Anda di halaman 1dari 25

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dewasa ini kebutuhan air bersih adalah salah satu masalah yang
dihadapi oleh manusia khususnya yang ada di Indonesia. Hal tersebut
dikarenakan banyaknya hutan-hutan yang ditebang secara liar untuk
pembebasan lahan pertanian ataupun illegal logging, akibatnya persediaan
air tanah sebagai sumber air bersih semakin menipis.Sementara itu,
industri yang semakin berkembang dan pemukiman penduduk kerap kali
menghasilkan limbah cair yang mencemari air permukaan sebagai sumber
air bersih alternatif sehingga kualitas air semakin menurun dan tidak layak
pakai.
Air yang sudah tercemar dapat menyebabkan berbagai penyakit
seperti diare dan gatal-gatal apabila dikonsumsi tanpa proses lebih lanjut.
Oleh karena itu, dibutuhkan teknik penjernihan air yang efektif dan efisien
agar dapat mengatasi masalah kebutuhan air bersih. Dalam tugas besar kali
ini, kelompok kami mengkaji tentang teknik penjernihan air dengan
metode sedimentasi dan filtrasi secara sederhana, dengan menggunakan
material seperti gravel, sand, dan zeolit. Namun, masing masing
komponen memiliki karakteristik yang berbeda-beda

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana teknik penjernihan air sederhana yang efektif dan
efisien?
2

1.2.2. Bagaimana hasil percobaan penyaringan air kotor dengan
menggunakan alat penjernihan air secara kualitas dan kuantitas?

1.3 Tujuan
1.3.1. Untuk menentukan bagaimana teknik penjernihan air sederhana
yang efektif dan efisien.
1.3.2. Untuk menentukan bagaimana hasil percobaan penyaringan air
kotor dengan menggunakan alat penjernihan air secara kualitas dan
kuantitas.

1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini bagi pembaca untuk memberi wawasan
mengenai teknik pembuatan alat pembersih air sederhana dengan
menggunakan bahan bahan yang terdapat disekitar kita.









3

BAB II
TEORI DASAR SEDIMENTASI DAN FILTRASI

2.1 Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses untuk memisahkan fasa solid dan
liquid dari suspensi untuk menghasilkan air yang lebih jernih dan
konsentrasi lumpur yang lebih kental melalui pengendapan secara
gravitasi.
Dalam proses penjernihan air dibutuhkan unit sedimentasi. Secara
keseluruhan, fungsi unit sedimentasi dalam instalasi pengolahan adalah:
1. Mengurangi beban kerja unit filtrasi dan memperpanjang
umur pemakaian unit penyaring selanjutnya
2. Mengurangi biaya operasi instalasi pengolahan.
Berdasarkan konsentrasi dan kecenderungan partikel berinteraksi,
proses sedimentasi terbagi atas tiga macam:
1. Sedimentasi Tipe I/Plain Settling/Discrete particle
Merupakan pengendapan partikel tanpa
menggunakan koagulan. Tujuan dari unit ini adalah
menurunkan kekeruhan air baku dan digunakan pada grit
chamber. Dalam perhitungan dimensi efektif bak, faktor-
faktor yang mempengaruhi performance bak seperti
turbulensi pada inlet dan outlet, pusaran arus lokal,
pengumpulan lumpur, besar nilai G sehubungan dengan
penggunaan perlengkapan penyisihan lumpur dan faktor
lain diabaikan untuk menghitung performance bak yang
lebih sering disebut dengan ideal settling basin.
4


2. Sedimentasi Tipe II (Flocculant Settling)
Pengendapan material koloid dan solid tersuspensi
terjadi melalui adanya penambahan koagulan, biasanya
digunakan untuk mengendapkan flok-flok kimia setelah
proses koagulasi dan flokulasi.
Pengendapan partikel flokulen akan lebih efisien
pada ketinggian bak yang relatif kecil. Karena tidak
memungkinkan untuk membuat bak yang luas dengan
ketinggian minimum, atau membagi ketinggian bak
menjadi beberapa kompartemen, maka alternatif terbaik
untuk meningkatkan efisiensi pengendapan bak adalah
dengan memasang tube settler pada bagian atas bak
pengendapan untuk menahan flokflok yang terbentuk.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan efisiensi
bak pengendapan adalah:
Luas bidang pengendapan;
Penggunaan baffle pada bak sedimentasi;
Mendangkalkan bak;
Pemasangan plat miring.

