m e r e t a s
jejak
catatan perjalanan sang pelukis peradaban
meretas Book Mapping
Dari Visi
Jejak Book Menuju Aksi Fenotype 16
- FMB 35 Jejak 33 7 Milis
Mapping Buku
- SOP 37 Anak Kastrat Teman
- Anti Rokok 39 Zaman Genotype 9
- Aliansi 40 Isu 9
Advokasi 11
Negosiasi 14
Dari Pikir Dari Gerak
Menjadi Kata 25 17
Assalamu’alaikum Wr Wb
Salam Perjuangan!!
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menga-
nugerahkan banyak kenikmatan kepada bangsa ini, yang telah memberikan
banyak segmen pembelajaran untuk senantiasa berbenah dan memperbaiki
diri,dan Dia yang telah menghidupkan peradaban bangsa melalui tangan-tan-
gan para pemudanya.
Delapan puluh satu tahun yang lalu, sebuah segmen perubahan besar dilalui
bangsa ini melalui tangan-tangan mereka, sekumpulan pemuda yang biasa tapi
mempunyai pemikiran dan menghasilkan pergerakan yang luar biasa. Bukan
hanya sebuah kumpulan yang mereka bangun, tetapi sebuah gerakan yang
menembus lintas daerah, budaya, etnis dan bahkan agama. Generasi pendo-
brak 1928, merekalah anak-anak muda pemberani yang mampu mengantisi-
pasi perubahan zamannya. Mereka yang mampu memimpikan sebuah “dunia
baru” bagi sekumpulan orang-orang terjajah, berjuang dalam peluh keringat
pengorbanan dan mewujudkan pergerakan besar di negeri ini dalam sebuah
frame perjuangan yang padu, yaitu sumpah pemuda. 17 tahun kemudian, apa
yang mereka impikan benar-benar terwujud, sebuah dunia baru bagi bangsa
Indonesia.
Lagi-lagi sebuah fakta sejarah mengajarkan kepada kita bahwa para pemuda
lah yang mampu mendobrak kelesuan perubahan, kebekuan penjajahan dan
kediktatoran tirani penguasa. Generasi reformis 1998 membawa bangsa Indo-
nesia kepada babak baru dinamika pembangunan negeri ini, masa reformasi.
Betapa pemuda –yang identik dengan mahasiswa- menjadi garda terdepan dan
pemegang kunci pintu-pintu perubahan dalam sejarah peradaban dunia.
Semoga buku ini menjadi sumber inspirasi para pemuda untuk senantiasa
membangun kepedulian bersama dan menyadari bahwa mereka merupakan
bagian penting dari masa depan peradaban dunia. Dalam kehidupan ada
pilihan: menjadi pelaku perubahan, menjadi objek perubahan, atau menjadi
penonton perubahan, maka tidak menjatuhkan pilihan berarti sudah memilih
hanya menjadi pajangan kehidupan. Jadilah pelaku perubahan!!
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Salam hangat,
Sekretaris Jenderal ISMKI 2008-2009
Sutarman, S.Ked
meretas
Untaian kata terima kasih dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, Rabb
sekalian alam, yang menganugerahi dunia dengan sebuah perhiasan peradaban yang
amat berharga, yaitu kata. Kata, adalah untaian huruf-huruf sarat makna yang mampu
mengubah pikiran yang beku menjadi cita-cita yang mendunia dan mengubah dunia
yang mati menjadi hidup yang menginspirasi. Sejarah telah mengajarkan kepada kita
bahwa semua segmen perubahan di dunia berawal dari kata. Berbagai macam perger-
akan besar digelorakan dengan untaian kata-kata perjuangan oleh para pemimpin besar
di dunia.
Peradaban, pemuda dan pergerakan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari
sebuah perjuangan dalam menggapai perubahan. Nilai-nilai perjuangan tersebut tidak-
lah terinternalisasi dan muncul begitu saja dalam diri, tetapi merupakan jejak-jejak per-
adaban sebagai hasil tempaan dari pengalaman hidup yang harus dipelajari dan dilalui.
Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia melalui bidang Kajian Strategis (Kastrat)
ingin menunjukkan kontribusi dan peran aktif dalam pembangunan karakter kebangsaan
tersebut dengan berbagai pendekatan yang dilakukan secara massif kepada mahasiswa
kedokteran Indonesia. Dan akhirnya, Tim Kastrat ISMKI Generasi Platinum dan Generasi
Harapan 2008-2009 berhasil menyusun buku singkat ini sebagai gambaran dari perjala-
nan pembangunan sebuah perabadan dunia yang dimulai dari permbangunan individu
dan komunitas secara komprehensif.
Jejak-jejak perabadan itu kami rangkai dalam buku ini yang bertajuk “MERETAS JEJAK:
catatan perjalanan sang pelukis peradaban” sebagai lanjutan dari buku kastrat yang
pernah diterbitkan oleh kastrat 2007-2008. Semoga buku ini menjadi buku yang mengin-
spirasi banyak orang untuk bergerak, menyadarkan banyak mahasiswa bahwa mereka
adalah bagian dari roda peradaban yang harus senantiasa bergerak dan menentukan
arah. Semoga kita semua menjadi bagian dari generasi muda yang senantiasa berbenah,
menempa diri menjadi pribadi-pribadi yang menyejarah. Hidup mahasiswa!!
Wa’alaikumsalam Wr Wb
Salam Perjuangan,
Koordinator Kajian Strategis ISMKI Generasi Harapan
Dody Hendro Susilo, S.Ked
Meretas Jejak - Halaman i
Bagian Satu
Kenapa Harus Berpikir
Jejak*
Quote
“Intelektual
adalah bagian dari
masyarakat, sebuah
adegan konfrontasi
tanpa akhir antara
mereka yang menggu-
nakan kekuasaan
untuk memelihara
1
status quo dan
mereka yang ber-
juang demi peruba-
han”
(Subcomandante
Marcos dalam kata
adalah Senjata
Kumpulan komunike
perlawanan Tentara
Pembebasan Nasional
“
Zapatista Mexico,
Resist Book : 2004)
Keluarlah-keluarlah saudaraku
Dari kenyamanan mihrabmu
Dari kekhusuan I’tikafmu
Dari keakraban sahabat-sahabatmu
Keluarlah-keluarlah saudaraku
Dari keheningan kampusmu
Bawalah roh intelektualitasmu ke jalan-jalan
Ke pasar-pasar ke majelis dewan yang terhormat
Ke kantor-kantor pemerintah dan pusat-pusat pengambilan keputusan
Keluarlah-keluarlah saudaraku
Dari nikmat kesendirianmu
Satukan kembali hati-hati yang berserakan ini
Kumpulkan kembali tenaga-tenaga yang tersisa
Pimpinlah dengan cahayamu kafilah nurani yang terlatih
Di tengah badai gurun kehidupan
Keluarlah-keluarlah saudaraku
Berdirilah tegap di ujung jalan ini
Sebentar lagi sejarah kan lewat
Mencari aktor baru untuk drama kebenarannya
Sambutlah ia
Engkau yang ia cari
M
anusia sejatinya adalah insan dalam diri mereka yang mampu menginduksi
intelektual. Dengan bekalnya itu kebangkitan sebuah bangsa. Inilah metamor-
mengharuskan mereka untuk phosis dari kepekaan-gerakan-negara.
berpikir, bediskusi, dan bergerak
atas dasar keilmiahan dan kerasionalitasan Dan lihatlah kemudian titik-titik kebangkitan
guna membuahkan karya kebaikan-kebaikan ini kemudian berlajut bagikan sebuah efek
sebagai wujud eksistensinya di dunia. Khu- domina yang mampu menghasilkan sesuatu
susnya para Pemuda, dimana segala bentuk yang lebih besar dari awalnya, kebangkitan
kekuatan terkumpul menjadi satu dalam diri pemuda, sumpah pemuda, pendirian partai di
mereka. Indonesia, penggabungan diir ke dalam Peta,
periristiwa rengasdengklok, peristiwa malari,
Raga yang memiliki puncak kekuatannya, peristiwa reformasi 1998, dan banyak lagi. Ti-
nurani yang masih bersih dari kepentingan tik-titik tersebut kemudian terekam ke dalam
dunia apapun yang mampu membedakan sebuah layar komputer .. Kalau Pemu-
mana yang baik dan benar, dan semangat sejarah, dimana maha- da sudah beru-
yang menyimbolkan dirinya dalam segala siswa kedokteran men- mur 21, 22 sama
bentuk aktivitas, yang membuat kita mapu jadi Icon dalam layar sekali tidak
melakukan apa yang tidak mungkin men- sejarah itu. berjuang, tak
jadi mungkin. Iniah Triumph kekuatan yang bercita-cita,
dimiliki seorang pemuda, yang tidak dimil- Seratus tahun bangsa tak bergiat
iki oleh fase kehidupan manusia yang lain. ini telah berawal dari untuk cita
Sebagaimana yang dikatakan oleh Umar Ibn sebuah kondensasi tanah air dan
Khattab keinginan yang meng- bangsa..
kristal untuk memiliki Pemuda yang
“Jika aku mengalami masalah yang kehidupan bangsa begini baiknya
rumit, maka aku akan menyerah- Indonesia yang ber- digunduli saja
kannya pada pemuda” (Khalifah martabat dan terhor- kepalanya..
Umar r.a). mat, namun keinginan Pesan Bung
tersebut teruraikan Karno
Dengan bekal inilah, para pemuda selalu oleh waktu yang
memulai sejarahnya, untuk hadir dalam tiap- membuat kita berada
tiap layar sejarah peradaban yang berkem- di luar jalur cita mulia kita semula. Hingga
bang. akhirnya kita meredefinisikan kembali keingi-
nan kita yang kemudian tertuliskan dalam un-
Begitupun di Indonesia, tepat seabad yang taian kata yang akan selalu kita ingat, dalam
lalu dari rahim para mahasiswa kedokteran sebuah Deklarasi Sumpah Mahasiswa Kedok-
lah bangsa ini mendapatkan energi kebangki- teran Indonesia di Makassar, yang berbunyi :
tannya. Soetomo dkk telah menjawab tantan-
gan itu. Mereka telah mampu membuktikan Kami mahasiswa kedokteran Indone-
bahwa mahasiswa kedokteran lah yang bisa sia, intelektual muda bangsa yang
jadi inisiator perjuangan bangsanya disaat cinta tanah air dan persatuan den-
para pemuda yang lain terlambat berfikir dan gan berlandaskan iman dan takwa
bergerak. Inilah yang dikatakan sebagai keaja- kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber-
iban sejarah. Tak mudah membuat keajaiban janji :
bagi sebuah bangsa yang sedang di jajah saat 1. Menjunjung tinggi budi pekerti
itu. Inspirasi itu muncul ketika mereka melihat luhur dan martabat profesi Kedok-
secara langsung bagaimana kondisi bangsa teran.
saat itu. Mereka mampu belajar dari realita 2. Mengoptimalkan segala potensi
dan kehidupan masyarakat yang menderita. dan sumber daya yang kami miliki,
Pada akhirnya realita dan kepekaan nurani demi kesehatan bangsa.
yang bersatu ini telah membangkitkan energi 3. Menjadi teladan dan garda ter-
Meretas Jejak - Halaman 3
depan bagi pembangunan Indonesia. Gerakan inilah kemudian terakumulasikan
dalam rekomendasi Musywarah Nasional
Makassar, 20 Mei 2008 ISMKI ke 14 untuk menghidupkan kembali
Atas nama mahasiswa Kedokteran diskusi-diskusi ilmiah di tengah-tengah maha-
Indonesia siswa melalui pembangunan kembali bidang
kajian strategis di masing-masing institusi un-
Mahasiswa kedokteran Indonesia telah men- tuk menjadi bidang thing tanker bagi perger-
jadi aktor dalam titik-titik loncatan dalam akan mahasiswa kedokteran Indonesia. Agar
rangka menjadikan Indonesia menjadi lebih nantinya, pergerakan mahasiswa kedokteran
bermartabat dan terhormat. Seruan ini kemu- Indonesia, lebih efektif dan efisien serta tepat
dian menggema ke dalam pikiran mahasiswa ke jantung masalah kesehatan yang dihadapi.
kedokteran Indonesia, yang membuat mereka
untuk bergerak Setelah menemukan identitas
dirinya.
