dan karakteristik
perembesan dan penurunan kualitasnya relatif terhadap zat yang ditangani.
12. Sarung tangan yang dapat terkontamisnasi bahan beracun harus dijauhkan
dari area terdekat (biasanya tudung kimia laboratorium) tempat bahan kimia
diletakkan. Sarung tangan ini lebih baik digunakan di luar laboratorium
atau saat menangani item yang sering digunakan, seperti gagang pintu,
telepon, saklar, bolpoin, dan keyboard komputer.
13. Kenakan dua pasang sarung tangan jika satu bahan sarung tangan tidak
memberi perlindungan memadai untuk semua bahaya yang ditemukan
dalam operasi yang dilakukan. Misalnya, operasi yang melibatkan bahaya
kimia dan benda tajam mungkin memerlukan kombinasi penggunaan
sarung tangan tahan bahan kimia (butil, viton, neoprena) dan sarung
tangan tidak mudah sobek (kulit, Kevlar, dll.).
14. Jika tidak digunakan, simpan sarung tangan di laboratorium tetapi tidak di
dekat bahan yang mudah menguap. Untuk mencegah kontaminasi, jangan
menyimpan sarung tangan di kantor, ruang istirahat, atau ruang makan
siang.
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 16

15. Pegawai yang diketahui mengidap alergi lateks tidak boleh menggunakan
sarung tangan lateks dan harus menghindari bekerja di area tempat sarung
tangan lateks digunakan.
Perawatan
Laborarotium yang rapi adalah laboratorium yang aman. Sebaliknya,
laboratorium yang tidak tertata dapat memperlambat atau membahayakan
lembaga tanggap darurat. Ikuti aturan perawatan berikut ini:
1. Jangan menghalangi akses ke jalan keluar dan peralatan darurat seperti
pemadam api dan pancuran keselamatan. Ikuti undang-undang kebakaran
setempat untuk jalan keluar darurat, panel listrik, dan lebar lorong minimal.
2. Bersihkan daerah kerja secara teratur, termasuk lantai, untuk mengurangi
bahaya pernapasan.
3. Hadapkan label ke arah luar agar mudah dilihat. Wadah harus bersih dan
bebas debu. Untuk wadah dan label yang mulai rusak, ganti, kemas ulang,
atau buang di tempat yang sesuai.
4. Kembalikan semua peralatan dan bahan kimia laboratorium ke tempat
penyimpanan yang ditentukan di akhir hari.
5. Kencangkan semua tabung gas yang dimampatkan ke dinding atau bangku.
6. Jangan menyimpan wadah bahan kimia di lantai.
7. Jangan menggunakan lantai, tangga, dan koridor sebagai area penyimpanan.

Membiarkan Eksperimen Tidak Dijaga dan Bekerja Sendirian
Tidak dianjurkan untuk bekerja sendirian di bangku dalam gedung
laboratorium. Pegawai yang bekerja sendiri harus melakukan pengaturan untuk
memeriksa satu sama lain secara berkala atau meminta penjaga keamanan
untuk memeriksa mereka. Jangan melakukan eksperimen berbahaya sendirian
di dalam laboratorium. Hindari meninggalkan operasi jika memungkinkan.
Tetapi, kadangkala operasi laboratorium yang melibatkan zat berbahaya harus
dilakukan secara berkelanjutan atau sepanjang malam tanpa ada siapa pun.
Dalam kasus tersebut, pegawai harus merancang eksperimen untuk mencegah
pelepasan zat berbahaya jika layanan utilitas seperti listrik, air pendingin, dan
aliran gas lembam terganggu.
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 17

Untuk operasi yang tidak dijaga, tinggalkan laboratorium dalam
keadaan menyala dan pasang tanda yang menunjukkan sifat eksperimen dan zat
berbahaya yang digunakan. Bila sesuai, buat pengaturan untuk pekerja lainnya
agar memeriksa operasi secara berkala. Pasang informasi yang menunjukkan
bagaimana cara menghubungi orang yang bertanggung jawab jika terjadi
keadaan darurat.

Menanggulangi Kecelakaan dan Keadaan Darurat
Semua pegawai laboratorium harus mengetahui apa yang harus
dilakukan dalam keadaan darurat. Setiap laboratorium harus memiliki rencana
tanggap darurat tertulis yang mengatasi cedera, tumpahan, kebakaran,
kecelakaan, dan keadaan darurat lainnya yang mungkin terjadi serta mencakup
prosedur untuk komunikasi dan penanggulangan. Pekerjaan laboratorium tidak
boleh dilakukan tanpa mengetahui rencana tanggap darurat.

Menangani Pelepasan Zat Berbahaya Secara Tidak Disengaja
Selalu rancang eksperimen untuk mengurangi kemungkinan pelepasan zat
berbahaya secara tidak disengaja. Staf laboratorium harus menggunakan jumlah
bahan berbahaya seminimal mungkin dan melakukan eksperimen sedemikian
rupa sehingga, sebanyak mungkin, tumpahan apa pun tertampung. Jika terjadi
tumpahan skala laboratorium secara tidak disengaja, ikuti panduan umum
berikut, secara berurutan :
1. Beri tahu pegawai laboratorium lainnya tentang kecelakaan tersebut. Dalam
beberapa kasus, seperti insiden yang melibatkan pelepasan zat sangat
beracun atau tumpahan yang terjadi di area selain laboratorium, mungkin
tepat untuk mengaktifkan alarm kebakaran guna memperingatkan semua
orang untuk mengevakuasi seluruh gedung. Hubungi lembaga tanggap
darurat yang sesuai. Ikuti kebijakan lembaga Anda untuk situasi semacam
itu.
2. Bila perlu, evakuasi area. Jika gas sangat beracun atau bahan yang mudah
menguap dilepaskan, evakuasi laboratorium dan tempatkan pegawai di
pintu masuk untuk mencegah orang lain memasuki area yang
terkontaminasi.
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 18

3. Rawat pegawai yang cedera atau terkontaminasi dan, bila perlu, mintalah
bantuan. Jika seseorang mengalami cedera atau terkontaminasi zat
berbahaya, merawatnya lebih diutamakan dari menerapkan tindakan kontrol
tumpahan. Cari pertolongan medis untuk orang itu sesegera mungkin
dengan menghubungi lembaga tanggap darurat. Berikan salinan MSDS
yang sesuai kepada dokter yang datang, bila perlu. Jika Anda tidak dapat
menilai kondisi lingkungan dengan cukup Hubungi lembaga tanggap
darurat dan jelaskan situasi tersebut sebaik mungkin.
4. Lakukan beberapa langkah untuk menghalangi dan membatasi tumpahan
jika hal ini dapat dilakukan tanpa risiko cedera atau kontaminasi
5. Bersihkan tumpahan dengan prosedur yang sesuai
6. Buang bahan yang terkontaminasi dengan benar

