Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BAHAYA NAPZA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan

Disusun Oleh :
Fathurachman Pangestu Suardi
P17320113036
Kelas : 2B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES REPUBLIK INDONESIA


JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Masalah

: Tingginya angka penyalahgunaan NAPZA (Narkoba) di


kalangan pelajar SMA

Pokok Bahasan

: Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya


(NAPZA)

Sub Pokok Bahasan : Bahaya dan pencegahan NAPZA


Sasaran

: Siswa-Siswi kelas X (Sepuluh)

Waktu

: 20 menit

Pertemuan Ke

: I (Pertama )

Tanggal

: Selasa, 28 Oktober 2014 pukul 08.00 08.20

Tempat

: Aula SMAN 18 Bandung, Jl. Madesa No.18 Situ Gunting,


Bandung

Penyuluh

: Fathurachman Pangestu Suardi

A. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )


Setelah diberikan penjelasan selama 20 menit siswa diharapkan
mampu memahami tentang Narkoba serta bahayanya.
B. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
Setelah diberikan penjelasan selama 20 menit siswa dapat :
a. Menjelaskan pengertian tentang NAPZA dan macamnya dengan
tepat tanpa melihat catatan (C2)
b. Menyebutkan Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA dengan
tepat tanpa melihat catatan. (C1)
c. Menyebutkan tanda dan gejala ketergantungan obat dengan tepat
tanpa melihat catatan. (C1)
d. Menyebutkan bahaya penggunaan NAPZA dengan tepat tanpa
melihat catatan. (C1)
e. Menerima materi serta dapat mengajukan pertanyaan tentang materi
secara kondusif (A1)
f. Melakukan kembali gerakan pencegahan penggunaan NAPZA
dengan benar tanpa bimbingan (P2)

C. Materi Penyuluhan
a) Pengertian tentang NAPZA dan macamnya.
b) Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA.
c) Tanda dan gejala ketergantungan obat.
d) Bahaya penggunaan NAPZA.
e) Cara pencegahan penggunaan NAPZA
D. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
2. Langkah-langkah Kegiatan
No.
1.

Fase
Kegiatan Pra

Kegiatan
1.

Pembelajaran

Mempersiapk

Waktu
5 Menit

an materi, media, dan tempat


2.

Memberi
salam

3.

Memperkenal
kan Diri

4.

Kontrak
waktu

2.

Membuka

1. Menjelaskan tujuan pembelajaran

Pembelajaran

2. Menjelaskan pokok bahasan

5 Menit

3. Apersepsi
3.

Kegiatan Inti

1. Penyuluh menyampaikan materi dan 12 Menit


menayangkan video
2. Sasaran menyimak materi dan video
3. Sasaran mengajukan pertanyaan
4. Penyuluh menjawab pertanyaan

4.

Penutup

5. Penyuluh menyimpulkan jawaban


1. Sasaran
menjawab
pertanyaan 8 Menit
penyuluh sebagai evaluasi
2. Menyimpulkan materi
3. Memberi salam

E. Media dan Sumber


1. Media
Video
Microsoft Power Point Presentation
Poster
2. Sumber
Listyarini H. Ida, (2004). NARKOBA, Perlukah Mengenalnya?.
Bandung: PT. Pakar Raya
Imran, (1999). Narkoba dan Remaja. Penerbit: PKBI Bandung
https://ml.scribd.com/doc/126147484/SAP-NAPZA
(Diakses pada pukul 21.30 tanggal 25 Oktober 2014)

http://kacamatanugroho.blogspot.com/2013/04/sap-bahayanapza.html (Diakses pada pukul 717.30 tanggal 25 Oktober


2014)

F. Evaluasi
1) Prosedur : Post Test
2) Jenis Tes :
1. Pertanyaan secara lisan
2. Butir-butir soal :
a) Menjelaskan pengertian tentang NAPZA dan macamnya.
b) Menyebutkan Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA.
c) Menyebutkan tanda dan gejala ketergantungan obat.
d) Menyebutkan bahaya penggunaan NAPZA.
e) Menyebutkan cara pencegahan penggunaan NAPZA
3) Daftar pertanyaan
1. Tanya : Apakah yang dimaksud dengan NAPZA ?
Jawab: NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam
tubuh manusia, baik secara oral (melalui mulut), dihirup (melalui
hidung) maupun intravena (melalui jarum suntik) sehingga dapat
mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku
seseorang.
2. Tanya : Sebutkan faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA ?
Jawab : Faktor keluarga, faktor kepribadian, faktor kelompok,
faktor kesempatan, dan faktor lingkungan.
3. Tanya : Sebutkan tanda dan gejala ketergantungan obat?
Jawab : Prestasi anak menurun tajam, kebiasaan berpakaian yang
berubah drastis, perubahan tingkah laku yang tidak seperti