P
latform gerakan ini adalah arah per- dante Marcos dalam “kata adalah senjata” :
juangan yang mendasari setiap lang- “ Mari Bersepakat untuk menciptakan ruang
kah gerakan mahasiswa Kedokteran demokratis. Bila program kami unggul dalam
Indonesia. Kami mahasiswa kedokter- ruang itu, baiklah…Bila tidak, biarkan pro-
an Indonesia memahami batasan kami, dan gram orang lain yang menang. Yang penting
memandang perjuangan mahasiswa di ruang adalah ruang itu harus ada.”
jalanan sebagai langkah klasik yang senan-
tiasa dilakukan gerakan mahasiswa bukan se- Kami hanya membutuhkan ruang itu. Sebuah
bagai satu-satunya senjata perjuangan kami. “ruang demokratis” atau dalam terminologi
Kami sangat menyadari keberadaan dan jati lain adalah “democratic chance” dimana kita
diri kami sebagai seorang intelektual muda berkesempatan untuk bertemu para peme-
bangsa ini yang dinilai rakyatnya mampu gang tanggung jawab atas jutaan nyawa
memberikan jawaban kongkrit atas perma- manusia (birokrat.red) untuk menyampaikan
salahan yang mereka hadapi. Kami adalah seluruh analisis, kritik dan solusi atas perma-
intelektual muda pemimpin bangsa masa salahan dan kebijakan contra rakyat.
depan yang menggunakan langkah-langkah
ilmiah sebagai strategi perjuangan kami. Ruang ini adalah tempat ujian sebenarnya
atas gelar intelektual yang kita dan mereka
Sebagai bentuk pertanggung jawaban atas (birokrat.red) sandang, disinilah tempat kita
takdir sebagai kaum terpelajar. Membangun bisa beradu argumentasi, menguji keakuratan
kepekaan dengan memahami permasala- data, dan membandingkan siapa yang me-
han langsung dari guru kehidupan yakni miliki pisau analisa yang lebih tajam. Sampai
masyarakat. Berfikir secara kritis atas kondisi akhirnya berujung pada satu hal yang ter-
dan permasalahan kesehatan yang terjadi kadang sangat berat untuk dilakukan oleh
pada bangsa ini. Menilai segala permasalahan kedua belah pihak yakni kerelaan untuk me-
dengan mengandalkan keakuratan data & nerima solusi dan pendapat pihak lain yang
analisis fakta. Kami pun tak melupakan solusi lebih baik. Disinilah sisi kemanusiaan seorang
alternative sebagai pilihan perjuangan atas intellectual dipertaruhkan.
segala kritikan dan bentuk ketidaksetujuan
yang kami sampaikan. Sampai pada akhirnya Setiap zaman memilki masalahnya masing-
perubahan yang kami cita-citakan terwujud. masing dan memliki pemudanya masing-ma-
Semuanya hanya mampu terjadi apabila ada sing, oleh karenanya diperlukan penyesuaian
satu hal. terhadap kondisi-kondisi yang berbeda. 10
tahun pasca reformasi tentu memberikan
Seperti yang disampaikan oleh Subcoman- lingkungan yang berbeda dibanding masa
Meretas Jejak - Halaman 4
lalu dimana kebiasaan berpikir, berdiskusi • Isu-isu kebijakan kesehatan seperti SKN,
dan aksi adalah pilihan utama bagi setiap Jamkesmas, dan penyediaan SDM kes-
mahasiswa. Namun dengan kondisi seka- ehatan
rang dimana, struktur-struktur sosial tatanan • Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan
masyarakat yang telah terbangun, kebebasan Lingkungan , seperti Isu rokok
demokrasi yang terjamin, dan kemajuan eko- • Pengembangan kompetensi secara keil-
nomi masyarakat indonesia, membuat kita muan dan terkait keprofesian., seperti
mau tidak mau harus memberikan banyak kurikulum kemahasiswaan dan sistem
pilihan format aksi mahasiswa. pendidikan dokter Indonesia
• Pengembangan Masyarakat
Reposisi gerakan mahasiswa kedokteran In- • Pengangkatan isu kesehatan di media
donesia dapat diringkas sebagai berikut : (investigatif, analitis, dan advokatif )
jejak
kemudian ditetapkan dalam Munas ISMKI ke
XIV di Jogjakarta. Isu-isu tersebut antara lain :
Meretas Jejak - Halaman 5
Agent of Health
Jika Kau Ingin Menjadi Seorang Dokter
Kau Harus Merawat Pasien Sebaik Kau Merawat Penyakitnya (Patch Adams)
Inilah sejatinya fitrah seorang Intelektual Kedokteran. Ketika harapan masyarakat untuk
hidup sehat menjadi alasan yang kuat bagi kita untuk sedikit demi sedikit mengasah kepe-
kaan dan kepedulian kita. Mereka lah sesungguhnya guru kehidupan yang mengajarkan
kita makna pegabdian. Mengajarkan pada kita hakikat sebagai seorang dokter nantinya.
Belajar dari mereka seolah membawa kita melihat realita saat ini. Saat dimana dokter tak
lagi menjadi sahabat rakyat jelata dan seolah-olah menjelma menjadi rentenir yang hidup
di atas derita mereka. Agent of Health adalah sosok mahasiswa kedokteran yang memiliki
kepekaan dan kepedulian membawa bangsa ini menuju kualitas kesehatan yang lebih baik.
Agent of Health adalah sosok yang memiliki keberpihakkan pada rakyat yang telah membe-
sarkannya. Berada di samping mereka untuk menjadi solusi atas permasalahan kesehatan
yang mereka alami. Agent of Health tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat
bukan di kampus-kampus prodeo yang kering dengan pelajaran tentang hidup. Seorang
Agent of Health menyadari bahwa memilih jalan ini berarti mereka telah berikrar menisbat-
kan diri menjadi seorang pangabdi masyarakat
Agent of Change
“Tempat Terpanas di Neraka Disediakan untuk Mereka yangTetap
Bersikap Netral di Saat Krisis Melanda” (Dante)
Rakyat di republik ini sudah terlalu bosan dengan segala permasalahan yang mendera mer-
eka. Seolah Tuhan berkata bahwa permasalahan lain yang baru muncul adalah obat untuk
sekedar menghilangkan kebosanan mereka atas permasalahan terdahulu. Sungguh sebuah
kesengsaraan tak kenal ujung. Menjadi Agent of Change adalah takdir bagi setiap pemuda
yang lahir dari rahim republik ini. Beruntunglah kita di takdirkan tuhan sebagai mahasiswa
kedokteran yang juga ditakdirkan sebagai pembawa panji perubahan bangsa ini. Dahulu
dan sekarang harusnya takdir itu tetap melekat menjadi jati diri mahasiswa kedokteran.
Momentum ini kita pergunakan untuk kembali memahami jati diri kita. Merumuskan pe-
rubahan apa yang akan kita lakukan bagi bangsa atas jawaban dari harapan jutaan rakyat di
republic ini.
Agent of Development
“Kita di Masa Depan Adalah orang Yang Memiliki Pekerjaan Membanggakan.
Suatu Pekerjaan yang Sempat Menjadi Cita-Cita banyak Orang. Warna Seragam Kita nanti
sudah menunjukkan betapa mulia dan berharganya aktivitas kita Dan Siraman Warna Putih itu
telah Membuat Semua Orang Dengan Rela Menyandarkan Kepercayaan pada Kita”
(Eko Prasetyo dalam “Orang Miskin Dilarang Sakit”, Resist book 2004, dengan sedikit perubahan)
Jejak*
Quote
..Karena Perubahan
itu tidak cukup
hanya sekedar diwa-
canakan, namun
“
harus digerakkan…
meretas
Dalam bagian ini, akan dijelaskan, genotype-genotipe seperti apa yang sedianya dimiliki oleh seorang
kastrat, dan lingkungan seperti apa yang bisa memunculkan genotype-genotipe itu menjadi fenotipe
seorang kastrat’er sejati.
a. Genotype
1. Analisa Sosial dan Mengumpulkan Isu
ISU
Definisi
Dalam terminologi Kastrat, istilah isu dapat diartikan sebagai segala permasalahan-permasalahan
yang ada di masyarakat (Baik dalam ruang lingkup kampus maupun masyarakat pada umumnya).
Manajemen Isu
Dalam kehidupan masyarakat yang sangat kompleks dewasa ini, permasalahan-permasalahan
yang muncul sangat banyak dan multidimensional. Bahkan dalam ruang lingkup kampus yang
relatif kecil pun, arus informasi tentang isu sangat cepat dan banyak. Tak dapat dipungkiri hal ini
merupakan sebuah tantangan sekaligus kesempatan tersendiri bagi Bidang Kajian Strategis. Tidak
mungkin kita membahas sekian banyak isu dalam satu waktu dengan sumber daya yang terbatas.
Bagaimana memilih dan memilah sekian banyak isu untuk kemudian dianalisa dan dibuat ben-
tuk konkrit penyelesaiannya secara nyata? Untuk itu, sangat penting bagi bidang kajian strategis
untuk melakukan suatu pola manajemen isu. Hal ini bertujuan untuk mempermudah kinerja dan
membentuk pola gerakan yang efektif, efisien, dan terarah.
