(Pleurotus ostreatus)
PENDAHULUAN
INFORMASI POKOK
Pemeliharaan jamur tiram sangat praktis dan sederhana, yaitu dengan cara menciptakan dan
menjaga kondisi lingkungan pemeliharaan (cultivation) yang memenuhi syarat pertumbuhan
jamur tiram. Langkah-langkah pemeliharaan atau penanaman jamur tiram meliputi persiapan
sarana produksi dan tahapan budidaya.
Persiapan Sarana Produksi
Bangunan
Bangunan jamur sederhana dapat dibuat dari kerangka kayu (bambu) beratap daun rumbia,
anyaman bambu atau anyaman jerami padi. Ukuran kumbung yang ideal adalah 84 m2 (panjang
12m dan lebar 7m) dan tinggi 3,5 m. Bentuk kumbung bisa bervariasi, bisa mirip gembong
kereta api atau seperti rumah. Pada umumnya kumbung atau bangunan jamur terdiri dari
beberapa ruangan, diantaranya:
Ruang persiapan
Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan Pengayakan,
Pencampuran, Pewadahan, dan Sterilisasi.
Ruang Inokulasi:
Ruang Inokulasi adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam bibit pada media tanam,
ruang ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk menghindari
kontaminasi (adanya mikroba lain).
Ruang Inkubasi
Ruangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam
yang sudah di inokulasi (Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 28OC
dengan kelembaban 60% 80%, Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak bambu untuk
menempatkan media tanam dalam kantong plastic (baglog) yang sudah di inokulasi.
Ruang Penanaman :
Ruang penanaman (growing) digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur.
Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot/pengabutan.
Pengabutan berfungsi untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal 16
22OC dengan kelembaban 80 90%.
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, Mixer, cangkul, sekop, filler, botol,
boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong.
Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah Serbuk kayu, bekatul (dedak),
kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan), glukosa, kantong plastik, karet, kapas,
cincin plastik.
Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk
gergaji selanjutnya disiram dengan air sekitar 50 60 % atau bila kita kepal serbuk
tersebut menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup.
4. Pengomposan
Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun
campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic
5. Pembungkusan (Pembuatan Baglog)
Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan.
Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian
dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat)
kemudian disimpan.
6. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan
menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu
pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 90 100OC selama 12
jam.
7. Inokulasi (Pemberian Bibit)
Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah
disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil
dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar
+ 3 sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit yang
baik yaitu:
o
o
o
o
Varitas unggul
Umur bibit optimal 45 60 hari
Warna bibit merata
Tidak terkontaminasi
8. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium)
Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu.
Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan
tampak putih merata antara 40 60 hari.
9. Panen
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan
ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya
dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah
pemasaran.
keracunan dan dalam konsentrasi racun tinggi dan bisa menyebabkan kematian, ujarnya.
Ciri-ciri jamur beracun antara lain, umumnya tangkai payungnya bergelang atau terdapat
lingkaran menyerupai cincin. Tapi, katanya, tidak semua yang bergelang merupakan jamur
beracun. Selain itu, aroma jamur akan terasa berbau sangat tajam, jika dipotong terdapat cairan
kekuning-kuningan dan berlendir. Jika terdapat tanda-tanda tersebut, sebaiknya jamur ini jangan
dikonsumsi, saran Parman. Jamur ini biasanya tumbuh liar, sementara jamur yang sengaja
dibudidayakan untuk dikonsumsi tentunya jamur yang tidak beracun, jadi tidak perlu khawatir
membeli jamur apalagi yang sudah dalam kemasan.
Selain dikonsumsi dalam keadaan segar, jamur juga kerap dikonsumsi setelah mengalami
pengeringan untuk pengawetan. Menurut Nyoman, antara jamur segar dan jamur kering terdapat
perbedaan kalori yang dikandungnya. Jamur segar dalam 100 gram di dalamnya terdapat 15
kalori, protein 3,8 gram, lemak 0,6 gr, karbohidrat 0,9 gr, kalsium 3 mg, zat besi 1,7 mg, vitamin
B 0,1 mg dan vitamin C 5 mg.
Sedangkan pada 100 gram jamur kering terdapat 128 kalori, protein 16 gram, lemak 0,9 gr,
karbohidrat 64,6 mg, kalsium 51 mg, zat besi 6,7 mg, vitamin B 0,1 mg dan tidak mengandung
vitamin C. Jamur segar maupun jamur kering keduanya tidak mengandung vitamin A, ujar
Nyoman yang sudah 15 tahun bekerja di Instalasi Gizi ini. niek
Belum Mampu Memenuhi Permintaan
BUDIDAYA jamur tiram dengan memanfaatkan limbah gergajian kayu yang dilakukan Mahrup,
bisa dijadikan alternatif usaha yang mempunyai prospek sangat baik. Selain memakai bahan
yang mudah dan murah, Mahrup juga membuat sendiri bibit induk dan bibit sebar jamur tiram
ini, sehingga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli bibit.