biasanya/semestinya, tidak memperhatikan kebersihan diri sendiri,


mendadak menjadi pendiam dan sering menyendiri dikamar serta
cenderung apatis, tidak disiplin, mata sering merah dan nafsu
makan berubah, berat badan menurun, gampang tersinggung,
mulai ada insiden-insiden pencurian di rumah atau di sekolah yang
dilaporkan.
4. Tanya : Sebutkan bahaya penggunaan NAPZA ?
Jawab :
Fisik : sistim syaraf pusat yaitu otak dan sum-sum tulang
belakang, organ-organ otonom (jantung, paru, hati, ginjal)
dan pancaindera.
Psikologis atau kejiwaan : Perasaan tertekan bila tidak
memakai obat tersebut, percobaan bunuh diri karena tidak
dapat mendapatkan obat yang dibutuhkan, melakukan
tindak kekerasan.
Sosial dan Ekonomi : Merugikan keluarga, sekolah,
lingkungan, masyarakat bahkan bangsa.
Hukum Dan Keamanan : Pemakai NAPZA seringkali tidak
dapat mengendalikan diri dan bersikap sesuai dengan
norma-norma umum masyarakat dan hal itu melanggar
hukum yang berlaku di negera Indonesia.
5. Tanya : Sebutkan cara pencegahan penggunaan NAPZA dari diri
sendiri ?
Jawab : cara pencegahan dari diri sendiri meliputi :
Jangan pernah mencoba
Bergaul dengan selektif
Jadi diri sendiri
Melakukan kegiatan yang positif
Pendirian yang teguh
Kenali lingkungan dengan benar
Kenali dengan benar informasi tentang Napza
Mendekatkan diri dengan Tuhan

G. Lampiran
NAPZA (Narkoba)
A. Pengertian
Napza merupakan singkatan narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya yang bekerja pada pusat penghayatan kenikmatan otak
sebagaimana kenikmatan sensasi, makan, dan stimulasi seksual. Karena
itu bagi yang sudah menghayatinya selalu muncul dorongan kuat untuk
menggunakan napza guna memperoleh kenikmatan lahir batin atau
eforia. Semakin kuat napza mempengaruhan pusat-pusat penghayatan
maka semakin kuat pula potensi ketergantungan yang akan ditimbulkan.
( www.Bali Post.co.id, Nizar R. 2002 ).
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika,
dan Zat Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba
(Narkotika,

Psikotropika

dan

Bahan-bahan

berbahaya

lainnya)

(www.bkkbn.go.id ).
NARKOTIKA: zat-zat alamiah maupun buatan (sintetik) dari
bahan candu/kokaina atau turunannya dan padanannya - digunakan
secara medis atau disalahgunakan yang mempunyai efek psikoaktif.
PSIKOTROPIKA: adalah zat-zat dalam berbagai bentuk pil dan
obat yang mempengaruhi kesadaran karena sasaran obat tersebut adalah
pusat-pusat tertentu di sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang). Psikotropik meliputi : Ecxtacy, shabu-shabu, LSD, obat
penenang/ tidur, obat anti depresi dan anti psikosis.

ZAT ADIKTIF lainnya yaitu zat-zat yang mengakibatkan


ketergantungan (aseton, thinner cat, lem). Zat-zat tersebut sangat
berbahaya karena bisa mematikan sel-sel otak. Zat adiktif juga termasuk
nikotin (tembakau) dan kafein (kopi).
NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam
tubuh manusia, baik secara oral (melalui mulut), dihirup (melalui
hidung) maupun intravena (melalui jarum suntik) sehingga dapat
mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang.
Penggunaan NAPZA berlanjut akan mengakibatkan ketergantungan
secara fisik dan/ atau psikologis serta kerusakan pada sistem syaraf dan
organ-organ otonom. NAPZA terdiri atas bahan-bahan yang bersifat
alamiah (natural) maupun yang sintetik (buatan). Bahan alamiah terdiri
atas tumbuhan dan tanaman, sedangkan yang buatan berasal dari bahanbahan kimiawi.
B. Berbagai Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA
Pada setiap kasus, ada berbagai penyebab yang khas mengapa
seseorang menyalahgunakan NAPZA dan ketergantungan. Artinya,
mengapa seseorang akhirnya terjebak dalam perilaku ini merupakan
sesuatu yang unik dan tidak dapat disamakan begitu saja dengan kasus
lainnya. Beberapa faktor yang berperan pada penyalahgunaan NAPZA
adalah :

