DISUSUN OLEH : NAILA FITRIAH PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 A. D!"#"$" M%&"'"$ Menurut NINDS (National Institute of Neurological Disorders and Stroke) tahun 2012, myelitis adalah kelainan neurologi pada medulla spinalis (myelopati) yang diseakan proses inflamasi! Menurut kamus kedokteran Dorland 200", myelitis adalah proses inflamasi pada medulla spinalis# spinal cord! $eerapa literatur sering menyeut eerapa inflamasi yang menyerang medulla spinalis seagai myelitis trans%erse atau myelitis trans%erse akut! $ahkan entuk suakut dari myelitis &uga diseut seagai myelitis trans%erse akut! Makna 'trans%ersa( pada kasus myelitis menggamarkan secara klinis adanya and like area hori)ontal peruahan sensasi di daerah leher atau toraks! Se&ak saat itu, sindrom paralisis progresif karena inflamasi di medulla spinalis dikenal seagai myelitis trans%ersalis! Inflamasi erarti adanya pengaktifan sistem imun yang ada pada daerah lesi dan potensial menimulkan kerusakan! *adi tidak ada keterliatan saraf tulang elakang aik dari segi patologi maupun pencitraan, tapi hingga hari ini masih sering literatur yang menggunakannya! (. K&)$"!"*)$" M%&"'"$ M#+,+' O#$' Menurut Sema et al (200") per&alanan klinis antara onset hingga munculnya ge&ala klinis myelitis diedakan atas+ 1! ,kut + -e&ala erkemang dengan cepat dan mencapai puncaknya dalam .aktu eerapa hari sa&a! 2! Su ,kut+ /er&alanan klinis penyakit erkemang dalam .aktu 2 minggu! 0! 1ronik+ /er&alanan klinis penyakit erkemang dalam .aktu leih dari 2 minggu! C. DEFINISI ACUTE TRANSVERSE MYELITIS (ATM) Definisi Acute Transverse Myelitis (,2M) menurut NINDS ( National Institute of Neurological Disorders and stroke) 2012 adalah kelainan neurologi yang diseakan oleh peradangan sepan&ang medulla spinalis aik meliatkan satu tingkat atau segmen dari medulla spinalis! Istilah mielitis menun&ukkan peradangan pada medulla spinalis, trans%ersa menun&ukkan posisi dari peradangan sepan&ang medulla spinalis! $eerapa literature sering menyeutnya seagai myelitis trans%erse maupun myelitis trans%erse akut! $ahkan entuk suakut dari myelitis &uga diseut seagai myelitis trans%erse akut! Menurut 3arina (2012), Acute Transverse Myelitis (,2M) adalah sekumpulan kelainan neurologi yang diseakan oleh proses inflamasi pada saraf tulang elakang dan erakiat hilangnya fungsi motorik dan sensorik di a.ah tingkat lesi! D. ETIOLOGI ACUTE TRANSVERSE MYELITIS (ATM) ,2M ter&adi karena eragai etiologi seperti infeksi langsung oleh %irus, akteri, &amur, maupun parasit, human immunodeficiency virus ( 4I3 ), varicella zoster,cytomegalovirus, dan 2$5! Namun &uga dapat diseakan oleh proses non 6 infeksi atau melalui &alur inflamasi! ,2M sering ter&adi setelah infeksi atau setelah %aksinasi! ,2M dapat &uga ter&adi seagai komplikasi dari syphilis, campak, penyakit lyme, dan eerapa %aksinasi seperti chikenpo7 dan raies! 