Anda di halaman 1dari 18

TANDA-TANDA PERANGSANGAN SELAPUT OTAK

Mekanisme perangsangan selaput otak disebabkan oleh pergeseran struktur-struktur intraspinal


atau oleh ketegangan saraf spinal yang hipersensitif dan meradang. Tanda-tanda peradangan selaput
otak dan gejalanya ini bervariasi bergantung pada berat ringan prosesnya.
Tanda-tanda tersebut ialah:
1. Tanda kaku kuduk.
2. Tanda kernig.
3. Tanda Laseue !straight leg raising test".
#. Tanda $rud%inski & leher !$rud%inski '".
(. Tanda $rud%inski & kontralateral tungkai !$rud%inski ''".
1. Tanda kaku kuduk
)ara pemeriksaan: pasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan pasif berupa fleksi*
ekstensi* dan rotasi kepala.
+enilaian: tanda ini positif bila didapatkan kekakuan dan tahanan pada pergerakan fleksi kepala
disertai rasa nyeri dan spasme otot* dagu tidak dapat disentuhkan ke dada dan juga didapatkan
tahanan pada hiperekstensi dan rotasi kepala. ,ekakuan ini berbeda-beda mulai dari tahanan
sedikit pada fleksi sampai tahanan pada seluruh pergerakan kepala. $ila kekakuan otot ekstensor
sangat hebt dapat terjadi retraksi leher dan kadang-kadang tulang vertebra* sehingga timbul posisi
yang disebut sebagai opistotonus.
Tanda kaku kuduk adalah khas untuk gejal meningitis.
2. Tanda Kernig
)ara pemeriksaan: pasien berbaring terlentang dan dilakukan fleksi pada sendi panggul kemudian
ekstensi pada sendi lutut sejauh mungkin tanpa rasa nyeri.
+enilaian: tanda ini positif bila ekstensi sendi lutut tidak men-apai sudut 13(. disertai spasme otot
paha* biasanya diikuti rasa nyeri.

3. Tanda Laseque
/da yang menyebut sebagai 0straight leg raising test1 karena istilah ini menggambarkan -ara
pemeriksaannya.
)ara pemeriksaan: pasien dalam rileks berbaring terlentang dan dilakukn fleksi pada sendi pnggul
se2aktu tungkai dalam ekstensi. 3elama fleksi sendi panggul dilakukan perlahan-lahan
ditanyakan pada pasien apakah ia merasa nyeri dan dimana rasa nyeri tersebut terjadi.
+enilaian: tanda ini ada bila sudah timbul rasa nyeri di lekuk iskiadikus atau adanya tahanan pada
2aktu dilakukan fleksi kurang dari 45.. +erlu dilakukan penilaian sesisi atau kedua sisi.
4. Tanda rud!inski " #e$er %rud!inski &'
)ara pemeriksaan: pasien berbaring terlentang dan pemeriksa meletakan tangan kirinya diba2ah
kepala dan tangan kanan diatas dada pasien. ,emudian dilakukan fleksi kepala dengan -epat
kearah dada sejauh mungkin.
+enilaian: tanda ini positif bil terjadi fleksi involunter pada kedua tungkai.
$ila ada hemiplegia maka fleksi hanya tampak pada tungkai yang tidak plegi.
(. Tanda rud!inski " k)n*ra#a*era# *ungkai %rud!inski &&' '
)ara pemeriksaan: pasien berbaring terlentang dan dilakukn fleksi pada sendi panggul!seperti
per-obaan ,ernig".
+enilaian: tanda ini positif bila pada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada sendi panggul dan
lutut kontralateral !lebih jelas terlihat bila sendi lutut sesisi dalam posisi ekstensi".
SARA+-SARA+ OTAK
&. NER,US OL+AKTOR&US %N. &'
6ervus olfaktorius diperiksa dengan %at-%at berbau yang tidak asing bagi kita seperti kopi* teh*
dan tembakau. 3yarat lain pada pemeriksaan ialah tidak adanya penyakit-penyakit intranasal
seperti pilek* influen%a yang dapat memberi hasil negative.
)ara pemeriksaan: tiap lubang hidung diuji terpisah. +asien atau pemeriksa menutup salah satu
lubang hidung kemudian pasien disuruh men-ium salah satu %at dan ditanya apakah ia men-ium
sesuatu dan apa yang di-iumnya.