Manajemen Isu Sendiri meliputi:
1. Problem Listing
meretas
jejak
2. Filterisasi
3. Analisis
4. Pengemasan Isu
Meretas Jejak - Halaman 9
1. Problem Listing berapa relevan kita (Sesuai dengan jati diri dan
Tahap ini dapat dikatakan sebuah fase brain- kepentingan kita sebagai mahasiswa) mem-
storming, dimana kita murni mengumpulkan bahas dan mengangkat isu ini. Apakah isu ini
isu-isu yang ada tanpa analisa lebih lanjut. Hal ini relevan dengan agenda kerja kita?
berguna untuk memperluas jangakauan pemiki-
ran sehingga dapat menghindari adanya isu-isu c. Urgensi
yang luput. Tetapi, dalam pengumpulan isu ini Seberapa penting dan mendesak dibutuhkan
sebaiknya kita mencari sumber-sumber yang perubahan?
valid dan diklarifikasi.
d. Signifikansi
2. Filterisasi Besaran dan luasnya dampak positif yang
Tahap Filterisasi merupakan tahap paling esensial dapat dihasilkan jika perubahan kebijakan
dalam manajemen isu. Karena pada tahap inilah terjadi.
kita melakukan “screening” isu hingga meng-
hasilkan isu-isu strategis yang benar-benar layak 3. Analisa
untuk diangkat dan diperjuangkan. Dalam proses Proses analisa dilakukan dengan menggunakan
Filterisasi ini, kita dapat melihat dari beberapa pola pikir yang harus memiliki nilai-nilai, sbb. :
sudut pandang, sbb.: 1. Ilmiah
a. Klasifikasi 2. Kritis
Isu yang telah kita list pada tahap sebelumnya 3. Kreatif
dapat kita klasifikasikan dengan berbagai cara 4. Integratif
sesuai dengan kebutuhan yang ada. Misalnya: 5. Konstruktif
Ruang lingkup, komponen yang terlibat, tema, 6. Solutif
kepentingan dlsb.
Proses analisa ini memilki tujuan untuk menen-
meretas b. Relevansi tukan etiologi serta patomekanisme dan patofisi-
jejak
Relevansi disini meru- ologi dari masalah, dengan demikian, kita dapat
pakan penilaian se- menentukan langkah pemecahan yang paling
Meretas Jejak - Halaman 10
tepat untuk masalah tersebut. Dengan pembentukan opini publik, peruba-
4. Pengemasan Isu han yang kita inginkan akan dapat terjadi
Pengemasan isu dan penyebarannya di ma- secara lebih masif dan mengena ke seluruh
syarakat merupakan hal yang penting dalam lapisan masyarakat.
manajemen isu sebagai bagian dari perger-
akan. Karena dengan penegmasan isu yang Pengemasan isu dapat dilakukan dengan ber-
baik kita bisa mendapatkan daya dorong yang bagai cara sesuai dengan isu yang diangkat
luar biasa untuk membuat suatu perubahan serta publik sebagai target opini yang ingin
secara nyata terutama di masyarakat luas. digarap.
Dalam definisi di atas, kita mendapatkan beberapa kata kunci yaitu kepentingan, perbaikan,
perubahan, dan kebijakan publik. Kata-kata kunci inilah yang menjadi perhatian kita untuk mema-
hami advokasi.
Tujuan
1. Menyelesaikan masalah
2. Adanya perubahan social sesuai dengan kehendak/kepentingan pihak yang melakukan advo-
kasi.
Kata Kunci
1. Kepentingan
Kepentingan atau kebutuhan adalah suatu hal yang mendasari adanya advokasi. Tanpa adanya
motivasi atau keterbutuhan akan sesuatu yang belum terpenuhi, advokasi tidak akan terjadi.
Kepentingan yang tidak terpenuhi adalah sebuah masalah, dan advokasi adalah salahsatu cara
yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah tersebut, terutama bila hal yang menjadi
masalah tersebut terkait dengan suatu otoritas yang lebih tinggi dari si pemilik kepentingan.
Kepentingan-kepentingan yang muncul sangat dipengaruhi oleh latar belakang si pemilk ke-
pentingan. Oleh karena itu, sebagai pelaku advokasi, satu hal yang pertama harus kita lakukan
adalah mendefinisikan siapa kita, apa kepentingan kita, dan mengapa kita harus melakukan
advokasi.
Sebagai mahasiswa, kita memiliki jati diri yang harus dipertahankan. Secara filosofis, kita adalah
pemuda dengan semangat membara, hati nurani bersih, dan intelektualitas terasah. Kita me-
miliki kapasitas dan kapabilitas tertentu sebagai seorang mahasiswa, baik dari segi keilmuan,
pengalaman, ataupun aspek-aspek lain yang harus menjadi bahan pertimbangan ketika kita
melakukan advokasi.
meretas
3. Kebijakan Publik
Komponen lainnya yang menjadi target dari sebuah advokasi adalah kebijakan publik. Adapun kebi-
jakan publik itu sendiri dapat kita pahami sebagai sebuah sistem hukum (System of Law) yang terdiri
dari:
• Isi hukum (content of law); yakni uraian atau penjabaran tertulis dari suatu kebijakan yang tertu-
ang dalam bentuk perundang-undangan, peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan pemer-
intah.
• Tata laksana hukum (structure of law); yakni semua perangkat kelembagaan dan pelaksana dari isi
hukum yang berlaku (lembaga hukum dan para aparat pelaksananya).
• Budaya Hukum (culture of law) ; yakni persepsi, pemahaman, sikap penerimaan, praktek-praktek
pelaksanaan, penafsiran terhadap dua aspek sistem hukum diatas isi dan tata laksana hukum.
Dalam pengertian ini juga tercakup bentuk-bentuk tanggapan (reaksi, response) masyarakat luas
terhadap pelaksanaan isi dan tatalaksana hukum yang berlaku.
Sebagai suatu kesatuan sistem (systemic). Tiga aspek hukum tersebut saling tumbuh dan berkait satu
sama lain. Karena itu, idealnya, suatu kegiatan atau program advokasi harus juga mencakup sasaran
perubahan ketiganya. Karena, dalam kenyataannya perubahan yang terjadi pada salah satu aspek
saja tidak dengan serta merta membawa perubahan pada aspek lainnya. Dengan demikian sasaran
perubahan terhadap suatu kebijakan publik mestilah mencakup ketiga aspek hukum atau kebijakan
tersebut sekaligus.
Dengan kata lain, suatu kegiatan atau program advokasi yang baik adalah yang secara sengaja dan
sistematis memang dirancang untuk mendesakkan terjadinya perubahan baik dalam isi, tata laksana
maupun budaya hukum yang berlaku. Adapun perubahan dalam tiga aspek diatas dapat dilakukan
secara sinergis maupun berawal dari satu poin terlebih dahulu yang kemudian berlajut dengan titik
lain secara berkesinambungan dan terencana. Adapun pemilihan dilakukan secara bersamaan atau
satu per satu adalah sangat tergantung dengan analisa prioritas dan strategi pelaksanaan advokasi itu
sendiri. Tujuan akhirdari suatu advokasi tetaplah upaya terjadinya perubahan kebijakan secara meny-
eluruh.
Konsep diatas dapat diterapkan di semua tataran gerak dengan beberapa adaptasi sederhana. Tidak
semata hanya ditataran pemerintahan Negara dan masyarakat secara luas. Tetapi juga dalam ruang
lingkup kampus, atau struktur apapun dimana melibatkan otoritas sebagai pembuat kebijakan dan
sekelompok orang sebagai objek kebijakan.
meretas
Advokasi hanyalah satu cara untuk mendapatkan sesuatu, satu tahap dalam mencapai tujuan, yaitu pem-
ecahan masalah dan perubahan kearah perbaikan
meretas
Negosiasi,sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti proses tawar menawar dalam
transaksi ekonomi, sehingga dapat menjadi konsep landasan kita dalam bernegosiasi. Dalam
suatu transaksi ekonomi, ada 2 belah pihak yang terlibat , yaitu penjual dan pembeli, yang ke-
mudian melakukan proses tawar menawar dalam ruang antara penawaran oleh pembayar dan
pembeli (The Bargaining Zone) hingga akhirnya tercapai kesepakatan harga didalamnya . Seb-
agaimana di bawah ini :
Diatas, dapat dilihat bahwa terdapat The Bargaining Zone yang merupakan ruang kita untuk
dapat melakukan proses tawar menawar. Dalam ruang ini, kita dapat menciptakan berbagai
pilihan , sehingga mem fleksibelkan kita dalam melakukan proses tawar menawar. The Bargaining
zone itu , dapat kita analogikan dengan tangga yang bertingkat , seperti :
jejak
kita capai,tawaran maksimal dan minimal , dan alternative-alternatif pilihan yang
kita bawa.
Meretas Jejak - Halaman 14
2. Mengetahui lawan negosiasi, sehingga semenjak awal, kita dapat menentukan strategi
negosiasi
3. Sering bertanya untuk mengeksplor keinginan dari lawan kita, dengan demikian kita memi-
liki siasat yang jitu untuk memenuhi keinginan kita. semisal : “Bapak sendiri melihat maha-
siswa keinginannya seperti apa?”, dengan jawaban yang diberikan kita bisa memberikan
timpalan, “yah, mahasiswa seperti itu juga yang kita inginkan mengapa kami mengadakan
kegiatan ini”
4. Membangun aliansi dengan individu atau kelompok lain, yang memilki kesamaan tujuan
dengan apa yang kita bawa
Hal yang perlu disadari dalam bernegosiasi adalah kejujuran karena memiliki peran penting
dalam keberlangsungan kerjasama negosiasi itu.
meretas
jejak
butuhkan saran dan prasa-
na yang menunjang untuk
menimbulkaan kepekaan
Meretas Jejak - Halaman 16
Bagian Tiga
Dari Gerak menjadi Gerakan
Jejak*
Quote
Aku berfikir ten-
tang sebuah gerakan
Tapi mana mungkin
aku nuntut send-
irian
3
tang gerakan
Tapi mana mungkin
kalau diam
(Tentang Sebuah
“
Gerakan, Wiji
Thukul, 1989)
meretas
A
pa yang anda bayangkan dan pikirkan ke- bentuk kritik, penentangan serta usaha-usaha
tika mendengar istilah kastrat alias kajian lain yang dapat mengubah sebuah harapan un-
strategis? tuk lebih baik itu menjadi nyata, semua itu adalah
sebuah tindakan kastrat.
Penulis sempat menanyakan kepada beberapa
mahasiswa dari institusi yang berbeda dan Sejarah juga membuktikan bahwa peran kastrat-
jawabanya cukup beragam, mahasiswa pertama lah yang natinya cukup memberikan kontribusi
menjawab kastrat itu keren karena bisa menyu- yang besar terhadap sebuah perubahan, atau
arakan aspirasi mahasiswa maupun rakyat secara revolusi sebuah Negara bahkan sebuah keputu-
massal, mahasiswa kedua menjawab kastrat itu san penting internasional. Kita tentu masih ingat
terkenal dengan ahli diskusi, negosiasi dan aksi, mengenai sejarah PBB lahir karena keprihatinan,
mahasiswa ketiga menjawab kastrat itu tempat- kekawatiran ,serta kecemasan global akibat per-
nya membahas hal-hal besar tapi terkadang hasil ang yang menyebabkan tidak terjaminya berb-
yang di implementasikan tak sebesar dengan apa agai aspek kehidupan, sehingga PBB didirikan
yang dibahasnya, sementara mahasiswa lainya dengan tujuan yaitu untuk menjaga perdamaian
menjawab tidak tahu menahu tentang kastrat. di dunia, mengembangkan hubungan persaha-
batan antar bangsa, memupuk kerjasama inter-
Gambaran dan pemikiran rekan-rekan mahasiswa nasional untuk menyelesaikan berbagai masalah
kita diatas cukup menggambarkan tentang apa ekonomi, sosial, dan budaya, serta mengem-
dan sejauhmana pengetahuan mahasiswa ten- bangkan penghormatan atas Hak Asasi Manusia
tang kastrat. Dari definisinya kastrat merupakan dan kebebasan.
sebuah proses berfikir, bersikap dan bertindak
yang kritis dan konstruktif berdasarkan atas Hal itu salah satunya bentuk tindakan kastrat.
sebuah permasalahan yang timbul,sedangkan Sejarah di Indonesiapun tidak lepas dari peran
Bidang Kajian Strategis adalah bagian dari organ- dan fungsi kastrat, masih ingatkah kita tentang
isasi kemahasiswaan yang turut berkontribusi perjuangan bangsa Indonesia dalam menumpas
kepada pergerakan mahasiswa dengan fungsi gerakan PKI, dan gerakan pasca penumpasan itu,
spesifik mengkaji dan menelaah permasalahan- setelah gerakan PKI berhasil ditumpas, Presiden
permasalahan (isu) yang terdapat di masyarakat Soekarno belum bertindak tegas terhadap G 30
(ruang lingkup kampus maupun masyarakat S/PKI. Hal ini menimbulkan ketidaksabaran di
umum). kalangan mahasiswa dan masyarakat.