3. Hindered Settling (Zone Settling)
Merupakan pengendapan dengan konsentrasi koloid
dan partikel tersuspensi adalah sedang, di mana partikel
saling berdekatan sehingga gaya antar pertikel menghalangi
pengendapan paertikel-paertikel di sebelahnya. Partikel
5

berada pada posisi yang relatif tetap satu sama lain dan
semuanya mengendap pada suatu kecepatan yang konstan.
Hal ini mengakibatkan massa pertikel mengendap sebagai
suatu zona, dan menimbulkan suatu permukaan kontak
antara solid dan liquid.
Jenis sedimentasi yang umum digunakan pada pengolahan air
bersih adalah sedimentasi tipe satu dan dua, sedangkan jenis ketiga lebih
umum digunakan pada pengolahan air buangan. Pada percobaan ini, jenis
sedimentasi yang digunakan adalah sedimentasi tipe satu.

2.2 Filtrasi
Proses filtrasi merupakan penyaringan suspended solid dan
koloidal solid dari air baku menggunakan media berpori seperti pasir,
antrasit, garnet. Fungsi utama dari unit filtrasi adalah menyaring semua
flok-flok halus yang tidak terendapkan pada unit sedimentasi.
Proses filtrasi air baku dapat dilakukan tanpa didahului oleh
koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi bila kekeruhan air baku kecil dari 10
NTU. Jenis-jenis filter menurut jumlah media yang digunakan:
1. Saringan media tunggal;
2. Saringan media ganda;
3. Saringan multi media.
Karakteristik butiran media adalah faktor penentu efisiensi proses
filtrasi. Ukuran media yang efektif didapatkan dengan menentukan nilai
effective size (ES), yaitu ukuran ayakan yang melewatkan 10% berat pasir,
dan uniformity coefficient (UC), yaitu ukuran ayakan yang melewatkan
60% berat pasir.
6

Berdasarkan kecepatan penyaringan, unit filter dibagi atas dua
bagian, yakni:
1. Saringan Pasir Lambat (digunakan apabila kekeruhan air
baku < 10 NTU).
2. Saringan Pasir Cepat (digunakan apabila kekeruhan air
baku > 10 NTU).
Bila unit filtrasi menggunakan media lebih dari satu maka
diusahakan agar kedua media memiliki kecepatan pengendapan yang
berbeda dimana media paling bawah memiliki berat yang lebih sehingga
lebih cepat mengendap, sehingga media tidak tercampur pada saat
pencucian (backwash). Pencucian filter (backwash) dilakukan setiap hari
dengan pompa backwash atau menggunakan tekanan air reservoar yang
disambungkan ke pipa backwash filter melalui jalur by-pass. Keuntungan
dari sistem yang kedua adalah efisien dalam operasional dan pemeliharaan
dimana tidak dibutuhkan pompa backwash, energi listrik, dan perawatan
pompa. Sistem ini biasanya digunakan jika perbedaan elevasi antara intake
dan instalasi pengolahan cukup besar.