,edua mata pasien harus ditutup pada saat pemeriksaan.
+enilaian: pasien yang dapat mengenal semua %at dengan baik dikatakan normosmi. $ila daya
-ium berkurang disebut hiposmi dan bila tidak dapat men-ium sama sekali disebut sebagai
anosmi.
&&. NER,US OPT&KUS %N. &&'
+emeriksaan nervus optikus terdiri dari:
1. Ke*a-a.an Peng#i$a*an
,elainan-kelainan yang perlu di-atat sebelum melakukan pemeriksaan adalah katarak* iritasi
konjun-tiva* parut pada kornea* kornea yang kabur* iritis* uveitis* korpus alineum* glaukoma*
protesa* fotofobia* arkus senilis* reaksi berlebihan terhadap -ahaya* dan mata afaksi.
/pabila pasien menggunakan ka-a mata* maka pada pemeriksaan diperkenankan dipakai.
Ketajaman penglihtan jauh
7ipergunakan tabel dari 3nellen !untuk jarak ( atau 4 meter".
)ara pemeriksaan:
+asien duduk mengahadap tabel dengan jarak 4 meter !atau ( meter". Mata kanan dan kiri
diperiksa bergantian yang dapat dilakukan dengan menutup sebelah mata dengan tangan
pasien tanpa menekan bola mata. +asien disuruh memba-a huruf-huruf yang ditunjuk oleh
pemeriksa pada tabel 3nellen mulai dari atas keba2ah. 7eretan huruf yang terakhir yang
dapat diba-a oleh pasien dengan betul !minimum kesalahan satu" di-atat dan merupakan nilai
ketajaman penglihatan pasien.
6ilai ketajaman penglihatan normal adalah 484.
/ngka diatas menunjukan jarak pasien ke tabel !4 meter" dan angka diba2ah menunjukan
angka yang seharusnya dapat diba-a oleh mata yang normal.
9ntuk pasien dengan ketajaman penglihatan yang agak buruk atau tidak dapat diperiksa
dengan huruf 3nellen* dapat dipakai -ara menghitung jari sampi seberapa jauh pasien dapat
menghitung jari pemeriksa. $ila pasien hanya dapat menghitung jari dengan betulpada jarak 3
meter maka ketajaman penglihatan pasien dinilai sebagai 3845 !45 adalah jarak orang normal
dapat menghitung jari dengan betul". 3elanjutnya untuk ketajaman penglihatan yang lebih
buruk lagi dapat diperiksa dengan melihat gerakan tangan dengan -ara seperti menghitung jari
dan penilaiannya 38355 untuk pasien yang dapat yang dapat membedakan gerak atau tidak
pada jarak 3 meter !orang normal dianggap dapat membedakan gerak tangan pada jarak 355
meter". $ila pasien hanya dapat membedakan gelap dan terang dengan pemeriksaan senter*
maka ketajaman penglihatan adalah 18:. ,etajaman penglihatan adalah 5 bila pasien tidak
dapat membedakan terang dan gelap !buta total".
Ketajaman penglihtan dekat
7ipergunakan tabel ;agger atau huruf-huruf dari buku.
;arak mta pasien dan tabel adalah 3( -m.
2. La/angan Peng#i$a*an
+emeriksaan lapangan penglihatan dapat dilakukan dengan 2 -ara:
Test Konfrontasi.
Lapangan penglihatan mempunyai variasi yang dipengaruhi antara lain oleh bentuk muka*
lekukan rongga mata dan lebar -elah kelopak mata.
/lat yang dipergunakan: sebagai obyek biasanya dipergunakan jari pemeriksa. 7apat juga
dipergunakan benda bulat ber2arna putih. 9ntuk pasien yang kurang kooperatif dapat
dipergunakan benda-benda yang dapat menarik perhatian !opti-ally eli-ited eye movement"
umpamanya segelas air* rokok dan lain-lain. 9ntuk menutup mata pasien dapat dipergunakan
tangan pasien sesuai dengan matanya yang akan ditutup. +emeriksa dapat menutup mata
dengan alat sederhana dari karton agar kedua tangan bebas menggerakan obyek. /tau
pemeriksa menutup matanya dengan tangan sendiri* dalam hal ini pemeriksaan hanya
dilakukn dengn satu tangan bergantian.