Faktor Keluarga
Faktor orangtua atau keluarga yang ikut menjadi pencetus
remaja menjadi penyalahgunaan napza adalah orangtua yang:
Kurang komunikatif dengan anak dan terlalu menuruti kemauan
anak (permisif). Terlalu sibuk dan kurang memberi perhatian
pada anak, Tidak sepaham dalam mendidik anak. Keluarga yang
memiliki

sejarah

(termasuk

orangtua)

mengalami

ke-

tergantungan NAPZA. Keluarga dengan manajemen keluarga

yang kacau, yang terlihat dari pelaksanaan aturan yang tidak


konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu.
Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada
upaya penyelesaian yang memuaskan semua pihak yang
berkonflik. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan
anak, ibu dan anak, maupun antar-saudara.
Keluarga dengan orangtua yang otoriter. Di sini peran
orangtua sangat dominan, dengan anak yang hanya sekadar
harus menuruti apa kata orang tua dengan alasan sopan santun,
adat istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu
sendiri

tanpa

diberi

kesempatan

untuk

berdialog

dan

menyatakan ketidaksetujuannya.
Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut
anggotanya mencapai kesempurnaan dengan standar tinggi yang
harus dicapai dalam banyak hal.
Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi
kecemasan dengan alasan yang kurang kuat, mudah cemas dan
curiga, dan sering berlebihan dalam menanggapi sesuatu.

Faktor Kepribadian
Kepribadian penyalahguna NAPZA juga turut berperan
dalam perilaku ini. Pada remaja, biasanya penyalahguna
NAPZA memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri yang
rendah. Perkembangan emosi yang terhambat, dengan ditandai
oleh ketidak mampuan mengekspresikan emosinya secara wajar,
mudah cemas, pasif agresif dan cenderung depresi, juga turut
mempengaruhi.
Selain

itu,

kemampuan

remaja

untuk

memecahkan

masalahnya secara adekuat berpengaruh terhadap bagaimana ia


mudah mencari pemecahan masalah dengan melarikan diri. Hal
ini juga berkaitan dengan mudahnya ia menyalahkan lingkungan
dan lebih melihat faktor- faktor di luar dirinya yang menentukan

segala sesuatu. Dalam hal ini, kepribadian yang dependen dan


tidak mandiri memainkan peranan penting dalam memandang
NAPZA sebagai satu-satunya

pemecahan

masalah

yang

dihadapi.
Sangat wajar bila dalam usianya remaja membutuhkan
pengakuan dari lingkungan sebagai bagian pencarian identitas
diri. Namun bila ia memiliki kepribadian yang tidak mandiri dan
menganggap segala sesuatunya harus diperoleh dari lingkungan,
akan sangat memudahkan kelompok teman sebaya untuk
mempengaruhinya

menyalahgunakan

NAPZA.

Di

sinilah

sebenarnya peran keluarga dalam meningkatkan harga diri dan


kemandirian pada anak remajanya.

Faktor Kelompok
Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan
kelompok, yaitu cara teman-teman atau orang-orang seumur
untuk mempengaruhi seseorang agar berperilaku seperti
kelompok itu. Tekanan kelompok dialami oleh semua orang
bukan hanya remaja, karena pada kenyataannya semua orang
ingin disukai dan tidak ada yang mau dikucilkan.
Kegagalan untuk memenuhi tekanan dari kelompok teman
sebaya, seperti berinteraksi dengan kelompok teman yang lebih
populer, mencapai prestasi dalam bidang olah raga, sosial dan
akademik, dapat menyebabkan frustrasi dan mencari kelompok
lain yang dapat menerimanya. Sebaliknya, keberhasilan dari
kelompok teman sebaya yang memiliki perilaku dan norma yang
mendukung penyalahgunaan NAPZA dapat muncul.

Faktor Kesempatan
Ketersediaan NAPZA dan kemudahan memperolehnya juga
dapat dikatakan sebagai pemicu. Indonesia yang sudah menjadi
tujuan pasar narkotika internasional, menyebabkan zat-zat ini

dengan mudah diperoleh. Bahkan beberapa media massa


mendapat informasi bahwa para penjual narkotika menjual
barang dagangannya di sekolah-sekolah, termasuk sampai di
SD. Penegakan hukum yang belum sepenuhnya berhasil
tentunya dengan berbagai kendalanya juga turut menyuburkan
usaha penjualan NAPZA di Indonesia.

