Anda di halaman 1dari 5

Tekanan Osmosis dalam Membran Sel Darah Merah

A. Dasar Teori
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan
antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk
suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas
disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis).
Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya,
fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir. Hal ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air
dan minyak goreng di atas lantai yang permukaannya miring. Pasti air ngalir lebih cepat
daripada minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu.
Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu
menggoreng paha ayam di dapur, minyak goreng yang awalnya kental menjadi lebih cair
ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas
tersebut.
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat
cair yang lain. Salah satunya adalah viskositas. Viskositas merupakan tahanan yang
dilakukan oleh suatu lapisan fluida terhadap suatu lapisan lainnya. Sifat viskositas ini dimiliki
oleh setiap fluida, gas, atau cairan. Viskositas suatu cairan murni adalah indeks hambatan
aliran cairan. Aliran cairan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu aliran laminar dan aliran
turbulen. Aliran laminar menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis
tengah kecil. Sedangkan aliran turbulen menggambarkan laju aliran yang besar dengan
diameter pipa yang besar. Penggolongan ini berdasarkan bilangan Reynoldnya.
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan
antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan
untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya
viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan
ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya
berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan
karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat
gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang
lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu, termasuk darah.
Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan koefisien viskositas (h). Kebalikan dari
Koefisien viskositas disebut fluiditas, , yang merupakan ukuran kemudahan mengalir suatu
fluida.
B. Tekanan Osmosis dalam Membran Sel Darah Merah
Selain pada sel tanaman, peristiwa osmosis memainkan peranan yang sangat penting
pada tubuh makhluk hidup manusia dan hewan, misalnya, pada membran sel darah merah.
Apakah yang terjadi jika sel darah merah dimasukkan ke dalam suatu larutan hipertonik
(lebih pekat)? Di sini akan terjadi yang disebut krenasi. Air yang terdapat dalam sel darah
akan ditarik keluar dari sel sehingga sel mengerut dan rusak. Sebaliknya, jika Anda
meletakan sel darah merah dalam suatu larutan yang bersifat hipotonik (lebih encer) maka sel
darah merah akan mengembang dan akhirnya pecah. Mengapa? air dari larutan di sekitar sel
darah merah akan ditarik masuk ke dalam sel. Proses ini disebut hemolisis.



Hemolisis adalah peristiwa keluarnya hemoglobin dari dalam sel darah merah menuju
ke cairan di sekelilingnya. Keluarnya hemoglobin ini disebabkan karena pecahnya membrane
sel darah merah. Membrane sel darah merah mudah dilalui atau ditembus oleh ion-ion H+,
OH-, NH4+, PO4, HCO3-, Cl-, dan juga oleh substansi-substansi yang lain seperti glukosa,
asam amino, urea, dan asam urat. Sebaliknya membrane sel darah merah tidak dapat
ditembus oleh Na+, K+, Ca++, Mg++, fosfat organic dan juga substansi lain seperti
hemoglobin dan protein plasma. Secara umum, membrane yang dapat dilaui atau ditembus
oleh suatu substansi dikatakan bahwa membrane ini permeable terhadap substansi tersebut.
Membrane yang betul-betul semi permeable adalah membrane yang hanya dapat ditembus
oleh molekul air saja, tetapi tidak dapat ditembus oleh substansi lain. Tidak ada membrane
pada organism yang bersifat betul-betul semi permeable, yang ada adalah membrane yang
bersifat permeable selektif, yaitu membrane yang dapat ditembus oleh molekul air dan
substansi-substansi lain, tetapi tidak dapat ditembus oleh substansi yang lain lagi. Jadi
membrane sel darah merah termasuk yang permeable selektif.
Ada 2 macam hemolisa yaitu :
1. Hemolisa Osmotik
Hemolisa osmotik terjadi karena adanya perbedaan yang besar antara tekanan osmosa
cairan di dalam sel darah merah dengan cairan di sekeliling sel darah merah. Dalam hal ini
tekanan osmosa isi sel jauh lebih besar daripada tekanan osmosa di luar sel. Tekanan osmosa
isi sel darah merah adalah sama dengan tekanan osmosa larutan NaCl 0.9%. bila sel darah
merah dimasukkan ke dalam larutan 0,8 % belum terlihat adanya hemolisa tetapi sel darah
merah yang dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0,4 % hanya sebagian saja dari sel darah
merah yang mengalami hemolisa sedangkan sebagian sel darah merah yang lainnya masih
utuh. Perbedaan ini disebabkan karena umur sel darah merah berbeda-beda. Sel darah merah
yang sudah tua, membrane sel mudah pecah sedangkan sel darah merah yang muda,
membrane selnya kuat. Bila sel darah merah dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0,3%, semua
sel darah merah akan mengalami hemolisa. Hal ini disebut hemolisa sempurna. Larutan yang
mempunyai tekanan osmosa lebih kecil daripada tekanan osmosa isi sel darah merah disebut
larutan hipotonis, sedangkan larutan yang mempunyai tekanan osmosa lebih besarisi sel
darah merah disebut larutan hipertonis. Suatu larutan yang mempunyai tekanan osmosa yang
sama besar dengan tekanan osmosa isi sel disebuit larutan isotonis.

