Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

HEMORROID

A. Definisi
Hemorroid adalah varises vena eksternal dan atau internal dari kanal anus
yang disebabkan oleh adanya tekanan pada vena anorektal. Hemorroid adalah
pelebaran (dilatasi) vena pada anus maupun rektal (Brunner & Suddart, 2001)
Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena
hemoroidales ( bacon) (Kapita Selekta Kedokteran).
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak
merupakan keadaan patologik ( Buku Ajar Ilmu Bedah)
Hemoroid adalah dilatasi varikosus vena pleksus hemoroidalis inferior
atau superior, akibat peningkatan tekanan vena yang persisten (Kamus
Kedokteran Dorland)
Hemoroid adalah bagian vena yang berdolatasi kanal anal. Hemoroid
dibagi menjadi 2, yaitu hemoroid interna dan eksterna. Hemoroid interna
merupakan varises vena hemoroidalis suparior dan media dan hemoroid eksterna
merupakan varises vena hemoroidalis inferior. Sesuai dengan istilah yang
digunakan, maka hemoroid eksterna timbul disebelah luar otot sfingter ani, dan
hemoroid interna timbul di sebelah dalam sfingter. (Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah).

B. Etiologi
Faktor predisposisi yaitu : Herediter, Anatomi, Makanan, Pekerjaan, Psikis dan
Senilis, konstipasi dan kehamilan.
Faktor presipitasi adalah faktor mekanisme (kelainan sirkulasi parsial dan
peningkatan tekanan intraabdominal), fisiologis dan radang.
Umumnya faktor etiologi tersebut tidak berdiri sendiri ttetapi salling berkaitan.
1.

Penyebab
-

Keturunan atau herediter. Dalam hal ini yang menurun adalah kelemahan
dinding pembuluh darah dan bukan hemorrhoidnya.
|LP Hemorroid By Wiedya / 1

Peningkatan tekanan intra abdomen, pada orang yang pekerjaannya


banyak berdiri atau duduk dimana gaya gravitasi akan mempengaruhi
timbulnya hemorrhoid.

2.

Diare

Mengedan saat BAB,

Konstipasi,

Kehamilan/riwayat melahirkan

Tumor rectum

Obesitas

Tanda Gejala
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah :
1. Bengkak (bendungan) di dalam atau diluar rectum.
2. Nyeri.
3. Gatal daerah rectum.
4. Gangguan mukosa rectum.
5. Perdarahan pada saat BAB

C. Klasifikasi
Hemorroid dibedakan menjadi dua yaitu :
Hemorroid Intern adalah Vena yang berdilatasi pada pleksus vena hemoroidalis
superior dan media atau hemoroid yang terjadi atas sfingter anal. Hemorroid
intern ini dibagi menjadi 4 tingkat yaitu :
- Tingkat I : varises satu atau lebih V. hemoroidales interna dengan gejala
perdarahanberwarna merah segar pada saat buang air besar.
- Tingkat II : varises dari satu atau lebih v. hemoroidales interna yang keluar
dari dubur pada saat defekasi tetapi masih dapat kembali dengan sendirinya.
- Tingkat III : seperti tingkst II tetapi tidak dapat masuk spontan, harus
didorong kembali.
- Tingkat IV : telah terjadi inkarserasi

|LP Hemorroid By Wiedya / 2

Hemorroid

ektern yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus

Hemorroid inferior terdapat disebelah distal garis mukokutandidalam jaringan


dibawah epitel anus atau Hemorroid yang muncul di luar sfingter anus.

D. Patofisiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik
dari vena hemoroidalis. Kantung-kantung vena yang melebar menonjol ke dalam
saluran anus dan rektum terjadi trombosis, ulserasi, perdarahan dan nyeri.
Perdarahan umumnya terjadi akibat trauma oleh feses yang keras. Darah yang
keluar berwarna merah segar meskipun berasal dari vena karena kaya akan asam.
Nyeri yang timbul akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.
Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Trombosis ini akan
mengakibatkan iskemi pada daerah tersebut dan nekrosis.
Hemorrhoid interna:
Sumbatan aliran darah system porta menyebabkan timbulnya hipertensi portal dan
terbentuk kolateral pada vena hemorroidalis superior dan medius. Selain itu
Sistem vena portal tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.
Hemorrid eksterna:
Robeknya vena hemorroidalis inferior membentuk hematoma di kulit yang
berwarna kebiruan, kenyal-keras,dan nyeri. Bentuk ini sering nyeri dan gatal
karena ujung-ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri

E. Manifestasi klinik
Gejala utama berupa :
Perdarahan melalui anus yanng berupa darah segar tanpa rasa nyeri
Prolaps yang berasal dari tonjolan Hemorroid sesuai gradasinya.
Gejala lain yang mengikuti :
Nyeri sebagai akibat adanya infeksi sekunder atau trombus.
Iritasi kronis sekitar anus oleh karena anus selalu basah.
Anemia yang menyertai perdarahan kronis yang terjadi

|LP Hemorroid By Wiedya / 3

F.

Pemeriksaan dan diagnosis


a. Anamnesa : BAB diselimuti darah segar atau menetes darah segar sehabis
BAB.
b.

Fisik : Kemungkinan tidak ditemui kelainan pada pemeriksaan luar,


kadang-kadang didapatkan anemia.

c. Colok dubur : Tidak didapatkan rasa nyeri, tidak teraba tumor. Colok dubur
harus dilakukan untuk mendapatkan kelainan lain.
d. Proktoskopi : ditentukan lokal dan gradasi hemoroid interna yang
selanjutnya digunakan untuk menentukan cara pengobatannya.

G.

Diagnosis Banding
Pada penderita dewasa harus di diagnosa banding :
~

Karsinoma rektum

Karsinoma anus

Fisura ani

Amubiasis

Polip rektum

Pada penderita anak harus di-diagnosa banding :


~

Polip rektum

Invaginasi

Fisura ani

H. Komplikasi
Perdarahan
Trombosis
Prolaps

I. Penatalaksanaan
Hemorroid interna diterapi sesuai dengan Tingkatnya, Hemorroid eksterna selalu
dengan operasi. Konservatif indikasi untuk tingkt 1-2, < 6 jam, belum terbentuk
trombus. Operatif indikasi untuk tingkat 3-4, perdarahan dan nyeri.

|LP Hemorroid By Wiedya / 4

1. Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:


a. Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama
defekasi.
b. Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu
dengan menggunakan laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat
melewati usus.
c. Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk
dengan salep, supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch
hazel) dan tirah baring.
2. Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:
a. Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik
terbaru untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
b. Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.
3. Tindakan bedah konservatif hemorrhoid internal
Adalah prosedur ligasi pita karet. Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan
bagian proksimal diatas garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet
kecil kemudian diselipkan diatas hemorrhoid. Bagian distal jaringan pada pita
karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari danm dilepas. Terjadi fibrosis
yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot dasar.
Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain
merasakan tindakan ini menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid
sekunder dan infeksi perianal.
4. Hemoroidectomy kriosirurgi
Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan
jaringan hemorroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun
hal ini kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak digunakan dengan luas
karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau angat menyengat dan luka
yang ditimbulkan lama sembuh.

|LP Hemorroid By Wiedya / 5

5. Laser Nd: YAG


Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal. Tindakan ini cepat dan
kurang menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi
pada periode paska operatif.
6. Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas,
yang harus diatasi dengan bedah lebih luas.
7. Hemorroidectomy atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat
semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selama pembedahan,
sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital dan hemorroid diangkat
dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah
prosedur operasi selesai, selang kecil dimasukkan melalui sfingter untuk
memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa
Oxigel dapat diberikan diatas luka kanal

J. Perawatan pre dan post operasi


Pre operasi
Pasien mungkin diberikan laxatif dan diberi dorongann untuk memakan diet
penuh dan normal hingga beberapa jam sebelum anattesi lokal dilakukan.
Obat pelembek feses sering diberikan untuk memudahkan pengeluaran feses
melalui rektum pasa masa post operatif dan laxatif besar mungkin diberikan
untuk meningkatkan jumlah kotoran yang keluar. Enema mungkin di minta,
dilakukan 1-2 jam sebelum pembedahan.