Perangkat Pengaman Tumpahan
Semua orang yang bekerja di laboratorium tempat zat berbahaya
digunakan harus mengetahui kebijakan kendali tumpahan lembaga mereka.
Untuk tumpahan non-darurat, perangkat pengendali tumpahan yang
disesuaikan untuk potensi risiko bahan yang digunakan mungkin tersedia.
Perangkat ini digunakan untuk menghalangi dan membatasi tumpahan jika
dapat dilakukan tanpa risiko cedera atau kontaminasi. Tunjuk seseorang untuk
menyimpan perangkat. Simpan perangkat tumpahan di dekat jalan keluar
laboratorium agar siap diakses.
Perangkat pengendali tumpahan biasa mencakup item berikut:
1. Bantal pengendali tumpahan. Secara umum, gunakan bantal yang dijual
bebas ini untuk menyerap pelarut, asam, dan alkali tajam, tetapi jangan
digunakan untuk menyerap asam hidrofl orat.
2. Absorben lembam, seperti vermikulit, tanah liat, dan pasir. Kertas bukan
bahan yang lembam dan tidak boleh digunakan untuk membersihkan bahan
pengoksidasi seperti asam nitrat.
3. Bahan penetral untuk tumpahan asam seperti natrium karbonat dan natrium
bikarbonat.
4. Bahan penetral untuk tumpahan alkali seperti natrium bisulfat dan asam
sitrat.
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 19

5. Sekop plastik besar dan peralatan lainnya seperti sapu, ember, kantung, dan
pengki.
6. PPE, peringatan, pita barikade, dan perlindungan yang tepat agar tidak
tergelincir atau terjatuh di lantai basah selama atau setelah pembersihan.
Dalam keadaan darurat, ikuti panduan lembaga terkait perangkat
pengaman tumpahan. Penanggulangan non-darurat dapat dilakukan jika terjadi
pelepasan zat berbahaya secara tidak disengaja bila zat tersebut dapat diserap,
dinetralkan, maupun dikendalikan oleh pegawai terdekat atau pegawai
perawatan. Keadaan darurat adalah situasi yang menimbulkan ancaman
langsung terhadap keselamatan dan kesehatan pribadi, lingkungan, atau
properti yang tidak dapat dikendalikan dengan aman dan mudah oleh orang
yang berada di lokasi kejadian.

Tumpahan dengan Zat Bertoksisitas Tinggi
Pastikan prosedur tanggap darurat, perangkat tumpahan, dan perangkat
tanggap darurat mencakup zat sangat beracun. Latih semua pegawai
laboratorium dalam penggunaan yang tepat. Perangkat tumpahan untuk zat
beracun harus ditandai, disimpan, dan disegel untuk menghindari kontaminasi
dan membuatnya mudah diakses dalam keadaan darurat. Konten penting
meliputi penyerap pengendali tumpahan, penutup permukaan yang tidak dapat
ditembus (untuk mencegah penyebaran kontaminasi saat melakukan langkah
tanggap darurat), tanda peringatan, pembatas darurat, persediaan pertolongan
pertama, dan penawar racun.
Lakukan eksperimen dengan bahan kimia sangat beracun di daerah
kerja yang dirancang untuk mengamankan pelepasan secara tidak disengaja.
Gunakan baki dan jenis perangkat pengaman sekunder lainnya untuk
menampung tumpahan yang tidak disengaja. Lakukan teknik secara hati-hati
untuk mengurangi risiko tumpahan dan pelepasan. Pasang semua informasi
toksisitas dan tanggap darurat di luar area terdekat sehingga dapat diakses dalam
keadaan darurat. Latih semua pegawai laboratorium yang dapat terpapar tentang
cara menanggulangi keadaan darurat semacam itu. Sesekali lakukan latihan
tanggap darurat. Latihan semacam itu mungkin melibatkan pegawai kesehatan
sekaligus kru pembersihan darurat.
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 20

2.5 Mengenal Bahan Kimia Berbahaya di Laboratorium





Tanda Bahan Kimia Berbahaya
Bahan Kimia Berbahaya
Bahan berbahaya khususnya bahan kimia adalah bahan-bahan yang pada suatu
kondisi tertentu dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, pada setiap tingkat
pekerjaan yang dilakukan (penyimpanan, pengangkutan, penggunaan, pembuatan dan
pembuangan).
Secara umum, bahan-bahan kimia berbahaya dapat dikelompokkan menjadi:
a. Bahan kimia mudah meledak
Bahan kimia mudah meledak adalah bahan kimia berupa padatan atau
cairan, atau campurannya yang sebagai akibat suatu perubahan (reaksi kimia,
gesekan, tekanan, panas, atau perubahan lainnya) menjadi bentuk gas yang
berlangsung dalam proses yang relative singkat disertai dengan tenaga perusakan
yang besar, pelepasan tekanan yang besar serta suara yang keras.
b. Bahan kimia mudah terbakar
Adalah bahan kimia bila mengalami suatu reaksi oksidasi pada suatu kondisi
tertentu, Akan menghasilkan nyala API. Tingkat bahaya dari bahan-bahan ini
ditentukan oleh titik bakarnya, makin rendah titik bakar bahan tersebut semakin
berbahaya.
c. Bahan kimia beracun
Merupakan bahan kimia dalam jumlah relative sedikit, dapat mempengaruhi
kesehatan manusia atau bahkan menyebabkan kematian, apabila terabsorbsi tubuh
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 21

manusia melalui injeksi. Sifat racun dari bahan dapat berupa kronik atau akut dan
sering tergantung pada jumlah bahan tersebut yang masuk kedalam tubuh.



Tanda Bahan Kimia Beracun
d. Bahan kimia korosif
Adalah bahan kimia meliputi senyawa asam-asam alkali dan bahan-bahan
kuat lainnya, yang sering mengakibatkan kerusakan logam-logam bejana atau
penyimpan. Senyawa asam alkali dapat menyebabkan luka bakar pada tubuh,
merusak mata, merangsang kulit dan system pernafasan.
e. Bahan kimia radioaktif
Yaitu bahan kimia yang mempunyai kemampuan untuk memancarkan sinar-
sinar radioaktif seperti sinar alfa, beta, sinar gamma, sinar netron, dan lain-lain,
yang dapat membahayakan tubuh manusia. Suatu bahan kimia dikatakan memiliki
sifat berbahaya apabila satu atau lebih dari sifat-sifat bahaya tersebut diatas
terdapat didalam bahan kimia tersebut, yang selain mudah meledak, dapat pula
menjadi bahan kimia beracun dan meracuni kehidupan.
2.6 Simbol-simbol di Laboratorium
Beberapa jenis zat kimia dan peralatan digunakan di laboratorium IPA. Dengan
demikian kita harus mengetahui sifat-sifat dari semua bahan-bahan kimia. Bahan kimia
yang diperdagangkan sering disertai dengan simbol tertentu pada label kemasan,
dimaksudkan untuk mengetahui potensi bahaya atau akibat yang dapat ditimbulkan dari
bahan kimia tersebut Adapun sifat-sifat bahan-bahan kimia antara lain: bersifat racun,
korosif atau mudah terbakar. Oleh karena itu, bahan-bahan ini disimpan dan dikemas
dalam botol/wadah yang diberi label dan simbol tertentu. Beberapa simbol dan cara
penanganannya dapat dilihat dalam bentuk tabel berikut:

Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 22

a. Simbol bahan radioaktif dan beracun

b. Simbol bahan mudah terbakar



Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 23

c. Simbol bahan mudah meledak dan korosif

OXI DI SI NG : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan
kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan
organik, bahan pereduksi, dll.