)ara pemeriksaan: fungsi mta diperiksa bergantian. +asien dan pemeriksa duduk atau berdiri
berhadapan* mata yang akan diperiksa berhadapan dengan mata pemeriksa* biasanya mata
yang berla2anan* mata kiri berhadapan dengan mata kanan* pada garis dan ketinggian yang
sama.
;ark antara keduanya berkisar 45-155 -m. Mata yang lain ditutup. <byek digerakan oleh
pemeriksa pada bidang tengah* mulai diluar lapangan pandang digerakan kedalam sampai
pasien melihat obyek. $iasanya benda digerakan dari atas* ba2ah* dan dari kedua sisi. ,alau
perlu dari antara kedua arah-arah yang disebut tadi. Lapangan penglihatan pasien
dibandingkan dengan lapangan penglihtan pemeriksa yang dianggap normal.
Kampimetri atau perimetri
9ntuk pemeriksaan lebih teliti dari lapangan penglihtan dapat dilakukan pemeriksaan
kampimetri atau perimetri. +emeriksaan ini juga dipakai untuk men-ari adanya skotoma.

3. +undusk)/i
$anyak manfaatnya melakukan funduskopi* terutama untuk menilai kelainan pada papila
nervus optikus. /lat yang dipergunakan untuk pemeriksaan disebut oftalmoskop. )ahaya
yang berasal dari oftalmoskop dijatuhkan atau diarahkan ke retina melalui pupil. 3ebaiknya
pupil -ukup berdilatasi agar daerah retina bola mata pasien dapat diselidiki sebaik-baiknya.
7ilatasi pupil dapat di-apai dengan mempergunakan obat midriatikum* tetapi dianjurkan agar
membiasakan pemeriksaan tanpa mempergunakan obat. /gar pupil -ukup berdilatasi
pemeriksaan dilakukan dalam ruang remang-remang dan pasien diminta memandang lurus
kedepan. +emeriksaan mata kanan pasien dilakukan dari sisi kanan dan oftalmoskop dipegang
dengan tangan kanan sedangkan mata yang dipergunakan untuk memeriksa juga yang kanan.
9ntuk pemeriksaan mata kiri dilakukan sebaliknya.
,esalahan refraksi dapat dikoreksi dengan mempergunakan lensa yang ada pada oftalmoskop.
+asien dapat mempergunakan ka-amatanya apabila ada miopi atau astigmatik yang berat.

&&&. NER,US OKULO0OTOR&US1 NER,US TROKLEAR&S DAN NER,US
ADUSENS %N. &&&1 N. &, dan N. ,&'
=ungsi dari nervus okulomotorius ialah mempersarafi semua otot-otot bola mata eksterna ke-uali
muskulus oblikus superior !gerakan bola mata kearah lateral ba2ah" dan muskulus rektus lateralis
!gerakan bola mata ke lateral". ,edua otot tersebut dipersarafi masing-masing oleh nervus
troklearis dan abdusens.
7isamping persarafan tadi* nervus okulomotorius masih mempersarafi otot levator palpebra dan
konstriktor pupil !parasimpatikus".
3ebelum melakukan pemeriksaan fungsi ketiga saraf otak tersebut sebaiknya diperhatikan adanya
kelainan-kelainan pada mata yang mungkin dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan antara lain
edema kelopak mata* hiperemi konjun-tiva dan skelra* e>ophtalmus* retraksi kelopak mata dan
proptosis.
+ada 2aktu mengamati pupil perlu diperhatikan kemungkinan adanya ,ayser-=leis-her ring pada
bagian tepi luar kornea. $iasanya kelainn ini ditemukan pada penyakit ?ilson. Lebarnya 2-3 mm
ber2arna -oklat keemas-emasan dan dipisahkan dari batas lur kornea oleh suatu daerah yang
jernih.
+emeriksaan 6. '''* 6. '@ dan 6. @' terdiri dari:
1. 2e#a$ ke#)/ak .a*a
9ntuk menilai -elah kelopak mata dan ptosis* pasien diharuskan memandang lurus kedepan
kemudian dinilai kedudukan kelopak mata terhadap pupil dan iris.
,elainan yang dapat terjadi:
Ptosis: -elah kelopk mata menyempit disebabkan krena kelopak mata atas jatuh.
Enophtalmus dan blefarospasme: -elah kelopak mata menyempit oleh karena kelopak atas
turun dan kelopak ba2ah mata naik.