Kemudian hasil pengkajian terhadap masalah- Pada tanggal 26 Oktober 1965 berbagai kesatuan
masalah menjadi sumber penyusunan rancangan aksi seperti KAMI, KAPI, KAGI, KASI, dan lainnya
pergerakan yang kemudian diwujudkan dalam mengadakan demonsrasi. Mereka membulatkan
suatu langkah nyata di ranah publik baik secara barisan dalam Front Pancasila. Dalam kondisi
langsung maupun tidak langsung. ekonomi yang parah, para demonstran menyu-
arakan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). Pada tanggal
10 Januari 1966 para demonstran mendatangi
Apasih peran dan fungsi kastrat? DPR-GR dan mengajukan Tritura yang isinya:
1. pembubaran PKI,
Konon sejak jaman dahulu peran dan fungsi kas- 2. pembubaran kabinet dari unsur-unsur G 30 S/
trat sudah dilakukan manusia. PKI, dan
3. penurunan harga.
Kita sering dengar bahwa pemerintahan atau raja
yang berkuasa dengan cara yang tidak adil serta Menghadapi aksi mahasiswa, Presiden Soekarno
tidak mengutamakan kepentingan rakyat akan menyerukan pembentukan Barisan Soekarno
mendapat kritik dan penentangan dari masyara- kepada para pendukungnya. Pada tanggal 23
kat yang biasanya dis- Februari 1966 kembali terjadi demonstrasi. Dalam
meretas
jejak
alurkan lewat berbagai demonsrasi tersebut, gugur seorang mahasiswa
organisasi, tanpa dis- yang bernama Arif Rahman Hakim. Oleh para
adari semua orang yang
Meretas Jejak - Halaman 18
demonstran Arif dijadikan Pahlawan Ampera. pakan bentuk dari tindakan kastrat.
Singkat cerita karena kondisi Negara yang tidak
stabil saat itu akhirnya lahirlah Mandat yang Ilustrasi diatas cukup menggambarkan bahwa
dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret betapa pentingnya peran dan fungsi kastrat
(Supersemar). dalam sebuah Negara. Kastrat dapat diaplikasi-
kan dalam berbagai kepentingan baik lingkup
Keluarnya Supersemar dianggap sebagai tong- bidang maupun lingkup organisasi, contohnya
gak lahirnya Orde Baru. Supersemar pada intinya bidang kesehatan selain itu juga dalam kehidu-
berisi perintah kepada Letjen Soeharto untuk pan kampus, seperti kebijkan-kebijakan universi-
mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk tas.
terjaminnya keamanan dan kestabilan jalannya
pemerintahan. Selain itu untuk menjamin kes-
elamatan presiden. Sejak saat itu sosok soeharto
Kastrat idealnya digerakkan oleh
lahir sebagai pahlawan hingga akhirnya beliau intelektual muda!
melakukan berbagai perbaikan serta pembangu-
nan bagi bangsa Indonesia. Dari tahun ke tahun kastrat hampir selalu diger-
akkan oleh orang-orang dengan intelektualitas
Walaupun pada akhirnya pemerintahan soeharto yang tinggi yang pada zaman sekarang maha-
banyak menuai protes setelah Penyebab utama siswa dianggap representative sebagai kaum
runtuhnya kekuasaan Orde Baru adalah adanya intelektual muda. Ada segudang alasan mengapa
krisis moneter tahun 1997. Sejak tahun 1997 penggerakknya adalah :
kondisi ekonomi Indonesia terus memburuk seir-
ing dengan krisis keuangan yang melanda Asia. • Mahasiswa adalah struktur unik dalam tatan-
Keadaan terus memburuk. KKN semakin meraja- an masyarakat, baik dilihat dari sudut politik,
lela, sementara kemiskinan rakyat terus menin- ekonomi, maupun sosial
gkat. Terjadinya ketimpangan sosial yang sangat • Mahasiswa memiliki idealisme yang tinggi,
mencolok menyebabkan munculnya kerusuhan kebebasan berekspresi, berpikir, ber-
sosial. pendapat, atau melakukan apa pun yang
bertanggung jawab.
Muncul demonstrasi yang digerakkan oleh maha- • Mahasiswa adalah asosiasi dari kejujuran, in-
siswa. Tuntutan utama kaum demonstran adalah tegritas dan semangat moral. Dalam diri ma-
perbaikan ekonomi dan reformasi total. Demon- hasiswa, terdapat kumpulan calon cendeki-
strasi besar-besaran dilakukan di Jakarta pada awan, pahlawan, negarawan, serta profesi
tanggal 12 Mei 1998. Pada saat itu terjadi peris-
tiwa Trisakti, yaitu meninggalnya empat maha- Mengingat pentingnya peran dan fungsi kastrat
siswa Universitas Trisakti akibat bentrok dengan maka perlu dibentuk bidang-bidang kastrat.
aparat keamanan. Secara definisi Bidang Kajian Strategis adalah
bagian dari organisasi kemahasiswaan yang turut
Empat mahasiswa tersebut adalah Elang Mu- berkontribusi kepada pergerakan mahasiswa
lya Lesmana, Hery Hariyanto, Hendriawan, dan dengan fungsi spesifik mengkaji dan menelaah
Hafidhin Royan. Keempat mahasiswa yang gugur permasalahan-permasalahan (isu) yang terdapat
tersebut kemudian diberi gelar sebagai “Pahla- di masyarakat (ruang lingkup kampus maupun
wan Reformasi”. Akhirnya pada tanggal 21 Mei masyarakat umum).
1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri dari
jabatannya sebagai presiden RI dan menyerah- Kemudian hasil pengkajian terhadap masalah-
kan jabatannya kepada wakil presiden B.J. Habi- masalah menjadi sumber penyusunan rancangan
bie. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekua- pergerakan yang kemudian diwujudkan dalam
saan Orde Baru dan dimulainya Orde Reformasi. suatu langkah nyata di ranah publik baik se-
Semua tindakan dan perjuangan itu juga meru- cara langsung maupun tidak langsung. Adapun
meretas
Visi:
Menjadi basis pengembang kompetensi mahasiswa FKUP dalam bidang sosial politik kemasyarakatan:
• Alumni FKUP yang siap menjadi pemimpin komunitas.
• Mahasiswa FKUP yang memenuhi perannya sebagai agen perubahan.
Misi:
• Memberikan Pendidikan Sosial Politik Kemasyarakatan untuk Seluruh Mahasiswa FKUP.
• Skill penanganan isu/masalah.
• Pencerdasan dan pengalaman menangani masalah.
• Melakukan Kajian rutin terhadap isu strategis terutama dalam bidang kesehatan masyarakat dan
pendidikan kedokteran, untuk kemudian menghasilkan rekomendasi dan solusi konkret.
• Mencerdaskan mahasiswa FKUP terhadap isu-isu strategis yang aktual.
• Merevitalisasi hubungan dengan kastrat sejenis baik di lingkupan Unpad, Wilayah 2 maupun Indone-
sia.
• Mencetak kader alumnus Kastil yang piawai sebagai organisator dan aktivis mahasiswa.
2. Staf Internal:
• Mengadakan acara gathering untuk Kastiledon (e.g. Solid Package).
• Menyusun dan mengadakan program upgrading kualitas Kastiledon.
• Morale booster Kastiledon.
3. Staf Eksternal:
a. Menjadi perwakilan Kastil dalam forum koordinasi eksternal:
• Forum Kastrat Unpad.
• Forum Dalam Negeri Unpad.
• Medical Complex Unpad.
• Kastrat Wilayah 2 dan Nasional ISMKI
• BPH Senat.
b. Bertugas:
• Sharing positioning sheet isu.
• Memilah dan membawa pulang isu turunan dan menjadi penanggung jawab pengolahan-
nya (menyerahkan pada Kajian untuk dikaji, atau KP untuk dipublikasikan, dst)
4. Staf KP:
• Menjadi jenderal pencerdasan isu masyarakat kampus FKUP.
• Menindaklanjuti hasil kajian baik berupa kajian eksternal, forum terbuka, maupun media massa.
• Menguasai dan menghidupkan Kastil melalui media: mading, blog, FB, pamphlet, slide show,
film, pameran foto, artikel Medicinus, Visus, Warta FK, dll.
• Apabila ada indikasi ke arah aksi demonstrasi, maka bekerjasama dengan Staf Kajian untuk
membuat pertimbangan dan dengan Staf Eksternal untuk berkoordinasi dan melakukan persia-
pan.
5. Staf Kajian:
• Menjadi komandan pengelolaan isu dan moderator dalam rapat kajian.
• Menyelenggarakan kajian-kajian tentang isu strategis berupa rapat kajian, kunjungan tokoh,
riset, dll.
• Menyusun positioning paper sebagai hasil kajian. (didokumentasikan Staf Ahli; ‘otak’nya Tim
Kajian)
• Menampung dan mencatat isu-isu yang masuk selama sebulan berjalan.
meretas
Timbun isu dilaksanakan sebulan sekali di akhir bulan dalam Kumpul Kerja sekaligus juga evaluasi
dan laporan-laporan. Semua kastiledon wajib hadir, kecuali kalau org yang tidak bisa hadir tadi udah
memastikan minimal 1 orang dari timnya yang bisa hadir dan dia sendiripun wajib menitipkan isu!
Kumpul Kerja dipimpin langsung oleh Ketua.
2. Focus isu…
Isu yang dipilih menjadi focus isu, memiliki keistimewaan dibanding isu lain, kira-kira karena dia
actual, dekat dengan keseharian Kastil (yap, maksudnya di bidang kehidupan yang sudah disebut di
atas:Kesehatan, Pendidikan Kedokteran, Kedokteran, Kebijakan Kampus), dan paling memungkinkan
untuk Kastil berkontribusi konkret.
Selanjutnya, setelah diputuskan di Kumpul Kerja dan seluruh Kastiledon disamakan persepsi dasarnya
tentang isu tersebut, kastiledon dilepas kembali untuk mempelajari isu itu, men-
e r e t a s
jejak
m gumpulkan data sebanyak-banyaknya, melakukan riset, wawancara, hingga tiba
pada suatu hari dimana Tim Kajian menjadwalkan kajian dimulai..