NATURE POLLUTI NG
Bahan kimia bersifat berbahaya bagi satu atau beberapa komponen
dalam lingkungan kehidupan.

HARMFUL : Bahan kimia dapat menyebabkan iritasi, luka bakar
pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan bila kontak
dengan kulit, dihirup atau ditelan.

TOXI C : Bahan kimia bersifat racun, dapat menyebabkan kematian
atau sakit yang serius bila masuk ke dalam tubuh melalui
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 24

pernafasan,menghirup uap, bau atau debu, atau penyerapan melalui kulit.

CORROSI VE
Bahan kimia bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup,
menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat
menyebabkan kulit mengelupas.

FLAMMABLE
Bahan kimia memiliki titik nyala rendah dan mudah menyala/terbakar
dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api.

EXPLOSI VE
Bahan kimia bersifat dapat meledak dengan adanya panas, percikan
bunga api, guncangan atau gesekan.

Kemasan bahan kimia dapat mengandung satu bahkan lebih simbol bahaya. Namun
demikian, kemasan tanpa simbol bahaya bukanlah berarti bahwa bahan kimia tersebut
aman dan bebas bahaya, untuk itu diperlukan kehati-hatian dalam penanganan bahan
kimia
Bagi anda yang seorang analis pemula atau yang mau belajar kimia, tentunya
harus mengetahui terlebih dahulu berbagai bahan kimia. kenapa? nanti anda akan tahu
mengapa bahan kimia itu harus perlu diketahui oleh anda. nah disini akan dijelaskan -
sedikit- beberapa bahan kimia yang terdapat di laboratorium.
1. Nama : Chloroform
Rumus molekul : CHCl3
Massa Jenis : 1,47 kg /L
Berat molekul : 119,38 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,0 99,4% )
Fase : Cair
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 25

Berat isi : 1 Liter
Warna : -
Kode R :
47 (menyebabkan cacat kelahiran)
20/22 (berbahaya jika terhirup dan terkena kulit)
38 (Iritasi kulit)
40 (kemungkinan risiko dampak yang tak terpulihkan)
48 (berbahaya akibat kerusakan serius bagi kesehatan karena
pemajanan yang berkepanjangan)
Kode S :
53 (hindari pemajanan-dapatkan instruksi khusus sebelum
penggunaan)
36/37 (kenakan pakaian pelindung dan sarung tangan yang
sesuai )
Produsen : Merck
Simbol :



Berbahaya (harmful)

2. Nama : Xylene
Rumus molekul : C8H10
Massa Jenis : 0,86 kg/L
Berat molekul : 106,17 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,8% )
Fase : Cair
Berat isi : 1 Liter
Warna : -
Kode R :
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 26

10 (mudah terbakar)
20/21 (berbahaya jika tertiup dan terkena kulit)
38 (iritasi kulit)
Kode S : 25 (hindari kontak dengan mata)
Produsen : Merck
Simbol :




Berbahaya
3. Nama : Anilin
Rumus molekul : C6H5NH2
Massa Jenis : 1,03 kg/L
Berat molekul : 93,13 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,5% )
Fase : Cair
Berat isi : 250 mL
Warna : -
Kode R :
20/21/22 (berbahaya jika tertiup, terkena kulit dan tertelan)
40 (kemungkinan resiko dampak yang tak terpulihkan)
48/23/24/25 (Beracun: bahaya kerusakan yang serius bagi
kesehatan dengan pemajanan yang berkepanjangan melalui
hirupan, kontak dengan kulit dan jika tertelan)
50 (sangat beracun bagi organisme air)
Kode S : 28 (setelah terjadi kontak dengan kulit, segera cuci dengan
banyak (akan dirinci oleh pabrik).

Produsen : Merck

Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 27

Simbol :






Beracun Bebahaya bagi lingkungan
4. Nama : Toluene
Rumus molekul : C6H5CH3
Massa Jenis : 0,87 kg/L
Berat molekul : 92,14 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,5% )
Fase : Cair
Berat isi : 1 Liter
Warna : -
Kode R :
11 (sangat mudah terbakar)
20 (berbahaya apabila tertiup)
Kode S :
16 (jaga agar jauh dari dari sumber penyalaan)
25 (hindari kontak dengan mata)
29 (jangan mengosongkan ke dalam saluran)
33 (lakukan tindakan pencegahan terhadap pembungan
statis)
Produsen : Merck
Simbol :


Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 28


berbahaya sangat mudah terbakar
5. Nama : n Hexane
Rumus molekul : CH3(CH2)4CH3
Massa Jenis : 0,66 kg/L
Berat molekul : 86,18 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99%)
Fase : Cair
Berat isi : 2,5 L
Warna : -
Kode R :
11(sangat mudah terbakar)
38 (iritasi kulit)
48/20 (berbahaya:bahaya yang serius bagi kesehatan
dengan pemajanan yang Berkepanjangan melalui
hirupan)
51/53 (beracun terhadap organisme air, dapat menimbulkan
dampak buruk dalam jangka panjang pada lingkungan air)
62 (kemungkinan resiko gangguan kesuburan)
65-67
Kode S :
9 (jaga agar wadah berada di tempat yang berventilasi yang
baik)
6 (jaga agar jauh dari sumber penyalaan-dilarang merokok)
29 (jangan mengosongkan ke dalam saluran)
33 (lakukan tindakan pencegahan terhadap pembuangan
statis)
36/37 (kenakan pakaian pelindung dan sarung tangan yang
sesuai)
61 (hindari pembuangan ke lingkungan. Mengacu pada
instruksi khusus atau lembar data keselamatan)
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 29

62 (jika tertelan jangan dimuntahkan: cari pertolongan
medis segera dan tunjukkan wadah atau label ini)
Produsen : Merck
Simbol :