Exophtalmus: pelebaran -elah terjadi oleh karena kelopak mata atas dan ba2ah tertarik
kebelakang* mungkin juga sebagai akibat penonjolan mata karena penambahan masa jaringan
retrobulber atau kombinasi kedua kelainan itu.
,elainan-kelainan masa retrobulber lain dapat menyebabkan proptosis* jug paresis otot-otot
orbikularis okuli. ,eadaan ini akan menyebabkan pelebaran -elah kelopak mata.
2. Pu/i#
Aang perlu diperiksa adalah ukuran* bentuk* kesamaan* posisi* dan refleks pupil.
9kuran : besarnya bergantung pada penerangan ruangan pemeriksaan. 9mumnya
dianggp normal antara #-( mm pada penerangan sedang.
7isebut miosis bila garis tengah pupil kurang dari 2 mm. $ila garis tengahnya sangat ke-il
disebut sebagai 0pin point pupil1. 7isebut midriasis bila garis tengahnya lebih dri ( mm.
$entuk : normalnya bulat. $ila ada kelainan bentuk di-atat dan digambarkan.
,esamaan !isokori" : pemeriksaan isokori ini lebih bermanfaat daripada pemeriksaan
bentuk karena dapat menetapkan lokalisasi bila ditemukan anisokori.
+erlu di-atat bah2a ketidaksamaan yang ringan yang ringan dapat ditemui pada: 1(-25 B
kongenital* neurosis dan psikosis* kelainan refraksi dan kekuatan -ahaya yang jatuh pada
bola mata berbeda.
+osisi : biasanya terletk sentral. 7alam bidang neurologi bila ditemukan pupil yang
eksentrik atau yang disebut aktopia* dapat ditemukan sebagai tanda untuk menganalisa
gejala lain.
Cefleks
o Refleks cahaya langsung:
)ahaya diarahkan pada salah satu pupil.
Ceaksi yang tampak adalah kontraksi pupil homolateral.
o Refleks cahaya tidak langsung (konsensual atau crossed light reflex!:
3elain kontraksi sisi homolateral juga akan tampak kontraksi sisi kontralateral.
o Refleks akomodasi"kon#ergensi:
+asien diminta melihat jauh kemudian melihat ketangan pemeriksa yang letaknya 35
-m didepan hidung pasien. +ada saat melihat tangan pemeriksa* kedua bola mata
pasien bergerak se-ara konvergensi !kearah nasal" dan tampak pupil menge-il. Cefleks
ini negative pada kerusakan saraf simpatikus leher.
o Refleks siliospinal:
Cefleks nyeri ini dilakukn dalam ruang dengan penerangan samar-samar. )aranya
ialah merangsang nyeri pada daerah leher dan sebagai reaksi pupil akan melebar pada
sisi ipsilateral. Cefleks ini terjadi bila ada benda asing pada kornea atau intraokuler*
atau pada -idera mata atau pelipis.
o Refleks okulosensorik:
Cefleks nyeri ini adalah reaksi konstriksi* atau dilatasi disusul konstriksi* sebagai
respons rengsang nyeri didaerah mata atau sekitarnya.
3. Gerakan 3)#a .a*a
=ungsi otot-otot luar bola mata dinilai dengan gerakan bola mata keenam arah utama yaitu
lateral* medial* lateral atas* medial atas* medial ba2ah* lateral ba2ah* keatas dan keba2ah.
+ada pemeriksaan pasien diminta menghadap kedepan dan bola mata digerakan mengikuti
arah obyek !pensil dan sebagainya" yang digerakan oleh pemeriksa. +ada gerakan hori%ontal
luar kornea umumnya dapat men-apai kantus.
Dangguan pandangan !abnormality of ga%e" dapat diperiksa dengan gerakan berputar
mengikuti jari pemeriksa.
+ada pasien dengan starbismus perlu dilakukan pemeriksaan masing-masing bola mata se-ara
terpisah. +emeriksa menutup salah satu bola mata sedangkan bola mata yang lain memandang
obyek yang digerakan sesuai dengan keenam arah pemeriksaan utama.
,elainan gerakan bola mata dapat berbentuk:
<ftalmoparesis 8oftalmoplegi !kelemahan otot bola mata"
$ila mengenai seluruh otot disebut sebagai oftalmoparesis total dan bila sebagian parsial.
