Anda di halaman 1dari 2

Vulvovaginitis

Definisi dan etiologi


Vulvovaginitis adalah peradangan pada daerah vulva dan vagina yang terutama dise
babkan oleh infeksi bakteri, jamur atau parasit, yang terutama terbagi dalam 3 k
elompok besar yaitu bakterial vaginosis, vulvovaginitis candidiasis dan trikomon
iasis (Eckert, 2006).
Epidemiologi
Prevalensi dan penyebab vaginitis kerap tidak diketahui, hal ini sering dikarena
kan hanya di diagnosis sendiri dan kemudian diterapi sendiri oleh pasien. Vulvov
aginitis sebagian besar asimptomatik, penyebabnya lebih dari 1, dan berhubungan
dengan faktor seksual. Di India diperkirakan 5% dari 40 juta infeksi menular sek
sual baru per tahun. Di Amerika serikat, bakterial vaginosis adalah penyebab uta
ma vulvovaginitis, sebesar 40-50% mengenai wanita pada usia pertumbuhan dan bias
anya asimtomatik (Eckert, 2006).
Patogenesis
Daerah vulvovagina memiliki flora normal yang akan menjaga agar pH vagina normal
tetap terjaga antara 3,8-4,5. Flora normal yang predominan adalah Lactobacillus
sp. Yang menjaga kestabilan pH dengan memproduksi asam laktat dan menghambat pe
nempelan bakteri pada sel epitel vagina. Sekitar 60% golongan laktobasilus pada
vagina memproduksi hidrogen peroksida yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
dan menghancurkan virus HIV secara in vitro. Estrogen memperbaiki kolonisasi lak
tobasilus dengan meningkatkan glikogen yang diproduksi sel epitelial vagina, yan
g memecah menjadi glukosa dan bertindak sebagai substrat untuk bakteri. Bakteri
lain yang juga flora normal di daerah vulvovaginal adalah golongan streptokokus,
bakteri gram negatif, Gardnerella vaginalis, dan bakteri anaerobs. Candida albi
cans juga ditemukan sebagai flora normal komensal dengan jumlah 10-25% pada wani
ta yang asimtomatik (Eckert, 2006).
Variabel yang dapat mengganggu kestabilan flora normal pada daerah vulvovaginal
adalah menstruasi, aktivitas seksual, penggunaan spermisida, hubungan seksual me
lalui vagina dan tidak menggunakan kondom (Nyirjesy, 2008).
Gejala Klinis
Pada beberapa penelitian, gejala seperti pruritus dan karakteristik cairan vagin
a tidak dapat secara tepat memprediksi penyebab vaginitis akut, jumlah dan warna
dari cairan vagina merupakan alat yang paling mungkin memprediksi penyebab vulv
ovaginitis. Gejala yang dikeluhkan secara umum adalah rasa gatal, rasa panas, pr
uritus, nyeri, disuria, dispareunia, malodorous, dan perubahan sekret vagina (Ec
kert, 2006).
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan fisis harus dilakukan secara seksama dengan inspeksi pada genitalia
eksterna, dinding vagina dan serviks. Ada beberapa keterbatasan jika hanya dari
pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis, namun perlu di ingat jika adanya f
isura atau ekskoriasi pada genitalia eksterna terjadi pada seperempat lebih kasu
s vulvovaginitis akibat candida tapi biasanya tidak didapatkan pada bakterial va
ginosis atau trikomoniasis. Tanda kemerahan pada serviks yang sering disebut str
awberry cervix, berhubungan dengan trikomoniasis, namun jarang terjadi (2-5% dar
i kasus) (Eckert, 2006). Tabel 1. Menunjukkan beberapa gejala dan pemeriksaan ya
ng ditemukan pada vulvovaginitis akut.
Tabel 1. Tipe Vulvovaginitis
No.
Kondisi Gejala dan Tanda
Temuan pada Pemeriksaan Fisik pH
Pemeriksaan Wet Mount Keterangan
1
Bakterial vaginosis
Duh vagina banyak (putih dan tipis), semakin ber
bau
Keluarnya cairan dari vagina yang berwarna putih keabuan homogen dan tip
is
>4,5
Clue cells (>20%) Pergeseran flora, bau amis setelah ditambahkan
kalium hidroksida pada wet mount
Laktobasilus banyak berkurang, jumlah ko
kus, basilus, dan kuman batang dengan lekukan kecil meningkat

2
Kandidiasis
Duh vagina banyak (putih, tebal) gatal, disuria, terbaka
r
Keputihan tebal dan seperti keju eritema vagina <4,5
Hifa atau spora
Dapat bercampur dengan infeksi BV, T. Vaginalis, atau keduanya dan mempunyai pH
yang lebih tinggi
3
Trikomoniasis Duh tubuh meningkat (kekuningan dan kental), semakin ber
bau, gatal, disuria
Keputihan yang kental dan kekuningan dengan atau tanpa e
ritema vaginal atau servikal
>4,5
Trikomonas yang bergerak, meningkatnya s
el putih (white cells) Gejala lebih nyata pada pH vagina yang lebih tinggi.
Dapus:
1.
Eckert LO, et al. Acute Vulvovaginitis, N Engl J Med 355. 2006; 12: 1244
-52.
2.
Nyirjesy P. Chronic Vulvovaginal Candidiasis, American Family Physician.
2001; Volume 63, Number 4, p697-702.

Anda mungkin juga menyukai