2.3 Kriteria Air Bersih
Kualitas air yang baik sangatlah diperlukan untuk kebutuhan hidup
manusia, hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu kita perlu mengetahui ciri-
ciri kualitas air yang baik untuk dikonsumsi khususnya oleh manusia.
Berikut ini kita membahas tentang kualitas air yang baik secara
fisik. Kualitas air yang baik secara fisik adalah:


7

1. Rasa
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa.
Rasa dapat ditimbulkan karena adanya zat organik, bakteri,
atau unsur lain yang masuk ke dalam badan air.
2. Bau
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau
karena bau ini dapat ditimbulkan oleh pembusukan zat
organik seperti bakteri serta kemungkinan akibat tidak
langsung dari pencemaran lingkungan, terutama sistem
sanitasi.
3. Suhu
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan
mengakibatkan kenaikan aktifitas biologi sehingga akan
membentuk O2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan
secara alamiah biasanya disebabkan oleh aktifitas
penebangan vegetasi di sekitar sumber air tersebut,
sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang
masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara
langsung atau tidak langsung.
4. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya
bahan-bahan organik dan anorganik, kekeruhan juga dapat
mewakili warna. Sedang dari segi estetika kekeruhan air
dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran
melalui buangan sedang warna air tergantung pada warna
buangan yang memasuki badan air.

8

5. TDS atua jumlah zat padat terlarut (total dissolved solids)
Adalah bahan padat yang tertinggal sebagai residu
pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103 C 105 C
dalam portable water kebanyakan bahan bakar terdapat
dalam bentuk terlarut yang terdiri dari garam anorganik
selain itu juga gas-gas yang terlarut.
Kandungan total solids pada portable water
biasanya berkisaran antara 20 sampai dengan 1000 mg/l
dan sebagai suatu pedoman kekerasan dari air akan
meningkatnya total solids, disamping itu pada semua bahan
cair jumlah koloit yang tidak terlarut dan bahan yang
tersuspensi akan meningkat sesuai derajat dari pencemaran
(sutrisno, 1991).
Zat padat selalu terdapat dalam air dan kalau
jumlahnya terlalu banyak tidak baik sebagai air minum,
banyaknya zat padat yang diisyaratkan untuk air minum
adalah kurang dari 500 mg/l. Pengaruh yang menyangkut
aspek kesehatan dari pada penyimpangan kualias air minum
dalam hal total solid ini yaitu bahwa air akan memberikan
rasa tidak enak pada lidah dan rasa mual.






9

BAB III
PROGRAM DAN METODOLOGI

3.1 Spesifikasi Rancangan Alat
3.1.1. Bahan Yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan saringan
sederhana ini adalah sebagai berikut :
1. Kaca
2. Pipa PVC
3. Batu kerikil besar (Batu Hitam)
4. Batu kerikil kecil ( Batu aquarium)
5. Pasir seolit
6. Pasil Silika
7. Ijuk
8. Karbon aktif
9. Soket
10. Selang
11. Kayu

3.1.2. Rancangan Alat
1. Membuat drum pengendapan
a. Pasang kaca dengan bentuk balok dan ukuran alas
40 cm x 30 cm dan tinggi 15 cm
10

b. Lubangi drum pada ketinggian 10 cm dari dasar
drum di sisi kanan dan pada ketinggian 12 cm dari
dasar bak di sisi kiri.
c.. Pasang pipa pada lubang pada sisi kanan.

3. Membuat drum penyaringan
a. Pasang dengan bentuk balok dan ukuran alas 20 cm
x 30 cm dan tinggi 40cm
b. Lubangi drum pada ketinggian 2 cm dari dasar drum
di sisi kanan drum.
c. Pasang pipa pada lubang tersebut

3.2 Cara Kerja Alat
3.2.1. Drum Pengendapan
Drum pengendapan dirangkai dengan pipa yang berfungsi
sebagai pengalir air yang akan di filtrasi di drum filtrasi. Air
endapan sementara ditampung kemudian alirkan secara perlahan
dengan debit tertentu.
3.2.2. Drum Filtrasi
Drum filtrasi berguna untuk tempat penyaringan air dari
kotoran kotoran. Drum ini diisi media filtrasi yang terdiri
dariarang, zeolit, pasir silica, kerikilkecil, kerikilbesar, ijuk.
Susunan peletakan lapisan filter dari bawah ke atas adalah sebagai
berikut:
1. Pasir zeolit.
11

