Disusun Oleh :
Prana Mahisa
: 21030113120008
: 2 1030113120018
Susilowati
: 21030113120031
Shelma Karami
: 21030113140127
: 21030113130113
BAB I
PENDAHULUAN
kapasitas produksi 110.000 ton per tahun. Pertumbuhan industry hilir yang
menggunakan etil benzena sebagai bahan baku menunjukkan permintaan akan
etil benzena semakin meningkat dari tahun ke tahun sehingga pendirian pabrik
etil benzene ini perlu didukung dan dipercepat agar kapasitas produksi dan
kapasitas konsumsi dapat berjalan secara bahkan kalau perlu dapat melakukan
ekspor.
Etil benzene sering disebut peniletana atau etil benzoate dengan rumus
molekul C6H5C2H5 adalah salah satu senyawa kimia berupa cairan tidak
berwarna, berbau khas dan mudah mengiritasi kulit dengan titik didih 13oC
yang mempunyai peranan penting dalam industry kimia seperti dalam stiren
monomer, etil antraquinon, asam benzoate, dan industry pembuatan cat.
Adapun ketiga jenis produk tersebut masing masing styrene
monomer untuk bahan baku pembuatan polystyrene, styrene butadiene rubber
(SBR),unsaturated polyester resin (UPR), dan styrene acrilonitril polimer
(SAP). Sedangkan etil antraquinon digunakan untuk bahan baku pemutih dan
pelumas. Kemudian benzoate digunakan untuk bahan baku pembuatan
parfum, phenol dan barang barang dari plastic.
Konsumsi etil benzene yang potensial adalah untuk bahan baku
industry styrene monomer. Sedikitnya 90% produk etil benzene digunakan
untuk industry tersebut. Sehingga kebutuhan etil benzene berkaitan langsung
dengan kebutuhan styrene monomer.
Bahan baku pembuat etil benzene adalah benzene yang mengalami
proses alkilasi dengan menggunakan etilen, AlCl3 , atau BF3 dipakai sebagai
katalisator, sedangkan senyawa dari klorida, biasanyadari HCl atau HF dapat
digunakan sebagai promoter reaksi.
I.2. Spesifikasi Bahan Baku
a. Benzena
: Cairan
Warna
: Tidak berwarna
Bau
: Khas
: 0,8737
: 80,100 C
Kemurnian, min
: 99 % (mol)
Impuritas, maks
: Toluen 1 % (mol)
b. Etilen (Etena)
: Cairan
Warna
: Tidak berwarna
Bau
: Khas
: 20,270
: -103,71 C
Kemurnian, min
: 99,5 % (mol)
Impuritas, maks
: Zeolit
Bentuk
: Spherical
Diameter, mm
:3
: 990
Porositas
: 0,34
Umur, tahun
:2
: Cairan
Warna
: Tidak berwarna
Bau
: Khas
: 0,8626
Kemurnian, min
: 99,90 % (berat)
Impuritas, maks
BAB II
RANCANGAN PROSES
II. 1. Macam Macam Proses Pembuatan Etilbenzena
a. Proses Pembuatan Etilbenzena dengan Fase Cair
Proses pembuatan Etilbenzena fase cair telah dikembangkan oleh
perusahaan-perusahaan Badger Company, Dow Chemical, BASF, Shell
Chemical, Monsanto, Societe Chimique Des Cahrbonnages,Cosden Oil
and Gas Company, and Union Carbide. Union Carbide beroperasi pada
tekanan diatas 125 psig dan temperature 80 sampai 1300C. Tetapi proses
Monsanto merupakan proses yang paling komersial dan paling modern.
Katalis yang digunakan dapat berupa AlCl3, Etilchloride atau HCl. Tetapi
yang paling umum digunakan adalah AlCl3, pada suhu 40 sampai 1000C.
Alkilasi benzena dengan katalis AlCl3 merupakan reaksi eksotermis ( H =
-114 kJ/mol ) dan berlangsung sangat cepat. Katalis promoter yang berupa
Etilchloride atau HCl akan dapat mengurangi konsumsi AlCl3.