Post operasi
Pembedahan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Rasa nyeri yang
merupakan akibat spasme rektal dapat menghambat buang air kecil dan
defikasi. Rasa nyeri dapat diminimalkan dengan penggunaan analgetik,
sitbath, dan pelembek feses. Selama 12 jam pertama setelah pembedahan
perdarahan merupakan hal yang mungkin terjadi. Darah dapat terkumpul
didalam lubang anal dan tidak dikeluarkan, untuk itu tanda-tanda lain dari
perdarahan harus di monitor (TTV, tidak dapt beristirahat dan haus). Pada

|LP Hemorroid By Wiedya / 6

periode ini sitbath di hindari karena penghangatan akan menambahkan


perdarahan lebih lanjut dengan melebarkan pembuluh darah.
Peningkatan rasa nyaman :
-

Bantu pasien untuk tidur dengan posisi yang nyaman, tidur miring sering
menjadi pilihan.

Gunakan ganjalan pengapung dibawah bokong waktu duduk.

Berikan obat-obat analgesik selama 24 jan pertama.

Gunakan pemanasan basah setelah 12 jam pertama : kompres rektal atau


sit bath dilakukan 3-4 kaali/hari.

Peningkatan eliminasi
-

Berikan pelembek feses sesui resep

Berikan analgetik jika mungkin, menjelang air besar pertama.

Jika diminta untuk enema, gunkan kateter yang diberi pelumas dengan
baik atau tube rektal yang kecil

Pendidikan pada pasien :


-

Lakukan sitbath setiap kali setelah BAB paling kurang 1-2 minggu setelah
operasi.

- Makan diet berserat yang adekuat, minum paling sedikit 2000 ml cairan
dan berolah raga ringan.
- Pelembek feses mungkin dibutuhkan setiap hari atau setiap beberapa hari
hingga penyembuhan sempurna.
-

Laporkan gejala-gejala : perdarahan rektal, nyeri terus menerus waktu


defikasi, drainasse yang supuratif.

K. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur)
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal
tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan
biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila
hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan

|LP Hemorroid By Wiedya / 7

fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan
colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
2.

Anoskopy atau kolonoskopy


Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak
menonjol keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat
kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya
dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan
penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai
struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita
diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan
penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya,
letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan
tumor ganas harus diperhatikan.

3. Laboratorium :
- Eritrosit
- Leukosit
- Hb

|LP Hemorroid By Wiedya / 8

L. Pathway
Pre operasi
Mengedan saat BAB, Konstipasi, kehamilan/riwayat melahirkan,tumor rectum, obesitas,

Tekanan periver meningkat dan pelebaran vena hemoroidalis atau anus (varises)

HEMOROID

Interna

DRJ I

DRJ II

Intake serat adekuat

Sembuh

Intake serat tidak adekuat

Konstipasi

Adanya gesekan

eksterna

DRJ III

DRJ IV

Akut

Prolap pembuluh darah

Peningkatan tekanan pada kepiler

Dilatasi pembuluh darah

Rubor+kalor

Inflamasi atau peradangan

Feses yg keras
Diskontinuitas jaringan

Keluar darah

Resiko Perdarahan

Sianosis pada sel

Pelepasan mediator kimia

|LP Hemorroid By Wiedya / 9

kronik

(bradikinin,histamine,serotonin,prostaglandin)

Merangsang ujung saraf perifer

Menghantarkan rangsa ke kortex serebri (nyeri

Nyeri

dipersepsikan)

Pathway post operasi


HEMOROID

DJR

III-IV

Kronik

HEMOROIDEKTOMI

Eksisi prolapus anus

Port de entry

Bakteri/kuman mudah

nyeri

Gerakan terbatas

Masuk

Defisit perawatan diri


Resiko Infeksi

|LP Hemorroid By Wiedya / 10

M. Diagnosa keperawatan
1.

Cemas / takut b/ d lingkungan baru, jauh dari orang yang disayangi,


kurang pengetahuan terhadap tindakan yang akan dilakukan.