Sangat mudah terbakar berbahaya berbahaya bagi lingkungan

6. Nama : Benzene
Rumus molekul : C6H6
Massa Jenis : 0,88 kg/L
Berat molekul : 78,11 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,7% )
Fase : Cair
Berat isi : 1Liter
Warna : -
Kode R :
45 (dapat menyebabkan kanker)
11 (sangat mudah terbakar)
23/24 (beracun jika terhirup dan terkena kulit)
Kode S :
9 (jaga agar wadah berada di tempat yang berventilasi
baik)
16 (jaga agar jauh dari sumber penyalaan-dilarang
merokok)
29 (jangan mengosongkan ke dalam saluran)
Produsen : Merck

Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 30




Simbol :




Sangat mudah terbakar beracun (toxic)
7. Nama : Formaldehyde
Rumus molekul : HCOOH
Massa Jenis : 1,09 kg/L
Berat molekul :
Kemurnian : p.a ( 37 38% )
Fase : Cair
Berat isi : 2,5 Liter
Warna : -
Kode R :
23/24/25 (beracun jika terhirup, terkena kulit dan tertelan)
34 (menyebabkan luka bakar)
39/23/24/25 (beracun: dampak bahaya sangat serius dan
tak terpulihkan melalui hirupan, kontak dengan kulit dan
jika tertelan)
40 (kemungkinan resiko dampak yang terpulihkan)
43 (dapat menimbulkan kepekaan jika terkena kulit)
Kode S :
26 (dalam hal terjadi kontak dengan mata,segera bilas
dengan banyak air dan cari pertolongan medis)
36/37/39 (kenakan pakaian pelindung, sarung tangan dan
pelindung mata atau wajah yang sesuai)
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 31

45 (bila terjadi kecelakaan atau jika merasa tidak sehat,
cari pertolongan medis segera (tunjukkan label bilamana
memungkinkan))
51 (gunakan hanya di ruangan yang berventilasi baik)
Produsen : Merck
Simbol :




Beracun
8. Nama : i-Butanol
Rumus molekul : CH3(CH2)3OH
Massa Jenis : 0,81 kg/L
Berat molekul : 74,12 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,5% )
Fase : Cair
Berat isi : 1 Liter
Warna : -
Kode R :
10 (mudah terbakar)
20 (berbahaya apabila terhirup)
Kode S :
16 (jaga agar jauh dari sumber penyalaan-dilarang
merokok)
Produsen : Merck
Simbol :



Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 32

Berbahaya
9. Nama : n-Amil Alcohol
Rumus molekul : CH12O
Massa Jenis : 0,01 kg/L
Berat molekul : 88,15 g/mol
Kemurnian : p.a ( 98,5% )
Fase : Cair
Berat isi : 1 Liter
Warna : -
Kode R :
10 (mudah terbakar)
20 (berbahaya apabila terhirup)
Kode S :
24/25 (hindari kontak dengan kulit dan mata)
Produsen : Merck
Simbol :



Berbahaya
10. Nama : Ethanol Absolut
Rumus molekul : C2H5OH
Massa Jenis : 0,79 kg/L
Berat molekul : 46,07 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,8% )
Fase : Cair
Berat isi : 1 Liter
Warna : -
Kode R : 11 (sangat mudah terbakar)
Kode S :
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 33

7 (dapat menimbulkan kebakaran)
16 (jaga agar jauh dari sumber penyalaan-dilarang
merokok)
Produsen : Merck
Simbol :



sangat mudah terbakar

Bahan kimia yang di jelaskan di atas merupakan bahan kimia yang berbentuk cair,
pada bagian di bawah ini akan dijelaskan bahan kimia bentuk padatan, yaitu :

1. Nama : Potassium Hydroxide
Rumus molekul : KOH
Berat molekul : 56,11 g/mol
Kemurnian : p.a ( 85,0% )
Fase : Padatan
Bentuk : pelet
Berat isi : 1 kg
Warna : putih
Kode R :
22 (berbahaya apabila tertelan)
35 (menyebabkan luka bakar yang parah)
Kode S :
26 (dalam hal terjadi kontak dengan mata, segera bilas
dengan banyak air dan cari pertolongan medis)
36/37/39 (kenakan pakaian pelindung, sarung tangan dan
pelindung mata/Wajah yang sesuai)
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 34

45 (bila terjadi kecelakaan atau jika merasa tidak sehat, cari
pertolongan medis segera (tunjukkan label bilamana
memungkinkan))
Produsen : Merck


Simbol :



Korosif
2. Nama : Ortho-phosphoric acid
Rumus molekul : H3PO4
Berat molekul : 98,00 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99% )
Fase : padatan
Bentuk : serbuk kristal
Berat isi : 500 gram
Warna : putih
Kode R : 34 (menyebabkan luka bakar)
Kode S :
25 (hindari kontak dengan mata)
45 (bila terjadi kecelakaan atau jika merasa tidak sehat, cari
pertolongan medis segera (tunjukkan label bilamana
memungkinkan).
Produsen : Merck
Simbol :



Korosif
3. Nama : Copper (II) sulphate anhydrous
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 35

Rumus molekul : CuSO4
Berat molekul : 159,61 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,0% )
Fase : padatan
Bentuk : serbuk halus
Berat isi : 250 gram
Warna : putih
Kode R :
22 (berbahaya apabila tertelan)
36/38 (iritasi mata dan kulit)
50/53 (sangat beracun terhadap organisme air, dapat
menimbulkan dampak buruk dalam jangka panjang dalam
lingkungan air)
Kode S :
22 (jangan menghirup debu)
60 (material ini dan wadahnya harus dibuang sebagai
limbah berbahaya)
61 (hindari pembuangan ke lingkungan. Mengacu pada
instruksi khusus/Lembar data keselamatan)
Produsen : Merck
Simbol :




bahaya bagi lingkungan berbahaya

4. Nama : Silver nitrate
Rumus molekul : AgNO3
Berat molekul : 169,87 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,8% )
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 36

Fase : padatan
Bentuk : serbuk kristal
Berat isi : 25 gram
Warna : putih keruh
Kode R :
8(kontak dengan bahan yg mudah terbakar dapat
menimbulkan kebakaran)
34 (menyebabkan luka bakar)
Kode S :
2 (jauhkan dari jangkauan anak-anak)
26 (dalam hal terjadi kontak dengan mata,segera bilas
dengan banyak air dan cari pertolongan medis)
Produsen : Merck
Simbol :




Pengoksidasi (oxidizing) korosif

5. Nama : Sodium Carbonate Anhydrous
Rumus molekul : Na2CO3
Berat molekul : 105,99 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,5 % )
Fase : padatan
Bentuk : serbuk halus
Berat isi : 1 kg
Warna : putih
Kode R : 36 (iritasi mata)
Kode S :
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 37

22 (jangan menghirup debu)
26 (dalam hal terjadi kontak dengan mata,segera bilas dengan
banyak air dan cari pertolongan medis)
Produsen : Merck

Simbol :



