OLEH:
DHEA VIVIN. K
(F05112088)
Kelompok 6
ABSTRAK
Penyusun tumbuhan selain akar dan batang terdapat pula daun. Pada
praktikum kali ini ialah tentang jaringan pada daun monokotil dan dikotil, yang
bertujuan untuk mempelajari sistem dan jenis-jenis jaringan daun, tipe daun
monokotil dan dikotil, posisi dari berbagai jaringan daun, serta membandingkan
struktur anatomi daun monokotil dan dikotil. Metode yang dilakukan adalah
dengan melakukan pengamatan pada preparat awetan dan preparat segar daun.
Preparat awetan daun yang diamati yaitu Zea mays (monokotil) dan Ficus elastica
(dikotil), dan preparat segar daun yaitu Caladium sp. (monokotil) dan Eugeina
aquea (dikotil) dengan menggunakan mikroskop. Dari hasil pengamatan, terlihat
struktur anatomi jaringan pada daun terdiri dari epidermis yang terdiri dari
epidermis adaxial (atas) dan abaxial (bawah), mesofil (palisade dan spongy),
stomata, jaringan pembuluh dan berkas pengangkut. Terlihat adanya perbedaan
antara jaringan pada daun monokotil dan dikotil, yaitu jaringan pembuluh pada
monokotil yang terlihat lebih banyak dibanding dikotil. Dan juga jaringan
palisade, pada dikotil terlihat jelas sedangkan monokotil tidak, bahkan tidak ada
jaringan palisade. Serta letak berkas pengangkutnya, pada daun tumbuhan
monokotil letak berkas pengangkutnya tersebar dan tidak beraturan, sedangkan
pada tumbuhan dikotil letak berkas pengangkutnya teratur.
Kata kunci : Jaringan daun monokotil, jaringan daun dikotil, Epidermis, Stomata,
Jaringan Mesofil (Palisade dan Spongy ) dan Jaringan pembuluh.
PENDAHULUAN
Tumbuhan pada umumnya terbagi menjadi dua tipe tumbuhan, yaitu
monokotil dan dikotil. Telah kita ketahui bahwa terdapat perbedaan tipe biji dari
kedua jenis tumbuhan tersebut. Pada pertemuan sebelumnya kita telah membahas
perbedaan struktur jaringan pada akar dan batang monokotil dan dikotil. Maka
bagaimana dengan struktur jaringan pada daunnya, tipe daun, posisi dari berbagai
jaringan daun, dan struktur anatomi daun monokotil dan dikotil ? Dan juga apakah
ada perbedaan dan bagaimana letaknya ? Hal tersebutlah yang melatar belakangi
praktikum kali ini.Pada praktikum kali ini ialah tentang jaringan pada daun
monokotil dan dikotil, yang bertujuan untuk mempelajari sistem dan jenis-jenis
jaringan daun, tipe daun monokotil dan dikotil, posisi dari berbagai jaringan daun,
serta membandingkan struktur anatomi daun monokotil dan dikotil. Dengan
sekitar 275.000 spesies yang telah diketahui, sejauh ini angiosperma merupakan
kelompok tumbuhan yang paling beraneka ragam dan paling luas. Para ahli
membagi angiosperma menjadi dua kelas: monokotil, dinamai demikian karena
kotiledonnya (keping atau daun biji) hanya ada satu dan dikotil, yang memiliki
dua kotiledon (Campbell, 2003).
Plants are conventionally, divided into two major classes: Dicotyledons
(Magnoliopsida) and Monocotyledons (Liliopsida). This separation into two
classes is commonly taken for granted, because it is patently obvious, but
botanists have not always recognized these as the two fundamental groups of
angiosperms (Barabe & Brouillet, 1982).