Reaksi yang terjadi pada proses fase cair menurut Kirk Othmer (1981)
sebagai berikut :
C6H6 + C2H4C6H5CH2CH3
Pada proses Monsanto yang telah dikembangkan menggunakan dua
reaktor. Pada reaktor pertama terjadi reaksi alkilasi antara benzena dengan
Etilen pada tekanan lebih rendah dibandingkan pada proses fase gas, yaitu
70-150 psig dan temperature 300-3500F. Perbandingan mol benzena dan
Etilen dalam reaktor adalah 3:1 sampai 5:1. Perbandingan AlCl3 dan C2H4
adalah 0,001-0,0025 : 1. (Speight, James G. 2002) Pada reaktor
transalkilasi terjadi reaksi antara benzena sisa dan polyEtillbenzena yang
direcycle. Produk keluar reaktor transalkilasi selanjutnya dikirim ke
neutralizer untuk menghilangkan HCl dan katalis yang terdapat didalam
produk reaktor. Setelah produk yang keluar bebas dari impuritas, produk
dipisahkan dengan tiga menara distilasi. Pada kolom pertama benzena di
recycle untuk dikembalikan ke reaktor alkilasi. Pada kolom kedua
menghasilkan produk Etilbenzena. Produk atas dari kolom ketiga adalah
reaktor
biasanya
menggunakan
rasio
molar
antara
bawah
dimasukkan
ke
benzenacolumn
untuk
sebagai
hasil
bawah.PoliEtilbenzena
selanjutnya
mencemari
lingkungan
karena
silica-alumina
inert
di
lingkungan.
Reaksi yang terjadi pada proses Mobil Badger adalah sebagai
berikut :
C6H6 + C2H4C6H5CH2CH3
C6H5CH2CH3 + C2H4C6H4(C2H5)2
c. Proses Lumnus/UOP/Unical
Proses ini merupakan proses baru yang dikembangkan oleh
Lumnus/Unical/UOP dan merupakan modifikasi dari proses AlCl3. Proses
ini tidak memerlukan sistem recovery katalis yang sangat aman bagi
lingkungan. Proses alkilasi berlangsung pada reaktor dengan suhu100
200oC dan tekanan 35 atm. Umur katalis yang digunakan dapat mencapai
12 24 bulan. Produk yang dihasilkan mempunyai kemurnian yang cukup
tinggi yaitu 99,2% dan merupakan bahan baku yang sangat baik untuk
produksi styrene.
d. Proses CD Tech
Proses ini adalah yang paling baru, CD Tech dikembangkan oleh
Chemical Research and Licensing Company. Proses Alkilasi dan
transalkilasi berlangsung pada reactor fixed bed dengan kondisi reactor 50
30 oC dan tekanan 0,5 50 atm. Produk dari proses ini mempunyai
kemurnian yang tinggi (99.9)%, merupakan bahan baku yang sangat baik
untuk pabrik Styrene. Yield yang didapatkan 99,5 %.
II.2. Reaksi Pada Etilbenzena
a. Reaksi Hidrogenasi
10
Meskipun benzena dan alkana tidak cukup reaktif terhadap oksidator yang
umum seperti KMnO4, K2Cr2O7, dll, tetapi cincin benzena membuat rantai sisi
alifatik cukup reaktif terhadap oksidasi.Rantai sisi teroksidasi ke ring, dengan
hanya gugus karboksil (COOH) yang tersisa untuk menunjukkan posisi rantai
samping asli.
c. Reaksi dengan Bromin
11
yang dipilih adalah proses Mobil Badger yang menghasilkan konversi antara
85% - 90%. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Reaksi utama : C2H4 + C6H6
C6H5C2H5
C6H4(C2H5)2
2 C6H5C2H5
benzena sehingga
CH3CH2+ + ZeolO
C6H5C2H5 + ZeolOH+
(Narwastu : 2010)
Hf C2H4(g)
= 52,283 kJ/gmol
Hf C6H6(g)
= 82,927 kJ/gmol
12
Sifat reaksi yang reversible atau irreversible dapat dikethui dari harga
konstanta keseimbangan
Pada 298K, Gf C2H4(g)
= 68,125 kJ/gmol
Gf C6H6(g)
= 129,451 kJ/gmol
Gf C6H5C2H5(g)
= 130,577 kJ/gmol
= e-G/RT
= e-(-16.063/1,987x298)
= 6,045 . 1011
)
(Levenspiel :
1957)
Menentukan Konversi
(
2.53971
13
Menentukan Konversi
7.20862
Menentukan Konversi
4.73742
Menentukan Konversi
(
12144680.25
14
)
0.999999918
Menentukan Konversi
)
0.999953196
21364.50606
Menentukan Konversi
0.99679833
311.3369768
Menentukan Konversi
(
15.18700107
15
0.938222034
Menentukan Konversi
0.611854178
1.576351315
Menentukan Konversi
0.213021453
)
0.270682669
Menentukan Konversi
(
)
0.066115974
16
0.062015743
Menentukan Konversi
0.020440149
)
0.020866667
Menentukan Konversi
(
)
0.007981331
Konversi (%)
100
100
200
100
300
100
400
99.9999918
17
0.007918134
500
99.9953196
600
99.679833
700
93.8222034
800
61.1854178
900
21.3021453
1000
6.2015743
1100
2.0440149
1200
0.7918134
Tinjauan Termodinamika
1.2
1
konversi
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
Suhu (K)
18
- Katalis
Adanya katalis di dalam reaksi maka akan menurunkan energy aktifasi.