Iritasi (irritant)



6. Nama : Sodium Hidroxide
Rumus molekul : NaOH
Berat molekul : 40,00 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99% )
Fase : padatan
Bentuk : pelet
Berat isi : 1 kg
Warna : putih
Kode R : 35 (menyebabkan luka bakar yang parah)
Kode S :
2 (jauhkan dari jangkauan anak-anak)
26 (dalam hal terjadi kontak dengan mata,segera bilas
dengan banyak air dan cari pertolongan medis)
37/39 (kenakan sarung tangan dan pelindung mata/wajah
yang sesuai)
Produsen : Merck

Simbol :

Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 38



korosif



7. Nama : Potassium Thiocyanat
Rumus molekul : KSCN
Berat molekul : 97,18 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,0% )
Fase : padatan
Bentuk : serbuk kristal
Berat isi : 250 gram
Warna : putih bening
Kode R :
20/21/22 (berbahaya jika terhirup, terkena kulit dan
tertelan)
32 (kontak dengan asam menimbulkan gas beracun)
Kode S :
2 (jauhkan dari jangkauan anak-anak)
13 (jaga agar jauhkan dari makanan, minuman dan bahan-
bahan makanan binatang)
Produsen : Merck
Simbol :



berbahaya
8. Nama : Benzoic Acid
Rumus molekul : C7H6O2
Berat molekul : 122,12 g/mol
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 39

Kemurnian : p.a ( 99,9% )
Fase : padatan
Bentuk : serbuk halus
Berat isi : 250 gram
Warna : putih
Kode R :
22 (berbahaya apabila tertelan)
36 (iritasi mata)
Kode S : 24 (hindari kontak dengan kulit)
Produsen : Merck
Simbol :



Berbahaya
9. Nama : Calciumchlorid-dihydrat
Rumus molekul : CaCl2 . 2H2O
Berat molekul : ?
Kemurnian : p.a ( 99,5% )
Fase : padatan
Bentuk : serbuk halus
Berat isi : 1 kg
Warna : putih
Kode R : 36 (iritasi mata)
Kode S : 24 (hindari kontak dengan kulit)
Produsen : Merck
Simbol :



iritasi
10. Nama : Sodium Carbonate
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 40

Rumus molekul : Na2CO3
Berat molekul : 105,99 g/mol
Kemurnian : p.a ( 99,9% )
Fase : padatan
Bentuk : serbuk halus
Berat isi : 500 gram
Warna : putih
Kode R : 36 (iritasi mata)
Kode S :
22 (jangan menghirup debu)
26 (dalam hal terjadi kontak dengan mata, segera bilas
dengan banyak air dan cari pertolongan medis)
Produsen : Merck
Simbol :



iritasi

2.7 Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di
laboratorium
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium memerlukan
perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah
dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di laboratorium dapat
menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat
menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di laboratorium secara
tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan.
Yang harus diperhatikan dalam penyimpanan barang :
1. Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 41

dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci.
Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga
fungsinya berkurang.

2. Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing masing alat dan bahan, perlu diberi tanda
yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak
atau laci).
3. Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari,
rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.

Penyimpanan Alat dan Bahan Selain Berdasar Hal-Hal di Atas, Ada Beberapa
Hal yang Perlu Diperhatikan, Yaitu :
1. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
2. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan
beaker glass.
3. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak
melebihi tinggi bahu.
4. Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun menurut abjad.
5. Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia
yang mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang
baik.

Cara menyimpan bahan laboratorium
Cara menyimpan bahan laboratorium IPA dengan memperhatikan kaidah
penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat laboratorium. Sifat masing-
masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti :
1. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik.
2. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 42

3. Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung, sebaiknya disimpan
dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup. Sedangkan bahan yang
tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam
botol berwarna bening.
4. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan
lainnya.
5. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar dan dapat
pula menggunakan botol berkran. Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya
secukupnya saja sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum
disimpam dalam botol kecil, jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk
menghindari rusaknya bahan dalam botol induk karena bahan sisa praktikum
mungkin sudah rusak atau tidak murni lagi.
6. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing bahan
Cara Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya
Mengelompokkan bahan kimia berbahaya di dalam penyimpanannya mutlak
diperlukan, sehingga tempat/ruangan yang ada dapat di manfaatkan sebaik-baiknya dan
aman. Mengabaikan sifat-sifat fisik dan kimia dari bahan yang disimpan akan
mengandung bahaya seperti kebakaran, peledakan, mengeluarkan gas/uap/debu
beracun, dan berbagai kombinasi dari pengaruh tersebut. Bahan kimia berbahaya harus
disimpan dengan cara yang tepat, untuk mencegah kemungkinan terjadi bahaya. Perlu
juga dijamin agar bahan kimia berbahaya tidak bereaksi dengan bahan lain yang
disimpan ditempat yang sama. Bahan kimia yang bersifat eksplosif tidak boleh di
simpan bersamaan dengan bahan kimia lainnya.
Untuk pengamanan suatu bahan kimia dengan bahaya lebih dari satu macam,
segenap jenis bahayanya harus diperhatikan dan di amankan. Fasilitas yang diperlukan
dan prosedur penyimpanan harus menjamin keselamatan dari seluruh kemungkinan
bahaya.
Dibawah ini disajikan keselamatan yang bertalian dengan
penyimpanan bahan berbahaya sebagai berikut:

Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 43

a. Bahan mudah meledak
1. Tempat penyimpanan bahan kimia mudah meledak, udara dalam ruangan
harus baik dan bebas dari kelembaban. Terhadap bahan tersebut ketentuan
penyimpananya sangat ketat, letak tempat penyimpanan harus berjarak
minimum 60[meter] dari sumber tenaga, terowongan, lubang tambang,
bendungan, jalan raya dan bangunan, agar pengaruh ledakan sekecil mungkin.
Ruang penyimpanan harus merupakan bangunan yang kokoh dan tahan api,
lantainya terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan loncatan api, memiliki
sirkulasi udara yang baik dan bebas dari kelembaban, dan tetap terkunci
sekalipun tidak digunakan. Untuk penerangan harus dipakai penerangan alam
atau lampu listrik yang dapat dibawa atau penerangan yang bersumber dari
luar tempat penyimpanan. Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat
bangunan yang didalamnya terdapat oli, gemuk, bensin, bahan sisa yang dapat
terbakar, api terbuka atau nyala api. Daerah tempat penyimpanan harus bebas
dari rumput kering, sampah, atau material yang mudah terbakar, ada baiknya
memanfaatkan perlindungan alam seperti bukit, tanah cekung belukar atau
hutan lebat.
2. Tempat penyimpanan harus terletak jauh dari bangunan lainnya, dan jauh dari
keramaian untuk menghindarkkan pengaruh korban apabila terjadi ledakan.
Ruangan harus terbuat dari bahan yang kokoh dan tetap dikunci sekalipun
tidak digunakan. Lantai harus terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan
loncatan API.
3. Penerangan tempat ini harus terbuat dari penerangan alami atau listrik anti
ledakan.
b. Bahan yang mengoksidasi
Bahan ini kaya akan oksigen, membantu dan memperkuat proses
pembakaran. Beberapa dari ini membebaskan oksigen pada suhu penyimpanan,
sedangkan yang lain masih perlu pemanasan. Jika wadah dari bahan ini rusak,
isinya mungkin bercampur dengan bahan yang mudah terbakar dan merupakan
sumber terjadinya nyala API. Resiko ini dapat dicegah dengan membuat tempat
penyimpanan secara terpisah dan diisolasi.
Penyimpanan bahan kimia yang mengoksidasi kuat dekat cairan yang
mudah terbakar, sangat berbahaya. Untuk keamanannya, harus menjauhkan semua
bahan yang dapat menyala dari bahan-bahan yang mengoksidasi. Tempat
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 44