Monokotil adalah lebih kecil dari dua kelompok, memiliki sekitar 60.000
spesies. Ini termasuk rumput, bunga lili, iris, anggrek, palem, aroids, sedges dan
banyak gulma kolam. Struktur monokotil memiliki kesamaan termasuk vena
paralel, ikatan pembuluh tersebar, tidak adanya kayu pertumbuhan sekunder dan
bagian bunga dalam kelipatan tiga. Para dikotil terdiri sekitar 190.000 spesies
yang mencakup hampir semua akrab pohon non-konifera dan semak-semak dan
hampir semua bumbu tahunan termasuk rumput. Dikotil juga merupakan bentuk
singkat berasal dari dicotyledon kata mengacu pada daun dua benih hadir setelah
perkecambahan. Vena dikotil biasanya netlike, ada cincin vaskular tunggal terus
Pada tumbuhan dikotil, daun terdiri atas tangkai (petiola) dan helai daun
(lamina), sedangkan daun monokotil tidak bertangkai, langsung melekat pada
batang. Jaringan penyusun daun meliputi epidermis, mesofil (parenkim), dan
berkas pembuluh (Campbell, 2003).
Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat
stomata atau trikoma. Sisitem jaringan dasar pada monokotil dan dikotil dapat
dibedakan. Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan
atas jaringan pagar dan bunga karang, tidak demikian halnya pada monokotil
khususnya famili Graminae. Sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem
yang terdapat pada tulang daun (Jauhari, 2007).
Berikut ini dalah jaringan-jaringan yang terdapat pada daun :
a. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis daun dari beberapa tanaman beraneka ragam dalam
jumlah lapisan, tebal, struktur, tebal stomata, penampakan dan susunan trikoma
dan adanya sel yang khusus. Dalam struktur daun yang pipih, perbedaan jaringan
epidermis dibuat antara dua permukaan daun; permukaan yang lebih dekat dengan
ruas atanya dan biasa menghadap ke atas, dikenal dengan epidermis atas (adaxial
surface). Dan permukaan yang lain dikenal dengan epidermis bawah (abaxial
surface), berfungsi melindungi jaringan yang terdapat di bawahnya (Darmanti,
2009).
Epidermis
umumnya
terdiri
dari
selapis
sel,
seperti
pada
daun Ficus dan Piper (sirih). Sel-selnya berdinding tebal dan pada bagian yang
menghadap ke luar dilapisi oleh kutikula untuk membatasi penguapan air yang
terlalu besar, kadang-kadang pada daun juga dijumpai lapisan lilin atau rambut.
Pada epidermis terdapat stomata (mulut daun), yaitu celah yang dibatasi oleh sel
penutup. Lapisan epidermis atas berfungsi melindungi bagian dibawahnya.
Stomata berfungsi sebagai tempat keluar masuknya udara dan dengan
menghubungkan ruang-ruang antar sel di dalam jaringan parenkim dengan
atmosfer (Lakitan, 1996).
Jaringan epidermis berfungsi melindungi jaringan di bagian dalam daun
dari kekeringan, pathogen serangga herbivore, dan sebagainya (Permana, dkk,
2004).
Selain itu, Epidermis berfungsi untuk pengambilan nutrisi dari dalam air
dan untuk pertukaran gas. Pada banyak tumbuhan air, epidermis berklorofil,
kutikula tipis, stomata umumnya tidak ada. Pada tumbuhan air yang terapung
letak stomata pada permukaan atas. Daun yang terendam air termodifikasi
menjadi bentuk silindris untuk meminimalkan arus air yang melewati daun
mencegah koyaknya daun (Hidayat, 1995).
b.
jaringan spons yang berbentuk membulat. Pada jaringan ini terdapat ruang antar
sel sama halnya dengan tumbuhan dikotil, jaringan spons pada tumbuhan
monokotil di dalamnya terdapat pembuluh pengangkut. Cirri khas jaringan spons
yaitu adanya lekukan-lekukan yang menjadi penghubung antar sel (Syarif, 2009).