2.

Gangguan rasa nyaman nyeri b/ d organ saraf terputus.

3.

Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d kesadaran menurun akibat anastesi.

4.

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra


operasi.

|LP Hemorroid By Wiedya / 11

N. Intervensi
Diagnosa

Tujuan

PRE OP

Setelah diberi penjelasan

Cemas

b/d tentang prosedur operasi dan

penurunan fungsi suport mentral dengan KH :


kognitif

dan - Pasien mengungkapkan

kurangnya

kondisinya

pengetahuan

- Ekspresi wajah pasien

terhadap

tidak tampak gelisah.

penyakitnya.

- Klien mau bertanya tentang


tindakan yang akan
dilakukan.

Intervensi

Rasional

- beri penjelasan tentang

Agar pasien

prosedur yang akan dilakukan

jelas dengan

pada klien

prosedur apa

- Orientasikan klien pada

yang

lingkungan yang baru

dilakukan

- Anjurkan klien untuk berdoa

Mengurangi

- Beri waktu klien untuk

rasa cemas

bertanya

pada pasien

- Beri motivasi klien tentang prosedur tindakan

- Dorong klien untuk


mengungkapkan perasaannya
- Kaji TTV
POST OP
Gangguan
nyaman

rasa Rasa nyeri berkurang setelah


nyeri dilakukan tindakan

- Teliti keluhan nyeri, catat

Agar dapat

intensitasnya, lokasinya dan

diketahui

lamanya

skala nyerinya

berhubungan

keperawatan selama 1 x 15

dengan

menit dengan KH

- Atur posisi senyaman

pada derajat I-

terputusnya

- pasien mengatakan nyeri

mungkin

IV, supaya

- Ajarkan managemen

pasien tidak

relaksasi

tegang dan

- Monitor TTV

timbul cemas

jaringan

saraf

perifer

berkurang.
- Pasien menunjukan skala
nyeri pada angka 3.

POST OP

- Ekspresi wajah klien rileks. - Kolaborasi pemberian obat

Resiko injuri

Meminimalkan penyebab

(jatuh dari bed) b/

injuri dengan melakukan

d kesadaran

tindakan 1x 15 menit, KH :

menurun akibat

- Klien tidak jatuh dari bed

anastesi

- Klien dalam posisi yang

analgetik

Untuk

- Memberi bed tambahan


dikanan dan kiri klien

kenyamanan
pasien

- Pantau posisi klien

nyaman

|LP Hemorroid By Wiedya / 12

INTRA OP

Volume cairan dalam tubuh

Gangguan

seimbang setelah dilakukan

- Memantau TTV

keseimbangan

1 x 10 menit dengan KH :

- Memantau intake dan output

cairan dan

- TTV dalam batas normal :

elektrolit b/d

TD : 120/80 mmHg

perdarahan intra

N : 80x/ menit

operasi

S : 35,4 C

cairan

Mengetahui
cairan intek
maupun

- Memantau integritas cairan

output apakah
seimbang atau
tidak.

R : 20 x/ menit
- Integritas kulit baik
- Seimbang antara input dan
out put

|LP Hemorroid By Wiedya / 13

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan,


(Edisi III), EGC, Jakarta
Mansjoer, A, Suprohaita, Wardhani, W., I & Setiowulan, W (ed). (2000). Kapitas
Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Media
Aesculapius
Price, S., A & Wilson, I.,M. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Ed: ke-6 Jakarta: EGC.
Long, Barabara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah 2. Jakarta: EGC

Priharjo, Robert. (1996). Pengkajian fisik Keperawatan. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajaran Keperawatan Medikal
Bedah Bruner & Suddarth

|LP Hemorroid By Wiedya / 14

Anda mungkin juga menyukai