penyimpanan harus sejuk dan dilengkapi dengan pertukaran udara yang baik serta
bangunan tahan api.
Bahan ini adalah sumber oksigen dan dapat memberikan oksigen pada suatu
reaksi meskipun dalam keadaan tidak ada udara. Beberapa bahan oksidator
memerlukan panas sebelum menghasilkan oksigen, sedangkan jenis lainnya dapat
menghasilkan oksigen dalam jumlah yang banyak pada suhu kamar. Tempat
penyimpanan bahan ini harus diusahakan agar suhunya tetap dingin, ada
peredaran hawa, dan gedungnya harus tahan api. Bahan ini harus dijauhkan dari
bahan bakar, bahan yang mudah terbakar dan bahan yang memiliki titik api
rendah.
Alat-alat pemadam kebakaran biasanya kurang efektif dalam memadamkan
kebakaran pada bahan ini, baik penutupan ataupun pengasapan, hal ini
dikarenakan bahan oksidator menyediakan oksigen sendiri.
c. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
Praktis semua pembakaran terjadi antara oksigen dan bahan bakar dalam
bentuk uapnya atau beberapa lainnya dalam keadaan bubuk halus. Api dari bahan
padat berkembang secara pelan, sedangkan api dari cairan menyebar secara cepat
dan sering terlihat seperti meledak. Dalam penyimpanannya harus diperhatikan
sebagai berikut :
Disimpan pada tempat yang cukup dingin untuk mencegah penyalaan tidak
sengaja pada waktu ada uap dari bahan bakar dan udara
Tempat penyimpanan mempunyai peredaran hawa yang cukup, sehingga
bocoran uap akan diencerkan konsentrasinya oleh udara untuk mencegah
percikan api
Lokasi penyimpanan agak dijauhkan dari daerah yang ada bahaya
kebakarannya
Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang
mudah menjadi panas dengan sendirinya atau bahan yang bereaksi dengan
udara atau uap air yang lambat laun menjadi panas
Di tempat penyimpanan tersedia alat-alat pemadam api dan mudah dicapai
Singkirkan semua sumber api dari tempat penyimpanan
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 45

Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok
Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi
alat deteksi asap atau api otomatis dan diperiksa secara periodik


d. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Beberapa jenis dari bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat
bereaksi dahsyat dengan uap air. Uap dari asam dapat menyerang/merusak bahan
struktur dan peralatan selain itu beracun untuk tenaga manusia. Bahan ini harus
disimpan dalam ruangan yang sejuk dan ada peredaran hawa yang cukup untuk
mencegah terjadinya pengumpulan uap. Wadah/kemasan dari bahan ini harus
ditangani dengan hati-hati, dalam keadaan tertutup dan dipasang label. Semua
logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan adanya
kerusakan yang disebabkan oleh korosi.
Penyimpanannya harus terpisah dari bangunan lain dengan dinding dan
lantai yang tahan terhadap bahan korosif, memiliki perlengkapan saluran
pembuangan untuk tumpahan, dan memiliki ventilasi yang baik. Pada tempat
penyimpanan harus tersedia pancaran air untuk pertolongan pertama bagi pekerja
yang terkena bahan tersebut.
e. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Bahan ini dalam kondisi normal atau dalam kondisi kecelakaan ataupun
dalam kondisi kedua-duanya dapat berbahaya terhadap kehidupan sekelilingnya.
Bahan beracun harus disimpan dalam ruangan yang sejuk, tempat yang ada
peredaran hawa, jauh dari bahaya kebakaran dan bahan yang inkompatibel (tidak
dapat dicampur) harus dipisahkan satu sama lainnya.
Jika panas mengakibatkan proses penguraian pada bahan tersebut maka
tempat penyimpanan harus sejuk dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena sinar
matahari langsung dan jauh dari sumber panas
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 46

Penyimpanan bahan kimia dalam jenis dan jumlah yang banyak
memerlukan pengetahuan akan syarat-syarat penyimpanan. Kecelakaan dalam
gudang kimia dapat menimbulkan cedera bahkan kematian, selain kehilangan
bahan kimia yang mahal. Prinsip dasar penyimpanan di bawah ini apabila
diterapkan, dapat mengurangi resiko penyimpanan bahan.


Kondisi Ruang Penyimpanan
1. Letak Gudang
Letak gudang sebaiknya terpisah dari bangunan-bangunan penting lain, agar
apabila terjadi kecelakaan dapat dilokalisasi. Bahkan untuk bahan-bahan yang
teramat rawan seperti amat mudah terbakar atau mudah meledak harus pula
disendirikan. Kebakaran pelarut organik dalam gudang dapat menyebabkan proses
pemanasan bahan lain yang kemudian menjadi reaktif atau eksplosif. Atau
pemanasan bahan dapat menghasilkan bahan-bahan lain yang mungkin toksis atau
beracun. Atau juga air yang dipakai untuk pemadaman api dapat bereaksi dengan
bahan kimia tertentu yang eksotermik dan menimbulkan kebakaran lain.
2. Ventilasi
Adanya ventilasi dalam gudang amat diperlukan agar apabila terjadi kebocoran
bahan mudah terbakar atau beracun dan korosif dapat terencerkan sampai di bawah
ambang bahaya kebakaran atau keracunan fatal. Tanpa ventilasi, adanya bahan
organik akan berakumulasi sampai di atas batas konsentrasi bawah mudah terbakar
(low flammable limit), sehingga berbahaya apabila ada sumber penyalaan seperti
loncatan listrik, bara api dan bolam lampu yang panas. Adanya uap beracun atau
korosif tanpa ventilasi akan berakibat fatal bagi yang masuk atau bekerja dalam
gudang.
3. Bebas dari sumber penyalaan
Sumber-sumber penyalaan seperti nyala api, bara rokok, loncatan api listrik atau
loncatan listrik statis harus dijauhkan dari gudang. Pasanglah poster DILARANG
MEROKOK atau AWAS KEBAKARAN untuk mencegah seorang merokok
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 47