,elemahan salah satu otot bola mata akan menimbulkan tanda-tanda seperti berikut:
gerakan bola mata terbatas* kontraksi sekunder dari antagonisnya* deviasi primer bola
mata yang tampak sebagai starbismus* deviasi sekunder di bola mata yang sehat* diplopi
sebagai akibat salah satu proyeksi yang menimbulkan bayangan yang salah dan letak
kepala menjadi abnormal.
6istagmus
7idefinisikan sebagai gerakan bolak balik mata yang involunter. Derakan tersebut dapat
horisontal* vertikal* rotatoar !berputar" atau gerakan kombinasi.
6istagmus dapat terlihat bila pasien diminta untuk melirik kesamping* keatas* atau
keba2ah* tetapi kadang-kadang dapat dilihat tanpa peragaan !spontan".
$eberapa jenis nistagmus: nistagmus okuler* nistagmus vestibuler perifer* nistagmus
neuromuskuler* nistagmus susunan saraf pusat.
&,. NER,US TR&GE0&NUS %N. ,'
6ervus trigeminus terdiri dari:
1. 3araf sensorius yang mempersarafi 2ajah dan dibagi dalam -abang oftalmik* -abang
maksilaris dan -abang mandibularis.
2. saraf motorik yang mempersarafi otot-otot pengunyah !muskulus maseter* temporalis* dan
pterigodeus".
)ara pemeriksaan:
1. 3ensibilitas 2ajah diperiksa seperti pemeriksaan sensibilitas tubuh !lihat bab sensibilits".
2. <tot pengunyah.
o Muskulus maseter dan temporalis diperiksa dengan menyuruh pasien menutup atau
mengatupkan mulut kuat-kuat dan dilakukan palpasi pada kedua otot tersebut. ,emudian
kekuatan mengatupkan mulut diperiksa dengan men-oba membuka mulut yang terkatup
dengan menarik dagu ke ba2ah. +aresis kedua otot akan terasa kontraksinya berkurang
pada palpasi dan rahang ba2ah pada pemeriksaan dagu keba2ah mudah terbuka.
o Muskulus pterigodeus diperiksa dengan menyuruh pasien membuka mulut perlahan-lahan
dan dilihat apakah mulut miring ke salah satu sisi atau lurus. ,emudian pasien
menggerakan rahang kekanan dan kekiri* kekuatan gerakan ini diperiksa dengan
menyuruh pasien mela2an dorongan yang dilakukan pemeriksa pada dagunya.
+aresis otot ini menyebabkan mulut akan miring ke sisi lesi pada saat dibuka* juga
dorongan kearah lesi akan lebih mudah daripada kearah sisi sehat.
3. Cefleks
o Cefleks kornea
+asien memandang kesalah satu sisi kemudian dari sisi kontralateral kornea disentuh
dengan kapas yang diputar menjadi bentuk silinder halus.
Cespons reflek berupa kedipan kedua mata se-ara -apat.
Cespons ini dibandingkan untuk mata kanan dan kiri.
o Cefleks maseter
Cefleks ini dilakukan dengan meletakan jari telunjuk pemeriksa diatas dagu pasien se-ara
horisontal. 7alam posisi mulut pasien terbuka sedikit* telunjuk diketok dengan palu
refleks.
Cespons normal berupa elevasi rahang ba2ah.
,. NER,US +AS&AL&S %N.,&&'
6ervus fasialis adalah saraf gabungan terdiri dari:
1" 3erat-serat motorik yang mempersarafi otot 2ajah.
2" 3erat-serat sensorik penge-ap kearah 283 lidah bagian depan dan rasa eksteroseptif telinga
luar.
3" 3erat-serat sekretif menuju kelenjar-kelenjar ludah sublingual* submaksiler dan glandula
lakrimalis.
1. Sera* .)*)rik
)ara pemeriksaan:
Mula-mula dilakukan observasi 2ajah pada 2aktu pasien diam* terta2a* menangis* bersiul
dan menutup mata.
+asien diminta mengerutkan dahi* kemudian menutup mata kuat-kuat sementara jari-jari
pemeriksa menahan kedua kelopak mata agar tetap terbuka.
+asien diminta mengembungkan pipi seperti meniup balon sambil pemeriksa melakukan
palpasi pipi kiri dan kanan untuk menentukan apakah udara dapat lolos le2at salah satu
sudut mulut.