8aktor etiologi lain yang dikaitkan dengan ke&adian ,2M adalah penyakit autoimmune sistemik (S9:, multiple sklerosis, S&ogren;s syndrome), sindrom paraneoplastik, penyakit %askuler, iskemik sumsum tulang elakang meskipun tidak &arang tidak ditemukannya faktor penyea ,2M sehingga diseut seagai <idiopatik(! E. PATOFISIOLOGI ACUTE TRANSVERSE MYELITIS (ATM) 4ingga saat ini, para peneliti tidak dapat menentukan secara pasti penyea ,2M! Satu teori utama yang menyeakan ,2M adalah imun memediasi inflamasi seagai hasil akiat terpapar dengan antigen %iral! /ada kasus ,2M post infeksi, mekanisme sistem immun aik pada %iral atau infeksi akteri tampaknya erperan penting dalam menyeakan kerusakan saraf spinal! =alaupun peneliti elum mengetahui secara tepat mekanisme kerusakan saraf spinal! >angsangan sistem immun seagai respon terhadap infeksi menun&ukkan ah.a suatu reaksi autoimun yang ertanggung &a.a! Molekuler mimikri dari %iral dapat menstimulasi generasi antiodi yang dapat memerikan reaksi silang dengan antigennya sendiri, menghasilkan formasi imun kompleks dan akti%asi dari complement6mediated atau cellmediated yang dapat menimulkan in&ury terhadap åannya sendiri! Infeksi &uga dapat menyeakan kerusakan langsung åan saraf tulang elakang! /ada penyakit autoimun, sistem imun yang secara normal melindungi tuuh terhadap organisme, melakukan kesalahan dengan menyerang åan tuuh sendiri yang menyeakan inflamsi dan pada eerapa kasus merusak mielin medulla spinalis! ,2M &uga terdapat pada eerapa penyakit autoimun seperti systemic lupus erythematosus, Sindrom S&ogren?s, dan sarcoidosis! $eerapa kasus ,2M diseakan oleh malformai arteri6%ena spinalis (kelainan yang meruah aliran darah) atau penyakit %askuler seperti atherosklerosis yang menyeakan iskemik! Sehingga menurunkan kadar oksigen pada åan medulla spinalis! Iskemik dapat diseakan perdarahan (hemorragik) dalam medulla spinalis, pemuluh darah yang menyumat atau sempit, atau faktor lainnya! /emuluh darah mema.a oksigen dan nutrisi ke åan medulla spinalis dan memuang hasil metaolisme! Saat pemuluh darah tersumat atau menyempit dan tidak dapat mema.a se¨ah oksigen ke åan medulla spinalis! Saat area medulla spinalis men&adi kekurangan oksigen atau iskemik! Sel dan seraut saraf mulai mengalami perurukan secara cepat! 1erusakan ini menyeakan inflamasi yang luas kadang @ kadang menyeakan ,2M! 1etika 2M timul tanpa penyakit penyerta yang tampak, hal ini diasumsikan untuk men&adi idiopatik! 2M idiopatik diasumsikan untuk seagai hasil dari akti%asi anormal sistem imun mela.an medulla spinalis! Makroskopis pada medulla spinalis yang mengalami peradangan akan tampak edema, hiperemi dan pada kasus erat ter&adi perlunakan (mielomalasia)! Mikroskopis akan tampak pada leptomening tampak edema, pemuluh @ pemuluh darah yang melear dengan infiltrasi peri%askuler dan pada medulla spinalis tampak pemuluh darah yang melear dengan infiltrasi peri%askuler (limfosit#leukosit) di sustansia grisea dan ala! 2ampak pula kelainan degeneratif pada sel 6 sel ganglia, pada akson @ akson dan pada seluung mielin, disamping itu tampak adanya hiperplasia dari mikroglia! 2raktus @ traktus pan&ang diseelah atas atau a.ah daripada segemen yang sakit dapat memperlihatkan kelainan @ kelainan degenerati%e! F. T)#-) -)# ./)&) *&"#"$ ATM