atau menghasilkan nyala api. Peralatan-peralatan listrik dalam gudang, perlu di
groundingkan agar tidak terjadi loncatan listrik.
4. Ruang dingin
Ruangan yang dingin akan mencegah reaksi penguraian atau memperlambat reaksi.
Ini dapat dipahami karena reaksi-reaksi kimia dapat mulai terjadi apabila energi
bahan dapat mencapai energi aktivasi. Suhu tinggi dalam gudang akan dapat
menghantarkan bahan mencapai energi aktivasi. Kewaspadaan juga mesti diberikan
apabila cuaca panas akibat musin kering yang berkepanjangan dan hal ini akan
menambah rawan kondisi setiapgudang kimia. Selain itu, kenaikan suhu juga akan
meningkatkan kecepatan reaksi secara eksponensial. Sebagai gambaran sederhana,
kenaikan suhu 10OC akan mempercepat reaksi menjadi 2x; 20OC = 4x; 30OC = 8x
dan kenaikan suhu 100OC akan menyebahkan kecepatan reaksi meningkat menjadi
210 atau 1024x.
5. Kering
Banyak bahan kimia yang dapat terhidrolisa oleh air atau uap air dalam udara.
Reaksi hidrolisa yang eksotermis akan meningkatkan suhu yang berakibat seperti
di atas. Penggunaan AC sekaligus dapat mendinginkan dan mengeringkan udara
dalam gudang. Kelembaban lebih rendah dapat dicapai dengan memakai alat
dehumidifier.
Dengan memahami syarat gudang di atas, dapatlah dipriorotaskan pemenuhan
persyaratan bergantung pada fasilitas yang duipunyai dan nilai bahan yang
disimpan.
2.8 Bahan-Bahan Kimia Inkompatibel
Dalam menata atau menyusun bahan-bahan kimia dalam gudang, perlu diperhatikan
bahan-bahan yang dapat bereaksi atau yang disebut inkompatibel yang terpentingadalah
seperti berikut :

Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 48

Dibawah ini, apabila berinteraksi dapat bereaksi hebat yang menimbulkan kebakaran
atau peledakan.


Tabel 1. Bahan-bahan inkompatibel yang bereaksi hebat
Bahan-bahan di bawah ini apabila tercampur akan menghasilkan gas beracun. Lihat
Tabel 2.
Tabel 2. Bahan-bahan inkompatibel yang apabila bereaksi menimbulkan gas beracun

SEGREGASI
Adanya kelompok bahan inkompatibel di atas, menunjukkan pada kita bahwa
penataan bahan kimia menurut abjad yang sering kita lakukan, mengundang risiko
bahaya. Bahan-bahan harus kita kelompokkan dulu sebelum tiap-tiap kelompok
disusun menurut abjad. Sayang sekali tak ada sistem pemisahan atau segregasi yang
sempurna, karena banyak bahan kimia yang bersifat ganda. Suatu contoh pemisahan
secara sederhana, seperti pada Tabel 3.
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 49

Tabel 3. Segregasi sederhana dalam penyimpanan bahan kimia
PENYIMPANAN BAHAN KHUSUS
Bahan kimia keperluan laboratorium banyak yang memerlukan penyimpanan khusus,
diantaranya adalah :
1. Zat higroskopis atau mudah meleleh
Bahan-bahan di bawah ini mempunyai titik leleh rendah, mudah mencair, atau
higroskopik dan harus disimpan pada suhu rendah, kering dan tertutup rapat.
Asetaldehida, amonium asetat/karbonat/ferisulfat.nitrat/tiosulfat, kalsium
klorida/oksida, kadmium klorida/nitrat, kromtrioksida, asam sitrat, kobalt
asetat/klorida, diatil eter, feri klorida/nitrat/oksalat, HCl (36%), Hg-nitrat,
nikel klorida/nitrat, fenol, kalium hidroksida/tiosianat/nitrit, natrium
hidroksida, seng klorida/nitrat.
2. Bahan mudah membeku
Zat-zat di bawah ini harus disimpan di atas suhu bekunya agar tidak membeku
(freezing).




Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 50



LAIN-LAIN
Selain beberapa pokok di atas, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam
masalah penyimpanan bahan kimia, diantaranya :
Pesanlah bahan kimia sesedikit mungkin sesuai dengan kebutuhan, untuk
mengurangi risiko bahaya dalam penyimpanan.
Wadah bahan kimia selalu tertutup dan berlabel. Apabila label hilang, periksa
dengan teliti sebelum dipakai atau kalau tidak dapat diidentifikasi, musnahkan
saja.
Hati-hati terhadap beberapa pelarut organik seperti etil eter, petroleum eter yang
telah tersimpan lama, karena dapat mengandung senyawa peroksida yang tidak
stabil atau eksplosif. Test lebih dahulu dan ambil peroksida dengan cara
mereduksi sebelum diproses atau dipanaskan (Detail cara penanganan lihat
WKA, No. 3/II/1987).
Periksalah gudang secara rutin untuk melihat adanya kebocoran atau kerusakan
wadah.
Bahan-bahan kimia yang telah lama atau tidak terpakai dapat dibuanag atau
dimurnikan lagi untuk dipakai kembali. Cara pemusnahan bahan-bahan kimia
sisa pakai, lihat WKA No. 8/V/1990.
Wadah atau botol kosong mungkin masih mangandung bahaya dari bahan-bahan
sisa. Oleh karena itu cuci botol-botol bekas sebelum disimpan atau dijual.
Sediakan alat-alat keadaan darurat seperti alat pemadam kebakaran dan alat
pelindung diri dalam gudang.
Waspada terhadap perubahan cuaca yaitu suhu udara tinggi dan hujan lebat.
Suhu tinggi dapat menyebabkan reaksi penguraian, sedang hujan dapat
menyebabkan gudang basah akibat kebocoran atau kelembaban udara yang
tinggi. (Soemanto Imamkhasani, Puslitbang Kimia Terapan LIPI).


Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 51

2.9 Tanda dan label bahan kimia
Tanda dan label bahan kimia berbahaya diperlukan apabila bahan-bahan kimia
berbahaya dikemas dalam kemasan, atau diangkut menggunakan alat transportasi.
Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambing atau peringatan tertulis pada
kemasan untuk bahan kimia berbahaya juga merupakan tindakan pencegahan.
Ketika bahan kimia sedang diproduksi, tenaga kerja biasanya menerapkan usaha
keselamatan dengan baik. Tetapi apabila bahan kimia tersebut telah ditempatkan dalam
botol, kaleng atau kemasan lainnya, tenaga kerja belum mengetahui sepenuhnya sifat
bahaya dari bahan kimia tersebut. Demikian pula dengan pengangkutan lebih lanjut,
petugas yang berkaitan dengan alat pengangkut tidak mengenal dengan baik bahaya
yang mungkin timbul dari bahan kimia yang diangkutnya. Sehingga upaya pemberian
label adalah sangat penting dalam penanganan bahaya yang mungkin timbul.
Berbagai macam label telah dibuat oleh beberapa organisasi antara lain klasifikasi
menurut NFPA, table informasi bahan kimia berbahaya berupa DOT (department of
transportation) hazardous meterials warning labels, dan Unnumber.
Peralatan dan Utilitas Keselamatan
Selain peraturan yang harus dipenuhi, di laboatorium ini juga terdapat
beberapa alat-alat keselamatan standar untuk mengurangi terjadinya kecelakaan.
Alat-alat keselamatan standar yang ada di laboratorium ini adalah sebagai berikut:
1. Masing-masing laboratorium harus memiliki satu atau lebih pancuran
keselamatan, unit pencuci mata, dan pemadam api yang dapat diakses dengan
mudah oleh pegawai laboratorium.
2. Sistem penyiram (sprinkler) mungkin diperlukan dan dianjurkan. Untuk daerah
dengan peralatan atau bahan peka air, pertimbangkan system pra-tindakan
sebagai kebalikan dari sistem kering atau alternatif yang tidak berfungsi dengan
tudung laboratorium dan ventilasi lainnya.
3. Letakkan sakelar pematian utilitas di luar atau di jalan keluar laboratorium.
Tombol pembersih ruang harus diletakkan di jalan keluar laboratorium dengan
diberi tudung.
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 52

4. Pasang banyak outlet pasokan listrik untuk mengurangi kebutuhan kabel
ekstensi dan adaptor multi-steker. Letakkan panel listrik di area terjangkau.
Pasang pemutus rangkaian salah arde (GFCI) di dekat wastafel dan area basah.
5. Sediakan daya darurat yang sesuai jika terjadi pemadaman listrik.
6. Bila memungkinkan, pasang loop (saluran melingkar) air dingin untuk peralatan
yang memerlukan pendinginan untuk menghemat energi, air, dan biaya
pemasangan pipa drainase.
2.10 Fungsi dan Gambar Peralatan Keamanan Laboratorium
1. Fume hood (lemari asam)
Lemari asam atau sering juga disebut
sebagai laboratory fume hood adalah salah satu alat
penting yang harus ada di laboratorium kimia.
Lemari asam adalah alat laboratorium yang
berguna untuk mengontrol paparan dari uap bahan
kimia yang bersifat mudah terbakar atau toksik, gas
gas yang kemungkinan ada dan tercipta serta
aerosol. Alat ini merupakan metoda utama untuk
mengontrol hal hal tersebut. Lemari asam adalah satu set lemari yang dilengkapi
dengan sistem ventilasi exhaust. Alat ini biasanya dilengkapi dengan semacam pintu
yang dapat bergerak ke atas dan terbuat dari kaca yang aman. Lemari asam yang
benar akan membantu para pekerja di laboratorium terhindar dari paparan bahaya
bahan kimia ketika bekerja di laboratorium. Walaupun lemari asam seharusnya
dimiliki oleh sebuah laboratorium, pada kenyataannya masih banyak laboratorium
yang belum mempunyai dan menggunakan alat tersebut. Mereka masih membuat
dan mereaksikan bahan bahan kimia di ruangan laboratorium biasa.

2. Emergency Shower
Digunakan dalam keadaan darurat, jika seseorang
mengalami kecelakaan saat berada di laboratorium maupun di
tempat kerja. Kecelakaan yang dialami dapat berupa,
terbakarnya pakaian atau anggota tubuh saat berada di lokasi
kerja, maupun kecelakaan yang diakibatkan oleh bahan-bahan
Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 53

kimia berbahaya dll. Pada beberapa jenis shower, menggunakannya hanya dengan
menarik tuas yang tergantung pada shower, namun pada laboraturium TKA,
penggunaannya dengan membuka keran.
Biasanya, pada emergency shower ini, dilengkapi dengan pembersih mata
(eyewash). Penggunaan eye wash adalah untuk membersihkan mata dari iritasi, baik
karena asap bahan kimia maupun karenakontak mata dengan bahan kimia secara
langsung.
Pada umumnya, penempatan emergency shower ini berada pada pintu keluar,
serta tidak mendapat halangan apapun untuk menuju shower ini, sehingga
pertolongan cepat dapat dilakukan.

3. Fire extinguisher
APAR hanya dipergunakan hanya untuk
memadamkan api dengan skala ringan. Penting bagi kita
untuk mengetahui jenis Alat Pemadam Api apa yang sesuai
dengan kebutuhan kita. Karena penggunaan alat pemadam
api ringan yang tidak sesuai hanya akan membawa kita pada
kondisi yang lebih buruk. Terlebih dahulu kita harus mengenal klasifikasi jenis-jenis
pemadam api yang disepakati dibanyak Negara.
- Kecelakaan bisa saja terjadi di laboratorium IPA. Beberapa jenis kecelakaan yang
sering terjadi dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti :







Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 54



Jika tangan kita terkena tumpahan HCl maka langkah yang harus ditempuh adalah:
1. Jangan gunakan lap untuk menghilangkan HCl dari permukaan kulit.
2. Alirkan air pada tempat yang terkena HCl dalam waktu yang agak lama, hal ini
dilakukan untuk mengurangi konsentrasi HCl.
















Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 55

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara umum beberapa peristiwa yang pernah terjadi di laboratorium dapat
merupakan cermin bagi setiap orang untuk meningkatkan kewaspadaannya ketika
bekerja di laboratorium. Peristiwa-peristiwa tersebut kadang-kadang terlalu pahit
untuk dikenang, namun meninggalkan kesan pendidikan yang baik, agar tidak
melakukan kesalahan dua kali pada peristiwa yang sama. Oleh karena itu, untuk
mengurangi bahaya yang terjadi, setiap pengguna laboratorium (mahasiswa, dosen,
peneliti dan sebagainya) harus melakukan pekerjaannya menurut praktek laboratorium
yang benar.













Konsep Dasar Safety di Lab dan Tempat Kerja Page 56

DAFTAR PUSTAKA
file:///H:/KK33/alat-keselamatan-kerja-di-laboratorium.html
file:///H:/KK33/aturan-dasar-di-laboratorium.html
file:///H:/KK33/cara-penyimpanan-bahan-kimia-berbahaya-bagian-1.html
file:///H:/KK33/mengenal-bahaya-bahan-kimia-di-tempat-kerja-bagian-1.html
file:///H:/KK33/peraturan%20dasar%20laboratorium.htm

Anda mungkin juga menyukai