2. Hemolisa Kimiawi
Pada hemolisa kimiawi, membrane sel darah merah dirusak oleh macam-macam
substansi kimia. Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa dinding selm darah merah
terutama terdiri dari lipid dan protein membentuk suatu lapisan yang disebut lipoprotein. Jadi
setiap substansi kimia yang dapat melarutkan lemak (pelarut lemak) dapat merusak atau
melarutkan membrane sel darah merah. Kita mengenal bermacam-macam pelarut lemak yaitu
kloroform, aseton, alcohol, benzene dan eter. Substansi lain yang dapat merusak membrane
sel darah merah diantaranya adalah bias ular, bias kalajengking, garam empedu, saponin,
nitrobenzene, pirogalol, asam karbon, resi, dan senyawa arsen.



Kesimpulan
Sel darah merah yang ditempatkan dalam larutan garam yang isotonis tidak akan
mengalami kerusakan dan tetap utuh. Tetapi bila sel darah merah ditempatkan dalam air
distilata, sel darah merah akan mengalami hemolisa, karena tekanan osomose isi sel darah
merah jauh lebih besar daripada tekanan osomose diluar sel sehingga mengakibatkan banyak
air masuk kedalam sel darah merah (osmosis). Selanjutnya air yang banyak masuk kedalam
sel darah merah itu akan menekan membrane sel darah sehingga membrane menjadi pecah.

Osmosis merupakan salah satu sifat yang dimiliki dari benda cair (fluida) untuk
berpindah melalui lapisan semiperrmiabel diantara 2 fluida yang memiliki kepekatan
berbeda. Lapisan semipermiabel ini berfungsi untuk memisahkan 2 lapisan dan hanya mampu
ditembus oleh air, sementara partikel yang lain tertahan. Sehingga arah pergerakan fluida
berasal dari fluida dengan kepekatan rendah menuju fluida dengan kepekatan lebih tinggi
hingga dicapai kepekatan yang sama.
Perpindahan fluida ini akan mengakibatkan adanya perubahan volume yang juga
mengakibatkan tekanan pada sisi fluida yang lebih pekat. Tekanan ini kemudian akan
menyebabkan pergerakan fluida dan tekanan yang dapat digunakan sebagai sumber energi.






Daftar Pustaka
Anggraini, Gina.2010.Viskositas.(online)http://ginaangraeni10.wordpress.com/about/ . 16
Maret 2013
Anonim.2011. Pembangkit Listrik Tenaga Osmosis.
(online)http://www.alpensteel.com/article/51-113-energi-lain-lain/5044--pembangkit-
listrik-tenaga-osmosis.html. 16 Maret 2013
Kee, Joyce LaFever. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. Jakarta:
EGC
Reyni.2010. Resistensi Osmotik Darah.
(online)http://reyniteen.blogspot.com/2010/09/resistensi-osmotik-darah-html.16 Maret
2013

Anda mungkin juga menyukai