+ada pasien dengan penurunan kesadaran atau koma* pemeriksaan dilakukan dengan
membangkitkan rasa nyeri misalnya dengan menekan kuat-kuat prosesus stiloideus hingga
pasien menyeriangi.
+enilaian:
6ormal: bila muka kurang lebih simetrik dalam semua gerakan.
+aresis perifer nervus fasialis: bila separuh muka kurang dalam setiap gerakan.
+aresis sentral nervus fasialis: bila otot-otot 2ajah bagian ba2ah terkena sedang otot-otot dahi
normal.
2. Sara4 sens)rik /enge5a/
)ara pemeriksaan: dengan memberi sedikit dari berbagai %at di 283 lidah bagian depan seperti
gula* garam* dan kina. +asien harus tetap menjulurkan lidah pada 2aktu ditest dan selama
menentukan %at apa yang dirasakan. +enentuan %at ini dilakukan dengan menunjuk pada
tulisan manis* asin* dan pahit.
,&. NER,US AKUST&KUS %N. ,&&&'
6ervus /kustikus terdiri dari:
1" 6ervus ,oklearis untuk pendengaran.
2" 6ervus @estibularis untuk keseimbangan.
1. Ner6us K)k#earis
)ara pemeriksaan:
o ,etajaman pendengaran ditest dengan menyuruh pasien mendengar suara
bisikan pada jarak tertentu dibandingkan dengan orang normal.
o Test Cinne* ?eber* 3-h2aba-h.
/lat yang dipergunakan: garpu tala dengan frekuensi 12E* 2(4 atau (12 F%.
Test Rinne: garpu tala digetarkan* ditempel pada os mastoid pasien dan bila ia tidak
mendengar lagi* segera garpu tala dipindahkan ke depan liang telinga luar pasien. Test
Cinne positif bila didepan liang telinga pasien masih mendengar garpu tala tersebut untuk
2aktu yang sama dengan 2aktu sebelum dipindahkan dari os mastoid.
Test $eber: garpu tala diletakan di pun-ak kepala atau pada dahi pasien. 7ikatakan ?eber
tidak ada lateralisasi bila pasien sama kuat mendengar getar garpu tala pada telinga kanan
dan kiri. +ada penyakit liang telinga luar dan telinga tengah* lateralisasi akan terjadi
kearah sisi sakit. 3ebaliknya pada lesi nervus koklearis terjadi kearah sisi sehat.
Test %ch&abach: pasien disuruh mendengar getar garpu tala dan ini dibandingkan dengan
pemeriksa. Mul-mula dengan konduksi tulang* kemudian konduksi udara. Darpu tala
diletakan pada prosesus mastoideus pasien sampai ia tidak mendengar getaran lagi* untuk
kemudian diletakan pada mastoid pemeriksa atau pada sisi lin untuk perbandingan.
+er-obaan ini dilanjutkan untuk konduksi udara
2. Ner6us ,es*i3u#aris
+emeriksaan nervus vestibularis dilakukan dengan memperhatikn adanya 0di%%iness1* vertigo
!mabuk* pusing" atau kehilangan keseimbangan hingga tubuh bergoyang-goyang. +ada
gangguan unilateral goyangan tubuh terjadi ke arah satu sisi dan ada deviasi postural* sering
disertai deviasi kinetik atau 0past pointing1. Dangguan vestibuler biasanya disertai deviasi
okuler atau nistagmus.
,&&. NER,US GLOSO+AR&NGUS %N. &7'
6ervus glosofaringeus mengandung serat-serat motorik untuk muskulus stilofaringeus dan serat-
serat sensorik dari liang telinga tengah serta tuba Gusta-hii dan serar penge-ap dari 183 lidah
bagian belakang.
)ara pemeriksaan: dengan spatel kayu disentuh dinding posterior faring. Timbulnya refleks
muntah adalah normal. Test penge-ap untuk 183 belakang lidah se-ara teknis terlalu sukar
dikerjakan.
,&&&. NER,US ,AGUS %N. 7'
6ervus vagus mengandung serat-serat motorik untuk palatum molle* faring* laring* tensor veli
palatini dan stilofaringeus serta serat-serat sensorik untuk rasa viseral dari faring* laring* bronkhi*
dan isi perut.