2. Pasir silika.
3. Kerikil halus.
4. Kerikil kasar.
5. Lapisan Ijuk 1.
6. Karbon aktif.
7. Lapisan ijuk 2.

3.3 Pemeliharaan
Cara pemeliharaan alat yaitu sebagai berikut:
1. Ijuk dicuci bersih kemudian dipanaskan di matahari sampai kering
2. Pasir dicuci dengan air bersih di dalam ember, diaduk sehingga kotoran
dapat dikeluarkan, kemudian dijemur sampai kering.
3. Batu kerikil diperoleh dari sisa ayakan pasir halus, kemudian dicuci
bersih dan dijemur sampai kering.
4. Batu yang dibersihkan sampai bersih betul dari kotoran atau tanah yang
melekat, kemudian dijemur.

3.4 Spesifikasi Bahan
3.4.1. Saringan Arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir
arang dengan tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini
sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air
baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang
batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang
aktif.
12

Arang aktif ataupun batu bata berfungsi untuk
menyaring/menghilangkan bau, warna, zat pencemar dalam air,
sebagai pelindung dan penukaran resin dalam alat/penyulingan air.
3.4.2. Saringan Kerikil
Saringan kerikil dapat disimpan dalam jangka waktu yang
lama sehingga dapat dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan
darurat. Batu-batu atau kerikil berfungsi untuk menyaring material-
material yang berukuran besar.
3.4.3. Zeolit
Zeolit dengan struktur kerangka framework mempunyai
luas permukaan yang besar dan berperan sebagai saluran yang
dapat menyaring ion / molekul (molecular sieving). Peran Zeolit
sebagai penyaring atau pemisah molekul di dasarkan pada
perbedaan bentuk, ukuran, dan polaritas molekul yang disaring.
Sifat ini disebabkan zeolit mempunyai pori dengan ukuran tertentu.
Molekul yang berukuran lebih kecil dari pori-pori dapat melintas
sedangkan yang berukuran lebih besar dari pori akan tertahan.
3.4.4. PasirSilika
Pasirsilika pada pengolahan airdigunakan untuk
penjernihan dengan menyerap lumpur, tanah, sedimen.
3.4.5 Ijuk
Serat ijuk merupakan serat alam dari pohon aren yang
berwarna hitam. Fungsi ijuk dalam penyaringan adalah menyaring
kotoran- kotoran halus.


13

3.5 Flowchart Cara Kerja Alat




















MULAI AIR KOTOR

SEDIMENTASI


FILTRASI

AIR HASIL
SEDIMENTASI
AIR HASIL
FILTRASI
AIR BERSIH
SELESAI
14

3.6 Flowchart Pengerjaan Makalah
























PERSIAPAN
Studi Pustaka
Survey Ketersediaan dan Harga
Bahan Baku
Perencanaan Teknik
PUSTAKA ACUAN
Terlampir di Daftar
Pustaka
MULAI
DATA
Spesifikasi Alat
dan Bahan Baku
Desain Alat yang
Dapat Digunakan

Analisa Data
Analisa Setiap Jenis Bahan
Baku dan Desain Terhadap
Spesifikasi yang Diingikan
Mencari Alteratif
Bahan Baku dan/atau
Desain Lain
Tidak Sesuai Spesifikasi
Metode Matriks
Evaluasi Alternatif
Alternatif Desain
Saringan Terpilih
Sudah Sesuai Spesifikasi
Data Kuantitas dan Kualitas Air
yang Dihasilkan Alat
Perhitungan Data Kuantitas dan Kualitas Air
yang Dihasilkan
SELESAI
Perhitungan Rencana
Anggaran Biaya (RAB)
Penentuan
Spesifikasi Material
dan Pembuatan Alat

15

BAB IV
PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Perancangan
Rancangan alat pengolahan air baku menjadi air bersih terdiri dari dua unit
yaitu bak sedimentasi dan bak filtrasi. Bak sedimentasi bertujuan untuk
menyisihkan partikel kasar yang terkandung dalam air baku. Partikel halus yang
tidak mengendap pada bak sedimentasi akan di saring di bak filtrasi.
4.1.1 Bak Sedimentasi
Bak sedimentasi dibuat dari kaca berbentuk segiempat yang
mempunyai panjang 35 cm, lebar 15 cm, dan ketinggian 15 cm.
Gambar proyeksi dan dimensi bak sedimentasi dapat dilihat dari
gambar 4.1, gambar 4.2, dan gambar 4.3 (satuan dalam cm).