Medula spinalis adalah struktur yang relatif sempit di mana traktus motorik, sensorik , dan otonom erada saling erdekatan! Aleh karena itu, lesi di medulla spinalis dapat memiliki efek dalam semua modalitas ini! Namun, efek terseut tidak selalu seragam dimana tingkat keparahan atau simetris di seluruh modalitas ereda! /emeriksaan klinis dengan fokus pada penyelidikan untuk sensorik tulang elakang dan tingkat motorik, akan memantu dalam lokalisasi lesi! ,2M ter&adi secara akut (ter&adi dalam eerapa &am sampai eerapa hari) atau suakut (ter&adi dalam satu atau dua minggu)! -e&ala umum yang muncul meliatkan ge&ala motorik, sensorik dan otonom! $eerapa penderita &uga melaporkan mengalami spasme otot, gelisah, sakit kepala, demam, dan hilangnya selera! Dari eerapa ge&ala, muncul empat ge&ala klasik ,2M yaitu kelemahan otot atau paralisis kedua lengan atau kaki, nyeri, kehilangan rasa pada kaki dan &ari @ &ari kaki, disfungsi kandung kemih dan uang air esar! -e&ala sensorik pada ,2M+ 1! Nyeri adalah ge&ala utama pada kira6 kira sepertiga hingga setengah dari semua penderita ,2M! Nyeri terlokalisir di pinggang atau perasaan yang menetap seperti tertusuk atau tertemak yang menyear ke kaki, lengan atau adan ! 2! -e&ala lainnya erupa parastesia yang mendadak (perasaan yang anormal seperti terakar, gatal, tertusuk, atau perasaan geli) di kaki, hilangnya sensorik! /enderita &uga mengalami gangguan sensorik seperti keas, perasaan geli, kedinginan atau perasaan terakar! 4ampir B0 C penderita ,2M mengalami kepekaan yang tinggi terhadap sentuhan misalnya pada saat perpakaian atau sentuhan ringan dengan &ari menyeakan ketidaknyamanan atau nyeri ( diseut allodinia )! $eerapa penderita &uga mengalami pekaan yang tinggi terhadap peruahan temperatur atau suhu panas atau dingin! -e&ala motorik pada ,2M + $eerapa penderita mengalami tingkatan kelemahan yang er%ariasi pada kaki dan lengan! /ada a.alnya penderita dengan ,2M terlihat ah.a mereka terasa erat atau menyerat salah satu kakinya atau lengan mereka karena terasa leih erat dari normal! 1ekuatan otot dapat mengalami penurunan! $eerapa minggu penyakit terseut secara progresif erkemang men&adi kelemahan kaki secara menyeluruh, akhirnya menuntut penderita untuk menggunakan suatu kursi roda! 2er&adi paraparesis (kelemahan pada seagian kaki)! /araparesis sering men&adi paraplegia ( kelemahan pada kedua kaki dan pungung agian a.ah)! -e&ala otonom pada ,2M erupa gangguan fungsi kandung kemih seperti retensi urin dan uang air esar hingga gangguan pasase usus dan disfungsi seksual sering ter&adi! 2ergantung pada segmen medulla spinalis yang terliat, eerapa penderita mengalami masalah dengan sistem respiratori! /emulihan dapat tidak ter&adi, seagian atau komplit dan secara umum dimulai dalam satu sampai tiga ulan! Dan pemulihan tampaknya tidak akan ter&adi, &ika tidak ada perkemangan dalam tiga ulan! ,2M iasanya adalah penyakit monofasik dan &arang rekuren (D)! G. D").#0$"$ D)# P1,"*$))# P#+#/)#. ATM ,2M memiliki diagnosis diferensial yang luas! >i.ayat medis, tin&auan sistem medis, sosial serta ri.ayat per&alanan, dan pemeriksaan fisik secara umum dapat memerikan petun&uk saat itu terhadap kemungkinan infeksi maupun penyea paraneoplastik, serta penyea terkait dengan inflamasi sistemik atau penyakit autoimun seperti lupus eritematosus sistemik, Sindrom S&Egre, dan sarkoidosis! Dari anamnesis didapatkan ri.ayat kelemahan motorik erupa kelemahan pada tuuh seperti paresis pada kedua tungkai yang terdai secara progesif dalam eerapa minggu! 1elainan fungsi sensorik erupa rasa nyeri terutama di daerah pinggang, lalu perasaan keas atau seperti terakar yang ter&adi secara mendadak pada tangan maupun kaki! 9alu kelainan fungsi otonom seperti retensi urin, urinary urgency maupun konstipasi! 