Ketika kajian, apa yang dilakukan? Pada awalnya redefinisi isu: Isu apa ini? Apa masalah utamanya?
Bagaimana efeknya, akibatnya, dampaknya? Apa penyebabnya? Pihak-pihak mana saja yang terlibat?
Bagaimana kondisi idealnya? (Apa ada contoh? Misalnya isu kedokteran keluarga, kita bisa merujuk ke
Belanda, Malaysia atau bahkan Bontang) Bagaimana kemungkinan solusinya?
Output berupa: laporan hasil kajian berisi penjabaran lengkap isu, alternative solusi/contoh rujukan
(diteruskan pada Tim Eksternal untuk dikoordinasikan), dan rencana follow up (diteruskan pada Tim
KP), dan lembar rekomendasi (diteruskan pada ketua dan BPH senat).
3. Isu emergensi
Sebenarnya yang mendadak-dadak begini paling ga bagus dan ga menyenangkan, tapi ya,namanya
juga kehidupan. (halah)
Jadi, isu emergensi ini adalah isu yang mau-ga-mau harus segera diputuskan, gimana sikap kita
menghadapinya, bisa jadi ini adalah isu turunan BEMU, ISMKI atau permintaan khusus dari BPH Senat.
Kajian dilakukan sewaktu-waktu, dihadiri oleh Ketua dan Perwakilan Tim. Kajian dilakukan singkat,
berupa penyamaan persepsi dasar, penjabaran data (kalau ini adalah isu turunan, maka tim Eksternal
yang berkewajiban memastikan kelengkapan dan validitas data), dan memutuskan positioning Kastil
dan SMFKUP. Siapa yang bertanggung jawab? Yap, ketua..
Bagaimana tindak lanjutnya? Bisa berupa pencerdasan, lembar rekomendasi, atau aksi..
Aksi? Tim Eksternal yg akan berkoordinasi terus dengan pihak penyelenggara, sementara Tim KP
melakukan pencerdasan massa, dan Ketua yang akan melakukan pertimbangan-pertimbangan akhir
bersama BPH Senat, dan menjadi penanggung jawabnya. Danlap? Ditentukan kemudian..
5. Penindaklanjutan…
a. Pencerdasan (PJ: Tim KP)
• Kegiatan: Student Forum, Plaza Gaduh Bersama Toa!, dll.
• Media Massa Kampus: Buletin kastiledon sendiri, Blog dan FS, Pamflet, Slideshow, Film, Pam-
eran Foto, Visus, Medicinus, Warta FK, Artikel di Koran, (lumayan dpt honor), Dll.
b. Rekomendasi/Advokasi
Tergantung lingkupan:
Lingkupan Senat: Tim Eksternal --> Rapim.
Kampus FKUP: Tim Eksternal --> Rapim --> Kesma/Langsung ke Pembantu Dekan/Tim Pembimbing
Kemahasiswaan pada Pertemuan Dekanat-Senat.
Unpad: Tim Eksternal --> BEM Unpad --> …
…:
• Kajian sudah dilaksanakan secara tuntas dan komprehensif, kita sudah dibekali kertas rekap
isu.
• Pengajuan surat pertanyaan dan permohonan audiensi.
meretas
c. Koordinasi
• Bottom-up
1. Sinergisasi hasil kajian dengan kastrat sejenis
2. Outputnya berupa pernyataan sikap dan tindak lanjut bersama.
• Up-bottom
1. Bakal dipertimbangkan juga masukan/turunan isu untuk dikaji dari ISMKI atau BEMU.
PENGEMBANGAN WAWASAN
Contoh dari Dept. Kastrat Senat Mahasiswa IKM FKUI 2009 (Fakhri Rahman) dan revisi.
Pelaksana: Tim Internal Dept. Kastrat
Konten materi:
1. Manajemen Opini:
• Tulisan yang Menggerakkan/Tulisan Kritis.
• Orasi yang Menggugah/Public Speaking.
2. Negosiasi dan Advokasi
3. Pengembangan Organisasi.
meretas
Jejak*
Quote
Adalah kata-kata
yang memberi bentuk pada ses-
uatu yang masuk
dan keluar dari diri kita.
Adalah kata-kata yang menjadi
jembatan untuk
menyebrang ke tempat lain.
Ketika kita diam, kita akan
4
tetap sendirian.
Berbicara, kita mengobati rasa
sakit.
Berbicara Kita membangun per-
sahabatan dengan yang
lain.
Para penguasa menggunakan kata
-kata untuk menata
imperium diam.
Kita menggunakan kata -kata
untuk memperbaharui
diri kita...
inilah senjata kita saudara
-saudaraku
“
(Subcomandante Marcos, 12 Ok-
tober 1995)
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan manusia. Manusia yang sehat
dan produktif akan meningkatkan daya saing suatu bangsa. Oleh karena itu, setiap warga negara berhak
mendapatkan perlindungan dan jaminan atas kesehatannya. Hal tersebut merupakan amanah Pernyata-
an Umum tentang Hak – Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights), Amandemen UUD
1945 pasal 28 H dan 34 serta UU no 23 tahun 1992.
Dalam program kerjanya pun, depkes sejak tahun 2005 telah memprioritaskan beberapa program terkait
dengan pencapaian visi Indonesia sehat 2010. Pos-pos yang menjadi perhatian utama dalam program
kerja tersebut adalah:
1. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
2. Pelayanan kesehatan masyarakat miskin
3. Pendayagunaan tenaga kesehatan
4. Penanggulangan penyakit menular, gizi buruk, dan krisis kesehatan akibat bencana
5. Peningkatan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, daerah tertinggal, dan daerah perbatasan
serta pulau-pulau terluar
Semua program kerja tersebut tentunya membutuhkan Sumber Daya Manusia kesehatan. Secara umum,
sistem pelayanan Indonesia diatur oleh pemerintah sebagai penanggung jawab utama. Kalangan swasta
dapat ikut serta sebagai penyelenggara selama sesuai dengan kebijakan yang telah diterapkan oleh
pemerintah.
Secara garis besar permasalahan Sumber Daya Manusia Indonesia berakar dari dua kumpulan besar
yaitu permasalahan kuantitas dan kualitas. Secara kuantitas, ketahanan dunia kedokteran itu sendiri
mengalami konflik demand vs supply yang dramatis karena dari faktor produksi dokter, raw materialnya
(dalam hal ini mahasiswa kedokteran) dan pabriknya (dalam hal ini fakultas kedokteran) memang tidak
bisa menunjang. Selain itu kebijakan kesehatan nasional mengenai pola distribusi, regulasi pendaftaran
dokter, dan sistem kesehatan juga berperan dalam permasalahan kuantitas dokter.
Kita juga tidak mungkin meninggalkan aspek kualitas karena kualitas yang buruk, meskipun kuantitas
memenuhi tidak akan memperbaiki keadaan. Permasalahan yang keluar disini dapat diderivasikan seb-
agai kebijakan kontrol kualitas berupa sertifikasi kompetensi dokter Indonesia dan kebijakan peningka-
tan kualitas dalam kurikulum mahasiswa kedokteran. Bentuk pola berpikirnya dijelaskan dalam bagan
analisis sebagai berikut:
meretas
meretas
Menurut visi Indonesia sehat 2010, rasio dokter dengan penduduk adalah 1 : 2500, atau idealnya
jumlah dokter di Indonesia adalah 88.000 dokter. Namun pada kenyataannya muncul beberapa per-
masalahan, yaitu belum tercapainya perbandingan yang ideal antara rasio dokter dengan penduduk
(masih terdapat defisit 31.250 dokter) dan juga masih kurangnya kualitas dokter, tidak seperti yang
diinginkan oleh masyarakat. Misalkan saja rasio antara dokter dengan masyarakat, dapat mencapai
yaitu 1 : 16.000. Selain itu, masyarakat menganggap bahwa dokter merupakan kaum intelektual yang
mampu menjadi seorang pemimpin di wilayahnya dan dianggap mampu di seluruh aspek kehidupan.
Untuk menjawab permasalahan di atas, kami menderivasi isu menjadi 3 aspek yaitu Input, Proses, dan
Output SDM Kesehatan.
Program kurikulum mahasiswa tentu saja harus telah distandardisasi dan berlaku nasional. Kurikulum
tersebut dapat diperkaya dengan hasil kajian ISMKI sebelumnya pada Konferensi Hari Kebangkitan
Nasional Makassar 2008, dimana telah ditetapkan poin-poin penting yang disepakati sebagai jati diri
mahasiswa kedokteran Poin-poin penting tersebut adalah: (1) Beriman dan bertakwa, (2) Agent of
change, (3) Iron stock, (4) Guardian of value, (5) Intellectuals, (6) Care provider (agent of health), (7)
Decision maker, (8) Community leader, (9) Manager, (10) Communicator, (11) Integrity, (12) Agent of
development, (13) Researcher, dan (14) Collegialism.
Jumlah dokter umum di Indonesia tahun 2008 menunjukkan angka 56.750 dengan rasio 1:4.000
sedangkan dokter spesialis 15.499 untuk semua program spesialis atau rasionya 1:120.000. Tenaga
dokter umum mungkin sudah mendekati rasio impian, jika kita bandingkan dengan rasio dokter spe-
sialis yang masih jauh, tetapi ternyata terjadi ketimpangan distribusi. Distribusi dokter di daerah kota
sekitar 1: 2700, sedangkan untuk daerah pedesaan 1: 16000. Untuk pemenuhan
e r e t a s
jejak
m rasio di daerah biasa, jumlah dokter spesialis per 2005 mencapai 11.765 atau telah
mencapai 5,33 dokter spesialis per 100.000 penduduk dan jumlah dokter umum
telah mencapai 40.963 atau 18,57 dokter per 100.000 penduduk. Namun angka
Meretas Jejak - Halaman 28
tersebut masih sangat kontras jika kita bandingkan dengan kenyataan yang ada di daerah terpencil
tertinggal dan area perbatasan (dacilgatas) sekarang dimana rasio dokter 6,40 per 100.000 penduduk
dan rasio dokter spesialis 1,68 per 100.000 penduduk.
Jika kita lihat histogram di atas, terjadi penumpukan dokter hingga di atas harapan pada provinsi
besar seperti DKI Jakarta, Riau, Kepulauan Riau, Bali, dan Sulawesi Utara. Hal yang sama juga terjadi
pada dokter spesialis dimana terjadi penumpukan dokter di DKI Jakarta, Riau, Kepulauan Riau, DI
Yogyakarta, dan Bali. Hal ini sangat berpengaruh terhadap akses kesehatan masyarakat, terlebih lagi
masyarakat miskin pedesaan yang sangat bergantung kepada puskesmas. Jumlah dokter di puskes-
mas juga tidak memadai. Puskesmas di 18 dari 33 provinsi di Indonesia rata – rata mempunyai kurang
dari 1 dokter per puskesmas.