Gambar 4.1 Tampak atas bak sedimentasi

16


Gambar 4.2. Tampak depan bak sedimentas


Gambar 4.3. Tampak kanan bak sedimentasi

4.1.2 Bak Filtrasi
Bak filtrasi dibuat dari kaca dengan bentuk segi empat. Bak filtrasi
memiliki ukuran panjang 20 cm, lebar 30 cm, dan ketinggian 40 cm. Gambar
proyeksi dan dimensi bak filtrasi dapat dilihat dari gambar 4.4, gambar 4.5, dan
gambar 4.6 (satuan dalam cm).
17


Gambar 4.4. Tampak atas bak filtrasi


Gambar 4.5. Tampak depan bak filtrasi

18


Gambar 4.6. Tampak kanan bak filtrasi
Susunan material bak filtrasi dari atas ke bawah dapat dilihat dari gambar 4.7.
Ketebalan masing-masing material dapat dilihat dari tabel 4.1.
Tabel 4.1. Ketebalan tiap-tiap material









Sumber : Gypsonia Group (1983)


No
.
Material
Ketebalan
(cm)
1 Karbon aktif 5
2 Pasir Zeolit 10
3 Pasir Silika 5
4 Kerikil Halus 5
5 Kerikil kasar 5
6 Ijuk 5
19

4.1.3 Gambar 3 dimensi alat pengolahan air
Gambar 3 dimensi alat pengolahan airsecara keseluruhan dapat dilihat dari
gambar 4.8.

Gambar 4.7. Gambar 3dimensi alat penyaringan air

4.2 Pembahasan
4.2.1 Bak Sedimentasi
Bak sedimentasi dibuat dengan bentuk segiempat. Bentuk segiempat
dipilih karena bahan yang digunakan adalah kaca. Pemasangan kaca dari bahan
baku menjadi bentuk segiempat dapat dilakukan oleh toko yang menyediakan
bahan tersebut. Bak sedimentasi yang baik mempunyai panjang lebih besar atau
sama dengan dua kali lebar (L 2W) dan panjangnya jauh lebih besar dari
tinggi air maksimal pada bak (L H) (Gerard Kiely, 1998:454). Bak
sedimentasi memliki luas penampang 35 cm 15 cm dengan ketinggian 15 cm.
Tinggi pipa (dari bibir pipa bagian bawah) dari dasar bak adalah 10 cm sehingga
volume air yang bisa masuk ke bak hanya setinggi 10 cm.
20

Secara umum, bak sedimentasi terdiri atas 3 bagian yaitu input, tempat
pengendapan, dan output. Bagian input adalah pipa untuk mengalirkan air baku
masuk ke dalam bak. Air yang keluar dari keran tempat air baku akan dialirkan
menggunakan sebuah selang yang terbuat dari karet. Air dialirkan dari arah
samping bak air dengan tujuan agar kecepatan aliran air merata pada bak.
Air yang masuk ke dalam bak akan disedimentasi dengan menggunakan
gaya gravitasi. Partikel kasar yang berukuran besar dan mempunyai massa jenis
yang lebih besar dari air akan mengendap ke bawah.
Bagian output akan mengalirkan air hasil sedimentasi ke bak filtrasi
dengan memanfaatkan gaya gravitasi.Air akan dialirkan menggunakan pipa
paralon berukuran 3,75 inci. Ketinggian pipa (dari bagian bibir bawah pipa) dari
dasar bak adalah 10 cm. Pipa output dibuat dengan bentuk huruf T dan diberi
lobang di sekelilingnya agar air yang masuk ke bak filtrasi mengalir secara
merata.
Karena pipa output sedimentasi tidak berada pada dasar bak maka akan
ada air yang tersisa di bak sedimentasi.Volume air yang tersisa di bak sedimentasi
adalah (35 15 10) cm = 5.250 cm
3
= 5,25 L.