1elainan neurologis erupa defisit motorik, sensorik dan otonom adalah suatu titik terang untuk diagnosis mielopati! -e&ala dan tanda6tanda myelitis iasanya erkemang selama &am sampai hari dan iasanya ilateral, namun unilateral atau nyata presentasi asimetris dapat ter&adi! /emeriksaan penun&ang untuk diagnosis ,2M erupa M>I dan pungsi lumal! M>I direkomendasikan untuk menyingkirkan adanya lesi struktural, terutama yang setu&u untuk inter%ensi edah saraf mendesak! Seluruh saraf tulang elakang harus dicitrakan sehingga hasil negatif dapat dihindari! 9angkah pertama dalam e%aluasi diagnostik ,2M untuk menyingkirkan lesi akiat compression (penekanan)! *ika dicurigai mielopati, M>I spinal cord harus diperoleh sesegera mungkin dengan pemakain kontras godalinium! *ika tidak ada lesi structural seperti massa tulang elakang atau spondylolisthesis, maka langkah kedua adalah untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya peradangan saraf tulang elakang dengan pungsi lumal ! 2idak adanya pleositosis akan mengarah pada pertimangan penyea peradangan dari mielopati seperti arterio%enous malformation (,3M), emoli firocartilaginous, radiasi! /ungsi lumal dengan pengamilan sampel cairan cererospinal (5S8) untuk menentukan adanya peradangan! ,nalisis isi seluler 5S8 akan menentukan ¨ah sel darah putih yang dapat terakumulasi dalam cairan, yang nantinya dapat erfungsi seagai indikator dari esarnya peradangan! Selain neuroimaging dari spinal cord dan laoratorium 5S8, darah# tes serologi sering memantu dalam mengesampingkan adanya gangguan sistemik seperti penyakit rematologi (misalnya, penyakit S&ogren atau lupus eritematosa sistemik ), gangguan metaolisme! 2es laoratorium seperti + indeks Ig-, %/5> %irus, antiodi lyme dan mikoplasma, dan 3D>9 ter&adinya myelitis setelah infeksi atau %aksinasi tidak menghalangi keutuhan untuk e%aluasi leih lan&ut dalam menentukan etiologinya seperti infeksi sifilis, 4I3, campak, ruella dan lainnya, karena infeksi atau imunisasi &uga dapat memicu serangan myelitis! H. P#)')&)*$)#))# ATM /enderita diterapi dengan pemerian deksametason in&eksi intra%ena D mg setaip F &am dengan loading doses 10 mg kemudian ditappering off setiap G hari atau oat yang sering dierikan adalah metil prednisolon intra%ena 1000 mg! 1eputusan untuk tetap memerikan steroid atau menamah pengoatan aru erdasarkan temuan klinis dan gamaran M>I pada akhir hari ke6D (Seire, dkk 1HH"I Defresne, 2001)! /enelitian Seire tahun 1HHF terhadap 10 pasien anak yang menderita myelitis trans%ersalis fase akut, dalam pengoatanya digunakan metil prednisolon intra%ena (Solumedrol) dengan dosis 1 gr#1,"0 m0#hari selama 0 sampai D hari, diikuti dengan pemerian prednison oral (5ortancyl) dengan dosis 1 mg#kg $$#hari selama 1G hari (Seire, 1HH")! 