Untuk menghadapi rendahnya sebaran SDM tersebut, pemerintah telah mengupayakan beberapa
program. Program tersebut mengintervensi beberapa pos yaitu intervensi penempatan ke daerah
terpencil, tertinggal, dan area perbatasan, penempatan di poskesdes dalam rangka desa siaga, dan
pemenuhan rutin CPNS, CPNSD, dan PTT. Agar distribusinya merata, tahun 2008 ini diperbantukan
700 peserta PPDS, 160 orang tenaga kesehatan mitra dokter spesialis dan juga sejak semester I 2008
meretas
Masalah utama mengapa PTT menjadi momok adalah, mental pengabdian mahasiswa kedokteran
yang rendah, dan ketidakjelasan nasib dokter PTT. Pemerintah sudah beritikad baik dengan memberi-
kan insentif cukup tinggi namun lagi-lagi hal ini masih rawan terhadap penyelewengan. Bayangkan di
tengah rendahnya animo dokter muda untuk PTT ternyata masih harus dilanjutkan dengan pemoton-
gan insentif. Oleh karena itu perlu koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah menge-
nai pemberian tunjangan dan distribusi.
Mengapa optimalisasi investasi daerah yang dipilih? Kembali pada tidak semua universitas di Indone-
sia memiliki Fakultas Kedokteran, itu artinya ada provinsi yang tidak mempunyai pasokan dokter pasti
tiap tahunnya. Sebenarnya akan mudah menjawab masalah ini; Buat saja minimal satu FK per provinsi.
Namun kita semua tahu hal tersebut tidak visibel untuk dilaksanakan dalam jangka waktu pendek se-
hingga kita harus memikirkan sesuatu yang lebih praktis, investasi daerah terhadap SDM kedokteran.
Bentuknya dapat beragam, contohnya yang pernah dilaksanakan di UI adalah Kerja Sama Daerah dan
Industri (KSDI) – yang pelaksanaannya harus dievaluasi juga karena ternyata diboncengi oleh ‘bukan
mahasiswa daerah’ dan melibatkan biaya yang tidak sedikit – atau beasiswa daerah atau bahkan yang
lebih radikal lagi, proporsi kursi yang lebih untuk putra daerah – diprioritaskan pada provinsi yang
masuk dalam kategori dacilgatas. Intinya, masing-masing universitas dirangsang untuk mempunyai
program pemerataan kesempatan belajar kepada putera daerah.
Selain kedua hal di atas, Undang-undang no. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 29 ayat
3c mengharuskan seorang dokter memiliki sertifikat kompetensi. Paradigma umum pelaksanaan serti-
fikasi kompetensi yang ada sekarang di Indonesia adalah Uji Kompetensi Dokter Indonesia untuk FK
dengan kurikulum konvensional dan Program Internship untuk lulusan FK dengan kurikulum berbasis
kompetensi. Mekanisme UKDI telah diatur oleh panitia pelaksana, namun internship hingga sekarang
masih belum jelas mekanismenya seperti apa.
Wacana yang berkembang adalah seorang dokter dalam fase internship diharuskan untuk membuat
sejumlah laporan dari kasus yang dia tangani di bawah supervisi dokter senior. Jika dimungkinkan,
pelaksanaan internship dapat meniru mekanisme PTT dimana pengelolaannya
meretas
jejak
dibawah dinkes wilayah tertentu. Hal ini dapat memperkaya pilihan solusi untuk
membantu pemenuhan kebutuhan tenaga kedokteran di daerah.
Meretas Jejak - Halaman 30
Perlu diketahui bahwa isu besar yang akan terjadi pada tahun 2009 adalah AFTA dimana dokter-dok-
ter asing akan dengan mudahnya masuk ke pasar kedokteran Indonesia. Pemerintah dapat meman-
faatkan mereka untuk memenuhi kebutuhan dokter Indonesia namun harus diwaspadai karena hal
tersebut dapat berupa ancaman bagi ketahanan SDM kedokteran Indonesia. Kembali lagi, pemerintah
harus memikirkan strategi pemenuhan SDM kedokteran dengan sebaik mungkin.
Pelaksanaan program PTT kedokteran akan lebih baik lagi karena pada dasarnya PTT merupakan sim-
biosis mutualisme dimana dokter muda mendapat pengayaan pembekalan dokter di tingkat primary
health care sedangkan pemerintah daerah mendapat keuntungannya yaitu terpenuhinya kebutuhan
tenaga kesehatan – yang tentunya dibarengi dengan upah yang rasional juga.
Sejak tahun 1994, WHO telah merekomendasikan program dokter keluarga bagi Indonesia. Program
ini diharapkan dapat bergerak sebagai pelayanan kesehatan di tingkat yang paling primer dan paling
dekat ke masyarakat sebelum masyarakat dirujuk ke dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder.
Di bawah program ini, satu dokter yang memiliki kompetensi sederajat dokter umum akan bertang-
gungjawab atas kesehatan 2500-3000 warga. Dokter tersebut akan menangani berbagai penyakit,
mempromosikan kesehatan, dan membantu pelaksanaan tindakan pencegahan di kelompok warga
tersebut. Selain itu, dokter keluarga juga akan memegang data-data medis kelompok masyarakat
yang ditanggungnya, termasuk data imunisasi dan penggunaan KB.
Pelaksanaan program ini direncanakan dimulai di daerah perkotaan. Karena perkotaan telah memi-
liki infrastruktur kesehatan yang lebih baik dibandingkan derah perifer, perkotaan diharapkan dapat
menjadi model yang baik untuk pelaksanaan sistem rujukan yang dirancang untuk program dokter
keluarga.
Sistem pembiayaan dokter keluarga dilakukan melalui asuransi. Premi yang harus dibayar per individu
diperkirakan sejumlah Rp10.000,- per bulan. Harga ini dapat lebih tinggi atau lebih rendah tergantung
kemampuan ekonomi pasien. Pasien dengan kemampuan ekonomi yang lebih tinggi akan memberi
subsidi kepada pasien dengan kemampuan ekonomi yang lebih rendah.
Tren yang ada di masyarakat sekarang justru sebaliknya. Pasien berobat lebih cenderung datang lang-
sung ke dokter spesialis daripada ke dokter umum. Hal ini terjadi karena (1) Rendahnya kepercayaan
kepada dokter umum, (2) Tidak adanya regulasi yang ketat untuk terkait sistem rujukan, dan (3) Tidak
berimbangnya rasio dokter umum dan dokter keluarga. Solusi yang ditawarkan adalah pelaksanaan
konsep dokter keluarga secepatnya tahun 2009.
Ini esensial karena jika paradigma mencegah daripada mengobati belum diakarkan, dokter akan
cenderung belajar menjadi spesialis daripada menjadi dokter layanan primer. Selain itu, jaminan
kesejahteraan dokter umum dapat dijadikan insentif agar dokter memiliki paradigma sebagai dokter
umum yang meneruskan layanan primer kepada rakyat
Salah satu masalah kesehatan Indonesia adalah, orang Indonesia cenderung berobat ke luar negeri.
Alasannya beragam entah itu karena pelayanannya yang lebih baik atau yang lebih memprihatinkan,
dokternya lebih bermutu. Untuk hal ini, pamerintah harus berupaya menaikkan kualitas pendidikan
meretas
Menaikkan kualitas dalam sisi akademis dapat berupa intervensi langsung berupa perbaikan kuri-
kulum, subsidi terhadap program studi kesehatan alihalih kepada program studi lain, dan perluasan
rumah sakit pendidikan. Sementara itu, untuk menaikkan kualitas dokter dari sisi non-akademis,
pemerintah dapat bekerja sama dnegan lembaga kemahasiswaan untuk menyusun suatu kurikulum
humanioristik untuk pendekatan mahasiswa kedokteran yang lebih melayani dan membumi.
PENUTUP
Dari hasil kajian kami tentang SDM kesehatan, adapun rekomendasi kami terkait kebijakan antara lain:
• Peningkatan jumlah institusi penyelenggara pendidikan dokter yang tersebar terutama di daerah
yang belum memiliki institusi tersebut
• Peningkatan jumlah mahasiswa baru fakultas kedokteran
• Kerjasama institusi pendidikan dengan organisasi mahasiswa dalam menerapkan kurikulum kemaha-
siswaan yang terintegrasi dengan kurikulum akademik
• Promosi Sistem PTT Kedokteran sebagai lini pertama distribusi tenaga dokter, disertai optimalisasi
unit pelayanan kesehatan di daerah
• Pembuatan Program yang menyokong Putra Daerah untuk sebanyak-banyaknya mengikuti pendi-
dikan dokter berupa investasi daerah atau Pemberian subsidi negara untuk mahasiswa daerah dan
mahasiswa tidak mampu
• Pelaksanaan Konsep Dokter Keluarga secepat-cepatnya tahun 2009.
meretas
Jejak*
Quote
Takdir tak pernah salah memilih
pelakunya
Disetiap penggal zaman
Akan hadir anak-anak zaman yang
menghiasi zamannya
Begitu pula dengan Kami
5
Takdir telah memilih
Dan
Kamipun telah memilih takdir
kami
Sebuah anugrah Tuhan yang luar
biasa
“
Idealisme
(Kastrat ISMKI Generasi Plati-
num)
Kampus, selain sebagai institusi pendidikan Tentunya, sebagai tuan rumah yang baik, kita
yang menghasilkan produk berupa generasi- tidak bisa menyajikan hidangan asal-asalan. Hi-
generasi intelektual juga selayaknya menghasil- dangan yang keluar haruslah hidangan terbaik
kan ide-ide segar untuk pembangunan dalam yang diolah dalam dapur terbaik dengan resep-
berbagai bidang sebagai produk sampingan resep terbaik pula. Ide-ide yang kita keluarkan
dari proses pembelajaran, termasuk dalam bi- adalah hasil kajian yang matang, bukan sekedar
dang kesehatan. Sangat disayangkan, pada era produk asal bunyi. Dengan demikian, hasil yang
ini produk-produk kampus masih belum terlihat akan kita dapatkan pun akan menjadi lebih
dan dapat dinikmati secara nyata oleh masyara- rigid dan konkrit. Adalah sebuah harapan besar
kat. Ide-ide segar dan brilian hanya mengemuka bagi mahasiswa kedokteran untuk dapat mem-
sebatas wacana di kalangan kampus tanpa per- buktikan kontribusinya bagi pembangunan
nah menyentuh persoalan masyarakat secara kesehatan Indonesia melalui ide-ide segar hasil
langsung. Atau bahkan pola lain yang keluar kajian. Dengan demikian, kita buktikan bahwa
dari produk kampus yang berupaya untuk kita layak memiliki identitas sebagai Intelektual
langsung terjun di masyarakat melalui mimbar muda, insan kesehatan di masa depan, sekaligus
bebas ataupun demonstrasi seringkali malah bagian penting dari masyarakat Indonesia.
menjadi hal yang kontraproduktif dan kurang
efektif bagi pergerakan kampus terutama ISMKI sebagai wadah pergerakan Mahasiswa
mahasiswa itu sendiri. Kebuntuan ini bila dibiar- Kedokteran Indonesia mengangkat Forum Ma-
kan berlarut-larut akan menjadi permasalahan hasiswa Berbicara ini sebagai pergerakan ma-
kronis yang lambat laun akan mematikan peran hasiswa Kedokteran di tataran nasional sebagai
kampus sebagai “think tank” bagi bangsa dan sarana pengkajian dan penyampaian isu-isu na-
masyarakat. sional yang membutuhkan kerjasama dan daya
dobrak besar untuk mencapai perubahan yang
Terobosan baru harus dibuat untuk memecah kita harapkan. Sebuah tantangan untuk kita
kebuntuan ini. Bagaimana caranya, ide-ide bersama menyatukan pemikiran dan langkah
brilian kampus menembus tataran wacana dan dalam sebuah langkah nyata untuk perubahan
menjadi nyata, tetapi dengan cara yang produk-
Meretas Jejak - Halaman 34
b. Sumpah Mahasiswa Kedokteran Indonesia
meretas
meretas
Ajukan Konsep
Analisa Tanding
Counter Legal draft
data
judicial review
kertas posisi
Pengumpulan
Lakukan Class action
data-info Upaya Hukum legal standing
Keadaan yang lalu, Reformasi, telah menggambarkan bagaimana posisi kita saat itu, dimana pemerin-
tahan yang otoriter telah mengungkung hak-hak politik dan hukum sebagai hak dasar dalam berneg-
ara dan berdemokrasi. Sehingga pemuhan hak-hak sipil politika guna terciptanya tatanan pemerin-
tahan yang berorientasikan kesejahteraan rakyat menjadi titik sentral dalam pergerakan kita. Namun,
Pasca reformasi, mahasiswa seperti kehilangan orientasinya dalam bergerak.