Faktor lingkungan
Lingkungan masyarakat yang banyak berperan dalam
menentukan

karakteristik

seseorang,

sifat

serta

perilaku

seseorang akan sangat berpengaruh terhadap penyalah gunaan


obat tersebut karena kondisi lingkungan yang kurang aktif
dalam upaya pemberantasan peredaran obat- obatan tersebut
atau sikap tak acuh seolah membiarkan penyalahgunaan napza.

C. Tanda dan gejala ketergantungan obat


Tanda-tanda umum untuk mengenali apakah anak sudah mulai
terlibat dalam penyalahgunaan NAPZA:
1. Prestasi anak menurun tajam
2. Kebiasaan berpakaian yang berubah drastis, dari yang rapih
menjadi buruk
3. Perubahan tingkah laku yang tidak seperti biasanya/semestinya
4. Anak tidak memperhatikan kebersihan diri sendiri
5. Mendadak menjadi pendiam dan sering menyendiri dikamar serta
cenderung apatis
6. Tidak menuruti lagi disiplin rumah
7. Mata sering merah dan nafsu makan berubah
8. Berat badan menurun
9. Gampang tersinggung
10. Anda sering mencium bau aneh dikamarnya

11. Mulai ada insiden-insiden pencurian di rumah atau di sekolah


yang dilaporkan
D. Bahaya Penggunaan NAPZA.
Semua jenis obat dan zat dapat membahayakan tubuh bila
digunakan tidak sesuai dengan aturan pemakaiannya. Efek obat akan
sangat tergantung pada berbagai faktor yang saling berinteraksi.
Seberapa besar efeknya bagi tubuh tergantung pada jenis obat yang
digunakan, berapa banyak dan sering digunakan, bagaimana cara
menggunakan obat itu, dan apakah digunakan bersama obat lain. Efek
obat terhadap tubuh manusia juga tergantung dari berbagai faktor
psikologis seperti kepribadian, harapan atau perasaan saat memakai,
dan faktor biologis seperti berat badan, kecenderungan alergi, dll.
Secara fisiologis organ tubuh yang paling banyak dipengaruhi adalah
sistem syaraf pusat (SSP) , termasuk otak dan sumsum belakang organorgan otonom seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan pancaindera.
Kerusakan pada organ-organ tubuh itu menghilangkan dan merusak
fungsi-fungsi tubuh pemakai sebagai manusia normal, sehingga
selanjutnya

pemakai

tidak

dapat

lagi

hidup

normal.

NAPZA membahayakan hidup pemakai sendiri maupun orang lain.


Bagi pemakai, selain tidak dapat hidup normal, ia juga bisa menghadapi
kematian karena overdosis atau penyakit lain. Para pemakai NAPZA
biasanya juga menjadi beban bagi orang-orang lain di sekitarnya mulai
dari keluarganya sendiri sampai masyarakat luas.
Orang yang menyalahgunakan NAPZA disebut pengguna obat
biasanya tidak dapat hidup normal. Penyalahgunaan obat menciptakan
ketergantungan fisik maupun psikologis pada tingkat yang berbedabeda. Ketergantungan atau kecanduan menyebabkan pengguna tidak
dapat hidup tanpa obat. Ketergantungan dimulai ketika orang dengan
sadar memilih untuk menyalahgunakan obat. Ketergantungan bukan
hanya

berarti

memakai

obat

secara

berlebih.

Ketergantungan

disebabkan efek obat pada kerja dan metabolisme otak yang merubah
penyalahgunaan menjadi ketergantungan akan obat dan sebuah penyakit
kronis.
Ketergantungan fisik menyebabkan timbulnya rasa sakit luar
biasa bila ada usaha untuk mengurangi pemakaiannya atau bila
pemakaian

akan

dihentikan.

Ketergantungan

secara

psikologis

menimbulkan tingkah laku yang kompulsif (berkeras, ngotot) untuk


memperoleh obat-obatan tersebut Ketergantungan ini menyebabkan
perilaku orang tersebut menjadi aneh dan kadang-kadang tak terkendali.
Keadaan ini semakin buruk manakala tubuh sang pemakai
menjadi kebal, sehingga kebutuhan tubuh akan zat yang biasa
dipakainya tersebut meningkat untuk dapat sampai pada efek yang sama
"tingginya" (disebut toleransi). Dosis yang tinggi dan pemakaian yang
sering diperlukan untuk menenangkan keinginan yang besar. Semakin
tinggi

dosis

dan

semakin

sering

pemakaian,

semakin

besar

kemungkinan pemakai mengalami over dosis (takaran melebihi


kemampuan tubuh menerimanya) yang menyebabkan kematian.
Penyalahgunaan NAPZA menimbulkan berbagai perasaan enak,
nikmat, senang, bahagia, tenang dan nyaman pada pemakainya. Tetapi
perasaan positif ini hanya berlangsung sementara, yaitu selama zat
bereaksi dalam tubuh. Begitu efek NAPZA habis, yang terjadi adalah
justru rasa sakit dan tidak nyaman sehingga pemakai merasa perlu
menggunakannnya lagi. Hal ini terus berulang sampai pemakai menjadi
tergantung. Ketergantungan pada NAPZA inilah yang mengakibatkan
berbagai dampak negatif dan berbahaya, baik secara fisik, psikologis
maupun sosial.
a.