2erapi lain yang dapat dierikan /lasma e7change sering mulai dierikan apaila penderita mengalami myelitis trans%ersalis yang moderate sampai erat dan menun&ukan perkemangan klinis yang lamat dalam D@" hari pemerian steroid intra%ena! $eerapa peneliti ada &uga yang menyarankan pemerian cyclophosphamide untuk pasien yang tetap mengalami progresifitas setelah pemerian terapi steroid intra%ena! 2erapi filtrasi 95S merupakan terapi aru, dan elum digunakan luas di JS,, dimana cairan 95S disaring dari faktor6faktor inflamasi (termasuk sel, komplemen, sitokin dan antiodi) terleih dahulu seelum diinfuskan kemali ke pasien! /roctecti%e autoimmunity merupakan suatu alternati%e pengoatan erdasarkan agaimana sistem imun menghancurkan sistem saraf! =alaupun regimen pengoatan yang ideal tidak diketahui, dalam dua tahun mereka menggunakan imunomodulator oral pada pasien seperti a)athioprine, methotre7ate, mycophenolate dan cyclophosphamide (1rishnan, dkk, 200G)! >ehailitasi diperlukan untuk mencegah komplikasi sekunder dari imoilitas dan meningkatkan functional skills, mencegah kerusakan kulit, mencegah kontraktur (1rishnan, 200G)! /emulihan harus dimulai dalam enam ulan, dan keanyakan pasien menun&ukkan pemulihan fungsi neurologinya dalam B minggu! /emulihan mungkin ter&adi cepat selama 0@F minggu setelah onset dan dapat erlan&ut .alaupun dapat erlangsung dengan leih lamat sampai 2 tahun! /ada penderita ini kema&uan pengoatan tampak pada 2 minggu terapi (1rishnan dkk, 200G)! Spastisitas sering merupakan masalah yang sulit ditangani! Mengusahakan tetap fleksiel dengan stretching rutin menggunakan latihan aktif dan program racing menggunakan penyangga (splint) dan diantu dengan menggunakan oat6oatan anti spastisitas (seperti dia)epam, aclofen, dantrolene, ti)anidine, tiagaine), terapi in&eksi otulinum! 2u&uan akhir terapi untuk meningkatkan fungsi pasien untuk men&alankan akti%itas sehari6hari, melalui peningkatan >AM (>ange of Motion), menga&arkan strategi kompensasi yang efektif, dan mengurangi nyeri (1rishnan, dkk, 200GI Morryson, 200FI 9e%y, 200F)! /era.atan multidisiplin tetap diperlukan dalam mera.at pasien dengan myelitis trans%ersalis seperti, dokter keluarga, internis, neurologist, dan psikiater (9e%y, 200F)! R+/+*)# T,)2" 2he ne. :ngland *ournal of Medicine (N:*M) 2010 ! I1+#0',)2" )3)& 4asil terapi pemerian imunoterapi selama fase akut myelitis adalah menghamat progresif dan permulaan resolusi lesi inflamasi sumsum tulang dan mempercepat pemulihan klinis! 1ortikosteroid merupakan pengoatan standard lini pertama! Sekitar D06"0 C mengalami pemulihan seagian atau lengkap! P&)$1) 456)#. 2erapi plasma pengganti mungkin menguntungkan agi pasien yang tidak erespon pada pemerian kortikosteroid! 4ati6hati terhadap pemerian plasma e7change karena dapat menyeakan hipotensi, koagulopati, tromositopenia, elektrolit tidak seimang! P#)#.)#)# ./)&) -)# *012&"*)$" ATM ()#'+)# 2,#)2)$)# -)# 0,0!),"#.)& Myelitis dapat menyeakan kegagalan pernafasan dengan meliatkan sumsum tulang elakang agian atas dan atang otak stem, sehingga penilaian ulang secara regular fungsi pernapasan dan oropharyngeal diperlukan selama proses peruahan myelitis! Intuasi untuk %entilasi mekanik diperlukan untuk eerapa pasien! K&1)6)# 10'0,"* -)# K012&"*)$" I107"&"$)$" /emerian heparin erat molekul rendah untuk profilaksis terhadap tromosis %ena disarankan untuk semua pasien dengan immolitas! 