Oleh: Nurul Wakhidah 1314121132 Kelompok 2 JURUSAN AGROEKNO!OGI "AKU!AS PERANIAN UNI#ERSIAS !A$PUNG 2%14 I& PEN'A(U!UAN A& !a)ar *elaka+, Produk-produk pertanian berupa bahan pangan pada umumnya mengandung kadar air. Saat dilakukan penyimpanan terhadap produk tersebut, jika kadar air masih tersimpan dan tidak dihilangkan, maka dapat mempengaruhi kondisi fisik bahan pangan tersebut. Misalnya terjadi pembusukan maupun penurunan kualitas akibat masih adanya kadar air yang terkandung dalam bahan pangan tersebut. Pembusukan terjadi dapat dikarenakan adanya aktivitas mikroorganisme yang melakukan penyerapan enim maupun nutrisi dari bahan pangan yang berkadar air tersebut. Perlakuan penyimpanan suatu bahan pangan atau makanan identik dengan penga!etan. Penga!etan makanan dapat dilakukan dengan beberapa teknik, mulai dari teknologi rendah maupun tinggi serta dari berbagai tingkat kesulitan. "amun demikian, inti dari penga!etan makanan yaitu upaya untuk menghambat laju pertumbuhan mikroorganisme pada makanan agar bahan tetap dapat digunakan ataupun dikonsumsi meski telah disimpan dalam !aktu yang lama. #eknik pengolahan dan penga!etan makanan ada beberapa $ara, antara lain dengan pendinginan, pengeringan, penggunaan bahan kimia, penggunaan at tambahan ataupun pemanasan. Salah satu teknik penga!etan bahan pangan yaitu pengeringan. Selain untuk menga!etkan bahan pangan yang mudah rusak atau busuk pada kondisi penyimpanan sebelum digunakan, pengeringan pangan juga dapat menurun- kan biaya dan mengurangi kesulitan dalam pengemasan, penanganan, pengangkutan dan penyimpanan. %al tersebut dikarenakan pengeringan bahan menjadi padat dan kering menjadikan volume bahan lebih ringkas, mudah dan hemat ruang dalam pengangkutan, pengemasan maupun penyimpanan. Sementara itu, tidak sedikit dari berbagai jenis bahan pangan yang hanya dikonsumsi setelah dikeringkan, seperti halnya teh, kopi, $oklat dan beberapa jenis biji-bijian. &engan demikian, berdasarkan uraian yang telah dijabarkan maka dilakukanlah praktikum ini untuk mengetahui seberapa besar kadar air yang terkandung pada bahan pangan, sehingga dapat pula dilakukan analisis seberapa lama bahan pangan bertahan dalam proses penyimpanan. *& u-ua+ 'dapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut( ). Mempelajari $ara pengeringan bahan makanan dengan beberapa metode 2. Mengetahui pengaruh dari proses pengeringan bahan pangan terhadap daya simpan serta kualitas bahan tersebut. II& INJAUAN PUSAKA Pengeringan pangan merupakan penerapan panas dalam kondisi terkendali untuk mengeluarkan sebagian besar air dari dalam bahan pangan melalui proses evaporasi dan sublimasi. #ujuan dari pengeringan bahan pangan adalah untuk menurunkan kadar air dari bahan tersebut supaya kerusakan oleh mikroorganisme serta enim dapat menurun, sehingga umur simpan dari bahan pangan tersebut menjadi lebih lama (#jahjadi, *., dkk., +,))). Pengeringan pada dasarnya merupakan proses perpindahan energi yang digunakan untuk menguapkan air yang berada dalam bahan, sehingga men$apai kadar air tertentu agar kerusakan bahan pangan dapat diperlambat. -elembapan udara pengering harus memenuhi syarat yaitu sebesar .. / 0,1. Perpanjangan daya simpan terjadi karena aktivitas mikroorganisme dan enim menurun sebagai akibat jumlah air yang dibutuhkan untuk aktivitasnya tidak $ukup. Proses pengeringan bukan merupakan proses sterilisasi. Produk yang sudah dikeringkan harus dijaga supaya kadar airnya tetap rendah (Pinem, +,,2). Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan $air ($ontohnya air) dengan spontan menjadi gas ($ontohnya uap air). 3ata-rata molekul tidak memiliki energi yang $ukup untuk lepas dari $airan, jika tidak $airan akan berubah menjadi uap dengan $epat. -etika molekul-molekul saling bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan. #erkadang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang $ukup untuk menembus titik didih $airan. 