)ara pemeriksaan: se-ara lengkap pemeriksaan nervus vagus sukar dilakukan. Casa sensorik
viseral misalnya tidak dapat diperiksa se-ara baik. Aang dapat dilakukan adalah menyuruh pasien
berkata 0aaah1 yang pada orang normal menyebabkan uvula terangkat lurus-lurus dan tetap
berada dimedian. +ada lesi unilateral akan terjadi deviasi ke sisi sehat dan arkus faringeus lebih
rendah dari sisi sehat dan palatum molle paretis. Test menelan tidak terganggu pada lesi
unilateral* tetapi pada lesi bilateral akan terganggu dan terjadi disfagia dan regurgitasi le2at
hidung.
+emeriksaan nervus vagus dan nervus glosofaringeus biasanya dilakukan bersama-sama. +ada
pemeriksaan ini perlu diperhatikan volume suara dan artikulasi dari pembi-araan pasien. @olume
suara yang serak disebut sebagai disfoni dan artikulasi yang terganggu sebagai disartri. +erlu pula
diperhatikan denyut jantung pasien* apakah ada tanda-tanda takikardi atau bradikardi.
&7. NER,US AKSESOR&US %N. 7&'
)ara pemeriksaan: dengan menyuruh pasien menengok ke salah satu sisi mela2an tangan
pemeriksa sedang palpasi pada muskulus sternokleidomastoideus sisi lain dilakukan. Test angkat
bahu dilakukan dengan palpasi kedua otot trapesius dan usaha menekan bahu keba2ah.
7. NER,US 8&POGLOSUS %N. 7&&'
6ervus hipoglosus adalah saraf motorik ekstrinsik dan intrinsik lidah.
)ara pemeriksaan: dengan menyuruh pasien menjulurkan lidah lurus-lurus kemudian menarik dan
menjulurkan lagi dengan -epat. Lidah kemudian disuruh bergerak kekiri dan kekanan dengan
-epat kemudian menekankan pada pipi kiri dan kanan sementara dipalpasi pada kedua pipi untuk
merasakan kekuatan lidah tadi.
+ada lesi bilateral gerakan lidah kurang lin-ah. +ada lesi unilateral lidah akan membelok ke sisi
lesi 2aktu dijulurkan dan akan membelok ke sisi sehat pada 2aktu diam dalm mulut. /trofi lidah
diperiksa dengan observasi dan palpasi. =asikulasi dengan observasi beberapa menit sambil
kadang-kadang mengetoknya.
Lesi hipoglosus tipe LM6 aksonal hanya ada atrofi sedang lesi LM6 nuklear akan terjadi atrofi
dan fasikulasi.
S&STE0 RE+LEKS
Cefleks adalah ja2aban motorik atas rangsangan sensorik.
Pe.3agian re4#eks9
1. Cefleks tendon !refleks regang otot* periost* dalam".
2. Cefleks permukaan.
,edua refleks ini termasuk refleks fisiologik !refleks segmental sederhana".
3. Cefleks patologik.
2ara /er:u-udan re4#eks9
1. Cileksasi sempurna.
+asien harus rileks dengan posisi seenaknya. /nggota gerak yang akan diperiksa harus terletak
sepasif mungkin tanpa pasien perlu mengelurkan tenaga untuk mempertahankan posisinya.
2. Farus ada ketegangan optimal pada otot yang akan diperiksa.
9ntuk men-apai ini otot harus dalam kependekan minimal dan kepanjangan maksimal. Fal
tersebut dapat di-apai bila posisi pasien dan letak anggota gerak diatur se-ara baik. Misalnya
posisi yang baik untuk menimbulkan refleks biseps* triseps dan brakioradialis ialah pasien dalam
keadaan duduk* lengan ba2ah dan tangan berada diatas paha.
3. Cangsangan regangan yang -ukup.
+enggunan palu refleks merupakan suatu keharusan. +alu diketokan diatas tendon dengan
kekuatan yang sama. 9ntuk ini -ara pengetokan palu perlu diperhatikan yaitu menjatuhkan palu
dengan gerakan fleksi sendi tangan.
;ari pemeriksa sebaiknya ditaruh diatas tendon otot dan palu diketokan diatas jari tersebut. )ara
ini mempunyai kelebihan karena pemeriksa dapat memastikan keadaan rileksasi dan ketegangan
optimal dari otot serta merasakan kontraksi ototnya.
#. +enguatan refleks.