Jaringan spons pada tumbuhan dikotil merupakan jaringan yang di
dalamnya terdapat pembuluh pengangkut. Pada jaringan ini terdapat kloroplas,
namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan kloroplas dalam parenkim
palisade (Fahn, 1982).
c.
Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh terletak pada ibu tulang daun, tulang-tulang cabang dan
urat-urat daun yang terlihat menonjol pada permukaan bawah daun. Jaringan
pembuluh pada daun merupakan kelanjutan dari jaringan pembuluh pada batang.
Ada dua jenis pembuluh yaitu pembuluh kayu (xylem) yang berperan untuk
mengangkut air dan mineral yang diserap akar dari tanah menuju daun dan
pembuluh tapis (floem) yang berperan untuk mengangkut hasil fotosintesis ke
seluruh bagian tumbuhan. Pada tumbuhan dikotil, terdapat kambium yang
membatasi pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Tapi pada tumbuhan monokotil,
tidak terdapat kambium yang membatasi pembuluh kayu dan pembuluh tapis.
Akibat adanya kambium, memungkinkan batang tumbuhan dikotil bertambah
lebar dan terbentuknya lingkaran tahun pada batang. Pada penampang melintang
daun, berkas pengangkut ini terdiri atas satu ikatan pembuluh, yang xilemnya
terletak menghadap ke permukaan atas daun dan floemnya ke permukaan bawah
daun. Pada anak tulang daun dapat lebih sederhana dan kadang-kadang tidak
sempurna, terdiri atas xilem dan floem saja (Campbell, 2003).
Berdasarkan susunan mesofilnya ada beberapa tipe daun, yaitu :
dorsiventral, palisade parenkim di bagian sisi atas saja; isolateral/ isobilateral/
unifasial palisade prenkim terdapat pada kedua sisi, sisi atas dan sisi bawah;
sentries, pada penampang lintang daun membentuk membulat, parenkim terdapat
pada tepi daun, misal daun Pinus merkusii (Supardi dan Pudjoarianto, 1993).
Pada daun monokotil yang hidrofit, menunjukkan struktur yang seperti
dikotil, terutama dengan banyaknya ruang-ruang udara. Pada Butomaceae hamper
80% volume ditempati oleh ruang udara. Pada Lilium, pada bagian dorsiventral
dijumpai adanya jaringan tiang. Kebanyakan tumbuhan dikotil herba, mesofilnya
relatif tidak berdiferensiasi. Misalnya jaringan tiang tidak ada, atau kurang
berkembang, ruang interseluler besar, daun tipis, epidermis dengan kutikula tipis,
dan stomata menonjol. Pada tumbuhan semak dan berkayu, daun terdiferensiasi
menjadi jaringan tiang pada sisi adaksial, daun bertipe mesomorfik dorsiventral,
misalnya pada Vitis, Sylinga, Lingustrum dan Pyrus. Daun Citrus mempunyai
kutikula tebal dengan lapisan lilin. Pada Ficus, di bawah epidermis terdapat selsel yamg tidak mengandung kloroplas, disebut hypodermis, merupakan derivat
epidermis (multiple epidermis). Dijumpai pula adanya sistolit pada epidermis dan
sel getah (latisifer) pada mesofil (Supardi dan Pudjoarianto, 1993).
METODOLOGI
Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 20 Maret 2014 pukul
12.30 WIB 15.00 WIB di Laboratorium Biologi FKIP Untan.
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu mikroskop, silet, kaca
objek dan kaca penutup, sedangkan bahan yang digunakan antara lain preparat
awetan daun dikotil Ficus elastica dan daun monokotil Zea mays, sediaan segar
monokotil yaitu Caladium sp. dan dikotil yaitu Eugeina aquea.
Cara kerjanya yaitu pertama-tama preparat yang telah disiapkan kemudian
diamati dengan menggunakan mikroskop dari perbesaran lemah hingga kuat.