1olaorasi dengan tim kedokteran fisik harus dipertimangkan sehingga multidisiplin neurorehailitasi dapat dimulai se&ak dini! K&)"#)# '0#+$ 0'0' Myelitis yang parah dapat erhuungan dengan hipotonia pada fase akut (selama syok spinal ), tapi ini iasanya diikuti oleh munculnya peningkatan resistensi terhadap gerakan (tonik spastisitas), ersama dengan ke&ang otot tak sadar (spastik phasic)! Data dari percoaan terkontrol mendukung manfaat aclofen, 2i)anidine, dan en)odia)epin untuk pengoatan pasien dengan spastik yang erhuungan dengan gangguan otak dan saraf tulang elakang! N%," Nyeri adalah umum selama dan setelah serangan myelitis dan dapat diseakan oleh cedera saraf langsung (nyeri neuropatik), faktor ortopedi (misalnya, nyeri karena kekacauan postural), spastik atau eerapa kominasi dari faktor6faktor ini! Nyeri neuropatik dapat erespon dengan pengoatan agen antikon%ulsan, oat antidepresan (antidepresan trisiklik dan reuptake inhiitor serotonin dan norepinefrin), nonsteroid analgesik dan narkotik! D"$!+#.$" *)#-+#. *1"6 -)# +$+$ /enempatan kateter uretra iasanya diperlukan selama fase akut myelitis karena retensi urin di kandung kemih! Setelah fase akut, otot detrusor %esica urinara mengalami hyperrefle7ia yang iasanya erkemang dan ditandai oleh frekuensi erkemih, urgensi, urge incontinence! -e&ala ini iasanya erkurang dengan pemerian agen antikolinergik (misalnya , o7yutynin dan tolterodine)! NINDS 2012 Sementara tiap kasus ereda pada semua pasien , erikut ini adalah kemungkinan pengoatan pada pasien ,2M ! S',0"- "#',)8#) : /asien dengan ,2M dierikan dosis tinggi metilprednisolon intra%ena elama 06D hari! 1eputusan untuk steroid lan&utan atau menamahkan pengoatan aru sering didasarkan pada per&alanan klinis dan penampilan M>I pada hari ke D setelah pemerian steroid ! P&)$1) E456)#. 4al ini sering digunakan untuk pasien6pasien dengan ,2M moderat dan entuk agresif yang tidak menun&ukkan anyak peraikan setelah dira.at dengan steroid intra%ena dan oral P,)3)')# &)"# +#'+* ATM + $agi pasien yang tidak eresponi aik steroid atau /le7 dan terus menun&ukkan peradangan aktif di saraf tulang elakang, entuk lain dari inter%ensi erasis kekealan mungkin diperlukan! /enggunaan imunosupresan atau agen imunomodulator mungkin diperlukan! Salah satunya penggunaan siklofosfamid intra%ena (oat kemoterapi sering digunakan untuk limfoma atau leukemia)! 2erapi rehailitasi (physical therapy, occupational therapy, vocational therapy) ,merican ,cademy of Neurology 2011 1) Dosis tinggi metilprednisolon ( 1 g I3 setiap hari selama 06" hari ) iasanya lini pertama treatment pada a.al serangan ,2M! 1eputusan untuk memperpan&ang steroid atau memerikan modalitas pengoatan tamahan didasarkan pada per&alanan klinis dan gamaran M>I setelah selesai pemerian steroid! 2) /lasma e7change sering ditamahkan ke re&imen &ika pasien menun&ukkan sedikit peraikan klinis setelah pemerian steroid standar! /lasma e7change dapat dianggap seagai pengoatan a.al &ika pasien memiliki ge&ala ,2M yang sedang sampai parah! 0) /ilihan terapi lainnya adalah imunomodulator dan oat sitotoksik seperti ritu7ima, a)athioprine, dan siklofosfamid, meskipun tidak ada ukti literatur yang cukup untuk mendukung penggunaanya secara rutin G) Dalam satu studi retrospektif pada pasien de.asa dengan ,2M , pasien dengan tingkat yang paling parah disertai kecacatan dan mereka yang memiliki ri.ayat penyakit autoimun menun&ukkan eerapa manfaat penggunaan siklofosfamid I3 setelah kortikosteroid ! D) Dalam penelitian yang sama, sukelompok lain di mana pasien yang menerima kortikosteroid I3 diikuti pemerian plasma e7change ernasi leih aik daripada mereka yang menerima I3 kortikosteroid sa&a! Selan&utnya leih mendukung penggunaan steroid diikuti oleh plasma e7change seagai standar terapi yang diterima secara luas! I. R#5)#) A$+6)# K2,)3)')# G)#..