,onsentrasi pasien terhadap anggota gerak yang akan diperiksa perlu dialihkan* karena ini akan
mengganggu hasil refleks.
Peni#aian re4#eks9
+enilaian bergantung pada faktor:
1. ,e-epatan kontraksi otot dan relaksasinya.
2. ,ekuatan kontraksi otot.
3. 7erajat pemendekan otot.
6ilai refleks:
1. /refleksi berarti tidak ada kontraksi otot.
Cefleks H 5
2. Fiporefleksi berarti ada kontraksi tetapi tidak terjadi gerakan pada sendinya.
Cefleks H I
3. Cefleks normal H J
#. Fiperefleksi bila kontraksi dan gerakn sendi berlebih.
Cefleks H JJ
Pe.eriksaan k$usus9
1. Re4#eks *end)n.
Re4#eks 3ise/s %n. 0usku#)ku*aneus1 2 (-;'.
7alam keadaan duduk: lengan ba2ah dalam pronasi rileks diatas paha.
7alam keadaan berbaring: lengan ditaruh diatas bantal* lengan ba2ah dan tangan diatas
abdomen.
Taruh ibu jari pemeriksa diatas tendon biseps* tekan bila perlu untuk meyakinkan regang otot
optimal sebelum mengetok.
Cespons yang normal: fleksi dari siku dan tampak kontraksi otot biseps.
Re4#eks 3raki)radia#is %n. Radia#is1 2 (-;'.
+osisi sama dengan refleks biseps* ke-uali lengan ba2ah harus berada antara pronasi dan
supinasi. ,etok dengan pelahan bagian distal radius kira-kira ( -m diatas pergelangan tangan
sambil mengamati dan merasakan adanya kontraksi.
Cespons yang normal: fleksi dari siku dan tampak ekstensi lemah jari tangan.
Re4#eks *rise/s %n. Radia#is1 2 ;-<-='.
+osisi hampir sama dengan refleks biseps.oleh karena tendon pendek* kadang-kadang sukar
mengetok sejumlah serabut sekaligus.
3ebaiknya pemeriksa melakukan dari arah samping belakang pasien untuk mengamati
kontraksi. ,etokan dilakukan kira-kira ( -m diatas siku.
Cespons yang normal: ekstensi dari siku dan tampak kontraksi otot triseps.
Re4#eks #u*u*1 re4#eks kuadrise/s 4e.)ris1 re4#eks /a*e##a %n. +e.)ra#is1 L 2-3-4'.
7alam posisi duduk: kaki tergantung rileks ditepi tempat duduk.
7alam posisi berbaring: tangan atau lengan ba2ah pemeriksa ditaruh diba2ah lutut pasien*
fleksi sendi lutut tersebut kira-kira 25. sedangkan tumit pasien harus tetap berada diatas
tempat tidur. $ila perlu tangan pemeriksa dapat diganti bantal supaya kontraksi otot
disamping terlihat dapat diraba pula.
+alu refleksdiketokan diatas tendon lutut berganti-ganti knan dan kiri.
Cespons yang normal: gerakan dari tungkai disertai kontraksi otot kuadriseps.
Re4#eks Ark$i#es1 re4#eks *u.i* %n. Ti3ia#is1 L (1 S 1-2'.
7alam posisi duduk: sama dengan posisi refleks biseps* kaki dorsofleksi optimal untuk
mendapatkan regangan otot -ukup.
7alam posisi berbaring: dilakukan fleksi panggul dan lutut sambil sedikit rotasi paha keluar.
,etok tendon /rkhiles dengan palu refleks.
Cespons yang normal: fleksi plantar dari kaki dan kontraksi otot gastroknemius.
2. Re4#eks /er.ukaan.
Re4#eks ku#i*.
o Cefleks kulit perut !epigastrium* Th 4-KL abdomen tengah* Th K-11L hipogastrium* Th 11*
L 1".
o
o

3.
4.
S&STE0 SENS&&L&TAS

3ensibilitas terdiri dari:
1. 3ensibilitas permukaan : rasa raba* nyeri* dan suhu.
2. 3ensibilitas dalam : rasa sikap* getar* dan nyeri dalam !dari struktur otot*
ligamen* fasia* dan tulang".
3. =ungsi kortikal untuk sensibilitas : stereognosis* pengenalan dua titik dan pengenalan
bentuk rabaan.

Anda mungkin juga menyukai