4.2.2 Bak Filtrasi
Partikel halus yang berhasil melewati bak sedimentasi akan disaring di bak
filtrasi dengan menggunakan media filtrasi yang terdiri dari beberapa material.
Tipe filtrasi yang akan digunakan adalah saringan pasir cepat yaitu filter yang
mempunyai kecepatan filtrasi cepat berkisar antara 4 hingga 21 m/jam.
Media filter terdiri dari berbagai material yang terdiri dari karbon aktif,
pasir zeolit, pasir silika, kerikil halus, kerikil kasar, dan ijuk. Susunan dan
ketinggian masing-masing material dapat dilihat pada gambar 4.7 dan tabel 4.1
Berat dari masing-masing material dapat dicari dengan mengalikan
volume total material dengan massa jenisnya. Berikut ini disajikan massa dari
masing-masing material.



21

Tabel 4.2. Berat tiap-tiap material
No. Material Volume (L) Massa jenis (kg/L) Berat (kg)
1 Arang 3 0,4124 1,2372
2 Pasir zeolit 6 2.1 12,6
3 Pasir silica 3 1,602 4,806
4 Kerikil halus 3 1,653 4,959
5 Kerikil kasar 3 1,682 5,046
6 Ijuk 3 1,136 3,408

Air hasil filtrasi akan dikeluarkan melaui pipa outlet. Debit air yang di
hasilkan pada pipa outlet ini dapat di hitung dengan perumusan :


dengan Q adalah debit air yang keluar, V adalah volume air, dan t adalah waktu.
Alat penyaringan dapat mengahasilkan debit maksimal air yang keluar sebesar
0,075 liter/detik.

4.3 Analisis Hasil Percobaan
Pengujian alat penyaringan air dilakukan pada hari Minggu, 27 April 2014
di Gedung Aula Barat ITB. Pengujian alat dilakukan selama 30 menit dengan
mengalirkan air baku ke alat penyaringan air. Kriteria utama pengujian alat adalah
kualitas air dan kuantitas air hasil penyaringan.
4.3.1 Kualitas Air hasil Penyaringan
Hasil dari
penyaringan air dapat
dilihat pada gambar 4.8.
Pada gambar 4.8
terlihat adanya penurunan
kekeruhan air setelah
penyaringan dilakukan.
Dari uji laboratorium
didapat nilai kekeruhan air
sebesar 29,10 NTU. Hasil
ini masih jauh dari batas
Gambar 4. 8. Hasil penyaringan air baku
menjadi air bersih
22

maksimal nilai kekeruhan air bersih yaitu 5 NTU.
Dari hasil analisis yang kelompok kami lakukan penyebab utama
yang menyebabkan kinerja alat filtrasi kurang maksimal adalah kesalahan
pada jenis material Pada desain media filtrasi, lapisan paling atas media
filtrasi adalah pasir zeolit dengan ketebalan 10 cm. Lapisan ini berperan
besar dalam mengurangi kandungan zat asing pada air. Namun, setelah
dilakukan pengamatan lebih lanjut ternyata pada prakteknya pasir yang
kami gunakan bukanlah pasir zeolit melainkan pasir laut. Hal ini terlihat
dari warna pasir yang berwarna kuning keputihan sedangkan pasir zeolit
seharusnya berwarna hijau. Kesalahan ini terjadi saat pembelian material
yang kami kira adalah pasir zeolit karena diletakkan ditumpukan rak pasir
zeolit.
Dampak dari pergantian pasir zeolit menjadi pasir laut sangat
mempengaruhi kinerja alat dan malah menambah kekeruhan air meskipun
telah dilakukan pencucian berkali-kali. Hal ini disebabkab karena tingkat
kekerasan pasir laut cukup rendah karena kandungan kalium karbonatnya
yang sedikit sehingga mudah terkikis saat dilalui oleh air. Hasil dari
pengikisan pasir laut cukup sulit untuk disaring oleh media filter yang
berada di bawahnya karena ukurannya yang sangat kecil dan bersifat
koloid sehingga sebagian besar lolos ke output hasil penyaringan.
Selain itu pada sumber literatur yang kami gunakan ini, rancangan
yang kami buat tidak menggunakan penyaringan berupa material kapas
saring taupun dakron pada setiap lapisan material, sehingga apabila
ternyata material penyaringan yang membuat air menjadi lebih kotor tidak
dapat diantisipasi. Oleh karena peranan kapas saring sangat besar untuk
menghambat kotoran kotoran air filtrasi.
Kami berusaha untuk menggunakan material dan rancangannya
sesuai dengan sumber yang kami peroleh dari literatur dan tampa merubah
susunan materialnya sedikitpun. Hal ini dilakukan agar rancangan yang
kami buat memiliki dasar yang jelas dan bukan berdasarkan hasil coba-
coba.