+)# 107"&"')$ !"$"* $erhuungan dengan + 6 -angguan metaolisme NOC : *oint Mo%ement + ,cti%e NIC : E4,5"$ '6,)2% : )17+&)'"0# Monitoring %ital sign sel 6 1eterlematan perkemangan 6 /engoatan 6 1urang support lingkungan 6 1eteratasan ketahan kardio%askuler 6 1ehilangan integritas struktur tulang 6 2erapi pematasan gerak 6 1urang pengetahuan tentang kegunaan pergerakan fisik 6 Indeks massa tuuh diatas "D tahun percentil sesuai dengan usia 6 1erusakan persepsi sensori 6 2idak nyaman, nyeri 6 1erusakan muskuloskeletal dan neuromuskuler 6 Intoleransi akti%itas#penurunan kekuatan dan stamina 6 Depresi mood atau cemas 6 1erusakan kognitif 6 /enurunan kekuatan otot, kontrol dan atau masa 6 1eengganan untuk Moility 9e%el Self care + ,D9s 2ransfer performance Setelah dilakukan tindakan kepera.atan selamaK!gangguan moilitas fisik teratasi dengan kriteria hasil+ 1lien meningkat dalam akti%itas fisik Mengerti tu&uan dari peningkatan moilitas Mem%eralisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan erpindah Memperagakan penggunaan alat $antu untuk moilisasi (.alker) seelm#sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan 1onsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana amulasi sesuai dengan keutuhan $antu klien untuk menggunakan tongkat saat er&alan dan cegah terhadap cedera ,&arkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik amulasi 1a&i kemampuan pasien dalam moilisasi 9atih pasien dalam pemenuhan keutuhan ,D9s secara mandiri sesuai kemampuan Dampingi dan $antu pasien saat moilisasi dan antu penuhi keutuhan ,D9s ps! $erikan alat $antu &ika klien memerlukan! ,&arkan pasien agaimana meruah posisi dan erikan antuan &ika diperlukan memulai gerak 6 -aya hidup yang menetap, tidak digunakan, deconditioning 6 Malnutrisi selektif atau umum DA+ 6 /enurunan .aktu reaksi 6 1esulitan meruah posisi 6 /eruahan gerakan (penurunan untuk er&alan, kecepatan, kesulitan memulai langkah pendek) 6 1eteratasan motorik kasar dan halus 6 1eteratasan >AM 6 -erakan disertai nafas pendek atau tremor 6 1etidak stailan posisi selama melakukan ,D9 6 -erakan sangat lamat dan tidak terkoordinasi D,82,> /JS2,1,
1! 2rans%erse Myelitis fact sheet! National Institute of Neurological Disorders and Stroke! 2012! 2! 2imothy = =est! 2rans%erse Myelitis6 , >e%ie. Af 2he /resentation, Diagnosis ,nd Initial Management! 2010! 0! 3arina 9! =olf, /amela *! 9upo and 2imothy :! 9ot)e! /ediatric ,cute 2rans%erse Myelitis A%er%ie. and Differential Diagnosis! J Child Neurol. 2012I 2"+ 1G2F! G! Mu)affer 1eklik, 9eylagul 1aynar, ,fra Lildirim, et al! ,n ,cute 2rans%erse Myelitis ,ttack after 2otal $ody Irradiation+ , >are 5ase! Case eports in !ematology! 2010! D! :lliot M! 8rohman and Dean M! =ingerchuk! 2rans%erse Myelitis! N "ngl J Med! 2010+ 0F0IF! F! Sema L et al! 2rans%erse Myelitis caused y %aricella )oster + case report!$ra) * Infect Dis! 200" I 11 + 1! "! ,mer ,.ad and olaf Stu%e! Idiopathic trans%erse myelitis and neuromyelitis optica + clinical profiles, pathofisiology ang therapeutic choices! Current neuropharmacology.2001+HI G1"6G2B!