Setelah jaringan daun tampak, digambar dan diberi keterangan dan ditulis bagianbagian dari jaringan tersebut serta tipe daun dan ciri-cirinya. Untuk preparat segar,
masing-masing daun yang telah disiapkan disayat setipis mungkin dan diletakkan
pada gelas objek dan ditetesi dengan akades. Lalu diamati di bawah mikroskop
dari perbesaran lemah hingga kuat. Jaringan daun yang telah ditemukan, digambar
dan diberi keterangan serta ditulis bagian-bagian dari jaringan tersebut serta tipe
daun dan ciri-cirinya.
HASIL PENGAMATAN
PENGAMATAN PREPARAT AWETAN
Objek
Objek
: Zea mays
: Ficus elastica
Perbesaran : 25 X 10
Perbesaran : 25 X 10
Keterangan :
Keterangan :
1. epidermis adaxial
1. epidermis adaxial
2. jaringan mesofil
2. jaringan mesofil
3. jaringan spongy
3. jaringan spongy
4. floem
4. epidermis abaxial
5. xylem
5. floem
6. epidermis abaxial
6. xylem
7. stomata
8. jaringan palisade
Objek
Objek
: Caladium sp.
Perbesaran : 25 X 10
: Eugeina aquea
Perbesaran : 25 X 10
Keterangan :
Keterangan :
1. epidermis adaxial
1. epidermis adaxial
2. epidermis abaxial
2. epidermis abaxial
3. jaringan palisade
3. jaringan palisade
4. jaringan spongy
4. jaringan mesofil
5. floem
5. jaringan spongy
6. xilem
6. floem
7. jaringan mesofil
7. xilem
PEMBAHASAN
Pada praktikum yang berjudul Jaringan pada daun monokotil dan dikotil
ini bertujuan untuk mempelajari sistem dan jenis-jenis jaringan daun, tipe daun
monokotil dan dikotil, posisi dari berbagai jaringan daun, serta membandingkan
struktur anatomi daun monokotil dan dikotil.
Secara anatomi pada irisan melintang daun terlihat beberapa system
jaringan pada daun, yaitu jaringan epidermis, mesofil atau parenkim dan jaringan
pembuluh. Epidermis pada daun pada umumnya terdiri atas selapis sel. Kecuali
pada Ficus sp memiliki epidermis ganda. Jaringan epidermis ini terdiri atas
epidermis atas (epidermis adaksial) dan epidermis bawah (epidermis abaksial).
Pada epidermis atas terdapat kutikula. Kutikula ini berfungsi sebagai mencegah
keringnya jaringan di bawah epidermis dan mellindungi jaringan yang berada
dibawahnya dari gangguan mekanis. Pada epidermis atas tidak terdapat klorofil,
sedangkan pada bagian epidermis bawah terdapat stomata. Selain jaringan
epidermis, di dalam daun juga terdapat jaringan mesofil. Jaringan mesofil ini
terletak di antara epidermis atas dan epidermis bawah. Jaringan mesofil terdiri
dari palisade mesofil (jaringan tiang) dan spongy mesofil (jaringan bunga karang).
Pada palisade mesofil bersel panjang, memiliki ruang interseluler sangat kecil,
bersel rapat dan mengandung banyak klorofil. Sedangkan spongy mesofil bersel
irregular, kurang rapat, mempunyai ruang interseluler yang besar dan banyak selsel spongy yang mengandung klorofil. Pada jaringan pembuluh terdapat pada
tulang-tulang daun atau urat-urat daun. Tipe-tipe berkas pengangkut pada daun
monokotil dan dikotil bervariasi, pada tulang daun yang lebih kecil, berkas
pengangkutnya dapat lebih sederhana dan kadang-kadang berkas pengangkutnya
tidak sempurna (Suradinata, 1998).
Dalam praktikum ini, dilakukan pengamatan terhadap preparat awetan
pada daun tumbuhan monokotil dan dikotil serta pengamatan terhadap preparat
segar daun tumbuhan monokotil dan dikotil. Preparat awetan yang digunakan
adalah Zea mays dan Ficus elastica. Sedangkan untuk pengamatan preparat segar
digunakan daun Caladium sp. dan daun Eugeina aquea.