4.3.2 Kuantitas Air Hasil Penyaringan
Volume air yang dihasilkan oleh alat penyaring air cukup besar
yaitu 32 L selama 30 menit. Jika dihitung debit air yang dihasilkan sebesar
0,0178 L/detik. Debit air cukup cepat karena media filtrasi adalah tipe
23

pasir cepat. Selain itu, luas permukaan bak filtrasi cukup besar yaitu 60 cm
persegi sehingga terdapat banyak ruang untuk air melakukan proses
filtrasi. Hal ini juga didukung oleh pipa yang mengalirkan air ke bak
filtrasi. Pipa ini didesain dengan bentuk huruf T dan diberi lubang di
sekitar pipa sehingga aliran air merata keseluruh bagian permukaan bak
filtrasi





















24

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.1.1. Alat perancangan alat filtrasi yang efektif adalah menggunakan
susunan material dan rancangan seperti yang kami buat. Hal ini
berdasarkan bahwa hasil air yang di keluarkan kualitas dan
kuantitasnya cukup bagus
5.1.2. Kualitas air hasil penyaringan mempunyai nilai kekeruhan sebesar
29,10 NTU. Debit air keluaran dari sistem filtrasi ini adalah 0,0178
liter/detik

5.2 Saran
5.2.1. Jenis material yang digunakan pada media filtrasi harus
diperhatikan sesuai dengan desain yang digunakan sehingga
kualitas air hasil penyaringan maksimal.
5.2.2. Perancangan alat ini dilakukan menggunakan konsep yang sangat
sederhana dan dalam skala yang sangat kecil. Diharapkan ada yang
berkeinginan untuk mengembangkan alat ini secara lebih mendetail
dan dalam skala yang lebih besar lagi










25

Laporan Pertanggungjawaban Keuangan
No Bahan Jumlah Harga Satuan Harga
1 Kotak kaca
30cmx20cmx45cm +
pemasangan
1 Rp 110.000 Rp 110.000
2 Kotak kaca
35cmx15cmx15cm +
pemasangan
1 Rp 75.000 Rp 75.000
3 Soket Rck 2 buah Rp 3.000/buah Rp 6.000
4 Sokdrat Rck 2 buah Rp 3.000/buah Rp 6.000
5 Selang 58 1 m Rp 9.000/m Rp 9.000
6 PVC 1 m Rp 7.000/m Rp 7.000
7 Pasir laut 20 kantong Rp 2000/kantong Rp 40.000
8 Pasir silika 8 kantong Rp 2000/kantong Rp 16.000
9 Batu akuarium 2 kantong Rp 12.500/kantong Rp 25.000
10 Batu hitam 2 kantong Rp 20.000/kantong Rp 40.000
11 Penyangga kayu 1 buah Rp 40.000
12 Ijuk 1 kantong Rp 30.000/kantong Rp 30.000
13 Karbon aktif 2 kantong Rp 25.000/kantong Rp 50.000
Total Rp 454.000

Anda mungkin juga menyukai