Sehingga Gerakan Mahasiswa , yang diharapkan menjadi penyambung lidah rakyat, gagal dalam
membaca situasi sekarang, ketika apa yang kita perjuangkan, secara fisik, jauh dari pemahaman
rakyat(efek menara gading) Oleh karenanya dibutuhkan suatu transformasi isu, yang bisa lebih
mendekatkan apa yang kita perjuangkan sesuai dengan yang diinginkan rakyat. Tranformasi isu
dimana Gerakan mahasiswa tidak lagi berorientasi pada pemenuhan hak-hak sipil-politik akan tetapi
lebih menitikberatkan pada advokasi terhadap hak-hak yang secara langsung dirasakan oleh rakyat
seperti hak-hak dalam bidang ekonomi, social dan budaya.
Sehingga isu kedepannya adalah isu-isu yang berkaitan dengan pemenuhan hak-hak kesehatan ma-
syarakat sebagai bagian dari hak ekonomi, social dan budaya. Pemfokusan ini bertujuan agar gerakan
mahasiswa kedokteran tidak terlihat gerakan yang menyikapi realitas sosial secara reaktif tanpa tujuan
dan arah yang jelas, tapi secara lebih kritis melihat isu tersebut secra sistematis. Adapun sub sub bab
isu yang akan dibahas :
1. Anggaran Kesehatan dalam RAPBN/RAPBD terkait, nominal (cukup atau tidak), prioritas alo-
kasi (untuk program yang berparadigma sehat atau tidak), efisiensi, dan efektifitasnya.
2. Isu-isu kebijakan lain seperti SKN
3. Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
4. Pengembangan kompetensi secara keilmuan dan terkait keprofesian.
5. Pengembangan Masyarakat
6. Pengangkatan isu kesehatan di media (investigative, analitis, dan advokatif )
Sumber isu diatas dapat berasal dari media, berasal dari institusi, wilayah dan nasional, yang terinfor-
eretas masikan secara terpusat melalui Milis kastrat_ismki@yahoogroups.com
jejak
m
4. Aliansi Gerakan
Adalah sebuah hukum alam,semakin banyak sekutu gerakan maka kekauatan gerakan akan semakin
kuat. Oleh karena itu sangat mustahil bila ISMKI ataw BEM institusi berangan-angan melakukan ger-
akan tanpa adanya sinergis dengan kekuatan-kekuatan lain.
Dalam membangun sekutu (jaringan) hendaknya ISMKI ataw BEM institusi memiliki posisi yang jelas
dalam aliansi yang dibangun. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai gerakan ISMKI ataw BEM insti-
tusi I ditunggangi oleh pihak yang kita jadikan sekutu. Oleh karena itu ISMKI ataw BEM institusi harus
memiliki batasan-batasan : dalam hal apa kita bisa membangun sekutu, dengan siapa saja kita boleh
membangun sekutu, sampai kapan sekutu dipertahankan ?
Aliansi gerakan dibedakan menjadi aliansi gerakan internal (ISMKI, dan Institusi) dan aliansi ekster-
nal, Public Sector (Pemerintah) Private Sector (Perusahaan atau lembaga lain yang bersedia menjadi
Donatur dan pendukung gerakan) Third Sector (NGO, Gerakan Mahasiswa lain, Komunitas-komunitas
masyarakat, Pers/wartawan), Lainnya (tokoh2 atau individu yang memilik apresasi pada gerakan ma-
hasiswa kedokteran.
Dalam menyikapi isu rokok, mahasiswa kedokteran Indonesia menyatakan pernyataan sikap seb-
agai berikut :
1. Kami mahasiswa kedokteran Indonesia adalah insan kesehatan yang bebas rokok
2. Kami mahasiswa kedokteran Indonesia adalah insan kesehatan yang mendukung dan berperan aktif
dalam segala upaya yang mengarah kepada penurunan dampak buruk pengunaan rokok
3. Kami organisasi mahasiswa kedokteran indonesia tidak menggunakan dukungan dari industri rokok
dalam bentuk apapun
4. Kami akan memperjuangkan kawasan tanpa rokok di institusi tempat kami bernaung
5. Kami, mahasiswa kedokteran indonesia menggugat pemerintah Republik Indonesia untuk segera
mengaksesi Framework Convention Tobacco Control (FCTC)
6. Pada tahun 2010 fakultas kedokteran seluruh Indonesia adalah kawasan tanpa rokok.
7. Kami mahasiswa kedokteran Indonesia menuntut pemerintah menegakkan PP Nomor 19 Tahun 2003
tentang pengamanan rokok bagi kesehatan
meretas
Profile
Komisi Nasional Mahasiswa Indonesia
Untuk Zoonosis dan Foodborne Diseases
Dasar Pemikiran
Perkembangan dan penyebaran penyakit akibat penyakit zoonosis mulai menjadi ancaman yang sangat
berbahaya karena selain dapat mengakibatkan peningkatan jumlah kematian pada manusia juga ber-
dampak terhadap kesehatan hewan dan produktivitasnya.
Indonesia tercatat sebagai Negara yang banyak mengalami kejadian luar biasa dibidang zoonosis seperti
kejadian luar biasa avian flu, flu babi dan rabies serta banyaknya wilayah di Indonesia yang rawan banjir
setiap tahunnya sehingga kejadian leptospirosis sangat mengkhawatirkan.
Zoonosis (penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia dan sebaliknya) merupakan ancaman
baru bagi kehidupan manusia di dunia. Berbagai fakta telah menunjukkan bahwa zoonosis berpotensi
merugikan jauh lebih besar jika dibandingkan kerugian akibat perang. Perkembangan zoonosis dalam
beberapa tahun terakhir menjadi tanda akan hadirnya ancaman yang mematikan bagi umat manusia.
Jika tidak dikendalikan secara komprehensif maka perubahan pola zoonosis dapat terus muncul dan me-
nyebar melintasi batas wilayah. Kondisi ini kian membuat dunia menjadi khawatir. Sampai saat ini setida-
knya tidak kurang dari 300 penyakit yang berasal dari hewan yang dapat menular ke manusia. Sebagian
berpeluang menjadi wabah di suatu negara jika tidak ditangani dengan baik. Sebut saja rabies, antraks,
BSE, SARS, flu burung, serta penyakit mulut dan kuku (PMK) yang membuat kita harus berpikir ulang
untuk mengabaikan permasalahan ini.
Dalam dua puluh tahun terakhir, 75% dari penyakit-penyakit baru (emerging diseases) pada manusia
terjadi akibat perpindahan patogen hewan ke manusia atau bersifat zoonotik dan 1415 mikroorganisme
patogen pada manusia yang telah diketahui sebesar 61,6% bersumber dari hewan (Brown 2004). Simak
saja kasus terakhir zoonosis bulan November 2008 kemarin dilaporkan 4 orang meninggal akibat rabies
di Bali. Belum lagi jika kita melihat laporan dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) yang
menyatakan bahwa lebih dari 250 foodborne disease (penyakit yang ditularkan melalui makanan). Se-
bagian besar penyakit tersebut bersifat infeksius yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, dan prion
yang dapat dipindahkan melalui makanan serta tidak sedikit diantaranya adalah foodborne zoonosis
(penyakit hewan yang ditularkan ke manusia melalui makanan).
Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan zoonosis meningkat dari waktu ke waktu dan seiring waktu
semakin banyak korban yang diakibatkannya, sehingga kita memerlukan strategi dalam menghadapi
zoonosis serta foodborne disease tersebut. Strategi tersebut tentu tidak bisa dilakukan oleh salah satu
profesi saja mengingat ancaman zoonosis tidak hanya melibatkan manusia tetapi hewan sebagai sum-
bernya. Artinya kita memerlukan kerja sama yang baik antara ptofesi dokter dan profesi dokter hewan.
Jika kita berharap adanya kerjasama tersebut maka kita perlu melihat garis pembatas antara kedokteran
dan kedokteran hewan sekarang ini lebih nyata dibandingkan abad-abad yang lampau, sesungguhnya
pemisahan antara kedua disiplin ini mulai terbentuk di abad ke-20. Sejumlah alasan penyebab adalah
secara geografis beberapa perguruan tinggi kedokteran dan kedokteran hewan tidak ditempatkan pada
satu lingkup dan pengaturan akademik yang sama. Faktor lain adalah pengaruh
meretas
jejak
sosial. Namun ekologi dan mikrobiologi tidak diajarkan di kedokteran seperti
halnya di kedokteran hewan, sehingga mahasiswa kedokteran tidak begitu me-
nyadari pentingnya penyakit zoonotik bagi kedokteran. Tambahan pula, fokus
Meretas Jejak - Halaman 40
perguruan tinggi kedokteran hewan juga bergeser lebih ke hewan ternak dan hewan kesayangan untuk
memenuhi kebutuhan sosial masyarakat.
Lebih lanjut kita juga perlu mengintegrasikan sistem pendidikan di lingkup dan antara perguruan tinggi
kedokteran, kedokteran hewan dan kesehatan masyarakat. Upaya ini juga dimaksudkan untuk meng-
himbau peningkatan komunikasi lintas disiplin dalam berbagai kesempatan, baik itu seminar, konferensi,
jurnal, kuliah, maupun pengembangan jaringan (networking) di bidang kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat.
Salah satu kunci keberhasilan dalam menghadapai zoonosis dan foodborne disease adalah terjalinnya
kemitraan yang sinergis antara Kedokteran, Kedokteran Hewan dan Kesehatan Masyarakat tidak hanya
dalam tingkat profesi tetapi juga tingkat mahasiswa. Strategi ini tentu tidak bisa berjalan jika hanya seba-
tas wacana atau opini saja tetapi harus dilaksanakan atau jika memungkinkan adalah diformalkan.