4ika ini terjadi di dekat permukaan $airan molekul tersebut maka dapat terbang ke dalam gas dan menguap. &asar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air menuju udara karena adanya perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan tersebut ( Suyanti, +,,0). Pengeringan dapat dilakukan dengan memanfaatkan energi surya (pengeringan alami) maupun menggunakan peralatan khusus yang digerakkan dengan tenaga listrik. Proses pengeringan bahan pangan dipengaruhi oleh luas permukaan bahan pangan, suhu pengeringan, aliran udara, tekanan uap air, dan sumber energi yang digunakan serta jenis bahan yang akan dikeringkan. Pengeringan akan menyebabkan tejadinya perubahan !arna, tekstur dan aroma bahan pangan. Pada umunmya bahan pangan yang dikeringkan akan mengalami pen$oklatan (browning) yang disebabkan oleh reaksi-reaksi non-enimatik. Selain itu, dapat menyebabkan kadar air bahan pangan menjadi rendah, sehingga at-at yang terdapat pada bahan pangan seperti protein, lemak, karbohidrat dan mineral akan lebih terkonsentrasi. "ilai gii makanan yang kering akan lebih rendah jika dibandingkan dengan makanan yang segar. Seperti halnya vitamin-vitamin yang terdapat dalam bahan pangan yang dikeringkan akan mengalami penurunan mutu karena berberapa vitamin tidak tahan terhadap suhu tinggi. Sementara itu, proses pengeringan yang berlangsung pada suhu yang sangat tinggi akan menyebabkan terjadinya case hardening, yaitu bagian permukaan bahan pangan mengalami kering sekali bahkan sampai mengeras, sedangkan pada bagian dalam bahan masih basah (3osdaneli, +,,5). Pengeringan yang terlampau $epat dapat merusak bahan sehubungan permukaan bahan terlalu $epat kering sehingga kurang bisa diimbangi dengan ke$epatan gerakan air bahan menuju permukaan. Selain itu, pengeringan $epat menyebabkan pengerasan pada permukaan bahan sehingga air dalam bahan tidak dapat lagi menguap karena terhambat. &i samping itu, kondisi pengeringan dengan suhu yang terlalu tinggi dapat merusak bahan. Pengaturan suhu dan lamanya !aktu pengeringan dilakukan dengan memperhatikan kontak antara alat pengering dengan alat pemanas (baik berupa udara panas yang dialirkan maupun alat pemanas lainnya). "amun, untuk pertimbangan standar gii maka perlakuan pemanasan dianjurkan tidak melebihi dari 5. , * (Pantasti$o, +,,2). III& $EO'O!OGI A& Wak)u da+ empa) 'dapun !aktu dilaksanakannya praktikum ini yaitu pada hari Selasa, tanggal +) 6ktober +,)2 bertempat di Laboratorium &'MP, 4urusan #eknik Pertanian, 7akultas Pertanian, 8niversitas Lampung. *& Ala) da+ *aha+ 'dapun alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain alat pengering %ybrid, oven, pisau, $a!an, nera$a analitik, label, dan alat tulis. Sedangakan bahan yang digunakan yaitu mantang. .& Pro/edur Ker-a 'dapun prosedur kerja di praktikum ini adalah sebagai berikut( ). -ulit mantang dikupas sampai bersih +. Mantang lalu dipotong tipis-tipis, kemudian di bagi menjadi dua bagian hasil potongan. Sebagian yang pertama (disebut sampel 99) kemudian dikeringkan selama +, menit pada alat bernama %ybrid pada suhu a!al ::,5 o * dan kelembaban (3%) 00,51. :. Sambil menunggu sebagian potongan mantang dikeringkan pada %ybrid, dilakukan penimbangan sebagian lainnya (sampel 9) dari mantang yang dipotong-potong tersebut lalu diletakkan pada $a!an untuk mendapatkan berat basah mantang. 2. Setelah sampel 9 ditimbang, kemudian dilakukan pengovenan untuk mengurangi kadar airnya dengan suhu dijaga sekitar ;.-5, o *. Pengovenan dilakukan selama dua hari. .. Setelah +, menit, sampel 99 diambil dari %ybrid untuk selanjutnya ditimbang seperti halnya sampel 9 lalu dioven bersama dengan sampel 9 dan pengovenan masanya sama dengan sampel 9 yaitu dua harrrri dengan suhu terjaga ;.-5, o *. Sebelumnya, $a!an untuk sampel 9 maupun 99 telah diberi label penamaan sampel. 0. Setelah dua hari dioven, sampel 9 dan sampel 99 ditimbang kembali untuk mendapatkan bobot keringnya. &an kemudian dilakukan perhitungan kadar air, perubahan suhu serta 3% pada proses pengeringan tersebut. I#& (ASI! 'AN PE$*A(ASAN A& (a/il #abel Pengamatan Pengeringan <ahan Pangan <erupa Mantang Sampel << (g) <- (g) -'(1) 3% , (1) 3% ) (1) # , ( o *) # ) ( o *) 9 );,: 2,2) ;2,. - - ;. ;. 99 )0,)= 2,2. ;),=0 00,5 0:,2 ::,5 :2,0 3ataan )0,;2 2,2: ;:,+: 00,5 0:,2 ::,5 :2,0 Perubahan(selisih) > 3% ? :,2 > # ? ,,5 *& Pem0aha/a+ Pada praktikum inidilakukan proses pengeringan bahan pangan untuk mengurangi kadar airnya sehingga dapat disimpan lebih lama. <eberapa hal yang berpengaruh dalam pengeringan meliputi luas permukaan bahan pangan, suhu pengeringan, aliran udara, tekanan uap air, dan sumber energi yang digunakan serta jenis bahan yang akan dikeringkan. Semakin luas permukaan bahan maka semakin $epat proses keringnya bahan tersebut. <egitu juga dengan suhu,semakin tinggi suhu yang digunakan untukpengeringan bahan maka akan semakin $epat pula bahan akan mengering. Prosedur yang dilakukan pada proses pengeringan ini meliputi proses pengupasan kulit bahan, pemotongan bahan, penimbangan berat basah maupun kering, serta pengeringan baik pada oven se$ara langsung maupun dikeringkan sebentar pada alat bernama %ybrid. Pengeringan dengan %ybrid bertujuan untuk lebih mengetahui kadar air yang pas untuk keringnya bahan. Sedangkan, penggunaan oven se$ara langsung terhadap bahan maka hanya akan diketahui keringnya bahan sampai ke titik nol (seimbang). %al pertama yang dilakukan yaitu mengupas kulit mantang untuk selanjutnya dipotong-potong tipis dengan tujuan untuk memperluas permukaan mantang sehingga mudah dikeringkan. -emudian potong-potongan tersebut di bagi menjadi dua, separuh (sampel 99 ) dikeringkan terlebih dahulu dalam alat %ybrid dengan suhu a!al ::,5 o * dan 3% sebesar 00,51, separuh lainnya (sampel 9 ) langsung ditimbang untuk kemudian dioven. Sebelum itu, sampel 99 ditata terlebih dahulu dan diusahakan tidak menumpuk di atas kertas untuk mempermudah pengeringan. Sementaara itu, sambil menunggu sampel 99 dikeringkan dalam %ybrid selama +, menit, dilakukan penimbangan sampel 9 yang diletakkan pada $a!an yang sebelumnya telah ditimbang beratnya. Sampel 9 ditimbang menggunakan nera$a analitik untuk menghitung berat basahnya, kemudian diberi label untuk selanjutnya langsung dimasukkan dalam oven dengan suhu ;. o *-5, o * selama dua hari. Setelah +, menit pengeringan sampel 99 dalam %ybrid, mantang dikeluarkan untuk ditimbang. Suhu terakhir di$atat yaitu sebesar :2,0 o * dengan 3% sebesar 0:,21. Selanjutnya sampel 99 ditimbang seperti sampel 9 untuk mendapatkan berat basahnya sebelum dikeringkan. Sama halnya dengan sampel 9, sampel 99 di masukkan ke dalam oven juga untuk dikeringkan lebih lanjut. Setelah dua hari dioven, kedua sampel dikeluarkan, lalu ditimbang untuk memperoleh berat keringnya. Setelah didapat berat basah maupun berat kering dari kedua sampel, kemudian dilakukan perhitungan persen kadar air pada masing-masing sampel. <erdasarkan hasil pengamatan diperoleh 1-' sampel 9 sebesar ;2,.1 sedangkan sampel 99 sebesar ;),=01. %asil dari sampel 99 menunjukkan kadar air yang pas untuk pengeringan mantang. #& KESI$PU!AN 'dapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut( ). Pengeringan yang dilakukan dengan oven saja hanya menghasilkan kadar air pad tingkat nol (seimbang). Sedangkan pengeringan yang didahulukan dengan %ybrid lalu dilakukan pengovenan lebih menununjukkan hasil yang tidak terlalu kering. +. -adar air yang tepat bagi mantang yaitu sebesar ;),=01 untuk dapat disimpan lebih lama. 'A"AR PUSAKA Pantasti$o, <. @3. +,,2. Fisiologi Pasca Panen. Aadjah Mada 8niversity Press(Bogyakarta. Pinem. +,,2. Rancang Bangun Alat Pengeringan Ikan Teri Kapasitas 12kg!a"# $ta% Penga!ar &urusan Teknik 'esin. Politeknik "egeri Malang. 4urnal #eknik S9M@#39-' Col.:. "o.:. +2=-+.:. 3osdaneli,%asibun, +,,.. Proses Pengeringan. Program Studi #eknik -imia 7akultas #eknik 8niversitas Sumatra 8tara. Sumatra 8tara. Suyanti, Sathu. +,,0. Penanganan dan Pengolahan Buah. Penebar S!adaya. 4akarta. #jahjadi, *., dkk. +,)). Bahan Pangan dan (asar)(asar Pengolahan. 8niversitas Padjadjaran, 4atinangor. !A$PIRAN PER(IUNGAN &iketahui( Sampel 9 ( <erat $a!an ? +,;= g <erat $a!an dengan mantang ? +,,,= g 4adi berat mantang (<<) ? +,,,= - +,;= ? );,: g <erat keringnya (<-) ? 2,2) g Sampel 99( <erat $a!an ? +,50 g <erat $a!an dengan mantang ? )=,,. g 4adi berat mantang (<<) ?)=,,. - +,50 ? )0,)= g <erat keringnya (<-) ? 2,.2 g &itanya( -'(1) ? D &ija!ab( Sampel 9