Fisik : Kerusakan sistim syaraf pusat yaitu otak dan


sum-sum tulang belakang, organ-organ otonom (jantung, paru,
hati, ginjal) dan pancaindera.

b.

Psikologis atau kejiwaan : Perasaan tertekan bila


tidak memakai obat tersebut, percobaan bunuh diri karena tidak

dapat mendapatkan obat yang dibutuhkan, melakukan tindak


kekerasan.
c.

Sosial dan Ekonomi : Merugikan keluarga, sekolah,


lingkungan, masyarakat bahkan bangsa.

d.

Hukum Dan Keamanan : Pemakai NAPZA seringkali


tidak dapat mengendalikan diri dan bersikap sesuai dengan
norma-norma umum masyarakat dan hal itu melanggar hukum
yang berlaku di negera Indonesia.

e.

Lingkungan : pengguna NAPZA akan cenderung


berperilaku tidak sesuai dengan norma dalam masyarakat.

Akibat yang Lain Dari Penyalahgunaan Narkoba


Penyakit AIDS
Hepatitis
Over dosis
Putus sekolah
Gangguan Jiwa
E. Cara Pencegahan Penggunaan NAPZA
Penyembuhan ketergantungan Napza di bagi menjadi tiga bagian
yaitu pencegahan, terapi (pengobatan) dan rehabilitasi. Terapi di bagi
menjadi dua tahapan, detoksifikasi (membersihkan Napza dari tubuh )
dan pasca detoksifikasi (pemantapan ), yang dalam pengobatannya
bermaksud bukan hanya fisik pasien yang disembuhkan tetapi juga
kejiwaan, sosial dan keimanannya.
1. Peranan Diri Sendiri

Jangan pernah mencoba NAPZA

Mendekatkan diri dengan Tuhan

Bergaul dengan selektif

Jadi diri sendiri

Melakukan kegiatan yang positif

Kenali lingkungan dengan benar

Kenali dengan benar informasi tentang Napza

Ingatlah Masa Depan

2. Peranan Orang Tua

Menciptakan keluarga yang harmonis

Menanamkan rasa tanggung jawab dan percaya diri

Menciptakan komunikasi secara terbuka dan harmonis

Menyalurkan hobi dan bakatnya secara positif

Memperlakukan anak secara adil

3. Peranan Masyarakat

Gerakan kampanye anti Napza

Bekerjasama dengan orang yang berpengaruh

4. Peranan Pemerintah

UU tentang Narkotika dan Psikotropika

Pembentukan LSM

Pembentukan Tempat Rehabilitasi

Meskipun kita harus bergaul dengan sesama teman tanpa


memilih-milih, namun kita harus tetap menjaga agar pergaulan
tidak merugikan dan membahayakan diri kita. Sedekat apapun
hubungan pertemanan kita, kita harus selalu berani menolak
ajakan yang :

Tidak bermanfaat (misalnya nongkrong sambil


mengisap ganja sampai malam).

Jelas merugikan atau melanggar aturan (misalnya


permintaan untuk menjualkan obat/NAPZA).

Menakutkan atau mencurigakan (misalnya menemui


bandar NAPZA).

Menolak ajakan teman tidak perlu dilakukan dengan


kasar atau marah, tetapi dapat dilakukan dengan halus dan
sopan tetapi harus tegas, dan dengan alasan yang masuk
akal. Dengan cara yang baik tetapi tegas, teman yang
mengajak dapat mengerti dan berhenti merayu atau
memaksa kita. Carilah alasan yang tepat untuk menolak
seperti : "terima kasih, tapi saya tidak mau karena saya
tidak suka nongkrong", "terima kasih, tapi saya tidak mau
terlibat dalam kegiatan yang merugikan saya", "saya
tidak mau karena saya harus mengerjakan hal penting di
rumah".

Bentengi dirimu dengan iman dan mendekatkan diri


kepada Tuhan. Karena dirimu sungguh berarti. Masa
depan yang cerah menantimu selalu. Say No To Drug.

Anda mungkin juga menyukai