Dengan turunnya harga energi aktifasi (Ea) maka harga k (konstanta
kecepatan reaksi) akan naik sehingga reaksi bertambah cepat dan untuk
mengarahkan reaksi terbentuknya etil benzena.
(Levenspiel : 1957)
k = A e Ea/RT
k = 5160,7724
(Levenspiel : 1957)
Pada Suhu 100 K
Menentukan Konstanta Kecepatan Reaksi (k)
Penentuan Konversi
k = 5160,7724
k = 5160,7724
k = 7.88079
7.88079
19
Penentuan Konversi
k = 5160,7724
k = 5160,7724
k = 0.000637738
0.000637331
Penentuan Konversi
k = 5160,7724
k = 5160,7724
k = 0.128036257
0.113503672
Penentuan Konversi
k = 5160,7724
k = 5160,7724
k = 1.814171768
0.644655663
20
Penentuan Konversi
k = 5160,7724
k = 5160,7724
k = 8.901960535
0.899009898
Penentuan Konversi
k = 5160,7724
k = 5160,7724
k = 25.70536874
0.962554346
Penentuan Konversi
k = 5160,7724
k = 5160,7724
k = 54.8251308
0.982086921
21
Penentuan Konversi
k = 5160,7724
k = 5160,7724
k = 96.76015496
0.989770884
Penentuan Konversi
k = 5160,7724
k = 5160,7724
k = 150.517661
0.993400109
Pada Suhu 1000 K
Menentukan Konstanta Kecepatan Reaksi (k)
Penentuan Konversi
k = 5160,7724
k = 5160,7724
k = 214.3384992
0.995356149
Penentuan Konversi
k = 5160,7724
k = 5160,7724
k = 286.2210071
0.996518361
22
Penentuan Konversi
k = 5160,7724
k = 5160,7724
k = 364.2245977
0.997261959
Konversi (%)
7.88079
0.0637331
11.3503672
64.4655663
89.9009898
96.2554346
98.2086921
98.9770884
99.3400109
99.5356149
99.6518361
99.7261959
Tinjauan Kinetika
1.2
1
konversi
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0
200
400
600
800
Suhu (K)
23
1000
1200
1400
konversi Vs Suhu
1.2
1
tinjauan
termodina
mika
konversi
0.8
0.6
0.4
tinjauan
kinetika
0.2
0
0
200
400
600
-0.2
800
1000
1200
1400
Suhu (K)
Persen error
Suhu teoritis : 623 643 K 633 K
Suhu Praktis : 630 650 K 640 K
Pada perhitungan tinjauan kinetika, didapatkan konversi yang lebih besar daripada
konversi teoritis yang diperoleh dari referensi.
II. 6. Kondisi Operasi
24
Proses alkilasi benzena menjadi etil benzena dilakukan pada fase gas dengan
tekanan 4 atm dan suhu reaksi dijaga pada 350-370 oC atau sekitar 623K 643K.
dengan pertimbangan bahwa semakin tinggi temperatur akan menyebabkan
kecepatan reaksi bertambah cepat, namun pada temperature lebih besar akan
meningkatkan terjadinya reaksi samping.
Dengan melihat kondisi operasi tersebut maka dipilih jenis reaktor fixed bed
multi tube yang dilengkapi dengan pendingin untuk pencegah kenaikan
temperature yang terlalu tinggi dan untuk menekan terjadinya reaksi samping.
Sedangkan proses transalkilasi dijalankan pada fase cair dengan suhu 170225.3 oC atau 443 K 498,3 K dan tekanan 23 atm. Alasan pemilihan kondisi
operasi ini adalah didasrkan pada pertimbangan bahwa pada suhu rendah akan
mencegah terjadinya reaksi samping. Melihat kondisi operasi yang terjadi dalam
reaktor, maka digunakan reaktor jenis fixed bed single bed untuk menjalankan
reaksi di atas.
(Narwastu : 2010)
II. 7. Diagram Alir
.
25
26
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan
1. Etil benzena dimanfaatkan dalam industrimonomer stirena, dimana
selanjutnya stirena monomer digunakan sebagai bahan baku pembuatan
plastik
(polistirena),
dimanfaatkan
bahan
pewarna
dan
deterjen,
27
DAFTAR PUSTAKA
28