Pada pengamatan preparat daun Zea mays dengan perbesaran 25 x 10,
bagian-bagian yang terlihat adalah jaringan epidermis (adaxial dan abaxial),
jaringan mesofil, spongy, floem, dan xilem. Pada pengamatan ini tidak ditemukan
jaringan palisade. Hal ini sesuai dengan pendapat (Syarif, 2009) yaitu pada
terdiri dari jaringan tiang (palisade) dan jaringan spon, berkas pengangkut (xilem
dan floem). Daun ini bersifat dorsiventral atau bifasial karena parenkim palisade
berada di satu sisi daun sedangkan sisi yang lain adalah parenkim bunga karang
(Fahn, 1991).
Dari hasil pengamatan, selain pada daun Ficus elastica seharusnya semua
preparat selain jaringan epidermis, jaringan mesofil, dan jaringan pembuluh, juga
dapat terlihat stomata, karena daun monokotil dan dikotil tersebut dilengkapi
dengan stomata. Pada tumbuhan darat, stomata terletak di bawah permukaan daun,
sedangkan pada tumbuhan air terdapat di atas permukaan daun (Lakitan, 1996).
Kesalahan ini mungkin dikarenakan kurang telitinya praktikan dalam mengamati
preparat.
Berdasarkan pengamatan tersebut dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan
antara daun monokotil dan dikotil yaitu pada tumbuhan dikotil sistem jaringan
dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan tiang (parenkim palisade) dan bunga
karang, namun pada tumbuhan monokotil jaringan mesofil tidak berdiferensiasi
menjadi
jaringan
tiang
(jaringan
palisade).
Perbedaan
lainnya
pada
KESIMPULAN
Pada praktikum ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pada daun monokotil
dan dikotil terdapat jaringan epidermis, jaringan mesofil dan jaringan pengangkut
(xilem dan floem). Jaringan epidermis terdapat di bagian atas (epidermis adaxial)
dan bagian bawah (epidermis abaxial).
Terdapat perbedaan antara daun monokotil dan dikotil yaitu pada tumbuhan
dikotil sistem jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan tiang
(parenkim palisade) dan bunga karang, namun pada tumbuhan monokotil jaringan
mesofil tidak berdiferensiasi menjadi jaringan tiang (jaringan palisade). Perbedaan
lainnya pada daun monokotil jaringan pembuluhnya memiliki jumlah yang lebih
banyak dibandingkan pada daun dikotil.
Preparat awetan lebih menunjukkan hasil yang sesuai dengan referensi
dibandingkan pada awetan segar. Hal ini disebabkan pada awetan segar dilakukan
dengan manual dan tanpa tambahan minyak emersi untuk memperjelas hasil
pengamatan, selain itu seringkali preparat yang dibuat diiris kurang tipis sehingga
sulit untuk diamati bagian-bagian jaringannya.
DAFTAR PUSTAKA
Barabe D and L. Brouillet, 1982. Feedback system Classification of angiosperms
Takhtajan. Acta Biotheoretica, 31: 127-141.
2009.
Identifikasi
Anatomi
Daun.
(online)
(http://eprints.undip.ac.id/1999/1/Bioma_darmanti_Juni_2009.pdf).
Diakses tanggal 21 Maret 2014.
Fahn. 1982. Plant Anatomy. Fourth Edition. Oxford: Pergamon Press.
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Febriani, et al. 2013. Jurnal Penelitian Tumbuhan : Volume 3: 81-82.
Frasiandini. 2012. Jurnal Struktur Morfologi dan Anatomi : Volume 1 No 2: 7-8.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB.
Jauhari,
Nurdin.
2007.
Jaringan
Tumbuhan.
2009.
Struktur
dan
Fungsi
Tubuh
Tumbuhan.