Dalam waktu dua setengah bulan bibit tersebut sudah dapat dipakai, lebih cepat ketimbang
proses yang selama ini dikenal yang memakan waktu sekitar empat bulan. Membuat bibit induk
dan bibit sebar jamur tiram dilakukan dengan menyediakan media antara lain dedak halus dan
tepung jagung yang dicampur dan ditambahkan air lalu dibuat adonan atau pasta (perbandingan
2:1). Media tanam dipres dengan alat pres yang direkayasa sendiri.
Proses perawatan hingga panen dalam budidaya jamur tiram ini juga cenderung gampang.
Setelah polybag-polybag dingin, bibit jamur tiram dimasukkan satu sendok di bagian atasnya dan
disimpan dalam ruang inkubasi. Jumlah bibit yang dimasukkan tidak akan berpengaruh pada
berat jamur yang dihasilkan melainkan proses keluarnya jamur bisa lebih cepat, kata Mahrup.
Lama kelamaan, polybag-polybag tersebut nantinya akan kelihatan memutih di seluruh
permukaannya. Jika sudah putih semua, polybag tersebut dapat dipindahkan ke ruang
produksi, ujar Mahrup.
Dalam ruang produksi, perawatan sederhana dimulai dengan membersihkan ruangan tiap pagi
serta menyemprot polybag dengan air untuk tetap menjaga kelembaban ruangan serta
merangsang tumbuhnya jamur tiram. Agar proses tumbuhnya jamur cepat, maka kapas penutup
mulut polybag dibuka beberapa sebelum jamur keluar. Dalam waktu 15 hari dalam ruang
produksi, jamur akan terlihat bermunculan, keluar dari mulut-mulut polybag. Tidak lama setelah
itu, selang tiga hari kemudian jamur tiram pun mekar dan panen pertama pun bisa dimulai.
Selain menjual jamur segar, Mahrup juga menyediakan polybag-polybag berisi jamur tiram
berumur sehari untuk dijual. Artinya, kami menjual jamur yang sudah keluar dan kemungkinan
sudah tidak lagi terkontaminasi, katanya. Untuk pemasaran polybag jamur siap panen ini,
Mahrup memakai sistem mitra, mereka yang sengaja membeli polybag-polybag jamur siap panen
tersebut. Sampai saat ini, ia memiliki setidaknya enam mitra yang rutin mengambil masingmasing 200 polybag tiap bulannya. Di samping itu, pemasaran dilakukan di pasar-pasar
Nie....bagi para pecinta alam tapi juga menghasilkan uang.......kalian bs pake ni usaha...
yessss....nanem jamur merang. Emang agak aneh sih...tapi justru keanehan itu membuat peluang
bisnis semakin besar karena masih sedikit orang yang kepikiran usaha ini....hehe....let's do
it....(sok british hehehe...)
bahan:
Jerami padi
Abu sekam padi
Air kapur sirih
Bedeng-bedeng atap dari daun kelapa
Sebidang tanah yang dekat perairan
pembibitan :
1. cari jamur payung di peranian bibit jamur merang
2. iris-iris jamur, payungnya saja lalu masukkan dalam panci siramlah air hangat supaya steril
3. aduk abu sekam, sekam mentah dan irisan jamur dicampur air bersih dengan banyak irisan 3/4 Kg.
Tutup rapat pada tempat teduh selama 2-4 hari
4. setelah 2-4 hari dibuka tutupnya akan terlihat serabut benang putih seperti sarang laba-laba. Apabila
tidak terlihat serabut putih berarti gagal.
cara :
1. Jerami padi, abu sekam, sekam padi dicampur air kapur yang banyak diaduk-aduk merata,
dikomposkan dulu 3-4 hari hingga membusuk.
2. Buatlah bedengan jerami padi yang sudah dikompos diikat, ditumpuk melintang bersilangan 2 lapis
diatas tanah ukuran 5 X 1 meter, beri alas batu bata/ batu kali tinggi 20 cm
3. Selang 2 lapis susunan merang jerami taburlah sekam segar, abu sekam di atas permukaan, siramlah 1
kaleng minyak tanah di atas permukaan.
4. Taburkan bibit jamur merang secara merata ditepi permukaan bedengan, ditutup dengan sekam tipistipis saja. Siramlah dengan air secukupnya pergunakan gembor air.
Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup populer di tengah masyarakat
Indonesia, selain Jenis jamur lainnya seperti jamur merang, jamur kuping dan jamur shitake.