Komisi Nasional Mahasiswa Indonesia Untuk Zoonosis merupakan wadah yang berfungsi sebagai kelom-
pok kerja yang dibentuk oleh Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia, Ikatan Senat Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat Indonesia, Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia dan Ikatan Senat
Mahasiswa Peternakan Indonesia. Komisi tersebut dibentuk sebagai wujud kepedulian terhadap perma-
salahan zoonosis di Indonesia
Tujuan
Tujuan dibentuknya Komisi Nasional Mahasiswa Indonesia Untuk Zoonosis adalah untuk :
1. Realisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi
2. Pengembangan 4 gerakan disiplin ilmu kedokteran, kesehatan masyarakat, kedokteran hewan, dan
peternakan
Anggota
1. Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia
2. Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia
3. Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia
4. Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia
Sifat Gerakan
1. Non- Profit
2. Sosial Masyarakat
3. Berprinsip kepada nilai dan disiplin Ilmu : Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, Peternakan dan kedok-
teran Hewan dalam melakukan intervensi masalah
4. Egaliter (kebersamaan)
5. Non- Partai Politik
MUKADIMAH
Didalam pembukaan Undang -undang dasar 1945 dijelaskan bahwa hakikat pembangunan nasional
adalah untuk mensejahterakan kehidupan bangsa dan menjadikan bangsa indonesia menjadi bangsa
meretas
Pembangunan dibidang kesehatan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional setelah eko-
nomi, pendidikan dan pertahanan dan keamanan, Kesehatan adalah hak asasi manusia dan salah satu
komponen kesejahteraan masyarakat.
Zoonosis merupakan permasalahan kesehatan yang erat kaitannya dengan dengan kesehatan masyara-
kat, kedokteran, kedokteran hewan dan peternakan. Atas dasar kepedulian terhadap permasalahan
tersebut maka kami segenap anggota Komisi Nasional Mahasiswa Indonesia Untuk Zoonosis yang terdiri
dari kumpulan Organisasi mahasiswa seprofesi kesehatan masyarakat, kedokteran, kedokteran hewan
dan peternakan, merasa perlu untuk menjadi bagian dalam memperjuangan dalam upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat dan produk hewan indonesia sesuai dengan prinsip tri dharma perguruan
tinggi dan disiplin ilmu masing-masing
Dengan maksud untuk mewujudkan pengabdian yang luhur, kami anggota Komisi Nasional Mahasiswa
Indonesia Untuk Zoonosis dengan rahmat tuhan yang maha esa, merumuskan KODE ETIK ANGGOTA
KOMISI NASIONAL MAHASISWA INDONESIA UNTUK ZOONOSIS DAN FOODBORNE DISEASE (KNMIZF)
yang diuraikan dalam bab-bab pada pasal sebagai berikut:
BAB I
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Setiap anggota KNMIZF harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan etika yang terkandung
dalam kode etik
Pasal 2
Dalam tugas dan fungsinya Anggota lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan
pribadi
Pasal 3
Dalam menjalankan komunikasi dan gerakan bersama sesuai dengan fungsinya hendaknya menggu-
nakan prinsip Tri dharma perguruan tinggi dan disiplin ilmu dan tidak membeda-bekan masyarakat atas
pertimbangan agama, suku , golongan, sosial dan sebagainya
BAB II
KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT
Pasal 4
Dalam menjalankan aktivitasnya selalu berorientasi kepada pengabdian kepada masyarakat sebagai
kesatuan yang tidak terlepas dari aspek sosial, ekonomi, politik, psikologis dan budaya
Pasal 5
Dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat harus menggunakan pendekatan multidisiplin,
terintegrasi, lintas sektoral serta mementingkan fakta-fakta ilmiah yang diperoleh dari kajian -kajian dan
penelitian
BAB III
meretas
jejak
Kewajiban Terhadap Ikatan Organisasi Mahasiswa Se- Profesi Kesehatan Lain dan
diluar Bidang ilmunya
Meretas Jejak - Halaman 42
Pasal 6
Dalam melakukan tugas dan fungsinya , harus bekerjasama dan saling menghormati dengan IOMS lain
tanpa dipengaruhi oleh pertimbangan- pertimbangan keyakinan, agama, suku, golongan dan sebagain-
ya.
Pasal 7
Dalam melakukan tugas dan fungsinya bersama-sama dengan IOMS lain, hendaknya berpegang pada
prinsip-prinsip: kemitraan, kepemimpinan, pengambilan prakarsa dan kepeloporan.
BAB IV
Kewajiban terhadap Institusi Anggota
Pasal 8
Anggota hendaknya bersikap Pro-aktif dan tidak menunggu dalam mengatasi masalah
Pasal 9
Anggota I hendaknya senatiasa memelihara dan meningkatkan pengembangan yang berdasar dengan
Tri-Dharma Perguruan Tinggi dan Disiplin ilmu
Pasal 10
Anggota hendaknya berkomunikasi, membagi pengalaman dan saling membantu di antara anggota
yang lain dalam tataran gerakan profesionalime mahasiswa Indonesia
BAB V
Kewajiban terhadap Individu
Pasal 11
Mahasiswa yang tergabung dalam kepengurusan dan delegasi untuk harus memelihara kesehatannya
agar dapat melaksanakan tugas nya dengan baik
Pasal 12
Mahasiswa yang tergabung dalam kepengurusan dan delegasi untuk komisi harus senantiasa berusaha
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengeta-
huan dan teknologi
Pasal 13
Organisasi Profesi Mahasiswa yang tergabung dalam keanggotaan harus senantiasa bersungguh-sung-
guh dalam memegang teguh kode etik Komisi Nasional Mahasiswa Indonesia Untuk Zoonosis
meretas
Jejak*
Quote
Yang mereka cintai sesungguh-
nya adalah Allah,
Adalah kebenaran, adalah misi
hidup mereka
Bukan Orang atau benda atau
bentuk apapun.
Manusia hanya medan karya
tempat Cinta mengejawantah
Maka allah memberi mereka
kelezatan demi kelezatan
Setiap kali cinta itu menge-
jawantah
“
-anis matta-
O
rang yang memiliki tanda pathognomic (ed. Baca mudah
dikenali) biasa dipanggil Dody oleh yang lainnya. Beliau
berasalah dari Universitas Gadjah Mada Angkatan 2005.
Beliau sendiri berasal dari Kotabumi, Lampung Utara, dengan
beralamatkan di Jl. Merpati no 269 Tanjung Aman, Kotabumi,
Kab. Lampung Utara, Prov. Lampung. Pria kelahiran 15 Juli 1988
ini memilki moto “Khairunnas Anfahum Linnas-Sebaik-baik ma-
nusia adalah manusia yang bermanfaat”. Dengan dimasa yang
mendatang beliau memilki visi untuk mampu mencetak 10.000 Al
Quran Terjemahan, mengkurbankan 1000 kambing, dan mengHa-
jikan 500 orang tiap tahunnya, serta menjadikan anaknya menjadi
Pemimpin Dunia. Untuk menuju visi itulah beliau terus membuat
titik-tik hidupnya di Keluarga Muslim Cendekia Medika (KaLAM),
BEM FK UGM, SENAT MAHASISWA FK UGM, Medical Scientist Society,
Medical Science Club, Asistensi Agama Islam FK UGM, Partai Per-
saudaraan Medika, KAMMI UGM, Dewan perwakilan Fakultas UGM,
Dewan Perwakilan Mahasiswa UGM, Partai Bunderan UGM, MER C Jogja, BSMI Jogja,
ISMKI 2008, dan Rumah Sakit Handayani Lampung Utara. Beliau bisa dihubungi di 085729333298 atau
dodyhendro.s@gmail.com.
Diam
Lihatlah keajaiban-keajaiban itu terjadi!!
Banyak belajar dari tahun ini, berawal sebuah kebangki-
tan dari sebuah kegagalan
Sebuah kelurga yang mengisi satu dengan yang lainnya
Dengan menjadikan kita sebenar-benarnya Dokter!!
T
eteh kelahiran Bandung, 29 April 1988 ini biasa dipanggil dengan
Moi. Beliau adalah orang bandung dengan beralamatkan di Ran-
camanyar Regency CD-3/65 BaleEndah, Bandung 40375. Beliau
adalah aktivis FK Universitas Padjajaran angkatan 2006, yang aktif di ber-
bagai organisasi seperti Senat mahasiswa FK UNPAD, Science Research
Centre FK UP, Medicinus FK UP, DKM Asy Syfa FK UP, Dewan Pertimban-
gan Kepresidenan BEM UP, dan banyak lagi. Moto dalam hidup beliau
adalah dunia di tanganku, akhirat di hatiku. Sehingga beliau menjadikan
visi dalam hidupnya dalah menjadi pahlawan Indonesia. Beliau bisa di-
hubungi di 0899682964 atau almira.al@gmail.com
Selain karena tim kerja yang sangat saling mendukung dan hangat, dinami-
ka kerja Kastrat juga sangat berkesan untuk saya. Full pembelajaran! Full kepedulian dan kontribusi. Mudah-
mudahan ke depannya Kastrat dapat dikembangkan dengan lebih optimal lagi sehingga bisa menggerakkan
mahasiswa dan menebar kebermanfaatan lebih luas lagi bagi pembangunan kesehatan di Indonesia. Amin.
meretas
P
ria yang memiliki nama panggilan Akbar, lahir di Blitar, 14 Oktober
1987. Beliau berasal dari Universitas Jendral Soedirman angkatan
2006, menjalani hidupnya dengan moto To improve is to change,to be
perfect is to change often. Beliau memiliki impian untuk menjadi seorang
Menteri Kesehatan dengan harapan mampu Menjadi seorang yang mampu
mendedikasikan dirinya demi kemanfaatan Agama dan bangsa dan Cita-ci-
ta profesi nya. Beliau telah mengawali langkahnya dengan aktif di ISM FKIK,
UKM Bola, Organisasi Pecinta Alam, TBM Unsoed. Himpunan Mahasiswa
Muslim Kedokteran Unsoed, FULDFK dan BEM FK Unsoed untuk mencapai
cita-citanya itu. Saat ini belaiu beralamatkan di Jl.Raya Garum No.35,Blitar
dan dapat dihubungi di 085227907334 atau rabka_11@yahoo.com
Kastrat merupakan wahana meningkatkan kepekaan dan kualitas diri, kesan pesannya sangat senang
bisa menjadi bagian dalam sebuah keluarga yang disatukan karena suatu kepentingan yang berguna bagi
bangsa.
W
anita kelahiran Bontang, 27 Juli 1987 berasal dari FK Universitas
Brawijaya angkatan 2006. Beliau adalah orang yang luar biasa,
yang memiliki cita-cita untuk menjadi seorang cardiologist dan
mendapatkan Nobel. Dengan berbekalkan motto hidup tidak untuk diri
sendiri J beliau banyak berkecimpung dalam Dewan Perwakilan Ma-
hasiswa (DPM), Lembaga Pers Mahasiswa (LPM), Lembaga Studi Ilmiah
Mahasiswa (LSIM), Lembaga Kerohanian Islam (LKI) FKUB. Beliau skerang
beralamatkan di Jl. Sumatera Hop 4 No. 160, Bontang, Kaltim dan bisa
dihubungi melalui 085649779132 dan moslemaria_87@yahoo.com.
meretas
meretas