Pada umumnya jamur tiram dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayuran untuk kebutuhan
sehari-hari. Namun sebagian orang menjalankan bisnis olahan jamur tiram misalnya berbentuk
keripik jamur tiram dan bentuk lain. Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki
kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram
mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan
dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol
Budidaya jamur tiram memiliki beberapa keunggulan dan kemudahan dalam proses budidayanya
sehingga dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha ekonomis skala kecil, menengah
dan besar (Industri). Negara-negara yang telah mengembangkan budidaya jamur tiram sebagai
agrobisnis andalan dan unggulan adalah Cina, belanda, Spanyol, Prancis, Belgia dan Thailand.
Negara-negara tersebut trermasuk produsen jamur terbesar di dunia.
Jika anda tertarik menekuni usaha budidaya jamur tiram ini, hal penting yang harus dipenuhi
adalah menciptakan dan menjaga kondisi lingkungan pemeliharaan (cultivation) yang memenuhi
syarat pertumbuhan jamur tiram. Hal lain yang penting adalah menjaga lingkungan pertumbuhan
jamur tiram terbebas dari mikroba atau tumbuhan pengganggu lainnya. Tidak jarang
pembudidaya jamur tiram mendapati baglog(kantong untuk media jamur tiram) ditumbuhi
tumbuhan lain selain jamur tiram, hal ini disebabkan proses sterilisasi yang kurang baik dan
lingkungan yang tidak kondusif.
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk melakukan budidaya jamur tiram ini, tahapan
pemeliharaan atau penanaman jamur tiram meliputi persiapan sarana produksi dan tahapan
budidaya jamur tiram. Tahapan ini merupakan proses budidaya jamur tiram dari mulai
pembuatan media sampai proses pemanenan jamur tiram. Jika anda tidak ingin repot menyemai
benih, anda bisa membeli baglog yang sudah siap dengan benih jamur tiram yang sudah siap
dibudidayakan.
Persiapan Budidaya Jamur Tiram
Pada dasarnya bangunan bisa memanfaatkan ruangan yang ada dalm rumah, biasanya bangunan
untuk budidaya Jamur Tiram bangunan jamur terdiri dari beberapa ruangan, diantaranya:
1. Ruang persiapan
Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan Pengayakan,
Pencampuran, Pewadahan, dan Sterilisasi.
2. Ruang Inokulasi
Ruang Inokulasi adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam bibit pada media tanam, ruang
ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk menghindari kontaminasi (adanya
mikroba lain).
3. Ruang Inkubasi
Ruangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam yang
sudah di inokulasi (Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 28 derajat C dengan
kelembaban 60% 80%, Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak bambu untuk menempatkan
media tanam dalam kantong plastic (baglog) yang sudah di inokulasi.
4.Ruang Penanaman
Ruang penanaman (growing) digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan ini
dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot/pengabutan. Pengabutan
berfungsi untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal 16 22 derajat C
dengan kelembaban 80 90%.
Peralatan Dan Bahan Budidaya Jamur Tiram
Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, Mixer, cangkul, sekop, filler,
botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong.
Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah Serbuk kayu, bekatul
(dedak), kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan), glukosa, kantong plastik,
karet, kapas, cincin plastik.
Proses dan Teknik Budidaya Jamur Tiram
Dalam melaksanakan Budidaya Jamur Tiram ada beberapa proses dan kegiatan yang
dilaksanakan antara lain:
1. Persiapan Bahan
Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung jagung,
dan glukosa.
2. Pengayakan
Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang kurang
baik, hal ini berakibat tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Mengatasi
hal tersebut maka serbuk gergaji perlu di ayak. Ukuran ayakan sama dengan untuk mengayak
pasir (ram ayam), pengayakan harus mempergunakan masker karena dalam serbuk gergaji
banyak tercampur debu dan pasir
3. Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk gergaji
selanjutnya disiram dengan air sekitar 50 60 % atau bila kita kepal serbuk tersebut
menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup.
4. Pengomposan
Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun
campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic
5. Pembungkusan (Pembuatan Baglog)
Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara
membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian dipukul/ditumbuk
sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat) kemudian disimpan.
6. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan menginaktifkan
mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang
ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 90 100 derajat C selama 12 jam.
7. Inokulasi (Pemberian Bibit)
Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah disterilisasi.
Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit
diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok makan
kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit Jamur Tiram yang baik yaitu:
- Varitas unggul
- Umur bibit optimal 45 60 hari
- Warna bibit merata
- Tidak terkontaminasi
8. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium) Jamur Tiram
Inkubasi Jamur Tiram dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi
tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan
tampak putih merata antara 40 60 hari.
9. Panen Jamur Tiram
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan ini
biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada
pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran. (Galeriukm).
Sumber: